Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Farmasi http://dx.doi.org/10.29313/.v6i2.

23877

Literature Review: Karakterisasi Senyawa Flavonoid yang


Berpotensi sebagai Antioksidan dari Biji Kurma (Phoenix dactylifera
L.)
Fitriyani Sari, Yani Lukmayani, Esti Rachmawati Sadiyah
Prodi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Bandung,
Bandung, Indonesia
email: fitriyanisari6@gmail.com, lukmayani@gmail.com, esti.sadiyah@gmail.com

ABSTRACT : Dates seeds are the waste produced from the processing of dates. In some industries, date palm
seeds are not used optimally. Date palm seeds contain various bioactive components, one of which is flavonoid
which is known as antioxidant. Objective: to review and search literature (literature review) regarding the
characterization of the composition of flavonoids from date palm seeds with antioxidant potential. Method:
searching various research journals obtained from the internet related to the composition of flavonoids that
contain antioxidants from date palm plants. Results and Discussion: Date palm seeds may contain flavonoid of
flavanone group, the antioxidant activity of flavonoids can be seen from the IC50 values. The IC50 value
obtained from various extracts and fractions of date palm seeds is said to be a very strong antioxidant if it has
an IC50 value <50 ppm, strong if it has an IC50 value of 50-100 ppm, moderate if it has an IC50 value of 100-
150 ppm, weak if it has an IC50 value 151-200 ppm and is very weak if it has an IC50 value of more than 200
ppm. From these results the composition of the flavonoids that support as an antioxidant from date palm seeds
have very strong effectivity.
Keywords: Seeds dates, flavonoids, antioxidants

ABSTRAK : Biji kurma adalah limbah yang dihasilkan dari pengolahan buah kurma. Di beberapa industri, biji
kurma kurang dimanfaatkan secara optimal. Biji kurma mengandung berbagai komponen bioaktif salah
satunya adalah flavonoid yang berperan sebagai antioksidan. Tujuan : melakukan ulasan dan penelusuran
pustaka (literature review) mengenai karakterisasi senyawa flavonoid pada biji kurma yang berpotensi sebagai
antioksidan. Metode : melakukan penelusuran berbagai jurnal penelitian yang diperoleh dari internet terkait
karakterisasi senyawa flavonoid yang berpotensi sebagai antioksidan dari tumbuhan kurma. Hasil dan
Pembahasan : Biji kurma mengandung flavonoid golongan flavanon, aktivitas antioksidan senyawa flavonoid
dapat diketahui dari nilai IC50. Nilai IC50 yang diperoleh dari berbagai ekstrak dan fraksi biji kurma dikatakan
sebagai antioksidan yang sangat kuat jika memiliki nilai IC 50 <50 ppm, kuat jika memiliki nilai IC50 50-100
ppm, sedang jika memiliki nilai IC50 100-150 ppm, lemah jika memiliki nilai IC50 151-200 ppm dan sangat
lemah jika memiliki nilai IC50 lebih dari 200 ppm. Dari hasil tersebut senyawa flavonoid yang berpotensi
sebagai antioksidan dari biji kurma memiliki efektivitas yang sangat kuat.
Kata kunci: Biji Kurma, flavonoid, antioksidan.

1 PENDAHULUAN anti-inflamasi, hepatoprotektif, antimutagenik,


Kurma adalah makanan yang mudah dicerna, nefroprotektif (Sayyid, 2012:140; dan
diserap, dan mudah melekat pada tubuh, kaya Munawwarah, 2015:2).
akan zat-zat gizi penting bagi manusia. Kurma Saat ini banyak industri yang menggunakan
kaya akan mineral seperti kalsium, kalium dan zat kurma sebagai bahan baku produk nya, sehingga
besi. Berdasarkan beberapa studi, kurma memiliki menghasilkan limbah berupa biji kurma yang
berbagai kandungan fitokimia seperti asam kurang dimanfaatkan. Biji kurma mengandung
kumarat, asam ferulat, flavonoid, fenolat, sterol, komponen bioaktif seperti senyawa fenolat,
prosianidin, antosianin dan vitamin. Kurma dapat polifenol, flavonoid, pektin, vitamin C dan serat
digunakan sebagai antihiperlipidemia, antioksidan, dalam jumlah besar, yang bersifat protektif bagi
kesehatan (Takaeidi, et al., 2014:32).
786
Literature Review: Karakterisasi Senyawa Flavonoid yang … | 787
Berdasarkan informasi yang dijelaskan di atas, google scholar, sinta, scince direct, dan beberapa
dapat dirumuskan permasalahan yaitu kandungan situs lainnya. Pada penelusuran jurnal ilmiah
senyawa flavonoid apa pada biji kurma yang menggunakan keyword “karakterisasi senyawa
berpotensi sebagai antioksidan, serta bagaimana flavonoid dari Phoenix dactylifera”, “flavonoid
teknik karakterisasi yang dapat dilakukan. yang berpotensi sebagai antioksidan”, “aktivitas
Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan antioksidan”, “karakteristik flavonoid”. Sumber
ulasan dan penelusuran pustaka (literature review) data yang diperoleh yaitu dari 20 jurnal ilmiah di
mengenai karakterisasi senyawa flavonoid pada antaranya adalah jurnal nasional dan internasional.
biji kurma yang berpotensi sebagai antioksidan. Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan
Manfaat dari penelitian ini adalah kuantitatif, kemudian dijelaskan dalam bentuk
menghasilkan informasi mengenai karakterisasi naratif dan dilakukan penarikan kesimpulan.
senyawa flavonoid pada biji kurma yang Setiap artikel jurnal di analisis dari tujuan
berpotensi sebagai antioksidan. penelitian, kesesuaian dari topik penelitian,
2 LANDASAN TEORI metode penelitian dan hasil yang di peroleh dalam
penelitian. Selain itu, dilakukan penelusuran
Kurma merupakan buah yang banyak tumbuh sumber literatur dari electronic book (ebook).
di negara Arab, terutama kota Madinah.
Komponen di dalam buah kurma sangat banyak 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
dan bermanfaat bagi tubuh manusia. Kandungan Senyawa metabolit sekunder dari bahan alam
seperti air, karbohidrat, selain itu terdapat telah banyak dimanfaatkan sebagai obat, salah
kandungan asam lemak tersaturasi, seperti asam satunya adalah senyawa flavonoid. Untuk
kaprat, asam laurat, asam palmitat, asam stearat memisahkan senyawa dari matriksnya dapat
dan asam lemak tidak tersaturasi seperti asam dilakukan dengan melakukan ekstraksi. Metode
oleat, asam linoleat, asam palmitoleat. Kurma ekstraksi yang umum digunakan yaitu maserasi,
memiliki kandungan protein cukup tinggi yaitu soxhlet dan refluks dengan menggunakan berbagai
2,3-5,6% dibanding dengan buah lain seperti apel jenis pelarut. Metode tersebut banyak digunakan
(0,3%), jeruk (0,7%), pisang (1,0%), dan anggur karena senyawa flavonoid merupakan senyawa
(1,0%). Terdapat dua puluh tiga asam amino yang bersifat termostabil, sehingga tidak akan
berbeda yang terkandung dalam protein kurma, rusak jika dilakukan dengan cara panas. Larutan
contohnya asam aspartat, asam glutamat, threonin, yang digunakan sebagai pengekstraksi disesuaikan
serin, prolin, glisin dan alanin (Assirey, 2014). dengan kepolaran senyawa yang diinginkan.
Selain itu, terdapat kandungan mineral seperti Untuk mengisolasi senyawa flavonoid umumnya
kalsium, magnesium, posfor, kalium, besi, zinc, menggunakan pelarut methanol ataupun etanol,
selenium, vitamin A, A1, B, B1, B2, B3, B5, B6, karena merupakan pelarut yang bersifat semi polar
dan C (Jain, et al., 2013). dan bersifat universal sehingga dapat melarutkan
Flavonoid merupakan metabolit sekunder analit yang bersifat polar dan nonpolar.
turunan dari 2-phenyl-benzyl-γ-pyrone dengan Senyawa flavonoid dapat di identifikasi secara
biosintesis menggunakan jalur fenilpropanoid. kualitatif dan kuantitatif. Pengujian senyawa
Flavonoid banyak diperoleh dari tumbuhan dan flavonoid secara kualitatif menggunakan metode
biasanya berwarna merah, ungu, biru dan ada yang penapisan fitokimia, kromatografi lapis tipis
berwarna kuning. Pada tumbuhan, flavonoid (KLT), kromatografi kertas dua dimensi dan
berperan memberi warna, rasa pada biji, bunga, spektrofotometri inframerah (FTIR). Sedangkan
dan buah, serta melindungi tumbuhan dari untuk pengujian secara kuantitatif menggunakan
pengaruh lingkungan yaitu sebagai antimikroba, metode spektrofotometri UV-Sinar Tampak.
dan perlindungan dari paparan sinar ultraviolet Tahap awal untuk mengidentifikasi senyawa
(Alfaridz dan Amalia, 2018; dan Sulistiono, 2008: flavonoid yaitu dilakukan analisis kualitatif
2). dengan metode penapisan fitokimia, metode
3 METODOLOGI PENELITIAN tersebut dilakukan untuk mengetahui senyawa-
senyawa yang terkandung dalam suatu simplisia.
Penelitian ini dilakukan dengan metode studi Hasil penapisan fitokimia pada ekstrak buah
literature. Pencarian data yang digunakan kurma mengandung senyawa triterpenoid,
dilakukan secara online melalui situs resmi seperti flavonoid (Abdillah, et al., 2017), alkaloid,
Farmasi
788 | Fitriyani Sari, et al.
steroid, saponin, tannin (Al-Daihan dan Bath, ekstrak serbuk sari kurma mengandung senyawa
2012), flavanol, dan antosianin (Deshpande, et al., flavonoid, terpenoid, saponin, tannin, dan alkaloid
2017). Pada ekstrak daun kurma mengandung (Al-Samarrai, et al., 2017). Dan pada ekstrak kulit
senyawa alkaloid, steroid, tannin (Al-Daihan dan batang pohon kurma mengandung senyawa
Bath, 2012), flavonoid, saponin, fenol, dan alkaloid, flavonoid, dan tannin (Al-Daihan dan
terpenoid (Al-Dawah dan Ibrahim, 2013). Pada Bath, 2012).
ekstrak biji kurma mengandung senyawa alkaloid,
steroid (Al-Daihan dan Bath, 2012), flavonoid,
tannin, dan saponin (Warnasih, et al., 2019). Pada
Tabel 1 Hasil penapisan fitokimia
Hasil Identifikasi
Golongan Senyawa
Buah Kurma Daun Kurma Biji Kurma Serbuk Sari Kurma Kulit batang
Alkaloid + + + + +
Flavonoid + + + + +
Saponin + + + + -
Tanin + + + + +
Steroid/Triterpenoid + + + - -
Keterangan: (+) = Terdeteksi
(-) = Tidak terdeteksi
akan meyebabkan terjadinya pergeseran
Pada analisis spektrofotometri inframerah
bathokromik, hipsokromik, hiperkromik ataupun
(FTIR) ekstrak buah kurma, kandungan senyawa
hipokromik pada pita II (Maulana, dkk., 2016).
flavonoid ditunjukkan dengan adanya serapan
Hasil spektrofotometri UV-Sinar Tampak
pada bilangan gelombang 3455, 2943, 1635 dan
menunjukkan adanya satu pita dengan serapan
776 cm-1. Serapan pada bilangan gelombang 3455
puncak pada panjang gelombang 286 nm yang
cm-1 menunjukkan adanya gugus OH yang terikat
merupakan indikator keberadaan flavonoid dari
pada gugus alifatik dan aromatik. Serapan pada
golongan flavanon (Abdillah, et al., 2017).
bilangan gelombang 2943 cm-1 menunjukkan
Flavanon merupakan salah satu golongan
adanya gugus CH alifatik. Serapan pada bilangan
flavonoid yang memiliki cincin C yang tersaturasi,
gelombang 1635 cm-1 menunjukkan adanya
memiliki ikatan rangkap diantara posisi 2 dan 3,
serapan dari C=C aromatik. Serapan pada bilangan
memiliki pola oksigenasi 5,7,4’ (atau kadang-
gelombang 776 cm-1 menunjukkan adanya
kadang 5,7,3’,4’), memiliki ikatan antar flavonoid
tekukan ke luar bidang ikatan CH aromatik
berupa ikatan karbon-karbon atau ikatan eter, dan
(Abdillah, et al., 2017).
memiliki aktivitas farmakologi sebagai
Pada analisis spektrofomometri UV-Sinar
antioksidan dan antiinflamasi. Senyawa flavanon
Tampak dilakukan dengan penambahan perekasi
di antaranya adalah naringin, naringenin,
geser AlCl3, AlCl3-HCl, NaOAc dan NaOAc-
ponkiretin, pinocembrin, dan lonchocarpol A.
H3BO3 hal tersebut untuk memastikan golongan
Akivitas antioksidan flavanon bekerja dengan cara
senyawa flavonoid yang terdapat dalam ekstrak.
memecah radikal bebas oleh gugus OH sedangkan
Penambahan pereaksi geser AlCl3 berfungsi untuk
pada antiinflamasi flavanon bekerja dengan cara
mendeteksi adanya gugus hidroksil pada C-3 dan
menginhibisi pembentukan sitokin pro-inflamasi
C-5, pereaksi geser AlCl3-HCl untuk mendeteksi
pada makrofag, mengurangi produksi nitrit dan
adanya gugus ortodihidroksi pada cincin A dan B,
nitrat yang menjadi indikator proses inflamasi
pereaksi geser NaOAc untuk mendeteksi adanya
(Alfaridz dan Amalia, 2018; dan Markham, 1998).
gugus hidroksil bebas pada atom C-7, dan
Flavonoid berperan sebagai antioksidan dan
perekasi geser NaOAc-H3BO3 untuk mendeteksi
melindungi tubuh terhadap reactive oxygen
gugus orto-dihidroksi terutama untuk flavon dan
species (ROS). Flavonoid dioksidasi oleh radikal,
flavonol (Rivai, et al., 2012).
menghasilkan radikal yang lebih stabil dan tidak
Penambahan pereaksi geser pada pengujian
reaktif, sehingga flavonoid dapat menstabilkan
menggunakan Spektrofotometri UV-Sinar Tampak
Volume 6, No. 2, Tahun 2020 ISSN: 2460-6472
Literature Review: Karakterisasi Senyawa Flavonoid yang … | 789
spesies oksigen reaktif dengan cara bereaksi peluruhan warna DPPH dari ungu menjadi kuning.
dengan senyawa reaktif radikal. Flavonoid dapat Selain itu penurunan nilai absorbansi DPPH
menangkap radikal bebas secara langsung melalui menunjukkan terjadinya penangkapan radikal
sumbangan atom hidrogen (Arifin dan Ibrahim, DPPH oleh sampel. Dengan terjadinya
2018). Mekanisme pencegahan radikal bebas yang penangkapan radikal tersebut menyebabkan ikatan
dilakukan oleh flavonoid dapat dibagi menjadi rangkap pada DPPH menjadi berkurang sehingga
tiga yaitu: memperlambat pembentukan ROS, terjadinya penurunan nilai absorbansi (Zuhra, et
memecah ROS, dan meregulasi atau memproteksi al., 2008)
dengan antioksidan. Karena flavonoid memiliki Parameter yang digunakan untuk menentukan
gugus hidroksi yang berperan penting dalam kemampuan suatu senyawa sebagai antioksidan
proses pemecahan ROS, yaitu gugus hidroksi yang adalah nilai IC50. Nilai IC50 merupakan suatu
terdapat pada cincin B flavonoid (Alfaridz dan konsentrasi senyawa antioksidan yang dapat
Amalia, 2018). menurunkan radikal DPPH sebesar 50%. Sehingga
Pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan jika nilai IC50 semakin kecil, maka aktivitas
menggunakan metode spektrofotometri, yaitu aktioksidan pada ekstrak tersebut semakin besar
dengan cara mereaksikan sampel dengan larutan atau efektif.
DPPH. Kemudian akan terjadi reaksi antara Hasil pengujian aktivitas antioksidan terhadap
molekul DPPH dengan atom hidrogen yang ekstrak dan fraksi biji kurma dapat dilihat pada
dilepaskan oleh molekul komponen sampel, Tabel 2.
sehingga terbentuk senyawa Difenil Pikril
Hidrazin (DPPH-H) dan menyebabkan terjadinya
Tabel 2 Aktivitas antioksidan biji kurma
Proses IC50 (ppm)
Bahan Uji Ekstrak Ekstrak Ekstrak Ekstrak Ekstrak Fraksi Fraksi Fraksi Sumber
Ekstraksi
methanol n-heksan dietileter etanol etil asetat etil asetat n-butanol n-heksan
Biji Kurma varietas Siwa Soxhlet 9,55 - - - - 5,74 19,73 289,59 (Warnasih, et al ., 2019)
Biji Kurma varietas Al-Saad Soxhlet - 8396,56 9826,88 2,27 - - - - (Siregar, et al ., 2018)
Biji Kurma varietas Siwa 4,71 - - - - 3,72 6,62 250,19 (Warnasih, et al ., 2019)
Maserasi
Biji Kurma varietas Ruchdi 39,12 - - - 48,21 - - - (Masmoudi-
Biji Kurma varietas Kentichi Maserasi 31,05 - - - 40,21 - - - Allouche, et al ., 2016)
Biji Kurma varietas Alig Soxhlet - - - - 29 - - - (Chaira, et al ., 2007)

Kontrol positif yang digunakan adalah vitamin 2018). Suatu senyawa dikatakan sebagai
C dan vitamin E, nilai IC50 untuk vitamin C adalah antioksidan yang sangat kuat jika memiliki nilai
4,29 ppm dan vitamin E adalah 9,40 ppm IC50 <50 ppm, kuat jika memiliki nilai IC50 50-100
(Warnasih, et al., 2019; dan Chaira, et al., 2007). ppm, sedang jika memiliki nilai IC50 100-150
Berdasarkan hasil tersebut maka pada ekstrak ppm, lemah jika memiliki nilai IC50 151-200 ppm
methanol, ekstrak etanol, ekstrak etil asetat, fraksi dan sangat lemah jika memiliki nilai IC50 lebih
etil asetat dan fraksi n-butanol dikategorikan dari 200 ppm (Zuhra, et al., 2008).
memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat,
sama seperti vitamin C dan vitamin E. Karena 5 KESIMPULAN DAN SARAN
memiliki nilai IC50 kurang dari 50 ppm.
Sedangkan pada ekstrak n-heksan, ekstrak dietil Senyawa flavonoid yang diduga berpotensi
eter dan fraksi n-heksan dikategorikan memiliki sebagai antioksidan dari biji kurma (Phoenix
aktivitas antioksidan yang sangat lemah. Karena dactylifera L.) adalah senyawa flavonoid golongan
memiliki nilai IC50 lebih dari 200 ppm. Pada flavanon, yang memiliki aktivitas antioksidan
ekstrak etanol memiliki nilai IC50 sangat kecil, sangat kuat karena memiliki nilai IC50 kurang dari
artinya aktivitas antioksidan pada ekstrak etanol 50 ppm pada ekstrak methanol, ekstrak etanol,
sangat tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh ekstrak etil asetat, fraksi etil asetat dan fraksi n-
komponen senyawa yang terkandung di dalam butanol.
ekstrak etanol, yaitu memiliki banyak gugus SARAN
hidroksi (-OH), sehingga mampu mereduksi
radikal DPPH menjadi DPPH-H. (Siregar, et al., Diperlukan identifikasi dan pengujian lebih
Farmasi
790 | Fitriyani Sari, et al.
lanjut mengenai golongan senyawa flavonoid serta Composition Of The Flesh And The Pit Of
aktivitas antioksidan yang terdapat pada biji Date Palm Fruit And Radical Scavenging
kurma (Phoenix dactylifera L.). Activity Of Their Extracts. Pakistan
Journal of Biological Sciences, 10(13),
DAFTAR PUSTAKA 2202-2207.
Abdillah, M., Nazilah, N. K., & Agustina, E.
Deshpande, N. M., Deshpande, M. M., &
(2017). Identifikasi Senyawa Aktif dalam
Dravyaguna, D. (2017). Date Fruit
Ekstrak Metanol Daging Buah Kurma Jenis
(Phoenix Dactylifera Linn)–A Review On
Ajwa (Phoenix dactylvera L.). Research
Nutritional Values, Phytochemicals And
Report.
Pharmacological Actions. World Journal of
Al-Daihan, S., Bhat, R. S. (2012). Antibacterial Pharmaceutical Research, 6(8), 419-426.
Activities Of Extracts Of Leaf, Fruit, Seed
Jain PK, Kharya M, Gajbhiye A. (2013).
And Bark Of Phoenix Dactylifera. African
Pharmacological Evaluation Of Mangiferin
Journal of Biotechnology, 11(42), 10021-
Herbosomes For Antioxidant And
10025.
Hepatoprotection Potential Against
Al-Dawah, N. K., Ibrahim, S. L. (2013). Ethanol Induced Hepatic Damage, Drug
Phytochemical Characteristics Of Date Dev Ind Pharm, Vol. 39: 1840-50.
Palm (Phoenix Dactylifera L.) Leaves
Markham, K. R. (1998). Cara Mengidentifikasi
Extracts. Kufa Journal For Veterinary
Flavonoid, terjemahan oleh Padmawainata,
Medical Sciences, 4(1), 90-96.
K., dan Niksolihin S, ITB, Bandung.
Alfaridz, F., Amalia, R. (2018). Review Jurnal:
Masmoudi-Allouche, F., Touati, S., Mnafgui, K.,
Klasifikasi dan Aktivitas Farmakologi Dari
Gharsallah, N., El Feki, A., & Allouche, N.
Senyawa Aktif Flavonoid. Fakultas Farmasi
(2016). Phytochemical Profile, Antioxidant,
Unpad, Sumedang, Jawa Barat.
Antibacterial, Antidiabetic And Anti-
Al-Samarrai, R. R., Al–Samarrai, A. M. H., & Al- Obesity Activities Of Fruits And Pits From
Salihi, F. G. (2017). Identification of Date Palm (Phoenix Dactylifera L.) Grown
Flavonoids in Iraqi Date Palm Pollen by In South Of Tunisia. Journal of
HPLC. Orient J Chem, 33, 985-8. Pharmacognosy and Phytochemistry, 5(3),
15.
Arifin, B., Ibrahim, S. (2018). Struktur,
Bioaktivitas Dan Antioksidan Maulana, E. A., Asih, L. A., & Arsa, M. (2016).
Flavonoid. Jurnal Zarah, 6(1), 21-29. Isolasi dan Uji Aktivitas Antioksidan
Senyawa Flavonoid dari Ekstrak Daun
Assirey, E.A. (2014). Nutritional Composition Of Jambu Biji Putih (Psidium guajava
Fruit Of 10 Date Palm (Phoenix L.). Jurnal Kimia, 10, 161-168.
Dactylifera L) Cultival Fruits Grown In
Saudi Arabia By High Performance Liquid Munawaarah, Al. (2015). Hubungan pemberian
Chromatography, Journal of Taibah kurma (Phoenix Datylivera L.) varietas
University for Science, Vol. 9 (1): 75-79. ajwa terhadap kadar kolesterol total darah
[Skripsi], Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Chaira, N., Ferchichi, A., Mrabet, A., & Farmasi, Universitas Islam Negeri Syarif
Sghairoun, M. (2007). Chemical Hidayatullah, Jakarta.
Volume 6, No. 2, Tahun 2020 ISSN: 2460-6472
Literature Review: Karakterisasi Senyawa Flavonoid yang … | 791
Rivai, H., Sari, D. P., & Rizal, Z. (2017). Isolasi
Dan Karakterisasi Flavonoid Antioksidan
Dari Herba Meniran (Phyllanthus niruri
L.). Jurnal Farmasi Higea, 4(2), 100-111.

Sayyid, ‘Abdul Basith Muhammad. (2012). Ketika


Rasulullah Tidak Pernah Sakit, Gaya
Hidup Sehat Islami, Creative Imprint of
Tiga Serangkai, Tinta Madina, Solo.

Siregar, Y. D. I., Rudiana, T., & Riyadi, W.


(2018). Identifikasi Komposisi Kimia dan
Uji Aktivitas Antioksidan dari Biji Kurma
(Phoenix dactylifera). Jurnal Kimia
Valensi, 4(2), 182-189.

Takaeidi, M.R., Jahangiri, A., Khodayar, M.J.,


Siahpoosh, A., Yaghooti, H., Rezaei, S.,
Salecheh, M., Mansourzadeh, Z. (2014).
The Effect of Date Seed (Phoenix
dactylifera) Extract on Paraoxonase and
Arylesterase Activities in
Hypercolesterolemic Rats, Jundishapur
Journal National Pharmacology, 15th
February, Vol. 9 (1): 30-34.

Warnasih, S., Widiastuti, D., Hasanah, U.,


Ambarsari, L., & Sugita, P. (2019a).
Aktivitas Antioksidan Dan Flavonoid
Ekstrak Biji Kurma. Ekologia: Jurnal
Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan
Hidup, 19(1), 34-38.

Warnasih, S., Widiastuti, D., Hasanah, U.,


Ambarsari, L., & Sugita, P. (2019b).
Phytochemical Screening And Antioxidant
Activity Of Date (Phoenix Dactylifera) Seed
Extracts. International Journal of
Engineering & Technology (in review),
8(2S7), ISSN: 2277-3878

Zuhra, C. F., Tarigan, J. B., & Sihotang, H. (2008).


Aktivitas antioksidan senyawa flavonoid
dari daun katuk (Sauropus androgunus (L)
Merr.), Jurnal Biologi Sumatera, Vol. 3(1),
7-10, ISSN 1907-5537.

Farmasi

Anda mungkin juga menyukai