Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KIMIA BAHAN ALAM

SAPONIN

KELOMPOK 3
Sesi 02 kelompok 8

Eka Fauzi (20180311086)


Dewi Puji Astuti (20180311097 )
Yulia R K (20180311061 )
Natalince Marpaung (20180311144 )
Ani Vivi (20180311078 )

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, dan kami buat
dengan waktu yang telah di tentukan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya
penyusunan makalah seperti ini, pembaca dapat belajar dengan baik dan benar
mengenai Saponin.
Kami mengucapkan terimah kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi
sumbangsi kepada kami dalam penyelesaian makalah ini. Dan tentunya kami juga
menyadari, bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan pada makalah ini. Hal
ini Karena keterbatasan kemampuan dari kami. Oleh karena itu, kami senantiasa menanti
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna penyempurnaan makalah
ini.
Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita
dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 8 Desember 2019

Penyusun kelompok 8

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................2

DAFTAR ISI ..............................................................................................3

BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………….4

1.1 Latar Belakang ..............................................................................4

1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................4

1.3 Tujuan dan Manfaat........................................................................4

BAB II. PEMBAHASAN………………………………………………..5

2.1 Pengertian Saponin……… ...........................................................5

2.2 Karakteristik Saponin ...................................................................5

2.3 Sifat –sifat Saponin…………………………………………..6

2.4 Ektraksi Saponin dari Camellia oleifera …………………….6

BAB III. PENUTUP…………………………………………………….10

3.1 Kesimpulan .................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saponin merupakan jenis glikosida. Glikosida adalah senyawa yang terdiri dari glikon
(Glukosa, fruktosa,dll) dan aglikon (senyawa bahan alam lainya). Saponin umumnya
berasal pahit dan dapat membentuk buih saat dikocok dengan air.Selain itu juga bersifat
beracun untuk beberapa hewan berdarah dingin (Najib, 2009). Saponin merupakan
glikosida yang memiliki aglikon berupa steroid dan triterpen.Saponin steroid tersusun
atas inti steroid (C 27) dengan molekul karbohidrat.Steroid saponin dihidrolisis
menghasilkan suatu aglikon yang dikenal sebagai saraponin.Saponin triterpenoid tersusun
atas inti triterpenoid dengan molekul karbohidrat.Dihidrolisis menghasilkan suatu aglikon
yang disebut sapogenin.Masing-masing senyawa ini banyak dihasilkan di dalam
tumbuhan (Hartono, 2009).
Tumbuhan yang mengandung sponin ini biasanya memiliki Genus Saponaria dari
Keluarga Caryophyllaceae.Senyawa saponin juga ditemui pada famili
sapindaceae,curcurbitaceae, dan araliaceae. Salah satu tumbuhan obat yang mengandung
saponin adalah gingseng yang termasuk famili araliaceae.
Biosintesis saponin ini terjadi sesuai dengan aglikon yang menempel. Baik steroid
maupun triterpen biosintesis saponin melalui jalur asam malonat yang nanti akan DPP
dan IPP yang membentuk triterpen dan steroid dengan membentuk squalen terlebih
dahulu dan terjadi siklisasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud dengan saponin?
2. Apa saja sifat-sifat dari saponin?
3. Bagaimana isolasi saponin?
4. Tanaman apa yang mengandung senyawa saponin?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definsi dari saponin.
2. Untuk mengetahui sifat fisika dan kimia dari saponin
3. Untuk mengetahui ciri- ciri adanya saponin
4. Untuk mengetahui tanaman yang mengandung saponin.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Saponin


Saponin berasal dari kata Latin yaitu ‘sapo’ yang bearti mengandung busa stabil
bila dilarutkan dalam air.Kemampuan busa dari saponin disebabkan olehkombinasi
dari sapogenin yang bersifat hidrofobik (larut dalam lemak) dan bagian rantai gula
yang bersifat hidrofilik (larut dalam air) (Naoumkina et al., 2010).
Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol, telah terdeteksi dalam lebih
dari 90 suku tumbuhan.Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa
sapogenin.Saponin tersebar luas di antara tanaman tinggi, keberadan saponin sangat
mudah ditandai dengan pembentukan larutan koloidal dengan air yang apabila
dikocok.
Saponin adalah deterjen alami yang mempunyai sifat aktif permukaan,dimana
struktur molekulnya terdiri dari aglikon steroid atau triterpen yang disebut dengan
sapogenin dan glikon yang mengandung satu atau lebih rantai gula (Osbourn,
2003;Guclu-Ustundag and Mazza, 2007; Vincken et al., 2007).
Saponin dengan sifat deterjennya dapat mempengaruhi substans yang larut dalam
lemak pada pencernaan, meliputi pembentukan misel campuran yang mengandung
garam empedu, asam lemak, digliserida, vitamin yang larut dalam lemak dan dengan
mineral (Cheeke, 20011).
Berdasarkan sifat-sifat tersebut, senyawa saponin mempunyai kegunaan yang
sangat luas, antara lain sebagai detergen, pembentuk busa pada alat pemadam
kebakaran, pembentuk busa pada industri sampo dan digunakan dalam industri kimia,
pertanian, industri farmasi dan kesehatan, dan sebagainya.

2.2 Karakteristik Saponin


Saponin adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam
tumbuhan.Saponin memiliki karakteristik berupa buih. Sehingga ketika direaksikan
dengan air dan dikocok maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama. Saponin
mudah larut dalam air dan tidak larut dalam eter (Hartono, 2009).

5
Saponin memberikan rasa pahit pada bahan pangan nabati.Sumber utama
saponin adalah biji-bijian khususnya kedele. Saponin dapat menghambat
pertumbuhan kanker kolon dan membantu kadar kolesterol menjadi normal.
Tergantung pada jenis bahan makanan yang dikonsumsi, seharinya dapat
mengkonsumsi saponin sebesar 10-200 mg (Arnelia, 2011).

2.3 Sifat-sifat Saponin


Saponin memiliki sifat sebagai berikut :
1. Mempunyai rasa pahit
2. Dalam larutan air membentuk busa yang stabil
3. Menghemolisa eritrosit
4. Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi
5. Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan hidroksi steroid lainnya
6. Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi
7. Berat molekul relatif tinggi, dan analisis hanya menghasilkan formula empiris
yang mendekati.
Toksisitasnya mungkin karena dapat merendahkan tegangan permukaan
(surface tension). Dengan hidrolisa lengkap akan dihasilkan sapogenin (aglikon) dan
karbohidrat (hexose, pentose dan saccharic acid). Pada hewan ruminansia, saponin
dapat digunakan sebagai antiprotozoa, karena mampu berikatan dengan kolesterol
pada sel membran protozoasehingga menyebabkan membrondisis pada sel membrane
protozoa.Saponin dapat beraktivitas sebagai adjuvant pada vaksin antiprotozoa yang
nantinya mampu menghambat perkembangan sporozoit di dalam saluran pencernaan.

2.4 Ekstraksi Saponin dari Camellia oleifera Abel Cake oleh Metode Kombinasi
Larutan Alkali dan Isolasi Asam
a. Camellia oleifera
Ada sekitar 5 juta hektar hutan Abel Camelia oleifera di Cina. Sekitar
202 juta ton biji minyak matang, 40 juta ton minyak Abel Camellia oleifera,
dan 162 juta ton tepung kue benih dapat diproduksi setiap tahunnya. Saat ini,
Cina adalah produsen biji Camelia oleifera Abel terbesar di dunia.
Saponin, yang merupakan kandungan terpenting yang terdapat pada
bungkil benih Camellia oleifera yaitu sekitar 15% hingga 20%. Saponin

6
merupakan surfaktan nonionik alami dan menunjukkan kinerja yang baik
dalam emulsifikasi, pembusaaan, pendispersian, pelumasan, dan
dekontaminasi. Oleh karena itu, ini dapat diterapkan secara luas pada industri
kimia, industri farmasi dan kesehatan, dan sebagainya

b. Metode ekstraksi saponin


- Ekstraksi air konvensional
- Proses ekstraksi etanol konvensional
- Metode etil alcohol absolut
- Metode ekstraksi CO2 superkritis
- Metode pelarutan ultrasonic
- Metode kombinasi
- Larutan alkali dan metode isolasi asam
Namun, ada beberapa metode yang kurang tepat dalam isolasi saponin
misalnya proses ekstraksi air memiliki masalah konsumsi energit yg tinggi
penguapan besar, dan menghasilkan kualitas saponin yang rendah sedangkan
Proses ekstraksi etanol konvensional memiliki masalah konsumsi pelarut yang
tinggi, waktu ekstraksi yang lama, dan peralatan yang kompleks serta biaya
produksi yang tinggi. Sehingga kami memakai metode kombinasi larutan
alkali dan metode isolasi asam

c. Kombinasi Larutan Alkali dan Isolasi Asam


Larutan alkali dan metode isolasi asam adalah teknik untuk pemisahan
dan pemurnian dengan memanfaatkan perbedaan asam-alkali komponen
dalam campuran. metode isolasi asam dapat secara efektif meningkatkan laju
ekstraksi dari produk yang diinginkan.
Keuntungan metode ini:
- Keuntungan dalam investasi
- Ekstraksi non solvent
- Kelancaran operasi
- Minim polusi
Kekurangan metode ini:

7
- pelarut ekstraksi yang berlebihan dapat menyebabkan kesulitandalam
konsentrasi saponin setelah ekstraksi

d. Metode dan percobaan proses ekstraksi pada saponin

- Pretretment of camellia oleifera


Bahan dihancurkan oleh penggiling dan kemudian dikeringkan selama 12
jam pada 105∘C. Kemudian diayak dengan pengayak kurang dari 0,150
mm atau no mesh 120
- Larutan alkali
Bahan kering disiapkan dilarutkan ke dalam larutan campuran boraks dan
natrium hidroksida kemudian dipanaskan dan diaduk untuk beberapa
waktu, mengikuti pemisahan sentrifugal (untuk mempercepat proses
pengendapan ). secara berurutan untuk menghilangkan kotoran.
- Isolasi asam
Hidroklorik asam (20 v%) ditambahkan tetes demi tetes ke cairan
sentrifugal mencapai nilai pH tertentu (3 ). Endapan putih dipisahkan
segera keluar. Setelah pengeringan beku dan pemisahan sentrifugal,
saponin coklat kekuningan diperoleh.

e. Eksperimen factor tunggal

8
pengaruh rasio cair-padatan terhadap ekstraksi saponin yaitu dilakukan
pada larutan alkali pH 10, suhu ekstraksi 60∘C, waktu ekstraksi 60 menit,
dan pH presipitasi asam 3. Tingkat ekstraksi saponin naik dari 31,8%
menjadi 55,9% dengan cairan-padatan rasio dari 5: 1 menjadi 15: 1
Namun, ketika rasio liquid-solid lebih dari 15: 1, saponin tingkat ekstraksi
menurun sedikit. Selain itu, pelarut ekstraksi yang berlebihan dapat
menyebabkan kesulitan dalam konsentrasi saponin setelah ekstraksi.
Karena itu, rasio cairan terhadap padat (mL / g) yang tepat adalah sekitar
15: 1.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Proses ekstraksi saponin dari Camellia adalah dapat dilakukan melalui
metode menggabungkan larutan alkali dan isolasi asam, menggunakan
campuran natrium hidroksida dan larutan natrium tetraborat sebagai larutan
buffer alkali. Metode ini secara efektif dapat meningkatkan ekstraksi tingkat
saponin dan mempersingkat waktu ekstraksi. Khususnya, tidak ada pelarut
organik yang digunakan dalam proses alkali larutan dan isolasi asam.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia.Edisi III. Departemen KesehatanRepublik Indonesia,


Jakarta

Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman.2008.Kimia Farmasi Analisis.PustakaPelajar,


Yogyakarta

Harborne. 1987. Metode Fitokimia :Penuntun cara modernmenganalisis tumbuhan. Edisi


II.Terjemahan Kosasih Padmawinatadan Iwang Soediro.Penerbit ITB,Bandung

Jaya, Ara Miko. 2010. Isolasi dan UjiEfektivitas Antibakteri SenyawaSaponin dari Akar
Putri Malu(Mimosa pudica)

Jurnal Ekstraksi Saponin dari Camellia oleifera Abel Cake oleh Metode Kombinasi Larutan
Alkali dan Isolasi Asam, Yongjun Liu, Zhifeng Li, Hongbo Xu, and Yuanyuan Han College
of Chemical Engineering, Huaqiao University, Xiamen 361021, China

11

Anda mungkin juga menyukai