Mengenal Allah
Penulis
Abdullah Gymnastiar
Editor
Rashid Satari
Desainer/Layouter
Agus Anwar
Diterbitkan oleh
SMS Tauhiid
Jl. Gegerkalong Girang No. 30F Bandung
Telp. 022-2002282, Hp. 0821 2002 2002
www.smstauhiid.com
Pengantar Penerbit
Ilmu tentang Allah Swt adalah ilmu
paling agung di antara ilmu-ilmu yang
ada. Betapa tidak, pengetahuan manu-
sia tentang Allah bisa mengantarkan
hidupnya kepada kebahagiaan yang
hakiki, yaitu kebahagiaan dunia dan
akhirat.
Manusia dilanda gelisah, gundah
gulana, dihantui rasa was-was, khawatir
dan takut dalam menjalani kehidupan
dunia ini. Padahal yang mereka gelisah-
kan itu sesungguhnya tidaklah serumit
kegelisahaan yang mereka ciptakan
sendiri. Manusia dilanda perasaan-per-
asaan seperti ini karena tidak menge
nal dengan baik dan benar siapa Dzat
Pencipta mereka.
3
Herannya, manusia begitu berse-
mangat dan rela mengorbankan apa
saja dan berapa saja demi memiliki ilmu
tentang keduniaan. Namun, mereka
begitu berat untuk memperkaya diri
mereka dengan ilmu tentang Allah.
Bahkan meski ilmu tentang-Nya itu
bisa mereka dapatkan secara mudah
dan tanpa biaya.
Mengenal Allah Swt secara sung-
guh-sungguh akan mengantarkan kita
pada pengetahuan tentang hakikat ke-
hidupan. Sehingga kita pun mengerti
apa, bagaimana dan harus seperti apa
kita menjalani hidup ini. Mengenal-Nya
secara serius akan mendatangkan rasa
tenang dan tentram pada diri kita secara
luar biasa.
Bandung, Mei 2012
Penerbit
Pengantar Penerbit — 3
1. Ayat dan Surat Teragung
Bercerita Tentang Allah — 10
2. Tiga Tingkatan
Mengenal Allah — 22
3. Keutamaan Serius
Mengenal Allah — 31
4. Agar Serius
Mengenal Allah — 66
5
Serius
Mengenal Allah
7
belajar ilmu-ilmu keduniawian. Perhati-
kanlah diri kita yang pontang-panting
belajar ilmu matematika, fisika, bahasa,
manajemen bisnis dan lain sebagainya
hingga perguruan tinggi bahkan ditam-
bah pula dengan bimbingan belajar.
Begitu seriusnya kita mempelajari ilmu-
ilmu tersebut. Namun, kita tidak seserius
itu belajar ilmu untuk mengerti ke-Esa-
an Allah Swt.
Inilah sumber masalah kita. Kita
belum mengenal Allah Swt dengan
baik dan benar. Inilah kemudian yang
menyebabkan timbulnya rangkaian
masalah di dalam hidup kita. Hidup tidak
tenang, gelisah dan penuh kekhawati-
ran. Inilah akibat jika belum mengenal
Allah Swt dengan baik dan benar.
Sedangkan jika kita mengenal
Allah Swt dengan baik dan benar,
maka kita akan menjalani hidup jauh
lebih nyaman. Memang kegelisahan
9
1
Ayat dan Surat
Teragung Bercerita
Tentang Allah
3 Çö
Î Ï¡
Î ç© ×ö ×Å
4 ÏÏøÎÎ
Î ÿç
Ï ßô Ï©
4 Î
Î ÿÏÏù Ï ô Ïi&óÎ
äÅã
( ö
Ï¡ çÅöä Å
11
Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Dia yang
hidup kekal lagi terus menerus mengu-
rus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan
tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di
langit dan di bumi. Tiada yang dapat
memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-
Nya. Allah mengetahui apa-apa yang
di hadapan mereka dan di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui
apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa
yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meli-
puti langit dan bumi. Dan Allah tidak
merasa berat memelihara keduanya, dan
Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.” (QS.
Al Baqarah [2]: 255).
Keterangan ini sebagaimana hadits
yang bersumber dari Ubay bin Ka’b RA
Yaitu ketika ia berkata, “Rasulullah Saw
bersabda, “Wahai Abul Mundzir (gelar/
panggilan untuk Ubay), tahukah engkau
ayat mana di dalam kitab Allah yang
paling agung?”
12 Serius, Mengenal Allah
Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya
lebih tahu.” Lalu beliau bertanya lagi,
“Wahai Abul Mundzir, tahukah engkau
ayat mana di kitab Allah yang paling
agung?” Aku pun menjawab,
15
kalimat “hifzuhumaa”. Kelimat ini me-
nyiratkan bahwasanya Allah Swt tidak
pernah lelah memelihara keduanya
(langit dan bumi). (Tafsir Al Misbah,
Quraish Shihab, vol. I: 664).
Demikianlah, ayat paling mulia dan
paling agung di dalam Al Quran berisi
tentang Allah Swt. Kemudian apabi-
la kita mencari tahu surat apakah di
dalam Al Quran yang paling agung dan
paling mulia, maka mari kita simak ke
terangan berikut ini.
Sebuah keterangan datang dari Abu
Sa’id Rafi’Ibnul Mu’alla RA. Beliau meny-
ampaikan, Rasulullah Saw pernah berkata
kepadaku, “Maukah engkau aku ajari se-
buah surat paling agung di dalam Al Quran
sebelum engkau keluar dari masjid nanti?”
Lalu beliau berjalan sembari menggan-
deng tanganku. Tatkala kami sudah ham-
pir keluar maka aku pun berkata, “Wahai
Rasulullah, engkau tadi telah berkata, “Aku
17
Ayat kedua, secara keseluruhan
ayat, berisi pujian kepada Allah dan
ungkapan rasa terima kasih (syukur)
kepada-Nya, Dzat Yang Menguasai dan
Memiliki keseluruhan alam semesta.
Ayat ketiga, ayat ini juga merupa-
kan pujian kepada Allah Swt sebagai
Dzat Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang.
Ayat keempat, berisi tentang peng
agungan Allah Swt sebagai Dzat Yang
Merajai hari pembalasan.
Ayat kelima, berisi tentang keikhla-
san, kepasrahan, totalitas terhadap
Allah. Tidak ada Dzat lain yang patut
disembah dan dimintai pertolongan
kecuali Allah Swt.
Ayat keenam, diawali dengan kata
“ihdi” yang dalam bahasa arab terma
suk dalam bentuk fi’il amar (kata kerja
perintah). Namun, dalam ayat ini meru-
pakan kalimat permohonan atau per-
21
2
Tiga Tingkatan
Mengenal Allah
1. ‘Ilmul Yaqin
Pada umumnya, kita mengenal Allah
Swt secara ‘ilmul yaqin. Kita tahu nama
Allah Swt, kita tahu Dia ada. Akan teta-
pi kita tidak tahu bagaimana dan di
mana Dia. Kita tahu Allah Swt Dzat
2. ‘Ainul Yaqin
Kepercayaan terhadap kiblat dan
Ka’bah akan beda dengan orang yang
23
memiliki keyakinan secara ‘ainul yakin.
Yaitu orang yang pernah melihat ben-
tuk atau wujud Ka’bah dari perantara
media televisi, dari gambar foto orang
yang pulang dari ibadah haji atau dari
perantara lainnya. Orang yang sudah
melihat bentuk Ka’bah dengan cara
seperti ini akan memiliki tingkat keyaki-
nan yang lebih tinggi lagi dari orang
yang pertama tadi yang hanya meya-
kini adanya Ka’bah dari informasi mulut
ke mulut atau turun-temurun.
Orang yang sudah melihat bentuk
Ka’bah meski tidak secara langsung,
akan memiliki tingkat keyakinan yang
lebih mantap. Ia akan mampu meng-
gambarkan bahwa Ka’bah berbentuk
kotak, diselubungi oleh kain hitam,
berada di tengah-tengah bangunan
masjid yang besar dan luas. Ia tidak
akan bisa dibohongi bahwa Ka’bah
berbentuk segitiga. Ia pun tidak bisa
27
banyak sekali, bagaimana dengan ko-
toran-kotorannya?!” Baru saja ibu itu
selesai mengucapkan kalimat itu, tiba-
tiba ada kotoran merpati jatuh tepat
di gamis yang sedang ia kenakan.
Betapa terkejutnya sang ibu de
ngan kejadian tersebut. Rasa terke-
jutnya itu bukan disebabkan kotoran
merpati yang menodai gamisnya,
melainkan karena betapa Allah Swt
mengetahui isi hati sang ibu. Dengan
kejadian tersebut, maka semakin ber-
tambahlah keyakinan ibu tersebut ter-
hadap Allah Swt, karena telah merasa-
kan langsung kehadiran Allah-Nya. Ibu
itu telah benar-benar merasakan bah-
wasanya segala gerak-gerik dan apa
yang ada di dalam hatinya itu sungguh
diketahui oleh Allah Swt.
Saudaraku, orang yang memiliki
keyakinan terhadap Allah Swt secara
Haqqul yaqin, akan jauh lebih tentram.
29
Orang yang Haqqul yaqin terhadap
Allah Swt tidak akan pernah khawatir
atau takut seandainya ia tidak mem-
peroleh rezeki. Apa yang ia khawatir-
kan adalah seandainya ia tidak yakin
terhadap Allah Swt. Dia takut sekali
jika ia berburuk sangka terhadap Al-
lah Swt. Dia takut tidak berhati-hati
ketika menjemput rezeki yang telah
Allah Swt siapkan untuknya. Dia san-
gat takut tidak bersyukur ketika Allah
Swt memberi rezeki kepadanya. Dia
takut tidak bersabar ketika Allah Swt
menahan sementara jatah rezekinya.
31
Ada seseorang yang tidak akan
lama lagi memasuki masa pensiun.
Meski masa pensiun itu belum tiba,
namun ia sudah gusar dan gelisah. Ia
khawatir di masa pensiunnya nanti ia
tidak lagi bisa memenuhi nafkah kelu-
arganya. Ia takut tidak bisa lagi mem-
biayai kuliah anaknya. Ia gelisah jika
ia tidak bisa lagi melanjutkan cicilan-
cicilannya. Ia berpikir bahwa dahulu
ketika penghasilannya pas-pasan saja
sudah terasa berat, apalagi nanti ke-
tika masa pensiun itu datang.
Berbagai kekhawatiran dan kegeli-
sahan ini ia rasakan ketika masa pensiun
belum benar-benar datang. Sudah de-
mikian besar kegelisahannya, apalagi
nanti ketika masa pensiun itu tiba. Pa-
dahal jika ia mau melihat ke belakang,
berapa puluh tahun ia hidup di masa
lalu, dan rezekinya tetap tercukupi.
Makan setiap hari, minum tak pernah
33
pernah ia bawa sedikitpun. Ia meyakini
bahwasanya dunia ini kecil belaka.
Sebagaimana firman Allah Swt da
lam salah satu hadits qudsi, Rasulullah
Saw pernah bersabda, “Seandainya du-
nia itu ada nilainya di sisi Allah bahkan
seberat sayap nyamuk sekalipun, tentu
Dia tidak akan sudi memberi minum
pada orang kafir meskipun seteguk air.”
(HR Tirmidzi).
Hadits ini memberi makna bahwa
dunia ini sungguh tidak ada harganya.
Hadits ini juga menjelaskan bahwa
rezeki dan kebahagiaan dunia diberikan
juga oleh Allah pada orang kafir mau-
pun fasik, bahkan sering diberikan lebih
banyak kepada mereka dibanding yang
diberikan kepada orang-orang sholeh.
Ini menunjukan saking tidak ada artinya
nilai dunia dibandingkan akhirat.
Siapa sih yang mau sayap seekor
nyamuk? Bahkan diberi secara gra-
35
Orang yang Haqqul yaqin terhadap
Allah Swt akan jauh berbeda dengan
orang yang hanya mengenal Allah Swt
secara ala kadarnya saja. Ketika meli-
hat orang lain memiliki kekayaan me-
limpah ruah, orang yang Haqqul yaqin
akan berpikir bahwa orang itu sedang
dititipi harta berlebih oleh Allah Swt.
Sedangan orang yang pada Allah yakin
secara ala kadarnya, akan dibakar rasa
iri dengki di dalam jiwanya. Hatinya
panas, jantungnya berdetak kencang
karena berharap-harap harta kekayaan
itu berpindah kepadanya.
Ketika orang yang Haqqul yakin
terhadap Allah Swt memiliki harta ke-
kayaan melimpah ruah, maka ia akan
berpikir bahwa semua harta miliknya
itu hanyalah titipan Allah Swt. Ia akan
dengan penuh semangat berderma,
bersedekah, mengelolanya demi me-
raih ridha Allah Swt. Ia lakukan hal itu
37
meminum air laut, maka semakin be-
sar kerugian yang diperoleh tubuhnya.
Padahal Rasulullah Saw menegas-
kan bahwa dunia ini bagaikan setetes
saja dari air lautan. Dalam salah satu ha-
ditsnya, Rasulullah Saw bersabda, “Demi
Allah, dunia ini dibanding akhirat ibarat
seseorang yang mencelupkan jarinya ke
laut. Air yang tersisa di jarinya ketika di-
angkat itulah nilai dunia.” (HR Muslim).
Saudaraku, kenalilah Allah Swt
dengan serius atau sungguh-sung-
guh agar kita benar-benar memaha-
mi tujuan kehadiran kita di dunia ini.
Kenalilah Allah Swt dengan baik dan
benar sehingga kita mengerti betul
terhadap firman-Nya yang berbunyi,
39
perlu macam-macam kita menjalani
dunia ini. Jalani hidup dengan lurus
mengikuti jalur yang sudah dijelaskan
oleh Allah Swt secara terang-benderang.
Tidak perlu meragukan kebenaran-Nya.
Bukankah saat kita masih berwujud ja-
nin pun Allah Swt Yang mengurus segala
kebutuhan kita, mencukupi rezeki kita.
Demikian juga ketika kita lahir
ke dunia, Allah Swt telah mendesain
semuanya sehingga kebutuhan dan
rezeki kita selalu terpenuhi. Termasuk
ketika kita kemudian tumbuh semakin
besar, sebenarnya Allah Swt tetap men-
cukupkan rezeki dan kebutuhan kita.
Hanya saja, semakin besar, kita semakin
dipusingkan dengan tingkah polah
sendiri yang selalu ambisius memiliki
lebih dari apa yang sebenarnya kita
butuhkan. Kita digelisahkan oleh ke-
inginan-keinginan atau cita-cita yang
semu karena dorongan hawa nafsu.
41
seberapa besar harta kekayaan yang
kita miliki, akan tetapi mucul dari cara
kita menyikapi harta kekayaan itu. Jika
kita terkenal, maka kita terkenal karena
kejujurannya, kedermawanannya, rasa
empatinya kepada sesama dan terkenal
karena sikap rendah hati dan ketawa
dhuannya. Jika kita dikenal orang, itu
karena penyikapan kita terhadap harta
kekayaan, bukan karena besarnya har-
ta kekayaan kita itu. Ini adalah dua hal
yang sangat berbeda jauh.
Jika seseorang mencita-citakan
Allah Swt, kemudian dunia datang ke-
pada genggaman tangannya. Misal
kan ia bertemu takdir menjadi seorang
menteri, maka ia akan menjadi menteri
yang amanah dan bertanggungjawab
terhadap tugas yang diembannya.
Tidak melakukan korupsi, tak berbuat
manipulasi, tak ada sogok, suap untuk
proyek-proyek negara.
43
Jika sungguh-sungguh mengenal
Allah Swt, kita akan berbeda melihat
diri sendiri. Kita akan bersikap dengan
penuh kehati-hatian, tidak mau makan
dan minum yang haram, serta meng-
hindari hal-hal yang syubhat. Orang
yang sungguh-sungguh ingin kenal
dengan Allah Swt tidak akan mau men-
konsumsi makanan atau minuman
yang bisa merusak tubuhnya. Karena
ia yakin sepenuh hati bahwa tubuhnya
itu adalah titipan Allah Swt dan kelak
akan dimintai pertanggungjawaban
bagaimana tubuhnya itu diperlakukan.
Bukankah kelak anggota tubuh
juga akan memberikan kesaksiannya
secara jujur tentang apa yang sudah
dilakukannya?! Tangan akan bersaksi
secara jujur tentang apa saja yang telah
diperbuatnya. Kaki akan bersaksi ten-
tang kemana saja ia melangkah.
45
karena ia yakin bahwa sesungguhnya
Allah Swt telah mengukur sakit terse-
but agar sesuai dengan kadar kemam-
puannya menanggung sakit itu. Ia akan
meminta kepada Allah Swt agar dirinya
bisa melalui sakit itu dengan baik. Ia me
minta kepada Allah Swt karena ia yakin
bahwa tubuhnya itu milik Allah Swt.
Betul ia berikhtiar menyembuhkan diri
dengan berobat, namun tetap hanya
kepada Allah Swt ia memasrahkan ke
sembuhan dirinya. Karena hanyalah
Allah Swt Yang Kuasa memberikan ke
sembuhan kepadanya.
Bukankah banyak kasus terjadi di
mana seseorang yang ditimpa sakit ke-
mudian ia berobat hingga ke luar negeri,
menghabiskan biaya yang sangat besar,
namun jika Allah Swt tidak berkehendak
pada kesembuhannya, maka ia tidak
akan sembuh. Namun, banyak juga ke-
47
hormati. Yaitu bahwa beliau adalah
seseorang yang dermawan, ‘alim, ula-
ma fiqh terkemuka di kota Madinah.
Kedalaman ilmunya dikenal hingga
negeri-negeri lain di luar Madinah.
Suatu ketika, ‘Urwah bin Zubair di-
undang ke Damaskus oleh kekhalifahan
Walid bin Abdul Malik (khalifah ke enam
dari Bani Umayyah, pada zamannya
kekuasaan Islam mencapai puncaknya).
‘Urwah bin Zubair memenuhi undangan
tersebut bersama putra sulungnya. Ter
nyata di Damaskus, Allah Swt berkehendak
menguji‘Urwah bin Zubair dengan ujian
berat, ujian yang tidak akan ada orang
yang mampu bertahan menghadapinya
kecuali orang yang hatinya penuh dengan
keyakinan kepada Allah Swt.
Putra sulung ‘Urwah bin Zubair me
ninggal dunia setelah terkena tenda
ngan kuda saat ia bermain-main dengan
kuda-kuda milik khalifah Al Walid. Tidak
49
tahan dengan cara berdzikir menyebut
asma Allah Swt. Suatu hal yang hanya
bisa dilakukan oleh orang-orang yang
memiliki tingkat keyakinan luar biasa
kepada Allah Swt. Benar saja, amputasi
itupun dilakukan. Ketika alat-alat bedah
menyayat kulit, daging dan memotong
tulangnya, ia tiada henti mengucap “Lâ
ilâha illallâh, wallâhu Akbar” hingga
betisnya itu putus dari tubuhnya.
Jika Allah Swt menghendaki, ba
caan surat Al Fatihah pun bisa me-
nyembuhkan orang yang terkena
sengatan kalajengking. Suatu ketika
ada sahabat yang memberikan kabar
kepada Rasulullah Saw bahwasanya
dirinya berhasil menyembuhkan se-
orang pemimpin suku yang disengat
oleh kalajengking, dengan bacaan su-
rat Al Fatihah. Kemudian, Rasulullah
Saw bersabda, “Tahukah engkau bahwa
51
mudah bagi Allah Swt untuk mengam-
bilnya. Misal, ada orang berjalan de
ngan agak menahan nafasnya hanya
karena ingin terlihat bidang dadanya,
ingin terlihat gagah di mata orang
lain. Mudah saja bagi Allah Swt untuk
menghentikan nafasnya saat itu juga
dan akhirnya ia meninggal dunia dalam
keadaan sombong. Naudzubillah.
Orang yang sungguh-sungguh
mengenal Allah Swt, selain ia akan
mengenal dirinya dengan baik, ia juga
akan mengenal orang lain dengan baik.
Ia akan meyakini dengan baik bahwa
orang lain pun adalah ciptaan Allah
Swt. Ia meyakini bahwa setiap orang
bisa dipanggil kembali kepada-Nya ka-
pan saja dan di mana saja. Ia meyakini
bahwa orang yang ia cintai bukanlah
miliknya melainkan milik Allah Swt.
Seseorang yang yakin dengan sung-
guh-sungguh terhadap Allah Swt akan
53
mungkin bagi Allah Swt untuk mene
rima taubatnya dan mengampuni dosa-
dosanya. Jika ada seseorang yang saat
ini agamanya non Islam, bukan tidak
mungkin kemudian Allah Swt membe
rinya hidayah kemudian ia pun meme-
luk Islam dan bahkan ke-Islamannya
jauh lebih kuat dibandingkan mereka
yang sudah memeluk Islam sejak kecil.
Mari kita tengok kembali sejarah Is-
lam. Tentu kita tidak asing saat mende
ngar nama Khalid bin Walid. Ia awalnya
adalah seorang panglima perang bagi
pasukan kaum kafir Mekkah. Namun ke-
mudian, ia memeluk Islam dan menjadi
panglima perang pasukan kaum mus-
limin. Hal ini terjadi tentu saja karena
Allah Swt menghendaki Khalid bin Walid
mendapat hidayah kebenaran sehingga
teguhlah hatinya untuk beriman kepada
Allah Swt.
55
kita bertanya, siapa yang telah men-
ciptakan orang-orang dan para direksi
di perusahaan itu? Siapa yang menak-
dirkan mereka berada di posisi-posisi
itu? Jawabannya adalah Allah Swt. Lalu,
siapakah yang berkehendak memutus-
kan diterima atau tidaknya lamaran
tersebut? Jawabannya tentu saja Allah
Swt. Adapun orang-orang di direksi atau
bagian penerimaan karyawan itu hanya
berperan dalam pembubuhan tanda
tangan saja. Hakikatnya Allah Swt yang
menghendaki semua itu terjadi.
Ketika lamarannya tidak diterima,
orang yang sungguh-sungguh dalam
mengenal Allah Swt tidak akan meng-
gerutu apalagi bersikap putus asa. Ka-
rena ia sangat yakin bahwa Allah Swt
senantiasa memperhatikannya. Ia yakin
bahwa Allah akan memperhitungkan
ikhtiar yang sedang ia lakukan. Bagi
nya, bukan masalah pada diterima atau
57
dipandang oleh hawa nafsu maka hal
ini seperti sebuah ketidakadilan. Na-
mun, bagi orang yang serius dalam
mengenal Allah, akan bisa melihat
betapa ada pelajaran agung di balik
semua itu. Allah Swt adalah Dzat Yang
Maha Berkehendak.
Dalam kasus lain, ketika seseorang
menjalin hubungan dengan lawan
jenis atau sering diistilahkan dengan
pacaran. Ada yang berpacaran sekian
tahun lamanya, akan tetapi kemudian
hubungannya harus kandas di tengah
jalan. Malah ada juga yang lebih drama-
tis lagi, hubungannya batal ketika surat
undangan pernikahan sudah disebar.
Namun, ada juga yang hanya kenal
hanya beberapa hari, kemudian yakin
dan melangsungkan pernikahan de
ngan lancar.
Jika hal seperti ini dipandang de
ngan hawa nafsu, orang yang hubun-
59
kadarnya saja akan cenderung naik
pitam, balas memaki bahkan tidak se-
gan untuk melakukan kekerasan de
ngan tangannya. Beda dengan orang
yang mengenal Allah secara serius. Ia
akan menjadikan hinaan itu sebagai te-
guran Allah Swt pada dirinya. Ia yakin
bahwa dengan hinaan dan makian itu,
Allah sedang mengingatkan dirinya
bahwa Allah menutupi kekurangan dan
kejelekan-kejelekan dirinya sehingga
makian tersebut hanyalah sedikit saja
dari kejelekan dirinya yang sebenarnya.
Ia justru akan bersyukur kepada Allah
karena Allah telah menutupi kejelekan-
kejelekan dirinya yang lebih banyak
daripada yang diketahui oleh orang lain.
Dihina, dicaci, dimaki, dijelek-jele-
kan oleh orang lain itu bukanlah hal
yang berbahaya. Hal yang berbahaya
adalah apabila kita menghina, men-
caci, memaki, menjelek-jelekan atau
61
kat musibah dan ujian, kenal pada ke-
hidupan, kenal pada alam lingkungan,
kenal pada binatang, tumbuhan. Ia akan
mengerti bagaimana memposisikan diri
dan bersikap pada kesemuanya itu.
Sedangkan orang yang tidak me
ngenal Allah dengan serius, maka ia
akan kebingunan terhadap semua itu.
Bahkan jangankan untuk mengenal
sesuatu yang lain di luar dirinya, men-
genal dirinya sendiri pun ia tidak mam-
pu. Mau cari uang, ia bingung. Setelah
punya pekerjaan pun ia tetap bingung.
Mencari jodoh, ia bingung. Mengatasi
kekecewaan di dalam diri, ia pun bin-
gung. Ia dihantui dengan rasa was-was,
gelisah, takut, khawatir ketika mengha-
dapi berbagai hal dan berbagai situasi.
Inilah pentingnya kita serius dalam
mengenal Allah Swt. Karena hanya
dengan serius mengenal-Nya, kita akan
mengerti hakikat diri kita, dari mana,
63
Orang yang serius dalam menge-
nal Allah Swt, meyakini bahwa tidak
sepantasnya ia bergantung kepada
sesama manusia, tidak berharap ke-
pada makhluk. Ia hanya berserah diri
kepada Allah Swt. Ia yakin bahwasanya
segala apapun yang ia miliki atau apa-
pun yang datang kepadanya adalah
berasal dari Allah Swt. Di dalam Al
Quran Allah Swt berfirman,
65
4
Agar Serius
Mengenal Allah
1. Taubat
67
sama persis dengan apa yang tertulis.
Mengetahui hal itu, Imam Waki’ pun
mengingatkan Imam Syafi’i tentang
nasihat Imam Malik.
Imam Syafi’i pun mengungkapkan
penyesalannya. Beliau mengatakan,
“Aku mengadu kepada Waki’ tentang
buruknya hafalanku. Maka, ia menasi-
hatiku agar aku meninggalkan maksiat.
Ia juga mengingatkanku bahwa ilmu
adalah cahaya. Dan cahaya Allah tak-
kan diberikan kepada pelaku maksiat.”
(Dr. Khalid Abu Syadi, Alangkah Bu-
ruknya Dosa, hlm. 13-14)
Di dalam Al Quran, Allah Swt ber-
firman,
69
2. Tekad kuat
Saudaraku, jika kita ingin serius me
ngenal Allah Swt, tekadkanlah di dalam
hati bahwa kita benar-benar ingin me
ngenal dan mendekati-Nya. Sampaikan
dengan setulus hati bahwa kita ingin
dekat dengan-Nya. Sesungguhnya
Allah Swt Maha Mengetahui apa yang
ada di dalam hati hamba-hamba-Nya.
Allah Swt berfirman di dalam Al Quran,
71
tika seseorang loyal kepada tim sepak
bola tertentu, ia setia nonton meski me-
nyita waktu tidur malamnya, ia membeli
aksesori-aksesorinya, bahkan ada yang
berangkat ke Eropa —misalnya— demi
menyaksikan pertandingannya.
Apabila untuk urusan-urusan yang
semu saja manusia bisa sedemikian
pontang-pantingnya melakukan pe
ngorbanan, maka untuk urusan yang
hakiki, yang agung, sudah semestinya
melakukan pengorbanan yang lebih be-
sar lagi. Untuk menguasai ilmu matema-
tika, ilmu arsitektur, ilmu administrasi,
ilmu bisnis dan lain sebagainya kita bisa
sedemikian berkorban. Bahkan ada
yang mempelajarinya hingga di negara
nun jauh dari tanah kelahirannya. Lan-
tas mengapa untuk mempelajari ilmu
tentang Allah kita betapa sulitnya. Seka-
lipun ada pengajian-pengajian, betapa
berat kaki kita melangkah untuk meng-
73
4. Berteman dengan orang yang
serius mengenal Allah
Rasulullah Saw pernah berpesan bahwa
untuk mengukur agama seseorang, li-
hatlah dengan siapa saja ia berteman.
Sungguh, teman itu memberikan banyak
pengaruh kepada kita, disadari ataupun
tidak. Oleh karena itulah kita dianjurkan
untuk lebih banyak berteman dengan
orang-orang yang memiliki kebaikan di
dalam hal keimanannya kepada Allah
Swt, karena hal itu akan memberikan
pengaruh yang baik kepada kita.
Rasulullah Saw bersabda, “Perumpa
maan teman yang shalih dengan yang
buruk itu seperti penjual minyak wangi
dan tukang pandai besi. Berteman
dengan penjual minyak wangi akan
membuatmu harum karena kamu bisa
membeli minyak wangi darinya atau
sekurang-kurangnya mencium bau
75
Rasulullah Saw bersabda, “Jika se-
seorang meninggal dunia, maka terpu-
tuslah amalannya kecuali tiga perkara
(yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang ber-
manfaat, atau do’a anak yang sholeh.”
(HR. Muslim).
Saudaraku, tiada ilmu yang lebih
mulia dan agung daripada ilmu tentang
Allah Swt. Pelajarilah segala hal tentang-
Nya. Dengan mengenal Allah secara
baik dan benar, kita akan mengenal
segala hal yang ada di dalam kehidupan
kita. Kita pun akan mengerti siapa, dari
mana dan akan kemana tujuan hidup
kita yang sesungguhnya.
Hanya dengan mengenal Allah se-
cara serius, kita bisa menjalani kehidu-
pan dunia ini dengan tentram, mantap,
penuh semangat dan rasa optimis.
Hanya dengan mengenal Allah secara
serius, maka Dia pun akan melimpahkan
petunjuk-Nya kepada kita dalam me
77
Bagi sahabat-sahabat yang ingin
berdonasi dan membantu dakwah
SMS Tauhiid | Tauhid TV
Bisa Melalui rekening
Mandiri 131.00.303030.87 an. SMS Tauhiid
BCA 777.1.221100 an SMS Tauhiid
Mohon konfirmasi apabila telah
melakukan transfer ke nomor
+6287825252626.
Jazakumullah Khoiron.