Anda di halaman 1dari 44

EDISI # 1 | Tahun 2016 |

MAJALAH Ibadurrahman

SALAM

GENERASI BARU,
MASJID DAN
PERSATUAN UMAT

Oleh: Ustadz Ahmad Mudzoffar Jufri, MA.

etelah hijrah dari Makkah ke


Madinah, ada dua agenda
besar yang pertama dilakukan
Rasulullah shallallahu
alaihiwasallam sebelum yang lainlainnya, yakni membangun masjid dan
mempersaudarakan antara sahabat
muhajirin dan anshar. Karena masjid dan
persatuan memang merupakan dua pilar
kekuatan utama paling asasi di dalam
Islam.
Maka yang paling dibutuhkan
saat ini adalah generasi baru yang
memenuhi syarat-syarat sebagai
penyatu dan pemersatu umat Islam
sesama Ahlussunnah Waljamaah.
Generasi yang mampu mengembalikan
fungsi masjid sebagai penguat akidah,
perekat ukhuwah dan penyokong utama
kebangkitan umat.
Maka, umat Islam sedang menanti
hadirnya generasi pengemban dakwah
yang mampu menampilkan Islam nan
indah lagi menawan. Juru dakwah yang
mengacu pada prinsip taawun (saling
bekerja sama) atas dasar kebajikan
dan ketakwaan. Itu artinya, garis
dakwah yang harus dilalui generasi
baru dimaksud adalah dengan
saling mengakui, mentoleransi dan
menghargai, bukan saling menolak,
menafikan dan mentabiri. Saling
mengasihi, merahmati dan menasihati,
bukan saling mendendam mendengki,
mencaci maki dan menyakiti. Saling
memikat, mendekat dan merapat,
bukan saling memecat (baik dari Islam
dengan mengkafir-kafirkan, maupun
dari Ahlussunnah Waljamaah dengan
membidah-bidahkan), atau saling
menghujat dan melaknat. Jadi, intinya,

garis, jalan dan komitmen generasi


ruh baru adalah berdakwah bil
hikmah, yakni berdakwah secara
mencerahkan bukan membingungkan,
menyejukkan bukan menyesakkan,
dan menyatukan bukan mencerai
beraikan!
Ya, itulah karakteristik, sifat dan ciri
para pendakwah generasi baru yang
sangat dinanti-nantikan umat saat
ini. Sehingga upaya melahirkannya
wajib menjadi salah satu prioritas
yang paling prioritas bagi setiap
kelompok, organisasi, jamaah dan
gerakan Islam sekarang. Dan itu
pulalah yang menjadi obsesi, citacita dan komitmen para penggagas,
pendiri, pendukung dan pelaksana
pendirian Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah
dan Komunikasi Islam (STIDKI) Ar
Rahmah Surabaya. Yakni mencetak
generasi imam-imam masjid
plus (pendakwah dan pemimpin
peradaban), yang diharapkan Insya
Allah mampu menjadi pelopor dalam
upaya mengembalikan fungsi masjid
dan mengoptimalkan perannya poros
gerakan umat Ahlussunnah Waljamaah.
Semoga seluruh harapan,
doa, dukungan, upaya, kerja dan
mujahadah yang melibatkan beragam
segmen orang-orang saleh ini
diberkahi Allah Taala, diterima sebagai
amal saleh bagi para pelakunya, dan
diujudkan dalam hasil yang sebaikbaiknya!
Wallahul
Muwaffiqilaaqwamiththariq. Wa Huwal
Hadiila sawa-issabil. Aamiin ya Rabbal
alamin.

EDISI # 1 | Tahun 2016 |

DAFTAR ISI

Parenting

ANAK KECIL

DILARANG

MASUK MASJID

11 MEMAKMURKAN
Kajian Utama

MASJID

MEMBERDAYAKAN UMAT
Sejak sekitar dua dekade
terakhir, umat Islam mulai sadar
bahwa selama ini ada yang
terlupa dari agenda kehidupan
keberagaman mereka, yaitu
memberdayakan masjid.

Salam

Hikmah

Serambi

10

Inspirasi

20

Syariah

22

Tanya Psikolog

24

Pengembangan Diri

26

Bisnis Islam

28

Sehat

30

Agenda Stidki

18

Keluarga

SENI BERBICARA
dengan

MAJALAH Ibadurrahman

ANAK

REDAKSI

32

Program Ibadurrahman

33

Islamuna

34

Mahasiswa Stidki

38

Tafsir Kontekstual

39

MAJALAH IBADURRAHMAN
STIDKI AR-Rahmah

Kuliner

LEGENDA
LONTONG
BALAP

PAK
GENDUT

40 Tazkiyah

IKHLAS

DALAM BERAMAL

Dewan Pembina:
Ust. Muhammad Shaleh Drehem, Lc
Ust. Agung Cahyadi, MA
Dewan Pengurus:
Ust. Yasir Salim Basyrewan
Manajemen Pelaksana:
Ketua (Rektor):
Ust. Ahmad Mudzofar Jufri, MA
Pembantu Ketua I:
Ust. Fathurrahman MS, Lc., MA, M.Ed.
Pembantu Ketua II:
Ust Moch. Herma Musyanto, S.Si
Pembantu Ketua III:
Ust. Ahmad Faiz Khudlari Thoha, S.Si
Al-Hafidz
Pembantu Ketua IV:
Ust. Ahmad Habibul Muiz, Lc.
Ketua Lembaga Penjaminan Mutu:
Ust. Shobikhul Qisom, M.Pd.
Redaktur Pelaksana:
Wirawan Dwi P.
Wartawan:
Helmy Yanuar
Muhammad Hasan
Arning Susilawati
Fotografer:
Farid Rusly
Taufiqurrahman
Editor:
Aminuddin
Niesha Yasmin

foto cover:
Farid Rusly

Layot/design:
Achmad Achun
Tim Kreatif:

Alamat Majalah:
Komplek Masjid Ar-Rahmah Surabaya
Jl. Teluk Buli I/3-5-7 Surabaya
Telp: 031-3284306

EDISI # 1 | Tahun 2016 |

HIKMAH

PELUKAN
TERAKHIR
Sawad bin Ghaziyyah Ra

isah lucu nan haru


tentang salah seorang
Sahabat Rasulullah
bernama Sawad bin
Ghaziyyah. Sahabat yang
memeluk Rasulullah sebelum
ia gugur di medan tempur.
Syahdan, pada saat hari
berlangsungnya pertempuran,
Rasulullah sedang mengatur
barisan dan meluruskannya
(seperti sedang meluruskan
saf-saf shalat). Ketika
Rasulullah tiba di tempat di
mana Sawad berbaris, posisi
barisan Sawad agak bergeser,
tidak lurus dengan barisan
pasukan lainnya. Beliau
memukul perut Sawad dengan
anak panah sambil bersabda,
"Luruskan barisanmu, wahai
Sawad..."
Mendapat perlakuan
tersebut, dan tanpa diduga
oleh siapapun, Sawad
tiba-tiba berkata, "Wahai
Rasulullah, engkau telah
menyakitiku, maka berilah
kesempatan kepadaku untuk
membalasmu."
Para Sahabat yang
mendengar perkataan
itu, sontak marah besar,
apalagi Sahabat Umar
bin Khattab. Rasulullah
sebenarnya terkejut atas sikap
Sawad, akan tetapi beliau
menenangkan para Sahabat

MAJALAH Ibadurrahman

lainnya, sambil menyerahkan


anak panah yang dipakai
memukul, beliau bersabda,
"Kalau begitu, balaslah wahai
Sawad...."
Sambil menerima anak
panah yang diberikan itu,
Sawad berkata, "Wahai
Rasulullah, engkau
memukulku di perut yang
tidak tertutup kain, oleh
karena itu hendaklah engkau
singkapkan bajumu..."
Para sahabat makin
geram dengan sikap dan
kemauan Sawad yang tidak
sepatutnya ini. Akan tetapi
Rasulullah menenangkan
mereka dan memenuhi
permintaan Sawad. Rasulullah
langsung menyingkapkan
baju yang beliau kenakan dan
mempersilakan Sawad untuk
memukulnya menggunakan
anak panah yang tadi
digunakan beliau memukul
perut Sawad.
Namun apa yang terjadi?
Sawad melempar anak panah
dan langsung memeluk
Rasulullah dengan erat sambil
menangis bahagia, sekaligus
meminta maaf kepada beliau.
Sekali lagi Rasulullah dan para
sahabat yang lainnya dibuat
terkejut oleh sikap Sawad
yang tidak disangka-sangka
ini. Beliau berkata. "Apa-apaan

engkau ini, Sawad...?"


"Inilah yang aku inginkan,
ya Rasulullah. Sudah lama aku
berharap, kulitku yang hina ini
bisa bersentuhan dengan kulit
engkau yang mulia dan aku
bersyukur bisa melakukannya,
semoga ini menjadi saatsaat terakhir dalam hidupku
bersama engkau..."
Rasulullah tersenyum
mendengar jawaban Sawad.
Karena apa yang dilakukannya
adalah suatu kecintaannya
kepada Rasulullah. Segera saja
beliau mendoakan kebaikan
dan ampunan bagi Sawad.
Saat pertempuran terjadi,
Sawad segera menghambur
ke barisan kaum musyrikin
yang jumlahnya jauh lebih
besar dan diperkirakan 3
kali lipat banyaknya. Dengan
semangat jihad yang begitu
menggelora dan didorong
oleh keinginan untuk syahid
di jalan Allah, ia menyerang
musuh tanpa sedikitpun
rasa takut. Luka tikaman dan
sayatan pedang membuatnya
gugur di medan tempur.
Walau demikian, bibirnya
tampak tersenyum ketika
tubuhnya roboh ke tanah,
karena rohnya langsung
disambut para malaikat
kemudian dihantarkannya ia
ke hadirat Allah.{}

SERAMBI

MEMAKNAI

WAKTU
Oleh: Ustad Ahmad Habibul Muiz, Lc

aktu adalah
rangkaian peristiwa
yang berlangsung di
masa lalu, sekarang
dan mendatang. Waktu adalah
modal kehidupan bagi makhluk
ciptaan-Nya.
Perspektif manusia tentang
waktu dan kehidupan amat
beragam. Keberagaman itu
tidak lepas dari faktor tata nilai,
norma budaya dan keyakinan
yang mendasarinya. Untuk itulah
dibutuhkan panduan agar cara
pandang dan sikap terhadap
waktu selaras dengan ajaran
Allah, yaitu merealisasikan tujuan
penciptaan manusia untuk
mengabdi dan menghamba
hanya kepada Allah Swt.
Manusia adalah makhluk
Allah yang paling bertanggung
jawab dalam kehidupan ini.
Manusia diciptakan dengan
mandat penuh untuk mengelola
kehidupan. Baik dan buruknya
kehidupan sangat bergantung
pada kesadaran manusia dalam
memahami perannya sebagai
khalifah Allah. Manusia dan
alam semesta terikat dengan
ketentuan dan syariat-Nya
agar kesinambungan dan
keseimbangan ekosistem
kehidupan terwujud secara
harmonis. Di sinilah pentingnya
pemahaman akan makna
waktu, hakikat waktu dan cara
memperlakukan waktu.
Betapa banyak orang yang
tidak paham dan masa bodoh

dengan waktu, hidupnya tidak


lagi produktif dan efektif.
Kesempatan usia yang Allah
berikan hanya dihabiskan
untuk hal-hal yang tidak
bermanfaat. Mereka tidak
memahami prioritas penting
dan tidak penting, tidak mampu
membedakan boleh dan tidak
boleh, halal dan haram, manfaat
dan mudharat dst., hingga
waktunya habis untuk hal-hal
yang tidak bernilai bagi dirinya
maupun kehidupan sekitarnya.
Banyak sekali ayat-ayat alQuran yang telah mensinyalir
hal-hal demikian, simaklah
beberapa di antaranya:


Telah tampak kerusakan di
darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah
merasakan kepada mereka
sebagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali
(ke jalan yang benar). (QS.30:41)
Bagi seorang Muslim
setiap waktu dan kesempatan
sangatlah berharga. Baginya,
waktu adalah ibadah, waktu
adalah amanah, waktu adalah
produktivitas kerja dan amal,
waktu adalah perjuangan
dan tanggungjawab. Orang
beriman adalah mereka
yang setiap gerak hidupnya

bertaburan kebaikan dan sepi


dari kemungkaran.
Dari Abu Hurairahradhiyallahu
anhu, dari NabiShallallahu alaihi
wa sallam, beliau bersabda,


Di antara kebaikan Islam
seseorang adalah meninggalkan
hal yang tidak bermanfaat. (HR.
Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no.
3976. Syekhal-Albani mengatakan
bahwa Hadis ini sahih).
Penghargaan generasi salaf
terhadap waktu sungguh luar
biasa. Imam ibnu Aqil ra pernah
mengatakan; Tidak boleh bagiku
menyia-nyiakan waktu sedikitpun
sampai lidahku nanti tidak lagi
bisa berceramah atau berdikusi
dan mataku tidak lagi bisa melihat
dan membaca. Dalam istirahat
pun aku berdayakan pikiranku
meskipun dalam keadaan
berbaring, dan aku tidak bangun
kecuali bahwa sudah ada ide dan
gagasan yang bisa aku tuliskan.
(Thobaqotul Hanabilah 1/145 )

:


Sahabat Ibnu Masud ra
berkata; Tidaklah aku lebih
menyesal terhadap berlalunya
umurku sehari tanpa kebaikan
amal apapun.
Mari kita gunakan waktu
dengan sebaik-baiknya untuk
produktivitas kerja dan amal agar
terwujud kebahagiaan dunia dan
akhirat.{}
EDISI # 1 | Tahun 2016 |

PARENTING

Oleh: Misbakhul Munir

ANAK KECIL

DILARANG

MASUK MASJID

Anak balita dilarang masuk masjid. Dengan kalimat yang


mungkin beda, barangkali pernah kita jumpai tulisan seperti
itu di beberapa masjid. Yaitu larangan untuk membawa anak
di bawah usia 7 tahun.
Ada berbagai alasan sehingga takmir masjid memutuskan
demikian. Misalnya, kekhawatiran bahwa anak-anak kecil
akan mengganggu kekhusyukan shalat, mengganggu
ketenangan masjid, membuat kotor atau menyebabkan najis,
dan berbagai alasan yang lainnya. Bahkan ada takmir masjid
yang memarahi anak-anak ketika mereka membuat gaduh di
masjid.
Memang adakalanya kita jumpai anak-anak yang rewel,
menangis, berlarian ke sana ke mari saat jamaah shalat
sehingga mengganggu suasana masjid yang seharusnya
tenang dan khusuk. Namun, sering pula kita jumpai anakanak yang tertib, tenang, tidak menangis atau rewel sehingga
ketenangan masjid terjaga.
Saat ini mulai bermunculan masjid-masjid yang ramah
anak. Agar kekhusukan jamaah tetap terjamin dan kebutuhan
anak-anak untuk mengenal masjid tetap terakomodir,
beberapa masjid menyediakan sarana bermain di halaman
masjid. Jadilah masjid tersebut sebagai tempat ibadah yang
nyaman, namun di saat yang sama tetap tak mengabaikan
kewajiban orangtua untuk mengajarkan kepada anakanaknya kecintaan kepada Rumah Allah tersebut.
Rasulullah menganjurkan kepada umatnya untuk
meramaikan masjid. Meramaikan masjid dengan berbagai
kegiatan ibadah, tidak melulu ibadah ritual tetapi juga
ibadah-ibadah lainnya seperti majelis ilmu dan ekonomi
umat. Harapan ini hanya bisa terwujud jika kita membiasakan
anak-anak sejak dini memakmurkan masjid. Pertama-tama
dari mengenalkannya terlebih dulu, apakah masjid itu,

MAJALAH Ibadurrahman

apa fungsinya, mengapa


sebagai muslim kita wajib
memakmurkan masjid.
Dengan begitu, diharapkan
ketika dewasa dia tumbuh
menjadi pribadi yang akrab
dengan masjid.
Bagaimana melatih
anak agar peduli dalam
memakmurkan masjid? Ada
beberapa tips yang dapat
dilakukan:
IBU BAPAK TELADAN YANG
BAIK
Belajar yang paling
mudah adalah meniru. Dan
anak usia 0-5 tahun adalah
peniru ulung. Ketika anak
menyaksikan ayahnya rajin
shalat lima waktu di masjid,
niscaya anak-anak pun akan
meniru rutinitas tersebut.
MEMAHAMI WATAK DAN
KARAKTER ANAK
Ada anak yang introver
dan ekstrover. Anak introver
cenderung diam. Anak
ekstrover cenderung suka
bergaul dengan temannya.
Anak introver jika di masjid

foto : Wirawan Dwi

lebih mudah tertib. Anak


ekstrover, jika di masjid
bertemu teman sebaya akan
berpotensi menimbulkan
gaduh kerena suka
mengobrol. Ada juga anak
yang kinestetik, visual atau
auditori. Anak yang kinestetik
kecenderungannya tidak
bisa duduk lama, inginnya
jalan-jalan, dan tentunya akan
mengganggu jamaah lainnya.
Untuk anak yang berkarakter
seperti ini, perlu dibuat
kesepakatan bahwa ketika
di masjid ia harus tertib dan
tenang.
BIASAKAN MELAKUKAN
SHALAT BERJAMAAH DI
RUMAH
Sebelum anak diajak
ke masjid, pastikan bahwa
anak terbiasa melihat kita
melakukan shalat berjamaah
di rumah. Ketika shalat di
rumah, tentunya akan banyak
kita jumpai polah tingkah
anak-anak, terutama yang
berusia 2 4 tahun. Dia
akan menaiki punggung kita

saat kita sujud, atau minta


gendong, atau berlari-lari di
hadapan kita. Jika kita bisa
bersabar dan menahan diri
untuk tidak memarahinya,
maka dia akan merasa bahwa
shalat adalah kegiatan yang
menyenangkan. Dalam satu
riwayat dikatakan, Rasulullah
mamanjangkan sujudnya
ketika dua cucu kesayangan
beliau, Hasan dan Husein,
menaiki punggung beliau.
Rasulullah juga pernah
menggendong Umamah di
pundak ketika berdiri shalat
dan meletakkannya ketika
rukuk dan menggendongnya
kembali ketika berdiri, dan
beliau melakukan itu hingga
selesai shalat.
TUNJUKKAN MANA YANG
BOLEH DAN TIDAK
Bagi anak usia 5 tahun ke
atas, bisa mulai dikenalkan
mana yang boleh dan mana
yang tidak boleh. Sebelum
mengajak anak ke masjid kita
bisa membuat kesepakatan,
misalnya; Adik kalau ingin

berlari-lari tempatnya di mana?


sampai anak menjawab Kalau
lari-lari di halaman masjid.
Atau kita bertanya; Mas jika
ingin mengobrol dengan teman
di masjid sebaiknya kapan?,
anak akan menjawab; waktu
selesai shalat. Kenalkan secara
bertahap apa yang tidak boleh
dan apa yang boleh sesuai
karakteristik anak. Jika anak suka
berlari-lari, buat kesepakatan
supaya ia menahan diri untuk
tidak berlari-lari ketika shalat
berlangsung. Jika anak suka
berbicara, buat kesepakatan
kapan waktunya diperbolehkan
berbicara.
BERI PUJIAN YANG TULUS
Beri pujian jika anak-anak
telah melakukan perbuatan
yang kita harapkan. Misalnya
ketika kita shalat, anak
menunggu bermain sendiri
tanpa mengganggu kegiatan
shalat, bisa kita sampaikan;
Terimakasih Adik sudah mau
nungguin bunda shalat, atau;
Alhamdulillah Mas Miqdad sudah
bisa menahan diri tidak berlarilari ketika shalat di masjid.
BERDOA
Usaha yang kita lakukan
untuk mendidik anak tak akan
mencapai hasil yang sempurna
tanpa pertolongan dan taufik
dari Allah. Maka ucapkanlah;
Rabbi habli min assholihin, Rabbi
ijalni muqima shalati wa min
dzurriyati, Rabbana wa taqabbal...
Ya Allah karuniakanlah
kepadaku anak-anak yang
termasuk dalam golongan
orang-orang yang saleh..Ya
Allah jadikanlah aku orang yang
mendirikan shalat dan demikian
juga anak keturunanku. Ya
Rabb perkenankan doa dan
pintaku.{}

EDISI # 1 | Tahun 2016 |

INSPIRASI

JAMAAH SUBUH

MENCETAK
GENERASI

UNGGUL
Prof.Ir.Joni Hermana, MscES,
Rektor ITS

alam perkembangan
sejarah, hanya
Rasulullah yang
berhasil melakukan
perubahan dalam waktu
cepat, hanya 23 tahun. Dalam
hal ini, Sir George Bernard
Shaw, dalam bukunya The
Genuine Islam memuji;
Sepanjang masa
kenabiannya yang pendek (23
tahun) dia telah mengubah
Jazirah Arab dari paganisme
dan pemuja makhluk menjadi
para pemuja Tuhan yang
Esa, dari peperangan dan
perpecahan antar suku
menjadi bangsa yang bersatu,
dari kaum pemabuk dan
pengacau menjadi kaum
pemikir dan penyabar, dari
kaum tak berhukum dan
anarkis menjadi kaum yang
teratur, dari kebobrokan
menuju keagungan moral.
Sejarah manusia tidak pernah
mengenal transformasi
sebuah masyarakat atau
tempat sedahsyat ini.
Bayangkan ini terjadi dalam
kurun waktu hanya sedikit,
hanya dua dekade.
Adalah Prof. Ir. Joni
Hermana, MscES, Rektor ITS
Surabaya periode 20152019, mengaku sangat
terinspirasi Rasulullah dalam

10

MAJALAH Ibadurrahman

foto : Farid Rusly

hal menginisiasi perubahan.


Maka, pada 29 Agustus 2015,
Profesor Teknik Lingkungan
ini mencangangkan ITS Kita
Subuh, sebuah gerakan shalat
subuh berjamaah di masjid di
lingkungan Kampus ITS.
Kegiatan shalat subuh
berjamaah hanyalah awalan
saja. Diharapkan setelah
mengawali hari dengan
kegiatan positif, para
mahasiswa selanjutnya
akan mudah memunculkan
ide-ide luar biasa untuk bisa
memajukan kampus dan
negara Indonesia.
Prof Joni juga mengamati
kebiasaan kurang produktif
sebagian mahasiswa yang
gemar begadang atau
nongkrong di warung kopi
pada pagi hari, untuk
ngobrol masalah pribadi atau
persoalan masyarakat luas.
Agar materi yang diobrolkan
lebih terstruktur dan hasilnya
lebih optimal, maka alumnus
University of Newcastle ini
memberikan solusi agar
kegiatan diskusi tersebut
dipindahkan waktunya paska
shalat subuh berjamaah.
Ayah empat anak yang

banyak mendapatkan
penghargaan di bidang
lingkungan, penulis makalah
dan jurnal internasional ini
berharap agar kebiasaan
shalat subuh berjamaah
mampu menginspirasi
kampus-kampus lain di
Surabaya, khususnya.
Menurutnya, bila seluruh
mahasiswa bisa merasakan
dahsyatnya menjalin
persaudaraan dengan diawali
subuh berjamaah, maka
bukan tidak mungkin masa
depan Indonesia ini akan
dipenuhi dengan orang-orang
yang tak hanya pintar dan
cerdas, tetapi juga memiliki
solidaritas (ukhuwah) yang
kuat untuk bisa membangun
negeri ini.
Pernah ketika masuk
waktu subuh, Rasulullah
melihat putrinya Siti Fatimah
masih tidur-tiduran. Dengan
penuh kasih sayang beliau
menggoyang-goyangkan
kaki putrinya itu sambil
berkata: Wahai anakku,
bangunlah! Ketahuilah! Allah
Swt menentukan pembagian
rezeki kepada para hamba-Nya
adalah pada waktu subuh.{}

KAJIAN UTAMA

MEMAKMURKAN

MASJID

MEMBERDAYAKAN UMAT

ejak sekitar dua dekade terakhir, umat Islam


mulai sadar bahwa selama ini ada yang terlupa
dari agenda kehidupan keberagaman mereka,
yaitu memberdayakan masjid. Memang,
beberapa eksponen umat seperti ormas-ormas
keislaman sudah sejak lama mendengungkan gerakan
Back to Mosque, namun ikhtiar tersebut tampaknya
kurang bergaung dan masih dianggap sepintas lalu.
Masalah ekonomi, pendidikan, persatuan umat
yang carut-marut bagai tamparan keras di kepala yang
menyadarkan bahwa umat Islam sudah ketinggalan
jauh di belakang peradaban modern. Islam tidak
lagi dianggap sebagai yang terdepan seperti abadabad lampau, melainkan hanya sebagai follower
atas berbagai produk (budaya, teknologi, informasi)

yang ditawarkan Barat.


Semua itu terjadi karena umat
Islam meninggalkan rumah
kelahirannya, yaitu masjid.
Maka, tak ada cara lain
kecuali mendorong umat untuk
kembali ke masjid. Bagaimana
caranya? Masjid harus menjadi
tempat yang menarik dan ramah
sehingga orang kerasan dan
selalu teringat pada masjid.
Memuliakan masjid itu tidak
bisa hanya dengan datang ke
masjid, tapi harus menjadikan
masjid itu sebagai penggerak.

foto : Farid Rusly

EDISI # 1 | Tahun 2016 |

11

KAJIAN UTAMA

MEMULIAKAN MASJID ITU TIDAK BISA HANYA


DENGAN DATANG KE MASJID, TAPI HARUS
MENJADIKAN MASJID ITU SEBAGAI PENGGERAK.
SECARA EKONOMI, PERSATUAN, INFORMASI,
DAN PENDIDIKAN,

Secara ekonomi, persatuan,


informasi, dan pendidikan,
ujar Ustad Prof. Dr. Moh. Ali
Aziz, M.Ag, penulis buku best
seller 60 Menit Terapi Shalat
Bahagia.
Namun tentu saja
sebelum mengarah ke
sana, terlebih dulu masjid
harus benar-benar menjadi
tempat mentarbiyah umat
dari sisi spiritual; bahwa
fungsi utama masjid adalah
tempat beribadah ritual
yang harus berdampak
pada hati dan perilaku.
Setelah menjalin hubungan
spiritual dalam ibadah shalat
berjamaah, seyogyianya
kualitas diri seorang Muslim
harus semakin baik. Oleh
karenanya, masjid harus
menyediakan berbagai
fasilitas yang menunjang
penghuninya untuk beriman
dan bertakwa, seperti kajian
kitab-kitab, tafsir, Hadis
dan pembinaan spiritual
lainnya. Dengan demikian
jiwa penghuninya menjadi
tercerahkan oleh cahaya
ilahiah.
Menurut Ali Aziz, setiap
masuk dan keluar masjid,
orang harus introspeksi apa

12

MAJALAH Ibadurrahman

yang salah dalam dirinya.


Masjid harus menghidupkan
jiwa jamaahnya. Setiap keluar
masjid, harus membuat
keputusan baru, ujarnya.
Misalnya, sebagai suami
harus berbuata apa, sebagai
istri harus bagaimana,
sebagai ayah harus
bagaimana.
Untuk mendorong agar
masjid berperan secara
maksimal, maka masjid harus
dikelola secara profesional
layaknya institusi modern.
Dibentuknya takmir dan
pengurus masjid tak lain
bertujuan memaksimalkan
peran masjid bagi
masyarakat, terutama kaum
Muslimin. Demi mewujudkan
misi tersebut, maka takmir
dan pengurus masjid
dituntut mencurahkan segala
potensinya untuk memikirkan
masjid.
RUMAH INDUK BERSAMA
Umat boleh bertebaran
dalam ranah aktivitas
masing-masing. Namun perlu
diingat bahwa mereka punya
rumah bersama, rumah yang
seyogiyanya menjadi basis
aktivitas, tempat menyemai

gagasan, merancang visi


dan cita-cita. Rumah besar
umat Islam itu tak lain adalah
masjid. Mengingatkan umat
untuk selalu ingat kepada
rumah induknya, belakangan
ini memiliki momentum
yang tepat ketika ukhuwah
Islamiah tercerai-berai oleh
konflik antargolongan yang
mengancam keutuhan umat.
Oleh karenanya, masjid harus
hadir sebagai institusi yang
mampu mempersatukan
segala perbedaan di tengah
umat, sepanjang perbedaan
tersebut bukan menyangkut
hal yang prinsip.
Sebetulnya meluruskan
saf itu tidak hanya
dalam shalat, juga dalam
perjuangan umat, tutur
guru besar UIN Sunan
Ampel ini. Bukankah ritual
Islam itu melambangkan
simbol-simbol, dimana di
balik simbol-simbol tersebut
terkandung makna?
tanyanya. Menurutnya,
umat Islam boleh berbedabeda, tapi kalau sudah ada
dalam masjid, tidak perlu
lagi melihat perbedaannya.
Karena misi utamanya adalah
bagaimana melurukan saf

Ustad Ahmad Mudzoffar Jufri, MA

perjuangan.
Dalam rangka membina
ukhuwah, lanjutnya, masjid dapat
berperan sebagai media komunikasi
secara komunal. Masjid dapat
menjadi sumber dan pusat informasi
tentang hal-hal yang perlu diketahui
umat Islam, bahkan hal-hal yang
berkenaan dengan kehidupan
sehari-hari. Misalnya informasi
mengenai persiapan datangnya
gempa, atau kewaspadaan terhadap
maraknya penyakit tertentu. Lebih
luas dari itu, lingkungan masjid
juga bisa dimanfaatkan untuk
menampung kebutuhan masyarakat,
seperti pendirian klinik kesehatan,
klinik psikologi dan kegiatan sosial
lainnya.
MEMBERDAYAKAN UMAT
Selain donatur, masjid harus
mempunyai sumber pemasukan
secara mandiri, agar tidak melulu
bergantung pada kotak infak. Bentuk
usaha mandiri itu misalnya, stan
usaha kaki lima, rumah makan,
pertokoan, mini market, yang
semuanya dikelola dengan sistem
syariah. Sebagai contoh, Masjid
Jogokaryan di Yogyakarta memiliki
hotel yang bisa disewakan kepada
tamu-tamu dan para musafir
yang keuntungannya masuk
ke kas masjid. Kas itulah yang

kemudian digulirkan lagi untuk


menyejahterakan masyarakat.
Dengan hidupnya sistem
perekonomian di lingkungan masjid,
maka masyarakat sekitar pun akan
terberdayakan.
Oleh sebab itu, sebisa mungkin
tak ada dana yang menumpuk
dalam kas masjid. Kas masjid harus
dikelola semaksimal mungkin untuk
kemaslahatan umat.
Bentuk usaha itu tergantung
masyarakat ingin apa, sesuaikan
dengan kebutuhan. Kalau masjid di
Amsterdam saya lihat, lantai satu
pertokoan, lantai dua restoran,
dan lantai tiganya masjid, imbuh
lelaki kelahiran Lamongan ini. Ustad
Ali Aziz menambahkan, bahwa
masjid harus dihidupkan dan
menghidupkan. Artinya, para jamaah
mesti mengalokasikan potensinya
untuk kesejahteraan masjid, dan di
saat yang sama masjid juga mesti
responsif terhadap kebutuhan
umat. Masjid harus menjadi tempat
kolaborasi antar usaha umat.
Masjid itu menjadi tempat
interaksi dan awal transaksi. Kalau
di sini ada penjual daging, yang
sana ada penjual bakso, bagaimana
masjid menjadi tempat pertemuan
itu. Jadi, itulah maksudnya masjid
berperan sebagai institusi ekonomi,
ujar ayah tujuh anak ini. (has)

EDISI # 1 | Tahun 2016 |

13

KAJIAN UTAMA

MEMBANGKITKAN

PERADABAN
UMAT DARI

M AS J ID

asjid adalah
titik vital dalam
mengimplementasikan
ajaran Islam. Tidak
sekadar berfungsi sebagai tempat
ibadah ritual, tetapi juga mampu
difungsikan sebagai tempat untuk
kegiatan sosial kemasyarakatan.
Pada zaman Rasulullah dan para
Sahabat, masjid menjadi muntalaq
atau titik awal segala kegiatan umat.
Ustadz Ahmad Mudzoffar Jufri,
MA mengatakan, kebangkitan
umat Islam harus dimulai dari
masjid. Seperti telah dicontohkan
Rasulullah Muhammad
Shalallahualaihi wasallam saat hijrah
dari Makkah menuju Madinah,
bangunan pertama yang beliau
dirikan adalah masjid. Meskipun
saat itu banyak kaum Anshor yang
menawarkan rumahnya, tetapi
beliau memilih membangun tempat
tinggal di sebelah masjid.
Masjid adalah titik sentral bagi
umat Islam, segala bentuk usaha
dan jihad untuk kebangkitan umat
Islam yang pernah dicontohkan
oleh Rasulullah Muhammad
Shalallahualaihi wasallam,
semuanya dimulai dari masjid.
Oleh sebab itu sebagai umatnya
kita harus mampu mengikuti
sunnah beliau dengan kembali
menghidupkan masjid seoptimal
mungkin, terang alumni Imam
Muhammad ibnu Saud Islamic

14

MAJALAH Ibadurrahman

University, Madinah, Saudi


Arabia ini.
Upaya untuk
memfungsikan masjid
sebagai pusat kegiatan umat,
sekarang memang bukanlah
hal yang mudah. Pemahaman
bahwa masjid hanya sebagai
tempat shalat, mengaji,
mendengarkan ceramah
terlanjur tertanam di benak
masyarakat. Padahal merujuk
fungsinya di zaman Rasulullah,
banyak fungsi lain seperti
tempat belajar mengajar,
olah raga, bahkan rapat yang
membahas kegiatan sosial
masyarakat.
Oleh sebab itu dibutuhkan
kesiapan pemahaman
umat tentang ajaran agama
Islam secara menyeluruh,
tidak sepotong-sepotong,
agar masjid mampu
diberdayakan oleh umat Islam
secara optimal. Kemudian
dibutuhkan pula kesadaran
umat Islam untuk melakukan
segala bentuk kegiatan
sosialnya berlandaskan
dengan Quran dan Sunnah.
Bila dua aspek tersebut
mampu terpenuhi, maka
masjid dengan sendirinya
akan dihargai dan mampu
dimanfaatkan dengan sebaik
mungkin.

Jika umat Islam ingin


agar masjid-masjid menjadi
berdaya, maka ada dua aspek
yang perlu dipersiapkan. Yaitu
umat Islam mau belajar Islam
secara menyeluruh dan tidak
sepotong-sepotong, kemudian
kesungguhan untuk benarbenar bergantung hanya
kepada Quran dan Sunnah,
tambahnya.
Salah satu virus yang
menjangkiti pemikiran umat
Islam dewasa ini adalah
paham sekularisme, sebuah
pemahaman yang disusupkan
oleh orientalis yang sangat
membenci Islam. Penyakit ini
mungkin memang tidak sampai
membuat umat Islam murtad,
tetapi memiliki daya rusak yang
cukup ampuh, terutama dalam
hal akidah, seperti; al-Quran
hanyalah bacaan biasa sehingga
tidak mutlak kebenarannya,
al-Quran sudah ketinggalan
zaman sehingga perlu direvisi,
dan lain sebagainya. Selain
itu sekularisme juga mampu
memenjarakan agama di
dalam masjid, seolah-olah
agama itu hanya urusan privat
antara manusia dan Tuhan,
di luar masjid manusia bebas
melakukan apa yang dia suka. Di
dalam masjid, orang mendirikan
sholat dengan khusuk, tetapi

sekeluarnya dari masjid tega


mencuri uang negara alias
korupsi.
Sekulerisme cukup menjamur
di kalangan umat Islam saat ini.
Banyak orang yang masuk masjid
dengan aurat tertutup, tetapi
keluar masjid auratnya dibuka
kembali dengan memamerkan
lekuk tubuh. Ini fakta yang
menyedihkan, sepertinya Allah
hanya ada di dalam masjid saja,
jelas pria asal Tepi Bengawan
Solo, Widang, Tuban, Jawa Timur.
Bukan Hanya Imam Shalat
Di sinilah masjid harus
berperan, yaitu mengembalikan
ajaran Islam pada posisi yang
sebenarnya. Segala bentuk
paham yang bengkok yang
dianut masyarakat, sebenarnya
bisa dibendung dengan cara
mengoptimalkan segala aspek
yang ada dalam masjid, antara
lain dengan mereposisi peran
imam masjid. Selama ini imam
hanya diposisikan sebagai
pemimpin shalat. Padahal, pada
zaman Rasulullah, imam adalah
seseorang harus mampu menjadi
anutan, teladan, sekaligus
menyelesaikan segala persoalan
masyarakat dan pemimpin
aktivitas sosial kemasyarakatan.
Pendek kata, kedudukan imam
tak berubah di manapun
tempatnya; ketika berada di

dalam mihrab ia menjadi


pemimpin shalat, ketika berada
di tengah masyarakat ia menjadi
imam bagi masyarakatnya.
Jika mengaca pada zaman
dulu imam masjid haruslah
seorang khalifah di daerahnya.
Jika ditarik ke masa sekarang,
misalnya jika sebuah masjid
berdiri di wilayah kantor
Walikota, maka sang Walikotalah
yang seharusnya menjadi
imamnya.
Peran imam masjid
sangatlah luas. Ia harus
mampu menjadi khalifah
pada wilayahnya, bukan
hanya sekadar imam shalat
dan mengajar mengaji saja,
tetapi ia harus mempunyai
kepekaan sosial yang tinggi,
memberikan keteladanan hidup
bagi jamaahnya, sehingga
menumbuhkan semangat
masyarakat untuk datang ke
masjid dalam kondisi apapun,
tambahnya.
Menyadari strategis dan
pentingnya peran imam masjid,
saat ini mulai banyak pihak atau
lembaga yang concern terhadap
perbaikan kualitas imam masjid.
Salah satunya adalah STIDKI
Ar Rahmah, sebuah lembaga
pendidikan yang ingin mencetak
para Imam Masjid Plus. Yaitu
imam masjid yang berkualitas

dalam memimpin ibadah ritual


seperti shalat dan mengaji, serta
mampu menularkan berbaga
Ilmu mengenai kehidupan
secara islami, sehingga
diharapkan akan muncul
generasi baru Imam masjid
dengan berbagai keahlian.
Saat Imam masjid di
sebuah wilayah mampu
memaksimalkan potensinya,
maka akan tercipta masyarakat
yang hatinya selalu terikat
dengan masjid, mereka
tergerak untuk memakmurkan
masjid. Dengan begitu masjid
benar-benar menjadi pusat
kegiatan masyarakat, baik ritual
maupun sosial; rapat RT atau
RW, kegiatan perekonomian,
bahkan tempat menyelesaikan
perselisihan antarwarga atau
kelompok masyarakat.
Bila seorang imam masjid
telah hadir sebagai sosok
teladan, maka setiap warga di
wilayah masjid tersebut akan
menjadi warga yang sangat
peduli dengan nilai-nilai Islam,
bahkan akan muncul kaderkader pekerja dan pemimpin
berkualitas. Bila hati setiap umat
terikat dengan masjid, Insya
Allah akan tercipta masyarakat
yang aman, tenteram dan
sejahtera dunia akhirat. (hmy)

EDISI # 1 | Tahun 2016 |

15

KAJIAN UTAMA

embangun peradaban umat adalah


juga mempersiapkan generasi
penerusnya. Generasi terbaik selalu
berasal dari proses pendidikan yang
baik dan dari tempat yang baik pula. Dalam
khasanah Islam, masjid tidak sekadar berfungsi
sebagai tempat beribadah ritual, namun pusat
kegiatan umat, termasuk pendidikan.
Dari masjid telah lahir ulama dan ilmuan
muslim yang diakui dunia. Tersebutlah sederet
nama yang dikenang sejarah, seperti ibnu
Rusyd, ibnu Sina, ibnu Khaldun, Imam Ghozali,
Imam Syafii dan lain-lain, yang pemikiran dan
karya mereka menjadi rujukan umat sejak
berabad-abad lampau. Tidak terbatas pada
umat Islam, ilmuan-ilmuan muslim seperti
Ibnu Rusyd telah menginspirasi dunia Barat
sehingga mereka mampu keluar dari abad
kegelapan.
Maka, sudah seyogiyanya kita
memperlakukan masjid seperti zaman
Rasulullah dan sesudahnya, yaitu sebagai
pusat kegiatan umat. Dan yang tak kalah
penting kita perhatikan adalah, masjid harus
didesain sebagai kawah candradimuka, tempat
menggembleng anak-anak muslim. Sebab di
tangan merekalah, tongkat estafet perjuangan
Islam kelak kita serahkan.
MENDEKATKAN ANAK DENGAN MASJID

DIBUTUHKAN:

MASJID
RAMAH
ANAK
16

MAJALAH Ibadurrahman

Mendekatkan anak-anak kepada masjid


bisa dimulai dari mengenalkan masjid sebagai
tempat ibadah ritual, yaitu shalat. Rasulullah
memerintahkan umatnya untuk mengakrabkan
anak-anak ke masjid, mengajak mereka shalat
berjamaah, memberi kesempatan mereka
untuk berkembang dari lingkungan masjid.
Dengan demikian jiwa mereka akan terikat
dengan masjid.
Instruksi Nabi dalam Hadis, kalau punya
anak umur tujuh tahun disuruh shalat.
Kemudian kalau sudah umur sepuluh tahun
nggak shalat disuruh pukul, maksudnya diberi
sanksi yang tidak membahayakan. Itu suatu
bukti bahwasanya Rasulullah memerintahkan
kita untuk mengenalkan anak-anak kita dengan
masjid sejak kecil, tutur Ustad DR. Ahzami
Samiun Jazuli, MA, Pengajar Program Pasca
Sarjana IAIN Jakarta dan IAIN Padang ini.
Apa yang dituturkan Ketua Pondok
Pesantren Darul Hikmah, Bekasi tersebut

memiliki landasan sejarah


yang kuat. Dalam Hadis sahih
disebutkan, bahwa balita
Hasan dan Husain menaiki
punggung Rasulullah ketika
sedang shalat di masjid.
Digambarkan bahwa cucu
beliau sedang dalam keadaan
bermain. Dan ketika seorang
sahabat hendak mengangkat
Hasan dan Husain dari
punggung Rasulullah,
beliau memberi isyarat agar
jangan dilakukan. Hadis ini
menunjukkan bahwa seorang
anak diperbolehkan ikut
orangtuanya ke dalam masjid,
tentu dengan memperhatikan
aturan agar tidak
mengganggu kekhusyukan
jamaah yang lain.
Aturannya, lanjutnya, jika
anak itu bisa dididik, bisa
tenang, tidak mengganggu,
ya diajak ke masjid untuk
membiasakan. Maka, masjid
harusnya juga menyenangkan
bagi anak supaya mereka
betah. Ya, menjadi masjid
yang ramah untuk anak,
tambah pengisi kuliah subuh
di salah satu stasiun televisi
nasional ini.
Sebagai
penerjemahannya, masjid
harus mengaplikasikannya
melalui program-program
yang mendukung
perkembangan anak.
Seperti pengelolaan Taman
Pendidikan al-Quran,
pembentukan remaja masjid,
perlombaan anak islami, dan
lain-lain yang mendorong
anak untuk senang
berkembang di lingkungan
masjid. Bahkan pada zaman
Rasulullah, latihan perang
juga dilakukan di lingkungan
masjid.

TAKMIR DAN ORANGTUA


HARUS BIJAK
Tidak jarang kita
menemui takmir yang tidak
membolehkan orangtua
mengajak anaknya ke
masjid. Alasannya agar tidak
mengganggu kekhusukan
berjamaah. Alasan tersebut
sebenarnya baik, namun
terasa kurang bijak dan justru
berseberangan dengan sunnah
Nabi. Sebagai pengelola
masjid, takmir sebaiknya
memahami fungsi masjid
sebagai lingkungan pendidikan
yang berpengaruh positif
terhadap perkembangan
anak. Oleh karena itu, sudah
seharusnya takmir mendesain
lingkungan masjid yang tetap
menjamin kekhusukan jamaah,
namun juga ramah dengan
anak.
Namun demikian
orangtua juga harus memberi
pengertian dan pendidikan
yang baik di rumah agar anak
layak diajak ke masjid. Jadi
orangtua juga harus bijak.
Anak yang lincahnya luar biasa,
sebaiknya dikondisikan di
rumah dulu aja. Jangan sampai
melakukan yang sunah tapi
menggugurkan yang wajib.
Jadi orangtua harus cerdas
mengondisikan anak agar
layak dibawa ke masjid. Jadi
kita lihat realitas. Artinya, tidak
mutlak melarang dan tidak
mutlak membolehkan, imbuh
bapak sembilan anak ini.
Dalam aturan saf
shalat, Islam sebetulnya
telah memberikan aturan
penempatan saf anak, yaitu
di belakang barisan orang
dewasa. Jika pada posisi ini
anak masih menimbulkan
gaduh, sebagai solusi harus

Bersama:
DR. Ahzami Samiun Jazuli, MA

MAKA, MASJID
HARUSNYA JUGA
MENYENANGKAN
BAGI ANAK
SUPAYA MEREKA
BETAH. YA,
MENJADI MASJID
YANG RAMAH
UNTUK ANAK,
ada orang dewasa yang
mendampingi barisan
mereka. Ketika shalat,
penempatannya lakilaki di depan, anak-anak
di belakang, kemudian
perempuan. Itu aturan dari
Islam. Kalau ingin lebih ideal
lagi, kalau bisa masjid itu
tiga lantai. Masjid dibikin
tiga lantai supaya laki-laki,
perempuan, dan anakanak itu tidak campur, tapi
harus tetap bisa melihat
imam, ujar bapak 9 anak ini
memungkasi. (has)

EDISI # 1 | Tahun 2016 |

17

KELUARGA

SENI
BERBICARA
Oleh Ustad Cahyadi Takariawan
Penulis Buku Serial "Wonderful
Family"; PeraihPenghargaan
"Kompasianer Favorit 2014"; Konselor
di "Rumah Keluarga Indonesia" (RKI)
dan "Jogja Family Center" (JFC)

18

MAJALAH Ibadurrahman

dengan

ANAK

nak-anak berbicara dan mengambil pelajaran


dari perkataan orang-orang di sekitarnya.
Fokus Pada Kata Terakhir Anak-anak ternyata
lebih fokus pada kata terakhir yang mereka
dengar, dibandingkan dengan uraian kalimat panjang
lebar yang disampaikan orang tua, betapapun penting
maksud kalimat tersebut. Demikian penuturan John
KehoedanNancy Fischer dalam bukunya Mind Power
for Children.
Perhatikan contoh berikut. Seorang ibu berusaha
menghentikan tangis anaknya dengan kata-kata,

foto : Taufiqurrohman

namun ternyata bukan


membuat anaknya diam,
justru semakin keras
tangisnya. Apa yang
dikatakan pada anaknya?
Nak jangan nangis...
Aduh nak, jangan
rewel...
Ibu sangat lelah, nak.
Tolong jangan ribut,,,
Tiga kalimat di atas adalah
contoh kalimat negatif. Pada
kalimat Jangan nangis,
kesan paling dalam yang
didengar anak terletak pada
kata terakhir, yaitu nangis.
Demikian pula kata Jangan
rewel dan Jangan ribut,
maka kesan yang ditangkap
anak lebih pada kata rewel
dan ribut. Bukan pada

kata larangan jangan yang


dikehendaki sang ibu.
Maka semestinya,
gunakan kalimat positif agar
anak lebih fokus pada katakata positif yang diucapkan
orang tuanya. Semestinya
sang ibu mengatakan:
Nak, ayo kita
bergembira....
Saatnya bersenangsenang Nak....
Waw hari ini sangat
indah dan kita semua akan
berbahagia...
Tiga kalimat di atas adalah
contoh kalimat positif. Pada
kalimat Ayo kita bergembira,
maka kesan yang paling
kuat didengar anak adalah
gembira. Demikian pula
pada dua contoh berikutnya,
anak akan menangkap
pesan bersenang-senang
dan berbahagia. Dari
segi orang tua, ternyata
mempergunakan kalimat
positif akan mengarahkan
pikiran kepada apa yang
diinginkan orang tua
tersebut.
Sebaliknya, kalimat
negatif telah mengarahkan
pikiran pada apa yang
tidak diinginkannya. Maka
pada kalimat, Nak, jangan
nangis, justru lebih mungkin
dipersepsi untuk menangis,
dan kalimat Jangan lebay,
lebih mudah ditangkap untuk
menjadi lebay. Demikian
pula pada kalimat Kamu
tidak boleh gagal Nak... lebih
mungkin dipersepsi pikiran
menjadi gagal lagi. Namun

dengan kalimat postif, Kali


ini kamu pasti berhasil Nak...
akan mudah ditangkap
sebagai pesan untuk
berhasil.
Biasakan Menggunakan
Kalimat Positif Hendaknya
orang tua berbicara dengan
anak selalu menggunakan
kalimat positif, karena
dampaknya akan positif
bagi orang tua dan juga bagi
anak tersebut. Jika terbiasa
menggunakan kalimat
negatif, akan berdampak
negatif pula bagi orang tua
dan anaknya. Ini memerlukan
latihan dan pembiasaan,
mengingat kalimat negatif
lebih mudah diucapkan
spontan dibandingkan
dengan kalimat positif.
Mengapa bisa dikatakan
lebih mudah mengucapkan
kalimat negatif secara
spontan? Karena kalimat ini
merupakan respon sesaat
atas kondisi yang dilihat dari
anak, yang tidak dikehendaki
oleh orang tuanya. Nah,
dengan penjelasan ini Anda
mengetahui, bagaimana
berbicara kepada anak
Anda ketika Anda melihat ia
melakukan perbuatan yang
nakal. Pilihan kalimat Anda
akan sangat menentukan
hasilnya, dan akan membuat
kondisi yang sangat berbeda.
Nak, jangan nakal ya! Nak,
jadi anak salih ya... Anda
mengetahui mana yang lebih
patut disampaikan kepada
anak-anak dari kedua kalimat
di atas. selamat beraktivitas.{}

EDISI # 1 | Tahun 2016 |

19

SYARIAH

foto : Farid Rusly

Ust. Agung Cahyadi, Lc, Ma.

KRITERIA

SEORANG
IMAM

DALAM SHOLAT
Pertanyaan :
Assalamualaikum, Ustadz Agung
Cahyadi. Afwan mau tanya, bagaimana
kriteria seorang imam untuk sholat?
Arya, Gresik.

20

MAJALAH Ibadurrahman

Jawaban:
Waalaikumsalam, Mas Arya. Memilih imam
dalam shalat adalah sesuatu keharusan, tidak
boleh seseorang menjadi imam hanya karena
lebih tua secara umur kemudian dipilih begitu
saja menjadi imam, tetapi ada beberapa
kriteria yang disabdakan Rasulullah Salalahu
alaihi Wassalam. Dari Abu Masud Radiyallahu
Anhu, Yang berhak untuk menjadi imam shalat
adalah yang paling pandai membaca Al-Quran.
Jika mereka Setara dalam bacaan al-Quran,
(yang menjadi imam adalah) yang paling
mengerti tentang sunnah Rasulullah Muhammad
Shalalahu alaihi Wasallam. Apabila mereka
setara pengetahuan tentang sunnah Rasulullah
Muhammad Shalalahu alaihi Wasallam, maka
(yang menjadi imam adalah) yang pertama
kali hijrah. Jika mereka sama dalam amalan
hijrah. Maka (Yang menjadi imam adalah) yang
pertama kali masuk Islam. Hadist Riwayat
Muslim nomor 673. Dalam riwayat yang lain
disebutkan bahwa bila tetap sama, maka pilih
yang lebih tua umurnya, tetapi hal ini menjadi
prioritas terakhir. Maka jelaslah sudah beberapa
kriteria tersebut menjadi rujukan untuk kita
bisa memilih Imam untuk shalat. Yang lebih tua
harus bijaksana bila ada pemuda yang lebih baik
bacaan al-Qurannya.{}

SYARIAH

BACAAN AL-FATIHAH

MAKMUM

KETIKA

TERTINGGAL IMAM
Pertanyaan :
Assalamu'alaikum, Ustadz. Saya
Ridwan dari Surabaya, mau tanya. Jika
kita sholat berjama'ah, dan mendapati
imam gerakan/bacaannya cukup cepat,
misalkan imam sudah rukuk tapi bacaan
al-Fatihah makmum belum selesai, apa
yang harus makmum lakukan? mengikuti
gerakan imam ataukah menyelesaikan
bacaan al-Fatihah dengan konsekuensi
tertinggal gerakannya dari imam? Mohon
pencerahannya. Syukron.
Wassalamu'alaikum

foto : Farid Rusly

Jawaban:
Wa'alaikumussalaam, Mas Ridwan. Pada
saat imam ruku', sementara makmumnya
belum selesai membaca al-Fatihah, maka
makmum meneruskan bacaannya, kecuali kalau
dikhawatirkan ( bila meneruskan bacaan), ia
akan ketinggalan dua rukun/ dikhawatirkan
imam sudah i'tidal, bila itu terjadi, maka ia wajib
untuk mengikuti gerakan imamnya meskipun
ia belum selesai bacaannya, dan insya Allah
sudah diangap sah. Demikian, semoga Allah
senantiasa berkenan untuk membimbing kita
semua kejalan yang diridhoi-Nya. Wallahu a'lam
bishshawaab
Wassalaamu 'alaikum. {}

EDISI # 1 | Tahun 2016 |

21

TANYA PSIKOLOG

Bersama:
Nuri Fauziah, Mpsi.
Psikolog dan Owner
Triple C Daycare

DILEMA
untuk

MENIKAH
LAGI
Pertanyaan:
Assalamualaikum Wr. Wb.
Saya adalah janda dengan
dua putra yang masih kecil.
Saya bercerai dari suami
saya setahun lalu. Tidak saya
sangka ada teman kuliah dulu,
berkomunikasi lagi dengan
saya dan berniat untuk
melamar. Permasalahannya
Bu, meskipun sudah lama
terjadi prahara dalam
rumah tangganya sebelum
bertemu saya lagi, dia baru
dua bulan bercerai dengan
mantan istrinya. Saya
sebagai pihak yang dilamar
memahami permasalahan
rumah tangganya itu dan
memakluminya mengapa
memilih perceraian. Saya
takut mendapat cibiran
orang-orang merebut suami
orang, padahal tidak begitu
adanya. Di sisi lain, saya juga
mempunyai dua anak kecil
yang masih membutuhkan
bimbingan seorang
bapak serta kebutuhan
dana pendidikan dan lain
sebagainya. Bu, apakah
pantas saya menikah lagi
dengan kondisi demikian?
Ratri, Surabaya.

22

MAJALAH Ibadurrahman

Jawaban:
Waalaikumsalam Wr.Wb.
Bu Ratri yang disayang
Allah, mengalami kegagalan
dalam rumah tangga
memang tidak mudah.
Rasa trauma dan kesepian
kerap melanda. Terlebih
jika sudah memiliki putraputri. Ada kebutuhan akan
sosok seorang ayah yang
mendampingi dalam proses
tumbuh kembang sang
buah hati. Sehingga hal
yang sangat lumrah jika ada
harapan untuk dapat segera
memiliki tambatan hati yang
tidak hanya sekedar sebagai
pendamping hidup namun
juga sebagai mitra dalam
pengasuhan dan pendidikan
buah hati tercinta.
Namun untuk
memutuskan menikah
kembali apalagi dengan
kondisi yang tak lagi
sendiri, tentu tak dapat
sembarangan. Pengalaman
menikah sebelumnya jadikan
sebagai bekal dalam proses
memilih pasangan yang baru.
Jangan sampai kegagalan
menghampiri untuk kedua
kalinya.

foto : Taufiqurrohman

Maka saran saya, pastikan


niat ibu dalam menikah
kembali benar-benar karena
Allah. Niat inilah yang akan
menjadi landasan dalam
pernikahan. Mintalah
benar-benar petunjuk
Allah dalam menentukan
pilihan yang terbaik. Setelah
itu pelajari karakteristik
kepribadian calon suami,
analisis hal-hal apa sajakah
yang memungkinkan
menjadi pemicu konflik di
kemudian hari. Dan terakhir
adalah mengenalkan calon
suami kepada anak-anak
dan keluarga. Pastikan
semuanya merasa ridha
dengan keputusan ibu.
Jangan pernah sekali-kali
memaksakan kehendak hanya
karena takut sendirian dan
takut tidak ada biaya untuk
membesarkan buah hati.
Ketawakkallan dan kehatihatian dalam menentukan
pilihan akan membantu
untuk mendapatkan jawaban
terbaik dari sisi Allah.Selamat
mencoba semoga
mendapatkan jawaban terbaik
dari sisi Allah. {}

TANYA PSIKOLOG

Pertanyaan:
Assalamualikum Wr. Wb.
Saya seorang bapak, memiliki
anakumur 2 tahun dan 3,5 tahun. Saya
dan istri sama-sama memiliki karakter
tidak sabar (gampang marah).Jika mereka
melakukan kesalahan, mereka kami
pukul, cubit, sentil dan marahi. Kami
tahu hal itu tidak benar. Kami berusaha
melatih kesabaran dan mencoba
memberikan pengertian kepada anakanak. Tetapi, mereka jadi senang
membantah dan marah jika dilarang.
Bagaimana kami harus bersikap untuk
mengoreksi kesalahan kami?
Ahmad, Surabaya
Jawaban:
Waalaikumsalam Wr. Wb.
Bapak yang dirahmati Allah. Memiliki
dua anak apalagi yang jarak usianya
relatif dekat, tentu tidak mudah.Belum
selesai si sulung merengek, si adik pun
tak mau kalah ikutan rewel.Terlebih jika

ANAK
SUSAH
DINASEHATI
ayah dan ibu termasuk orang yang kurang sabar.
Bisa-bisa stres setiap hari menyaksikan tingkah
polah anak-anak yang sedang masa-masa cari
perhatian tersebut.
Menjadi pembangkang, susah diberitahu, atau
malah menjadi penakut, peragu dan pemalu
adalah hasil dari pola asuh yang kurang
tepat. Jika anak berbuat salah dan orangtua
meresponsnya dengan amarah, sentil dan
kekerasan fisik dan psikis lainnya, maka anak
akan tambah bandel dan susah diatur.
Alhamdulillah jika bapak dan istri sudah
sadar akan kekhilafan dan ingin memperbaiki
diri. Tak ada kata terlambat, walau juga tidak
mudah untuk dapat memulai perilaku yang
baru.Namun juga tak sulit jika ada keinginan
yang kuat. Maka mulailah dengan meminta
maaf kepada diri sendiri, pasangan dan kepada
anak. Tunjukkan bahwa Bapak dan istri benarbenar menyesal dan ingin berubah. Lalu buat
kesepakatan bersama terkait pengasuhan
anak-anak, hal-hal apa saja yang boleh dan
tidak boleh dilakukan anak. Sampaikan dengan
lembut dan konsisten. Tegas tapi tidak marah.
Bila anak sedang marah, biarkan ananda
menguasai dirinya terlebih dahulu. Setelah
mereda, segera peluk, beri pemahaman.
Kuatkan dengan sugesti positif.
Jika bapak dan istri konsisten melakukannya,
insya Allah anak pun akan lebih pandai dalam
mengelola emosi negatif yang dialamainya.
Dan yang paling penting adalah mendekatkan
diri kepada Allah, memohon agar Allah
memudahkan langkah Bapak dan istri dalam
mengasuh dan mendidik amanah titipan-Nya.
Agar kelak mereka menjadi generasi Rabbani
pemberat amal baik bagi kedua orangtuanya.
Bismillah. Selamat mencoba. {}

foto : Farid Rusly

EDISI # 1 | Tahun 2016 |

23

PENGEMBANGAN DIRI

Oleh Ustadz Akhmad Arqom


Direktur Trustco Surabaya,
lembaga profesional
pengembangan diri

DAUN
DAUN

KERING

aun daun kering yang jatuh


ke tanah tentu tidak akan
menarik perhatian kita yang
berjalan di dekat pohon yang
menggugurkannya. Sebab memang secara
lahiriah tidak ada yang ada istimewa
untuk dilihat.
Akan tetapi dari daun daun kering itu
sebenarnya kita bisa belajar beberapa hal:
1. Daun daun kering yang jatuh dan
sengaja digugurkan oleh sang pohon,
adalah pertanda bahwa sang pohon
sedang melakukan proses penyesuaian
diri terhadap kondisi lingkungan yang
tiba tiba tidak banyak. menyediakan air
baginya. Ini dilakukannya sepanjang masa
kemarau sampai datang musim hujan.
Daun daun itu sengaja digugurkan
untuk mengurangi hilangnya atau
penguapan banyak air dari dalam tubuh
pohon itu yang semakin kesulitan
mendapatkan air ketika memasuki musim
kemarau sehingga dengan cara tersebut

24

MAJALAH Ibadurrahman

pohon itu bisa terus hidup


sampai datang musim
mudah memperoleh air.
Dalam situasi kehidupan
kita yang semakin berat
bisakah kita mampu
melepaskan segala sesuatu
yang bisa menolong kita dari
penguapan (pemborosan)
sumberdaya yang kita miliki.
Sebab dengan cara itu kita
akan sanggup melewati masa
masa berat dalam hidup.
2. Pada musim susah
air (kemarau) pohon
lebih memilih daun untuk
digugurkan, dan terus

foto : Taufiqurrohman

mempertahankan akarnya
dalam situasi berat itu,
karena memang akarlah
yang bisa mencarikan air
baginya untuk tetap hidup.
Kalau lah kita harus
mengambil keputusan sulit
dalam hidup ini, untuk
bisa mempertahankan
keberadaan diri dalam situasi
kehidupan yang sangat
berat, apakah kita bisa
dengan tepat memutuskan
untuk mempertahankan
sebagian yang kita miliki
agar dengannya kita terus
bertahan hidup.

Dalam badai kesulitan


hidup. yang begitu kuat
menghantam kita, mungkin
kita terpaksa kehilangan
harta, kolega bahkan
berpisah dari keluarga,
tetapi kita harus tetap
mempertahankan iman, cara
berpikir dan bersikap positif
serta seluruh karakter mulya
kita agar tetap bisa bertahan
hidup, bahkan sanggup tetap
berprestasi.
3. Pada musim air mudah
didapatkan lagi, maka pohon
kembali menumbuhkan daun
baru agar bisa membantunya

mengelola memanfaatkan
cahaya matahari sebagai
energi baginya dalam
proses yang dikenal dengan
fotosintesis.
Bisakah kita juga berlaku
bijak seperti itu? Melakukan
kembali sebuah pekerjaan
yang tadinya kita tinggalkan
karena keterbatasan
sumberdaya yang dibutuhkan,
dan baru melakukannya
lagi ketika sudah belimpah
sumber daya dengan cara
mengajak kembali orang
orang yang kompeten bekerja
lagi bersama kita.{}

EDISI # 1 | Tahun 2016 |

25

BISNIS ISLAM

Oleh: Ustad Suherman Rosyidi

HUKUM
JUAL BELI
RUMAH
KREDIT
Pertanyaan:
Assalamualaikum Wr. Wb.
Ustazd, saya punya
hutang KPR 200 juta. Karena
ingin lepas dari riba, saya
jual rumah tersebut sebesar
200 juta juga kepada
orang/lembaga keuangan.
Kemudian rumah yang saya
jual tersebut, ingin saya
beli kembali secara kredit
tanpa bunga tanpa denda..
Bolehkah hal tersebut?
Kalau tidak boleh bagaimana
solusinya agar kita bisa bebas
dari hutang riba dan tetap
bisa memiliki rumah tersebut?
Jawaban:
Waalaikumsalam Wr. Wb.
Yang pertama kali harus
kita perhatikan adalah bahwa
harga rumah sebesar Rp
200 juta itu sudah termasuk
bunga. Dengan kata lain,
hutang Anda sebesar Rp
200 juta itu mencakup harga

26

MAJALAH Ibadurrahman

rumah dan bunganya. Karena


menyadari keberadaan
bunga itu, maka Anda ingin
bertaubat dengan cara
melepaskan diri darinya.
Cara yang Anda tempuh
adalah (a) menjual rumah
tersebut dan (b) kemudian
membelinya kembali dengan
mencicil, tanpa bunga dan
tanpa denda. Dari sini dapat
dipahami bahwa orang yang
membeli rumah tersebut dari
Anda akan membayar harga
plus bunga tersebut ke bank
penyelenggara KPR. Dengan
kata lain, Anda melepaskan
diri dari riba, tetapi membuat
orang lain terlibat riba.
Hal seperti ini tentu saja
terlarang.
Mengenai langkah (b),
maka tidak ada persoalan
apapun. Seandainya Anda
membeli kembali rumah itu
dengan harga lebih dari Rp
200 juta dengan cara mencicil,

foto : Farid Rusly

maka itu disebut bai alinah yang terlarang. Tetapi,


oleh karena Anda membeli
kembali dengan mencicil
tetapi tanpa bunga dan tanpa
kenaikan harga, maka itu
diperbolehkan, Insya Allah.
Sekalipun langkah (b)
itu halal, oleh karena ada
masalah di langkah (a), maka
langkah (b) jadi tidak dapat
dilakukan.
Yang dapat saya sarankan
adalah, pindahkan hutang
Anda itu ke bank syariah.
Caranya, datangilah bank
syariah yang Anda pilih, lalu
katakan persoalan Anda itu.
Pihak bank syariah akan
melayani Anda dengan
menggunakan akad hiwalah
atau hawalah (anjak piutang).
Selamat atas rumah baru
Anda, dan semoga jawaban
ini membawa manfaat.
Wallahu alam.{}

BISNIS ISLAM

Pertanyaan:
Assalamualaikum Wr. Wb.
Ustazd, saya Hendri seorang
kepala keluarga. Saya berkeinginan
membuka usaha loket pembayaran
cicilan leasing (kendaraan, rumah,
dan lain-lain). Keuntungan yang
saya peroleh nantinya adalah fee
dari setiap transaksi misalnya Rp
5000. Apakah keuntungan yang saya
peroleh tersebut halal, Ustazd? Mohon
penjelasannya.
Jawaban:
Waalaikumsalam Wr. Wb.
Saudara Hendri yang terhormat,
Terima kasih atas pertanyaan
Saudara. Keinginan Saudara untuk
menanyakan kehalalan transaksi itu
menunjukkan besarnya tekad Saudara
untuk mencari hanya harta yang
halal saja. Semoga niat tulus Anda itu
mendapat ridha Allah. Selanjutnya,
dari pertanyaan Anda dipahami bahwa
Anda tidak menjual barang dan tidak
pula menjadi pedagang perantara
(makelar). Yang Anda lakukan hanyalah
membuka loket untuk melayani orangorang yang akan membayar cicilan
hutang mereka. Pekerjaan Saudara itu
adalah pekerjaan halal, dengan syarat:
1. Pihak penjual/pemilik barang
tidak mengenakan bunga kepada
pembeli. Ini merupakan hal yang
amat penting, mengingat bunga
adalah riba nasiah yang haram.
2. Oleh karena Anda bukan pemilik
barang, maka Anda tidak
menentukan harga barang, dan
tidak pula mengambil laba dari jualbeli tersebut.
Demikian jawaban kami. Semoga
bermanfaat. Wallahu alam.{}

HUKUM
MEMBUKA
LOKET
PEMBAYARAN

BARANG
KREDIT
foto : Farid Rusly

EDISI # 1 | Tahun 2016 |

27

SEHAT

Kerjasama dengan :

Rumah Sakit Al-Irsyad


Surabya

Oleh: dr. Salim Ubaid

MENGENALI
GEJALA
JANTUNG
foto : Farid Rusly

Pertanyaan:
Assalamualaikum, Dokter.
Saya Fania, berusia 18 tahun.
Di usia saya yang masih
muda, terkadang saya merasa
nyeri pada dada dan badan
terasa lemas, badan sering
mengeluarkan keringat dan
terjadi kesemutan jika saya
duduk. Apakah saya terkena
gejala penyakit jantung,
dokter? Mohon penjelasannya.
Terima kasih.
Fania, Surabaya.
Jawaban:
Mungkin yang
dikhawatirkan saudari adalah
penyakit jantung koroner ( PJK
), yang memang merupakan
penyakit yang memiliki angka
kematian tinggi di Indonesia.

28

MAJALAH Ibadurrahman

Memang PJK memiliki gejala-gejala seperti yang


saudari sebutkan, seperti nyeri dada yang khas
di dada kiri menjalar ke lengan dan bahu kiri,
keluar keringat dingin, sesak nafas, badan lemas
sampai pingsan, tetapi jarang terjadi pada remaja
atau dewasa muda dibawah 30 tahun. Kalaupun
ada biasanya ada faktor predisposisi , atau faktor
resiko pada penderita seperti:



Riwayat penyakit jantung di keluarga


Kegemukan / obesitas
Penyakit penyebab seperti: Diabetes Mellitus,
Darah Tinggi, Kolesterol tinggi
Gaya hidup tidak sehat, seperti: kurang olah
raga, sering konsumsi junkfood, alkoholis,
perokok
Faktor Stress berkepanjangan

Untuk kasus yang dialami saudari, kalau


bisa dikonsultasikan ke dokter atau rumah sakit
terdekat untuk dicari penyebabnya, dan kalau
perlu diperiksakan laboratorium dan rekam
jantung (ECG)

SEHAT

OPERASI ACL

DAN GANTI SENDI

ra globalisasi salah
satunya adalah
Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA), Rumah
Sakit AL-IRSYAD secara berkala
meningkatkan sumber daya
manusia yang mempunyai
daya saing dan unggul,
ditunjang fasilitas, saranaprasarana yang memadai
serta memenuhi standar yang
ditentukan. Didukung Kamar
Operasi yang representative
dan SDM yang unggul
khususnya bidang Orthopedi
(Bedah Tulang). Saat ini Rumah
Sakit Al-Irsyad telah dapat
melayani pasien-pasien bedah
tulang yang mengalami cedera
sendi maupun pengapuran
sendi (Osteoartritis) . Cedera
sendi lutut/ ligament (ACL/
Anterior Cruciate Ligament,
PCL/Posterior Cruciate
Ligament dan juga cedera
meniscus) banyak didapati
pada olahraga high impact
seperti sepak bola/futsal,
basket, bola volley, sky air, bela
diri dan lain-lain.
Bahkan dapat juga dalam
kondisi biasa misalnya jatuh
dalam posisi penyanggah

tubuh kurang tepat dapat


juga menyebabkan cedera
ligament/sendi lutut. Dengan
Methode Minimal Invasive
Surgery yaitu sayatan luka
operasi yang kecil antara
3-5 mm di daerah sendi
lutut dilakukan operasi
menggunakan alat canggih
dengan teknik Arthroscopy.
Sehingga tindakan operasi
menjadi minimal dan
penyembuhan luka lebih cepat
yang pada akhirnya pasien
dapat beraktifitas kembali.
Adapun untuk pasienpasien yang mengalami
pengapuran sendi
(Osteoartritis) dengan
pengobatan lama dan tidak
ada kemajuan dan setelah
berbagai pertimbangan medis
dibutuhkan ganti sendi. Saat
ini tidak perlu jauh-jauh ke
luar negeri. Rumah Sakit
Al-irsyad Surabaya sudah
mampu melayani operasi ganti
sendi baik sendi lutut total
(Total Knee Replacement/TKR)
maupun sendi pinggul total
(Total Hip Replacement/THR).
Pasca operasi TKR maupun
THR diharapkan rasa sakit dari

Pengasuh Rubrik:

dr. Iwah Prestiono


email :iwahprestiono@yahoo.com
Telp: 08155092845

pasien dengan pengapuran


sendi dapat berkurang
signifikan dan kualitas hidup
bisa ditingkatkan, serta dapat
menjalankan aktifitas lebih
baik dari sebelum dilakukan
operasi. Dengan operasi di
dalam negeri (Surabaya/
Rumah Sakit Al-Irsyad), Anda
dapat menghemat waktu
dan biaya serta kepercayaan
akan kemampuan bangsa
sendiri dapat terpupuk dengan
baik, dan kepercayaan akan
kemampuan dokter-dokter
Indonesia serta petugas medis
khususnya kota Surabaya
dapat meningkat.
Adapun motto Rumah Sakit
AL-Irsyad adalah Layananku
adalah Ibadahku. Rumah
Sakit Al-Irsyad Surabaya yang
terletak di Jl. KH. M. Mansyur
210-214, di daerah Wisata
Religi Surabaya Utara, pada
usianya yang ke 37 tahun ini
telah memberikan layanan
kesehatan bagi masyarakat
secara paripurna dan
profesional.{}

EDISI # 1 | Tahun 2016 |

29

AGENDA STIDKI

ST I D K I A R R A H M A H
Menyelenggarakan
dan mengembangkan
sistem pendidikan Islam
yang kompetitif, STIDKI
Ar-Rahmah mengadakan
berbagai program
dan kegiatan. Hal ini
guna untuk rangkaian
proses pengajaran dan
pembentukan karakter
kepemimpinan Dai
sebagai imam masjid.

Foto Suasana salah


satu kelas saat
seleksi mahasiswa
baru 2015

Pelatihan
Super Smart
Learning
bagian agenda
dari TOP
(Training,
Oriemtasi,
dan
Pemantapan)
Mahasiswa
baru 2015

Kuliah Umum
Dr. Harjani
Pelatihan
Super Smart
Learning bagian
agenda dari
TOP (Training,
Oriemtasi, dan
Pemantapan)
Mahasiswa baru
2015

30

MAJALAH Ibadurrahman

AGENDA STIDKI

Kunjungan dari
Mahasiswa
Institur Dirosat
Islamiyah (IDIA)
Al-Amien Madura

Seleksi Mahasiswa (juga


sampai) Gorontalo
Kunjungan dari Mahasiswa Institur
Dirosat Islamiyah (IDIA) Al-Amien Madura

Penyerahan SK PresidenWakil Presiden BEM

Review Kurikulum
STIDKI bersama
Prof. Dr. H.
Moh. Ali Aiz,
M.Ag. dan Dr.
H. Mastuki
HS (Kasubdit
Kelembagaan
Diktis Kemenag

EDISI # 1 | Tahun 2016 |

31

Program Ibadurrahman

MELEJITKAN WAWASAN
L E WAT K U L I A H U M U M

elain pembelajaran
di kelas bersama
dosen, STIDKI juga
menggelar diskusi
komunikasi dalam forum
lain. Demi meningkatkan
wawasan tentang pentingnya
komunikasi dalam Islam,
STIDKI mendatangkan Dr.H.
Harjani Hefni, M.A. dalam
kuliah umum komunikasi
Islam pada Kamis, (29/10).
Dr.H. Harjani Hefni, M.A.
adalah dosen komunikasi
penyiaran Islam, Fakultas
Ushulluddin, Adab dan
Dakwah IAIN Pontianak.
Kuliah umum bersama
pakar komunikasi Islam asal
Kalimantan Barat ini secara
umum membahas tentang isi
buku karangan beliau yang
berjudul Komunikasi Islam.
Selain menjadi penulis, beliau

32

MAJALAH Ibadurrahman

juga aktif mengisi ceramah,


pengajian, workship, seminar
dan pelatihan-pelatihan
tentang nilai-nilai Islam. Baik
di Indonesia maupun di luar
negeri.
Kegiatan ini
diperuntukkan bagi
mahasiswa dan civitas STIDKI.
Dengan adanya kegiatan ini,
diharapkan mahasiswa dapat
memahami akan pentingnya
pemanfaatan potensi ilmu
komunikasi dalam kegiatan
dakwah. Sehingga kelak,
dakwah kepada masyarakat
dapat mengena dan efektif.
Dalam Ilmu Komunikasi,
sembilan puluh persen
kegiatan komunikasi
dilakukan oleh manusia. Baik
komunikasi secara bertatap
muka dengan lisan, tulisan,
atau jaringan nirkabel. Oleh

karenanya sebagai seorang


aktivis komunikasi muslim,
semaksimal mungkin
kita mengalokasikan
potensi tersebut dalam
jalan dakwah. Selain
untuk mendukung
kegiatan dakwah Islam
di masyarakat, hal
ini didasarkan pada
memaksimalkan potensi
komunikasi manusia untuk
beribadah kepada Allah.
Demi mencapai kualitas
dakwah yang maksimal di
masyarakat, diperlukan pula
manajemen dakwah yang
baik. Dakwah tidak hanya
dapat dilakukan dengan
menjadi muballigh. Masih
banyak lahan media dakwah
yang menanti untuk diisi
oleh kreatifitas seorang
muslim yang tangguh.(has)

MAHASISWA STIDKI

RAKER BEM-BLM STIDKI


AR-RAHMAH PENUH GELORA
Untuk memantapkan langkah kepengurusan
BEM dan BLM STIDKI Ar Rahmah setahun
mendatang, para pengurus organisasi
mahasiswa ini hari Jumat, 4 Desember 2015
lalu berkumpul untuk mengadakan rapat
kerja (raker). Tak kalah dengan para aktivis
kawakan, pengurus BEM-BLM yang kesemuanya
masih berada di semester 1 ini rupanya
telah mampu menata perencanaan langkah
kepengurusan sebaik dan sedetail mungkin.
Diawali dengan pra raker yang diselenggarakan
seminggu sebelumnya, rapat-rapat cabinet dan
kementerian, serta persiapan-persiapan lainnya
mereka lakukan sebaik mungkin dalam rangka
merumuskan program kerja yang tepat untuk
setahun mendatang.
Raker BEM-BLM STIDKI Ar-Rahmah ini
diadakan di Tretes-Prigen, Pasuruan dikemas
dengan santai, sederhana, namun elegan dan
penuh gelora anak muda. Raker ini dibuka
dengan materi Pemimpin yang Hebat dan
Anggota yang Handal dalam Organisasi yang
disampaikan oleh Pembantu Ketua III STIDKI

ASAH FISIK, MENTAL,


DAN SPIRITUAL
DENGAN POWERFULL
LEADERSHIP TRAINING

Ar-Rahmah Ustadz Ahmad Faiz Khudlari Thoha,


S.Si. Selepas materi dilanjutkan presentasi
program kementerian/departemen hingga diakhiri
sinkronisasi dan pengesahan program kerja.
Walaupun pembahasan cukup panjang, para aktivis
ini melawan lelah dengan teriakan yel-yel takbir
dan hidup mahasiswa yang menggema di seantero
ruangan.
Wakil Presiden BEM STIDKI Ar-Rahmah,
Shiddiqul Hasanah, menyampaikan bahwa selepas
raker ini setiap kementerian telah siap untuk
bergerak. Insyaallah kami akan langsung bergerak
merealisasikan rencana ini, ujar mahasiswa asal
Makassar ini.{}

Salah satu terobosan yang diadakan BEM STIDKI Ar


Rahmah di masa-masa awal kepengurusannya ini adalah
pelatihan kepemimpinan yang bertajuk Powerfull Leadership
Training. Yang unik, pelatihan ini diadakan secara berlanjut
di dua tempat yang berbeda, yakni Tretes Pasuruan dan
Kota Batu. Hendy Alif Qurvenianto, Ketua Panitia kegiatan
ini menjelaskan bahwa pelatihan ini dihelat berbeda dengan
pelatihan kepemimpinan pada umumnya. Jika banyak
pelatihan kepemimpinan hanya berorientasi pada aspek
pengetahuan atau keterampilan saja, maka kegiatan ini
lebih dari itu karena juga menyentuh aspek fisik, mental,
dan spiritual sebagai modal kepemimpinan yang kerapkali
dikesampingkan.
Kegiatan kami tidak hanya indoor training, tapi juga lebih
banyak outdoor. Karena kami meyakini pemimpin yang baik
tidak hanya terampil dan luas pengetahuannya saja, tapi
juga kuat fisiknya, tangguh mentalnya, dan dekat dengan
Allah, terang Hendy. Mahasiswa asal Medan ini menunjukkan
serangkaian kegiatan variatif yang sarat ilmu yang menjadi
bagian dari pelatihan ini. Di antaranya, beberapa outbond
kepemimpinan dilakukan di area Air Terjun Kake Bodo dan
kolam renang yang disiapkan khusus untuk pelatihan ini.
Aktivitas penguatan ibadah dengan pengkondisian yang
syahdu juga menjadi bumbu-bumbu yang begitu mengesankan
peserta. Rasanya tidak salah bilamana panitia menyebut
kegiatan ini dengan Powerfull Leadership Training.{}
EDISI # 1 | Tahun 2016 |

33

MAHASISWA STIDKI

STIDKI AR RAHMAH
KIRIM DELEGASI DI
FSLDKD VII SURABAYA
Sebagai kampus dakwah yang
memberikan perhatian penting
pada kegiatan dakwah mahasiswa,
STIDKI (Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah
dan Komunikasi Islam) Ar-Rahmah
mengirimkan tiga mahasiswa sebagai
delegasi pada Forum Silaturrahim
Lembaga Dakwah Kampus Daerah
(FSLDKD) VII Surabaya, yang diadakan
pada 6-8 November 2015 lalu di
Universitas Wijaya Kusuma (UWK)
Surabaya. Terpilih sebagai utusan
STIDKI Ar-Rahmah saat itu adalah M.
Fachri mahasiswa asal NTB, Epik Tayebu
mahasiswa asal Gorontalo, dan Ammar
ShobariRosyid mahasiswa asal NTB.
Keikutsertaan tiga orang perwakilan
ini diharapkan dapat membangkitkan
semangat inovasi dakwah mahasiswa
dan melatih para mahasiswa untuk
membangun jaringan dari kampuskampus yang lain.
M. Fachri yang juga menjabat
sebagai Menko Luar Negeri BEM STIDKI
Ar-Rahmah mengatakan, Fokus utama
STIDKI Ar-Rahmah memang dakwah,

BANGUN JARINGAN,
BEM STIDKI AR-RAHMAH
KUNJUNGI BEM ITS

34

MAJALAH Ibadurrahman

sehingga kami tidak membentuk Lembaga Dakwah


Kampus khusus sebagaimana di kampus lain. Tapi kami
mempunyai unit khusus di bawah BEM yang khusus
menangani jaringan lembaga dakwah kampus.Fachri
mengaku telah mengenal dengan baik para ketua
Lembaga Dakwah Kampus se-Surabaya. Ia berharap
ke depan terjadi sharing pengalaman, inspirasi, dan
motivasi dakwah untuk perkembangan organisasi
mahasiswa STIDKI Ar-Rahmah.
Di samping itu, sebagai satu-satunya kampus
penghapal al-Quran saat ini, Ammar ShobariRosyid
delegasi STIDKI Ar-Rahmah yang hapal 20 juz dan
bersuara merdu ini didaulat menjadi imam shalat
dengan jamaah aktivis dakwah kampus se-Surabaya.{}

Salah satu langkah pertama yang diambil


oleh BEM STIDKI Ar-Rahmah di masa-masa
awal kepengurusannya adalah membangun
jaringan dengan BEM-BEM kampus yang
lain. Kunjungan para pejabat mahasiswa ini
dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2015
dengan tujuan BEM ITS. Setelah disambut
di sekretariat BEM ITS, kegiatan dilanjutkan
dengan perkenalan lebih mendalam dari
kedua belah pihak yang diisisharing program.
Kegiatan ini berlangsung santai, cair, dan
penuh nuansa persahabatan.
Di penghujung acara, kedua BEM bertukar
suvenir sebagai bentuk kesiapan kerja sama
di medan-medan amal kebaikan berikutnya.
Semoga BEM STIDKI Ar-Rahmah semakin
berkembang dan jaya!.{}

MAHASISWA STIDKI

BELAJAR MENJADI PEMIMPIN,


MAHASISWA BENTUK BEM DAN BLM
Mahasiswa STIDKI Ar-Rahmahtelah menggoreskan
catatan sejarah baru, saat para calon pemimpin umat ini
mengadakan Musyawarah Mahasiswa (MUSMA) STIDKI
Ar-Rahmah untuk pertama kalinya pada 4-5 September
2015. Tak kalah dengan anggota dewan, para mahasiswa
semester 1 ini bersidang untukmembahas Anggaran
Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Keluarga
Mahasiswa STIDKI Ar-Rahmah. Di samping itu, mereka juga
menggodok format organisasi kemahasiswaan, hingga pada
akhirnya dipilih anggota Badan Legislatif Mahasiswa (BLM)
serta Presiden dan Wakil Presiden pertama Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) STIDKI Ar-Rahmah.
Terpilih sebagai anggota BLM adalah; ZendaniAbdillah
asal Probolinggo (sekaligus sebagai Ketua BLM), Epik Teyebu
asal Gorontalo, Abdullah DjamalAlamudi asal Surabaya,
dan Ammar ShobariRosyid asal NTB. Adapun orang nomor
1 dan 2 di BEM STIDKI Ar-Rahmah periode pertama ini
adalah MiqdadIzzuddin asal Ponorogo sebagai Presiden dan
ShiddiqulHasanah asal Makassar sebagai Wakil Presiden.
Miqdad bertekad untuk membentuk pondasi organisasi
mahasiswa STIDKI AR-Rahmah yang mampu menjadi
model bagi generasi-generasi berikutnya. Mahasiswa
yang sudah mengantongi hapalan 30 juz ini juga telah
mempunyai beberapa gambaran program besar yang akan
direalisasikan oleh BEM setahun mendatang.{}

GANDENG MARINIR,
STIDKI AR-RAHMAH
ADAKAN LDK
MAHASISWA BARU

Dalam rangka mengasah kemandirian, kebersamaan,


dan kedisiplinan mahasiswa baru STIDKI Ar-Rahmah
menggandeng Brigade Infanteri-1 Marinir untuk
mengadakan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK), pada 2123 Agustus 2015 lalu. Agar hasil pelatihan optimal, seluruh
rangkaian kegiatan diadakan langsung di markas mariner
tersebut.
Acara ini dibuka secara resmi dalam bentuk upacara
militer oleh Ketua STIDKI Ar-Rahmah UstadAhmad
MudzoffarJufri, MA. sebagai Inspektur Upacara.
UstadMudzoffar berpesan agar para mahasiswa menyerap
banyak hal dari proses pelatihan selama tiga hari ini.
Diharapkan30 mahasiswa yang ikut dalam LDK ini siap
menjalani masa pendidikan di STIDKI Ar-Rahmah dengan
optimal, termasuk siap memimpin masyarakat saat lulus
nanti.
Kegiatan ini ditutup pada Minggu sore, 23 Agustus
2015 oleh Ketua Dewan Pembina STIDKI Ar-Rahmah Ustad
Muhammad ShalehDrehem, Lc. didampingi Komandan
Brigade Infanteri-1 Marinir Mayor Marinir Heru Gunawan.
UstadMuhammad menyampaikan apresiasi dan terimakasih
pada tim pelatih marinir dan berharap sinergi ini dapat
terus berlanjut.{}

EDISI # 1 | Tahun 2016 |

35

DARI MASJID KE MASJID

SEJARAH, PERKEMBANGAN
dan KEISTIMEWAAN dari

MASJIDIL
HARAM

ekah pada awalnya adalah tempat


yang gersang, tidak ada pepohonan
dan tidak ada tanda-tanda
kehidupan sebelum datangnya
Ismail dan Hajar. Yang ketika itu Hajar
mondar-mandir dari Shafa menuju Marwah
sebanyak 7 kali, mencari air untuk anaknya,
Ismail. Kemudian keluarlah sumber mata air
dari hentakan kaki kecil Ismail. Hajar berkata,
Zamzam (berkumpullah), hingga akhirnya air
yang berkumpul itu disebut Zamzam. Dari air
Zamzam itulah bermunculan tenda-tenda kecil
yang kemudian disebut dengan perkampungan
Mekah.
Suatu ketika nabi Ibrahim mendapatkan
wahyu untuk mendirikan Kabah di kota kecil
Mekah. Kabah yang memiliki arti tempat
penghormatan dan prestise tertinggi. Kabah
pertama kali didirikan oleh nabi Adam dan
hancur ketika banjir bandang pada zaman
nabi Nuh. Kabah yang didirikan oleh Ibrahim
terletak persis di tempat Kabah lama.
Sekitar 1500 SM merupakan tahun pertama
Kabah kembali didirikan oleh Ibrahim dan

36

MAJALAH Ibadurrahman

Ismail yang terbuat dari bebatuan


bukit Hira, Qubays, dan tempattempat lainnya. Bangunan mereka
semakin tinggi dari hari ke hari,
dan kemudian selesai dengan
panjang 30-31 hasta, lebarnya 20
hasta. Bangunan awal tanpa atap,
hanyalah empat tembok persegi
dengan dua pintu.
Pada bangunan Kabah terdapat
satu sisi yang diisi dengan batu
hitam besar bernama Hajar
Aswad. Batu tersebut disimpan
di bukit Qubays sejak banjir
zaman nabi Nuh dan merupakan

foto : istimewa

pemberian langsung oleh Malaikat Jibril. Selesai


dibangun,Allah memerintahkan Ibrahim untuk
menyeru umat manusia berziarah ke Kabah yang
didaulat sebagai Rumah Allah. Dari sinilah, awal
mula haji, ibadah akbar umat Islam di seluruh
dunia.
Dengan bangunan awal Kabah yang
tanpa atap dan bertembok rendah sehingga
barang-barang berharga di dalamnya sering
dicuri. Sehingga bangsa Quraisy berinisiatif
untuk merenovasinya. Langkah pertama
untuk melakukan hal tersebut adalah dengan
merobohkan Kabah. Al-Walid bin Al-Mughirah
Al-Makhzumy adalah orang yang pertama kali
merobohkan Kabah untuk membangunnya

menjadi bangunan yang baru.


Di zaman Rasulullah, renovasi
juga pernah dilakukan pasca banjir
besar. Lalu muncul perselisihan
di antara keluarga-keluarga kaum
Quraisy mengenai siapakah yang
pantas memasukkan Hajar Aswad
ke tempatnya di Kabah. Keputusan
Rasulullah adalah dengan meminta
keempat suku untuk mengangkat
Hajar Aswad secara bersama dengan
menggunakan secarik kain. Ide ini
berhasil menghindarkan perpecahan
dan pertumpahan darah di kalangan
bangsa Arab.
Renovasi terbesar dilakukan pada
tahun 692 M. Sebelum renovasi, Kabah
terletak di ruang sempit terbuka di
tengah sebuah masjid yang kini dikenal
dengan Masjidil Haram. Pada akhir
tahun 700-an, tiang kayu masjid diganti
dengan marmer dan sayap-sayap
masjid diperluas, ditambah dengan
beberapa menara. Renovasi diperlukan
karena semakin berkembangnya
Islam dan semakin banyaknya jamaah
haji dari seluruh jazirah Arab dan
sekitarnya. Wajah Masjidil Haram
modern dimulai saat renovasi tahun
1570 pada kepemimpinan Sultan Selim.
Arsitektur tahun inilah yang kemudian
dipertahankan oleh kerajaan Arab
Saudi hingga saat ini.
Masjidil Haram yang terletak di
Mekah dan di dalamnya terdapat
Kabah, Hajar Aswad, makam Ibrahim,
tempat air bernama Zamzam adalah
peninggalan Islam. Sampai kapanpun,
tetap terjaga karena Allah mencintai
dan menjamin kota Mekah. Dari
riwayat Muslim bahwa Abu Hurairah
mendengar Rasulullah bersabda,
Shalat di masjidku ini lebih baik
daripada 1000 shalat di tempat lain,
kecuali di Masjid Al-Haram. Bahwa
Masjidil Haram memiliki keistimewaan.
Di sekitar Masjidil Haram yakni antara
rumah Rasulullah dan mimbar beliau
merupakan satu-satunya taman surga di
bumi. Wallahu alam.(Ce2)

EDISI # 1 | Tahun 2016 |

37

Tafsir Kontekstual

MENGUATKAN
(KEMBALI)
TALI UKHUWAH
YANG RAPUH
Oleh: Fathurrahman Masrukan, Lc., MA., M.Ed.

HanyalahOrang-orang mukmin yang bersaudara, maka damaikanlah antara


dua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian
mendapat rahmat. (QS. al-Hujurat: 10)

khuwah adalah kata serapan Arab yang secara


harfiah artinya hubungan saudara, berasal dari
kata dasar akh yang menunjuk pada makna
saudara sekandung (QS. al-Maidah: 25) atau
saudara seagama (QS. al-Hujurat: 10) atau saudara sebangsa
(QS.al-Araf: 65).Sehingga dapat disimpulkan bahwa definisi
ukhuwah adalah sebuah interaksi sosial yang bermuara pada
kedekatan psikologis karena ikatan darah atau keyakinan
atau kedaerahan.

38

MAJALAH Ibadurrahman

Tulisan ini akan dititikberatkan pada model


hubungan antar sesama muslim yang disebut
Ukhuwah Islamiyah. Rasulullah mengibaratkan
ukhuwah dalam masyarakat Islam seperti
layaknya satu tubuh yang selalu seirama dalam
suka dan duka;Engkau melihat kasih sayang, cinta
dan kelembutan diantara orang-orang mukmin
seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggota sakit
otomatis seluruh tubuh tak bisa tidur dan demam.
(Muttafaq Alaihi)
Ukhuwah Islamiyyah diletakkan atas asas
kecintaan dan solidaritas yang dipadu erat dengan
kecintaan kepada Allah. Mereka berhimpun
untuk sebuah tujuan yang sama. Rasa senasib
sepenanggungan adalah motto hidup yang tak
pernah redup. Tak ayal dunia menjadi nikmat
disebabkan sikap empati yang tak pernah pudar,
hati berpadu dalam pesona cinta kepada Allah.
Atas dasar prinsip Akidah ini,setiap muslim
wajib menyokong kemerdekaan kaum muslimin
di Palestina dari penjajahan Negara Israel.
Karena komitmen Akidah,setiap muslimharus
bergelora semangat perlawanannyamenghadapi
diskriminasi dan pembantaian yang menimpa
kaum muslimin di Myanmar,Angola, dan belahan
bumi lainnya.

Tidak sempurna iman salah seorang dari


kalian sampai dia mencintai saudaranya
sebagaimana dia mencintaidirinya.
(HR.Bukhari Muslim)
Namun bila menengok kondisi umat Islam
Indonesia akhir-akhir ini rasanya membuat kita
menangis. Bagaimana tidak, gambaran ukhuwah
islamiyah yang ditamsilkan Rasulullah Saw. diatas
tampaknya masih jauh panggang dari api. Fondasi
persaudaraan kita masih mentah, rapuh dan
rawan pembusukan. Budaya saling mencakar
kawan sendiri menjadi berita harian yang sangat

membosankan.
Kebenaran menjadi
klaim-klaim sepihak yang
mengakibatkan perpecahan.
Tak ayal masing-masing
kelompok merasa menjadi
pewaris tunggal estafet
kenabian. Dengan mudah
mereka menempelkan label
sesat kepada kelompok lain
yang tidak sepaham (QS.
al-Mukminun: 53), padahal
perkara-perkara tersebut masih
dalam bingkai ijtihad.
Kiranya perlu kita renungi
nasihat Rasulullah Saw.
ini;Muslim sejati adalah orang
yang masyarakatnya selamat dari
gangguan lisan dan tangannya.
(HR.Bukhari Muslim)
Maka setiap muslim patut
melakukan instropeksi diri.
Artinya lebih menyibukkan
diri dengan hal-hal yang
bermanfaat bagi dirinya dengan
menjauhi buruk prasangka
(suudhon) dan menyebarkan
aib saudaranya (QS. al-Hujurat:
12). Tidak mau menelan begitu
saja setiap berita yang sampai
kepadanya (QS. al-Hujurat:
6). Semoga Allah merahmati
Hamdhun al Qossorketika
mengatakan: Jika salah seorang
saudaramu khilaf, maka carilah
90 alasan (untuk berprasangka
baik).
Karena, dakwah Islam akan
sukses bila ukhuwah dibalut
dengan kelembutan dan cinta
yang tulus. Wallahu Alam
bisshowab.{}

EDISI # 1 | Tahun 2016 |

39

KULINER

LEGENDA
LONTONG
BALAP
PAK GENDUT

erkunjung ke Surabaya rasanya


kurang lengkap bila belum mencicipi
menu legendaris Kota Pahlawan ini,
yaitu lontong balap. Lontong balap
adalah sajian hasil perpaduan antara lontong,
tahu, lento dan tauge yang disiram dengan
kuah gurih. Salah Satu depot lontong yang
paling tersohor di Surabaya adalah Lontong
Balap Pak Gendut atau yang pernah dikenal
dengan nama Lontong Balap Garuda.
Yang membuat spesial lontong ini adalah
unsur legendanya; Lontong Balap Pak Gendut
mulai berdiri tahun 1958, awalnya berjualan
gendongan, kaki lima, hingga saat ini berada
di gerai yang cukup besar. Saat ini kapal bisnis
Lontong Balap Pak Gendut dinakhodai oleh
Aris Taufiq (37). Aris merupakan generasi
ketiga yang meneruskan bisnis kuliner ini.
Berbagai kondisi pahit manis pernah ia
cecap untuk melestarikan bisnis kuliner yang
legendaris isi. Sepeninggal orangtuanya pada
tahun 2005, Aris memilih untuk melanjutkan
usaha turun-temurun ini. Meski diakuinya,
bapaknya, almarhum Haji Abdul Rohim tak
pernah setuju anak semata wayangnya itu

40

MAJALAH Ibadurrahman

melanjutkan usahanya.
Menjaga cita rasa adalah harga mati
bagi lontong balap yang memiliki ratusan
pelanggan setia ini. Meski memiliki banyak
pelanggan fanatik, tetapi perjalanan bisnis
kuliner ini tidak semulus yang dibayangkan.
Saat tahun 2012, lontong balap yang
pernah berjualan di Jl. Kranggan Surabaya
ini, harus digusur dan pindah tempat di
Jl. Dr Moestopo (seberang kantor PDAM)
Surabaya.
Perpindahan itu memaksa Lontong
Balap Pak Gendut memulai lembaran

foto : Farid Rusly

baru. Berbagai bentuk promosi mulai dari


brosur, onlinedan mengundang wartawan
media cetak, radio dan televisi dilakukan
Aris untuk mengabarkan lokasi baru depot
lontongnya. Aris juga sering terjun dalam
pagelaran festival jajanan tradisional, salah
satunya yang terkenal adalah Festival Jajanan
Bango, dimana Lontong Balap Pak Gendut
selalu mendapat tempat di hati khalayak
pengunjung. Saat ini Lontong Balap Pak
Gendut telah memiliki kurang lebih 12 orang
pegawai, menghabiskan 200 hingga 300 porsi
perhari, ini belum termasuk saatmengikuti

festival-festival kuliner.
Aris menyadari, semua kesuksesan
yang diraih bisnis warisan turun-temurun
ini tak lain karena berkah Allah Subhanahu
wa Taala, kegigihan serta baktinya kepada
orangtua. Bapak dua anak ini juga bercerita
bahwa kesuksesannya adalah hasil doa dan
dukungan sanak keluarga dan saudara.
Meskipun sudah dipatenkan, tetapi tetap
saja ada yang berani menjiplakmerk Lontong
Balap Pak Gendut. Namun Aris tetap tenang
menyikapinya, karena ia sangat yakin bahwa
rezeki dari Allah tak pernah tertukar.{}

EDISI # 1 | Tahun 2016 |

41

TAZKIYAH

IKHLAS
DALAM
BERAMAL

foto : Farid Rusly

etiap perbuatan pasti


diawali dengan sebuah
tujuan. Sebagai umat
Islam, tentunya kita
telah memiliki tujuan yang
jelas, yakni semua perbuatan
akan kita niatkan hanya
untuk mendapat ridha Allah
semata. Sesuai dengan
hadis yang diriwayatkan dari
Umar bin Khattab bahwa,
dia mendengar Rasulullah
bersabda, Sesungguhnya
amal perbuatan membutuhkan
niat. Dan setiap orang akan
dibalas sesuai dengan niatnya.
Barangsiapa yang hijrahnya
kepada Allah dan RasulNya, maka hijrahnya kepada
Allah dan Rasul-Nya, dan
barangsiapa yang hijrahnya
karena ingin meraih dunia atau
wanita yang ingin dinikahinya,
maka hijrahnya kepada apa
yang dia niatkan.
Ustadz Sholeh Drehem,
Lc. mengungkapkan bahwa
ada yang unik sekaligus
mengkhawatirkan dari hadis
pertama Arbain tersebut.
Pasalnya, Rasulullah
menyampaikan sabdanya
manakala mendengar kasak

42

MAJALAH Ibadurrahman

Ust. Sholeh Drehem, Lc, M.Ag.

kusuk perihal Ummu Qois


dan seorang pemuda tampan
yang hendak menikahinya.
Rasulullah mendengar sebuah
isu bahwa pemuda tersebut
ikut hijrah lantaran terjebak
pada pilihan Ummu Qois.
Hadis tentang niat
menjadi penting untuk
diingat, diperhatikan serta
diperbaharui setiap waktunya.
Karena dalam sebuah
tatanan berjamaah, keutuhan
dan kesucian niat sangat
menentukan keberhasilan
dalam misi dakwah. Jika salah
seorang saja dari pengikut
memiliki niatan yang tidak
ditujukan kepada Allah,
maka akan mempersulit
jalannya dakwah. Lantas,
bagaimana jika pengikutnya
lebih dari satu yang memiliki
niatan selain Allah? Pun bisa
dipastikan, mereka akan
berebut harta rampasan,
wanita dan budak.
Ustadz Sholeh Drehem, Lc.
juga menambahkan bahwa
indikator termudah untuk
mendeteksi seorang Muslim
terlebih kepada laki-laki dalam
hal keikhlasan adalah dari

shalat Isya dan shalat Subuh


berjamaah di masjid. Dan
Allah menekankan kepada
mereka yang melaksanakan
shalat Subuh bahwa
Allah akan menjaga dan
mengenggam mereka sehari
penuh. Allah akan menjaga diri
setiap muslim dari gangguan
setan serta rasa ikhlas yang
muncul dari perjuangan untuk
melaksanakan shalat Subuh
berjamaah juga akan menjadi
benteng pertahanan ketika
ada godaan dari manusia.
Ikhlas itu sendiri
merupakan bentuk wujud
dari moral seorang mukmin
yang menjadi contoh
untuk generasi saat ini dan
kemudian waktu, serta ikhlas
akan menjadikan seorang
secara reflek untuk sering
berucap istighfar karena tidak
ingin setiap perbuatan baik
yang dilakukan mendapat
pujian dari orang lain. Mukmin
yang ikhlas hanya ingin
mendapat pujian dari Allah
berupa surga, ungkap Ustadz
Sholeh Drehem sebagai
penutup dalam pembicaraan
tentang ikhlas. (Ce2)

ISLAMUNA

BANGKITNYA

SHALAT SUBUH

BERJAMAAH

ecep Tayyip Erdogan.


Siapa yang tidak kenal
nama itu? Presiden Turki
yang membawa Turki
bangkit dari keterpurukan
ekonomi berkerpanjangan.
Pada tahun 1994, Turki
mengalami gejolak ekonomi
yang begitu menyedihkan.
Sampai-sampai seorang
reporter salah satu stasiun
televisi asingmenyatakan
bahwa 1 poundsterling seharga
dengan tumpukan uang lira
Turki, hingga salah satu mata
uang lira dibakar, dipakainya
untuk menyalakan rokok.
Begitu ironisnya Turki saat itu.
Di bawah Erdoganlah Turki
yang semula terpuruk bisa
bangkit dan saat ini menjadi
kekuatan dunia yang cukup
diperhitungkan. Shalat Subuh
berjamaah menjadi resep
andalannya. Sejak digiatkannya
shalatSubuh berjamaah,
perekonomian negara Turki
bak anak panah melesat dari
busurnya. Dari sinilah kaum
Muslim sedunia bercermin,
mengambil ibrah, termasuk
juga Indonesia, negara yang
notabene carut-marut dengan
segala permasalahan yang
dialaminya.
Melirik keberhasilan nan
cemerlang yang dialami Turki,
tokoh-tokoh Islam diIndonesia
punmulai menggelar dan
menghidupkan kembali cahaya

yang sudah lama redup.


Cahaya Islam yang sudah
lama dirindukan pengikutnya;
cahaya Subuh.
GERAKAN PEJUANG
SUBUH DI INDONESIA
Untuk membangkitkan
lagi tradisi shalat Subuh
berjamaah, pada 2012
lalu, tiga pemuda Muslim
Indonesia mendirikan
komunitas yang diberi nama
Pejuang Subuh. Hadi E. Halim,
salah satu pendiri komunitas
ini bercerita, awalnya ia
malu menyaksikan bahwa
kebanyakan jamaah Subuh
adalah orang-orang yang
sudah tua dan renta. Maka
komunitas Pejuang Subuh
memiliki visi; shalat Subuh
seramai shalat Jumat.
Komunitas Pejuang Subuh
memiliki misi membangunkan
kaum Muslim untuk
melaksanakan shalat Subuh
berjamaah, mencetak mujahid
dan mujahidah Subuh, serta
memelihara dan menjaga
semangat mujahid dan
mujahidah untuk membangun
umat.
Berbagai macam
kesuksesan yang pernah
diraih umat Islam pada masa
lalu sangat erat kaitannya
dengan shalat Subuh. Bahkan
untuk membicarakan strategi
perang dan segala macam

bentuk pengembangan negara,


dimulai pada waktu Subuh,
setelah shalat Subuh berjamaah
pastinya.
Berbagai kisah luar biasa
pernah terjadi di waktu Subuh,
termasuk juga pengangkatan
khalifah Umar bin Khattab juga
dilakukan waktu Subuh. Hal ini
membuktikan dahsyatnya waktu
Subuh. Rasulullah pun banyak
berpesan agar umatnya banyak
beribadah di sekitar waktu
subuh, sebelum (shalat tahajud)
atau sesudah shalat Subuh
(berzikir hingga matahari terbit).
Tidak hanya itu, shalat
Subuh berjamaah adalah bentuk
kesungguhan seseorang untuk
mau menggapai apa yang ia
cita-citakan. Jika seseorang
memiliki mimpi tetapi malas
shalat Subuh berjamaah,
berarti mimpinya tidak dua
puluh empat karat, alias tidak
sunggung-sungguh dalam
meraih mimpi. Karena pada
waktu Subuh Allah menurunkan
malaikat-malaikatnya untuk
mendoakan mereka yang
mau bangun dan bersusah
payah datang ke masjid untuk
shalat Subuh berjamaah.
Banyak contoh kesuksesan
dunia yang bisa diraih dengan
mempraktikkan shalat Subuh
berjamaah, dan pastinya shalat
Subuh berjamaah juga akan
mengantarkan pelakunya pada
kesuksesan akhirat.(nis)
EDISI # 1 | Tahun 2016 |

43

44

MAJALAH Ibadurrahman

Anda mungkin juga menyukai