A. Besaran
B.Satuan
C. Kinematika Partikel
A.
No
Besaran
Pokok
Panjang
Massa
3
4
5
6
7
8
9
Waktu
Arus
Listrik
Suhu
Intensitas
Cahaya
Jumlah zat
Besaran
vektor
adalah
besaran
yang
mempunyai nilai dan arah, misalnya :
perpindahan,kecepatan,percepatan,gaya
,
momentum , medan gravitasi dan medan
listrik.
Dimens
i
meter (m)
kilogram
(kg)
ampere (A)
kelvin (K)
candle (Cd)
mole
radian (rad)
Sudut
ruang
steradian
(sterad)
Fy
sekon (s)
Sudut
bidang
Fx
Fx2 Fy2
Besar vektor F :
F=
Arah vektor :
= arc tan
Fy
Fx
C. Gerak lurus
A. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
kecepatan tetap
percepatan nol
s = v.t
Besaran Turunan
Besarab turunan adalah besaran-besaran yang
diturunkan dari satu besaran atau lebih,
misalnya : gaya,kecepatan ,percepatan , daya ,
tekanan dan energi.
B.
Besaran vektor
s = perpindahan
v = kecepatan
t = waktu
Besaran skalar
43
(D) massa
(E) volume
B. Gerak Lurus Berubah Braturan (GLBB)
5.
6.
percepatan tetap
kecepatan berubah-ubah
s = vo.t +
1 2
a.t
2
v = v0 + a.t
2
v = vo + 2a.s
s = perpindahan
v = kecepatan
a = percepatan
t
7.
2.
(A)
ML T
(B)
ML T
(C)
ML T
(D)
ML T
(E)
MLT
2 -2
2 -3
2 3
-2
2 2
9.
3.
4.
36
(B)
(C)
(D)
(E)
2000 m
2450 m
3000 m
4000 m
(D)
(E)
40 m
80 m
(D)
(D)
60
(E)
75
15
(B)
30
(C)
45
(B)
(E)
v
t
(B)
3 : 2
(C) 2 3 : 3
(D)
(E)
t
v
3 : 2
3 : 4
(C)
v
t
43
A. Hukum Newton
B.Momentum
C. Impuls
D. Tumbukan
A.
Hukum Newton
A. Hukum I Newton
I =F.t = p=m v2 - v1
Jika suatu benda tidak dipengaruhi oleh gayagaya luar ,maka benda itu akan berada dalam
keadaan diam atau bergerak lurus beraturan.
F
I
= gaya impulsif
= Impuls
t = selang waktu
p = perubahan momentum
v1 = kecepatan pada saat t1
v2 = kecepatan pada saat t2
F =0
B. Hukum II Newton
F
Percepatan yang timbul pada suatu benda
akibat pengaruh gaya luar adalah sebanding
dengan gaya tersebut dan berbanding terbalik
dengan massanya.
a=
F
m
B.
Momentum
Momentum didefinisikan sebagai perkalian massa
dengan kecepatan benda yang bergerak.
timpul
s
t1
D.
t2
Tumbukan
A. Hukum Kekekalan Momentum
Jika tidak ada gaya eksternal yang bekerja
pada suatu benda maka momentum benda
tersebut adalah tetap.
,
,
m1.v1 +m2.v2 =m1.v1 +m2.v2
dan
sesedah
p = m. v
p = momentum (kg.m.s-1)
m = massa (kg)
v = kecepatan ( m.s-1)
C.
Impuls
v
e=v
,
2
- v1,
- v1
36
3.
4.
1.
-2
0
1
2
6
18
II
t(sekon)
2.
-1
3.
4.
1.
SPMB 2004
-2
7.
SIPENMARU 1985
43
-2
Q
Bila P dan Q pada sistem di atas dalam keadaan
bergerak , maka
(A) kecepatan P = kecepatan Q
(B) percepatan P = percepatan Q
(C) percepatan P = 2 x percepatan Q
(D) percepatan P = 3 x percepatan Q
(E) kecepatan P = 4 x kecepatan Q
Ditentukan : mA = 4 kg dan mB = 5 kg , g = 10 ms .
Koefisien gesekan statis antara benda A dengan C
adalah 0,3 dan antara benda A dengan meja 0,2 ( lihat
gambar ). Sistem tidak bergerak. Pernyataan di
bawah ini yang benar adalah.
1. gaya gesekan antara a dan c adalah nol
2. tegangan tali 50 N
3. massa minimum benda C adalah 21 kg
4. gaya gesekan antara A dan meja adalah 50 N.
Pernyataan yang benar adalah
(A)
1, 2, dan 3
(B)
1 dan 3
(C)
2 dan 4
(D)
4 saja
(E)
1, 2, 3, dan 4
11. UMPTN 1992 / Rayon A
Seseorang dengan massa 60 kg berada dalam lift
yang sedang bergerak ke bawah dengan percepatan 3
-1
8.
-2
, maka
(D)
(E)
7,50
10,0
C
A
Meja
orang
13. PP I 1981
Gaya gesekan pada benda yang bergerak di atas
permukaan benda lain dapat dikurangi dengan
mengurangi luas permukaan kontak antara kedua
benda
SEBAB
Pengurangan luas akan mengurangi tekanan suatu
benda pada benda lain
14. UMPTN 2001 / Rayon B
Balok 1 kg ikut bergerak melingkar pada dinding
sebelah dalam pada sebuah tong yang berputar
dengan koefisien gesekan statis 0,4. Jari-jari tong 1
m,kelajuan minimal balok terhadap tong agar tidak
jatuh adalahms-1.
(A) 0,4
(B) 4
(C) 5
(D) 8
(E) 25
15. QUANTUM LEARNING
Sebuah benda sedang meluncur pada suatu bidang
miring dengan kecepatan konstan . Ini berarti
(A) Bidang itu merupakan bidang licin sempurna
36
maka
-2
-1
12.
F(N)
4
12
t(s)
-1
ms
(A)
(B)
(C)
5
10
15
(D)
(E)
20
25
-2
43
A. Usaha
B.Energi
A. Usaha
Sebuah gaya dapat dinyatakan melakukan usaha,
apabila gaya tersebut dapat menyebabkan suatu
benda berpindah.
3.
W = r . F = r F sin
EP
W = usaha (J)
r = perpindahan (m)
F = gaya (N)
= sudut antara r dan F (rad)
G.M .m
r
F
Luas= usaha
+
r
4.
Luas= usaha -
EP
B. Energi
1.
1
k .x 2
2
Energi Kinetik
Ek
1
m.v 2
2
Energi Potensial
W = r . F = r F cos = EK= - EP
C.
Daya
W
= F.v
t
36
6.
P
W
t
= daya (watt)
= usaha (joule)
= waktu(s)
10
F(N)
t(s)
O
2
1.
2.
3.
(E) (A/B)
SPMB 2004
(D) (B/A)
4.
5.
SIPENMARU 1989
8.
9.
Dua buah benda A dan B yang bermassa masingmasing m jatuh bebas dari ketinggian h meter dan 2h
meter. Jika A menyentuh tanah dengan kecepatan v
ms-1, maka benda B akan menyentuh tanah dengan
energi kinetic sebesar
43
(A)
(B)
(C)
(D)
(E)
(D) 75
(E) 300
3 2
mv
2
mv 2
3 2
mv
4
1 2
mv
2
1 2
mv
4
(A) 1,25 x 10 J
4
(B) 2,50 x 10 J
5
(C) 2,00 x 10 J
5
(D) 6,25 x 10 J
(B)
(C)
mv
P
P
mv
2P
mv 2
(D)
(E)
mv 2
2P
mv 2
P
(E) 4,00 x 10 J
F(N)
4
12
t(s)
-1
20
25
36
A. Gerak Melingkar
B.Gaya Grafitasi
A.
Gerak Melingkar
= 2f =
f
T
R
= frekuensi (Hz)
= periode (s)
= jari-jari lintasan (m)
2
= kecepatan anguler
T
FSP
R
v
Gaya sentripetal :
FSP = m.aSP = m.2.R = m
FSP
aSP
m
v2
R
1
=o .t+ .t2
2
43
=o +.t
2 =2o +2..
= sudut (rad)
o = kecepatan anguler awal
t = kecepatan anguler akhir
= percepatan sudut
t = waktu
2.
3.
4.
5.
6.
7.
D
TD =m.g- m
mg
o
TC =m
mg
TB =m
mg
mg
v2
R
v2
R
v2
+m.g.cos
R
TD =m.g+m
v2
R
B. Gravitasi
B.
Gaya gravitasi
m1
F12
m2
F21
F12 =F21 =G
m1.m2
r2
gP
gP = G
M
r2
1.
36
(B)
(C)
8.
9.
ab2 kali
a/b kali
(E)
(ab)1 kali
4 2 km/s
(D)
10
(B)
(E)
12
(C)
2 km/s
2 km/s
2 km/s
2 km/s
MR
(B)
(C)
(D)
(E)
43
19. PP I 1981
Sebuah benda yang bergerak melingkar beraturan
ada dalam keadaan seimbang.
SEBAB
Sebuah benda diam atau bergerak dengan kecepatan
tetap ada dalam keadaan seimbang.
20. UMPTN 1997 Rayon A
Sebuah bola bermassa 0,2 kg diikat dengan tali
sepanjang 0,5 m kemudian diputar sehingga
melakukan gerak melingkar beraturan dalam bidang
vertical. Jika pada saat mencapai titik terendah
kelajuan bola adalah 5 ms-1, maka tegangan talinya
pada saat itu besarnyaN
(A) 2
(B) 8
(C) 10
(D) 12
(E) 18
21. PP I 1979
Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat
dengan tali berputar dalam satu bidang
vertikal.Lintasan dalam bidang itu adalah suatu
lingkaran dengan jari-jari 1,5 m. Jika kecepatan sudut
tetap 2 rad/s, dan g = 10 m/s 2, maka tegangan tali
pada saat benda itu ada pada titik terendah adalah
N
(A) 30
(B) 40
(C) 50
(D) 70
(E) 80
22. UMPTN 1994 Rayon A
Sebuah benda bermassa m diikatkan di ujung seutas
tali, lalu diayunkan di bidang vertikal. g =
percepatan gravitasi. Agar benda dapat melakukan
gerak melingkar penuh, maka di titik terendah gaya
sentripetal minimumnya haruslah.
(A) 5 mg
(B) 4 mg
(C) 3 mg
(D) 2 mg
(E) 1 mg
23. UMPTN 1990 Rayon C
Bila perbandingan jari-jari sebuah planet (Rp) dan
jari-jari bumi (Rb) 2 : 1, sedangkan massa planet
(Mp) dan massa bumi (Mb) berbanding 10 : 1, maka
orang yang beratnya di bumi 100 N, di planet
menjadiN
(A) 100
(B) 200
(C) 250
(D) 400
(E) 500
24. Suatu planet X mempunyai massa a kali massa bumi
dan jari-jari b kali jari-jari bumi. Berat suatu benda di
planet tadi dibandingkan dengan beratnya di bumi
menjadi.
(A) ab kali
(B) ab kali
(C) a/b kali
2 km/s
2 km/s
(C) 8
(D) 10
2 km/s
(E) 12 2 km/s
(C) M R
27. UMPTN 1998 Rayon B
Sebuah benda berotasi mengelilingi suatu sumbu
dengan persamaan posisi sudut =2t +3 (dalam
radian) dan t dalam sekon.Dari persamaa tersebut
dapat dinyatakan bahwa :
1.
pada saat t = 0 posisi sudut =3 rad
2.
kecepatan sudut benda tetap
3.
percepatan sudut benda nol
5. kelajuan linier benda 2 m/s
Pernyataan yang benar adalah
(A)
1, 2, dan 3
(D)
4 saja
(B)
1 dan 3
(E)
1, 2, 3, dan 4
(C)
2 dan 4
28. SPMB 2004 Kode 550 Nomor 1
Suatu batang tipis dengan panjang L dan massa m
dapat berputar pada sumbu yang terletak di ujung
batang .Pada awalnya batang berada pada posisi
horizontal dan kemudian dilepas pada saat batang
membuat sudut dengn arah vertikal, percepatan
sudut rotasi batang adalah.
(A) g/L
(D)
3 g cos /2 L
(B) 3 g sin /2 L
(E)
6 g/L sin
36
O R
1.
2.
A
o
3.
A.
Momen Gaya
=r x F =r F sin
I = m r2
= momen gaya (N m)
r=Lsin
L
F
O
l sin =lengan momen
I = momen inersia
(kg m2)putar
Sumbu
m = massa (kg)
r = jarak terdekat sumbu putar dengan
perpanjangan garis kerja gaya ( m)
C. Dinamika Rotasi
B. Momen Inersia
43
=I. = r F sin
Untuk benda yang bertranslasi saja
F = m a
Untuk benda yang mekakukan rotasi dan
translasi
F = m a
dan
x=
y=
D. Momentum sudut
Momentum sudut
L=rxp=I
L
p
=
=
=
=
maka
L1 = L2
Keseimbangan Partikel
F = 0
seimbang translasi
seimbang translasi
= 0
seimbang rotasi
x=
y=
80 kg
2gh
k+1
(D)
2gh
(B)
gh
k+1
(E)
gh
(C)
3gh
k+1
36
30
(D) +100 Nm
(E) 200 Nm
09. Perhatikan gambar di bawah ini. Bila massa batang
AB diabaikan, maka besar dan titik tangkap gaya
resultannya adalah
20 N
A
(A)
(B)
(C)
(D)
(E)
0,4
m
1m
10 N
40 N
Beban
11. Perhatikan gambar di bawah ini. Koordinat titik berat
benda (2,3). Jika x1= 2, y1 = 2 dan y2 = 8, maka x2 adalah
..
(A) 3
y
(B) 4
y2
(C) 5
(D) 6
(E) 8
y1
x1
x2
A. Gaya Coulomb
B. Medan Listrik C.
Hukum Gauss
D. Potensial & Energi
Potensial
E. Hub. Potensial
Listrik &
A. Gaya Coulomb
F=
K.q1.q2 Ku q1.q2
= . 2
r2
r r
F
= gaya coulomb (N)
q1q2 = muatan listrik ( C )
r
= jarak antara kedua muatan
k=
ku
k
1
= u
4r 0
r
= 9 x 109 N.m2 C-2
= permitivitas medium
43
= permitivitas vakum
= 8,85x10-12N-1m-2c2
r
B.
E.
= permitivitas relatif
Medan listrik
Ep =
Dari: V
F
K.q
= 2 F =qE
quji
r
E=
C.
V
r
Hukum Gauss
=EACos =
E
A
q2
q1
2.
Di permukaan
bola (r=R)
qq
qq
=-(k 1 2 - k 1 2 )
rA
rB
Di luar
(r > R)
E
E
E
VAB = PAB = PB - PA
q2
q2 q2
VAB = VB - VA =k
q
q
-k
rB
rA
kqi
i=1 ri
n
V = V1 +V2 +.....Vn =
F.
Potensial
listrik
V E.x
V E.d
Di dalam bola
(r < R)
dari A ke B
Medan
listrik
E = 0
kedudukan
Beda potensial :
Di luar keping
(x > d)
WAB
Di antara keping
(x<d)
Medan
Kq
Kq
dan E 2 diperoleh
r
r
Kedudukan
1.
dan
Medan
listrik
Ed = 0
Ep =
Kq
R2
Potensial listrik
Vd =
Kq
R
Vp = V d =
Kq
R
bola
EL =
Kq
r2
VL =
K .q
r
Kapasitor
C=
q
C= kapasitas ( F=farad)
V
q = muatan ( C= Coulomb)
36
V = bedapotensial ( volt)
1.
1
9 x109 Nm 2 / C 2 dan
4 0
C=.
C
C0
A
d
A
d
2.
10
ms-2,maka
dengan : =r .0
q,
15 cm
02.
q
r
-Q
r
+Q
1
1
q2
W = cv2 = .q.v =
2
2
2c
(A)
F=
1 q(Ql)
40 r3
(D)
F=
1 qQ
40 r2
(B)
F=
1 q(Ql2 )
40 r4
(E)
F=
1 qQ
40 l2
(C)
F=
1 qQ
40 l.r
W
c
V
q
3. Susunan Kapasitor
Susunan Seri
Muatan Kapasitor:
q = q1=q2=q3=.
Tegangan :
V=V1+V2+V3+
Kapasitas Pengganti Susunan Seri : Cs
1
1
1
1
= + + +.....
Cs C1 C2 C3
Susunan Paralel
Tegangan Kapasitor : V = V1 = V2 = V3 =
Muatan:
q = q1 + q2 + q3 + .
Kapasitas Pengganti Susunan Paralel : Cp
(D)
(C)
2+2
(E)
(D)
(A)
(C)
,
kanan benda pada jarak 15 cm diletakkan muatan q
=
menjadi
1
2+
2
1 1
+
2 2
1
2
(B)
dq
VA
VAg
d
(D)
(E)
Vg
dA
Adg
V
VdAg
43
06. Pada setiap titik sudut segitiga sama sisi dengan sisi
2 2 terdapat muatan positif q. Kuat medan dan
potensial listrik di pusat segitiga ini, dengan k
sebagai tetapan, berturut-turut adalah.
(A) kq dan 0
(B) kq dan 3/2 kq
(C) 2/3 kq dan 3/2 kq
(D) 0 dan 3/2 kq
(E) 0 dan 2/3 kq
07. Dua buah partikel A dan dan B masing-masing
bermuatan listrik +20 C dan +45 C terpisah
dengan jarak 15 cm. Jika C adalah titik yang terletak
di antara A dan B sedemikian sehingga medan di C
sama dengan 0, maka letak C dari A adalah.cm
(A) 2 (D)
6
(B) 3 (E)
9
(C) 4
08. Pada titik-titik sudut B dan D sebuah bujur sangkar
ABCD masing-masing diletakkan sebuah partikel
bermuatan +q. Agar kuat medan listrik di titik A nol,
maka di titik C harus diletakkan sebuah partikel
bermuatan sebesar
(A) q (D)
+q 2
(B) +q(E)
2q 2
(C) -q 2
09. Dua keping logam sejajar diberi muatan listrik yang
sama besarnya dan berlawanan tanda. Kuat medan
listrik di antara dua keeping itu.
(A) berbanding lurus dengan rapat muatannya
(B) berbanding terbalik dengan rapat muatannya
(C) berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara
kedua keeping
(D) berbanding lurus dengan jarak antara kedua
keeping
(E) arahnya menuju ke keeping yang bermuatan
positif
10. Pada keempat sudut bujur sangkar (sisi 30 cm)
terletak muatan listrik. Potensial listrik di titik pusat
bujur sangkar jika dua muatan yang bertetangga
masing-masing adalah + 2 C dan yang lain - 2 C
adalah....
(A)
3,4 x 105 V
(D)
1,7 x 105 V
5
(B)
3,4 x 10 V
(E)
nol
(C)
1,7 x 105 V
11. Kapasitansi suatu keping sejajar yang bermuatan
adalah.
(A) berbanding lurus dengan besar muatannya
(B) berbanding terbalik dengan beda potensial
antara kedua kepingnya
(C) makin besar jika jarak antara dua keping
diperbesar
(D) makin besar apabila luas kedua keping
diperbesar
(E) tidak bergantung pada medium antara kedua
keping
(B) 0,25 F
(E)
0,05 F
(C) 0,18 F
13. Sebuah kapasitor mempunyai kapasitas sebesar 5 F
bila ada udara diantara keeping-kepingnya, dan 30
F bila antara keping-kepingnya ditempatkan
lembaran porselen. Konstanta dilektrik porselen
sama dengan
(A) 0,17
(D)
35
(B) 6 (E)
150
(C) 25
14. Sebuah kapasitor keping sejajar di udara mempunyai
kapasitas C. Bila jarak kedua kepingnya diubah
menjadi 0,5 kali semula dan kedua keping
dicelupkan ke dalam medium dengan konstanta
dielektrikum 2, maka kapasitasnya menjadi.
(A) 0,25C
(D)
2C
(B) 0,5 C
(E)
4C
(C) C
15. Sebuah kapasitor keping yang ruang antaranya udara
dan kapasitansinya CO dihubungkan dengan sumber
tegangan V. Apabila ruang antara kedua keping
kapasitor diisi dengan mika, maka besara yang tidak
berubah adalah.
(A) Kapasitansinya
(D)
energinya
(B) muatannya
(E)
tak ada
(C) kuat medannya
16. Dua keping penghantar seluas 1 m2 diletakkan sejajar
satu sama lain pada jarak 20 cm. Penghantar yang
satu diberi potensial +40 volt dan penghantarnya
yang lain 40 volt. Besar gaya yang dialami sebuah
muatan q = 2 x 10-2 C yang berada diantara kedua
bidang tersebut adalah.N
(A) 0 (D)
8
(B) 2 (E)
16
(C) 4
17. Sebuah kapasitor diberi muatan 10 nC dan
mempunyai beda potensial 100 V antara pelatpelatnya. Kapasitansinya dan tenaga yang tersimpan
didalamnya adalah.
(A)
100 pF dan 5 x 10-5 J
(B)
100 pF dan 5 x 10-7 J
(C)
1 nF dan 5 x 10-7 J
(D)
10 nF dan 6 x 10-7 J
(E)
100 nF dan 2 x 10-7 J
18.
100 V
Dua kapasitor dengan kapasitas C1 = 30 pF dan
C2 = 60 pF dihubungkan seri, lalu dipasang pada
36
19. Kapasitor C1 dan C2 yang dipasang parallel masingmasing mempunyai kapasitas 2 F dan 4 F. Jika
tegangan ujung-ujung kapasitor adalah 12 V, maka
1. kapasitas pengganti kedua kapasitor itu adalah 6
F
2. muatan listrik C2 adalah 18 C
3. energi yang tersimpan di C1 adalah
1,44 x 10-4 J
4. energi yang tersimpan di C2 adalah
5,76 x10-4 J
(C)
(E)
E.
r
C.
F
F
(D)
r
F
2
2 +2
1
(B)
B.
1
9 x109 Nm 2 / C 2 dan
4 o
1
2
2
1 1
2 2
(E)
q,
15 cm
1
kq dan 0
2
1
3
kq dan kq
2
2
2
3
kqdan
kq
3
2
3
0 dan
kq
2
2
0 dan
kq
3
43
(A)
(D) +q 2
(E) 2q 2
27. PP I 1979
Dua keping logam sejajar diberi muatan listrik yang
sama besarnya dan berlawanan tanda. Kuat medan
listrik diantara dua keeping itu ..
(A) berbanding lurus muatannya dengan rapat
muatannya
(B) berbanding terbalik dengan rapat muatannya
(C) berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara
kedua keeping
(D) berbanding lurus dengan jarak antara kedua
keeping
(E) arahnya menuju ke keping yang bermuatan
positif
(B)
(C)
(D)
(E)
16,3 x 104
3,3 x 103
1500
9,11 x 102
6,12 x 102
36
A. Rangkaian Arus
Searah
B. Hambatan Listrik
C. Hukum Ohm
D. Hukum Kirchhof
E. Susunan Hambatan
F. GGL & Tegangan
D.
Hukum I Kirchhof
imasuk =ikeluar
E.
1.
Susunan Hambatan
Susunan seri
i=
q
t
Muatan
listrik
o t
1
B.
R
l
A
C.
R =
l
A
=
=
=
=
=
=
Hambatan listrik(ohm)
panjang kawat penghantar(m)
luas penampang penghantar (m2)
hambat jenis penghantar(ohm.meter)
suhu pebghantar
koefisien suhu
dan
R =Ro 1+t
Susunan paralel
F.
R2
R3
Vab=
V
R
R1
1
1
1
1
= + +
RP R1 R2 R3
Hukum Ohm
i=
R3
V=V1=V2=V3=..
i=i1+i2+i3+
Hambatan Listrik
R2
i=i1=i2=i3=
V=V1+V2+V3+..
2.
R1
3.
i
i
V
is
= kuat arus(ampere)
= Bedapotensial (volt)
is =
R
s.
r+R
Susunan paralel
43
iP
+iR =0
=
i.R =
iP =
I.
r
+R
p
G.
p=
1.
Ohmmeter
mengukur hambatan
Jembatan Wheatstone yang seimbang
dapat digukan sebagai ohmmeter
t(s)
V
VFSD
mengukur tegangan
diparalelkan ke rangkaian yang akan
diukur
Jika digunakan mengukur tegangan yang
melebihi batas ukur, maka harus
dipasangkan
hambatan seri yang berfungsi untuk
membangi tegangan.
RP =(n-1)rd dan n=
I(A)
4
2
Voltmeter
-
W
V2
= Vi=i2R =
t
R
i
rd
dan n=
I
(n-1)
FSD
V2
t =pt
R
Daya Listrik
Rp =
H.
W = Vit =i2Rt =
Amperemeter/Ammeter
-
Energi Listrik
jumlah GGL(volt)
jumlah penurunan tegangan(volt)
2.
Hukum II Kirchhof
36
3.
4.
besar
6.
7.
8.
9.
E1=8
V
R2=4
E2=2
V
E3=10
V
R1=4
10.
2
4V
5.
0,75
1,50
2,25
3,00
3,75
6V
9VV
2V 1
12.
3V 1
4V 2
Tiga elemen berbeda kutub-kutub positifnya
dihubungkan ke titik a dan kutub negatifnya ke titik
b. Ggl dan hambatan dalam tiap elemen ditunjukkan
oleh gambar di atas. Beda potensial antara a dan b
adalah..
(A)
12
V
13
(B)
(C)
1,2 V
2,8 V
(D) 3,0 V
(E) 9,0 V
43
I(A)
4
2
(A)
(B)
(C)
(D)
(E)
besar
2
2
4V
I
36
4V
0,25 A
0,3 A
2 A
6 A
12 A
E1=8V
2 2
9VV
R1=4
R2=4
E2=2V
E3=10V
2V 1
a
3V 1
4V 2
Tiga elemen berbeda kutub-kutub positifnya
dihubungkan ke titik a dan kutub negatifnya ke titik
b. Ggl dan hambatan dalam tiap elemen ditunjukkan
oleh gambar di atas. Beda potensial antara a dan b
adalah..
(A)
12
V
13
(B)
(C)
(D)
(E)
1,2 V
2,8 V
3,0 V
9,0 V
32. PP I 1982
Sepotong kawat dengan hambatan R yang dialiri arus
listrik sebesar I menghasilkan kalor tiap detik sebesar
H. Untuk arus listrik sebesar 2I , kalor yang
dihasilkan tiap detik dalam kawat adalah sebesar .
(A) 0,25 H
(D)2H
(B) 0,50 H
(E) 4H
(C) H
33. PP I 1982
Suhu bola lampu pijar (60 W, 200 V) yang dipasang
pada tegangan 220 V tidak sama dengan suhu lampu
itu jika dipasang pada tegangan 110 V.
SEBAB
Pada suhu tinggi hambatan logam menjadi tinggi
34. UMPTN 1991 Rayon B
Tersedia 3 lampu pijar yang masing-masing bertanda
110 V, 100 W dan sumber tegangan 220 V. Agar
dihasilkan nyala lampu 200 W, maka lampu-lampu
43
A.Medan Magnetik
B. Gaya Loren
C. Momen Kopel
Bp =
3.
0i
N
2a
A. Medan Magnetik
1. Kuat medan Magnetik disekitar kawat lutus
berarus
B pusat =
0.i.N
l
Bujung =
0.i.N
2l
Kuat medan di P :
Bp=
k.i
(cos 2 - cos 1 )
a
4.
Bp=
dengan :
0i
2a
i.N
B= 0
2a
N = Jumlah lilitan
l = Panjang solenoida
i = Kuat arus
B.
N = Jumlah lilitan
a = Jari-jari efektif
toroida
i` = Kuat arus
Gaya Lorentz
r
P
BP
BL
i.a.sin
BL = 0 2
2r
Kuat medan magnetik di titik P :
a.
berarus
F =B.i.l.sin
F = Gaya lorentz (N)
B = induksi magnetik (T)
i = kuat arus (A)
l = panjang kawat (m)
= sudut antara i dengan B
Untuk mengetahui arah gaya Lorentz ini dapat
digunakan kaidah tangan kanan pertama :
36
o
o
o
b.
3.
C.
F=
Momen kopel
M = NABisin
0.i1.i2.l
2a
i1
i2
F
i1
i2
F
c.
F =Bqvsin
q = muatan listrik (C)
v = kecepatan partikel (m s-1)
= sudut antara v dengan B
Untuk mengetahui arah gaya lorentz dapat
digunakan kaidah tangan kanan kedua , yakni :
1.
2.
3.
Catatan:
1.
2.
Jika 00 , F = 0 ( Partikel
bergerak lurus)
jika 90 0 , ( partikel bergerak
melingkar
)
F=B.q.V=
v2
=m2 R
R
43
4.
P
I1
=20A=I2
0I
tegak lurus keluar bidang gambar
2r
0I
(B)
t egak lurus keluar bidang gambar
2r
0I
(C)
tegak lurus masuk bidang gambar
2r
I
(D) 0
tegak lurus masuk bidang gambar
2
(A)
0
=10-7 Tm/A , maka
4
6.
7.
tesla
0I
(2R)
0I
(B)
(2R2 )
0I
(C)
(2R)
(A)
8.
9.
(D)
(E)
0I
(4R)
0I
(4R2 )
(E) nol
10.
I
P
Kawat lingkaran dengan jari-jari 3 m dialiri arus 6
ampere. Besar induksi megnetik pada pusat
lingkaran (P) adalahtesla
(A) x 10-5
(B) x 10-7
(C) 4 x 10-5
(D) 4 x 10-7
(E) 7 x 10-7
11. Sehelai kawat yang dialiri arus listrik dengan arah ke
barat diletakkan dalam medan magnetik yang
arahnya ke atas. Gaya yang dialami kawat tersebut
arahnya.
(A) ke atas
(D) ke selatan
(B) ke bawah
(E) ke timur
(C) ke utara
12. Besar gaya yang dialami seutas kawat lurus berarus
listrik tidak bergantung pada.
(A) posisi kawat dalam medan magnetik
(B) panjang kawat
(C) hambatan kawat
(D) kuat arusnya
(E) kuat medan magnetnya
13. Dua buah kawat lurus yang sangat panjang
diletakkan sejajar satu sama lain pada jarak r. Jika
kedua kawat itu masing-masing dialiri arus searah I
yang arahnya sama, maka kedua kawat itu akan
(A)
(B)
(C)
(D)
(E)
36
(B)
(C)
(D)
(E)
A. Fluks Magnetik
B.GGL C. Arus Bolak
Balik
D. rangkaian Reistif,
Induktif
E. Rangkaian Seri
=- B.l.v.sin
B
l
V
2.
=
=
=
=
=-N
= laju perubahan fluks
t t
tetap
=B.A.cos
=-N
d d
= laju perubahan fluks
dt dt
tak
1.
3.
tetap
=- L
i i
= laju perubahan arus tetap
t t
=- L
di
dt
di
= laju perubahan arus tidak
dt
tetap
4.
43
atau
=N.B.A..sint
N
B
A
=
=
=
=
=
C = kapasitor ( farad )
=m.sint
R
i =Im sint
lef =
VAC
Im = kuat arus
maksimum
Ief = kuat arus efektif
lm
=0,707 lm
2
V
Vef = m =0,707 Vm
2
Diagram fasor :
VL
VL-VC
Vm = tegangan
maksimum
Vef = tegangan efektif
besaran
spesifik
R
Hubungan
fase V-I
sefase
Induksi murni
V
mendahului I
2
Kapasitas
murni
I mendahului
V
Persamaan v
dan I
V=Vmsin t
I=lmsin t
V=Vmsin t
l=lmsin( t)
V=Vmsin t
I=lmsin( t+
VR
VC
VR= i.R
VL= i.XL
VC= i.XC
V = i.Z
Impedansi rangkaian
V = VR2 + VL - VC
Z= R2 + XL - XC
Catatan :
1. Jika kapasitor dilalui arus AC maka kapasitor
akan menahan arus AC dan kemampuan
menahan arus itu disebut Reaktansi kapasitif.
XC =
V - V
XL - XC
=arctan L C
VR
=arctan
1
.C
fr =
1
1
2 L.C
XL =.L
2.
3.
=2f =
2
T
E.
=
=
=
=
=
daya efektif (W )
tegangan efektif ( V )
Kuat arus efektif ( A )
faktor daya
resistansi ()
L = induktor ( henry )
R = resistor ( ohm )
36
Q
50 cm
R
(A)
(B)
(C)
(D)
(E)
v
S
(B) x10
(C) 3 V
06. Kuat arus listrik dalam suatu rangkaian tiba-tiba
turun dari 10 A menjadi 2A dalam waktu 0,1 detik.
Selama peristiwa ini terjadi timbul GGL induksi
sebesar 32 V dalam rangkaian. Induktansi ragkaian
adalah.henry.
(A) 0,32
(D) 32
(B) 0,40
(E) 40
(C) 2,5
07. Sebuah toroida ideal, hampa, mempunyai 1000 lilitan
dan jari-jari rata-ratanya 0,5 m. Kumparan yang
terdiri atas 5 lilitan dililitkan pada toroida tersebut.
Penampang lintang toroida 2 x 10 -3m2 dan arus listrik
pada kawat toroida berubah dari 7 A menjadi 9 A
dalam satu detik maka di dalam kumparan timbul
GGL imbas yang besarnya. V
(A) 4
(D) 28
(B) 8
(E) 36
(C) 12
08. Suatu kumparan terdiri dari 200 lilitan berbentuk
persegi panjang dengan panjang 10 cm dan lebar 5
cm. Kumparan ini bersumbu putar tegak lurus
medan magnetik sebesar 0,5 Wb/m2 dan diputar
dengan kecepatan sudut 60 rad/s. Pada ujung
kumparan timbul ggl bolak-balik maksimum
sebesar.
(A) 30 V
(D) 220 V
(B) 60 V
(E) 500 V
(C) 110 V
09. Menaikkan ggl maksimum suatu generator ac agar
menjadi 4 kali semula, dapat dilakukan dengan
cara.
(A) jumlah lilitan dilipatduakan dan periode putar
menjadi 0,5 kali mula-mula
(B) kecepatan sudut dan luas penampang kumparan
dijadikan 0,5 kalinya
(C) induksi magnetik dan jumlah lilitan dijadikan 4
kali semula
(D) luas penampang dan periode putar dijadikan 2
kali semula
(E) penampang dan periode dijadikan 0,5 kali
semula
(D) 6 x10 5
(E) 8 x10 5
(C) 4 x10 5
04. Suatu kumparan dengan 600 lilitan dan induktansi
diri 40 mH mengalami perubahan arus listrik dari 10
ampere menjadi 4 ampere dalam waktu 0,1 detik.
Beda potensial antara ujung-ujung kumparan yang
diakibatkan adalah..volt
(A) 1,8
(D) 10,8
(B) 2,4
(E) 14,4
(C) 4,8
05. Sebuah kumparan (solenoid) mempunyai induktansi
500 mH. Besar ggl induksi diri yang dibangkitkan
dalam kumparan itu jika ada perubahan arus listrik
dari 100 mA menjadi 40 mA dalam waktu 0,01 detik
secara beraturan sama dengan.
(A) 3 mV
(D) 30 V
(B) 300 mV
(E) 300 V
dan
volt,
arus
arus
43
3
H dan kapasitor 20 F
10
3
H
10
3
H
10
(A) 0,25 P
(B) 0,50 P
(C) P
(D) 2P
(E) 4P
A.Relatifitas
B.Dualisme Gelombang
Partikel
Postulat 2
Cahaya merambat melalui ruang hampa
dengan cepat rambat c=3x108 m.s-1,yang
tidak bergantung kepada kelajuan sumber
cahaya maupun pengamatnya
(D) Relatifitas
1.
Gerak Relatif
Relativitas Newton
Hukum-hukum fisika berlaku sama untuk
semua kerangka acuan inersial
Kerangka acuan inersial adalah kerangka
acuan yang berada dalam keadaan diam
atau bergerak terhadap acuan lainnya
dengan kecepatan konstan.
vrelAB =
vAC +vCB
v .v
1+ AC 2 CB
c
2.
3.
36
l lo . 1
3.
v2
c2
l < lo
Dilasi waktu
t =
to
t > to
v2
c2
1-
yang
m.T =k
yang
m=
1-
5.
m > mo
v2
c2
En =n.h.f =
n
h
c
mo .v
1-
v2
c2
Energi Relativistik
4.
E=
mo .c2
2
1-
v
c2
Momentum Relativistik
p=
6.
3.
mo
Eo
1-
v
c2
=Eo +Ek
n.h.c
= jumlah foton
= tetapan Planck = 6,63 x 10-34 J.s
= cepat rambat cahaya di vakum/
udara = 3 x 108 m.s-1
= panjang gelombang foton (m)
Hubungan Energi
relativistik (p)
(E)
dan
elektron foto : Ek
momentum
logam
E2 =E2o +p2.c2
1
E =Wo +Ek h.f =h.fo + m.v2
2
E(J)
1.
Stefan-boltzman Hukum
Benda yang berpijar akan memancarkan energi
dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
Energi yang dipancarkan sebanding dengan
pangkat empat suhu mutlaknya.
E =P.t =e..T 4 .A
e = emisivitas
Ek
fo
Wo
E = energi foton (J)
Ek = energi kinetik elektron foto (J)
Wo = energi ambang/fungsi kerja logam(J)
43
f
fo
tan =
Ek
=h
f - fo
V =
m
e
5.
m.v2 h f - fo
=
2.e
e
Efek Compton
Penembakan sebuah elektron yang diam oleh
sebuah foton akan mengakibatkan perubahan
panjang gelombang foton. Hal merupakan salah
satu bukti bahwa gelombang bersifat sebagai
partikel.
Foton: E=h.f
Foton hambur:
E=h.f
Elektron
diam
Elektron : Ek
h
= +
1- cos
mo .c
'
Hipotesa de Broglie
Partikel yang bergerak dengan kecepatan tertentu
dapat bertindak sebagai gelombang, dengan
panjang gelombang sebagai berikut.
h
h
h
= =
=
p m.v
2.m.q.V
p=
v =
m=
q =
h =
momentum partikel
kecepatan partikel
massa partikel
muatan partikel
tetapan Planck
c 3
2
c
(C)
3
(B)
(D)
2c
3
(E)
c 2
3
36
(C) m0c
-34
J s, dan kecepatan
-19
(B) 3 x 10
-19
(C) 3,3 x 10
09.
10.
11.
(D) mc
2
(C) hf-2mc
12.
(E) hf
(D) 6 x 10
-19
-19
(E) 6,6 x 10
-19
13.
14.
15.
Program Intensif
SBMPTN
DISESUAIKAN DENGAN KISI-KISI SBMPTN - SIMAK UI UMB PTN 2013
di udara
Dapat dipakai tabung resonansi
v f .
v = cepat rambat gelombang bunyi (m.s-1)
f = frekuensi (Hz)
= panjang gelombang (m)
RT
43
T = suhu ( K )
M = massa molekul gas (kg.mol-1 )
2. Gejala-gejala Gelombang bunyi
1
S (2n 1)
2
n
= bilangan cacah
(2n+1) = kelipatan bilangan ganjil
vp = kecepatan pengamat
+ pengamat mendekati sumber bunhyi
- pengamat menjauhi sumber bunyi
vs = kecepatan sumber bunyi
+ sumber menjauhi pengamat
- sumber mendekati pengamat
va = kecepatan angin
+ arah angin dari sumber ke pendengar
- arah angin dari pendengar ke sumber
Pelayangan
Pelayangan terjadi apabila dua sumber bunyi yang
memiliki beda frekuensi kecil dan dibunyikan
serentak.
f L f1 f 2
f L = frekuensi layangan (Hz)
f1 = frekuensi sumber bunyi- 1
f2 = frekuensi sumber bunyi -2
Jumlah layangan (n) selama waktu t:
n = fL . t
3. Sumber bunyi
A. Dawai / Senar
Hasil percobaan Melde menyimpulkan bahwa ,
cepat rambat gelombang transversal dalam dawai
sebanding dengan akar kuadrat gaya tegangan
dawai dan berbanding terbalik dengan akar
kuadrat massa persatuan panjang dawai.
Cepat rambat gelombang trasversal dalam dawai :
Efek Doppler
Efek Doppler adalah peristiwa dimana frekuensi
bunyi yang diamati Pengamat akan lebih tinggi/
lebih rendah dari frekuensi sumber bunyi apabila
sumber dan pengamat saling menjauhi/
mendekati
fp
perpaduan
S (2n )
dengan :
(v va ) v p
(v va ) vs
Fl
F
A
Frekuensi senar
fs
36
fn
dengan :
n 1
4l
F
A
2L
n = bilangan cacah
L = panjang senar
F = gaya tegangan dawai
= massa jenis dawai
A = luas penampang dawai
fn = frekuensi nada atas ke
fo = frekuensi nada dasar
Panjang gelombang ke n : n (2 n 1)
Perbandingan frekuensi :
f 0 : f1 : f 2 : f n 1: 3 : 5 : (2n 1)
n = bilangan cacah
4. Energi Gelombang Bunyi
A.
Hukum Marsenne
o
o
o
o
1
m. 2 . y 2 2 2 . . f 2 . y 2
2
f 0 : f1 : f 2 : f n 1: 2 : 3 : ( n 1)
P
A
I = Intensitas (W.m-2)
P= daya /laju energi ( W)
A= luas (m2)
Jumlah perut ke n : pn = n + 1
Panjang gelombang ke - n : n
2L
( n 1)
I2
I1
fn
( n 1
v
2L
R1
R2
2L
Panjang gelombang ke-n : n
n 1
Perbandingan frekuensi : fo : f1 : f2 : fn = 1 : 2 : 3 : (n+
1)
= frekuensi nada atas ke n
= frekuensi nada dasar
= cepat rambat bunyi di udara
= bilangan cacah
C.
TI 10 log
I
I0
dB = desi Bell
R2
sn = n + 1
fn
fo
v
n
Titik 2
Sumber
bunyi
Titik 1
R1
fn
(2n 1)V
4L
Jumlah simpul ke n:
sn = n + 1
Jumlah perut ke n :
pn = n + 1
-2
= 10 W.m
yaitu intensitas bunyi terkecil
yang masih dapat di dengar manusia.
-2
43
Catatan :
TI 2 TI1 20 log
R1
R2
= 0,1 kg.m-1
n
=1
fn
1.
v
2.
s 4800m
400m.s 1
t
12s
80
5.
n 1
2L
1 1
10
fn
6.
t
h
2h h
g v
2h
h
2, 05
10 400
h = 20 m
3.
Jawab :
= v / f = 400/100 = 2 m
SB 1
d-x
d = 200m
7.
F
10 1
F
=
64 kN
Cepat rambat bunyi dalam sebuah pipa organa
tertutup 340 m.s-1
.Jika frekuensi nada dasar pipa
organa 170 Hz. Hitunglah panjang pipa organa
tersebut.
v
=
340 m.s-1
n
=
0
fo=
170 Hz
2n 1
170
Jawab:
v
4L
2.0 1
4L
340
L= 0,5 m=50 cm
= 70 dB
= 10
TI10
= 70 + 10 Log n
= 70 + 10 Log 10 = 80 Db
60 dB
R1
4m
R2
40 m
R1
R2
TI 2 TI1 20 Log
SB 2
4
= 40 dB
40
TI 2 60 20 Log
36
8.
fp
SKALU 1997
Pada gelombang bunyi tidak dapat terjadi
interferensi.
SEBAB
Gelombang bunyi adalah gelombang transversal
20 m.s-1 ( S menjauhi P )
v vp
v vs
fs
320 0
fp
1200 = 1280 Hz
320 20
Skalu 1997
Seutas dawai panjangnya 0,80 m. Jika tegangan dawai
itu
diatur
sedemikian
sehingga
kecepatan
gelombang transversal yang dihasilkannya adalah
400 m/detik, maka frekuensi nada dasarnya ..
(A) 640 Hz
(B) 500 Hz
(C) 320 Hz
(D) 250 Hz
(E) 125 Hz
Skalu 1997
Gelombang
longitudinal
tidak
menunjukkan
peristiwa
(A) pembiasan
(B) pemantulan
(C) difraksi
(D) dispersi
(E) polarisasi
Sipemmaru 1985
Seutas dawai bila diberi tegangan 100 N dan
digetarkan, maka frekuensi yang timbul adalah f0.
Berapa besar tegangan yang dibutuhkan agar dawai
tersebut bergerat dengan frekuensi 2f0?
(A) 25 N
(B) 50 N
(C) 100 N
(D) 200 N
(E) 400 N
PP I 1983
Suatu senar (dawai) yang panjangnya A meter dan
ditegangk oleh gaya sebesar B newton digetarkan
hingga menghasilkan nada dasarnya. Kita ingin
mendapatkan nada dasar yang frekuensinya dua kali
semula, maka
(A) panjang senar dijadikan 2A, gaya dibuat tetap
(B) panjang senar dibuat tetap, gaya dijadikan 2B
(C) panjang senar dan gaya diubah menjadi 0,25 kali
semula
(A) 1
(B) 5
(D) 50
(E) 100
(C) 10
8
43
(D) 1,25 f
(E) f
11
12
13
14
15
16
PP I 1982
Sebuah tabung gelas
kedua ujungnya terbuka.
Tabung gelas tersebut dimasukkan ke dalam bejana
berisi air. Di atas tabung digetarkan garputala
dengan frekuensi tertentu. Mula-mula tabung penuh
berisi air lalu ditarik ke atas. Jika bunyi paling keras
pertama terdengar pada saat panjang tabung yang di
atas air 18 cm, maka panjang gelombang bunyi
tersebut di udara adalah.
(A) 162 cm
(B) 144 cm
(C) 72 cm
(D) 54 cm
(E) 50 cm
18
SIPEMMARU 19984
Suatu garputala dengan frekuensi 550 Hz digetarkan
di dekat suatu tabung gelas berisi air yang tinggi
permukaannya dapat diatur. Resonansi akan terjadi
bila jarak permukaan air dari ujung tabung adalah.
(kecepatan bunyi di udara 330 ms-1)
1. 0,15 m
2. 0,30 m
3. 0,45 m
4. 0,60 m
19
SIPENMARU 1985
Pada suatu percobaan dengan tabung resonansi,
ternyata resonansi pertama didapat bila permukaan
air di dalam tabung berada 20 cm dari ujung atas
tabung. Resonansi kedua akan terjadi bila jarak
permukaan air ke ujung tabung itu.
(A) 20 cm
(B) 40 cm
(C) 50 cm
(D) 60 cm
(E) 80 cm
20
2 : 1
3 : 4
4 : 3
5 : 6
6 : 5
(A) 4 x 10
(B) 40 W/m
W/m
2
36
21
RT
M
(B) 2
RT
M
(C) 4
RT
M
(D) 6
RT
M
PP 1 1982
Taraf intensitas bunyi (TI) pada suatu jendela
2
ambang bunyi 10
watt/cm , maka daya akustik
yang masuk melalui jendela tersebut adalah
-16
-12
-10-
(A) 10
(B) 10
(C) 10
-6
(D) 10 W
-4
(E) 10 W
23
SIPENMARU 1984
Jika sebuah sepeda motor melewati seseorang, maka
ia menimbulkan taraf intensitas (TI) sebesar 80
dB.Bila sekaligus orang itu dilewati 10 sepeda motor
sepert itu, maka taraf intensitas nya adalah
(A) 8 dB
(D) 90 dB
(B) 70 dB
(E) 800 dB
(C) 80 dB
24
25
PP I 1983
Taraf intensitas bunyi dua klakson yang identik
sama dengaan dua kali taraf intensiats satu klakson.
SEBAB
Energi bunyi dua klakson dua kali energi satu
klakson
26
20 dB
50 dB
70 dB
75 dB
150 dB
RT
(E) 8
M
22
(A)
(B)
(C)
(D)
(E)
PP I 1979
Pelayangan terjadi karena adanya interferensi..
(A) dari lebih dari 2 gelombang yang sama
frekuensinya
(B) 2 gelombang yang berlawanan arah getarnya
(C) 2 gelombang yang sama frekuensinya
(D) 2 gelombang yang besar beda frekuensinya
(E) 2 gelombang yang kecil beda frekuensinya
43
2.
3.
4.
36
1.
Di udara/vakum kecepatannya : c
8
2.
o o
-1
3 x 10 m.s .
Dapat merambat dalam vakum
Ada yang dapat dimodulasikan dengan
gelombang bunyi
Dapat dipolarisasikan
Dapat menghitamkan pelat film
Tidak dipengaruhi oleh medan magnetik dan
medan listrik
Tidak bermuatan listrik .
Polarisasi cahaya
Polarisasi cahaya adalah terserapnya sebagian arah
getar cahaya, dan cahaya ini desebut cahaya
terpolarisasi. Cahay yang memiliki satu arah getar
saja disebut cahaya terpolarisasi linear. Cahaya
terpolarisasi dapat diperoleh dari cahaya tak
terpolarisasi dengan cara : Penyerapan selektif ,
pemantulan , pembiasan ganda dan hamburan.
Jadi :
I2
1
I 0 cos 2
2
tan iP
1
I0
2
nb
cos iP
nk
nb
nk
nb
nk
iP arctan
iP = sudut Polarisasi/Brewster
Polarisasi dengan pembiasan ganda
Polarisasi cahaya ini terjadi apabila cahaya melalui
suatu medium yang memiliki indeks bias yamh
berbeda ( missal : kalsit dan kuarsa ), sehingga
cahaya yang melalui benda tersebut mengalami
pembiasan ganda.
I2
,karena I1
Catatan : r = 900 - iP
Sinar pantul terpolarisasi apabila sinar pantul
dan sinar bias membentuk sudut 90.
Sumbu
analisator
I 2 I1 cos 2
900
Sinar bias
Cahaya tak
terpolarisasai
Sumbu
polarisator
Sinar pantul
terpolarisasi
iP
rr
analisator
I1
I0
iP
nk
nb
polarisator
Normal
f P f s 1 rel
c
fp
43
fs
c
=
=
vrel = kecepatan
sumber
4.
relatif
pengamat
dengan
Difraksi Cahaya
Difraksi cahaya adalah lenturan cahaya karena
suatu penghalang atau celah .
A.Difraksi cahaya pada celah tunggal
layar
Celah
tunggal
Pita gelap 1
S.B
y1
y1
L
2y1
Pita gelap 1
d sin
dengan :
d
d.y
2 L
d
sin m m
05.
1, 22 dm
D
L
layar
Celah
ganda
Pita terang1
S.B
y1
y1
L
2y1
Pita terang 1
Interferensi maksimum :
d sin
dy
1
(2n)
L
2
Interferensi minimum
d sin
d.y
(2n 1)
L
2
d
= jarak antara kedua celah
L
= jarak celah ke layer
Y
= jarak pita gelap/ pita terang ke pita
terang
pusat
= panjang gelombang
n
= orde, bilangan cacah
Y
L.
d
berdekatan
= jarak pita gelap yang berdekatan
L.
= jarak pita gelap dan pita terang
2d
yang berdekatan
B.
Interferensi Pada Selaput Tipis
1. Interferensi konstruktif
S 2d (2m 1)
'
(2m 1)
2n
2
2. Interferensi Destruktif
S 2d (2m)
'
(2m)
2n
2
D = tebal lapisan
m = orde
36
d.y
n
2
L
L. .n 0, 4.7,5.107.3
y1
m
d
104
d sin 2n
= 9 x 10-3 m
= 9 mm
d sin
d =
d.y
1
(2n)
L
2
1
= lebar kisi
N
1.
2.
1
I 0 cos 2
2
I
1
I 2 I 0 cos 2 600 0
2
8
I2 =
I0 7I0
8
8
I
700
x100%
%
Persentase yang diserap =
I0
8
(B)
(C)
(D)
Yang diserap : I I 0 I 2 I 0
(E)
3.
4.
nb
; nb 3 n p nk nu 1
nk
3
1
iP 600
3. Celah tunggal selebar 0,1 mm disinari seberkas
cahaya sejajar dengan 7500A0 .Pola difraksi
yang terjadi ditangkap oleh layar pada jarak 40 cm
dari celah. Hitunglaj jarak pita gelap ke-3 dengan
titik terang pusat.
Jawab :
d = 0,1 mm = 10-4m
7500A0 = 7,5 x 10-7 m
n =3
L = 40 cm = 0,4 m
Interferensi destruktif
1
(2n 1)
2
(n + 1)
(2n + 1)
2(n + 1)
1
(n 1)
2
(A)
P terang
L
S
Q terang
M
R terang
43
6.
7.
8.
9.
2
2
5
4n
n
3
4n
2n
14. PP I 1983
Suatu berkas sinar sejajar mengenai tegak lurus
suatu celah yang lebarnya 0,4 mm. Dibelakang celah
diberi lensa positif dengan jarak titik api 40 m. Garis
terang pusat (orde nol) dengan garis gelap pertama
36
(A) 6,4 x 10 m
-7
(B) 6,0 x 10 m
-7
(C) 5,2 x 10 m
-7
(D) 5,6 x 10 m
-7
(E) 0,4 x 10 m
15. UMPTN 1997 Rayon A
Jika cahaya putih dilewatkan pada sebuah kisi
difraksi ,maka akan dihasilkan tiga orde pertama
spektrum pada layar. Warna spektrum pusat tersebut
adalah.
(A) putih
(B) ungu
(C) merah
(D) merah dan violet
(E) hijau
16. PP I 1982
Seberkas sinar monokromatis dengan panjang
gelombang 5 x 10-7 m datang tegak lurus pada kisi.
Jika spectrum orde kedua membuat sudut 30 0
dengan garis normal pada kisi, maka jumlah garis
per cm kisi adalah
(A)
2 x 10
(B)
4 x 10
(C)
5 x 10
(D)
2 x 10
(E)
5 x 10
(D) tan
(E) sin
17. PP I 1981
Seberkas cahaya jatuh tegak lurus pada kisi yang
terdiri dari 5000 garis tiap cm. Sudut bias orde kedua
adalah 300. Maka panjang gelombang cahaya yang
dipakai adalah.
(A) 1250 A
(B) 2500 A
(C) 4000 A
(D) 5000 A
(E) 7000 A
18. UM UGM 2004 Kode 312 Nomor 15
Diinginkan untuk mengurangi pantulan dari suatu
permukaan kaca ( n=1,6) dengan menempelkan
lapisan trasparan yang tipis terbuat dari MgF 2
( n=1,38) pada permukaan kaca itu. Tebal lapisan itu
(dalam Angstrom) yang diperlukan agar diperoleh
43