Anda di halaman 1dari 6

3.

EKSISTENSI DAN MARTABAT MANUSIA

Dibandingkan dengan makhluk lainnya, manusia mempunyai


kelebihan . Kelebihan itu membedakan manusia dengan makhluk lainnya.
Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang
bagaimanpun, baik di darat, di laut, maupun di udara. Sedangkan binatang
hanya mampu bergerak di ruang yang terbatas. Walaupun ada binatang yang
bergerak di darat dan di laut, namun tetap saja mempunyai keterbatasan dan
tidak bisa melampaui manusia.

Di samping itu, manusia di beri akal dan hati sehingga dapat memahami
ilmu yang diturunkan allah. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaikbaiknya
(at-tiin,95:4). Manusia tetap bermartabat mulia, kalau mereka sebagai
khalifah (makhluk alternative) tetap hidup dengan ajaran allah (QS. Alan’am:
165). Oleh karena ilmu manusia di lebihkan dari makhluk lainnya.
A. Tujuan penciptaan manusia
Tujuan penciptaan manusia adalah menyembah kepada penciptanya yaitu
allah. Pengertian penyembahan kepada allah tidak bisa di artikan secara sempit,
dengan hanya membayangkan aspek ritual yang tercermin dalam shalat saja. Penyembahan
berarti ketundukan manusia dalam hokum allah dalam
menjalankan kehidupan di muka bumi, baik yamg menyangkut hubungan
manusia dengan tuhan maupun manusia dengan manusia.
Oleh kerena penyembahan harus dilkukan secara suka rela, karena allah
tidak membutuhkan sedikitpun pada manusia karena termasuk ritual-ritual
penyembahannya.

Penyembahan yang sempurna dari seorang manusia adalah akan


menjadikan dirinya sebagai khalifah Allah di muka bumi dalam mengelolah alam
semesta. Keseimbangan pada kehidupan manusia dapat terjaga dengan hukum-hukum
kemanusiaan yang telah allah ciptakan.
a. Tujuan Umum Adanya Manusia di Dunia

Dalam Q.S. Al-Anbiya [21:107] yang artinya “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan
untuk Rahmat bagi semesta alam” Ayat ini menerangkan tujuan manusia diciptakan oleh Allah
SWT dan berada didunia ini adalah untuk menjadi rahmat bagi alam semesta. Arti kata rahmat
adalah karunia, kasih sayang dan belas kasih. Jadi manusia sebagai rahmat merupakan manusia
yang diciptakan oleh Allah SWT untuk menebar dan memberikan kasih saying kepada alam
semesta. Terdapat 2 tujuan umum adanya manusia di dunia, yaitu:
1. Mengilmui Tentang Allah
Allah Ta’ala berfirman
‫ض ِم ْثلَه َُّن يَتَنَ َّز ُل األ ْم ُر بَ ْينَه َُّن لِتَ ْعلَ ُموا أَ َّن هَّللا َ َعلَى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِدي ٌر َوأَ َّن هَّللا َ قَ ْد أَ َحاطَ بِ ُكلِّ َش ْي ٍء‬
ِ ْ‫ت َو ِمنَ األر‬ َ َ‫هَّللا ُ الَّ ِذي خَ ل‬
ٍ ‫ق َس ْب َع َس َما َوا‬
‫ِع ْل ًما‬
“Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku
padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan
sesungguhnya Ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS. Ath Thalaq: 12).
Allah menceritakan bahwa penciptaan langit dan bumi, agar manusia mengetahui tentang ke
Maha Kuasaan Allah Ta’ala, bahwa Allah lah pemilik jagad raya ini dengan ilmu Allah yang
sempurna. Tidak ada satu pun yang terluput dari ilmu dan pengawasan Allah, karena ilmu Allah
meliputi segala sesuatu
2. Untuk Beribadah Kepada Allah Semata
Allah Ta’ala berfirman
َ ‫ت ْال ِج َّن َواإل ْن‬
‫س إِال لِيَ ْعبُدُو ِن‬ ُ ‫َو َما خَ لَ ْق‬

“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku”.
(QS. Adz Dzariyat: 56).
Ayat di atas jelas menyebutkan tujuan diciptakan manusia adalah untuk beribadah, hanya
menyembah Allah semata. Ayat ini mengisyaratkan pentingnya tauhid, karena tauhid adalah
bentuk ibadah yang paling agung, mengesakan Allah dalam ibadah.
Ayat ini juga mengisyaratkan pentingnya beramal, setelah tujuan pertama manusia diciptakan
adalah agar berilmu. Maka buah dari ilmu adalah beramal. Tidaklah ilmu dicari dan dipelajari
kecuali untuk diamalkan. Sebagaimana pohon, tidaklah ditanam kecuali untuk mendapatkan
buahnya. Karena ilmu adalah buah dari amal.

b. Tujuan Khusus Adanya Manusia di Dunia

Tujuan khusus adanya manusia di dunia adalah sukses dunia dan akhirat dengan cara
melaksanakan amal shaleh yang merupakan investasi pribadi manusia sebagai individu. Allah
berfirman dalam Q.S. An-Nahl ayat [16:97] yang artinya “Barang siapa mengerjakan amal
shaleh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya Allah
SWT akan memberikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan diberi balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik dengan apa yang telah mereka kerjakan”.
c. Tujuan Individu dalam Keluarga

Manusia di dunia tidak hidup sendirian. Manusia merupakan makhluk sosial yang mempunyai
sifat hidup berkelompok dan saling membutuhkan satu sama lain.. Hampir semua manusia, pada
awalnya merupakan bagian dari anggota kelompok sosial yang dinamakan keluarga. Dalam ilmu
komunukasi dan sosiologi, keluarga merupakan bagian dari klasifikasi kelompok sosial dan
termasuk dalam small group atau kelompok terkecil karena paling sedikit anggotanya. Namun
keberadaan keluarga sangat penting karena merupakan bentuk khusus dalam kerangka sistem
sosial secara keseluruhan. Small group seolah-olah merupakan miniatur masyarakat yang juga
memiliki pembagian kerja, kode etik pemerintahan, prestige, ideologi, dan sebagainya. Dalam
kaitannya dengan tujuan individu dalam keluarga adalah agar individu tersebut menemukan
ketentraman, kebahagiaan dan membentuk keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah. Manusia
diciptakan berpasang-pasangan. Oleh sebab itu, wajar bagi manusia baik laki-laki dan
perempuan membentuk keluarga.

Tujuan manusia berkeluraga menurut Q.S. Ar-Rum [30:21] yang artinya "Dan diantara tanda-
tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya
kamu merasa tentram, dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang . Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaaum yang mau berfikir."

Tujuan hidup berkeluarga dari setiap manusia supaya tentram. Untuk menjadi keluarga yang
tentram, Allah SWT memberikan rasa kasih sayang. Oleh sebab itu, dalam kelurga harus
dibangun rasa kasih sayang satu sama lain.

Sebagai makhluk sosial seorang individu tidak dapat berdiri sendiri, saling membutuhkan antara
yang satu dengan yang lainnya, dan saling mengadakan hubungan sosial di tengah – tengah
masyarakat

Keluarga dengan berbagai fungsi yang dijalankan adalah sebagai wahana dimana seorang
individu mengalami proses sosialisasi yang pertama kali, sangat penting artinya dalam
mengarahkan terbentuknya individu menjadi seorang yang berpribadi.

Sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, keluarga mempunyai korelasi
fungsional dengan masyarakat tertentu, oleh karena itu dalam proses pengembangan individu
menjadi seorang yang berpribadi hendaknya diarahkan sesuai dengan struktur masyarakat yang
ada, sehingga seorang individu menjadi seorang yang dewasa dalam arti mampu mengendalikan
diri dan melakukan hubungan – hubungan sosial di dalam masyarakat yang cukup majemuk.

Masyarakat adalah kelompok manusia yang saling berinteraksi yang memiliki prasarana untuk
kegiatan tersebut dan adanya saling keterikatan untuk mencapai tujuan bersama. Masyarakat
adalah tempat kita bisa melihat dengan jelas proyeksi individu sebagai bagian keluarga, keluarga
sebagai tempat terprosesnya, dan masyarakat adalah tempat kita melihat hasil dari proyeksi
tersebut.

Individu yang berada dalam masyarakat tertentu berarti ia berada pada suatu konteks budaya
tertentu. Pada tahap inilah arti keunikan individu itu menjadi jelas dan bermakna, artinya akan
dengan mudah dirumuskan gejala – gejalanya. Karena di sini akan terlibat individu sebagai
perwujudan dirinya sendiri dan merupakan makhluk sosial sebagai perwujudan anggota
kelompok atau anggota masyarakat.

d. Tujuan Individu dalam Masyarakat

Setelah hidup berkeluarga, manusia mempunyai kebutuhan untuk bermasyarakat. Tujuan hidup
bermasyarakat yaitu mencari keberkahan yang melimpah dalam hidup. Kecukupan kebutuhan
hidup ini menyangkut kebutuhan fisik seperti perumahan, makan, pakaian, kebutuhan sosial
(bertetangga), kebutuhan rasa aman, dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan
tersebut dapat mudah diperoleh apabila masyarakat beriman dan bertakwa. Apabila masyarakat
tidak beriman dan bertakwa, maka Allah akan memberikan siksa dan jauh dari keberkahan. Oleh
sebab itu, apabila dalam suatu masyarakat ingin hidup damai dan serba kecukupan, maka kita
harus mengajak setiap anggota masyarakat untuk memelihara iman dan takwa. Allah berfirman
dalam Q.S. Al-A’raf [7:96] yang artinya“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman
dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,
tetapi mereka mendustakan itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”.

Pada dasarnya manusia memiliki dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu:

 Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya yaitu masyarakat.

 Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam di sekelilingnya.

Setiap individu dalam masyarakat mempunyai peran (role) dan kedudukan (status) yang berbeda.
Peran adalah pola perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai posisi (status)
tertentu. Sedngkan kedudukan (status) adalah posisi seseorang dalam kelompok. Mengingat
setiap individu mempunyai kepentingan yang beragam, maka setiap individu mempunyai
kepentingan yang beragam, maka setiap individu dapat berstatus dan berperan di beberapa
kelompok sesuai dengan kepentingan itu.
Setiap individu harus berperilaku atau berperan sesuai dengan kedudukannya agar ia dapat
diterima dan diakui keberadaanya. Karena setiap organisasi mempunyai aturan sendiri, maka
sanksi yang diberikan oleh setiap organisasi kepada anggota yang melanggar pun berbeda pula.
Sanksi ini bertujuan menjaga keutuhan, keseimbangan, kestabilan kelompoknya sehingga tujuan
kelompok dapat tercapai

Dalam kehidupan sehari – hari, setiap orang mempunyai peran dan tugas yang berbeda. Tugas
seorang Dokter berbeda dengan guru, petani ,supir atau TNI/POLRI. Tetapi masing-masing
saling membutuhkan, saling bekerja sama untuk mencapi tujuan yang sama yaitu terpenuhinya
kebutuhan dan mencapi kesejahteraan. Dengan demikian peran dan kedudukan sangat penting
untuk menjaga keseimbangan dan integritas social.

e. Tujuan Individu dalam Bernegara

Sebagai makhluk hidup yang selalu ingin berkembang untuk menemukan jati diri sebagai pribadi
yang utuh, maka manusia harus hidup bermasyarakat/bersentuhan dengan dunia sosial. Lebih
dari itu manusia sebagai individu dari masyarakat memiliki jangkauan yang lebih luas lagi yakni
dalam kehidupan bernegara. Maka, tujuan individu dalam bernegara adalah menjadi warga
negara yang baik di dalam lingkungan negara untuk mewujudkan negara yang aman, nyaman
serta makmur.

f. Tujuan Individu dalam Pergaulan Internasional

Setelah kehidupan bernegara, tidak dapat terlepas dari kehidupan internasional/dunia luar. Dalam
era globalisasi, kita sebagai makhluk hidup yang ingin tetap eksis, maka kita harus bersaing
dengan ketat untuk menemukan jati diri serta pengembangan kepribadian. Jadi tujuan individu
dalam pergaulan internasional adalah menjadi individu yang saling membantu dalam kebaikan
dan individu yang dapat membedakan mana yang baik dan buruk dalam dunia globalisasi agar
tidak kalah dan terlena dengan indahnya dunia.

B. Fungsi dan peran manusia


Berpedoman pada al-quran surah al-baqarah ayat 30-36, status dasar manusia
yang mempolori oleh adam AS adalah sebagai khalifah. Jika khalifah diartikan
sebagai penerus ajaran allah maka peran yang dilakukan adalah penerus pelaku
ajaran Allah dan sekaligus menjadi pelopor membudayakan ajaran allah.
Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang
ditetapkan oleh Allah di antanya adalah:
· Belajar
· Mengajarkan ilmu
· Membudayakan ilmu

Oleh karena itu semua yang dilakukan harus untuk kebersamaan sesama
ummat manusia dan hamba allah, serta pertanggung jawabannya pada 3
instansi yaitu pada diri sendiri, pada masyarakat, pada Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai