Anda di halaman 1dari 9

1

PERBANDINGAN MUTU FISIK TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN


METODE GELATINASI DAN PRAGELATINASI DENGAN PENAMBAHAN
BAHAN PENGIKAT PATI JAGUNG (Amylum maydish)

PHYSICAL QUALITY COMPARISON PARACETAMOL TABLET USING


GELATINIZATION AND PREGELATINIZATION METHOD with ADDITION of
CORN STARCH BINDER (Amylum maydish)

Eka Salfira Cahyaningrum, Fandi Satria


Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang

ABSTRAK
Dengan adanya teknologi yang semakin berkembang maka eksplorasi terus dilakukan
termasuk dalam bidang kefarmasian. Sediaan farmasi yang mencerminkan perkembangan dari sisi
teknologi salah satunya adalah sediaan tablet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan
mutu fisik tablet Parasetamol yang dihasilkan antara metode gelatinasi dan pragelatinasi dengan
penambahan bahan pengikat Amylum maydish. Penelitian ini adalah bersifat eksperimental, yaitu
metode penelitian yang menggambarkan objek dan menginterpretasikan hasil sesuai yang didapatkan.
Adapun rancangan penelitian ini meliputi studi praformulasi dan formulasi, pemilihan metode
pembuatan tablet parasetamol dengan menggunakan metode gelatinasi dan pragelatinasi, merancang
prosedur pembuatan tablet parasetamol, merancang kebutuhan alat dan bahan, pembuatan granul, uji
mutu fisik granul yang dihasilkan, pengolahan granul menjadi sediaan tablet parasetamol. Pengujian
tablet meliputi keseragaman ukuran yaitu 1,35 cm dan 0,59 cm, keseragaman bobot 0,557 % dan 0,653
%, kekerasan 6,2kg/cm3 dan 5,9 kg/cm3, kerapuhan 0,75% dan 0,94 %, uji waktu hancur 1 menit 24
detik dan 1 menit 26 detik. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak adanya perbedaan mutu
fisik tablet parasetamol menggunakan metode gelatinasi dan pragelatinasi dan sebaiknya dilakukan uji
disolusi tablet sehingga dapat diperoleh formulasi tablet yang semakin baik.

Kata Kunci : mutu fisik, metode gelatinasi, metode pragelatinasi

ABSTRACT
With the growing technology, the exploration continues to be done, including in the field of
pharmaceutical. Pharmaceutical preparations that reflect the development of the technology side of
one is the tablets. This study aims to determine the ratio of physical quality of paracetamol tablets
produced between gelatinization and pragelatinization method with the addition of Amylum maydish
binder. This research is experimental, is a research method that describes the object and apply the
results as obtained. The design of this study includes the study of praformulation and formulation, the
selection of paracetamol tablet making methods using gelatinization and pragelatinization method,
designing the procedure of making paracetamol tablets, designing the need of tools and materials,
granule manufacture, physical quality test of granule produced, granule processing into dosage of
paracetamol tablet . Tablet testing includes the similarity of size that is 1.35 cm and 0.59 cm, the
similarity weight of 0.557% and 0.653%, hardness 6.2kg / cm3 and 5.9 kg / cm3, the fragility of 0.75%
and 0.94% and test time destroyed 1 minute 24 second and 1 minute 26 second.. From this research
can be concluded that there is no difference of physical quality of paracetamol tablets using
gelatinization and pragelatinization method and it is better to test the dissolution of tablet so that can
be obtained by tablet better formulation.

Keywords: Physical quality, Gelatinization method, Pragelatinization method


1

PENDAHULUAN Ada beberapa jenis amilum


Dengan adanya teknologi yang yang dapat digunakan sebagai bahan
semakin berkembang maka explorasi pengikat, salah satunya adalah Amylum
terus dilakukan termasuk dalam bidang maydish atau pati jagung. Pati jagung
kefarmasian. Sediaan farmasi yang memiliki keunggulan yaitu titik lebur
mencerminkan perkembangan dari sisi tinggi sehingga tahan terhadap
teknologi salah satunya adalah sediaan pemanasan. Pati jagung praktis tidak
tablet. larut dalam air karena mempunyai
Tablet adalah sediaan padat kadar amilopektin yang tinggi.
kompak, dibuat secara kempa cetak, Kandungan amilopektin yang tinggi
dalam bentuk tabung pipih atau merupakan karakteristik yang baik
sirkuler, kedua permukaannya rata sebagai pengikat dalam formulasi
atau cembung, mengandung satu jenis sediaan tablet (Apriani, 2012:59).
obat atau lebih dengan atau tanpa zat Metode pembuatan tablet juga
tambahan. Zat tambahan yang memegang peranan penting dalam
digunakan dapat berfungsi sebagai zat proses pencetakan tablet.Ada beberapa
pengisi, zat pengembang, zat pelicin, metode pembuatan sediaan tablet
zat pembasah, zat pengikat atau zat yaitu, granulasi kering, granulasi basah
lain yang cocok. (Depkes RI, 1979:6). dan kempa langsung. Dalam hal ini
Salah satu bahan tambahan yang digunakan metode granulasi basah
memiliki peran penting adalah bahan karena memiliki keunggulan akan
pengikat (binder). memperoleh granul dengan sifat alir
Bahan pengikat adalah bahan yang baik dan dapat meningkatkan
yang mempunyai sifat adhesive yang kompresibilitas.
digunakan untuk mengikat serbuk- Metode pembuatan tablet
serbuk menjadi granul yang dengan granulasi basah terdapat
memungkinkan untuk dikempa beberapa proses pengikatan partikel
menjadi tablet yang kompak. Salah antara lain proses gelatinasi dan proses
satu contoh bahan pengikat yang baik pragelatinasi. Pada proses gelatinasi
adalah amilum. penambahan bahan pengikat (binder)
2

dimaksudkan untuk mengikat partikel Parasetamol mempunyai sifat


serbuk menjadi satu kesatuan sehingga alir dan kompresibilitas yang buruk,
membentuk granul yang kuat dan sehingga digunakan metode granulasi
menentukan sifat-sifat tablet yang basah untuk memperbaiki sifat alir dan
dihasilkan. Mekanisme pengikatan kompresibilitasnya (Voigt, 1984:156)..
partikel dengan metode gelatinasi yaitu Berdasarkan dari permasalahan diatas
dengan membentuk jembatan cair peneliti akan melakukan percobaan
antar partikel. Jembatan cair yang perbandingan mutu fisik tablet
terbentuk merupakan penghubung Parasetamol yang dihasilkan antara
antar partikel komponen tablet . metode gelatinasi dan pragelatinasi
Sedangkan Pragelatinasi adalah dengan penambahan pengikat pati
salah suatu metode penambahan jagung (Amylum maydish).
pengikat pada pembuatan tablet,
dimana pengikat yang ditambahkan METODE PENELITIAN
merupakan hasil pengeringan dari Pada penelitian “Perbandingan
mucilago basah. Mutu Fisik Tablet Parasetamol
Mekanisme pengikatan partikel menggunakan Metode Gelatinasi Dan
dengan metode pragelatinasi yaitu Pragelatinasi dengan Penambahan
dengan mengikat dua partikel atau Bahan Pengikat Pati Jagung (Amylum
lebih komponen penyusun tablet Maydish)” termasuk jenis penelitian
sehingga membentuk jembatan padat yang bersifat eksperimental.
yang mengurangi jarak antarpartikel
dan meningkatkan daerah kontak Alat dan Bahan
partikel sehingga mampu mengikat Alat yang digunakan yaitu
partikel lebih kuat (Saputra, 2016:17). timbangan dan anak timbangan,
. timbangan analitik, jangka sorong,
Sediaan tablet selain corong, gelas ukur, friability tester,
mengandung zat tambahan juga hardness tester, tabung reaksi, beaker
mengandung zat aktif. Dalam hal ini glass, batang pengaduk, mortir dan
digunakan parasetamol. stamper, oven, ayakan no 12 dan 16,
3

mesin cetak tablet, stopwatch, granul kering dengan talk dan


penggaris, sendok tanduk. Sedangkan magnesium stearat hingga homogen
bahan-bahan yang digunakan dalam kemudian dilakukan uji waktu alir dan
penelitian ini yaitu parasetamol, sudut diam. Setelah tercampur rata
laktosa, pati jagung (Amylum granul dilakukan kompresi tablet.
maydish), magnesium stearat, pati Tahap akhir penelitian ini yaitu
singkong (Amylum manihot) dan melakukan uji mutu fisik tablet
talkum. meliputi organoleptis, homogenitas,
keseragaman bobot, keseragaman
Tahap Penelitian ukuran, kekerasan, kerapuhan, waktu
Tahap penelitian pada metode hancur, dan dibandingkan dengan
gelatinasi yaitu pembuatan granul standar mutu dari literatur.
terlebih dahulu dengan menimbang zat Sedangkan pada metode
aktif paracetamol 250 g, laktosa 11 g, pragelatinasi tahap yang dilakukan
Amylum maydish 15 g dan Amylum yaitu sama dengan metode gelatinasi,
manihot 15 g. akan tetapi hasil mucilago pengikat
Tahap selanjutnya membuat Amylum maydish dikeringkan dengan
mucilago pengikat Amylum maydish oven pada suhu 500 C selama 24 jam.
dengan air kemudian digerus sampai Setelah mucilago kering dicampur
homogen. Mucilago pengikat yang dengan parasetamol, laktosa, dan
terbentuk ditambahkan dengan Amylum manihot kemudian
parasetamol, Amylum manihot dan ditambahkan air kembali dan diaduk
laktosa. Diayak massa basah dengan sampai homogen. Diayak massa basah
ayakan 12 mesh dan dikeringkan dengan ayakan 12 mesh dan
0
dengan oven pada suhu 50 C selama dikeringkan granul pada oven dengan
24 jam. Diayak granul kering dengan suhu 500 C selama 24 jam. Diayak
ayakan 16 mesh kemudian dilakukan granul kering dengan ayakan 16 mesh
uji susut pengeringan dan uji kemudian dilakukan uji susut
kemampatan. Ditimbang Mg.stearat 3 pengeringan dan uji kemampatan.
g dan Talk 6 g. Selanjutnya dicampur Menimbang Mg.stearat dan Talk dan
4

dicampurkan dengan granul kering. Setelah dilakukan uji pada granul,


Dilakukan uji waktu alir dan sudut tablet dilakukan pencetakan dan dilakukan

diam selanjutnya dilakukan kompresi uji mutu fisik tablet hingga diperoleh hasil
sebagai berikut :
tablet. Tahap akhir penelitian ini yaitu
Tabel 5. Hasil Uji Organoleptis
melakukan uji mutu fisik tablet
Organoleptis Keterangan
meliputi organoleptis, homogenitas, Bentuk Bulat pipih
keseragaman bobot, keseragaman Warna Putih
ukuran, kekerasan tablet, kerapuhan Bau Tidak berbau

dan waktu hancur. Rasa Pahit

Tabel 6. Hasil Uji Keseragaman Bobot


HASIL PENELITIAN
Gelatinasi Pragelatinasi
Berdasarkan penelitian yang 0,557 % 0,653 %
dilakukan, diperoleh hasil uji granul
Tabel 7. Hasil Uji Keseragaman Ukuran
yaitu sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Uji Susut Pengeringan Gelatinasi Pragelatinasi
0,79 dan 1,77 cm 0,79 dan 1,77 cm
Gelatinasi Pragelatinasi
28,20 % 23,68 % Tabel 8. Hasil Uji Kekerasan

Tabel 2. Hasil UjiKemampatan Gelatinasi Pragelatinasi


6,2 kg 5,9 kg
Gelatinasi Pragelatinasi
5,6 % 7,6 % Tabel 9. Hasil Uji Kerapuhan

Tabel 3. Hasil Uji Waktu Alir Gelatinasi Pragelatinasi


0,75 % 0,94 %
Gelatinasi Pragelatinasi
19 detik 42 detik Tabel 10. Hasil Uji Waktu Hancur

Gelatinasi Pragelatinasi
Tabel 4. Hasil Uji Sudut Diam 1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 24 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 26 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Gelatinasi Pragelatinasi
27,75° 33,20
5

Tabel 11. Hasil uji Uji Beda Sample tergantung pada penurunan volume
T-Test granul atau serbuk akibat getaran.
Uji Nilai Hasil analisa Semakin kecil nilai persen
sig (2-
tailed) kemampatan semakin baik sifat
Keseragaman 0,235 Nilai sig >0,05
Bobot artinya tidak alirnya. Hasil yang diperoleh dari
adanya
metode gelatinasi yaitu 5,6 % dan
Kekerasan 0,588 perbedaan mutu
fisik antara metode pragelatinasi sebesar 7,6 %.
Kerapuhan 0,194 metode
gelatinasi dan Hasil ini sesuai dengan persyaratan
Waktu 0,901 pragelatinasi
Hancur dimana serbuk dikatakan dapat
mengalir bebas apabila perubahan
PEMBAHASAN volume sesudah pengetapan <20%
Penelitian yang termasuk (Hadisoewignyo dan Fudholi,
dalam jenis penelitian eksperimental 2013:82).
ini dilakukan untuk mengetahui Uji granul yang ketiga yaitu
perbandingan mutu fisik tablet waktu alir, dimana untuk 100 gram
parasetamol menggunakan metode serbuk waktu alir yang baik yaitu tidak
gelatinasi dan pragelatinasi dengan lebih dari 10 detik. Rata-rata uji waktu
penambahan bahan pengikat pati alir yang dihasilkan dari metode
jagung (amylum maydish). gelatinasi yaitu 19 detik dan metode
Granul yang sudah terbentuk, pragelatinasi 42 detik dalam 100 gram
kemudian dilakukan uji mutu fisik granul. Hasil ini tidak sesuai dengan
granul meliputi uji susut pengeringan persyaratan yaitu kurang dari 10 detik
yang dimaksudkan untuk menghitung untuk 100 gram granul. Hal ini dapat
bobot yang hilang pada suhu dan dipengaruhi oleh diameter corong yang
waktu tertentu. Berat yang hilang dari tidak sesuai. Waktu alir juga
sampel dapat berupa air yang berhubungan dengan keseragaman
terkandung dalam sampel maupun pengisian ruang cetakan yang akan
komponen lain yang dapat menguap. mempengaruhi keseragaman bobot
Uji granul yang selanjutnya pertablet pada saat pencetakan.
yaitu uji kemampatan, kemampatan
6

Setelah dilakukan uji waktu alir Uji keseragaman bobot pada


kemudian dilakukan uj sudut diam penelitian ini dilakukan tiga kali
yang berhubungan dengan daya alir percobaan kemudian dibandingkan
granul, semakin kecil sudut diam yang dengan penyimpangan bobot tablet,
dihasilkan maka menunjukkan daya maka tidak ada lebih dari dua tablet
alir yang semakin baik. Uji sudut diam yang menyimpang dari tabel A yaitu
dilakukan dengan replikasi 3 kali dan 5% dan tidak ada satupun tablet yang
diperoleh hasil rata-rata dari metode menyimpang bobotnya dari tabel B
gelatinasi yaitu sebesar 27,50 dari data yaitu 10% (Hadisoewignyo dan
tersebut menunjukkan bahwa α ≤ 30° Fudholi, 2013:114).Dapat disimpulkan
dimana serbuk sangat mudah mengalir bahwa bobot tablet parasetamol sudah
dan metode pragelatinasi sebesar 33,20 seragam dimana tablet memiliki dosis
yang menunjukkan bahwa α ≥ 30°- 35° yang homogen sehingga diharapkan
dimana serbuk mudah mengalir. Hal efek terapi dapat tercapai.
ini menunjukkan bahwa granul yang Uji keseragaman ukuran pada
melewati lubang corong dapat penelitian ini dilakukan tiga kali
mengalir bebas saat dilakukan percobaan untuk masing-masing
pencetakan. metode, dan diperoleh hasil rata-rata
Granul yang sudah dilakukan metode gelatinasi dan pragelatinasi
evaluasi selanjutnya dicetak menjadi sebesar 0,79 cm – 1,77 cm. Hasil yang
tablet dan dilakukan evaluasi mutu diperoleh telah sesuai dengan patokan
fisik tablet. Pertama yaitu uji yang digunakan yaitu diameter tablet
organoleptis. berdasarkan dari hasil tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang
pengamatan diperoleh tablet dengan dari 1 1/3 kali tebal tablet. Dari hasil
bentuk bulat pipih, warna putih, tidak yang telah diperoleh maka tablet
memiliki aroma dan rasanya pahit. Hal dikatakan seragam atau dosis tiap
ini sesuai dengan karakteristik zat aktif masing-masing tablet sudah seragam
parasetamol yang berwarna putih, sehingga tablet dapat memberikan efek
tidak beraroma dan rmemiliki rasa terapi yang diinginkan.
pahit..
7

Uji kerapuhan dilakukan sempurna < 15menit (Hadisoewignyo


dengan replikasi 3 kali hingga dan Fudholi, 2013:120).
diperoleh hasil rata-rata dari metode Dari hasil pengujian
gelatinasi yaitu 0,75% dan metode menggunakan SPSS untuk semua uji
pragelatinasi sebesar 0,94%. Dapat mutu fisik tablet didapatkan nilai sig
disimpulkan bahwa kerapuhan tablet lebih dari 0,05 yang artinya H1
parasetamol memenuhi persyaratan diterima dimana hasil yang diperoleh
dimana serbuk dikatakan dapat lebih dari 0,05 sehingga dapat
mengalir bebas apabila perubahan disimpulkan bahwa tidak adanya
volume sesudah pengetapan <20% perbedaan mutu fisik tablet
(Hadisoewignyo dan Fudholi, parasetamol yang dihasilkan antara
2013:82).. metode gelatinasi dan pragelatinasi
Hasil uji kekerasan dengan penambahan pengikat pati
menunjukkan bahwa tablet jagung (Amylum maydish).
parasetamol metode gelatinasi
memiliki rata-rata 6,1 kg dan KESIMPULAN
pragelatinasi memiliki rata-rata 5,9 kg, Berdasarkan hasil penelitian
sehingga hasil kedua metode tersebut yang dilakukan ini dapat disimpulkan
memenuhi persyaratan kekerasan yang bahwa tidak adanya perbedaan mutu
umum untuk tablet adalah 4-8 kg fisik tablet parasetamol menggunakan
(Hadisoewignyo dan Fudholi, metode gelatinasi dan pragelatinasi
2013:116). dengan penambahan bahan pengikat
Pada pengujian waktu hancur pati jagung (amylum maydish)
juga dilakukan tiga kali pengulangan. berdasarkan farmakope indonesia.
Hasil rata-rata dari uji waktu hancur
metode gelatinasi yaitu 1 menit 24 UCAPAN TERIMAKASIH
detik dan metode pragelatinasi yaitu 1 Rasa terima kasih
menit 26 detik Hasil ini telah dipersembahkan kepada UPT
memenuhi syarat, karena waktu yang Laboratorium Akademi Farmasi Putra
di perlukan untuk tablet larut Indonesia Malang yang telah
8

memberikan kemudahan dalam Sugiyono. 2011. Pengaruh Variasi


Kadar Amilum Biji Durian
peminjaman alat, serta kepada teman-
(Durio zibethinus, murr)
teman atas dukungan serta bantuan Sebagai Bahan Pengikat
Terhadap Sifat Fisik dan Kimia
selama penelitian ini berlangsung.
Tablet Parasetamol. Skripsi
tidak diterbitkan. Semarang:
Fakultas Farmasi Universitas
DAFTAR PUSTAKA
Wahid Hasyim Semarang

Apriani. 2012. Pengaruh Penggunaan


Amilum Jagung Pregelatinasi Voigt, R. 1984. Buku Pelajaran
Sebagai Bahan Pengikat Teknologi Farmasi. Edisi
Terhadap Sifat Fisik Tablet keempat. Yogyakarta:
Vitamin E. Skripsi tidak Universitas Gajah Mada Press.
diterbitkan. Bali: Fakultas
Farmasi Universitas Udayana.

Departemen Kesehatan Republik


Indonesia. 1979. Farmakope
Indonesia. Edisi III. Jakarta:
Departemen Kesehatan.

Goeswin, A. 2006. Pengembangan


Sediaan Farmasi. Edisi Revisi
dan Perluasan. Bandung: ITB.

Hadisoewignyo, Lannie dan Achmad


Fudholi. 2013. Sediaan solid.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Saputra, Anjar Handio. 2016.


Perbandingan Mutu Fisik
Tablet Parasetamol
Menggunakan Metode
Gelatinasi dan Pragelatinasi
dengan Penambahan Pengikat
CMC-Na. Karya Tulis Ilmiah
tidak diterbitkan. Malang:
Akademi Farmasi Putra
Indonesia Malang.

Anda mungkin juga menyukai