Anda di halaman 1dari 8

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengetahuan yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

1
Daftar Isi

Kata Pengantar ……………………………………………………………………. 1

Daftar Isi …………………………………………………………………………… 2

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………. 3

A. Latar Belakang …………………………………………………………….. 3


B. Tujuan ……………………………………………………………………… 3
C. Manfaat …………………………………………………………………….. 3

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………… 4

A. Pengertian Allah maha Esa ……………………………………………….. 4


B. Bukti Allah itu Esa menurut Akal Fikiran ………………………………. 4
C. Bukti Allah itu Esa dalam Dalil Al-Qur’an ……………………………… 5
D. Allah Maha Esa dalam Dzat-Nya…………………………………………. 6
E. Allah Maha Esa dalam sifat-Nya …………………………………………. 6

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………….. 7


A. Kesimpulan ………………………………………………………………… 7
B. Saran ………………………………………………………………………… 7
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………… 8

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Materi tentang Tuhan yang Maha Esa adalah hal yang paling penting untuk menjadi seorang
Muslim yang sejati atau Muslim yang menjadi benar-benar seorang yang sangat beriman dan
bertaqwa, oleh karena itu materi ini sangat bermanfaat untuk kita semua agar menjadi manusia
yang dulunya tersesat dalam dunia yang sifatnya hanya sementara ini menjadi manusia yang
insya Allah menjadi manusia yang lebih baik lagi dan selalu mengingat Allah SWT pada setiap
waktunya. Masalah ke-Esa-an Allah adalah topik menarik untuk dibicarakan. Apakah sebenarnya
arti kata “Esa” itu sendiri?

B. Tujuan

Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui bukti-bukti tentang keberadaan
jika Allah itu satu atau Maha Esa.

C. Manfaat
1. Memahami pentingnya jika Allah itu Esa serta menambah iman dan ketakwaan kita kepada
Allah SWT.
2. Menambah wawasan tentang bukti bahwa Allah itu maha Esa.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Allah maha Esa

Kata Esa dalam bahasa Arab disebut Ahad atau Ahadun. Pengertian Allah maha Esa itu
terdiri dari 3 bagian, yaitu :

1. Allah Maha Esa dalam Dzat-Nya, artinya dzat-Nya tidak tersusun dari beberapa bagian
dan tak ada dzat makhluk yang serupa dengan dzat-Nya.
2. Allah Maha Esa dalam Sifatnya-Nya, artinya tak ada sifat-Nya yang rangkap di dalam
satu nama dan satu makna, dan tidak ada makhluk yang mempunyai sifat yang serupa
dengan sifat-sifat-Nya.
3. Allah Maha Esa dalam Perbuatan-Nya, artinya tak ada perbuatan bagi makhluk. Allah-lah
yang menciptakan seluruh perbuatan makhluk-Nya.

B. Bukti Allah itu Esa menurut Akal Fikiran

Secara logika, wujudnya alam semesta beserta isinya ini menjadi bukti bahwa Allah itu Maha
Esa. Sebab, seandainya ada sekutu bagi Allah, artinya Allah lebih dari satu, maka alam semesta
mustahil terwujud. Seandainya ada dua Tuhan, dan keduanya bersepakat untuk mewujudkan
alam semesta, kehendak salah satu dari kedua-Nya yang terlaksana. Tidak mungkin kehendak
keduanya, karena berarti akan ada dua wujud alam semesta. Dengan begitu, kehendak salah satu
dari keduanya tidak terpenuhi. Bila kehendaknya tidak terpenuhi, maka tidak bisa disebut Tuhan.
Bukan Tuhan bila kehendaknya tidak terpenuhi. Karena kita membicarakan dua dzat yang
diasumsikan sama, dan tidak mungkin kehendak salah satu saja yang terlaksana, maka berarti
keduanya kehendaknya tidak akan terpenuhi. Apabila mereka membagi tugas dengan mencipta
setengah bagian masing-masing, maka keduanya tak berkuasa atas ciptaan yang lain. Yang
menciptalah yang berkuasa atas ciptaannya. Dan dengan begitu keduanya tidak bisa disebut
Tuhan, karena bukan Tuhan apabila kekuasaannya terbatas serta ada hal yang di luar kuasa-Nya.
Apabila keduanya berbeda pendapat dalam penciptaan alam semesta, tentu kehendak salah satu

4
dari keduanya yang terpenuhi. Yang satu tentu kehendaknya tidak akan terpenuhi, sebab
kehendak mereka berbeda dan harus ada yang terpenuhi. Yang tidak terpenuhi kehendaknya
tidak bisa disebut Tuhan. Karena kita membicarakan dua dzat yang diasumsikan sama, dan tidak
mungkin kehendak salah satu saja yang terlaksana, maka berarti keduanya kehendaknya tidak
akan terpenuhi. Maka seandainya Allah lebih dari satu, bersepakat atau tidak, alam semesta tidak
akan wujud. Sedangkan alam semesta beserta isinya dapat kita saksikan wujudnya dengan mata
kepala sendiri. Maka mustahil Allah itu lebih dari satu.

C. Bukti Allah itu Esa dalam Dalil Al-Qur’an


Ada banyak dalil Al-Qur’an yang mengatakan bahwa Allah itu Esa atau Tunggal.
Diantaranya adalah sebagai berikut :
QS. Al-Ikhlas ayat 1-4
(1). ‫قُ ْل ه َُو الَّهُ أَ َحد‬
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,
َّ ‫الَّهُ ال‬
(2). ُ ‫ص َمد‬
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
(3). ْ‫لَ ْم يَ ِلدْ َولَ ْم يُولَد‬
Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
(4). ‫َولَ ْم َي ُك ْن لَهُ ُكفُ ًوا أَ َحد‬
dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".

Q.S Al-Baqarah ayat 163


َّ ‫احد ۖ ََل ِإ َٰلَهَ ِإ ََّل ه َُو‬
َّ ُ‫الرحْ َٰ َمن‬
‫الر ِحي ُم‬ ِ ‫َو ِإ َٰلَ ُه ُك ْم ِإ َٰلَه َو‬

Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.

Q.S Al-Anbiya ayat 22


ِ َ‫ب ْالعَ ْر ِش َع َّما ي‬
َ‫صفُون‬ ُ َ‫سدَت َا ۚ ف‬
َّ َ‫س ْب َحان‬
ِ ‫َّللاِ َر‬ َّ ‫لَ ْو َكانَ فِي ِه َما آ ِل َهة إِ ََّل‬
َ َ‫َّللاُ لَف‬

Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak
binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.

5
D. Allah Maha Esa dalam Dzat-Nya
Dzat Allah itu tidak terdiri dari unsur-unsur, atom dan molekul ataupun bagian-bagian.
Karena, apabila Dzat Allah Yang Maha Kuasa itu terdiri unsur tertentu atau terdiri dari dua unsur
atau lebih, tentunya, betapapun kecilnya unsur atau bagian itu, akan terap saja setiap unsur
tersebut akan membutuhkan unsur atau bagian yang lain untuk membentuk kesempurnaannya.
Artinya, untuk mencapai kesempurnaan Dzatnya, Allah membutuhka unsur atau bagian-bagian
itu. Atau dengan kata lain unsur atau bagian itu merupakan syarat bagi wujudnya Allah. Maha
Suci Allah dari sifat-sifat tersebut.

‘’(Dia) pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-
pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), di jadikan-Nya kamu
berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-
lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat’’. (Q.S: 42 : Asy –Syuura : ayat 11).

‘’Hay manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya
(tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. (Q.S:35 : Faatir:ayat 15).

Sehingga mustahil Allah terdiri dari unsur-unsur dan setiap zat yang terdiri dari unsur-unsur
sebagai komponen penyusun zatnya pastilah bukan Tuhan karena keragaman dan bilangan itu
adalah hakikat dari makhluk, bukan hakikat dari Tuhan.

E. Allah Maha Esa dalam sifat-Nya


Pengertian Allah bersifat Maha Esa adalah bahwa, Allah itu bersifat dengan segala sifat
kesempurnaannya. Sifat Allah itu adalah sifat yang hanya dimiliki oleh Allah saja, tidak dimiliki
oleh makhluk-Nya, walaupun dari segi bahasa kata yang digunakan untuk menunjuk sifat
tersebut relative sama, sehingga setiap sifat yang dimiliki dan terdapat pada makhluk bukanlah
sifat Allah.
Rahim merupakan sifat bagi Allah, tetapi juga digunakan untuk menunjuk rahmat atau kasih
saying mahkhluk, namun substansi dan kapasitas rahmat dan kasih saying Allah berbeda
dengan rahmat mahkhluk-Nya. Sehingga Allah Maha Esa dalam sifat-Nya, tidak ada yang
menyamai substansi dan kapasitas sifat tersebut.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tuhan adalah sesuatu yang dipentingkan oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia
merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya Sesuai dengan tuntunan agama Islam, hanya ada satu
Tuhan di dunia ini, yaitu Allah SWT. Kita sebagai ciptaan-Nya wajib percaya bahwa tidak ada
Tuhan Penguasa seluruh alam kecuali Allah SWT. Dengan meyakini Allah SWT sebagai Tuhan
di dunia ini, kita menjadi tidak selalu terombang-ambing dalam keraguan. Hidup kita akan lebih
terarah, yaitu untuk memeperoleh ridho dari Allah SWT agar selamat dunia dan akhirat.

B. Saran
Setiap manusia setidaknya harus beriman dan bertaqwa kepada Allah. Agar kita dapat
mengetahui pentingnya hidup itu bukan hanya untuk didunia saja melainkan juga di akhirat.
Karena kenikmatan didunia itu hanya sekejap saja dan tidak akan kekal. Kalau di akhirat kita
akan hidup kekal selamanya dan itulah hidup yang sesungguhnya didunia ini.

7
DAFTAR PUSTAKA

W-Islam.com. 2013.

Allah itu Maha Esa

. http://www.w-islam.com/2013/06/1141/allah-swt-itu-maha-esa/. 16 September 2017. Antosu3.


2009.

Allah Maha Esa (Al-Wahdaaniyyah)

. https://atspoedj.wordpress.com/2009/08/28/allah-maha-esa-al-wahdaaniyyah/. 16 September
2017. Jusuf BS, Pdt. 2010.

Allah yang Esa (TRINITAS).

http://www.tulang-elisa.org/allah-yang-esa-trinitas/. 17 September 2017

Anda mungkin juga menyukai