MODUL PERKULIAHAN
F021700006 –
FISIKA DASAR
GERAK (LANJUTAN)
Abstrak Sub-CPMK
Gerak peluru adalah gerak yang lintasanya berbentuk parabola atau melengkung. Lintasan
yang melengkung ini disebabkan adanya perpaduan antara gerak lurus beraturan (GLB)
pada arah horizontal dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) pada arah vertikal. Gerak
peluru dikenal juga sebagai gerak parabola.
Benda-benda yang melakukan gerakan peluru dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal dengan sudut tetap
terhadap garis horisontal, sebagaimana tampak pada gambar di bawah .
Contoh: gerakan bola yang ditendang oleh pemain sepak bola, gerakan bola basket yang
dilemparkan ke dalam keranjang, gerakan bola tenis, gerakan bola volly.
2. gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal pada ketinggian
tertentu dengan arah sejajar horisontal, sebagaimana tampak pada gambar di bawah:
Contoh: gerakan bom yang dijatuhkan dari pesawat atau benda yang dilemparkan ke
bawah dari ketinggian tertentu.
3. gerakan benda berbentuk parabola ketika diberikan kecepatan awal dari ketinggian
tertentu dengan sudut teta terhadap garis horisontal, sebagaimana tampak pada gambar di
bawah.
Jika bola dilemparkan dengan kecepatan awal vo dan sudut elevasi θ maka kecepatannya
dapat diproyeksikan ke arah mendatar (sumbu X) dan arah vertikal (sumbu Y).
Gerak yang dialami benda merupakan gerak lurus beraturan (GLB) dan tidak dipengaruhi
oleh gaya gravitasi sehingga tidak mengalami percepatan secara horisontal ( ax = 0 ).
Artinya, komponen kecepatan horizontalnya vx selalu konstan dalam selang waktu t, maka:
Kecepatan awal secara horisontal adalah:
vox = vo cos θ
vx = vox = vo cos θ
x = vx . t
= vo cos θ . t
Gerak yang dialami benda merupakan gerak lurus berubah beraturan (GLBB ) dan
dipengaruhi oleh gaya gravitasi sehingga gerak benda mengalami perlambatan ( ay = - g =
- 10 m/s2 ), Artinya, komponen kecepatan vertikalnya vy selalu berubah dalam selang waktu
t, maka :
voy = vo sin θ
vy = voy − g t
= vo sin θ – g t
y = voy t − ½ g t2
= vo sin θ . t – ½ g t2
Bola dilemparkan dengan besar kecepatan awal 25 m/s dari tanah dan sudut elevasinya
37o . Percepatan gravitasi g = 10 m/s2.
Tentukan:
Penyelesaian:
vo = 25 m/s
θ = 37o
g = 10 m/s2
Pertama kita hitung dulu kecepatan awal pada arah horisontal dan vertikal:
vox = vo cos θ
= 25 cos 37o
= 25 . (0,8)
= 20 m/s
voy = vo sin θ
= 25 sin 37o
= 25 . (0,6)
= 15 m/s
vx = vox = 20 m/s
Nilai x:
x = vx t
= 20 . 2
= 40 m
Nilai y:
y = voy t − g t2
= 15 . 2 − ½ . 10 (2)2
= 30 – 5 (4)
= 10 m
TITIK TERTINGGI
VB = Vx
Vy = 0
vy = vo sin θ – g t
0 = vo sin θ – g t
g t = vo sin θ
Dimana :
θ = sudut elevasi
Contoh soal:
b. Ketinggian maksimumnya.
Penyelesaian:
vo = 50 m/s
θ = 30o
g = 10 m/s
TITIK TERJAUH
y = vo sin θ t − ½ g t 2
0 = vo sin θ t − ½ g t 2
½ g t2 = vo sin θ . t
½ g t = vo sin θ
Contoh soal:
Sebutir peluru ditembakkan dari senapan dengan kecepatan awal 100 m/s. Sudut elevasi
saat itu sebesar 15o. Percepatan gravitasi g = 10 m/s2. Hitunglah :
a. Waktu yang diperlukan untuk mencapai titik terjauh,
Penyelesaian:
vo = 100 m/s
θ = 15o
g = 10 m/s
Gerak melingkar beraturan adalah gerak yang lintasannya berbentuk lingkaran dengan laju
konstan dan arah kecepatan tegak lurus terhadap arah percepatan. Arah kecepatan terus
berubah sementara benda bergerak dalam lingkaran tersebut, tampak seperti pada
gambar. Oleh karena percepatan didefinisikan sebagai besar perubahan kecepatan,
perubahan rah kecepatan menyebabkan percepatan
Sebuah benda yang bergerak melingkar baik gerak melingkar beraturan ataupun yang tidak
beraturan, geraknya akan selalu berulang pada suatu saat tertentu. Banyaknya putaran
setiap waktu disebut frekuensi (f) sedangkan lama waktu untuk melakukan satu putaran
disebut periode (T).
Dimana:
f : frekuensi (hertz)
n : jumlah putaran
T : periode (sekon)
Jari-jari (r) adalah jarak titik partikel terhadap pusat lingkaran atau pusat rotasi yang
besarnya tetap. Posisi partikel yang sedang bergerak melingkar dapat dinyatakan dengan
koordinat polar yaitu representasi antara jari-jari dan sudut sebagai berikut:
𝑟⃗ = f (r,)
Dimana:
𝒓⃗⃗ = posisi partikel yang sedang melakukan gerak melingkar (meter, radian),
r = jari-jari yaitu jarak titik partikel terhadap pusat lingkaran (meter), dan
Posisi partikel juga dapat dinyatakan dengan fungsi sudut terhadap waktu disebut Posisi
sudut, yaitu:
(t) = .t
Dimana:
(t) = besar sudut tempuh benda (rad)
Panjang lintasan benda yang bergerak melingkar dapat ditentukan dengan mengalikan
besar sudut tempuh () dengan jari-jari lingkaran, yaitu:
S=r
Dimana:
Dimana:
𝜔⃗⃗⃗ = Kecepatan sudut (rad/s),
Kecepatan sudut rata-rata (𝜔⃗⃗̅ ) diperoleh dari selisih posisi sudut dibagi selisih waktunya,
yaitu:
Dimana:
Kecepatan sudut sesaat (𝜔⃗⃗⃗ ) diperoleh dari turunan posisi sudut terhadap waktu, yaitu:
Dalam gerak melingkar beraturan kecepatan sudut benda tetap (nilai dan arahnya tetap)
maka baik kecepataan sesaat maupun rata-ratanya akan bernilai sama. Sedangkan untuk
kecepatan linier nilainya tetap tetapi arahnya selalu berubah. Kecepatan sudut ini sering
disebut juga frekuensi sudut karena dapat diperoleh dari frekuensi, yaitu:
Dari gambar diatas, percepatan 𝑎 merupakan percepatan total sebagai akibat dari resultan
yang terjadi antara percepatan sentripetal (𝒂𝒔⃗⃗) dan percepatan tangensial (𝒂𝑻⃗⃗).
Roda-roda terhubung
Gerak melingkar dapat dipindahkan dari sebuah benda berbentuk lingkaran ke benda lain
yang juga berbentuk lingkaran, misalnya antara gir dengan roda pada sepeda. Hubungan
𝝎𝟏 = 𝝎𝟐
Dimana:
v1 = kecepatan linier roda 1 (m/s)
Seperti pada pembahasan gerak lurus, pada gerak melingkar juga dikenal gerak melingkar
berubah beraturan (GMBB). Jika perubahan percepatan searah dengan kecepatan, maka
kecepatannya akan meningkat. Jika perubahan percepatannya berlawanan arah dengan
kecepatan, maka kecepatannya menurun.
Pada gerak melingkar beraturan (GMB), walaupun ada percepatan sentripetal, kecepatan
linearnya tidak berubah. Mengapa? Karena percepatan sentripetal tidak berfungsi untuk
mengubah kecepatan linear, tetapi untuk mengubah arah gerak partikel sehingga
lintasannya berbentuk lingkaran. Pada gerak melingkar berubah beraturan (GMBB),
kecepatan linear dapat berubah secara beraturan. Hal ini menunjukkan adanya besaran
yang berfungsi untuk mengubah kecepatan. Besaran tersebut adalah percepatan
tangensial (at), yang arahnya dapat sama atau berlawanan dengan arah
kecepatan linear. Percepatan tangensial didapat dari percepatan sudut
() dikalikan dengan jari-jari lingkaran ( r).
At = .r
Sedangkan arah percepatan total terhadap arah radial, yaitu dapat dihitung dengan
perbandingan tangen.
Halliday, Resnick, Walker, Fisika Dasar Edisi Ketujuh Jilid 1, Terjemahan, Erlangga,
Jakarta, 2010
Tipler, Fisika untuk Sains dan Teknk Jiid 1, Terjemahan, Erlangga, Jakarta, 1998
Ir. Sutarno, Fisika untuk Universitas, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2013
Drs. Tarsisius Sarkin, M.Ed., Ph.D., Modul belajar Mandiri, PPPK