Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengira suatu zat bersifat asam karena
rasanya asam, sedangkan kita mengetahui suatu zat bersifat basa karena rasanya
pahit dan kental. Senyawa asam terdapat pada buah, antara lain asam sitrat yang
memberikan rasa lemon yang kuat pada jeruk, asam asetat pada cuka dan buah
kalengan, serta asam askorbat pada tablet vitamin C. (Indira, 2015).
Larutan asam dan basa memiliki warna tertentu saat direaksikan dengan
indikator. Indikator adalah zat yang warnanya berbeda dalam lingkungan asam
dan basa. Dengan indikator, kita dapat menentukan tingkat kekuatan suatu asam
atau basa. Beberapa indikator ini dibuat dari pewarna nabati alami, namun ada
juga yang disintesis di laboratorium. (Lestari, 2016).
Konsep asam basa merupakan konsep kimia yang abstrak (mengutip
Kean dan Middlecamp, mempelajarinya memerlukan pembuktian melalui
kegiatan praktikum atau menggunakan media pembelajaran. Salah satu cara
untuk membuktikannya adalah dengan indikator asam basa. Indikator asam basa
merupakan senyawa kompleks, Dapat bereaksi dengan asam atau basa dengan
perubahan warna.(Agustina et al., 2022).
Asam basa merupakan salah satu buku pelajaran kimia untuk mahasiswa
jurusan analisis kimia. Saat mempelajari kimia zat asam-basa, biasanya
digunakan indikator kimia seperti fenolftalein, jingga metil, dan metil merah.
Saat mempelajari kimia zat asam-basa, biasanya digunakan indikator kimia
seperti fenolftalein, jingga metil, dan metil merah. Penggunaan bahan kimia
seperti fenolftalein, metil jingga dan metil merah selain mahal dan juga dapat
memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu perlu adanya
alternatif bahan yang murah dan aman terhadap lingkungan. Ekstrak dari bahan
alam adalah salah satu solusi untuk mengurangi cemaran bahan kimia. (Pelita &
Nazar, 2018).
Pisang merupakan tanaman yang tumbuh subur di daerah tropis dan
subtropis. Pisang berasal dari Asia Tenggara dan diyakini berasal dari
Semenanjung Malaysia dan Filipina sebelum menyebar ke Afrika (Madagaskar),
Brasil, India, Amerika Selatan dan Tengah. Jenis pisang sangat banyak, secara
umum pisang yang ditanam dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu pisang
yang dimakan setelah buahnya matang dan pisang yang dimakan setelah
buahnya diolah. Selain itu, ada jenis pisang lain yang kandungan bijinya banyak
yaitu pisang batu. Tanaman pisang batu banyak dimanfaatkan oleh masyarakat .
(Walida et al., 2013).
Bagian tanaman pisang ini memiliki efek meningkatkan sirkulasi dan
bertindak sebagai antikoagulan, yang mencegah pembekuan darah. Pisang
Kepok memiliki kandungan antioksidan yang sangat tinggi. Metode ekstraksi
dilakukan untuk mendapatkan senyawa antioksidan. Ekstraksi adalah proses
pemisahan suatu bahan padat atau cair dengan bantuan pelarut . (Ghozaly &
Utami, 2017).
Jantung pisang mengandung zat gizi seperti protein, lemak, karbohidrat,
kalsium, besi, fosfor, vitamin A, B dan C yang sering dimanfaatkan sebagai
sayuran namun belum dimanfaatkan secara optimal. Studi tentang aktivitas
antioksidan bunga pisang telah dilaporkan. Kandungan ekstrak etanol buah
kapuk kapuk sebesar 13,11 ppm. Kandungan antioksidan di dalamnya diduga
mampu menangkal radikal bebas yang kerap menjadi faktor penyebab penuaan
dini . Radikal bebas yang diproduksi berlebih akan merusak kolagen pada
membran sel kulit, sehigga kulit menjadi kehilangan elastisitasnya dan
menyebabkan terjadinya wringkle (kerutan) (Ferdinan & Prasetya, 2018).
Jantung pisang diduga mengandung senyawa flavonoid, terlihat jelas dari
warnanya yang keunguan-merah. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi
kandungan kimia yang dapat memberikan aktivitas dan meningkatkan kontrol
kualitas produk jamu tersebut. Analisis kandungan kimia memerlukan skrining
fitokimia. (Rampe, 2016).
Peningkatan konsumsi lemak dan kurangnya konsumsi serat meningkatkan
risiko obesitas. Salah satu upaya yang dapat Anda lakukan adalah dengan
memperbanyak asupan serat. Makanan yang banyak mengandung serat antara lain
sayuran dan buah-buahan serta campuran keduanya. Selain kedua sumber
tersebut, sumber serat juga bisa berasal dari makanan seperti jantung pisang yang
sampai saat ini belum banyak tersedia. Meskipun bahan pangan ini memiliki
kandungan serat yang cukup tinggi, yaitu serat pangan hingga 70% berat kering,
namun dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan serat dalam 100 g jantung
pisang giling. Hampir semua bagian tanaman pisang dapat dimanfaatkan, mulai
dari buah, pelepah, daun, akar dan jantung pisang. Jantung pisang merupakan
bagian dari tanaman pisang (musa paradisiaca L.). Bunga pisang relatif kurang
dimanfaatkan dan saat ini hanya diolah sebagai sayuran .(Khoirunisa et al., 2019)
Saat ini telah dilakukan beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa
indikator pH juga dapat diperoleh dari bahan alami dengan menggunakan zat
warna antosianin yang terdapat pada tanaman. Batang, daun, bunga, buah dan
bagian tanaman lainnya dapat diekstraksi untuk membuat indikator asam-basa
alami. Berdasarkan uraian di atas, maka fokus penelitian ini adalah mengekstraksi
jenis tumbuhan yang merupakan indikator asam basa alami .(Andarias, 2018).
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan pertanyaan pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
 Bagaimana cara pembuatan kertas indikator dari kelopak jantung pisang kapok
 Bagaimana hasil validasi pada lembar kerja pembuatan kertas indikator asam
basa dari jantung pisang kapok
C. TUJUAN PENELITIAN
 Mendeskripsikan proses pembuatan kertas indikator asam basa dari ekstrak
jantung pisang (kapok)
 Mengetahui hasil validasi pada lembar kerja pembuatan kertas indikator asam
basa dari jantung pisang kapok
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, diantaranya adalah
 Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan, melatih keterampilan, mengetahui proses pembuatan
kertas indikator asam basa alami dari jantung pisang kapok sebagai kertas
indikator alami asam basa, serta menambah pengetahuan mengenai senyawa
pada tumbuhan yang dapat digunakan sebagai indikator asam basa serta dapat
mengembangkan format lembar kerja berbasis proyek.
 Bagi Dosen Kimia
Dapat mengaplikasikan produk penelitian ini berupa prosedur praktikum
pembuatan kertas indikator alami asam basa alami dari jantung pisang kapok.
 Bagi Mahasiswa
Dengan adanya lembar kerja praktikum berbasis proyek dapat
meningkatkan dan mengembangkan sikap kritis, keterampilan proses sains dan
sikap ilmiah ataupun kinerja ilmiah yang dimiliki oleh mahasiswa untuk dapat
dikembangkan menjadi sebuah pengetahuan yang baru terutama dalam materi
pembuatan kertas indikator alami asam basa dengan menggunakan indikator
alami.
 Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan tentang bahan alam yang dapat bermanfaat
bagi ilmu pendidikan serta pemanfaatan jantung pisang ambon dapat
digunakan untuk menunjukkan kondisi asam atau basa suatu perairan, larutan
atau daerah yang dianggap tercemar terutama dalam lingkungan masyarakat,
berdasarkan perubahan warna ekstrak sebagai indikator serta dapat dijadikan
peluang usaha yang bernilai ekonimis dan kreatif bagi masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, R., Rahma, S., Arni, A., Sandhira, A. C., & Sukemi, S. (2022). Karakteristik trayek

pH indikator alami dan aplikasinya pada titrasi asam dan basa. Bivalen: Chemical

Studies Journal, 5(2), 51–56.

Andarias, S. H. (2018). Potensi Organ Tumbuhan Sebagai Indikator Asam Basa. Sang

Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton, 4(2), 64–69.

Ghozaly, M. R., & Utami, Y. N. (2017). Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol jantung

pisang kepok (Musa balbisiana BBB) dengan metode DPPH (1, 1-difenil-2-

pikrilhidrazil). Sainstech Farma, 10(2), 12–16.

Indira, C. (2015). Pembuatan indikator asam basa karamunting. Jurnal Kaunia, 11(1), 1–10.

Khoirunisa, H., Nasrullah, N., & Maryusman, T. (2019). Karakteristik sensoris dan

kandungan serat biskuit dari jantung pisang (Musa paradisiaca) sebagai makanan

selingan anak obesitas. Jurnal Teknologi Pangan Dan Kesehatan (The Journal of

Food Technology and Health), 1(2), 93–100.

Lestari, P. (2016). Kertas Indikator Bunga Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L) Untuk Uji

Larutan Asam-Basa. Jurnal Pendidikan Madrasah, 1(1), 69–84.

Pelita, E., & Nazar, I. (2018). PEMBUATAN KERTAS INDIKATOR ASAM-BASA DARI

KULIT BUAH PISANG DAN NAGA. SAINTI: Majalah Ilmiah Teknologi Industri,

15(2), 57–64.

Rampe, M. J. (2016). Pengujian fitokimia dan toksisitas ekstrak etanol jantung pisang kepok

(Musa paradisiaca Linn.) dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT).

Sainsmat: Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Alam, 4(2), 136–147.


Salim, M. S. N., Umari, I., Pratiwi, S. F., & Wijayanti, R. (2018). Formulasi dan Evaluasi

Sediaan Krim Type W/O/W Ekstrak Jantung Pisang (Musa Balbisiana Colla) sebagai

Antioksidan. Media Farmasi Indonesia, 13(2), 1400–1403.

Walida, S. M., Rismawati, E., & Dasuki, U. A. (2013). Isolasi kandungan flavonoid dari

ekstrak jantung pisang Batu (Musa balbisiana Colla). Prosiding Farmasi ISSN, 2460,

6472.

Anda mungkin juga menyukai