Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Analisis Obat kaptopril dengan Analisis

Retrosintesis dan Sintesis

Dosen pengampu : Lindawati Setyaningrum M.Farm.,Apt

DisusunOleh:

1. Novi Purwaningtiyas 17040093


2. Ach. Naufal Firdaus 18040001
3. Aden Priyo Wicaksana 18040003
4. Agustin Nourma Diana 18040004
5. Ahmad Firdaus Shufi 18040006

KELAS : 18A

PRODI S-1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN Dr. SOEBANDI

Jln. dr. Soebandi No. 99 Jember

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu dipanjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayahnya makalah ini dapat dibuat. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kimia analisis yang diampu oleh Ibu Lindawati Setyaningrum
M.Farm.,Apt. Dan tidak lupa kami ucapkan rasa terima kasih kepada teman-teman yang selalu
mendukung kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam proses pembuatan makalah ini dan hasil dari makalah terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan. Sehingga kami sangat membuka bagi siapa pun yang ingin
memberikan kritik dan saran yang membangun bagi kami. Kami berharap dengan selesainya
makalah dengan judul Analisis Obat kaptopril dengan Analisis Retrosintesis dan Sintesis dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca, amin.

Jember, 15 Mei 2019

Tim penyusun
DAFTAR ISI

Pembukaan

 Kata Pengantar………………………………………………………………………..i
 Daftar Isi……………………………………………………….………………..…….ii
 Dasar teori…………………………………………………..……………….……….1
 Rumusan Masalah…………………………………….……...………………….....3
 Tujuan masalah……………………………………….…………….………...…….3

PEMBAHASAN

 Pengertian Metode………………………..……………………….………………..3
 Analisis Obat kaptopril dengan Analisis Retrosintesis……….…….……………4
 Analisis Obat kaptopril dengan Analisis sintesis ………………..……..…….….4
 Percobaan Reaksi Dengan Obat Lain ………………..………………………………..5

PENUTUP………………………………………………………………………………….iii

 Kesimpulan……………………………………………………………………………iv
 Daftar Pustaka………………………………………………………..………………v
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Dasar Teori

Analisis retrosintetis adalah teknik pemecahan masalah dalam merencanakan sintesis


organik. Ini dilakukan dengan melakukan transformasi molekul target menjadi struktur-struktur
prekursornya yang lebih sederhana tanpa berasumsi tentang bahan awalnya. Masing-masing bahan
prekursor diuji menggunakan metode yang sama. Prosedur ini diulang-ulang hingga diperoleh
struktur paling sederhana atau yang tersedia di pasaran. E.J Corey memformalkan konsep ini dalam
bukunya The Logic of Chemical Synthesis.[1][2][3]

Kekuatan analisis retrosintesis menjadi bukti dalam rancangan sintesis. Sasaran analisis
retrosintesis adalah penyederhanaan struktur kimia. Seringkali, suatu sintesis akan memiliki lebih
dari satu jalur sintesis yang mungkin. Retrosintesis cocok untuk mengungkap berbagai kemungkinan
jalur sintesis yang berbeda dan membandingkannya berdasarkan logika dan panjang jalur.[4] Perlu
suatu basis data untuk setiap tahapan analisis, untuk menentukan komponen mana yang telah
tersedia dalam literatur. Jika hal ini terjadi, tidak perlu eksplorasi lanjutan terhadap senyawa
tersebut.

Kaptopril merupakan salah satu obat antihipertensi golongan ACE inhibitor yang telah
banyak digunakan untuk pengobatan hipertensi dan gagal jantung kongestif, dan diresepkan
untuk pasien kronis yang membutuhkan agen terapi jangka panjang (Ho, Wang, & Sheu, 2010).
Kaptopril juga menjadi salah satu obat pilihan untuk pasien demam rematik yang telah
mengalami kebocoran jantung (penyakit jantung rematik).

Pada sediaan tablet konvensional frekuensi pemberian kaptopril 2-3 kali sehari.
Sebagian besar produk obat konvensional diformulasi untuk melepaskan obat aktif dengan
segera dan menghasilkan absorpsi sistemik obat yang cepat dan sempurna. Akan tetapi setelah
di absorpsi, konsentrasi obat dalam darah menurun menurut profil farmakokinetika obat. Agar
dapat mempertahankan konsentrasi obat dalam darah dalam waktu 8-12 jam, dilakukan
alternatif dengan pelepasan modifikasi untuk mengendalikan laju pelepasan obat/waktu
(controlled release) (Shargel, et al., 2012).

Dalam penggunaan terapi jangka panjang, pengembangan sediaan pelepasan


terkendali (controlled release) akan lebih memberikan keuntungan yaitu: dapat mengurangi
frekuensi pemberian obat, mengurangi penggunaan jumlah obat dibandingkan sediaan
konvensional, dan dapat mempertahankan kadar obat konstan dalam darah sehingga dapat
membantu meningkatkan kepatuhan pasien (Yadav, et al., 2014).

Kaptopril bersifat mudah larut dalam air. Kaptopril dapat diabsorpsi di saluran cerna
sekitar 60-75% (Sweetman, 2009). Adanya makanan dapat mengurangi absorbsi obat 30-40%
(Siswandono & Soekardjo, 2008). Sehingga, baik diberikan saat perut kosong (McEvoy, 2011).
Untuk membantu meningkatkan penyerapan kaptopril perlu diperhatikan strategi
pengembangan bentuk sediaan controlled release (pelepasan terkendali) yang bertahan di
saluran cerna dalam waktu 8-12 jam dan dapat diserap dengan baik. Teknologi
mikroenkapsulasi merupakan salah satu teknologi inovatif yang dapat digunakan untuk
memformulasi sediaan controlled release (pelepasan terkendali).

Mikrokapsul adalah partikel-partikel yang berukuran kecil yang mengandung zat inti
berupa padat, cair dan gas yang dilapisi oleh dinding dari polimer/penyalut. Besar ukuran
partikel antara 1-5000 μm (Lachman, Lieberman & Kanig, 1994).

Ukuran partikel yang kecil menyebabkan bagian obat dapat tersebar secara luas pada
saluran cerna sehingga dapat menaikkan potensi penyerapan obat (Lachman, et al., 1994).

Dengan obat yang berukuran mikro diharapkan dapat meningkatkan penyerapan zat
aktif disaluran cerna terutama di daerah intestinal dengan panjang 6,9-7,1 meter (Sreelatha &
Brahma, 2013).

Salah satu metode mikroenkapsulasi yang dapat digunakan adalah metode emulsifikasi
penguapan pelarut. Metode ini dapat digunakan untuk obatobat yang bersifat hidrofilik dan
hidrofobik, caranya sederhana dan sering digunakan untuk menghasilkan mikrokapsul dari
berbagai jenis bahan obat dan polimer yang berbeda (Khamanga, et al., 2009).

Pada formulasi mikrokapsul kaptopril dengan pelepasan terkendali (controlled release)


digunakan penyalut-penyalut yang cocok dengan zat aktif, cocok dengan metode yang
digunakan, mampu bertahan disaluran cerna selama 8- 12 jam dan stabil pada pH lambung.
Eudragit merupakan nama dagang dari polimer polimetakrilat. Jenis eudragit yang digunakan
sebagai penyalut adalah Eudragit RS PO. Polimer ini bersifat hidrofobik, tidak mengiritasi, tidak
beracun, tidak dipengaruhi oleh pH dan film yang terbentuk memiliki permeabilitas rendah
terhadap air. Permeabilitas yang rendah akan membantu memperlambat pelepasan obat.
Eudragit RS PO telah diaplikasikan untuk pelepasan diperlambat (sustained release) (Rowe, et
al., 2009).

Kitosan merupakan biopolimer kationik yang bersifat sedikit larut dalam air, tidak toksik
dan tidak mengiritasi serta bersifat biodegradable. Kitosan dapat menahan air di dalam
strukturnya dan membentuk gel secara spontan. Pembentukan gel terjadi pada lingkungan pH
asam. Sehingga kitosan dapat dimanfaatkan untuk membuat sediaan lepas lambat (Sakkinen,
2003). Kitosan telah diolah menjadi beberapa bentuk sediaan farmasi termasuk gel, film,
mikrosfer, tablet dan pelapis untuk liposom (Rowe, et al., 2009).

Berdasarkan uraian diatas, maka dibuatlah mikrokapsul kaptopril menggunakan


kombinasi polimer Eudragit RS PO dan Kitosan. Tujuannya untuk melihat kemampuan
kombinasi polimer tersebut dapat membentuk mikrokapsul kaptopril dan melihat
kemampuannya dalam mengontrol pelepasan kaptopril.

Sehingga, dapat memberikan informasi seberapa besar kecocokan polimer dengan


metode yang digunakan untuk membentuk mikrokapsul kaptopril sebagai sediaan controlled
release. Mikrokapsul kaptopril yang terbentuk dari penyalut Eudragit RS PO dan Kitosan
diidentifikasi dengan spektroskopi infrared, Scanning Electron Microscopy (SEM), X-ray
Diffraction (XRD), dan beberapa pengujian seperti : % perolehan kembali mikrokapsul,
penetapan kadar mikrokapsul, % loading obat, % efisiensi enkapsulasi dan profil disolusi
menggunakan metode HPLC.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana reaksi analisis retrosintesis pada kandungan obat kaptopril ?


2. Bagaimana reaksi analisis sintesis pada kandungan obat kaptopril ?
3. Apa pengaruh reaksi analisis retrosintesis dan sintesis pada rumus struktur ?
C. Tujuan
1. Mengetahui kandungan senyawa dalam kaptopril
2. Mengetahui senyawa yang mengalami pemutusan saat di retrosintesis
3. Mengetahui senyawa yang mengalami pemutusan atau perubahan struktur saat di
sintesis
4. Mengetahui reagen dalam sintesis kaptopril

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode

Retrosintesis Analisis retrosintesis atau ‘sintesis terbalik’ adalah proses pemutusan


ikatan pada molekul senyawa menjadi bahan awal atau prekursor (starting material) yang
sederhana dan tersedia secara komersial. Analisis retrosintesis merupakan suatu bentuk
perencanaan sintesis, yang dapat dilakukan dengan diskoneksi (pemutusan ikatan) dan
functional group interconvertion (FGI) (Carey, 2000).

Reaksi sintesis atau reaksi kombinasi langsung adalah jenis reaksi kimia di mana dua
atau lebih zat sederhana bergabung untuk membentuk produk yang lebih kompleks. Reaktan
dapat berupa unsur atau senyawa. Produk selalu merupakan senyawa.

Bentuk umum dari reaksi sintesis adalah:

A + B → AB

Ciri dari reaksi sintesis yaitu produk yang lebih kompleks terbentuk dari reaktan. Salah
satu jenis reaksi sintesis yang mudah dikenali terjadi ketika dua atau lebih unsur bergabung
membentuk suatu senyawa. Reaksi sintesis jenis lain terjadi ketika unsur dan senyawa
bergabung untuk membentuk senyawa baru. Pada dasarnya, untuk mengidentifikasi reaksi ini,
carilah produk yang mengandung semua atom reaktan.
Pastikan untuk menghitung jumlah atom di reaktan dan produk. Kadang-kadang ketika
persamaan kimia ditulis, informasi “ekstra” diberikan yang dapat menyulitkan untuk mengenali
apa yang terjadi dalam suatu reaksi. Menghitung angka dan jenis atom membuatnya lebih
mudah untuk mengidentifikasi jenis reaksi tersebut.
FGI adalah proses konversi suatu gugus fungsi menjadi gugus fungsi yang lain, dapat
dilakukan dengan reaksi substitusi, adisi, eliminasi, oksidasi, reduksi, dan reaksi 5 lainnya.
Analisis retrosintesis memberikan informasi mengenai starting material apa saja yang bisa
digunakan untuk mensintesis senyawa target.

B. Reaksi Analisis Retrosintesis Kaptopril

Captopril (TM) mengalami interkonversi gugus fungsi menjadi senyawa 1. Konversi ini
bertujuan untuk melindungi tiol dengan cara merubah tiol menjadi tioester.

Senyawa 1 kemudian mengalami pemutusan C-N amida. Menghasilkan 2 buah sinton.


Pada sinton yang mengandung atom N akan bermuatan δ- sedangkan pada sinton yang
mengandung atom C akan bermuatan δ+. Sehingga pada atom N akan berikatan dengan H
membentuk senyawa 2 sedangkan pada atom C akan berikatan dengan Cl membentuk
senyawa 3. Senyawa 2 ini terdapat di pasaran bernama Prolin Karena Senyawa 3 yang
tersebut tidak ada dipasaran, maka senyawa 3 harus di retrosintesis lagi. Pada senyawa 3 akan
mengalami inter konversi gugus fungsi pada Cl menjadi gugus hidroksil membentuk senyawa 4.

Senyawa 4 kemudian akan mengalami pemutusan ikatan C-S menghasilkan dua buah
sinton. Pada sinton yang mengandung atom C akan membentuk ikatan ganda menghasilkan
senyawa 5. Sedangkan pada sinton yang mengandung atom S akan berikatan dengan H
membentuk senyawa 6. Jadi dari sini kita peroleh reagen yang digunakan dalam sintesis
captopril adalah senyawa nomor 2 (L-prolin), 5 (asam metakrilat) dan 6 (asam tiolaktat).

C. Reaksi Analisis sintesis Kaptopril


Senyawa 5 mengalami adisi 1,4 dengan asam tiolaktat membentuk senyawa 4,
kemudian senyawa 4 ini akan bereaksi dengan SOCl2 sehingga terjadi subtitusi gugus hidroksil
dengan Cl membentuk senyawa 3. Selanjutnya senyawa 3 akan mengalami reaksi asilasi
dengan L-prolin menghasilkan senyawa 1. Dari senyawa 1 ini akan terjadi reaksi amonolisis dan
terbentuklah molekul target captopril.

D. Percobaan Reaksi Dengan Obat Lain

1. Serius – Gunakan Alternatif

aspirin + kaptopril
aspirin, kaptopril. antagonisme farmakodinamik. Hindari atau Gunakan Obat
Alternatif.Coadministration dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal yang signifikan.
NSAID dapatmengurangi efek antihipertensi inhibitor ACE. Mekanisme interaksi ini
kemungkinan terkaitdengan kemampuan NSAID untuk mengurangi sintesis
prostaglandin vasodilatasi ginjal.

candesartan + captopril
candesartan, kaptopril. Entah meningkatkan toksisitas yang lain dengan sinergi
modinamikafarmako dinamik. Hindari atau Gunakan Obat Alternatif. Dual blokade sistem
renin-angiotensin meningkatkan risiko hipotensi, hiperkalemia, dan kerusakan
ginjal.kaptopril + allopurinol captopril, allopurinol. Mekanisme: tidak diketahui Hindari
atau Gunakan Obat Alternatif.
Resikoanafilaksis, sindrom Stevens Johnson.kaptopril + allopurinolkaptopril
meningkatkan toksisitas allopurinol oleh Mekanisme: mekanisme interaksi yang tidak
ditentukan.
Hindari atau Gunakan Obat Alternatif. Dapat meningkatkan risiko reaksi alergi atau
hipersensitivitas terhadap allopurinol Memantau gejala reaksi hipersensitivitas jika kedua
obattersebut harus digunakan bersamaan.

2. Pantau dengan seksama

isoprolol + candesartan
bisoprolol, candesartan Mekanisme: sinergodinamik farmakodinamik. Gunakan Perhatia
n /Monitor. Resiko kompromi janin jika diberikan saat hamil.

aspirin + bisoprolol
aspirin menurunkan efek bisoprolol oleh antagonisme farmakodinamik. Gunakan
Perhatian /Monitor. Jangka panjang (> 1 minggu) penggunaan NSAID. NSAID
menurunkan sintesis prostaglandin.
kaptopril + furosemida
kaptopril, furosemid. Mekanisme: sinergodinamik farmakodinamik. Gunakan Perhatian
/Monitor. Resiko hipotensi akut, insufisiensi ginjal.

kaptopril + spironolakton
kaptopril, spironolakton. Entah meningkatkan toksisitas yang lain oleh
Mekanisme:sinergimunisme farmakodinamik. Gunakan Perhatian / Monitor. Kedua obat
tersebutmenurunkan tekanan darah. Risiko hiperkalemia. Pantau tekanan darah dan
potasium.

aluminium hidroksida + bisoprolol


aluminium hidroksida menurunkan kadar bisoprolol dengan menghambat penyerapan
GI.Berlaku hanya untuk bentuk oral kedua agen. Gunakan Perhatian / Monitor. Pisahkan
2 jam.

aluminium hidroksida + kaptopril


aluminium hidroksida menurunkan efek kaptopril dengan mekanisme interaksi yang
tidakditentukan. Gunakan Perhatian / Monitor. Aluminium hidroksida dapat menurunkan
penyerapankaptopril.

kaptopril + aspirin
kaptopril, aspirin Entah meningkatkan toksisitas yang lain oleh Lainnya (lihat
komentar).Gunakan Perhatian / Monitor. Komentar: Dapat mengakibatkan kerusakan
fungsi ginjal,terutama dengan aspirin dosis tinggi, lanjut usia atau volume habis.

candesartan + aspirin
3.

candesartan, aspirin Entah meningkatkan toksisitas yang lain oleh Lainnya (lihat
komentar).Gunakan Perhatian / Monitor. Komentar: Dapat mengakibatkan kerusakan
fungsi ginjal,terutama pada orang tua atau orang yang kehilangan volume.

bisoprolol + amlodipin
bisoprolol dan amlodipin keduanya meningkatkan pemblokiran saluran anti-
hipertensi.Modifikasi Terapi / Monitor Erat.

candesartan + spironolakton
candesartan dan spironolactone keduanya meningkatkan potasium serum. Modifikasi
Terapi /Monitor Erat.
bisoprolol + spironolakton
bisoprolol dan spironolakton keduanya meningkatkan potasium serum. Modifikasi Terap
i /Monitor Erat.

spironolakton + aspirin
spironolakton dan aspirin keduanya meningkatkan potasium serum. Modifikasi Terapi /
MonitorErat.
spironolakton + furosemid
spironolakton meningkat dan furosemid menurunkan potasium serum. Efek interaksi
tidak jelas,hati-hati. Modifikasi Terapi / Monitor Erat.

aspirin + candesartan
Aspirin menurunkan efek candesartan akibat antagonisme farmakodinamik. Modifikasi
Terapi /Monitor Erat. NSAID menurunkan sintesis prostaglandin vasodilatasi ginjal, dan
dengandemikian mempengaruhi homeostasis fluida dan dapat mengurangi efek
antihipertensi.

sucralfate + furosemide
sukralfate menurunkan efek furosemid dengan menghambat penyerapan GI. Berlaku
hanyauntuk bentuk oral kedua agen. Modifikasi Terapi / Monitor Erat. Pemberian injeksi
sukridfatedan furosemide secara simultan dapat mengurangi efek natriuretik dan
antihipertensi furosemid; pasien yang menerima kedua obat tersebut harus diobservasi
dengan seksama untuk menentukanapakah diinginkan efek diuretik dan / atau
antihipertensi furosemida yang dicapai; asupanfurosemid dan sukralfat harus dipisahkan
paling sedikit 2 jam.

4.

candesartan + bisoprolol
candesartan dan bisoprolol keduanya meningkatkan potasium serum. Gunakan
Perhatian /Monitor.

candesartan + aspirin
candesartan dan aspirin keduanya meningkatkan potasium serum. Gunakan Perhatian /
Monitor.

candesartan + furosemide
candesartan meningkat dan furosemid menurunkan potasium serum. Efek interaksi tidak
jelas,hati-hati. Gunakan Perhatian / Monitor.

bisoprolol + aspirin
bisoprolol dan aspirin keduanya meningkatkan potasium serum. Gunakan Perhatian /
Monitor.
bisoprolol + furosemid
Bisoprolol meningkat dan furosemid menurunkan potasium serum. Efek interaksi tidak
jelas,hati-hati. Gunakan Perhatian / Monitor.

aspirin + furosemid
Aspirin meningkat dan furosemid menurunkan potasium serum. Efek interaksi tidak
jelas, hati-hati. Gunakan Perhatian / Monitor.

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahwasanya analisis senyawa pada obat kaptopril yang menggunakan metode


retrosintesis dan sintesis membuat pemecahan senyawa 1 kemudian mengalami pemutusan C-
N amida. Menghasilkan 2 buah sinton. Pada sinton yang mengandung atom N akan bermuatan
δ- sedangkan pada sinton yang mengandung atom C akan bermuatan δ+. Sehingga pada atom
N akan berikatan dengan H membentuk senyawa 2 sedangkan pada atom C akan berikatan
dengan Cl membentuk senyawa 3. Senyawa 2 ini terdapat di pasaran bernama Prolin. Karena
Senyawa 3 yang tersebut tidak ada dipasaran, maka senyawa 3 harus di retrosintesis lagi.
Pada senyawa 3 akan mengalami inter konversi gugus fungsi pada Cl menjadi gugus hidroksil
membentuk senyawa 4.

Senyawa 4 kemudian akan mengalami pemutusan ikatan C-S menghasilkan dua buah
sinton. Pada sinton yang mengandung atom C akan membentuk ikatan ganda menghasilkan
senyawa 5. Sedangkan pada sinton yang mengandung atom S akan berikatan dengan H
membentuk senyawa 6. Jadi dari sini kita peroleh reagen yang digunakan dalam sintesis
captopril adalah senyawa nomor 2 (L-prolin), 5 (asam metakrilat) dan 6 (asam tiolaktat).

Serta senyawa 5 mengalami adisi 1,4 dengan asam tiolaktat membentuk senyawa 4,
kemudian senyawa 4 ini akan bereaksi dengan SOCl2 sehingga terjadi subtitusi gugus hidroksil
dengan Cl membentuk senyawa 3. Selanjutnya senyawa 3 akan mengalami reaksi asilasi
dengan L-prolin menghasilkan senyawa 1. Dari senyawa 1 ini akan terjadi reaksi amonolisis dan
terbentuklah molekul target captopril.
Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/36484561/Interaksi_Obat

https://ifarida393.wordpress.com/2016/08/19/analisis-retrosintesis-dan-sintesis-captopril/

https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_retrosintetis

https://www.academia.edu/33865168/ANALISIS_KUALITATIF_OBAT

Anda mungkin juga menyukai