Anda di halaman 1dari 14

PEMBAGIAN HADIST DARI SEGI KUALITAS DAN

KUANTITAS PEROWI
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“ Hadist ”

Dosen Pengampu :

Suprapto, Lc. M.Ag.

Disusun oleh :

Kelas/Kelompok : SA. H/Dua

Rioza Rizqi Fathur Rifa’I 101210172


Rihana Izza Nadifa 101210171

PROGRAM SARJANA
HUKUM KELUARGA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pembagian hadist dari

segi kualitas dan kuantitas perowite pat pada waktunya. Tak lupa pula kami ucapkan terima

kasih kepada teman-teman semua yang telah ikut serta membantu kami dalam penyusunan

makalah ini, baik bantuan berupa materi maupun bantuan berupa motivasi.

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadist. Selain itu,

kami sangat berharap bahwa adanya makalah ini dapat menambah wawasan kami dan juga

memberikan manfaat lebih bagi para pembacanya.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan

makalah ini.

Ponorogo, 17 Agustus 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. 3
BAB I
A. Latar Belakang.......................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................... 4
BAB II
A. Hadits Mutawatir...................................................................................................................... 5
B. Hadits Masyur .......................................................................................................................... 5
C. Hadits Ahad.............................................................................................................................. 5
D. Hadits Shahih............................................................................................................................ 6
E. Hadits Hasan............................................................................................................................. 6
F. Hadits Dha’if............................................................................................................................. 6
BAB III
A. Kesimpulan............................................................................................................................... 7
Daftar Pustaka................................................................................................................................. 8

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hadits merupakan salah satu pedoman hidup bagi umat manusia yang sangat penting.
Dengan ilmu hadits, umat manusia bisa mengetahui mana yang salah dan mana yang benar,
mana yang baik dan mana yang buruk dan mengetahui akibat dari segala macam perbuatan.
Oleh karena itu, mempelajari hadits adalah hal yang sangat penting.

Banyaknya jumlah hadits yang mana bisa dinilai dari berbagai macam sudut pandang
sering kali membuat kebingungan dan mengundang perdebatan antar manusia, oleh karena
itu, perlu diadakannya pembagian hadits dari beberapa tinjauan, misalnya, hadits yang
ditinjau dari kuantitas dan kualitas perawinya.

Pembicaraan tentang pembagian hadits dilihat dari segi kuantitasnya akan menyinggung
seputar hadits Mutawatir, Masyur dan hadits Ahad. Sedangkan dilihat dari segi kualitasnnya
akan menyinggung seputar hadits Shahih, Hasan dan Dhhaif. Dari sinilah kami ingin
meninjau dan mengetahui lebih jauh mengenai klasifikasi hadits berdasarkan kuantitas dan
kualitas perawinya.

B. Rumusan Masalah

1. Hadits yang ditinjau dari kuantitas perawinya


2. Apa itu hadits mutawatir?
3. Apakah definisi hadits Masyur?
4. Apakah definisi hadits ahad?
5. Hadits yang ditinjau dari kualitas perawinya
6. Apakah definisi hadits Shahih?
7. Apa itu hadits Hasan?
8. Apa itu hadits Dha’if?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sifat-sifat Wajib Allah


1. Wujud ( .)

Sifat wajib Allah yang pertama adalah Wujud yang berarti Ada. Tuhan ada sebagai
pencipta makhluk-makhluknya, juga sebagai pengatur segala hal yang ada didunia.
Contohnya seperti ; angin, oksigen, sinar matahari, air, semua itu sudah diatur oleh tuhan.
Tinggal bagaimana cara kita dalam menggunakan dan menyeimbangkannya.
Asalnya/awalnya Semesta alam itu tidak ada kemudian menjadi ada itu berarti perubahan
antara ada dan tiada itu ada yang menciptakan, yaitu Allah SWT. Keberadaan Allah itu ada
dengan sendirinya tanpa memerlukan perantara dan tidak terpengaruh oleh apa pun seperti
pada firman Allah surah al-Mujadalah ayat 7

‫َاَلۡم َتَر َاَّن َهّٰللا َيۡع َلُم َم ا ِفى الَّسٰم ٰو ِت َو َم ا ِفى اَاۡلۡر ِضؕ‌ َم ا َيُك ۡو ُن ِم ۡن َّنۡج ٰو ى َثٰل َثٍة ِااَّل ُهَو َر اِبُع ُهۡم َو اَل َخۡم َسٍة ِااَّل‬

‫ُهَو َس اِد ُس ُهۡم َو ۤاَل َاۡد ٰن ى ِم ۡن ٰذ ِلَك َو ۤاَل َاۡك َثَر ِااَّل ُهَو َم َع ُهۡم َاۡي َن َم ا َك اُنۡو ۚ‌ا ُثَّم ُيَنِّبُئُهۡم ِبَم ا َع ِم ُلۡو ا َيۡو َم اۡل ِقٰي َم ِة‌ؕ ِاَّن َهّٰللا‬
‫ِبُك ِّل َش ۡى ٍء َع ِلۡي ٌم‬

Artinya : Tidakkah engkau perhatikan, bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan
apa yang ada di bumi? Tidak ada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah
yang keempatnya. Dan tidak ada lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tidak
ada yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia pasti ada bersama mereka di mana
pun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari Kiamat apa
yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Ayat ini menerangkan bagaimana luas, dalam, dan lengkapnya pengetahuan Allah
tentang makhluk yang diciptakan-Nya, sejak dari yang kecil sampai kepada yang sebesar-
besarnya. Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, karena
penglihatan Allah menembus batas-batas ruang dan waktu. Jika ada tiga orang di langit dan
di bumi berbisik-bisik, maka Allah yang keempatnya. Jika yang berbisik dan mengadakan
perundingan rahasia itu empat orang, maka Allah yang kelimanya, dan jika yang berbisik dan
mengadakan perundingan rahasia itu lima orang maka Allah yang keenamnya. Bahkan
berapa orang saja berbisik dan mengadakan perundingan rahasia dan di mana saja mereka
melakukannya, pasti Allah mengetahuinya.

2. Qidam
Artinya sedia/tidak ada permulaan (adanya tuhan). Keberadaan-Nya tidak didahului
oleh sesuatu, seperti pada Asma’ul Husna Al-Muqoddim yang artinya yang maha mendahului,
karena sebagai pencipta, Allah itu ada sebelum makhluknya diciptakan. Firman Allah dalam
surah Al-Hadid ayat 3

‫ُهَو اَاۡلَّوُل َو اٰاۡل ِخ ُر َو الَّظاِهُر َو اۡل َباِط ۚ‌ُن َو ُهَو ِبُك ِّل َش ۡى ٍء َع ِلۡي ٌم‬

Artinya : Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin; dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.

Pada ayat ini Allah menyatakan bahwa hanya Allah yang awal tanpa permulaan, dan yang
Akhir karena Allah abadi tanpa batas akhir. Dia-lah Yang Batin, Yang hakikat Zat-Nya tidak
dapat digambarkan oleh akal. Dia mengetahui semua yang tersimpan, yang tidak nyata dan

5
segala yang tersembunyi. Allah yang paling dekat kepada apa yang telah diciptakan-Nya.
Tidak ada sesuatu pun yang lebih dekat kepada makhluk-Nya selain Allah.

3. Baqa’
Artinya kekal. Allah adalah Dzat yang kekal abadi dan kekekalanNya tanpa batas akhir.
Firman Allah Surah ar-Rahman ayat 26-27

‫ ُك ُّل َم ْن َع َلْي َه ا َفاٍن‬٢٦ ‫ َو َي ْبقى َو ْج ُه َر ِّب َك ُذ و اْلَج الِل َو اِإْلْك راِم‬٢٧


Artinya : Semua yang ada di bumi itu akan binasa,. tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki
kebesaran dan kemuliaan tetap kekal.
Ayat-ayat ini menerangkan bahwa semua yang ada di bumi dan di langit akan rusak binasa
dan yang kekal hanyalah Zat Allah yang Maha besar dan Maha mulia. Dialah yang tetap
hidup selamanya dan tidak akan mati. Oleh karena itu, sebagai manusia jangan terpesona
dengan kenikmatan kenikmatan yang ada di dunia, sebab semua itu akan punah dan lenyap.
Manusia akan dimintakan pertanggungjawaban atas segala nikmat yang telah diperolehnya.

Firman Allah pada surah al-Qasas atay 88

‫َو اَل َتۡد ُع َم َع ِهّٰللا ِاٰل ًها ٰا َخ ۘ‌َر ۤاَل ِاٰل َه ِااَّل ُهَو‌ۚ ُك ُّل َش ۡى ٍء َهاِلٌك ِااَّل َو ۡج َهٗهؕ‌ َلـُه اۡل ُح ۡك ُم َو ِاَلۡي ِه ُتۡر َج ُع ۡو َن‬

Artinya : Dan jangan (pula) engkau sembah tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada tuhan
(yang berhak disembah) selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Segala
keputusan menjadi wewenang-Nya, dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan

Dari Abu Hurairah ra. Nabi Mhammad saw bersabda : Ungkapan paling benar yang
diucapkan penyair adalah yang diucapkan oleh Labid, yaitu: "Ketahuilah setiap sesuatu
selain dari Allah akan binasa." (HR. al-Bukhari dan Muslim)

4. Mukhalafatul li-l hawaditsi


Artinya berbeda dengan makhluk. Allah tidak menyerupai sesuatu baik zatNya, sifatNya
maupun perbuatanNya. Firman Allah pada surah Asy-Syura ayat 11
‌ۚ ‫َفاِط ُر الَّسٰم ٰو ِت َو اَاۡلۡر ؕ‌ َجَعَل َلـُك ۡم ِّم ۡن َاۡن ُفِس ُك ۡم َاۡز َو اًجا َّو ِم َن اَاۡلۡن َع اِم َاۡز َو‬
‫اًجا‬ ‫ِض‬
‌ۚ ‫َو ُهَو الَّسِم ۡي ُع اۡل َبِص ۡي َيۡذ َر ُؤ ۡم ِفۡي ِه‌ؕ َلۡي َس َك ِم ِلٖه َش ۡى ٌء‬
‫ۡث‬ ‫ُك‬

Artinya : (Allah) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu pasangan-
pasangan dari jenis kamu sendiri, dan dari jenis hewan ternak pasangan-pasangan (juga).
Dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang
serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat.

Allah menjadikan makhluknya dapat berkembang biak sehingga dapat melanjutkan


keturunan dengan pasangan masing-masing. Akan tetapi tidak ada suatu pun dari semua
makhluk yang telah diciptakan-Nya itu yang serupa dengan Allah dalam zat dan segala
sifat dan perbuatan-Nya. Allah suci dari pasangan. Dan Allah Yang Maha Mendengar
dan Maha Melihat.

5. Qiyamuhu binafsihi
Artinya berdiri sendiri. Maksudnya adalah Allah tidak membutuhkan bantuan
makhluk lain. Jika Allah membutuhkan bantuan makhluk lain dapat diartikan jika
Allah/tuhan Allah itu tidak berdaya, jika tidak berdaya berarti tidak akan mampu
menciptakan makhluk-makhluk Nya. Berbeda dengan Kita sebagai manusia yang

6
merupakan makhluk sosial akan terus membutuhkan bantuan orang lain. Untuk itu kita
harus sadar bahwa kita ini adalah makhluk yang lemah dan semoga kita pun menyadari
pentingnya berbuat kebaikan kepada sesama makhluk hidup untuk tolong menolong
dalam dalam hal kebajikan dan ketakwaan.
Firman Allah surah Ali Imron ayat 2

‫ُهّٰللا ۤاَل ِاٰل َه ِااَّل ُهَۙو اۡل َح ُّى اۡل َقُّيۡو ُؕم‬

Artinya : Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha hidup, Yang terus-menerus
mengurus (makhluk-Nya).

6. Wahdaniyah
Artinya esa/satu. Allah itu satu, tidak memiliki teman atau pun sekutu, tidak ada yang
menyerupaiNya, juga tidak ada penggantiNya. Jika ada tuhan lebih dari satu selain Allah,
maka ada kemungkinan keduanya bersepakat atau pun berselisih. Jika bersepakat, ada
tiga kemungkinan :
1) Kedua-duanya mengaku bahwa alam ini diadakan oleh keduanya secara
bersamaan dalam kwalitas dan kwantitas yang sama.
2) Keduanya mengadakan sesuatu dalam waktu yang berurutan, maka akan timbul
tahsiilul haasil (menghasilkan sesuatu yang sudah hasil). Contoh: menanak nasi
yang sudah jadi nasi supaya menjadi nasi. Mustahil menghasilkan nasi yang sudah
jadi nasi. Oleh karena tahsilul hasil hukumnya mustahil menurut akal, maka
mustahil pula ada dua Tuhan atau lebih dalam mencipkan alam secara berurutan.
3) Keduanya atau lebih mengadakan alam secara bersekutu dengan cara Tuhan yang
satu mengadakan sebagian alam. Sedangkan tuhan yang lain mengadakan
sebagian yang lain, maka keduanya memiliki kelemahan. Sedangkan adanya
kelemahan pada tuhan itu mustahil. Tuhan harus mempunyai kekuatan yang
menyeluruh, tidak sepotong-potong atau sebagian-sebagian. Jadi bagaimanapun
tuhan itu harus satu.

Jika berselisih, maka akan timbul tiga kemungkinan :

1) Jika kehendak dari kedua Tuhan itu berhasil (Tuhan satu berhasil mengadakan
alam dan Tuhan dua berhasil meniadakannya) maka akan timbullah ijtima’un
naqidhoin (berkumpulnya dua perkara yang saling bertentangan). Contohnya,
Tuhan satu menghendaki Zaid berdiri dan Tuhan dua menghendaki Zaid duduk.
Sehingga tidak akan berhasil maksud dari kedua Tuhan tadi.
2) Jika kehendak salah satu Tuhan berhasil, sedangkan yang satunya lagi tidak.
Contohnya, Tuhan A berhasil mengadakan alam, sedangkan Tuhan B tidak
berhasil mengadakan alam, maka pasti Tuhan B memiiki kelemahan. Sedangkan
Tuhan A dan Tuhan B itu sama-sama Tuhan. Karena Tuhan B punya kelemahan,
maka Tuhan A pasti punya kelemahan seperti Tuhan B. Kelemahan pada zat
Tuhan itu mustahil.
3. Jika kehendak kedua Tuhan tidak berhasil, maka pasti kedua-duanya ada
kelemahan. Sedangkan mustahil Tuhan punya kelemahan.
Firman Allah Surah Al-Mu’minun ayat 91

‫َم ا اَّتَخ َذ ُهّٰللا ِم ۡن َّو َلٍد َّو َم ا َك اَن َم َع ٗه ِم ۡن ِاٰل ٍه‌ ِاًذ ا َّلَذ َهَب ُك ُّل ِاٰل ٍۢه ِبَم ا َخ َلَق َو َلَع اَل َبۡع ُض ُهۡم َع ٰل ى َبۡع ٍضؕ‌ ُس ۡب ٰح َن ِهّٰللا َع َّم ا‬
‫َيِص ُفۡو َۙن‬
Artinya : Allah tidak mempunyai anak, dan tidak ada tuhan (yang lain) bersama-Nya,
(sekiranya tuhan banyak), maka masing-masing tuhan itu akan membawa apa (makhluk)

7
yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang
lain. Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,

Melalui ayat ini, Allah menegaskan bahwa Allah tidak mempunyai anak, tidak ada
tuhan pencipta dan penguasa alam raya selainNya. Sekiranya tuhan lebih dari satu, maka
masing-masing tuhan itu pasti akan membawa makhluk yang diciptakannya untuk
diaturnya sendiri, dan sebagian dari tuhan-tuhan yang kuat akan mengalahkan
sebagian tuhan yang lain yang lebih lemah.

7. Qudrat
Artinya Kuasa. Allah adalah zat yang maha kuasa atas apa pun dan tidak ada satu pun
yang bisa menandingi kekuasaanNya
Firman Allah surah Al-Baqorah ayat 20

‫َيَكاُد اۡل َبۡر ُق َيۡخ َطُف َاۡب َص اَر ُهۡمؕ‌ ُك َّلَم ۤا َاَض ٓاَء َلُهۡم َّم َشۡو ا ِفۡي ِه َو ِاَذ ۤا َاۡظ َلَم َع َلۡي ِهۡم َقاُم ۡو اؕ‌ َو َلۡو َش ٓاَء ُهّٰللا َلَذ َهَب ِبَس ۡم ِع ِه ۡم‬
‫َو َاۡب َص اِر ِهۡمؕ‌ ِاَّن َهّٰللا َع ٰل ى ُك ِّل َش ۡى ٍء َقِد ۡي ٌر‬

Artinya : Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia hilangkan pendengaran dan


penglihatan mereka. Sungguh Allah Kuasa atas segala sesuatu.

Firman Allah surah Al-Baqorah ayat 109

‫َو َّد َک ِثۡي ٌر ِّم ۡن َاۡه ِل اۡل ِكٰت ِب َلۡو َيُر ُّدۡو َنُك ۡم ِّم ۢۡن َبۡع ِد ِاۡي َم اِنُك ۡم ُك َّفاًراۚۖ َحَس ًدا ِّم ۡن ِع ۡن ِد َاۡن ُفِس ِهۡم ِّم ۢۡن َبۡع ِد َم ا َتَبَّيَن َلُهُم اۡل َح ـُّق‌ۚ َفاۡع ُفۡو ا‬
‫َو اۡص َفُح ۡو ا َح ّٰت ى َيۡا ِتَى ُهّٰللا ِبَاۡم ِر ٖه ؕ‌ ِاَّن َهّٰللا َع ٰل ى ُک ِّل َش ۡى ٍء َقِد ۡي ٌر‬
Artinya : Banyak di antara Ahli Kitab menginginkan sekiranya mereka dapat
mengembalikan kamu setelah kamu beriman, menjadi kafir kembali, karena rasa
dengki dalam diri mereka, setelah kebenaran jelas bagi mereka. Maka maafkanlah
dan berlapangdadalah, sampai Allah memberikan perintah-Nya. Sungguh, Allah
Maha kuasa atas segala sesuatu.

8. Iradat
Artinya Berkemauan atau berkehendak. Tidak ada sesuatupun yang dapat terjadi tanpa
kehendakNya. Maka apa saja yang dikehendaki maka akan terjadi dan apapun yang tiada
dikehendakiNya, maka tidak mungkin akan terjadi. Contohnya Semesta Alam ini ada dan
nantinya akan tiada, Ada anak yang pintar tapi berkulit gelap ada juga anak yang pintar
dan berkulit putih itu semua sudah menjadi kehendak Allah

Firman Allah surah Ya sin ayat 82


‫ِاَّن ۤا َاۡم ُر ۤٗه ِاَذ ۤا َاَر اَد َش ً۬ٴ‬
‫ْیــــا َاۡن َّيُقۡو َل َلٗه ُكۡن َفَيُك ۡو ُن‬ ‫َم‬
Artinya : Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata
kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu.
Mengingat kekuasaan Allah yang demikian besar, maka adanya hari kebangkitan itu,
di mana manusia dihidupkan-Nya kembali sesudah terjadinya kehancuran di hari Kiamat,
bukanlah suatu hal yang mustahil, dan tidak patut diingkari.

9. Ilmun
Artinya Tahu (Berpengetahuan)
 Tuhan Allah mengetahui tentang masa lalu, masa sekarang dan masa depan.
 Allah SWT mengetahui hal-hal yang mungkin ada dan tiada dan juga hal-hal yang
mustahil. Artinya hal-hal yang mustahil diketahui kepastian tiadanya olehNya

8
Maksudnya, hal-hal yang mustahil atau hal-hal yang tidak ada itu diketahui dengan
pasti ketiadaanya oleh Allah
Contohnya Allah itu mengetahui bahwa tidak ada sekutu bagiNya dan jika ada, pasti
akan terjadi keruksakan
 Allah mengetahui yang wajib, jaiz dan mustahil di azali/dahulu kala sebelum
makhluk ada. Bukan berarti asalnya Allah tidak mengetahui lalu mengetahuinya, tapi
Allah sudah mengetahui sejak lama atau tidak diketahui seketika itu. Tidak seperti
kita, Ketika kita tidak mengetahui bagaimana rasanya buah Apel, kita baru akan tau
setelah kita memakannya, kita akan tau bagaimana rasanya buah Apel seketika itu.
Tapi Tuhan Allah sudah tahu bagaimana rasanya buah Apel.
 Firman Allah surah al-Hujurat ayat 16

‫ُقۡل َاُتَع ِّلُم ۡو َن َهّٰللا ِبِد ۡي ـِنُك ۡم ؕ َو ُهّٰللا َيۡع َلُم َم ا ِفى الَّسٰم ٰو ِت َو َم ا ِفى اَاۡلۡر ِضؕ‌ َو ُهّٰللا ِبُك ِّل َش ۡى ٍء َع ِلۡي ٌم‬

Artinya : Katakanlah (kepada mereka), "Apakah kamu akan memberitahukan kepada


Allah tentang agamamu (keyakinanmu), padahal Allah mengetahui apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (Q.S.
al-Hujurat/49:16)

 Firman Allah surah Al-Anfal ayat 75

‫ٰۤل‬
‫َو اَّلِذ ۡي َن ٰا َم ُنۡو ا ِم ۢۡن َبۡع ُد َو َهاَج ُر ۡو ا َو َج اَهُدۡو ا َم َع ُك ۡم َفُاو ِٕٮَك ِم ۡن ُك ۡمؕ‌ َو ُاوُلوا اَاۡلۡر َح اِم َبۡع ُض ُهۡم َاۡو ٰل ى ِبَبۡع ٍض ِفۡى ِكٰت ِب‬
‫ِهّٰللاؕ‌ ِاَّن َهّٰللا ِبُك ِّل َش ۡى ٍء َع ِلۡي ٌم‬
Artinya : Dan orang-orang yang beriman setelah itu, kemudian berhijrah dan berjihad
bersamamu maka mereka termasuk golonganmu. Orang-orang yang
mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap
sesamanya (daripada yang bukan kerabat) menurut Kitab Allah. Sungguh,
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

10. Hayat
Artinya Hidup
 Sebagai pemilik alam semesta ini tuhan Allah tidak akan mati, karena jika tuhan mati
maka alam semesta ini tidak meiliki tuannya/tidak dimiliki siapapun
 Surah Al-Baqarah ayat 255
‫اَل َتۡا ُخ ُذ ٗه ِس َنٌة َّو اَل َنۡو ٌمؕ‌ ُهّٰللا ۤاَل ِاٰل َه ِااَّل ُهَو اۡل َح ـُّى اۡل َقُّيۡو ُۚم‬

Artinya : Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus
mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa
yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi
syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan
mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui
sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki.
Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara
keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahabesar.
Allah; tidak ada tuhan yang pantas disembah dan dipertuhan selain Dia. Yang
Mahahidup, kekal, dan memiliki semua makna kehidupan yang sempurna, Yang terus
menerus mengurus makhluk-Nya. Tidak seperti manusia, Dia tidak mengantuk dan tidak
pula tidur, sebab keduanya adalah sifat kekurangan yang membuat-Nya tidak mampu
mengurus makhluk-Nya.

11. Sam’un

9
Artinya mendengar
 Tuhan Allah dapat mendengar sesuatu yang terucap atau pun tidak terucap
 Allah tidak memiliki perantara untuk mendengar seperti mahkluknya yang
memerlukan telinga untuk mendengar
 Surah An-Nisa’ ayat 148

‫اَل ُيِح ُّب ُهّٰللا اۡل َج ــۡه َر ِبالُّس ٓۡو ِء ِم َن اۡل َقۡو ِل ِااَّل َم ۡن ُظِلَمؕ‌ َو َك اَن ُهّٰللا َسِم ۡي ًعا َع ِلۡي ًم ا‬
Artinya : Allah tidak menyukai perkataan buruk, (yang diucapkan) secara terus terang
kecuali oleh orang yang dizhalimi. Dan Allah Maha Mendengar, Maha
Mengetahui.

Pada ayat sebelumnya Allah menerangkan orang-orang munafik dan keburukan


sifat mereka. Uraian itu dapat menimbulkan kebencian dan mengundang caci maki
dari kalangan kaum muslim. Maka ayat ini memberikan tuntunan kepada kaum
muslim terkait dengan kata-kata yang buruk. Allah tidak menyukai perkataan buruk
yang diucapkan secara terus terang, kecuali diucapkan secara terpaksa oleh orang
yang dizalimi; dalam keadaan itu dibenarkan baginya mengucapkannya dalam
batasbatas tertentu. Dan Allah Maha Mendengar, ucapan yang baik maupun yang
buruk, yang diucapkan secara rahasia maupun terang-terangan, lagi Maha
Mengetahui, segala sesuatu yang diperbuat hamba-Nya.

12. Bashor
Artinya melihat
 Allah maha melihat atas segala sesuatu, tidak ada yang dapat bersembunyi dari
penglihatan Allah
Baik yang ada di bumi maupun di luarnya, baik yang ada di langit maupun luarnya
 Penglihatan Allah berbeda dengan kita sebagai makhluknya, karena kita
membutuhkan mata sedangkan penglihatan Allah tanpa membutukan alat perantara
 Surah Al-Bashir ayat 20

‫ِاَّن َهّٰللا َيۡع َلُم َغ ۡي َب الَّسٰم ٰو ِت َو اَاۡلۡر ِضؕ‌ َو ُهّٰللا َبِص ۡي ٌۢر ِبَم ا َتۡع َم ُلۡو َن‬
Artinya : Sungguh, Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Dan Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Mengetahui apa-apa yang gaib di langit dan di
bumi. Dia-lah yang melihat apa yang tersembunyi di dalam hati, dan apa yang diucapkan
oleh lidah karena Allah Maha Melihat apa yang dikerjakan oleh seluruh hamba-hamba-
Nya.

13. Kalam
Artinya berbicara
 Kalam Allah tidak sama dengan kita sebagai makhluknya yang membutuhkan alat
perantara berupa mulut, lidah serta kedua bibir, sedangkan kalam Allah tidak butuh
alat perantara
 Yang dimaksud kalam Allah bukanlah lafadz-lafadz yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW, karena lafadz-lafadz ini berawalan, berakhiran beri ’rab, bersurat,
berayat-ayat
karena lafadz-lafadz ini atau al-quran ini sesuatu yang baru, sedangkan sifat yang ada
pada Allah itu qodim / terdahulu. Kenapa Al-Quran disebut sesuatu yang baru?
Karena didalamnya terdapat kisah-kisah perjuangan para nabi terdahulu. Sebagai

10
contohnya ketika Umar bin Khattab menyarankan kepada Nabi SAW untuk pada
saat itu juga turunlah wahyu Allah sebagai petunjuk kepada Nabi SAW,.
 sifat yang tetap pada zat Allah tidak berhuruf dan bersuara. Namun golongan
Mu’tazilah menilai sulit ada kalam tanpa huruf dan suara. Dalam hal ini Ahlus Sunah
wal Jama’ah menjawab : “perkataan hati adalah kalam yang tak berhuruf dan bersuara
yang dikatakan oleh seseorang pada hatinya. Di sini ada kalam tanpa ada huruf dan
suara”. Perlu dicermati bahwa maksud perumpamaan Ahlus Sunnah wal Jama ’ah di
atas bukan berarti menyamakan kalamullah dengan kata hati, karena kalamullah
terdahulu sedangkan kata hati baru, tetapi maksud mereka adalah menyanggah
pernyataan Mu’tazilah yang menyatakan “tidak ada kalam tanpa huruf dan suara”.
 Surah An-Nisa’ ayat 164
‫َو ُرُس اًل َقۡد َقَص ۡص ٰن ُهۡم َع َلۡي َك ِم ۡن َقۡب ُل َو ُرُس اًل َّلۡم َنۡق ُص ۡص ُهۡم َع َلۡي َك‌ؕ َو َك َّلَم ُهّٰللا ُم ۡو ٰس ى َتۡك ِلۡي ًم ا‬
Artinya : Dan ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan mereka kepadamu
sebelumnya dan ada beberapa rasul (lain) yang tidak Kami kisahkan mereka
kepadamu. Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung.

Dan di antara para rasul itu ada beberapa rasul yang sungguh telah Kami
kisahkan mereka kepadamu sebelumnya, yakni sebelum turun ayat ini, dan ada
beberapa rasul yang lain yang tidak Kami kisahkan mereka kepadamu. Dan
kepada Musa, Allah berfirman langsung atau secara bertahap sesuai kemaslahatan
dan kebutuhan umatnya.

14. Qaadiran
Artinya Yang berkuasa
Tuhan bersifat kaunuhu qadiran. Artinya tetap selalu dalam keadaan berkuasa, mustahil
Dia dalam keadaan lemah. Oleh karena Tuhan mempunyai sifat Qudrat, maka Dia tetap
selalu dalam keadaan berkuasa, tak pernah berhenti, sekejap mata pun. QS al
Baqarah/2:20.
15. Muriidan
Artinya Yang berkemauan
Artinya tetap selalu dalam keadaan menghendaki, mustahil Dia dalam keadaan tidak
menghendaki. Oleh karena Tuhan mempunyai sifat iradah, maka ia tetap selalu dalam
keadaan menghendaki. QS Hud/11:107
16. ‘Aaliman
Artinya Yang berpengetahuan
Tuhan Allah bersifat Aliman artinya tetap selalu dalam keadaan tahu, mustahil dia dalam
keadaan tidak mengetahui. Oleh karena itu Tuhan mempunyai sifat ilmu, maka dia tetap
selalu dalam keadaan berilmu. Quran surat Annisa / 4:176
17. Hayyan
Artinya yang hidup
Tuhan Allah bersifat kaunuhu hayyan. Artinya Tuhan tetap selalu hidup, mustahil dia dalam
keadaan mati. Oleh karena Tuhan mempunyai sifat Hayat maka dia selalu dalam keadaan hidup.
Quran surat al Furqan / dua lima: lima delapan

18. Samii’an
Artinya Yang mendengar
Tuhan Allah bersifat kaunuhu sami’an. Artinya tetap dalam keadaan mendengar, mustahil
dia dalam keadaan Tuli. Oleh karena Tuhan mempunyai sifat sama, maka dia selalu
dalam keadaan mendengar. Quran surat Al-Baqoroh / 2:256
19. Bashiiran
Artinya Yang melihat
Tuhan Allah bersifat kaunuhu basiran. Artinya Tuhan dalam keadaan melihat, mustahil
dia dalam keadaan buta. Karena Tuhan mempunyai sifat besar, maka dia selalu dalam
keadaan melihat. Quran surat al Hujurat/49:18
20. Mutakalliman
Artinya yang berbicara

11
Tuhan bersifat kaunuhu mutakalliman. Artinya Tuhan tetap dalam keadaan berkata,
mustahil dia Bisu. Oleh karena dia mempunyai sifat Kalam, maka dia tetap selalu dalam keadaan
berkata. Inilah yang dinamakan oleh kaum Ahlussunnah Wal Jamaah dengan sifat Tuhan yang
dua bulu yang wajib kan dia gini seyakin-yakinnya oleh setiap orang muslimin yang berakal.
Kalau sudah dia kini sifat yang 20 yang mesti ada pada Tuhan, dengan sendirinya kita
mengetahui 20 sifat yang mustahil dalam kurung tidak mungkin ada tutup kurung pada Tuhan
yaitu lawan dari sifat 20 tadi. Quran surat Annisa/4:164

_____________________________________________________________________________
Buku siswa Al-Qur’an Hadist kelas X kurikulum 2013

12
BAB III
KESIMPULAN
Setelah mempelajari tentang unsur-unsur hadis Dengan memahami hal tersebut maka
memiliki sikap sebagai berikut :

1. Mempelajari unsur-unsur hadis maka rasa ingin tahu tentang unsur-unsur hadis harus
ditumbuhkembangkan untuk dapat menjadi seorang muslim yang sesungguhnya.
2. Mempelajari unsur-unsur hadits mendatangkan banyak manfaat Oleh karena itu sudah
selayaknya kita sebagai seorang muslim mengetahui banyak hal tentang unsur-unsur
hadis dan ilmu nya dengan meningkatkan kegiatan Gemar Membaca baik pada saat di
Madrasah maupun di luar madrasah.
3. Mempelajari unsur-unsur hadits yang masih ada Meskipun mereka sudah meninggalkan
dunia ini berabad-abad yang lalu. Hal ini Tentunya dapat membangkitkan minat untuk
menghargai karya-karya mereka dan selanjutnya terdorong untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi orang lain.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://gomuslim.co.id/read/belajar_islam/2020/12/12/22712/-p-pengertian-hadits-mutawatir-

dan-4-syaratnya-p-.html diakses pada tanggal

https://www.alkhoirot.org/2019/10/jumlah-perawi-hadits-pada-setiap-tingkat.html?m=1#6

https://umma.id/channel/answer/post/apa-yang-dinamakan-hadits-masyhur-657668

https://www.referensimakalah.com/2012/07/pengertian-hadis-ahad-dan-pembagiannya.html

https://kumparan.com/berita-update/pengertian-hadist-dhaif-dan-hadist-shahih-1vecALdLC3l/3

https://bincangsyariah.com/khazanah/apa-itu-hadis-hasan/

https://islam.nu.or.id/post/read/85243/macam-macam-hadits-dhaif-1 diakses pada tanggal 22

Agustus 2021

14

Anda mungkin juga menyukai