Anda di halaman 1dari 40

Pertumbuhan Ekonomi Hijau Dan PerencAnaan Investasi

Panduan untuk Menggunakan Analisis Biaya - Manfaat yang Diperluas (eCBA)

1
Pertumbuhan Ekonomi Hijau Dan PerencAnaan Investasi
Panduan untuk Menggunakan Analisis Biaya - Manfaat yang Diperluas (eCBA)

Diterbitkan:
2016

Dipersiapkan oleh:
Program Pertumbuhan Ekonomi Hijau Pemerintah Indonesia - GGGI

Penjelasan Posisi
Dokumen terjemahan ini dibuat untuk memudahkan pembaca yang tidak berbahasa Inggris.
Teks resmi dokumen ini dibuat dalam Bahasa Inggris. Walaupun terjemahan dokumen ini dibuat
seakurat mungkin dengan teks resminya, ketidaksesuaian maksud tetap mungkin terjadi.
Apabila ada ketidaksesuaian tersebut, yang dijadikan acuan adalah teks resmi dalam Bahasa Inggris.
Daftar Isi

5 KATA PENGANTAR
6 Sekilas tentang Analisis Biaya-
Bab 2 Bab 4 Bab 5 Lampiran 1
25 Kerangka Pertumbuhan Ekonomi 47 Dua Studi Kasus dalam Penerapan 72 Dampak Kebijakan: 83 Pengumpulan Data dan Asumsi
Manfaat yang Diperluas (eCBA)
Hijau Metodologi eCBA Pengarusutamaan eCBA dalam untuk Studi Kasus eCBA
8 Daftar Istilah
25 Menilai Peluang Pertumbuhan 47 Kata Pengantar Perencanaan Ekonomi 83 Studi Kasus 1: KIPI Maloy
10 Pendahuluan
Ekonomi Hijau dari Rencana dan 48 Studi Kasus 1: KIPI Maloy 72 Pendahuluan 84 Analisis Biaya-Manfaat
Proyek 48 Desain KIPI Maloy: Konektivitas 72 Mengarusutamakan Pertumbuhan 88 Studi Kasus 2: PT RMU
28 GGAP dan eCBA dalam Konteks Regional dan Dampak Ekonomi Hijau melalui Integrasi 88 Data dan asumsi utama
Perencanaan Saat Ini 51 Skenario BaselineKIPI Maloy Alat-Alat Penilaian Pertumbuhan 90 Analisis Biaya-Manfaat
Bab 1 53 Pengembangan Skenario
Pertumbuhan Ekonomi Hijauuntuk
Ekonomi Hijau
73 Tinjauan proses penilaian dampak
12 Dasar Pemikiran: Menghargai
KIPI Maloy di Indonesia
Lingkungan untuk Merancang
54 Mengidentifikasi Alur Dampak 76 SEA dan eCBA: Integrasi eCBA
Proyek yang Lebih Baik,
Memberikan Hasil Pertumbuhan Bab 3 untuk KIPI Maloy ke dalam metodologi KLHS yang
31 Perangkat eCBA 58 Memahami hasil analisis eCBA dan diperluas
Ekonomi Hijaudan Berkontribusi
31 Lingkup eCBA implikasi kebijakan 76 Tinjauan atas kerangka KLHS di
untuk Tujuan Pembangunan
32 Tujuh tahapan eCBA 59 Validasi temuan dan rekomendasi Indonesia
Berkelanjutan (SDGs)
33 Tahap 1: Mengidentifikasi kebijakan 77 Tinjauan atas kerangka AMDAL di
13 Mendefinisikan pertumbuhan
baseline 61 Studi Kasus 2: Proyek Restorasi Indonesia
ekonomi hijau
33 Tahap 2: Mengidentifikasi opsi Ekosistem Lahan Gambut 79 Langkah-langkah praktis untuk
16 Mengukur pertumbuhan ekonomi
pertumbuhan ekonomi hijau Katingan mengintegrasikan eCBA ke dalam
hijau
34 Tahap 3: Memetakan alur 61 Desain Proyek Restorasi Ekosistem proses kajian dampak
19 Membuat biaya dan manfaat
dampak Lahan Gambut Katingan 81 Kesimpulan
tersembunyi menjadi nyata
35 Tahap 4: Mengumpulkan data 64 Skenario baselineuntuk Proyek
24 Konsep utama dan referensi
36 Tahap 5: Analisis Biaya-Manfaat Restorasi Ekosistem Lahan Gambut
yang diperluas Katingan
41 Tahap 6: Membuktikan temuan 66 Pengembangan Skenario
42 Tahap 7: Mempertimbangkan Pertumbuhan Ekonomi Hijau untuk
implikasi kebijakan Proyek Restorasi Ekosistem Lahan
43 Konsep Utama dan Referensi Gambut Katingan
68 Mengidentifikasi Alur Dampak
untuk Proyek Katingan RMU
69 Memahami hasil analisis eCBA dan
implikasi kebijakan
69 Validasi temuan dan rekomendasi
kebijakan
KATA PENGANTAR

Dr.Ir. Lukita Dinarsyah Tuwo, M.A


Sekretaris Menteri Koordinator
Perekonomian

Pembangunan berkelanjutan adalah prinsip pemandu yang penting dalam pembangunan ekonomi kita.
Kita harus membangun perekonomian dengan bersandar pada tiga pilar pembangunan berkelanjutan:
pembangunan manusia, kemajuan ekonomi dan perlindungan lingkungan. Dengan kata lain, kita perlu
meniti pertumbuhan ekonomi yang lestari guna memenuhi prioritas Nawa Cita kita dan memberi andil pada
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals– SDGs) serta perjanjian iklim yang
baru-baru ini disepakati dunia pada UNFCCC COP 21 di Paris.

Tujuan pertumbuhan ekonomi hijauharus diadopsi oleh sektor-sektor utama perekonomian kita. Di sektor
energi, kita sudah mulai menghapus subsidi BBM dan sedang melakukan diversifikasi untuk memasukkan
energi bersih dan terbarukan ke dalam komposisi energi kita. Dalam upaya untuk meningkatkan
konektivitas, kita perlu meningkatkan jumlah proyek infrastruktur yang ramah lingkungan, khususnya di
sektor maritim dan transportasi urban massal. Di sektor kehutanan dan pemanfaatan lahan, kita perlu
memperbaiki penataan ruang, menerapkan praktik pemanenan yang berkelanjutan, dan memperkuat
penegakan hukum untuk memandu kegiatan pemanfaatan lahan.

Sejak tahun 2013, Pemerintah Indonesia – GGGI mengembangkan Program Pertumbuhan Ekonomi 1
Hijau dengan melibatkan para pemangku kepentingan dalam penyusunan kerangka sistematis untuk
mengintegrasikan tujuan-tujuan pertumbuhan ekonomi hijau ke dalam perencanaan ekonomi di Indonesia.
Melalui Program ini, bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Perekonomian, Proses Penilaian
Pertumbuhan Ekonomi Hijau (Green Growth Assessment Process– GGAP) dan Analisis Biaya-Manfaat
yang diperluas (extended Cost Benefit Analisis– eCBA) telah dikembangkan sebagai perangkat analitis
untuk memberi landasan analisis kualitatif dan kuantitatif atas dampak ekonomi, sosial dan lingkungan
dari berbagai proyek. Denganmenggunakanperangkat ini, pemerintah pusat dan daerah serta para investor
akan mampu mendapatkan pemahaman yang lebih baik, tidak hanya dari segi biaya, namun juga manfaat
dari kebijakan dan intervensi teknologi berorientasi pertumbuhan ekonomi hijau.

Buku panduan kebijakan ini memberi rekomendasi untuk mengintegrasikan perangkat penilaian
pertumbuhan ekonomi hijau ke dalam proses perencanaan dan peraturan perekonomian dan lingkungan
yang ada. Kami berharap buku ini dapat berguna bagi para pembuat kebijakan, investor dan publik dalam
merencanakan dan menentukan proyek-proyek investasi di Indonesia.

Untuk meminimalkan dan menghindari dampak sosial dan lingkungan, kami menyarankan agar semua
proyek investasi secara sistematis menerapkan teknologi yang ramah lingkungan dan efisien serta berbagai
praktik terbaik untuk mengoptimalkan manfaat lingkungan dan sosial yang lebih luas bagi rakyat Indonesia
dan masyarakat global. Perangkat-perangkat ini akan membantu kita menuju arah tersebut.
Ucapan terima kasih kepada:

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas):


Endah Murniningtyas

Kementerian Koordinasi Bidang Ekonomi / Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus:


Luky Eko Wuryanto, Enoh Suharto Pranoto, Bambang Wijanarko, Ilham Fachriza, Edib Muslim

Tim GGGI (penulisan, pengeditan, desain):


Kurnya Roesad, Florian Vernaz, Maria Ratnaningsih, Anna van Paddenburg, Farrah Soeharno, Primatmojo Djanoe
Sekilas tentang Analisis Biaya-Manfaat
yang Diperluas (eCBA)

Kapan
Apa saja tujuan perencana perlu
eCBA? menggunakan
Apa itu eCBA? eCBA?
Lihat Bab 2 Siapa saja
Lihat Bab 1 dan 3
eCBA dapat digunakan yang perlu Bagaimana eCBA
Analisis biaya-manfaat yang
Mengapa kita menggunakan
Lihat Bab 2 dan 6
dilaksanakan?
untuk menggerakkan
diperluas (Extended cost
memerlukan eCBA?
Idealnya, eCBA dilakukan

kebijakan dan perencanaan
benefit analysis - eCBA)
eCBA? sedini mungkin dalam tahap Lihat Bab 3 - 5
pertumbuhan ekonomi hijau perencanaan sebagai bagian
adalah varian dari CBA untuk: Lihat Bab 3 eCBA terdiri dari
Lihat Bab 1 dari pra-analisis kelayakan.
finansial konvensional • memberi dasar bagi Pemerintah dan perusahaan tujuh tahapanproses
Suatu eCBA dapat membantu Namun eCBA dapat juga
yang juga melihat dampak perubahan kebijakan publik; dapat menggunakan eCBA yang didasarkan pada
2 ekonomi dan sosial yang
perencana dan investor digunakan pada tahap-
pengumpulan data, verifikasi 3
• mengkuantifikasi insentif sebagai alat perencanaan tahap berikutnya untuk
mengoptimalkan desain dan validasi oleh para
lebih luas dari suatu kebijakan yang ada atau investasi untuk:
proyek dan kebijakan dan mengevaluasi ulang proyek
keputusan investasi: yang hendak diusulkan; •mengalokasikan sumber pemangku kepentingan.
menunjukkan bahwa investasi yang sudah berjalan. eCBA
• Pada tingkat proyek, eCBA • memprioritaskan daya pada proyek atau
hijau juga dapat layak secara dapat digunakan untuk
memperhitungkan nilai kebijakan, teknologi, dan kebijakan dengan kinerja
ekonomi dan finansial. Hal ini memperkuat regulasi yang
moneter biaya dan manfaat opsi investasihijau; hijau terbaik
dicapai dengan: ada tentang:
sosial dan lingkungan • memvalidasi bukti sebelum •merancang atau merancang
• memperhitungkan • Penggunaan CBA sosial
dari suatu kegiatan untuk kebijakan diimplementasikan ulang dan mengoptimalkan
eksternalitas untuk mengevaluasi proyek
membantu perencana proyek sektor publik dan
• mengakui nilai modal alam PPP
dan investor membuat swasta
• memperhitungkan • Proses AMDAL di bawah
keputusan yang lebih •memberi informasi bagi
keberlanjutan investasi dalam Undang-Undang Nomor 32
berdasar pembuat kebijakan tentang
jangka panjang, terutama tahun 2009
kendala dan pengampu
dengan menerapkan tingkat
pertumbuhan ekonomi hijau
diskon sosial yang ditetapkan
•membangun business case
lebih rendah dibandingkan
untuk menarik investor
tingkat diskon berbasis pasar
swasta
Proses eCBA Daftar Istilah

AMDAL Analisis Mengenai Dampak Lingkungan KEK Kawasan Ekonomi Khusus


BAPPENAS Badan Perencanaan Pembangunan Nasional KFCP Kalimantan Forest and Climate Partnership
Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap
BAU Business As Usual KLH Kementerian Lingkungan Hidup
1 2 3 4 5 6 7 BCR Benefit-Cost Ratio– Rasio Manfaat-Biaya KSN Kawasan Strategis Nasional
BMP Best Management Practices– Praktik Pengelolaan kWh Kilowatt hour
Terbaik LCOE Levelized Cost Of Electricity
c.i.f Cost insured freight LULUCF Land Use, Land Use Change and Forestry
Mengidenti- CCBA Climate, Community and Biodiversity Alliance Menhut Kementerian Kehutanan
Mengidenti- Menganalisis
fikasi opsi-opsi Memetakan Mengumpulkan Memvalidasi Mempertimbang- CER Certified Emission Reduction–Penurunan Emisi MP3EI Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi
fikasi dasar Biaya-Manfaat
Pertumbuhan Alur Dampak data temuan-temuan kan implikasi Tersertifikasi Indonesia
proyek yang diperluas
Ekonomi Hijau
CO2 Karbon Dioksida MSL Mean Sea Level
CPI Consumer Price Index– Indeks Harga Konsumen Mt Megaton (1 juta ton)
CPO Crude Palm Oil– Minyak Sawit Mentah MtCO2 Megaton Karbon Dioksida
Berkonsultasi Berkonsultasi Mengidenti- Mengumpul- Menkuanti- Memvalidasi Memper-
eCBA Extended Cost Benefit Analysis– Analisis Biaya- MTHW Mixed Tropical Hardwood
dengan para dengan para fikasi keluaran, kan data dari fikasi temuan timbangkan
pemangku pemangku hasil dan dokumentasi biaya dan dengan para implikasi Manfaat yang Diperluas NPV Net Present Value– Nilai Bersih Kini
kepentingan kepentingan dampak proyek manfaat dari pemangku hasil untuk ERC Ecosystem Restoration Concession¬– IUPHHK-RE NTFP Non-Timber Forest Products– Hasil Hutan Non
proyek proyek intervensi kepentingan kebijakan f.o.b Free on board Kayu
4 ekonomi FFB Fresh Fruit Bunch– Tandan Buah Segar PDD Project Design Document– Dokumen Desain 5
hijau GDP Gross Domestic Product– Produk Domestiuk Proyek
Bruto PES Program for Ecosystem Services
Meninjau Konsultasi Menilai Mengumpul- Menilai Memper- GIMS Green Industry Mapping Strategy– Strategi PKS Palm Kernel Shells– Cangkang Sawit
dokumentasi dengan para materialitas kan data pasar biaya dan timbangkan Pemetaan Industri Hijau PPP Public Private Partnership– Kemitraan Pemerintah
proyek ahli lokal manfaat bagi implikasi GGAP Green Growth Assessment Process– Proses dan Swasta
masyarakat untuk Penilaian Pertumbuhan Ekonomi Hijau PT REKI Ecosystem Conservation and Restoration
perancangan GGF Green Growth Framework– Kerangka Indonesia Ltd.
ulang proyek Pertumbuhan Ekonomi Hijau RAN/D-GRK Rencana Aksi Nasional/Daerah Pengurangan Emisi
dan investasi GGGI Global Green Growth Institute Gas Rumah Kaca
GHG Green House Gas– Gas Rumah Kaca REDD+ Reducing Emissions from Deforestation and Forest
GoI Government of Indonesia– Pemerintah Indonesia Degradation
Kajian Mengidenti- Mengumpul-
ha Hektar RMU PT Rimba Makmur Utama
literatur fikasi cakupan kan data
untuk CBA teknologi HCV High Conservation Value– Nilai Konservasi Tinggi RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
internasional HP Hutan Produksi RPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
HPK Hutan Produksi Konversi RSPO Roundtable on Sustainable Palm Oil
HTI Hutan Tanaman Industri SDR Social Discount Rate– Tingkat Diskon Sosial
HPH Hak Pengusahaan Hutan SOC Social Opportunity Cost– Biaya Peluang Sosial
IDR Rupiah tCO2 Tons of Carbon Dioxide– Ton Karbon Dioksida
IPB Institut Pertanian Bogor TEV Total Economic Value– Total Nilai Ekonomi
IPCC Intergovernmental Panel on Climate Change TNC The Nature Conservancy
IRR Internal Rate of Return TV Terminal Value
IUP-PAN- Izin Usaha Penyimpanan Karbon pada UNORCID UN Office for REDD+ Coordination in Indonesia
KARBON Hutan Produksi VAT Value Added Tax– Pajak Pertambahan Nilai
IUPHHK-RE Izin Usaha Pengusahaan Hasil Hutan Kayu – VCS Verified Carbon Standard– Standar Karbon
Restorasi Ekosistem Terverifikasi
Kalteng Kalimantan Tengah WACC Weighted Average Cost of Capital– Biaya Modal
Rata-Rata Tertimbang
Pendahuluan

P
embuat kebijakan di Indonesia kebijakan untuk melestarikan lingkungan alam alat perencanaan untuk membantu merancang tertentu atau yang sudah memiliki pengetahuan
memahami bahwa pembangunan dan jasa ekosistem yang dihasilkan. Singkatnya, intervensi kebijakan dan mendorong penggunaan luas tentang pertumbuhan ekonomi hijau dapat
berkelanjutan adalah sesuatu yang bersifat konsep Pertumbuhan Ekonomi Hijau memadukan teknologi ramah lingkungan dan praktik-praktik menggunakan buku ini sebagai panduan singkat
multi-dimensi. Ini tercermin dalam RPJMN 2015- tujuan pemeliharaan lingkungan dan pertumbuhan terbaik guna memastikan hasil-hasil pertumbuhan dan sederhana untuk memutuskan apakah mereka
2019 yang fokus pada target-target prioritas yang ekonomi untuk menciptakan banyak peluang ekonomi hijaudari proyek-proyek investasi. akan menggunakan eCBA sebagai perangkat
ditetapkan di bawah agenda Nawa Cita. Indonesia investasi hijau yang inovatif. perencanaan dalam mengkaji proyek. Kajian
juga berkomitmen pada Tujuan Pembangunan Buku panduan ini merupakan panduan pengenalan inidapat juga dilengkapi dengan perangkat evaluasi
Berkelanjutan(Sustainable Development Goals Namun bagaimana kita dapat memastikan bahwa bagi pembuat kebijakan untuk menerapkan GGAP lainnya. Apabila perencana telah menugaskan kajian
– SDGs) yang baru-baru ini diumumkan, yang pertumbuhan ekonomi hijautidak menjadi sekadar dan eCBA dalam proses perencanaan. Kedua proyek yang menggunakan eCBA, panduan ini
mencakup komitmen untuk mengambil tindakan- gagasan abstrak dan dapat diterjemahkan menjadi perangkat ini memberi kerangka analisis kualitatif dapat membantu mengembangkan kerangka acuan,
tindakan mendesak untuk memerangi perubahan proyek-proyek ‘hijau’ yang konkrit, sehingga dapat dan kuantitatif terpadu atas dampak ekonomi, memantau kemajuan, dan memvalidasi temuan
iklim dan dampak-dampaknya. Lebih jauh lagi, membangun landasan bukti dari bawah? Pemerintah sosial dan lingkungan dari berbagai proyek. Buku kajian-kajian teknis yang dijalankan para konsultan.
Indonesia telah menyampaikan Pernyataan Indonesia danGlobal Green Growth Institute (GGGI) panduan ini menggambarkan konsep-konsep dasar
Niat Kontribusi Nasional (Intended Nationally telah menjalin suatu kemitraan untuk menjawab dan proses dalam menjalankan eCBA suatu proyek Buku panduan ini juga akan berguna bagi pemangku
Determined Contribution– INDC) kepada PBB kebutuhan tersebut. berdasarkan hasil dan bukti empiris dari empat kepentingan non-pemerintah, khususnya sektor
untuk mendukung pengurangan emisi gas rumah kajian teknis yang telah dilakukan oleh Green swasta yang tertarik berinvestasi dalam proyek-
kaca global. Sejak 2013 Green Growth Program Indonesiatelah Growth Program. proyek infrastruktur maupun bentuk investasi hijau.
bekerja sama dengan pemerintah– terutama Pada akhirnya, buku ini juga akan menarik bagi
6 Guna mencapai target-target ini, pembuat kebijakan dengan Badan Perencanaan Pembangunan Secara khusus, eCBA merupakan alat kuantitatif publik dan masyarakat luas yang terkena dampak 7
harus mencari cara menumbuhkan ekonomi untuk Nasional (Bappenas), Kementerian Koordinator yang sangat berguna untuk memberikan nilai proyek maupun kegiatan investasi pada umumnya,
mencapai tiga pilar pembangunan berkelanjutan: Perekonomian, Kementerian Energi dan Sumber moneter konkrit yang melekat pada eksternalitas karena dapat memberikan pemahaman bukan hanya
pembangunan manusia, kemajuan ekonomi dan Daya Mineral (KESDM), dan Badan Perencanaan sosial dan lingkungan. Biaya-biaya ini sering kali tentang dimensi biaya, namun juga dimensi manfaat
perlindungan lingkungan. Hal ini memerlukan upaya Pembangunan Daerahdi Kalimantan Tengah dan terabaikan karena tidak diperhitungkan dalam berkenaan dengan intervensi kebijakan berorientasi
menyeimbangkan tujuan pertumbuhan tradisional – Timur– untuk membangun suatu pendekatan praktis analisis biaya-manfaat finansial konvensional ketika pertumbuhan ekonomi hijau.
seperti meningkatkan produktivitas dan daya saing untuk mengarusutamakan pertumbuhan ekonomi para investor merencanakan proyek-proyek mereka.
ekonomi – sekaligus komitmen pada perlindungan hijauke dalam proses perencanaan ekonomi. Dengan mengisi ‘senjang kuantitatif’ ini, pembuat Pada tahap ini, GGAP dan eCBA masih merupakan
lingkungan dan target mitigasi iklim yang signifikan. kebijakan dapat menggunakan eCBA sebagai alat perangkat percontohan. Namun kami berharap
Pada tingkat makro, visi jangka panjang untuk analisis untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa buku panduan ini dapat memperlihatkan
Pertumbuhan Ekonomi Hijau (Green Growth) kebijakan publik telah disusun dalam dokumen bahwa berinvestasi dalam proyek-proyek yang kegunaan GGAP dan eCBA sebagai metode analitis
merupakan cara untuk mencapai berbagai Roadmap to Delivering Green Growth. Diskusi mempertimbangkan kelestarian lingkungan akan dan menunjukkan kepada para pembuat kebijakan
tujuan pembangunan berkelanjutan tersebut. dengan para pemangku kepentingan telah dilakukan menghasilkan penghematan biaya ekonomi dan relevansi perangkat ini sebagai bagian terpadu dari
Hal ini berarti mendorong suatu pertumbuhan untuk menetapkan lima capaian pertumbuhan sosial yang signifikan. proses perencanaan ekonomi dan lingkungan di
yang mengakui nilai modal alam, meningkatkan ekonomi hijauyang diharapkan.Sekumpulan Indonesia.
ketahanan, membangun ekonomi lokal yang bersifat indikator pertumbuhan ekonomi hijau masih terus Siapa saja yang dapat memanfaatkan buku
inklusif dan adil. Konsep Pertumbuhan Ekonomi dikembangkan untuk mengukur kemajuan dalam panduan ini? Bagi para pejabat pembuat kebijakan
Hijau juga mencakup reformasi kebijakan untuk menggerakkan perekonomian Indonesia menuju di pemerintah yang terlibat dalam penentuan
mempercepat inovasi struktural dan teknologi guna hasil-hasil yang berkelanjutan. Pada tingkat mikro, keputusan investasi yang belum atau memiliki
meningkatkan efisiensi sumber daya di keseluruhan Proses Penilaian Pertumbuhan Ekonomi Hijau sedikit pengetahuan tentang pertumbuhan ekonomi
perekonomian. Dalam melakukan hal ini, strategi (Green Growth Assessment Process– GGAP) dan hijau dan perangkat perencanaannya, buku
ekonomi apapun yang berorientasi pertumbuhan Analisis Biaya-Manfaat yang Diperluas(extended panduan ini akan berguna sebagai ulasan singkat
ekonomi hijau akan menekankan desain insentif Cost Benefit Analysis – eCBA) digunakan sebagai dan perkenalan. Staf teknis dengan pengetahuan
BAB 1 :

Mendefinisikan
pertumbuhan ekonomi hijau

Bab 1: Pertumbuhan ekonomi hijau mendorong pertumbuhan yang


berkelanjutan, yang mengakui nilai modal alam, meningkatkan
ketahanan, membangun ekonomi lokal yang inklusif dan berkeadilan,
serta memperhitungkan penurunan emisi gas rumah kaca.
Tujuan dasar Program Pemerintah Indonesia – Global Pertumbuhan ekonomi hijau merupakan suatu pendekatan
Green Growth Institute (RI-GGGI) adalah untuk untuk mencapai sejumlah tujuan yang bersama-sama
mengarusutamakan pertumbuhan ekonomi hijau ke dapat mendekatkan Indonesia menuju pembangunan
Dasar Pemikiran : dalam proses perencanaan ekonomi Indonesia. Untuk berkelanjutan yang sesungguhnya. Pertumbuhan

Memperhitungkan Nilai Lingkungan tujuan ini, Program Pertumbuhan Ekonomi Hijau


Indonesia (GGPI)sedang mengembangkan kerangka
ekonomi hijaudirancang untuk meningkatkan pendapatan
nasionaldan standar hidup yang berkelanjutan dan tersebar

untuk Merancang Proyek yang Lebih Baik, yang dapat digunakan oleh lembaga-lembaga
pemerintah untuk menilai kegiatan perencanaan
merata, dan pada saat yang sama mempertahankan
kelestarian lingkungan melalui pengurangan polusi,

Memberikan Hasil Pertumbuhan Ekonomi dan penilaian investasi. Kerangka ini dikembangkan
dengan para pemangku kepentingan pada tahun
pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungandan
berdaya tahan, penggunaansumber daya secara lebih
Hijau dan Berkontribusi untuk Tujuan 2013 dan 2014. Salah satu unsur penting dari
kerangka ini adalah untuk membuat pertumbuhan
efisien, dan penciptaan nilai padaaset alam yang
selama ini telah menyokong keberhasilan ekonomi dan
Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ekonomi hijaudapat diukur dari lima segi capaian mendukungkesejahteraan manusia. Definisi pertumbuhan
pertumbuhan ekonomi hijauyang diharapkan (lihat ekonomi hijauterus mengalami perkembangan; pengalaman
Gambar 1.1) dengan menggunakan serangkaian negara-negara dalam mengujiapa yang berhasil dan

B
ab ini menjabarkan dasar pemikiran untuk membantu para perencana, pembuat kebijakan indikator baik di tingkat nasional, regional, lokal apa yang tidak akan lebih jauh mengembangkan dan
secara sistematis melakukanAnalisis Biaya- dan investor memadukan seluruh biaya dan maupun pada tingkat proyek. menyempurnakan definisi ini.
Manfaatyang Diperluas(extended Cost manfaat ekonomike dalam perhitungan biaya-
Benefit Analysis-eCBA) ketika merancang proyek manfaatproyek maupun investasi secara
dan merumuskan kebijakan ekonomi. Inti dari hal ini keseluruhan.
8 adalah mengakui nilai modal alam. 9
Penting untuk dicatat bahwa metodologi eCBA Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan menekankan
Penekanan untuk menghitungbiaya dan manfaat merupakan bagian dari kerangka lebih luas yang pentingnya pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi cukup
Pengurangan Emisi
secara moneteryang belum diperhitungkan ke bertujuan untuk: kuat dan beragam untuk mendukung pembangunan secara Gas Rumah Kaca
dalamdesain proyek dan kebijakan dapat mengatasi luas yang berorientasi pada masyarakat.
Pertumbuhan
beban ekonomi yang seringkali ‘tersembunyi’ yang • Menilai biaya dan manfaat ekonomi atas proyek Ekonomi yang
biasa dibayarkan oleh masyarakat. Biaya-biaya investasi pertumbuhan ekonomi hijau Berkelanjutan
Pertumbuhan yang inklusif dan merata menekankan
tersembunyi tersebut meliputi, misalnya, biaya • Mengembangkan indikator yang dapat PERTUMBUHAN
pertumbuhan untuk kepentingan semua segmen
EKONOMI HIJAU
kesehatan akibat polusi udara, kegagalan panen digunakan untuk mengukur semua variabel biaya masyarakat: semua anak, perempuan, dan laki-laki, di
akibat erosi berlebihan, penurunan cadanganair dan manfaat yang akan diperhitungkan seluruh wilayah negara, tidak hanya kelompok kaya Pertumbuhan
Inklusif dan
tawar akibat deforestasi dan degradasi hutan, dan • Menjelaskan pentingnya eksternalitas dan berpengaruh, namun juga kelompok miskin dan Merata
lain-lain. dan ketidaksempurnaan pasar lainnya yang terpinggirkan. Ketahanan
dituangkan ke dalam valuasi ekonomi sumber Sosial, Ekonomi
dan Lingkungan
Dengan kesadaran seperti itu, perencana, pembuat daya alam dan lingkungan sebagai dasar Ketahanan sosial, ekonomi dan lingkungan menekankan
kebijakan dan investor akan mengambil pendekatan perhitungan. pertumbuhan yang membangun kapasitas untuk memelihara Ekosistem Sehat
dan Produktif yang
yang lebih sistematis dalam mengidentifikasi atau memulihkan stabilitas ekonomi, keuangan, sosial, dan Memberikan Layanan
peluang investasi ‘hijau’yang inovatif yang dapat Selain itu, penting pula untuk dipahami perbedaan lingkungan dalam menghadapi guncangan.
menjadi mesin pertumbuhan ekonomi baru yang antara biaya dan manfaat ekonomi serta biaya
berkelanjutan. dan manfaat finansial dimana: Ekosistem yang memberikan layanan yang sehat dan
• biaya dan manfaat ekonomi adalah seluruh produktif menekankan pertumbuhan yang melestarikan
Pertumbuhan ekonomi hijaudapat dicapai biaya dan manfaat yang timbul akibat adanya modal alam, yakni, cadangan sumber daya alam yang
apabila pembuat keputusan memasukkan biaya suatu kegiatan, baik yang dapat dihitung secara biasanya memasok aliran manfaat yang berkesinambungan
tersembunyi atau eksternal ke dalam biaya finansial karena memiliki harga pasar maupun dalam bentuk jasa ekosistem.
produksi sehingga mencerminkan biaya ekonomi yang tidak memiliki harga pasar, namun dapat
keseluruhan. Biaya ini dapat menjadi signifikan dikuantifikasi nilainya dengan menggunakan Pengurangan emisi gas rumah kaca menekankan pentingnya
nilainya dan perlu dimonetisasi, atau dirupiahkan, pendekatan penghitungan valuasi ekonomi. pertumbuhan rendah karbon yang memberikan kontribusi
untuk dapat mengenali potensi hambatan bagi • biaya dan manfaat finansial adalah bagi upaya global dan nasional untuk mengatasi perubahan
pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang seluruh biaya dan manfaat yang dapat iklim dan meminimalkan dampak yang merugikan masa Gambar 1.1: Lima hasil
berkelanjutan. Penerapkn alat perencanaan dihitung berdasarkan harga pasar, dan dapat depan masyarakat lokal dan internasional, sekaligus pertumbuhan ekonomi
hijauyang diinginkan
pertumbuhan ekonomi hijauseperti Analisis diperhitungkan berdasarkan pencatatan meningkatkan keamanan energi.
Biaya-Manfaat yang diperluas (eCBA) ini akan akuntansi konvensional.
BAB 1 : BAB 1 :

Gambar 1.2. merumuskan konsep hubungan memandu proses identifikasi prioritas pertumbuhan
antara pengukuran hasil pertumbuhan ekonomi ekonomi hijau yang kompleks, menentukan sumber Mengukur pertumbuhan Indikator dapat digunakan untuk mengukur
hijauterhadap beberapa tujuan pembangunan data dan analisis yang tepat, memilih indikator kinerja ekonomi hijau kemajuan pada tingkat makro atau mikro. Indikator
berkelanjutan di berbagai tataran. Gagasan utama di yang tepat, dan mengadopsi alat pemodelan ekonomi makro dapat digunakan di tingkat nasional, provinsi
sini adalah untuk mengukur kontribusi modal alam, terbaik yang ada. Sebuah basis data tentang target dan indikator atau sektoral oleh pemerintah untuk mengukur
termasuk jasa ekosistem bagi kesejahteraan manusia sedang dikembangkan untuk mengukur kemajuan kemajuan di seluruh wilayah negara atas lima
dan pembangunan berkelanjutan (lihat Gambar 1.6). masing-masing dari lima capaianpertumbuhan capaianpertumbuhan ekonomi hijau. Contoh
ekonomi hijau. Indikator-indikator ini berasal dari yangbaikadalah indikator agregat seperti PDBatau
Sangat penting untuk dipahami bahwa untuk mencapai berbagai sumber dalam negeri dan internasional. emisi gas rumah kaca nasional.
pertumbuhan ekonomi hijaudiperlukan waktu,dan
bahwa perencanaan pertumbuhan ekonomi hijautidak Gambar 1.2.: Mengukur Tujuan penyusunan indikator ini adalah agar para Indikator tingkat mikro dapat membantu
kemajuan menuju pembuat kebijakan dapat menggunakan basis pengembang proyek memahami dampak
dapatdilakukan sekaligusdan seketika. Diperlukan pertumbuhan ekonomi
suatu kerangka konseptual yang koheren untuk hijau serta kontribusinya data indikator yang lengkap untuk mengukur hasil pertumbuhan ekonomi hijau dari suatu proyek pada
dalam mencapai tujuan
SDG dan target INDC pertumbuhan ekonomi hijaupada tingkatnasional, tingkat mikro (lokal). Misalnya, dampak perubahan
sub-nasional (provinsi, kabupaten, sektoral) dan cadangan air dan kualitasnya di wilayah sekitar
tingkat proyek. proyek dan daerah yang dialiri.

Pembangunan Berkelanjutan Dalam mengembangkan dan memilih indikator- Indikator-indikator pertumbuhan ekonomi hijau
indikator ini, penting untuk memperhatikan aspek juga dapat dikembangkan untuk mengukur hasil
Masyarakat Ekonomi Lingkungan hasil pertumbuhan ekonomi hijaumana yang paling pertumbuhan ekonomi hijaudi tingkat antara. Data
strategis untuk diukur. Indikator dapat digunakan dapat dihasilkan dapat digunakan untuk mengukur
Pembangunan untuk mengukur bagaimana kegiatan ekonomi akan kemajuan pada tingkat meso, regional atau kawasan.
Berkelanjutan
dan Pertumbuhan memengaruhi cadangansumber daya dan modal
Ekonomi Hijau alam, efisiensi penggunaan sumber daya alam, dan
Visi Pertumbuhan Ekonomi Hijau bagi Indonesia pengaruhnya pada kualitas hidup dan lingkungan
alam (lihat Gambar 1.3.).
Pembangunan Pembangunan Keberlanjutan
sosial inklusif ekonomi inklusif lingkungan

10 Tabel 1.1:
11
Sumber dalam negeri Sumber internasional Sumber-sumber
Indikator
Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca Badan Pusat Statistik (BPS) OECD
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) UNDP
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) IEA
Target dan hasil Ketahanan Pertumbuhan
pertumbuhan sosial, ekonomi Pertumbuhan ekonomi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) UNEP
ekonomi hijau dan lingkungan Ekonomi Hijau berkelanjutan Bank Dunia
Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) RSPO
Ahli-ahli dalam negeri FAO
Pertumbuhan Ekosistem sehat
inklusif dan dan produktif yang
merata memberikan layanan
Gambar 1.3.:
• Air (volume dan kualitas air tawar) Contoh
Input dan • Sumber daya hutan dan laut (hektar hutan, ton ikan)
kerangka untuk
mengembangkan
Aset Alam • Sumber daya mineral/energi (misalnya cadangan gas)
dan memilih
Mengukur indikator
pendorong Indikator Kinerja • Keanekaragaman hayati (kawasan lindung, spesies)
dan intervensi
pertumbuhan Sosial Ekonomi Lingkungan
Ketahanan • Intensitas energi (kWh per unit PDB)
ekonomi hijau Produksi dan • Intensitas materi (ton per unit PDB)
Pertumbuhan produktivitas • Limbah (persentase yang terkumpul dan didaur ulang)
ekonomi
Makro Diagnostik berkelanjutan • Inovasi (litbang, produktivitas tenaga kerja)
Ekosistem

Meso & Koridor


Modal Perencanaan Jasa
• Kesehatan (kematian/penyakit akibat polusi udara)
Lanskap Regional Alam Pemantauan
ekosistem
yang sehat
Keluaran dan • Risiko (keterpaparan terhadap bencana alam)
Lokal
& Evaluasi dan produktif kesejahteraan • Air (ketercadangan air minum yang bersih, kualitas air tawar)
Pertumbuhan • Jasa ekosistem (rekreasi, nilai estetika)

Sumber: Green Growth Knowledge Platform: Moving Towards a Common Approach on Green Growth Indicators
BAB 1 : BAB 1 :

Cadangan vs. Aliran Pilar Ekonomi Sosial Lingkungan


• Indikator cadangan mengukur modal, keluaran atau kuantitas suatu aset, seperti modal manusia atau alam atau PDB,
pembangunan
yang dimiliki suatu negara pada titik waktu tertentu. Jumlah tegakan dalam suatu kawasan hutan adalah contoh
berkelanjutan
cadangan modal alami.
• Indikator aliran mengukur bagaimana cadangan di suatu negara digunakan. Tingkat ketersediaan lapangan kerja
adalah contoh bagaimana modal manusia dipergunakan. Hasil pertumbuhan Pembangunan Pembangunan Modal Alam Sehat yang
ekonomi hijau Ekonomi Merata dan Menyediakan Jasa Ekosistem
normatif Berkelanjutan Inklusif Pengurangan GRK

Sediaan Pembentukan modal Angka Kemiskinan / Daerah berhutan / Daerah berhutan /

us
bruto/PDB Jumlah Penduduk Daerah geografis Daerah geografis

Ar
Misalnya PDB PMA/PDB R Jumlah penduduk R Polusi air / Emisi BOD
Mutlak Jumlah Penduduk yang tinggal di daratan
pada elevasi di bawah
Pekerja / PDB
5 meter/Jumlah
R Utang/PDB Penduduk

Misalnya modal atau tenaga kerja


PDB / Jumlah Pengeluaran sosial Pengeluaran GRK PDB
Arus
penduduk pemerintah / PDB pemerintah untuk GRK / Jumlah Penduduk
(dalam
Intensitas satuan PDB / jumlah jam kerja R Jumlah penduduk
lingkungan / PDB
waktu, (produktivitas pekerja) melek huruf / Jumlah Jumlah Penduduk /
misalnya Penduduk Daerah Geografis
PDB sektor / PDB
per tahun) (misalnya PDB R Akses ke listrik / Jumlah R Pemakaian Energi /
Mutlak
pertanian / PDB) Penduduk Jumlah Penduduk
PDRB / PDB R Akses ke klinik R Pemakaian Energi /
kesehatan masyarakat / PDB
Lapangan kerja formal
Jumlah Penduduk
Sediaan

Opsi, antara lain: / Jumlah Penduduk R Penggunaan Air /


• Jumlah penduduk R Akes ke internet / Jumlah Penduduk
Lapangan kerja tidak
Jumlah Penduduk
12 • PDB formal / Jumlah 13
• Wilayah geografis Penduduk
• Jam (telah) kerja Pengangguran /
Jumlah Penduduk
• Permintaan Oksigen Biokimia (BOD) air
Kekurangan pekerjaan
/ Jumlah Penduduk
2014 Berkelanjutan sepanjang masa...

Catatan:
R=Indikator yang merupakan elemen dari hasil ketahanan

Gambar 1.4: Selain itu, indikator juga harus Sedangkan ukuran intensitas menormalisasi atau Hal terakhir yang penting untuk dicatat adalah ketahanan ekonomi, karena rasio yang tinggi akan Tabel 1.2:
Intensitas, Indikator intensitas
Cadangandan Aliran menangkapperbedaan antara cadangansumber mengubah suatu ukuran mutlak menjadi satuan bahwa indikator-indikatordapat mencakup berbagai mengurangi kemampuan ekonomi untuk beradaptasi pertumbuhan
daya alam dan aliranjasa lingkunganyang diberikan yang dapat diperbandingkan untuk membantu macam capaianpertumbuhan ekonomi hijau. Hal terhadap guncangan eksternal dan mengurangi ekonomi hijau

oleh ekosistem. Cadangandan alirandapat diukur penafsiran atau perbandingan lintas rangkaian ini terutama berlaku untuk indikator pertumbuhan kemampuan keuangan pemerintah untuk mendanai
secara mutlak atau secara relatif untuk memberikan data, seperti negara atau kawasan, yang memiliki ekonomi hijauterkait ketahanan sosial, ekonomi layanan-layanandasar. Demikian pula, pencemaran
perbandingan. cadanganyang berbeda. Hal ini membantu untuk dan lingkungan. Tabel 1.2 mengelompokkancontoh- air menunjukkan kondisi modal alam atau
memahami efisiensi penggunaan cadangan sumber contoh indikator secara relatif/intensitas di lingkungan yangburuk yang dapat memengaruhi
Pembedaan antara indikator mutlak dan intensitas daya alamyang ada dan dampaknya pada lingkungan. berbagai kategori yang sudah dibahas di bagian kesehatan, namun dapat juga berfungsi untuk
sangat penting untuk dilakukan agar penilaian atau sebelumnya dan menunjukkan indikator mana dari menampilkan biaya-biayasesial jangka panjang
estimasi yang diberikan mendekati kebenaran. empat capaianyang diinginkan juga dapat digunakan berkenaan dengan penurunan ketahanan dan
Ukuran mutlak menunjukkan jumlah total aset untuk mengukur hasil kelima, yakni aspek ketahanan kapasitas suatu ekosistem dalam menyediakan jasa
dalam perekonomian, misalnya jumlah penduduk, (resilience). lingkungan yang stabil.
jumlah produksi, jumlah pendapatan. Hal ini
membantu mengukur total skala dan dampak. Misalnya, rasio antara utang dan PDB merupakan
indikator yang baik untuk mengukur keberlanjutan
pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Pada saat
yang sama juga dapat digunakan sebagai indikator
BAB 1 : BAB 1 :

Deforestasi Dan Dampak Fisik Negatif Dampak Sosial Gambar 1.5


Dampak Dampak Fisik Positif Dampak Positif Pada
(lanjutan): Jalur
Pengelolaan Lahan Karena Perubahan Fungsi Ekonomi Yang dampak dari Dari Perubahan Fungsi Fungsi Ekologis
Yang Buruk Negatif perekonomian Produksi kayu yang
yang tidak berkelanjutan Hutan primer dan
Penyediaan kayu yang berkurang menghargai Penyediaan kayu yang
Pemanenan kayu yang modal alam berkelanjutan sekunder yang terpelihara
Berkurangnya NTFP Berkurangnya hasil Pendapatan
tidak berkelanjutan panen kayu dan industri berbasis NTFP yang berkelanjutan Keanekaragaman hayati
Berkurangnya penyediaan tanaman pendapatan dari kehutananmeningkat
Minyak sawit yang Penyediaan tanaman yang Fungsi tanah yang
tidak bertanggung Berkurangnya penyediaan ikan industri berbasis terpelihara
Perikanan yang berkelanjutan
jawab kehutanan
Berkurangnya kemampuan berkelanjutan Siklus hidrologis yang
mengendalikan hama dan dukungan Berkurangnya hasil Pengendalian hama dan
Pertambangan yang Menarik wisatawan masuk penyerbukan terpelihara
tidak bertanggung penyerbukan tangkapan ikan air Peningkatan
jawab tawar Pendapatan Produksi pertanian yang Peningkatan penyerapan
Berkurangnya penyerapan karbon Pendapatan berkelanjutan
Berkurangnya peluang karbon
Hak guna lahan yang Berkurangnya produktivitas lahan Yang Hilang
tidak pasti pariwisata Peluang bioprospeksi dan Kualitas tanah yang terjaga
Meningkatnya erosi tanah PES
Konsesi yang tumpang Berkurangnya produksi Erosi tanah
tindih Berkurangnya materi organik pertanian Peluang untuk bio-banking [yang terhindari?] Pengelolaan
Meningkatnya sedimentasi yang Berkurangnya peluang Berkurangnya materi
Bentang Alam Yang
mengakibatkan pendangkalan pembiayaan karbon organik Berkelanjutan
sungai
Daya ikat air yang stabil Pemanenan kayu yang
Dampak Negatif Berkurangnya kapasitas
Muka air tanah yang stabil berkelanjutan
Terhadap Fungsi detoksifikasi polutan yang
mengakibatkan meningkatnya Meningkatnya Hasil tangkapan ikan yang Minyak sawit yang
Ekologis dampak pada kesehatan dan perubahan iklim
Memerangi perubahan
berkelanjutan bertanggung jawab
iklim
berkurangnya keamanan pangan Pertambangan yang
Berkurangnya hutan Berkurangnya Sediaan air yang Kerusakan akibat banjir
dan air
primer dan sekunder cadangan air Peningkatan Biaya berkelanjutan yang terhindari bertanggung jawab
Berkurangnya kapasitas Biaya Tenurial lahan yang jelas
Berkurangnya penyimpanan air
Berkurangnya Kerusakan Kualitas air yang terjaga
keanekaragaman kualitas air Karena Lingkungan Tata ruang yang koheren
Permukaan air tanah menurun Biaya kerusakan dan
hayati Meningkatnya Kerusakan Yang transportasi yang
Perubahan fungsi Peningkatan kerusakan akibat kerusakan dan biaya Lingkungan Terhindari terhindari
lahan banjir dan dampak kesehatan transportasi Sumber: diadaptasi dari
terkait Mortalitas dan kerusakan van Paddenburg,
Perubahan siklus Mortalitas infrastruktur yang
Berkurangnya ketahanan ekosistem dan kerusakan Bassi, Buter,
hidrologi terhindari
dalam perubahan iklim infrastruktur Cosslett and Dean
14 (2012, hal.24) 15

Sektor swasta pada umumnyaakan melakukan investasi


Gambar 1.5:
Jalur dampak dari Membuat biaya dan manfaat pada sektor-sektor usaha yang memberi peluang • Eksternalitas muncul ketika sumber daya bersifat non-eksklusif atau menunjukkan ciri sebagai
perekonomian yang
tidak menghargai tersembunyi menjadi nyata keuntungan yang maksimal. Sedangkan sektor publik barang publik. Suatu barang atau sumber daya dikatakan tidak eksklusif apabila semua pihak
modal alam memiliki kewajiban untuk memperhitungkan kondisi
dapat mengkonsumsinya bersama-sama dengan pengguna lain tanpa persaingan (non-rivalry
perekonomian yang lebih luas untuk memastikan
in consumption). Kasus klasik adalah pabrik yang membuang air limbah ke sungai sehingga
Analisis Biaya-Manfaat yang investasi atas sebuah proyek dapat didanai.
merugikan pengguna air sungai lainnya ke arah hilir. Pemilik pabrik menimbulkan biaya eksternal
diperluas (Extended Cost Benefit kepada pihak lain karena mereka harus menanggungbiaya untuk membersihkan sungai yang
Analisis biaya-manfaat(CBA) konvensional yang
Analysis– eCBA) adalah varian digunakan dalam pelaksanaan proyek tidak tercemar tersebut sebelum dapat menggunakannya.
CBA konvensional yang dapat dengan jelas mencerminkan bagaimana suatu • Eksternalitas timbul karena biaya sosial dari biaya ekstraksi sumber daya berbeda dari biaya
digunakan untuk menganalisis kegiatan ekonomi dapat mengakibatkan hilangnya produksi yang dihitung oleh pihak swasta. Harga pasar, yang ditentukan hanya oleh biaya dan
melampaui nilai-nilai finansial. cadanganmodal alam (misalnya, hutan, air, tanah, udara, manfaatswasta tidak akan mencerminkan biaya peluang sosial sebenarnya (social opportunity
Analisis ini melihat dampak dll) yang menyediakan jasa ekosistem. cost–SOC) dari suatu sumber daya atau kegiatan. Dalam kasus pencemaran yang disebabkan oleh
ekonomi, sosial dan lingkungan suatu perusahaan swasta, masyarakat akan menghadapi eksternalitas negatif, karena biaya sosial
SedangkanAnalisis Biaya-Manfaat yang diperluas
suatu proyek secara lebih luas (eCBA) merupakan alat penilaian ekonomi
lebih besar daripada biaya swasta, di mana masyarakat harus menanggung biaya pencemaran

dan mengukur biaya-biaya yang melihat manfaat dan biaya bagisemua


sebagai biaya sosial.
• Eksternalitas positif muncul pada saat manfaat sosial yang timbul dari tindakanpelaku swasta
tersembunyi, atau lazim disebut pemangku kepentinganyang memperhitungkan
lebih besar daripada manfaat swastanya. Contoh yang sering dirujuk adalah seperti pemilik
sebagai eksternalitas, secara biayaeksternalitas, barang publik dan kegagalan
properti yang berinvestasi besar untuk memperindah propertinya, misalnya dengan membangun
moneter yang biasanya tidak pasar lainnya. eCBA dapat membantu sektor publik
taman, sehingga meningkatkan nilai properti dari rumah-rumah tetangganya.
diperhitungkan dalam proses dan swasta mendapatkan informasi yang lebih baik
• Contoh barang publik lainnya adalah udara dan sinar matahari. Keduanya merupakan barang
pada saat membuat keputusan. Para pengambil
pengambilan keputusan. keputusan akan dapat lebih jelas melihat biaya proyek ‘non-rival’ atau‘non-pengecualian’, yang berarti bahwa jika seseorang mengonsumsinya, hal itu
yang sesungguhnya, serta manfaat dari hal-hal yang tidak akan mengecualiakan atau mengurangi ketersediaanbarang tersebut bagi orang lain.
dilakukan untuk menghindari timbulnya biaya-biaya
eksternalitas tersebut.
BAB 1 : BAB 1 :

Eksternalitas banyak dijumpai di Indonesia. Polusi Di sisi lain, penekanan padaeksternalitas ini jelas
udara, air dan tanahsaat ini sudah memberikan memberidasar bagi intervensi kebijakan publik

Konsep utama dan referensi dampak negatif terhadaptujuan pembangunan (lihat Gambar 1.5a). Kebijakan penggunaan
ekonomi dan sosial, seperti pengaruh pada kesehatan lahan berkelanjutan dapat digunakan untuk
dan keadilan. Secara khusus, eksternalitas tersebut mengantisipasi dan mengatasi eksternalitas ini pada
Konsep Penjelasan Referensi Lanjutan sering menyebabkan hilangnya atau rusaknya awal siklus investasi dan pelaksanaan proyek. Hal
jasa ekosistem. Hal ini mengurangi kemampuan ini akan menghasilkan manfaat berupatidak hanya
lingkungan untuk memberikan jasa lingkunganyang pendapatan dari produksi yang berkelanjutan dan
menjadi tumpuan kegiatan manusia dan ekonomi. ekstraksi sumber daya, namun juga menghindari
biaya-biayaeksternalitas.
Modal Modal alam merupakan cadangan aset-aset alam yang • Robert Costanza & Herman E. Daly, 1992,
Alam &Jasa Ekonomi yang tidak menghargai modal alam dengan Pada saat ini, kebanyakan proyek, baik
memberikan aliran barang dan jasa lingkungan bagi Natural Capital and Sustainable Development,
Ekosistem baik biasanya berakhir dengan dampak ekologis dan yangdijalankan perusahaan milik negara atau swasta,
masyarakat. Mempertahankan modal alam merupakan Conservation Biology, Vol. 6, No. 1. (Mar.,
sosial-ekonomi negatif yang akan menjalarsepanjang tidak dikenakan aturan insentif/disinsentif dan sanksi
bagian integral dari konsep keberlanjutan. Kinerja 1992), hal. 37-46. http://www.life.illinois.edu/
mata rantai sebab-akibat atau jalur dampak(impact yang kuat agar secara serius mempertimbangkan
keberlanjutan yang kuat memerlukan pemeliharaan ib/451/Costanza%20(1992).pdf
pathway) (lihat Gambar 1.5a). Contoh yang sering integrasi biaya lingkungan ke dalam perencanaan
cadanganmodal alam untuk menghindari penurunan atau
• Natural Capital Committee, 2014, Towards digunakan adalah penggundulan hutan dan proyek. Akibatnya, biaya eksternal yang tidak
perusakan cadangan modal alam tersebut.
a Framework for Defining and Measuring pengelolaan lahan yang buruk. Biasanya, ketika diperkirakan dalam produksi barang dan jasa akan
Modal alam mencakup aset-aset alam yang tidak Changes in Natural Capital, http://nebula. keputusan investasi dibuatdan dilaksanakan, yang muncul kemudian dalam bentuk biaya pemulihan
terbarukan (misalnya, bahan bakar fosil, mineral) dan aset wsimg.com/efc0de70bf88dea33ef3fe26747f7 dicatat hanya belanja modal, biaya operasional dan yang harus ditanggung masyarakat. Jika biaya ini
alam terbarukan. Modal alam terbarukan termasuk aset b76?AccessKeyId=68F83A8E994328D64D3 pemeliharaan, dan pendapatan. Namun perubahan diketahui dan terukur, pemerintah akan memiliki
abiotik/tidak hidup (misalnya, cadanganpanas bumi) dan D&disposition=0&alloworigin=1 penggunaan lahan juga memiliki efek bio-fisik dan landasan berbasis bukti untuk merancang kebijakan
aset biotik/hidup (misalnya, flora, fauna). Interaksi aset memengaruhi kualitas jasaekosistem. Dampak- dan peraturan untuk membebankan biaya kepada
biotik dan abiotik akan membentuk ekosistem. • International Institute for Sustainable
dampak ini, pada gilirannya, akan memengaruhi pihak yang menimbulkanpencemaran atau
Development, 2008, The Natural Capital
kualitas jasa lingkunganyang digunakan berbagai kerusakan lingkungan. Dengan kata lain, biaya-biaya
Approach: A Concept Paper, https://www.iisd.
pemangku kepentingan. Nilai-nilai ini sering tersembunyi ini (eksternalitas) perlu diinternalisasi,
org/pdf/2008/natural_capital_approach.pdf
Modal Alam diabaikan dalam rencana investasi dan penilaian atau diidentifikasi dan dinilai secara moneter.
• European Commission, 2013, Mapping and proyek. Buku pedoman ini selanjutnya menjelaskan Kerangka
16 Assessment of Ecosystems and their Services, Pertumbuhan Ekonomi Hijaudan Analisis Biaya- 17
Terbarukan Tidak terbarukan http://ec.europa.eu/environment/nature/ Pemanenan kayu berlebihan dalampraktik Manfaat yang diperluas sebagai alat perencanaan
knowledge/ecosystem_assessment/pdf/ perkebunan sawit dan pertambangan yang tidak yang berguna untuk melakukan internalisasi biaya
Modal Biotik Modal Abiotik Modal geologis MAESWorkingPaper2013.pdf berkelanjutan, ditambah pengawasan dan penegakan dan perancangan proyek investasi hijau.
hukum yang kurang baik– seperti tenurial tanah yang
• World Resource Institute, 2008, Ecosystem
tidak aman dan tumpang tindih konsesi– memicu
Services: A Guide for Decision Makers,
Walaupun modal alam juga mencakup modal tidak rantai dampak negatif, mengubah fungsi penting
http://www.wri.org/sites/default/files/
terbarukan, modal alam sering digunakan untuk ekologi sehinggadapay menimbulkan perubahan
pdf/ecosystem_services_guide_for_
menandakan arti penting dan nilai dari ekosistem yang bio-fisik lebih lanjut. Pada akhirnya, muncul dampak
decisionmakers.pdf
menyediakan jasa yang berkontribusi bagi kesejahteraan sosial dan ekonomi ketika manusia harus menghadapi
manusia. Jasa ekosistem sangat penting bagi masyarakat. • Anna van Paddenburg, Andrea M.Bassi, hilangnya sumber daya dan jasa yang disediakan oleh
Jasa ekosistem meliputi jasa pengadaan, pengaturan, dan Eveline Buter, Chris Cosslett and Andy Dean alam. Sebagai contoh, ekosistem yang rusak dapat
pemeliharaan faktor produksi alam yang sangat penting (2012). Heart of Borneo: Investing in Nature berupatanah yang tidak lagi produktif, hilangnya
(misalnya, tanah dan perairan). Ekosistem dapat juga For A Green Economy. WWF HoB Global perlindungan terhadap banjir, berkurangnya
menyediakan jasa budaya karena hubungannya yang erat Initiative, http://hobgreeneconomy.org/ cadanganair, penurunan keanekaragaman spesies,
dengan sejarah dan identitas masyarakat tertentu. dan dampak lainnya yang melemahkan ketahanan
pangan dan air.
BAB 2 :

Proses Penilaian Pertumbuhan Ekonomi Hijau(Green Growth Assessment


Process–GGAP) adalah alat yang dirancang Global Green Growth
BAB 2: Institute untuk menyaring kebijakan-kebijakan dan memprioritaskan
proyek-proyek berdasarkan potensinya dalam mencapai hasil-hasil
pertumbuhan ekonomi hijau.GGAP merupakan proses sembilan langkah
yangmenggunakan berbagai alat untuk membantu mengidentifikasi dan
mendukung hasil-hasil pertumbuhan ekonomi hijau.

GGAP dikembangkan untuk memprioritaskandan hasil-hasilpertumbuhan ekonomi hijau. GGAP juga


menilai proyek-proyek atau kebijakan-kebijakan membantu para perencana, pembuat kebijakan dan
untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hijaudengan pengambil keputusan investasi untuk memperbaiki
cara yang konsisten.Penentuan prioritas ini desain proses perencanaan pada tingkat makro
didasarkan pada data ekonomi, sosial dan lingkungan serta meningkatkan kualitas investasi proyek yang Gambar 2.1:

Kerangka Pertumbuhan yang diharapkan tersedia pada tahap awal proyek.


Secara khusus, GGAP menekankan penilaian kinerja
direncanakan. GGAP menyediakan suatu pendekatan
sistematis yang fundamental untukmencapai hasil-
Proses Penilaian
Pertumbuhan
Ekonomi

Ekonomi Hijau
Hijau(Green
yang menyeluruh atas proyek dan kebijakan dan hasilpertumbuhan ekonomi hijauyang diinginkan dan Growth
Assessment
mengukur apakah mereka benar-benar memberikan memenuhi tujuan pembangunan berkelanjutan. Process –GGAP)

B
ab sebelumnya memberikan dasar
National plans are cascaded down to juridictions and sector,
pemikiran untuk melakukan analisis biaya- and form today’s Business As Usual Scenario
Kerangka Pertumbuhan Ekonomi Hijau
manfaatyang diperluas untuk keputusan
proyek dan investasi; bab ini menjabarkan kerangka Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Proses Penilaian Pertumbuhan Ekonomi Hijau (GGAP)
umum di mana alat eCBA dapat digunakan. Rencana
Nasional &
Daerah Policies & enablers can influence a Quick
Rencana Business Kebijakan
18 Kerangka Pertumbuhan Ekonomi Hijau(Green Sektor As Usual &Pengampu project. Project tend to be generated assessment: 19
Growth Framework–GGF) menilai dampak at sector/ province level should a project
lingkungan dan sosial dari kebijakan yang ada be pursued or
Ekstraktif Nasional Nasional re-designed?
dan merancang intervensi untuk memungkinkan
Pengurangan Emisi Produksi Provinsi Provinsi
investasi dapat menjadi proyek-proyek konkrit Gas Rumah Kaca Penggunaan Korido
•Koridor Pembuatan
•Kabupaten
yang layak dibiayai(bankable) dengan teknologi lahan •Sektor proyek
yang efisien sumber daya dan inovatif,serta praktik Konektivitas
Langkah 4
pengelolaan terbaik demi mendukungkelestarian Ketahanan Sosial, Pertumbuhan Penilaian
Pertumbuhan Ekonomi
Ekonomi dan Ekonomi Hijau kelayakan
lingkungan dan sosial. Kerangka ini dirancang Lingkungan
yang Berkelanjutan
Langkah 7 Penilaian potensi
untuk membuat investasi menjadi nyata dengan
Pertumbuhan
Pertumbuhan Ekosistem Sehat Langkah 5
memberikan bukti empiris dan kuantitatif Lestari
Inklusif dan dan Produktif yang
untukmenunjukkan bahwa pola pertumbuhan di Merata Memberikan Layanan
Menuju visi eCBA
mana eksternalitas sepenuhnya diinternalisasikan pertumbuhan eCBA
akan menghasilkan manfaat nyata dan yang lestari The feedback loop informs policies and enablers
Langkah 6
that provide security to investors, making the
menimbulkan biaya yang lebih sedikit bagi semua
investment climate more attrective
pihak.GGF terdiri dari dua elemen utama. Kasus Pemantauan
• Proses Penilaian Pertumbuhan Ekonomi Hijau Langkah 8 usaha dan Evaluasi
(Green Growth Assessment Process–GGAP), yang
dijelaskan dalam bab ini, menganalisis proyek
atau kebijakan tertentu dan menyaringnya untuk Langkah 9
Target menginformasikan dan menguji visi
mengidentifikasi cara-cara memaksimalkan
Peta Langkah Dan Pengaturan Sasaran
potensinyauntukmemperolehhasil pertumbuhan
ekonomi hijautertentu.
• Analisis Biaya-Manfaat yang Diperluas (Extended
Cost Benefit Analysis–eCBA),yang akan dijelaskan
Pelaksanaan praktis Analisis Biaya-Manfaat yang diperluas ini meliputi 7 langkah
padabab berikutnya, menyediakan alat analisis
kuantitatif yang akanmemberikan bukti empiris Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7
dan nilai moneter yang melekat pada biaya Mengidenti- Mengidentifikasi Memetakan Mengumpulkan Analisis Biaya- Validasi Memper-
eksternal yang mungkin ditimbulkan oleh suatu fikasi dasar opsi-opsi Alur Dampak data Manfaat yang Temuan- timbangkan
proyek Pertumbuhan diperluas temuan implikasi
proyek. Ekonomi Hijau
BAB 2 : BAB 2 :

Masing-masing langkah GGAP dijelaskan secara


singkat di bawah ini.
Langkah 6: Analisis Biaya-Manfaat Langkah 8: Penyusunan Rancangan Bisnis GGAP dan eCBA dalam Konteks
yang Diperluas (eCBA) Rancangan bisnismemberi lebih dari sekadar Perencanaan Saat Ini
Langlah 1: PerumusanVisi (Visioning) Analisis Biaya-Manfaat yang diperluas dilakukan rekomendasi intervensi prioritas kepada individu Bagaimana GGAP dapat masuk ke dalam konteks
Proses ini perlu dipandu oleh suatu visi dan atas proyek-proyek yang telah diidentifikasi pengambil keputusan dan proses-proses dalam perencanaan saat ini? Proyek-proyek investasi besar
dikembangkan daristrategi yang sudah ada dan pada Langkah 4 dan 5. Sedapat mungkin, eCBA pemerintahan untuk mendorong penerimaannya. di Indonesia, sebagaimana di berbagai negara lain,
prioritas pembagunan Indonesia dan pemangku berupayamengkuantifikasikontribusi proyek dalam Diperlukan suatu proses pemantauan dan evaluasi biasanya akan melalui proses penilaian 3-4 tahap
kepentingan utama sebagaimana dinyatakan dalam mencapai hasil-hasil pertumbuhan ekonomi hijau. berkala untuk mengevaluasi biaya dan manfaat sebelum pembangunandimulai
dokumen perencanaan utama nasional dan daerah. proyek untuk dapat melihat apakah biaya dan
Visi ini akan memberikan konteks untuk menilai aspek Langkah 7: Peluang Perbaikan manfaat tersebut berkontribusi pada target dan Pertama, sebelum proyek digagas, akan ada
Business As Usual (BAU) masing-masing sektor. eCBA akan mengungkapkan apakah suatu proyek indikator yang disepakati serta berkontribusi pada kerangka perencanaan tingkat tinggi yang
dapat ditingkatkan dari segi kemampuannya hasil pertumbuhan ekonomi hijau. ditetapkan oleh pemerintah. Kerangka inimencakup
Langkah 2: Business as Usual (BAU) untuk menghasilkan capaianpertumbuhan prioritas perencanaan yang diatur dalam Rencana
Skenario BAU memberikan data yang akan digunakan ekonomi hijauyang lebih baik. eCBA juga dapat Langkah 9: Roadmap dan Portofolio Investasi Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah
dalam analisis proyek-proyek dan menjadidasaruntuk mengidentifikasi intervensi kebijakan spesifik untuk GGAP ini membantu membingkai perencanaan (RPJPN/D dan RPJMN/D), Rencana Tata Ruang
membandingkandampak proyek dan memungkinkan mendukung rancang ulang proyek untuk memberi pertumbuhan ekonomi hijaupada dua tataran. Pada Wilayah Nasional dan Provinsi (RTRWN/P), dan
perencanamenilai perbedaannyadengan situasi di hasil-hasilyang lebih ‘hijau’. Intervensi kebijakan tataran makro, Roadmapberperan sebagai dokumen rencana tata ruang lokal untuk kawasanekonomi
mana teknologi yang efisien sumber daya, sumber dimaksudkanuntuk menyesuaikan kondisi-kondisi pemandu bagi para perencana untuk memasukkan (KEK, KSN). Bersama-sama,rencana-rencana
daya terbarukan dan praktik-praktik lingkungan dan pengampu dan memperbaiki iklim investasi bagi para target dan tolok ukur pertumbuhan ekonomi hijauke tersebut memberi panduan tentang jenis kegiatan
sosial yang berkelanjutan diterapkan. pengembang proyek. Langkah-langkah kebijakan dalam dokumen perencanaan nasional dan daerah. yang seharusnyadijalankandi setiap wilayah
ini dapat bersifat umum,seperti penyesuaian harga Pada tataran mikro, GGAP membantu memadukan geografis.
Langkah 3: Identifikasi Proyek energi dan sistem subsidi untuk proyek-proyek energi semua proyek secara sistematis dengan kinerja
Langkah 3 mengidentifikasi proyek-proyek yang terbarukan, atau bersifat teknis, seperti perencanaan pertumbuhan ekonomi hijautertinggi secara koheren Kedua, penilaian kelayakan yang dilaksanakan oleh
menerapkan teknologi inovatif yang efisien sumber tata ruang yang lebih terkoordinasi dan mekanisme dan logis menjadi suatu Portfolio Investasi yang pihak swasta atau pemerintah dilakukan untuk
daya, menggunakan sumber daya terbarukan dan konsesi yang lebih baik untuk proyek-proyek di kemudian akan dimasukkan ke dalam perencanaan memastikan adanya pasar untuk barang dan jasa yang
menerapkan praktik-praktik pengelolaan lingkungan sektor pemanfaatan lahan/hutan. ekonomi dan pembangunan daerah maupun nasional. dihasilkan, dan apakah proyek tersebut layak secara
dan sosial terbaik yang memiliki potensi untuk Rangkaian proyek-proyek hijau ini akan membantu praktis dan teknis. Gambar 2.2:
20 mencapai visi yang ada dengan cara yang lebih lestari. Intervensi kebijakan juga dapat sangat spesifik mewujudkan visi dan target pembangunan di tingkat Gambaran umum 21
dan tertargetpadasektor di mana suatu proyek daerahdan pusat. proses penilaian
proyek di Indonesia
Langkah 4: Penilaian Kelayakan berjalan. Contohnya penerapan instrumen fiskal
Proyek-proyek pada awalnya akan disaring dengan tertentu, seperti penguranganpajak untuk energi
seperangkat kriteria kelayakan untuk mengetahui terbarukan atau teknologi hemat energi, merancang
hambatan-hambatan pelaksanaan proyek yang tidak feed-in-tariff atau biaya pemanfaatanuntuk
dapat diatasi segera. membuatproyek-proyek hijau layak secara finansial,
Tahap Tahap Tahap Tahap
atau menyederhanakan prosedur perizinan untuk
Langkah 5: Penilaian Potensi Pertumbuhan
Ekonomi Hijau
mempercepat persetujuan investasi. 1 2 3 4
Potensi pertumbuhan ekonomi hijauakan dinilai Dapat dikatakan bahwa pada tahap ini para pembuat
untuk mengidentifikasi proyek mana yang akan kebijakan dan pengembang proyek memiliki
berkinerja baik berdasarkankerangka pertumbuhan kesempatan untuk meninjau kembali Langkah 3
ekonomi hijau, dan apakah adaalternatif yang dapat (Identifikasi Proyek) dan mengidentifikasilangkah-
Perencanaan Analisis kelayakan Analisis Penilaian
digunakan untuk mencapai hasil desain yang sudah langkah kebijakan konkrit untukmerancang ulang kebijakan pra-proyek dan pilihan keuangan lingkungan
ada, dan dengan demikian pula menjawab visi umum proyek gunameningkatkan capaianpertumbuhan
yang telah ditetapkan. Langkah pertama penilaian ini ekonomi hijaudan menemukan cara terbaik
adalah memetakan kinerja masing-masing proyek, untuk menekanrisiko finansial proyek. Proses ini
kemudian mempertimbangkan pilihan penyesuaian ditunjukkan oleh panah umpan balik setelah eCBA • RPJMN/D • Penilaian pasar • Penilaian biaya dan •AMDAL
atau desain (ulang) untuk mencapai hasil yang lebih pada Gambar 2.1. • Tata ruang • Penilaian teknis manfaat keuangan (CBA)
berkelanjutan. • Zona Ekonomi (KEK, KSN) Keputusan
untuk
melanjutkan

Pelaksanaan praktis Analisis Biaya-Manfaat yang diperluas ini meliputi 7 langkah

Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7


Mengidenti- Mengidentifikasi Memetakan Mengumpulkan Analisis Biaya- Validasi Memper- AMDAL diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 29/1986, dan diatur kembali dengan
fikasi dasar opsi-opsi Alur Dampak data Manfaat yang Temuan- timbangkan
proyek Pertumbuhan diperluas temuan implikasi Peraturan Nomor 27/2012. Didukung oleh UU Nomor 32/2009 sebagai alat untuk pencegahan
Ekonomi Hijau
pencemaran lingkungan dan/atau kerusakan.
BAB 2 : BAB 2 :

Ketiga, setelahrancangan teknisyang rinci dibuat, Keempat langkah tersebut diilustrasikan pada GGAP dapat diterapkan pada Tahap 1 Proses eCBA (dijelaskan padabab berikutnya)
analisiskeuangan yang rinci dilakukan untuk Gambar 2.2 di atas. Penting untuk diperhatikan proses penilaian proyek sebagai “mekanisme memberikan masukanmelalui penekanannya
mengetahui apakah proyek tersebut menguntungkan bahwa keputusan untuk melanjutkan proyek diambil penyaringhijau” pertama untuk suatu proyek. pada penilaian moneter secara komprehensif dan
(atau netralsecara fiskal), dan bagaimana dapat antara tahap 2 dan 3. AMDAL utamanyamerupakan Sedangkan eCBAberperan pada Tahap 3 sebagaialat terpadu terhadap lima capaian yang diharapkan dari
dibiayai. Setelah tahap ini selesai, keputusan akan langkah mitigasi risiko untuk proyek yang telah penyaring kedua yang lebih ketat untuk menunjukkan pertumbuhan ekonomi hijau. Berbagai alat analitis
diambil untuk melanjutkan proyek dan seluruh ditentukan, namunbukan alat untuk merancang ulang manfaat moneter yang nyata terkaiteksternalitas ini akan menghasilkan kajian yang lebih baik apabila
aplikasi perencanaan dianggap selesai. proyek secara fundamentalagar dapatmencapai sosial dan lingkungan. Proses AMDAL pada Tahap digunakan secara terintegrasi. Saat ini, AMDAL
tujuan proyek dengan cara yang lebih berkelanjutan. 5 – yang menilai dampak pada tingkat proyek – dapat diwajibkan secarahukum, sedangkan eCBA dan
Keempat dan terakhir, sebelum berjalan paralel dengan persiapan proyek serta penilaian-penilaian serupa atas biaya dan manfaat
pembangunandimulai, dilakukan Analisis Mengenai Gambar2.3 menyajikan gambaran umum proses proses perencanaan di beberapa bagian, dimulai sosial belum bersifat wajib.
Dampak Lingkungan . Secara umum, AMDAL perencanaan saat ini. Gambar ini menunjukkan dengan analisis kelayakan dan berakhir dengan
dilakukan untuk mengidentifikasi dampak dari titik masuk di mana GGAP dan alat eCBA dapat proses persetujuan proyek. Demikian pula, Kajian
rencana kerja, menguraiaspek lingkungan dari membantu membawa perspektif pertumbuhan Lingkugan Hidup Strategis (KLHS)dalam dua langkah
dampak tersebut, memprediksi dan memprioritaskan ekonomi hijauke dalam arus utama perencanaan pertama dirancang untuk menjadi proses iteratif dan
dampak, dan mengevaluasi dampak-dampak penting investasi. interaktif yang berjalan sepanjang pengembangan
dalam rangka menyusun RKL dan RPL. kebijakan atau program (lihat Gambar 2.3.).

Gambar 2.3:
Gambaran umum proses
perencanaan dan penilaian
proyek “yang dihijaukan” di
Indonesia

Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap

0 1 2 3 4 5
22 23

Perencanaan Analisis kelayakan Analisis Analisis Biaya Analisis Penilaian


kebijakan pra-proyek dan pilihan keuangan Manfaat yang diperluas Multi-Kriteria dampak

• RPJMN/D • Penilaian pasar • Penilaian biaya Penilaian biaya Mengintegrasikan AMDAL


• Tata ruang • Penilaian teknis dan manfaat dan manfaat sosial dampak kualitatif
• Zona Ekonomi (KEK, KSN) keuangan dan strategis yang Penilaian Dampak
• Daftar investasi Penyaringan GGAP lebih luas Sosial Ekonomi
terhadap proyek
Kajian Lingkungan Hidup
Keputusan untuk
Strategis KajianLingkungan
melanjutkan
Hidup Strategis
BAB 3 :

BAB 3: Bidang / Sektor Manfaat (NPV) Penghambat dan pengampu kebijakan: contoh

Permasalahan Insentif fiskal


regulasi dan keuangan

KEK Maloy USD 3,8 Trilyun • Pembenahan sistem • Mendukung feed in tariff
• Industri pengolahan atau 10% PDRB harga energi dan feed in yang memenuhi syarat
sumber daya alam tariff untuk energi terbarukan
• Infrastruktur: energi, • Klarifikasi proses (biomassa)
jalan, transportasi, sertifikasi dan status • Pembebasan pajak untuk
pelabuhan hukum minyak kelapa sawit peralatan modal energi
terbarukan

KSN Mamminasata USD 355 Juta • Peraturan yang lebih • Iuran jasa ekosistem
• Perikanan atau 6% PDRB jelas tentang pengelolaan Subsidi untuk pengurangan
• Reforestasi / Air Bersih limbah limbah

Perangkat eCBA
• Pengelolaan limbah • Pencocokan rencana • Keringanan pajak untuk
• Energi terbarukan pemanfaatan ruang dan investasi di peralatan
lahan limbah-ke-energi
• Dukungan keuangan
untuk industri pakan ikan
lokal

Proyek ERC Katingan USD 9,9 Trilyun • Merampingkan dan • Dukungan untuk harga

B
ab sebelum inimenjelaskan GGAP pelaksanaan proyek. eCBA tingkat proyek ini • Restorasi dan konservasi meningkatkan transparansi karbon nasional yang stabil
sebagai kerangka konseptual umum juga dapat diterapkan untuk mengkaji proyek di ekosistem perizinan ERC • Insentif fiskal bagi
• Rencana tata ruang yang pemerintah daerah untuk
24 untuk mengarusutamakan pertumbuhan berbagai sektor.
jelas berdasarkan One Map mendukung ERC 25
ekonomi hijauke dalam perekonomian dan proses
Initiative
perencanaan investasi. Bab ini menjelaskan Seperti ditunjukkan pada Tabel 3.1, Program
kegunaan eCBA sebagai alat analisis berbasis proyek Pertumbuhan Ekonomi HijauPemerintah Indonesia
yang memberipenilaian komprehensif dan terpadu – GGGI telah melakukan empat kajianeCBA Pilihan Energi Terbarukan USD 1-9 Trilyun atau • Transparansi dalam • Jaminan utang dan
atas dampak secaramoneter pada lima capaianyang eksperimental. Ruang lingkup analisisnya di Kalimantan 3-16% PDRB (manfaat rencana ekspansi hibah modal untuk para
• Menilai 4 proyek RE proyek dinaikkan untuk jaringanlistrik pengembang energi
diharapkan dari pertumbuhan ekonomi hijau. bervariasi pada semua kajianini. Dua eCBA
individu koridor Kalimantan) • Pembenahan sistem terbarukan
diterapkan di zona ekonomi, di mana intervensi harga energi dan feed in • Pengembangan kapasitas
Lingkup eCBA proyek individu terpilih dianalisis dari segi potensi tariff untuk keahlian desain
hasil pertumbuhan ekonomi hijaunya. eCBA ketiga proyek
Bab menjelaskan bahwa eCBA adalah menganalisissatu proyek yang khusus beroperasi di
pengembangan dari Analisis Biaya-Manfaat (CBA) bawah Konsesi Restorasi Ekosistem (IUPHHK-RE).
finasnial yang melihat lebih mendalam dari biaya eCBA keempat menghitung manfaat bersih dari
dan manfaat finansial karena memperhitungkan empat proyek energi terbarukan di Kalimantan
nilai moneter dari dampak sosial dan lingkungan Tengah dan Kalimantan Timur. Hasilnya alat analisis ini juga dapat digunakan untuk Secara khusus, eCBA dapat digunakan oleh Tabel 3.1: Ikhtisar Studi
eCBA yang dilakukan
yang ditimbulkan. Nilai tersebut merupakan biaya kemudiandigunakan sebagai perkiraan untuk mengetahui implikasi kebijakan pada lima capaian pemerintah serta swasta untuk: GGGI di Indonesia
tersembunyi, atau yang dikenal sebagai biaya mengekstrapolasi total manfaat proyek energi yang diinginkan dari pertumbuhan ekonomi
eksternal,yang biasanya tidak diperhitungkan dalam terbarukan diseluruh Kalimantan. hijauIndonesia. Secara khusus, eCBA dapat • mengalokasikan sumber daya untuk proyek
CBA konvensional untuk pengambilan keputusan digunakan dalam empat cara untuk mendorong atau kebijakan dengan kinerja pertumbuhan
investasi. Contoh-contoh ini menunjukkan keleluasaan kebijakan dan perencanaanpertumbuhan ekonomi ekonomi hijautertinggi;
eCBApada tingkat proyek dalam hal lingkupdan hijau: • merancang ulang dan mengoptimalkan proyek
eCBA dapat digunakan untuk mengkaji kekuatannya sebagai alat untuk mengkaji alternatif yang didanai publik;
usulaninvestasi tertentu atau untuk melakukan hijau dibandingkanskenariodasr danBusiness As 1. justifikasi bagiperubahan dalam kebijakan publik; • memberi dasar informasi
analisis yang lebih luas. Istilah “eCBA tingkat Usual (BAU). 2. alat kuantifikasi insentif kebijakan yang ada atau bagikebijakan mengenai hambatan dan
proyek” digunakan ketika menerapkan eCBA pada yang sedang diusulkan; pengampupertumbuhan ekonomi hijau
proyek dan investasi individu. Suatu eCBA tingkat Meskipun salah satutujuan eCBA adalah untuk 3. alat penentuanprioritas kebijakan pertumbuhan • membangun argumen bisnis yang kuat
proyek bersifat fleksibel dalam lingkupnya dan membantu merancang atau merancang ulang ekonomi hijau; dan bagiproyek-proyek dengan manfaat
dapat mencakup lokasi geografis dan bingkaiwaktu proyek-proyek individu agar dapat mencapai hasil 4. mekanisme validasi sebelum kebijakan pertumbuhan ekonomi hijau agar dapat
yang berbeda tergantung pada skala dan waktu pertumbuhan ekonomi hijauyang diharapkan, diberlakukan dan dilaksanakan. menarik investasi swasta
BAB 3 : BAB 3 :

Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap

1 2 3 4 5 6 7

Mengidentifikasi Mengidentifikasi opsi- Menganalisis Memvalidasi Mempertimbangkan


opsi Pertumbuhan Memetakan Mengumpulkan Biaya-Manfaat
dasar proyek Alur Dampak data Temuan-temuan implikasi
Ekonomi Hijau yang diperluas

Berkonsultasi dengan Berkonsultasi dengan Mengidentifikasi Mengumpulkan data Mengkunatifikasi Memvalidasi temuan Mempertimbangkan
para pemangku para pemangku keluaran, hasil dan dari dokumentasi biaya dan manfaat dari dengan para pemangku implikasi hasil untuk
kepentingan proyek kepentingan proyek dampak proyek intervensi ekonomi hijau kepentingan kebijakan

Meninjau Konsultasi Menilai materialitas Mengumpulkan Menilai biaya Mempertimbangkan implikasi


dokumentasi dengan para ahli data pasar lokal dan manfaat bagi untuk perancangan ulang
proyek masyarakat proyek dan investasi
Kajian literatur Mengidentifikasi Mengumpulkan data
cakupan untuk CBA teknologi internasional
Tabel 3.1:
Proses eCBA

Gambar 3.2: Mengukur


BAU terhadap pertumbuhan
Tujuh tahapan eCBA Tahap 1: Mengidentifikasi baseline ekonomi hijau
Langkah pertama adalah untuk mendapatkan
$ Skenario Pertumbuhan
Ekonomi Hijau
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, analisis dengan gambaran akurat tentang proyek sesuaiperencanaan
26 menggunakan metode eCBA bertujuan untuk yang ada. Ini merupakan Skenario Manfaat inkremental Proyek sudah hijau, tapi ada peluang untuk 27
memberikan perkiraan nilai moneter untuksemua BusinessAsUsual(BAU). Pada fase ini, peneliti yang meningkatkan kinerja pertumbuhan ekonomi
biaya dan manfaat, termasuk biaya dan manfaat melakukan eCBA akan mengkaji semua informasi hijau lebih lanjut.
Rona awal
sosial dan lingkungan. Oleh karena itu proses ini yang tersedia dan data awal tentang proyek. Hal
memerlukan data, waktu dan keahlianyang cukup ini dapat mencakuptinjauan terhadap dokumen-
banyak. Maka penting untuk diketahui bahwa eCBA, dokumen berikut: Proyek tidak hijau, tapi desain ulang proyek
selain merupakan proses yang melibatkanpara Manfaat inkremental yang sejalan dengan penilaian pertumbuhan
pemangku kepentingan,juga merupakan alat • Dokumen penilaian keuangan ekonomi hijau akan membuatnya lebih hijau.
kuantitatif sehingga memerlukankegiatan • Dokumen Rancangan Teknis (DED)
pengumpulan dan penghitungan data. • Rencana Tata Ruang
• Rencana Induk (Master Plan)
Proyek tidak hijau, dan walaupun desain
Kualitas suatu eCBA sangat bergantung pada ulang akan mengurangi dampak negatif
Manfaat inkremental
ketersediaan data. Jika data tingkat perusahaan Tahap 2: Mengidentifikasi pilihan pertumbuhan dari proyek, mungkin akan perlu dipikirkan
atauproyek tersedia dan terbuka, analisis dapat ekonomi hijau ulang degnan matang agar dapat memenuhi
dilakukan lebih akurat dan taksiran nilai moneter Setelah mengidentifikasi BAU, para perencana perlu standar minimum.
manfaat pertumbuhan ekonomi hijauakan lebih mengidentifikasi intervensi dan kebijakan agar
kredibel. Konsep dasar eCBAdapat juga diterapkan proyek yang dilaksanakan dapat memberikan hasil
untuk beberapa kegiatan, namun tetap bergantung yang lebih berkelanjutan. Pertanyaan-pertanyaan
pada pendapat ahli untuk melakukan estimasi. Dalam berikut memberikan titik awal yang baik:
kasus ini, analisis bertujuan bukan untuk memberikan
bukti kuantitatif yang kuat, melainkan untuk • Apakah ada peluang untuk merancang ulang
mendorong kesepakatan eksplisit tentang biaya dan proyek atau kebijakan yang sudah ada untuk • Berapa investasi atau tambahan modal yang Gambar 3.2 menyajikan gambaran umum bagaimana
manfaat,serta untuk memfasilitasi diskusi, termasuk meningkatkan kinerja pertumbuhan ekonomi dibutuhkan untuk mencapai peningkatan kinerja? eCBA tingkat proyek dapat digunakan untuk
di antara para ahli. hijau? • Apakah ada kebijakan yang dapat mendorong memperkirakan perbedaan antara rencana yang
• Apakah intervensi proyek memberikan manfaat hasil yang lebih baik untuk proyek ini dan lainnya? sudah ada dan skenario pertumbuhan ekonomi
Gambar 3.1 menunjukkan langkah-langkah dalam bersih positif dan apakahproyek tersebutdapat • Instrumen kebijakan dan pilihan pembiayaan hijau. Garis horizontal mewakili ambang minimum
proses eCBA dan memperlihatkan bagaimana dilanjutkan? spesifik apa yang diperlukan untuk mendorong di mana proyek dapat dianggap telah berkontribusi
komponen teknis eCBA hanyalah satu bagian dari • Apa saja sinergi dan kompromi untukmerancang investasi hijau dan perubahan perilaku? padaekonomi hijau.
proses yang panjang. ulang proyek?
C hapter 3 : C hapter 3 :

Kategori Data Sumber Data Potensial


Masukan Keluaran Hasil Dampak Sumber Spesifik Sumber
Indonesia Internasional

Teknologi • Persyaratan masukan (bahan, lahan, tenaga • BPS • GGGI


Komitmen sumber Ukuran perubahan Pemangku kepentingan Apakah hal ini akan tetap kerja, bahan bakar) • BPPT • IEA
keuangan dan alam kuantitatif mana yang terpengaruh? terjadi bagaimana pun juga? • Investasi dan biaya operasional
Apa hasilnya bagi mereka Apa baselinenya? • Tingkat keluaran per $ masukan (ton
• Area hutan bakau • Produksi tambak ikan secara moneter (Rupiah)? Dibandingkan sebelumnya: produksi, dll)
• Pupuk meningkat Positif • Pendapatan lebih besar
• Benih ikan • Luas hutan bakau • Pendapatan bagi dibanding penangkapan
berkurang petambak ikan ikan biasa Sosial • Survei tentang kesediaan untuk membayar • BPS • UNDP
• Ketahanan pangan bagi • Lebih banyak pangan • Tingkat pendapatan/kesehatan/ pendidikan/ • Kementerian • ILO
masyarakat lokal dibandingkan pengangguran Tenaga Kerja,
• Penciptaan lapangan kerja penangkapan ikan biasa • Biaya perawatan kesehatan/biaya penyakit Kesehatan, Sosial
lokal • Jumlah nelayan sama • Manfaatsosial atas pendidikan
Negatif • Lebih banyak pencemaran
• Risiko Perubahan Iklim tak tersaring
Lokal • Lebih banyak erosi Ekonomi • Harga produk dan biaya transportasi • BPS • Bank Dunia
• Pencemaran pesisir • Efek Pengganda • ISPO • ADB
• Erosi • Bank Indonesia
• Kementerian
Keuangan

Gambar3.3: Jalur dampak


Kegiatan utama untuk menentukan pilihan Ketika merancang jalur dampak, konsultan
Lingkungan • Rasio keluaran polusi (tCO2, SOx, BOD, dll., • Indeks Kualitas • WWF
tambak ikan di kawasan pertumbuhan ekonomi hijaumeliputi: eCBA mengantisipasi ‘rantai nilai’ dampak yang
hutan bakau per ton produksi) Lingkungan (KLH) • RSPO
• Kajian literatur lokal/nasional dan internasional dapat dihasilkan suatu proyek. Konsultan perlu • Karakteristik lingkungan lokal (penduduk, • FAO
28 • Diskusidenganpara ahli di sektor terkait, memerhatikan jenis masukan keuangan dan material cuaca, hidrologi) • UNEP 29
termasuk tentang teknologi dan dampak (sumber daya)yang dibutuhkan untuk membangun • Jasa ekosistem yang terkena dampak dan
ekonomi/lingkungan serta kemungkinan tindakan tambak-tambak tersebut. Konsultan kemudian perlu nilainya
mitigasi memikirkan keluaran fisik apa yang akan dihasilkan
• Diskusidenganmasyarakat, perwakilan dan bagaimana hal tersebut dapat diukur seakurat Tabel 3.2.: Contoh
masyarakat dan LSM tentang potensi dampak mungkin secara kuantitatif. Hasil utama dari proyek sumber data yang
digunakan dalam eCBA
sosial dan lingkungan serta kemungkinan tindakan ini adalah efek sosial bagi pemangku kepentingan.
mitigasi Terakhir, total dampak intervensi proyek kemudian
Jalur Dampak:
Memetakan • Diskusi dengan perencana nasional/daerah dievaluasi saat dibandingkan dengan skenario BAU.
dampak fisik dan dan industri/asosiasi industri tentang peluang
sosial dari proyek pengembangan ekonomi yang lebih luas. Tahap 4: Mengumpulkan data
yang dilaksanakan Langkah berikutnya adalah untuk mengumpulkan data Biaya Manfaat keuangan
secara konsisten Tahap 3: Memetakan jalur dampak untuk menilai jalur dampak. Hal ini akan dilakukan
dan tepat untuk Setelah mengidentifikasi skenario pertumbuhan melalui kajianliteratur dan pelibatan para pemangku
menentukan Investasi di muka Pendapatan dari produk baru
ekonomi hijaudengan kebijakan spesifik, hal kepentingan di tingkat pusat dan daerah. Penggunaan
prioritas dampak selanjutnya adalahmengantisipasi potensi dampak data primer lokal akan lebih baik karena kedekatannya
paling penting Pemeliharaan Harga produk yang lebih tinggi
intervensi tersebutpada lingkungan, ekonomi dengan kondisi yang akan dinilai, namun hal ini
yang akan terjadi, Tenaga kerja Penghematan bahan bakar dan efisiensi lainnya
dan masyarakat secara keseluruhan. Untuk itu, seringkali tidak tersedia. Karena itu data nasional/
serta memahami
perlu dilakukan penyusunanjalurdampakuntuk internasional dapat digunakan untuk mengisi senjang
bagaimana Lahan
menilai dampak menggambarkan hubungan antara intervensi tersebut, namun disesuaikan dengan konteks lokal.
tersebut secara (kegiatan), keluaran yang diharapkan dari kegiatan Contoh sumber data dapat dilihat pada Tabel 3.2. Biaya bahan bakar
kuantitatif bagi tersebut, dengan hasil positif dan negatif dalam
para pemangku jangka pendek maupun jangka panjang. Tahap 5: Analisis Biaya-Manfaat yang Biaya operasional lainnya
kepentingan diperluas(eCBA)
yang berbeda di Jalur dampak perlu dipetakan baik untuk Skenario Analisis biaya-manfaat yang diperluas berupaya untuk
seluruh wilayah BAU maupun SkenarioPertumbuhan Ekonomi Hijau, menerapkan kerangka nilai ekonomi total. Dengan Tabel 3.3: Daftar
atau bentang alam sehinggadampak total dari kebijakan tersebut cara ini, para perencana proyek dapat memastikan jenis biaya dan
manfaat proyek
terdampak. dapat dievaluasi sepanjang rantai dampak potensial. diperhitungkannyaeksternalitas sosial dan lingkungan yang umum
Gambar 3.3. memberikan contoh pembuatan tambak yang dinyatakan secara moneter dalam studi
ikan di kawasan hutan bakau. kelayakan.
C hapter 3 : C hapter 3 :

Terlepas dari itu, prinsip-prinsip dasar dan metodologi digunakan untuk mendukung investasi atau proyek Total Nilai Ekonomi
analisis biaya-manfaat konvensional masih digunakan tidak memiliki harga pasar atau suatu sumber
dalam eCBA. Tujuannya adalah untuk menilai daya diperdagangkan tidak pada harga pasarnya,
dampak negatif (biaya) dan positif (manfaat) bagipara sehinggamungkin dinilai kurang atau lebih. Ketika
Nilai pakai Nilai non-pakai
pemangku kepentingan, yang dinyatakan secara menggunakan eCBA untuk menilai proyek, para
moneter lintas wilayah dan sepanjang rentang waktu perencana perlu memperhitungkan distorsi tersebut
yang ditetapkan. Pertanyaan-pertanyaan berikut dengan menggunakan harga bayangan, khususnya
relevan dalam suatu eCBA: untuk penggunaan input sumber daya alam dan
Nilai pakai Nilai pakai Nilai opsi Nilai Nilai Nilai
lingkungan yang tidak memiliki harga pasar. Ini
langsung tidak langsung eksistensi altruistik warisan
• Apakah proyek ini memberikan manfaat netto? berarti bahwa mereka menilai sumber daya pada
• Apa keseimbangan manfaat sosial, ekonomi dan harga yang mereka anggap tidak terdistorsi atau yang
Nilai Jasa Arah masa Pengetahuan Pengetahuan Pengetahuan
lingkungan yang akan dihasilkan? mencerminkan harga pasar yang benar. dibayarkan ekosistem depan tentang tentang tentang
• Bagaimana distribusi antara manfaat swasta dan langsung atas dan nilai eksistensi penggunaan penerusan
manfaat publik? Diskonto digunakan untuk membandingkan biaya barang atau pakai tidak berkelanjutan berkelanjutan sumber daya
dan manfaat yang timbul dalam kurunwaktu layanan langsung suatu sumber suatu sumber bagi generasi
daya daya oleh masa depan
Mendefinisikan biaya yang berbeda. Analis proyek menerapkan
orang lainnya
dan manfaat suatu proyek penghitunganNet Present Value (NPV) dan Internal dalam
Langkah pertama adalah mengidentifikasi manfaat Rate of Return (IRR) untuk menilai apakah arus generasi
dan biaya proyek. Jenis-jenis biaya dan manfaat yang manfaat proyek lebih besar daripadaarus biayanya saat ini
umum dapat dilihatpada Tabel 3.3 selama jangka waktu tertentu. Jika manfaat dari segi
Net Present Value cukup besar atau setidaknya lebih Berjalan, Peraturan Opsi untuk Eksistensi Pengetahuan Harapan
menangkap iklim mengembangkan spesies tentang bagi generasi
Menggunakan biaya peluang besar dari nol, maka proyek ini dianggap layak. ikan pembuatan ulang mendatang untuk
dan penentuan harga bayangan menikmati
Untuk dapat memperhitungkan faktor-faktor ekonomi Kerangka untuk mengatasi eksternalitas
dan sosial yang lebih luas, penting agar semua Agar eksternalitas dapat diberi nilai moneter konkrit,
sumber daya yang digunakan dinilai berdasarkan pertama harus diketahui jenis penilaianapa yang Nilai Penggunaanmencerminkansemua modal alam Misalnya, orang bersedia membayar uang untuk Gambar 3.4: Kerangka
Nilai Ekonomi Totalyang
penghitungan total biaya peluang(opportunity cost) akan digunakan pada berbagai fungsi jasa ekosistem. dan jasa ekosistem yang memiliki fungsi biofisik pelestarian situs unik seperti taman cagar alam digunakan dalam eCBA
terhadap perekonomian. Dalam suatu perekonomian, Kerangka Nilai Ekonomi Totalmengkategorikan tertentu bagi manusia. Fungsi-fungsi dan sumber sehingga memiliki pilihan untuk menggunakannya di
memang terdapat banyak distorsi seperti pajak, dan mengkuantifikasi nilai ekonomi modal alam daya tersebut diakses dan digunakan secara langsung masa depan.
30 upah atau subsidi. Ini berarti bahwa seringkali berdasarkan nilai kegunaan dan non-kegunaan bagi oleh manusia. Meski beberapa fungsi tersebut 31
barang sumber daya alam atau jasa lingkungan yang publik (lihat Gambar 3.4). memiliki harga pasar, banyak lainnya yang tidak. Nilai non-penggunaan bahkan lebih sulit lagi untuk
Jasa ekosistem yang dikelola dengan baik akan dinyatakansecara moneter, karena nilai-nilai tersebut
memperhitungkan biaya-biaya eksternal ini, yang akan tergantung pada pendapat berbeda-beda
Kotak 3.1:
Contoh • Pajak dan subsidi: Jika ada pajak atau subsidi yang signifikan, maka harga pasar tidak akan berakibat pada peningkatan arus pendapatan bagaimana seseorang atau masyarakat memandang
harga-harga
terdistorsi akan mewakili biaya modal peluang sosial (social opportunity cost of capital–SOC) dari dan terhindarnyabiaya kerusakan lingkungan dan nilai intrinsik (nilai melekat) dari aset alam tertentu,
suatu sumber daya. Alasannya adalah pajak atau subsidi hanya merupakan pembayaran pengelolaan yang buruk.Hal ini membuatpendapatan misalnya nilai budaya dan kepercayaan tertentu.
transfer ke/dari pemerintah. dan peningkatan biaya kerusakan lingkungan dapat
diprediksi (Gambar 1.5). Nilai eksistensiatau nilai keberadaan digunakan
• Upah bayangan: Tenaga kerja juga merupakan hal yang dikenakan pajak tinggi, dan untuk menilai spesies tertentu, seperti gajah,yang
juga salah satu di mana distorsi pasar seperti pengangguran (atau untuk Indonesia, Meneruskan spektrum nilai ini, nilai penggunaan memiliki nilai tertentu bagi masyarakat
kekurangan lapangan kerja) mengakibatkan biaya peluang lebih rendah dari upah pasar. sumber daya alam yang tidak diperdagangkan di lokal,namunbisa berbeda penilaiannya secara
Jika suatu proyek mempekerjakan pekerja yang sedianya menganggur, maka biaya pasarakan semakin sulit untuk dinyatakan secara nasional atau oleh masyarakat global.
ekonomi sesungguhnya dari pekerjaan mereka lebih rendah daripada upah mereka. moneter. Nilai penggunaan tidak langsungtidak
• Barang yang dapat diperdagangkan dan Nilai Tukar: Barang yang dapat diperdagangkan memiliki harga pasar namunmenyediakan fungsi jasa Mirip dengan nilai opsi, nilai warisanmengacu
harus dinilai dengan anggapan tidak ada hambatan perdagangan (yaitu, tidak ada lingkungan yang penting bagi masyarakat. Nilai ini pada kepuasan yang didapat banyak orang karena
pembatasan kuantitatif, tidak ada tarif impor/ekspor atau subsidi). Untuk produk yang baru akan terlihat begitu fungsinya rusak atau hilang. mengetahui bahwa persediaansumber daya alam dan
diekspor, penggunaan harga free-on-board (FOB) umumnya akan mengecualikan tarif Sebagai contoh,konversi lahan hutan yang berlebihan spesies satwa liar tertentu harus dilestarikan untuk
dan subsidi. Untuk barang yang tidak diperdagangkan, harga yang sesuai adalah biaya dapat mengakibatkan meningkatnya banjir atau generasi mendatang.
marjinal produksi jangka panjang. erosi. Biaya perbaikan kerusakan yang berdampak
pada mata pencaharian manusia tersebut kemudian Nilai non-penggunaansebagian besar ditentukan oleh
• Biaya yang berhubungan dengan keuangan: Pembayaran bunga dan pelunasan pokok menjadi nilai moneter yang sangat nyata. Dengan perilaku altruistik, yang berarti bahwa banyak pelaku
utang sering merupakan bagian penting dari penilaian keuangan. Hal ini dikecualikan demikian, nilai penggunaan tidak langsung dapat ekonomi menunjukkan kepedulian tanpa pamrih atas
dari eCBA karena proyek sedang dinilai biaya sosial dan manfaatnya, serta dampaknya diestimasi dengan menggunakan biaya yang timbul kesejahteraan orang lain. Dengan mengorbankan
terhadap penggunaan sumber daya. Bunga atas utang merupakan transfer dari akibat hilangnya suatu fungsi ekosistem penting. konsumsi sumber daya alam tertentu saat ini,
pembayar ke penerima pembayaran, dan tidak memengaruhi penggunaan sumber daya generasi sekarang bersedia membayar harga atau
atau keluaran. Kemudian, proses diskon eCBA memperhitungkan biaya peluang modal Nilai opsiatau nilai pilihan adalah pendekatan premi asuransi tertentu untuk memastikan bahwa
proyek dan pengeluaran operasional yang ditimbulkan (sehingga penghitungan biaya untuk menilaisuatu sumber daya yang belum akan generasi mendatang memiliki akses yang sama ke
keuangan akan menjadi penghitungan ganda). Argumen yang sama berlaku untuk bunga digunakan sekarang, namun opsi untuk menggunakan lingkungan alam tersebut.
yang dikapitalisasi selama konstruksi. sumber daya tersebut diinginkan di masa depan.
C hapter 3 : C hapter 3 :

Dengan demikian, nilai ekonomi total modal sekunder yang ada. Dengan demikian, untuk dapat dalam jangka yang lebih lama, risikonya akan tersebar • Melakukan analisis sensitivitas untuk melihat
alam dan jasanya tidak hanya terdiri dari nilai memperhitungkan ketidakpastian kualitas data, di seluruh populasi dan bukan hanya pada satu proyek, apakah perubahan asumsi parameter dasar
pengunaan,namun juga nilai non-penggunaanyang proses validasi oleh pemangku kepentingan untuk dan tidak ada pajak yang perlu diperhitungkan. seperti tingkat diskonto, biaya masukan,
ditentukan oleh kesediaan untuk membayar berbagai menilaiasumsi dan sumber data yang mendasari dll.,memberikanhasil perkiraan ± x%.
pelaku. Apabila nilai non-penggunaandiabaikan oleh penghitungan nilai moneter merupakan elemen Karena biaya dan manfaat intervensi pertumbuhan • Mengungkapkan asumsi (dalam urutan
perencana proyek, maka nilai perkiraan manfaat penting dalam proses eCBA. ekonomi hijaudapat membentang lintas dekade sensitivitas) kepada para pemangku kepentingan
yang mungkindisediakan oleh jasa ekosistem dapat dan bahkan berabad-abad, manfaat bersih yang utama dan ahli sektor untuk memeriksa validitas.
menjadi lebih rendah, atau bahkan nol karena sama Penghitungan Net Present Value (NPV) didiskonseringkali sangat sensitif terhadap pilihan Perlihatkan dimana data internasional atau
sekali tidak dihargai,dan pada akhirnya menyebabkan dan penentuan tingkat diskonto sosial tingkat diskonto . Salah satu poin utama yang perlu lainnya digunakan sebagaipengganti (proxy) data
penggunaan sumber daya alam yang berlebih. yang tepat dinyatakan adalah bahwa dampak lingkungan lokal.
Tingkat diskonto adalah suku bunga yang digunakan jangka panjang sering dihitungmenggunakan tingkat
Proses eCBA mencoba untuk menangkap nilai untuk menilai dan membandingkan arus manfaat diskontoyang lebih rendah daripada yang digunakan Tahap 7: Mempertimbangkan implikasi kebijakan
ekonomi total yang dihasilkan suatuproyek. Dalam dan biaya proyek, arus kas, lintas waktu. Suku bunga untuk proyek-proyek infrastruktur 20-50 tahun; Pada tahap akhir, perencana proyek perlu
praktiknya, penghitungan denganmetode eCBA tersebut mencerminkan nilai waktu dari uang: hal ini disebabkan faktor-faktor seperti ekuitas memberikan rekomendasi tentang cara terbaik
sebagian besar menggunakan data sekunder yang Masyarakat umumnya lebih menyukai menerima antargenerasi, sifat eksponensial penghitungan merancang kebijakan untuk memaksimalkan kinerja
tersedia terkaitnilai-nilai penggunaan langsung uang hari inidaripada tahun depan. Hal ini sebagian diskonto dalam jangka panjang, dan ketidakpastian pertumbuhan ekonomi hijau suatuproyek dan
dan tidak langsung. Dalam banyak kasus, nilai-nilai karena sifat intrinsik manusia yang tidak sabar, tetapi yang melekat selama jangka waktu yang lama (ini perekonomian pada umumnya.
non-penggunaan sangat sulit didapatkan karena juga memperhitungkan risiko dan ketidakpastian juga mencerminkan konsep ‘dampak yang tidak dapat
kurangnya penelitian primer yang menerapkan teknik arus kas masa depan. Dengan demikian, semakin dipulihkan’). Tujuan utamanya adalah untuk menarikinvestasi
penilaian ekonomi total. besar ketidakpastian sisi investor mengenai arus kas yang akan mendukung pelaksanaan intervensi
masa depan, semakin tinggi faktor diskonto yang Tahap 6: Membuktikan temuan pertumbuhan ekonomi hijauyang diidentifikasi
Idealnya, studi eCBA dapat menghasilkan data digunakan atau semakin tinggi biaya peluang modal Setelah eCBA berhasil dihitung, diskusi dengan tersebut. Rekomendasi yang diberikan harus
primer untuk mengkuantifikasi nilai-nilai non- lintas waktu (Lihat Kotak 3.2.). pemangku kepentingan utama perlu dilakukan mengidentifikasi kebijakan pengampu, berbasis
penggunaan dengan menggunakan teknik seperti untuk mengkonfirmasi keakuratan dan keandalan insentif, dan kebijakan investasi yang mungkin
contingent valuation, travel cost atau hedonic Namun, dari sudut pandang kebijakan publik, hasil. Semakin terbuka dan transparan model dan diperlukan untuk menarik investasi.
pricing,dan sejenisnya. Ini adalah metode survei perencana proyek publik mungkin akan lebih temuannya, semakin tinggikredibilitas studi eCBA.
yang langsung menanyakan kepadamasyarakat memilih untuk mengambil tingkat diskontoyang lebih Langkah-langkah berikut biasanya dilakukan untuk Idealnya, eCBA akan memberikan dasar argumen
yang terkena dampak kesediaan membayar rendah. Alasannya adalah bahwa setiap uang yang memvalidasi temuan: bisnis bagi pemerintah untuk dapat ditunjukkan
atau menerima ganti rugi ataspenggunaan atau diinvestasikan sekarang akan segera menciptakan • Menetapkan tingkat akurasi yang diperlukan (± kepada calon investor.
32 mpemeliharaan jasa lingkungan tertentu. Pada aset baru dan pendapatan. Secara umum, Tingkat x%). Pertanyaan kunci di sini adalah: Apakah ini 33
praktiknya, survei semacam ini sangat memakan Diskonto Sosial(Social Discount Rate –SDR) akan adalah analisis tingkat tinggi untuk mendorong
waktu dan sumber daya dan sangat bergantung secara signifikan lebih rendah daripada tingkat analisis lebih lanjut dan desain ulang proyek
pada ketersediaan anggaran proyek. Secara realistis, diskontosektor swasta yang digunakan dalam strategis,ataukah ini merupakan analisis rinci di
perencana dan konsultan yang menggunakan eCBA penilaian finansial proyek. Karena masyarakat dapat mana kebijakan mendasar dan keputusan rekayasa
harus dapat memanfaatkan penelitian dan data menikmatiaset yang diciptakan melalui proyek publik mungkin dilakukan?

Kotak 3.2 :
Net Present
Value(NPV) dan NPVdari suatu proyek adalah nilai manfaat bersih yang diperoleh saat ini (present value, PV) Kategori Permasalahan utama Jenis kebijakan spesifik
Internal Rate of yang dihitung dengan cara mengurangkan antara biaya dan manfaat selama umur proyek, dan dan pertanyaan
Return(IRR)
memperhitungkan tingkat diskonto untuk mendapatkan nilainya pada tahun dasar pelaksanaan proyek.
(Bt - Ct) Pengampu Mengidentifikasi penghambat praktis • Perencanaan tata ruang untuk mengatasi keterbatasan lahan/
NPV (i, N) = pelaksanaan. Bagaimana kebijakan/ medan
(1+i)t perencanaan dapat membantu? • Pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan tingkat keterampilan
Di mana tenaga kerja
B = Benefits / Manfaat • Pembiayaan untuk UKM dan usaha-usaha yang kekurangan kredit
C = Costs / Biaya lainnya
• Infrastruktur transportasi untuk menyediakan akses ke pasar
i = tingkat diskon keuangan atau ekonomi
• Pinjaman valas untuk mengimpor peralatan modal
t = lamanya proyek akan beroperasi (dalam tahun)

Jika NPV positif, maka proyek tersebut layak dijalankan. Atau lebih tepatnya: jika manfaat bersih Insentif untuk Mengidentifikasi bagaimana kebijakan • Subsidi dan insentif lainnya (Feed in Tariff, harga karbon. Subsidi
dikurangi biaya investasi pada tingkat diskonto yang telah ditentukan lebih besar dari nol maka sektor swasta dapat meningkatkan kemampuan Litbang)
investasi melalui pendapatan yang lebih • Keringanan pajak dan percepatan penyusutan nilai
dikatakan bahwa proyek memiliki Net Present Value (NPV) positif.
tinggi, biaya lebih rendah, risiko yang • Subsidi pinjaman dan jaminan pinjaman
berkurang • Jaminan harga atau volume (misalnya komitmen pada pengadaan
Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat diskonto yang diperlukan untuk memastikan bahwa NPV sektor publik)
setidaknya nol. Investor swasta biasanya menginginkan setidaknya 10% IRR dari suatu proyek yang
mencerminkan tingkat suku bunga alternatif apabila dana untuk proyek diinvestasikan dalam bentuk
aset lain seperti saham, surat utang pemerintah, atau proyek-proyek lainnya. Investasi Memeriksa kesinambungan fiskal, • Pengaturan fiskal yang jelas antara pemerintah pusat dan daerah
langsung kebutuhan modal dan lembaga dan seluruh kementerian tentang pendapatan dan pembagian
Catatan: Ketika menyesuaikan dengan inflasi NPV perlu menggunakan tingkat diskonto riil:
pemerintah pemerintah mana yang harus mendanai biaya (cost sharing)
r =[ (1+i) / (1+ π)] - 1 di mana π = tingkat inflasi
• Perjanjian pembiayaan yang jelas dengan Kementerian Keuangan
C hapter 3 : C hapter 3 :

Konsep Utama dan Referensi

Konsep Penjelasan Referensi Lanjutan Konsep Contoh

Analisis Biaya- Analisis Biaya-Manfaat (CBA) adalah sebuah metode untuk • Asian Development Bank, Biaya Peluang Contoh: Bagaimana menilai manfaat investasi pada mobil hemat bahan bakar baru?
Manfaat (CBA) mengevaluasi keuntungan finansial nettodari suatu proyek. 2013, Cost-Benefit Analysis (opportunity
CBA dapat diterapkan untuk proyek swasta maupun publik. for Development: A Practical cost) Dalam menilai intervensi yang menghemat bahan bakar, penting untuk menilai
CBA bertujuan untuk menentukan apakah suatu proyek Guide, http://www.adb.org/ penghematan biaya penuh pada pasar internasional, bukan harga riteldomestik yang juga
menarik dari segifinansial. Pada prinsipnya CBA mengukur sites/default/files/institutional- mencakup subsidi pemerintah. Hal ini karena penghematan satu unit bahan bakarakan
nilai bersih suatuproyek dalam nilainya sekarang. Nilai document/33788/files/cost- menghemat harga ritel bagi konsumen dan menghemat subsidi pemerintah; total
didefinisikan sebagai selisih antara manfaat dan biaya. benefit-analysis-development.pdf penghematan ini akan sama dengan harga internasional atau harga pasar tidak terdistorsi
Maka, CBA menghitung nilai sebagai selisih antara biaya sesungguhnya.
dan manfaat suatu proyek dalam kurun waktu tertentu. • OECD, 2006, Cost-Benefit Analysis
Dalam konteks proyek publik, yang lebih umum digunakan And The Environment: Recent Pengunaan bahan Harga bahan bakar Harga Internasional
adalah biaya dan manfaat ekonomi daripada biaya murni Developments, http://www. bakar (liter/tahun) domestik(Rp/liter) (Rp/liter)
finansial.Ini berarti bahwa eksternalitas ekonomi, distorsi oecd.org/environment/tools-
evaluation/36190261.pdf Mobil lama 500 6500 10,000
harga, dan biaya peluang dapat dimasukkan ke dalam
perhitungan. Mobil baru 300 6500 10,000
CBA dapat dihitung sebelum proyek dimulai, atau pada • European Union, 2008, Guide to
saat dan setelah proyek diimplementasikan, sebagai alat Cost Benefit Analysis of Investment
untuk memantau dan mengevaluasi. CBA juga berguna Projects, http://ec.europa.eu/
untuk mengukur dampak intervensi atau perubahan dalam regional_policy/sources/docgener/ Manfaat finansial Manfaat perorangan Manfaat pemerintah Total biaya peluang
proyek. Walau demikian, CBA tidak biasa digunakan untuk guides/cost/guide2008_en.pdf
mengevaluasi program dan kebijakan, meskipun pada Hemat bahan bakar Hemat bahan bakar Hemat subsidi Bahan bakar x hemat
prinsipnya dapat digunakan untuk mempelajari efek dari • Belli, P., Anderson, J. R., Barnum, x harga bahan bakar x harga bahan bakar beras internasional
H.N, Dixon, J. A., Tan, J-P, 2001, domestik domestik
perubahan parameter politik tertentu.
Langkah-langkah pelaksanaan CBA terdiri dari empat Economic Analysis of Investment 200 x 6,500 = 200 x 6,500 = 200 x 3,500 = 700,000 200 x 10,000 =
kegiatan utama. Kegiatan pertama adalah memperjelas Operations. Analytical Tools and 1,300,000 Rp/tahun 1,300,000 Rp/tahun Rp/tahun 2,000,000 Rp/tahun
spesifikasi proyek (yakni batas, spesifikasi teknis). Setelah Practical Applications, World
itu, data biaya dan manfaat keuangan (atau ekonomi) Bank Institute, http://www-
34 dikumpulkan. Selanjutnya, nilai dihitung menggunakan wds.worldbank.org/servlet/ 35
rumus NPV. Terakhir, hasilnya divalidasi dan dianalisis untuk WDSContentServer/WDSP/
sampai pada keputusan tentang proyek. IB/2006/01/27/000160016_ Contoh menghitung NPV suatu proyek. Sebuah proyek kecil memperkirakan biaya dan
20060127112546/Rendered/ manfaatnya sebagai berikut:
PDF/298210REPLACEMENT.pdf Net Present Jangka waktu proyek: 6 tahun
Value(NPV) Suku bunga: 10%

Tingkat Penerapan diskontodilakukan untuk membandingkan Untuk diskusi selengkapnya tentang Biaya pada tahun 1 dan tahun 2: Rp 500 juta dan Rp 400 juta
Diskonto Sosial biaya dan manfaat yang terjadi dalam periode waktu yang pentingnya tingkat diskon sosial, Manfaat diterima setelah tahun 3 hingga tahun 6: masing-masing Rp 200 juta, Rp 300 juta,
berbeda. Tingkat di mana biaya dan manfaat dibandingkan lihat Stern (2006) The Economics of Rp 400 juta, dan Rp 500 juta
lintas waktu (‘didiskon’) disebut Tingkat Diskonto Sosial Climate Change.
(Social Discount Rate–SDR).SDR yang digunakan dalam
Tahun Biaya Manfaat Manfaat DF 10% PV 10%
eCBA biasanya lebih rendah daripada tingkat diskonto
(1) (IDR) (IDR) bersih (5)=1/(1+r)t (6)=(4-5)
yang digunakan dalam suatu penilaian finansialatau analisis
(2) (3) (4)=(3-2)
biaya-manfaatfinyaansialng hanya mempertimbangkan
biaya pasar dan manfaat dari sudut pandang investor 1 500 (500) 0,909 (454,5
swasta. 2 400 (400) 0,826 (330,4)

Kajian GGGImenggunakan SDR (riil) sebesar 5% dalam 3 200 200 0,751 150,2
analisis, yang berada sedikit di bawah kisaran standar untuk 4 300 300 0,683 204,9
negara-negara berkembang (8-15%). Hal ini mencerminkan 5 400 400 0,620 248
kuatnya pengaruh perubahan iklim dan dampak lingkungan
jangka panjang dalam analisis tersebut. Pengembang 6 500 500 0,564 282,0
sektor swasta atau perusahaan milik negara biasanya total NPV 100,2
memperhitungkan faktorBiaya Modal Rata-rata Tertimbang
(Weighted Average Cost of Capital –WACC) sebesar
10% atau lebih ketika melakukan studi kelayakan. Hal ini
Investasi yang layak dari NPV>0 pada tingkat diskon 10%
mencerminkan persepsi tingkat risikoinvestasi yang akan
• Nilai manfaat PV = IDR 885,5, nilai biaya PV = (IDR 784,9)
dilakukan dan terdiri dari rata-rata tertimbang sejumlah
• B/C bersih = (885,5/784,9) = 1,13 ... biaya setiap unit memberikan manfaat bersih
asumsi biaya utang dan ekuitas, risiko perusahaan/proyek,
sebesar 1,13
akses keuangan, karakteristik investor dan sejenisnya.
bab 4 :

bab 4:

Studi Kasus 1: KIPI Maloy ibukota provinsi, Samarinda. Proyek ini terletak

Dua Studi Kasus


Studi kasus pertama adalah Kawasan Ekonomi Khusus di KawasanEkonomi Trans Kalimantan (Trans
Maloy (saat kajian dilakukan status kawasan masih Kalimantan Economic Zone –TKEZ) dan mendukung

dalam Penerapan
berupa Kawasan Industri Dan Pelabuhan Internasional, pengembangan Kalimantan Timur sebagai Oleo-
atau KIPI) di Kalimantan Timur. Penilaian ini dilakukan chemical Industrial Cluster, dan sebagai hub

Metodologi eCBA
atas permintaan Badan Perencanaan Pembangunan agroindustri dan energi. Ekspansi pelabuhan mencapai
Daerah (Bappeda)Kalimantan Timur. Ruang lingkup total lima terminal, yang tiga di antaranya merupakan
analisis mempertimbangkan manfaat pertumbuhan pembangunan pelabuhan yang sangat signifikan:
ekonomi hijau bertahap dari proyek KIPI Maloy, relatif 1. Pelabuhan Minyak Kelapa Sawit Mentah/
terhadap skenario baselineyang ada untuk proyek Crude Palm Oil (disisi Barat semenanjung)
sebagaimana tercantum dalam Dokumen Rencana 2. Pelabuhan Kargo dan Kontainer
Induk dan Teknis Desain (DED) Proyek. Terhadap (disisi Timur semenanjung)
baselineitu sendiri belum diterapkan eCBA karena 3. Pelabuhan Batubara (diujung selatan semenanjung
Pengantar sebagian besar sudah dilaksanakandan sudah ada untuk terhubung dengan fasilitas pengolahan
36 kegiatan konstruksi tertentu yang berjalan. Penilaian batubara pulau Miang) 37

M
etodologi eCBA berguna untukmembantu Kedua studi kasus tersebut menunjukkan perbedaan yang disajikan di sini tidak memastikan apakah proyek
kita memahami dan menilai biaya- signifikan dalam konteks lokal dan rencana integrasi KIPI Maloy secara keseluruhan positif atau negatif Proyek KIPI Maloy didukung oleh pembangunan
biaya eksternal berbagai proyek, tujuan-tujuan sosial dan lingkungan ke dalamnya. bagi pertumbuhan ekonomi hijau, melainkan hanya infrastruktur di daerah sekitarnya:
dari pengembangan infrastruktur dan industri Kekhususan inilahyang akan mendorong fokus analisis. menjelaskan bahwa manfaat pertumbuhan ekonomi 1. Jalurkereta api kargo sedang dibangun untuk
hinggapelestarian ekosistem dan/atau proyek restorasi. Proyek KIPI Maloy tidak dikembangkan dengan fokus hijaudapat ditingkatkan melalui investasi dalam mengangkut batubara dari tambang batubara
Metodologi eCBA membantu menilai dampak khusus pada pertumbuhan ekonomi hijau.Walaupun berbagai intervensi pertumbuhan ekonomi hijau. pedalaman ke Maloy.
marjinal dari potensi strategi mitigasi dan desain ulang skenario dasarsudah didefinisikan dengan baik dan Walaupun buku panduan ini memberikan rekomendasi 2. Sebuah jalan tol sedang dibangun untuk dapat
terkait indikator pertumbuhan ekonomi hijauuntuk didokumentasikan, skenario pertumbuhan ekonomi tentang bagaimana membuat proyek lebih “hijau”, meningkatkankonektivitas dengan Samarinda
proyek-proyek tersebut. Dengan kata lain, eCBA hijaudan sembilan potensi intervensi pertumbuhan pada akhirnya apakah proyek ini dianggap dan sejumlahpelabuhan di sepanjang pesisir timur
dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja sosial ekonomi hijaudapat disesuaikan dengan rencana proyek sudah “cukup hijau” akan menjadi keputusan para Kalimantan antara kota Bontang dan Maloy.
dan lingkungan “proyek konvensional”, atau untuk yang sudah ada. Sebaliknya, Proyek Restorasi Ekosistem pengambil kebijakan. 3. Jalan darat yang sudah ada yang sering digunakan
mengukur total manfaat ekonomi dari “proyek hijau”. Katingan memang dirancang sebagai proyek hijau sejak untuk mengangkut minyak kelapa sawit akan
awal, dan dengan sendirinya sudah merupakan skenario Desain KIPI Maloy: diperlebar dan diperkuat.
Bab ini menerapkan metodologi eCBA yang disajikan pertumbuhan ekonomi hijau. Studi kasus KIPI Maloy Konektivitas Regional dan Dampak 4. Pembangunan infrastruktur akan memfasilitasi
pada bab sebelumnya terhadapdua contoh konkrit, lebih fokus pada proses yang menghasilkan identifikasi Sesuai strategi transformasi ekonomi dan Visi Hijau integrasi eksploitasi sumber daya alam dan
dan menggambarkan proses teknis yang dilakukan dan penilaian intervensi pertumbuhan ekonomi hijau, Kalimantan Timur tahun 2030, pengembangan KIPI pengembangan industri hilir; oleh karena itu
untuk mengembangkan suatu eCBA. Contoh pertama sedangkan studi kasus Katingan fokus pada nilai tambah Maloy bertujuan untuk mendukung pengembangan KIPI Maloy diharapkan memiliki dampak yang
adalah Kawasan Ekonomi Khusus Maloy (Kawasan eCBA pada proyek yang sudah ada, yakni identifikasi cluster industri kompetitif untuk meningkatkan signifikan terhadap produksi dan perdagangan
Industri Dan Pelabuhan Internasional, atau KIPI) di dan artikulasi persoalan dan rekomendasi kebijakan. kegiatan ekonomi bernilai tambah yang berasal minyak sawit dan batubara regional.
Kalimantan Timur, yang bertujuan untuk memacu dari industri berbasis sumber daya alam, khususnya
pengembangan cluster industri kompetitif yang Kedua studi kasus tersebut memberikan kerangka minyak kelapa sawit dan batubara. Maka KIPI Maloy TKEZ merupakan pembangunan multi-tahun dan
berfokus pada minyak kelapa sawit dan pengolahan analisis yang kokohuntuk mendorong optimalisasi seharusnya tidak dilihat terpisah dari bentang sedang berada dalam berbagai tahap pembangunan.
batubara. Contoh kedua adalah Proyek Restorasi kinerja pertumbuhan ekonomi hijaupada perencanaan ekonomi dan ruang wilayah yang lebih luas, karena Sebagian pembangunan infrastruktur sudah dibiayai
Ekosistem Lahan Gambut Katingan di Kalimantan proyek berbasis industri maupun berbasis ekosistem. pengembangannya kemungkinan akan berdampak dan telah dirintis, sedangkan yang lain masih
Tengah, yang bertujuan untuk mencegah konversi Keduanya sangat relevan dengan upaya Indonesia pada keseluruhan strategi ekonomi dan pemanfaatan dalam tahap konsep atau perencanaan. Laporan
hutan gambut menjadi lahan perkebunankelapa untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lahan di seluruh daerah. ini berkonsentrasi pada aspek-aspek proyek yang
sawit dan konsesi pengusahaan hutanmelalui berkelanjutan melalui pengembangan Kawasan dapat diperoleh informasinya, yaitu KIPI Maloy
komersialisasi kredit karbon sukarela dan jasa Ekonomi Khusus, berdasarkan pengolahan sumber KIPI Maloy terletak di Kabupaten Kutai Timur, dan infrastruktur pendukungnya. Aspek “inti”
ekosistem lainnya. daya alam, manufaktur, dan jasa ekosistem (ekowisata). Kalimantan Timur, sekitar 200 km Timur Laut dari tersebutdiuraikan dalam Tabel 4.1 di bawah.
bab 4 : bab 4 :

Aspek proyek Gambaran Risiko dan Peluang Analisis FGD dengan


dokumen teknis Ulasan Konsultasi Pengembangan Validasi
pemprov &
(Rencana Induk, AMDAL Publik Skenario BAU BAU
pengembang
Ketenagalistrikan Pembangkittenaga batubara 1.4GW sedang - Polusi udara dari pembakaran
DED)
direncanakan, akan bersumber tenaga dari batubara batu bara.
Bitumen dan Sub-Bitumen lokal. - Ketersediaan sumber bahan bakar
alternatif. Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap
Pengolahan Batubara Batubara yang dibawa ke Maloy diharapkan melalui - Pupuk merupakan kontributor
1 2 3 4 5 6
pengolahan dasar seperti pencucian yang sesuai penting bagi perekonomian
dengan peraturan ekspor Indonesia. Di PT Batuta Kalimantan Timur, dan sangat • Mengulas • Pemetaan • Memperjelas • Pemetaan • Inventarisasi • Validasi skenario
Chemical Industrial Park (BCIP) di Sangatta, pabrik bergantung pada pasokan gas alam rancangan proyek bentang alam status proyek masalah kegiatan dan dengan pemangku
batubara-ke-cairan dan amonia/amonium nitrat juga yang cadangannya semakin menipis. • Mengidentifikasi yang ada dan ruang untuk • Penentuan asumsi utama kepentingan
sedang direncanakan. - Gasifikasi batubara merupakan lokasi dan sebelumnya dan intervensi GG prioritas masalah • Inventarisasi utama
solusi alternatif untuk daerah untuk potensi dampak • Memperjelas • Masukan risiko dan
mengamankan pasokan. dikembangkan negatif desain dan untuk mitigasi/ peluang utama
• Kegiatan yang kegiatan proyek rancangan ulang • Inventarisasi
Perkebunan dan Sekitar 2,9 Mt CPO (70% dari total) diperkirakan akan - Risiko mempercepat deforestasi
direncanakan • Konfirmasi data eksternalitas
Pengolahan Kelapa Sawit memasok industri berbasis di Maloy. Sekitar 1,9 Mt dan konversi ke kelapa sawit
• Infrastruktur yang penggunaan lahan terkait sosial dan
CPO (sisa 30%) akan melewati Pelabuhan Maloy dalam menanggapi peningkatan
dibutuhkan dan koherensi lingkungan
setiap tahunnya untuk ekspor internasional.1 permintaan regional dari industri
• Kapasitas dengan rencana
berbasis di Maloy.
pengolahan dan tata ruang
Jalan Jalan Tol sepanjang 254 km sedang dibangun antara - Risiko degradasi lingkungan masukan yang • Pemetaan
Maloy, Sangatta dan Samarinda (dan seterusnya karena jalan akan melalui dibutuhkan infrastruktur
ke Balikpapan). Taman Nasional Kutai.2 pendukung yang
diperlukan
Rel kereta Rel kereta pengangkutan sepanjang 135 km sedang - Pembukaan lahan untuk
dibangun antara Maloy, Sangatta dan tambang pembangunan rel kereta.
batu bara di Kutai Timur dan kabupaten lainnya - Rel kereta ini direncanakan untuk
di Kalimantan Timur. transportasi batubara saja, dan
tidak akan memberi manfaat kepada Pengembangan Skenario untuk kawasan industri tersebut. Diskusi terpisah Gambar 4.1:
kegiatan ekonomi lainnya. Pertumbuhan Ekonomi Hijau dengan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) juga
Pengembangan Skenario
BaselineKIPI Maloy
38 Pengiriman Sebuah terminal penyimpanan dan ekspor CPO sedang - Tumpahan minyak, debit air ballast
untuk KIPI Maloy diadakan untuk mengenali masalah-masalah potensi 39
Setelah mempelajari dokumen proyek, termasuk dampak lingkungan dan sosial dari KIPI Maloy.
dibangun di sisi barat Maloy untuk pengiriman sekitar dan meningkatnya polusi udara yang
Rencana Induk, AMDAL, DED, kajianliteratur Diskusi-diskusi tersebut memungkinkan identifikasi
1,9 Mt CPO setiap tahunnya ke pasar internasional. mengancam rusaknya ekosistem
lebih lanjut, dan lokakarya pemangku kepentingan risiko spesifik dan peluang yang hilang jika proyek
mangrove yang kaya.
yang diadakan di Samarinda pada Oktober 2013, dijalankan mengikuti skenario BAU.
sub-bagian ini menyajikan “Skenario Pertumbuhan Risiko-risiko tersebut meliputi:
Ekonomi Hijau ”yang fokus pada sembilan “intervensi • Risiko terjadinya percepatandeforestasi untuk
Tabel 4.1: Aspek utama
Rencana Pengembangan
Skenario Baseline KIPI Maloy ini direncanakan. Analisis baselinememungkinkan pertumbuhan ekonomi hijau” untuk KIPI Maloy. konversi perkebunan kelapa sawit guna memasok
KIPI Maloy Skenario baselineyang dipahami dan diartikulasikan identifikasi dampak/biaya pertumbuhan ekonomi Skenario yang dikembangkan di sub-bagian ini industri hilir CPO KIPI Maloy;
dengan jelas sangat diperlukan untuk pengembangan hijauyang negatif atau kehilangan kesempatan/ harus dipertimbangkan terhadapbaselineyang • Risiko peningkatan polusi udara terkait produksi
eCBA. Skenario baselinedalameCBA sering mengacu pendapatan, untuk mengembangkan atau dibuat pada sub-bagian di atas. Perlu dicatat bahwa listrik tenaga batubara;
pada skenario BusinessAsUsual (BAU). Mengingat merancang ulang intervensi yang akan memberikan skenario baseline dengan KIPI Maloy mungkin tidak • Risiko pencemaran air dan perusakan ekosistem
bahwa pengembangan KIPI Maloy sudah dilakukan– kontribusi pada hasil pertumbuhan ekonomi hijau. sejajar dengan jalur pembangunan yang optimal mangrove Maloy yang kaya
yakni, pilihan BAU– di mana penggunaan lahan dan KIPI Maloy sudah diintegrasikan ke dalam rencana untuk Indonesia; sekalipun proyek ini sepenuhnya
aktivitas di atas lahanyang ada akan dipertahankan pembangunan daerah dan nasional. Dokumen sesuai dengan peraturan lingkungan yang sudah Intervensi yang diusulkan agar KIPI Maloy
menjaditidak relevan. Akan tetapi, sebagian besar penting perencanaan, seperti Rencana Induk ada, terdapat berbagai faktor eksternalitas dan beralihmenuju “Skenario Pertumbuhan Ekonomi
kegiatan masih belum dilakukan pada saat analisis, Proyek dan DED, dapat digunakan untuk memahami tata kelola, kebijakan dan kelembagaan yang Hijau”diringkas padaTabel 4.2 berikut. Intervensi
sehingga memberikan peluangberharga untuk desain proyek, perubahan penggunaan lahan yang dapat menghalangi KIPI Maloy mencapai kinerja ini diperkirakan akan memberikan manfaatbersih
melakukan rancang ulang. direncanakan, dan kegiatan pembangunan. Analisis “Pertumbuhan Ekonomi Hijau” yang optimal. positif bagipara pemangku kepentingan terkait
Dampak Lingkungan (AMDAL) telah dilakukan pengembangan KIPI Maloy. Perlu dicatat bahwa ini
BaselineBAU proyek KIPI Maloy ini mengacu pada dan dapat digunakan untuk menggambarkan Serangkaian Diskusi Kelompok Fokus (FGD) bukanlah merupakan daftar dampak yang tuntas,
pelaksanaan KIPI Maloy estateseperti yang saat baselinebentang alam dan lingkungan yang ada. diselenggarakan dengan peserta dari instansi melainkan pilihan intervensi strategis yang secara
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan dari eksplisit disarankan para pemangku kepentingan
pihak pengembang proyek. Tujuan FGD adalah proyek. Masing-masing intervensi telah dimasukkan
1
Ada beberapa perbedaan antara total produksi yang dilaporkan dan penggunaan lahan, dan asumsi-asumsi pada DED Maloy.
Hal ini karena hasil diasumsikan dalam DED, 4.2t/ha, berbeda dari hasil tersirat dalam Statistik Tahunan Kalimantan Timur untuk lebih memahami rancangan KIPI Maloy ke dalam skenario kuantitatif dan terukur secara
sebesar 5.9t/ha. dan bagaimana proyek ini terintegrasi ke dalam moneter dalam eCBA. Rincian tentangpemangku
2
Diskusi lebih lanjut dengan pemerintah daerah menetapkan bahwa sudah ada pemukiman di dalam taman nasional, yang membuat perencanaan ekonomi dan tata ruang wilayah kepentingan mana saja yang terpengaruh dan
otoritas pemerintah mengakui secara administratif kegiatan manusia di taman tersebut melalui pembentukan desa-desa. Masalah ini
yang lebih luas. Diskusi seperti ini juga diperlukan dampak apa yang dipertimbangkan untuk setiap
kemudian berkembang menjadi bagaimana cara yang lebih baik untuk mengintegrasikan masyarakat tersebut ke dalam perekonomian
untuk mengkaji persoalan yang berkaitan dengan intervensi yang diusulkan dicantumkan padabagian
daerah untuk menekan degradasi ekosistem lokal; oleh karena itu ekowisata disarankan sebagai strategi ekonomi potensial untuk
melestarikan bentang alam yang ada melalui pengembangan kegiatan yang menghasilkan pendapatan berbasis ekosistem. infrastruktur pendukung dan pasokan bahan baku Jalur Dampak dan pemodelan eCBA di bawah ini.
bab 4 : bab 4 :

Mengidentifikasi Jalur mekanisme yang dijalankan dan metodologi di


Dampak untuk KIPI Maloy balik penilaian biaya dan manfaat, namun proses
KerangkaJalur Dampak membantu menentukan menuju pengembangan jalur dampaklah yang
lingkup analisis eCBA dan mengidentifikasi akan menentukananalisis dan keputusan strategis Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap Tahap
indikator dan hasil utama yang dicakup buku
ini dalam pendekatannya. Kolom terakhir pada
di masa depan. Oleh karena itu, penting agar
lembagapemerintah yang bertanggung jawab atas
1 2 3 4 5 6 7
RVLW 4.3 mengidentifikasi keluaran Pertumbuhan pengembangan proyek yang memimpin proses
Hijaumana yang terdampak oleh intervensi. ini. Langkah 1 sampai 3 pada Gambar 4.2 berikut
Sangat penting agar Jalur Dampak ini tidak memerlukan pengetahuanekonomi atau
Identifikasi
mengidentifikasi indikator kuantitatif yang jelas keterampilan pemodelan tertentu dari para praktisi. Identifikasi opsi Pemetaan Analisis Biaya
Pengumpulan Manfaat Validasi Pertimbangan
untuk hasil, yang akan memungkinkan analisis ini Langkah 4 dan 5 memakan waktu lebih banyak dan baseline Pertumbuhan Alur data
proyek Dampak yang Temuan implikasi
untuk mendapatkan nilai ekonomi terkait perubahan secara teknis lebih menantang. Di negara-negara di Ekonomi
Hijau diperluas
yang diinginkan dalam hasil. Analisis jalur dampak mana eCBA sudah digunakan, lembaga pemerintah
dirancang sebagai kerangka logis dan praktis untuk cenderung akan mengontrak konsultan eksternal
digunakan para pembuat kebijakan sebagai panduan untuk melakukan pengumpulan data, analisis, dan Konsultasi Konsultasi Mengidentifikasi Mengumpulkan Menghitung Validasi temuan Mempertimbangkan
untuk mengarusutamakan masukan dan umpan pemodelan ekonomi. dengan para dengan para keluaran, hasil data dari biaya dan dengan para implikasi hasil
balik para pemangku kepentingan, mengidentifikasi pemangku pemangku dan dampak dokumentasi manfaat dari pemangku untuk kebijakan
risiko dan peluang, dan memetakan perhatian utama Jalur dampak yang jelas akan menjamin konsistensi kepentingan kepentingan proyek intervensi kepentingan
para pemangku kepentingan. dan koherensi antara visi lembaga pemerintah proyek ekonomi hijau
denganhasil analisis. Setelah keluaran dan hasil yang Kajian Konsultasi Menilai Mengumpulkan Menilai biaya Validasi temuan Mempertimbangkan
Jalur dampakmencerminkanarsitektur eCBA diproyeksikan dengan jalur dampak dinilai secara dokumentasi dengan materialitas data pasar lokal dan manfaat dengan para implikasi untuk
dan menggerakkansemua langkah berikutnya kuantitatif dan moneter, lembaga pemerintah dapat proyek para ahli bagi masyarakat pemangku rancang ulang
dalam rangkapenilaian biaya dan manfaat. menentukan prioritas intervensi dan investasi, dan kepentingan proyek dan investasi
Meskipun penting untuk memahami secara jelas melanjutkan dengan keputusan perencanaan strategis. Kajian Identifikasi Mengumpulkan
literatur lingkup data teknologi
untuk CBA internasional
Table 1.1: Sources
of Indicators
40 41

Aspek proyek Intervensi Pertumbuhan Ekonomi Hijau


Pembangkitan Listrik 1. S
 ubstitusi parsial batubara ke biomassa dalam Masukan Keluaran Hasil Dampak
pembangkitan listrik

Pengolahan Batubara 2. G
 asifikasi batubara untuk pembangkitan listrik
Pembiayaan dan sumber Ukuran kuantitatif Pemangku kepentingan Apakah ini akan terjadi
Perkebunan Kelapa Sawit 3. P
 enerapanPraktik Manajemen Terbaik daya lainnya yang telah perubahan mana yang terkena dampak? bagaimanapun juga?
(Best Management Practices - BMP) diberikan Apa hasilnya bagi mereka, Apa rona awalnya?
dalam Rupiah?
Jalan 4. Perluasan jalan untuk mengembangkan kawasan wisata
Tabel 4.2: Intervensi
Pertumbuhan Ekonomi
Rel kereta 5. Jalur kereta dialihkan mengikuti rute jalan yang ada Hijauyang diusulkan
untuk KIPI Maloy
6. Jalur kereta dikonversi untuk mengakomodasi angkutan CPO

Pelayaran
7. Cold-ironing (daya on-shore)
8. Penggantian cat antifouling
9. Program Pengolahan Air Ballast
bab 4 : bab 4 :

Tabel 4.3: Jalur Dampak dari satu intervensi


pertumbuhan hijau utama: Substitusi biomassa
untuk pembangkit listrik tenaga batubara

Tabel 4.3 menggambarkan jalur dampak yang Biomassa diasumsikan memiliki jejak karbon
Kegiatan Intervensi Dimoneti- Keluaran Pemangku Hasil Hasil Positif / Hasil dibuat untuk salah satu dari sembilan intervensi noldanjejak emisi udara yang kecil (dengan alasan
Gg sasi Kepentingan Negatif/ Manfaat Pertumbuhan pertumbuhan ekonomi hijau, yaknisubstitusi parsial bahwa cangkang sawit, produk sampinganindustri
Dalam Yang Terkena Biaya Ekonomi biomassa untuk pembangkit listrik. Dampak- minyak sawit, merupakan produk limbah dan
Cba? Dampak Hijau
dampak yang dimasukkan dalam eCBA (ditandai bukan pendorong pengurangan deforestasi
 Perubahan Dampak global Perubahan iklim Emisi GRK
dengan “”) didefinisikan secara sangat ketat pada skala ini). Pengurangan emisi karbon dinilai
dalam emisi CO2 dimitigasi
dalam kaitannyadengan dampak dan pemangku menggunakan Beban Sosial Karbon ($78/tCO2),
 Perubahan Hilir arah angin/ Dampak pada Pembangunan
kepentingan, karena hal ini harus benar-benar jelas yakni perkiraan kerusakan ekonomi global di
dalam polutan Masyarakat lokal kesehatan sosial
agar penilaian dapat benar-benar kuat. Dampak- masa depan akibat perubahan iklim yang dapat
udara lainnya dan pekerja dan kualitas
dampak kuantitatif yang tidak masuk dalam eCBA, dihubungkan dengansetiap ton karbon dioksida
(SOx, NOx, PM) kehidupan
terhindari atau kegiatan-kegiatan yang dianggap sebagai bagian yang dilepashariini. Emisi udara dinilai menggunakan
dari skenario Aspiratif Pertumbuhan Ekonomi Hijau biayamortalitas, morbiditas dan visibilitas yang
 Perubahan Perusahaan Biaya adaptasi (Biaya bahan Pertumbuhan
kualitatif, bukan Skenario Pertumbuhan Ekonomi meningkat bagi wilayah dengan penduduk semi-
dalam kinerja pembangkit teknologi, bakar bisa ekonomi
keuangan listrik dan/atau perubahan lebih rendah Hijau itu sendiri, didefinisikan lebih longgar(dan padat di Indonesia. Cangkang sawitdianggap sebagai
pembangkit perusahaan yang biaya bahan tergantung harga ditandai dengan “” - lihat juga petunjuk di bawah ini). produk limbah murni sehingga tidak ada dampak
listrik beroperasi bakar dan bahan bakar) tambahan penggunaan lahan dan ekosistem.
di perkebunan biaya opera- Memahami hasil analisis eCBA
sional lainnya dan implikasi kebijakan Biaya bruto sepenuhnya bersifat ekonomis, dengan
 Pembentukan Perkebunan Kela- Industri-industri Pertumbuhan Berdasarkan proses identifikasi asumsi, melakukan persyaratan modal di muka sebesar $9 juta untuk
rantai pasokan pa Sawit, Industri hijau yang baru ekonomi analisis biaya-manfaat, menilai hasil-hasil yang retrofit pabrik batubara, dan peningkatan biayabahan
energi terba- Ketenagalistrikan, berbeda, dan pemodelan keuangan (seluruhnya bakar sebesar $11,5 juta/tahun seiring batubara diganti
rukan untuk Pemerintah Dae- tercantum dalam Lampiran 1), diperkirakanbahwa dengan cangkang sawityang lebih mahal (cangkang
cangkang sawit rah dan Pusat intervensi pertumbuhan ekonomi hijau ilustratif dari sawitmahal karena biaya transportasi dan pulverisasi;
 Peningkatan Perubahan iklim Emisi GRK penggantian sebagian biomassa untuk pembangkit di tingkat perkebunancangkang sawitmerupakan
produksi dimitigasi listrik tenaga batubara – yakni, menggantikan 2% produk limbah). Biaya tersebut berdasarkan data dari
energi
dari batubara yang direncanakan untuk dibakar – IEA dan IRENA, dan harga pasar lokal.
terbarukan
akan menghasilkan $32 juta dalam bentuk manfaat
 Peningkatan PLN dan/atau Potensi Kemungkinan Ketahanan
sosial bersih. Angka bersih ini terdiri dari emisi GRK Dari sudut pandang bisnis, intervensi ini hampir pasti
Substitusi keragaman perusahaan yang meningkat- berkurangnya
positif yang kuat dan manfaat pembangunan sosial akan mengakibatkan penurunan marjin keuntungan.
dari batubara pasokan bekerja di KIPI nya paparan paparan terhadap
42 ke tenaga bahan bakar Maloy terhadap perubahan harga
(kondisikesehatan manusia yang lebih baik akibat Memang, indikator pertumbuhan ekonomi bersifat 43
biomassa gejolak harga bahan bakar pengurangan polusi udara), yang diimbangi biaya negatif, yang berarti bahwa investasi yang dibutuhkan
Ketenaga- cangkang sawit karena harga batu ekonomi. Manfaat brutodidapat dari berkurangnya untuk melaksanakan intervensi yang diusulkan di atas,
listrikan bara dan cang- konsumsi batubara sebesar 115.000 ton/tahun. Hal yakniretrofit ditambah peningkatan biaya operasional
kang sawit tidak ini akan mengurangi emisi CO2e sebesar 183.000 dan bahan bakar, tidak diimbangioleh keuntungan
berkorelasi kuat ton/tahun, SO2 sebesar 900 ton/tahun, NOx sebesar finansial tambahan yang cukup, dan karena itu
 Berkurangnya Pemerintah Perubahan iklim Emisi GRK 300 ton/tahun dan PM sebesar 35 ton/tahun. dianggap tidak layak secara finansial.
intensitas GRK Daerah dan Pusat dimitigasi
bagi Kalimantan
 Peningkatan Pemerintah Peningkatan Pertumbuhan

Juta
ketersediaan Daerah dan Pusat Neraca ekonomi
batu bara Pembayaran
untuk ekspor
 Perubahan Hilir arah angin / Dampak pada Pembangunan
dalam polutan masyarakat lokal kesehatan sosial
udara lainnya dan pekerja dan kualitas
(SOx, NOx, PM) kehidupan
terhindari
 Perubahan Perusahaan Biaya adaptasi (Biaya bahan Pertumbuhan
dalam kinerja pembangkit teknologi, bakar dapat ekonomi
keuangan listrik dan/atau perubahan lebih rendah
pembangkit perusahaan yang biaya bahan tergantung harga
listrik beroperasi di bakar dan bahan bakar)
Perkebunan biaya
operasional
lainnya
Teknologi 
Biaya swasta Biaya Total
energi
terbarukan Manfaat swasta Manfaat Total
lainnya
- Solar PV Manfaat Bersih Tahunan yang Didiskon Manfaat Bersih Tahunan yang Didiskon
(Swasta) (Total)
bab 4 : bab 4 :

Sebagai ilustrasi, dengan menggunakan tingkat membenarkan alokasi dana publik atau insentif dalam Studi Kasus 2:
diskon perusahaan sebesar 15%, manfaat investasi bentuk lain. eCBA akan membantu memudahkan Proyek Restorasi Ekosistem
hanya akan melampauibiaya investasi apabila harga pengambilan keputusan karena memungkinkan Lahan Gambut Katingan
batubara meningkat dua kali lipat menjadi $90/ton, pembandingan ERR terhadap semua pilihan Studi kasus kedua adalahProyek Restorasi dan eCBA dirancang sebagai alat analitis yang dapat
dan harga cangkang sawitturun setengah dari $106 intervensi yang tersedia. Mengingat bahwa sebagian Konservasi Lahan Gambut Katingan (proyek “RMU” digunakan pemerintah untuk mengidentifikasi nilai
hingga$50/ton. Ini tidak berarti bahwa intervensi besar dampak intervensi, yaknipenurunan emisi GRK, yang dinamai sesuai namapengembang proyek, moneter barang publik, eksternalitas lingkungan dan
tersebut bukanlah investasi yang baik dari sudut akan memiliki dampak global, dukungan finansial dari PT Rimba Makmur Utama). Proyek ini dikaji atas manfaatsosial terkait kedua skenario penggunaan
pandang pemerintah, karena akan memberikan 62% masyarakat internasional di bawah kerangka RAN- permintaan Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) lahan tersebut. Dalam hal ini, hasil eCBA dapat
ERR. Hal ini berarti bahwa bagi pengembang untuk GRK Indonesia juga dapatmenjadi pertimbangan. Kalimantan Tengah. Katingan merujuk pada wilayah digunakan sebagai dasar bukti untuk menentukan
memutuskan melakukaninvestasi retrofit – di mana pengembangan Konsesi Restorasi Ekosistem pada strategi penggunaan lahan optimal, dan besar arus
dengan demikian pemerintah dapat menikmati Validasi temuan dan kawasan hutan gambut sekitar 200.000 hektar di investasi publik dan swasta yang dibutuhkan untuk
manfaat ekonomi dariintervensi tersebut, perlu rekomendasi kebijakan Kalimantan Tengah. memaksimalkan nilai barang publik sepanjang waktu.
diberikan insentif tambahan agar proyek tersebut Langkah terakhir dalam proses eCBA adalah
dapat layak untuk dibiayai (bankable). meninjau dan memvalidasi semua asumsi Sebagaimanadipaparkan lebih mendalam Desain Proyek Restorasi Ekosistem
dan temuan utama dengan para pemangku di bawahini, proyek RMU bertujuan untuk Lahan Gambut Katingan
Ini memberikan argumen yang jelas bagi Kemitraan kepentingan utama, dan mendiskusikan menghasilkan kredit penyimpanan dan penyerapan PT Rimba Makmur Utama (PT RMU) telah
Tabel 4.10: Pengampu Pemerintah dan Swasta (Public Private Partnership). kemungkinanrekomendasi kebijakan dan syarat- karbon berdasarkan skema offset Verified Carbon memperoleh Izin Usaha PengusahaanHasil
kebijakan untuk
mendukung intervensi Oleh karena itu, pemerintah perlu memutuskan syarat pengampu yang tercantum dalam Standard (VCS) internasional, dengan sertifikasi Hutan Kayu – Restorasi Ekosistem – IUPHHK-
pertumbuhan ekonomi
hijau apakah manfaat yang diharapkan akan dapat Tabel. 4.10 di bawah ini. Climate Carbon Biodiversity Alliance (CCBA) untuk RE (Konsesi Restorasi Ekosistem – ERC)) dari
mencerminkan manfaat sosial, lingkungan dan KementerianKehutanan Pemerintah Indonesia
keanekaragaman hayati yang lebih luas dari proyek. . Wilayah yang dikajidalam analisis ini dibatasi
Proyek RMU merupakan skenario “Pertumbuhan oleh batas-batas konsesi, yaknisekitar 203.570
Kegiatan Manfaat Usulan Kebijakan/ Pengampu Ekonomi Hijau”kitarelatif terhadapskenario hektarhutan gambut.
Bersih baselineyang mengacu pada perubahan penggunaan
lahan dalam pelaksanaan zonasi penggunaan IUPHHK-RE diberikan kepada perusahaan-
• Implementasi penuh Feed-in Tariff (Peraturan Kementerian ESDM Nomor
lahan daerah bersangkutan untuk kegiatan perusahaan swasta yang ingin melestarikan dan
USD 32 juta 4/2012 tentang FiT untuk Biomassa)
kehutanan dan perkebunan. Ruang lingkup analisis merestorasi Hutan Produksi di Indonesia. Secara
• Reformasi sistem harga energi (misalnya reformasi subsidi bahan bakar fosil/
mempertimbangkan kinerja pertumbuhan ekonomi hukum, IUPHHK-RE mencegah penggunaan wilayah
KETENAGALISTRIKAN pajak karbon/skema pertukaran)
hijautersebut dari dua alternatif persaingan proyek untuk kegiatan seperti Perkebunan Kelapa
• Mekanisme Pengkreditan Offset Bilateral (mendukung RAN-GRK)
penggunaan lahan untuk area proyek RMU, yang Sawit, Hutan Tanaman Industri, Hak Pengusahaan
44 • Pembiayaanbersubsidi/pinjaman terjamin sampai terbukti berhasil.
didefinisikan sebagai skenario baselinedan skenario Hutan,dll. dan mewajibkan para pengembang untuk 45
pertumbuhan ekonomi hijau yang tercantum dalam memulihkan ekosistem melalui langkah-langkah
USD 2,829 milyar Jangka waktu pembayaran lunak
sub-bagian berikut ini. seperti penutupankanal, penggenangangambut,
• Mencari masukan bersubsidi dalam program subsidi pupuk
penghutanan kembalidan reintroduksi spesies.
• Insentif kredit pajak/karbon
GASIFIKASI BATUBARA eCBA bertujuan untuk menjawab pertanyaan-
• Penggunaan pengaturan pembiayaan inovatif di tingkat nasional untuk
(IGCC) pertanyaan berikut: Proyek RMU terletak di Kabupaten Katingan dan
diterapkan di tingkatprovinsi termasuk PPP
• Bagaimana kinerja pertumbuhan ekonomi hijau Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, dan
proyek Restorasi Ekosistem jika dibandingkan mencakup total wilayah seluas 203.570 hektar
• Pinjaman Pemerintah (kemungkinan berdasarkan Peraturan Menteri
dengan skenario BusinessAsUsual? kawasan hutan gambut – termasuk 154.892 hektar
Keuangan Nomor 79/2007)
• Apa nilai manfaat ekonomi bagi masyarakat hutan rawa gambut, habitatbagi populasi besar spesies
USD 347 juta • Percepatan sertifikasi ISPO, termasuk pedoman BMP dan klarifikasi
dan lingkungan dari kinerja ini? yang terancam punah, termasuk orangutan Kalimantan
status hukum
• Berapa banyak investasi modal yang diperlukan dan bekantan. Seluruh wilayah proyek terletak pada
• Kerjasama antar kementerian dalam penyelesaiansengketa konsesi
untuk mencapai kinerja yang lebih baiktersebut? kawasan Hutan Produksi konversi dan non-konversi
KELAPA SAWIT kelapa sawit, pertambangan, kehutanan Tabel 4.11:
• Apa instrumen kebijakan yang diperlukan untuk yang terbagi antara dua fungsi: penebangan komersial,
• Peningkatan kesadaran untuk Pelaksanaan BMP Zona penggunaan lahan
mendorong investasi dan perubahan perilaku? dan produksi minyak kelapa sawit. hutan di Indonesia

• Subsidi per satuan polusi dikurangi dari kapal yang sedang berlabuh (in-port)
• Tarif listrik bersubsidi untuk kapal in-port
• Infrastruktur port-side didanai pemerintah
USD 40,000 • Kompensasi/Pembayaran Jasa Ekosistem dikenakan pada industri pariwisata

PELAYARAN
dan pemerintah mewakili kepentingan perikanan lokal
Singkatan Bahasa Indonesia Bahasa Inggris
• Retribusi ketahanan: KIPI Maloy dikenakan retribusi untuk nilai perlindungan
pesisir mangrove dan terumbu karang
HP Hutan Produksi Production Forest Concession
• Pemerintah membiayai infrastruktur, kemungkinan dari pendapatan pajak
masa depan dari resor pariwisata HPK Hutan Produksi Konversi Production Forest Concession: Convertible
USD 209 juta • Kerjasama antar kementerian dalam penyelesaian sengketa konsesi kelapa
sawit, pertambangan, kehutanan HTI Hutan Tanaman Industri Production Forest Concession: Industrial Timber
JALAN • Penyederhanaan akses
HPH Hak Pengusahaan Hutan Production Forest Concession: Selective Logging
3
Contoh berikut tidak dapat dianggap sebagai penilaian keuangan yang tepat untuk pengambilan keputusan dan tidak
mempertimbangkan, antara lain, peran pajak dan subsidi pada harga masukan dan keluaran, cara pembiayaan, kerangka waktu
konstruksi dan biaya eskalasi modal.
bab 4 : bab 4 :

Sudah banyak lisensi HTI dan izin HPH yang Pengembangan Hutan Tanaman Industri (HTI) untuk
telah dikeluarkan di wilayah referensi proyek. kayu pulp akan memerlukan kegiatan yang sangat mirip
Hal ini menunjukkan bahwa wilayah proyek yang dengan hasil yang sama . Tebang pilih (pemanenan
diklasifikasikan dalam HP kemungkinanbesar pohon terpilih untuk dijual sebagai kayu bulat) juga
Gambar 4.4: Sekitar 12% dari wilayah proyek (24.428 hektar) diklasifikasikan sebagai Hutan Produksi Konversi yang sudah dikembangkan secara komersial. Mengingat akan membutuhkan kanal untuk transportasi kayu,
Gambaran Wilayah
Proyek Restorasi secara hukum diizinkan untuk dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. 88% wilayah proyek selebihnya bahwa 33 perkebunan kelapa sawit besar seperti yang sudah terlihat di lokasi 8.
Ekosistem Lahan
Gambut Katingan (179.142 hektar) secara hukum memenuhi syarat untuk HPH, dan untuk wilayah dengan kedalaman gambut telah dikembangkan di sekitar wilayah proyek,
kurang dari 3 meter dapat dijadikan HTI. meliputi sekitar 278.000 hektar di daerah dengan Skenario baselineuntuk Proyek Restorasi
karakteristik biofisik yang serupa dengan daerah Ekosistem Lahan Gambut Katingan
proyek, wajar untuk mengasumsikan bahwa wilayah Dari total luas wilayah proyek (203.570 ha), 12%
proyek yang diklasifikasikan sebagai HPK akan (24.428 ha) diklasifikasikan sebagai HPK yangsecara
dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. hukum memenuhi syarat untuk dikonversi menjadi
perkebunan kelapa sawit dan 88% wilayah proyek
Konversi ke perkebunan kelapa sawit akan (179.142 ha) diklasifikasikan sebagai HTI/HPH
memerlukan pengeringanlahan gambut dan yangsecara hukum dapat dijadikan hutan tanaman
pembersihan biomassa di permukaantanah industri dan hak pengusahaan hutan.
untuk memungkinkan penanaman kelapa sawit.
Pengeringangambut akan menghasilkan oksidasi Ini berarti bahwa tanpa proyek Konservasi dan
materi karbon yang melepaskan sejumlah Restorasi, sangat besar kemungkinannya bahwa
besar gas rumah kaca ke atmosfer. Selain itu, 100% wilayah proyek (203.570 ha) akan dikonversi
“pengeringanlahan gambut menyebabkan menjadi perkebunan kelapa sawit atau hutan tanaman
penurunan muka tanah (subsidensi), yang akan industri,dan/atau ditebang . Baik konversi menjadi
menurunkankemampuan drainase[peningkatan perkebunan maupun penebangan cenderung akan
genangan], menurunnya produktivitas dan mengakibatkan pengeringangambut.
pada akhirnya di dataran rendah akan sering
mengakibatkanditelantarkannya lahan produksi Wilayah proyek ini sudah mengalami degradasi
pertanian” . Menurut literatur yang ada, laju akibat kebakaran dan penebangan kayu
penurunan muka tanahpada lahan gambut yang sebelumnya oleh perusahaan dan masyarakat lokal.
dikeringkan dapat melebihi dua meter dalam rentang Kegiatanmasyarakat lokal, seperti pembukaan
beberapa dekade.Ini mendukung argumen bahwa lahan untuk pemukiman, pertanian, penebangan,
lahandengan ketebalan gambut lebih dari dua meter pertambangan emas, perkebunan rakyat, dan
46 tidak layakuntuk dikonversi menjadi lahan pertanian. kebakaran gambut, juga telah berkontribusi terhadap 47
deforestasi di daerah sekitarnya.
Dengan kata lain, pengembangan kelapa sawit dan
pengeringandi lahan gambut dapat secara permanen Untuk menyederhanakananalisis dan fokus pada
merusak potensi pertanian lahan. Dalamjangka pertanyaan kebijakan utama, kajian inimenyusun
pendek, hal itu akan meningkatkan risiko banjir model skenario Business As Usual (BAU) yang terdiri
bandang di musim hujan, dan kelangkaan air pada dari tiga kegiatan utama dan menerapkan eCBA pada
musim kemarau, yang akan memengaruhi hasil kegiatan ini dan kegiatan yang direncanakan dengan
perkebunan dan biaya produksi dan meningkatkan ERC sebagai Skenario Pertumbuhan Ekonomi Hijau, Tabel 4.12:
Asumsi penggunaan lahan
risiko kebakaran lahan gambut. seperti diuraikan di bawah ini. dalam skenario BAU

Wilayah yang Zonasi Penggunaan Asumsi Penggunaan Lahan Luas


diusulkan di DAS Lahan Sah Terdahulu dalam skenario BAU (hektar)
antara Sungai
Mentaya dan HPK Kelapa Sawit 24,428

Katingan HP Hutan Produksi (HP) 89,571

HTI Hutan Tanaman Industri (HTI) 89,571

5
Deltares, 2012, Subsidence in drained coastal peatlands in SE Asia: implications for sustainability
6
Deltares, 2012, Subsidence in drained coastal peatlands in SE Asia: implications for sustainability
7
Sumber: Dokumen Desain Proyek. Lihat juga IPCC (2013)Supplement to the 2006 IPCC Guidelines for National GHG Inventories: Wetlands
untuk rincian lebih lanjut tentang proses emisi GRK, serta FAO (2014) Towards Climate-responsible Peatlands Management
4
Sumber:
8
Sumber: Dokumen Desain Proyek
9
Hal ini dikonfirmasi oleh temuan dari wawancara dengan masyarakat yang memverifikasi kegiatan perusahaan kelapa sawit dalam mendorong pengembangan
Dokumen Desain Proyek
perkebunan kelapa sawit di wilayah tersebut serta kehadiran total 28 perkebunan kelapa sawit milik pribadi seluas 207.000 ha di dekat perbatasan Kabupaten
Kotawaringin Timur.
bab 4 : bab 4 :

Tabel 4.13 di bawah ini menguraikan kemungkinan dampak hipotetis dari skenario berdasarkan perkiraan
kualitatif tim tanpa mengacu pada analisis kuantitatif dalam laporan yang disajikan kemudian.

Kegiatan dengan Deskripsi perkiraan Perkiraan Dampak


skenario BAU dampak pada Pertumbuhan Ekonomi Hijau
wilayah proyek Secara langsung relevan dengan...
Keanekaragaman
Konversi ke perkebunan Pembukaan total tutupan hutan Emisi Gas Rumah Kaca: Pembukaan hutan dan Pembangunan Pertumbuhan
Kegiatan proyek GRK Hayati dan Ketahanan
kelapa sawit dan pengeringan lahan gambut. drainase lahan gambut akan melepaskan jumlah GRK Sosial Ekonomi
Biomassa
Hilangnya keanekaragaman hayati. yang signifikan ke atmosfer, meningkatkan risiko
perubahan iklim seperti kejadian cuaca ekstrim.
Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan: i. Restorasi Ekosistem
Pendapatan signifikan yang dihasilkan oleh kegiatan 1. Manajemen sistem air • • • • •
Konversi ke Hutan Tanaman Pembukaan total tutupan hutan perkebunan kelapa sawit, penebangan dan hutan 2. Pemantauan dan pengukuran plot sampel • • • •
Industri (HTI) dan pengeringan lahan gambut. tanaman industri, meskipun tidak jelas berapa lama
Hilangnya keanekaragaman hayati. ini dapat dipertahankan.
3. Reforestasi daerah non-hutan • • • • •
Ekosistem yang sehat dan produktif: HPH akan 4. Pengayaan tanam di areal hutan yang terganggu • • • • •
berkontribusi pada hilangnya sebagian tutupan ii. Konservasi Sumber Daya Hutan
Hak Pengusahaan Hutan (HPH) Pembukaan parsial tutupan hutan hutan dan kehilangan keanekaragaman hayati yang 5. Perlindungan dan penegakkan hukum • • • •
dan (kemungkinan) pengeringan signifikan. HTI/Sawit akan menyebabkan kerugian
lahan gambut. Hilangnya
6. Pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan • • • • •
tutupan hutan alam yang lebih besar dan kehilangan
keanekaragaman hayati. keanekaragaman hayati yang lebih besar lagi.
7. Konservasi dan manajemen habitat • • • • •
Pengeringan gambut umumnya akan berakibat pada
iii. Penelitian dan Pengembangan
banjir setempat dan di arah hilir.
Pertumbuhan yang inklusif dan merata: 8. Manajemen pengetahuan • •
pengembangan kegiatan perkebunan kelapa sawit
dan penebangan kayu akan menghasilkan peluang iv. Pengembangan Penghidupan

48 ekonomi bagi masyarakat lokal, tetapi menjauhkan 9. Produk hutan non-kayu • • 49


mereka dari jasa ekosistem yang secara historis 10. Agro-Kehutanan • • •
merupakan sumber mata pencaharian mereka.
11. Ekowisata • • •
Ketahanan sosial, ekonomi dan lingkungan:
Masyarakat lokal akan terpengaruh oleh hilangnya 12. Produksi kayu yang diselamatkan • • • • •
keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem. Mereka 13. Akuakultur dan perikanan yang berkelanjutan • • •
telah mengandalkan layanan tersebut sebagai
sumber penghidupan dan peluang subsistensi, v. Ketahanan Masyarakat
serta ketahanan terhadap guncangan iklim dan 14. Lembaga dan perusahaan keuangan mikro • • •
sosial-ekonomi. Namun, hal ini mungkin dapat
15. Penggunaan dan produksi energi yang efisien • • • •
secara signifikan diimbangi jika pemilik perkebunan
menjalankan program CSR yang substansial.
16. Perawatan kesehatan ibu dan anak • •
17. Air bersih dan sanitasi • •
Petunjuk: Merah = Dampak negatif diperkirakan Jingga = Dampak tidak diketahui atau sedikit positif/negatif ringan diperkirakan 18. Dukungan pendidikan dasar • •
Hijau = Dampak positif diperkirakan

Tabel 4.14:
Tabel 4.13: Pengembangan Skenario Pertumbuhan dilaksanakan dalam 203.570 hektar wilayah Dengan mengelompokan kegiatan-kegiatan tersebutdalam lima tema, Aspek utama skenario
Aspek Utama pertumbuhan ekonomi hijau
Skenario BAU dan
Ekonomi Hijau untuk Proyek Restorasi proyek, dengan model bisnis Konsesi Restorasi Tabel 4.15 di bawah ini menguraikan apa saja kemungkinan dampak hipotetis & identifikasi dampak
Identifikasi Dampak Ekosistem Lahan Gambut Katingan Ekosistem (Ecosystem Restoration Concession – skenario pertumbuhan ekonomi hijau. Sekali lagi, hal ini didasarkan pada harapan
Kontras dengan eCBA KIPI Maloy di mana buku ERC). Pemegang izin ERC (IUPHHK-RE) diharapkan tim secara kualitatif tanpa mengacu pada analisis kuantitatif yang akan disajikan
pedoman ini mengidentifikasi serangkaian intervensi akanberinvestasi dalam pemulihanhutan produksi dalam laporan ini berikutnya.
pertumbuhan ekonomi hijau, Skenario Pertumbuhan yang terdegradasi atau rusak agar kembali pada
Ekonomi Hijau untuk RMU sudah ditentukan, kondisi keseimbangan biologis, sertamencegah
mengingat PT RMU sudah mulai berinvestasi deforestasi dan degradasi dalam wilayah konsesi
dalam Pengembangan Konsesi Restorasi Ekosistem mereka10. Tabel 4.14. menunjukkan kegiatan
Katingan. Skenario Pertumbuhan Ekonomi Hijauyang Restorasi dan Konservasi Katingan mana yang dinilai
dipertimbangkan dalam analisis ini mengacu pada dalam konteks eCBA yang menunjukkan dampaknya
pelaksanaan Proyek Restorasi dan Konservasi pada masing-masing dari lima hasil pertumbuhan 10
ERC (IUPHHK-RE) diatur oleh Keputusan Menteri Kehutanan No. 159/Menhut-II/2004 dan Peraturan Menteri Kehutanan No. 61/2008
Ekosistem Katingan. Proyek akan dikelola dan ekonomi hijau.
bab 4 : bab 4 :

Kegiatan Deskripsi perkiraan Hasil Pertumbuhan


dengan Skenario dampak pada Ekonomi Hijau
Pertumbuhan wilayah proyek yang Diharapkan
Ekonomi Hijau Skenario Pertumbuhan Ekonomi Hijau:
Konsesi Restorasi Ekosistem

Pemeliharaan fungsi pengaturan Emisi Gas Rumah Kaca: Baseline: termasuk biaya negatif
sosial dan lingkungan
hidrologis, penghutanan kembali Pelaksanaan proyek akan mendukung mitigasi
Restorasi Ekosistem
dan pengayaan di daerah perubahan iklim sekaligus menghindari pembukaan
yang rusak hutan dan pengeringan gambut, dan emisi
GRK terkait yang dibahas dalam skenario BAU.
Pengelolaan hutan yang lebih baik juga akan
Pencegahan hilangnya meningkatkan biomassa dan penyimpanan karbon.
Konservasi Sumber Daya Hutan keanekaragaman hayati dan Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan:
Kondisi
jasa ekosistem Dalam jangka pendek Skenario Pertumbuhan
awal Waktu
Ekonomi Hijau mungkin belum akan memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap PDB. Namun,
proyek ini diperkirakan akan menghasilkan
Meningkatkan pengetahuan dan pendapatan dari penjualan kredit karbon dan
Penelitian dan Pengembangan menciptakan penghasilan dari kegiatan sosial dan
kapasitas restorasi ekosistem
lingkungan lainnya. Baseline: termasuk biaya negatif
Ekosistem sehat dan produktif: Pemeliharaan sosial dan lingkungan
tutupan hutan dan integritas tanah akan
memastikan keseimbangan hidrologis dalam proyek
dan daerah sekitarnya; juga akan melestarikan
Pengembangan Mata Pencaharian Akses ke peluang ekonomi habitat spesies lokal.
Pertumbuhan inklusif dan merata: Masyarakat
lokal akan memainkan peran sentral dalam skenario
50 Pertumbuhan Ekonomi Hijau, dan mendapatkan 51
manfaat dari berbagai inisiatif pemberdayaan ekonomi.
Ketahanan sosial, ekonomi dan lingkungan:
Masyarakat lokal akan berkurang kerentanannya
Menurunnya kerentanan
terhadap guncangan iklim, meningkat aksesnyapada
Ketahanan masyarakat terhadap guncangan iklim
pelayanan publik, pendapatan yang lebih pasti, dan Gambar 4.5: Memahami hasil analisis eCBA dan implikasi kebijakan
dan sosial ekonomi Hipotesis yang diuji
jasa ekosistem yang lebih kuat ketahannya dalam oleh laporan ini eCBA yang dibuat untuk proyek PT RMU (terangkum penuh dalam Lampiran 1 dokumen ini) memberi
menyediakan produk-produk bagi masyarakat lokal. dasar yang jelas untuk melakukan intervensi kebijakan publik. Terdapat dua kesimpulan utama:
1. Dari perspektif sosial, ERC merupakan penggunaan lahan optimal di lokasi yang ada dan lokasi lain
Petunjuk: Merah = Dampak negatif diperkirakan Jingga = Dampak tidak diketahui atau sedikit positif/ negatif ringan diperkirakan yang serupa
Hijau = Dampak positif diperkirakan 2. Dalam kondisi pasar saat ini, insentif untuk berinvestasi dalam ERC masih terbatas

Tabel 4.15: Ringkasan Dalam menggabungkan dugaan atau hipotesis Mengidentifikasi Jalur Dampak
pelaksanaan skenario
dampak untuk kedua skenario, kami menguji untuk Proyek Katingan RMU Masukan Dampak
pertumbuhan ekonomi
hijau, dan identifikasi
Keluaran Hasil
hasil pertumbuhan hipotesis dalam laporan ini bahwa pertumbuhan Gambar 4.6 mengilustrasikan jalur dampak
ekonomi hijau yang ekonomi hijau akan memberikan hasil-hasil sosial, (disederhanakan) yang disusununtuk Skenario
diharapkan
ekonomi dan lingkungan positif yang lebih luas, Pertumbuhan Ekonomi Hijau, memetakan masukan,
sedangkan skenario Business As Usual hanya akan keluaran, dan hasil terkait pelaksanaan kegiatan pada • Pelaksanaan kegiatan • Emisi GRK yang • Biaya pelaksanaan • Emisi GRK yang
menghasilkan keuntungan finansial jangka pendek. Tabel 5.5. proyek PT RMU terhindarkan proyek PT RMU terhindar dari
Hipotesis tersebutdigambarkan di bawah ini pada • Restorasi keseimbangan (restorasi dan pengeringan
Gambar 4.5. hidrologis pelestarian) lahan gambut
• Pelestarian • Biaya peluang dari • Pertumbuhan ekonomi
keanekaragaman hayati kayu balok dan berkelanjutan
• NTFP yang diproduksi minyak kelapa sawit dan berkeadilan
• Potensi pariwisata • Pelestarian ekosistem
Gambar 4.6.: Jalur • Peningkatan akses yang sehat dan produktif
Dampak untuk RMU
ke air bersih • Memperkuat ketahanan
ekonomi, sosial,
dan lingkungan
bab 4 : bab 4 :

Persoalan Usulan Intervensi Hasil yang Diharapkan


Mengatasi Risiko Sosial
Utama Kebijakan Memperjelas pembagian Alternatif yang layak bagi kegiatan
Tidak adanya peluang keuntungan dan mekanisme pembukaan lahan dan mata

Mengatasi PersoalanRegulasi Policy for sosial ekonomi investasi sosial pencaharian jangka panjang
berakibatkegiatan yang berkelanjutan
Merampingkandan meningkatkan Berkurangnya ketidakpastian hukum
Communities pembukaan lahan tidak Menetapkan pedoman untuk
transparansi proses perizinan ERC dan penundaan pelaksanaan dihindari (atau hanya salah membantu pengembang Ketertarikan yang lebih besar
Ketidakpastian tempat; kebocoran) memasukkan desain proyek untuk proyek dan penurunan biaya
terkaitlisensi dan izin Public Private Partnership:
Realokasi risiko regulasi kepada pengembangan mata pencaharian pemantauan dan penegakan hukum
(waktu dan biaya) pemerintah daerah mengakuisisi
pemerintah daerah dan mengurangi
tanah dan izin berdasarkan
risiko investasi
partisipasi dalam proyek

Mengatasi Risiko Bisnis/Keuangan


Tabel 4.16: Matriks Berdasarkan analisis kuantitatif, tinjauan literatur, • Memberi insentif kepada pemerintah daerah
Tambahan dukungan khusus untuk kendala dan pengampu
Tidak adanya model bisnis Meningkatnyakeyakinaninvestor bahwa kebijakan intervensi konsultasi dengan para pemangku kepentingan untuk mendukung ERC; mengkompensasi
Policy for yang sudah terbukti
proyek-proyek tahap awal seperti
proyek-proyek ERC praktis
pertumbuhan
ekonomi hijau dan wawancara dengan PT RMU, kajian ini pemerintah daerah untuk biaya pertukaran
Investors pembebasan pajak (tax holiday)
mengidentifikasi sejumlah intervensi kebijakan lahan, dan memastikan adanya insentif fiskal
Pasar Karbon Nasional dan dana pendukung yang akan membantu mendukung yang memadai untuk mendukung proyek-proyek
Risiko keuangan
stabilisasi (harga minimum di mana proyek-proyek ERC dan mendorong investasi di ERC. Tujuan kebijakan ini perlu menjadi prioritas.
(ketidakpastian mengenai Penurunan risiko keuangan
Pemerintah Indonesia akan membeli lokasilahan terdegradasi yang cocok di seluruh
harga/volume CER/VCS)
kredit dengan volume terjamin) Indonesia. Secara terpisah, rekomendasi- Validasi temuan dan
rekomendasi ini bukanlah sesuatu yang baru, rekomendasi kebijakan
Meningkatkan kinerja keuangan
namun memang perlu disikapidengan cara baru dan Langkah terakhir dalam proses eCBA adalah
Pertukaran lahan (lahan yang cocok sistematis agar proyek ERC dapat berjalan: meninjau dan memvalidasi semua asumsi dan
Keuntungan investasi yang untuk ekspansi kelapa sawit vs Penurunan biaya peluang (hukum) dari • Mengatasi masalah regulasi; perampingan temuan utama dengan para pemangku kepentingan
rendah relatif terhadap tanah HCV) investasi di ERC di hutan rawa gambut biaya dan prosesperizinan. utama, termasuk rekomendasi kebijakan.
komoditas yang terdegradasi • Mengurangi risiko bisnis dan keuangan;
Penerapan prinsip Polluter Pays
52 melalui penetapan harga karbon
memastikan harga CO2 yang stabil dengan Matriks kebijakan pada Tabel 4.16 di bawah ini 53
bantuan dana Indonesia dan internasional. menjelaskan lebih rinci hambatan bagi keberhasilan
Mengamanatkan lembaga • Meningkatkan kinerja keuangan; memastikan proyek ERC yang diidentifikasi dan kemungkinan
pemerintah untuk memantau Penurunan biaya operasi dan harga CO2 yang wajar didukung strategi solusi kebijakan yang dapat memperbaikinya.
kebocoran atau menyerap risiko peningkatan kinerja keuangan multi-komoditas termasuk Produk Hutan Hal-hal tersebuttelah dikategorikan menurut
biaya pemantauanyang melambung Non-Kayu dan pemberian nilai moneter manfaatnya (atau insentif) terutama bagi
Keuntunganmutlak yang Mengizinkan biaya konsesi/ izin Biaya modal yang lebih rendah dan padaKeanekaragaman Hayati, serta membuka kepentingan investor, pemerintah atau masyarakat.
rendah atas investasi dibayar denganangsuran kinerja keuangan yang lebih tinggi akses ke pembiayaan utang terjangkau.
• Meningkatkan tata kelolapenggunaan lahan;
Menyediakan pendanaan jangka dalam jangka panjang, melakukan zonasi
panjang preferensial untuk Penurunan biaya modal dan kinerja yang tepat atas wilayah ERC potensial untuk
pengembang ERC melalui Dana keuangan membaik menghindari persaingan dengan kegiatan ekstraksi
REDD+ komoditas dan memastikan penegakan hukum.
Memberikan insentif kepada pemerintah

Policy for Persepsimenariknya


Rencana tata ruang yang jelas,
Government pendapatan komoditas dan
termasuk zonasi kawasan HCV
Peningkatan hasil CPO tanpa
biaya peluang fiskal ERC deforestasi lebih lanjut
(validasi “satu peta”)
(nasional/ provinsi)

Mengalihkanarus pendapatan
Biaya peluang fiskal
dari pengembang proyek dari Mengkompensasi kerugian pendapatan
dari pertukaran lahan
pemerintah pusatke daerah fiskal bagi pemerintah daerah yang
(khususnya tingkat
Transfer fiskal antar tingkatan tak terhindarkan
kabupaten)
pemerintah

Biaya dan manfaat


Memasukkan alat dan metodologi
(termasuk kewajiban Internalisasi nilai-nilai jasaekosistem
pertumbuhan ekonomi hijau
fiskal masa depan) ke dalam keputusan perencanaan
ke dalam penilaian proyek
tidak dimasukkandalam dan investasi
dan perencanaan
pengambilan keputusan
bab 5 :

bab 5:
National plans are cascaded down to juridictions and sector,
Green Growth Framework and form today’s Business As Usual Scenario

Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Proses Penilaian Pertumbuhan Ekonomi Hijau (GGAP)


Rencana
Nasional &
Daerah Rencana Business Kebijakan Policies & enablers can influence a Quick
Sektor As Usual & Pengampu project. Project tend to be generated assessment:
at sector/ province level should a project
be pursued or
Ekstraktif Nasional Nasional re-designed?
Produksi Provinsi Provinsi
Penggunaan lahan Koridor
•Koridor Pembuatan
•Kabupaten proyek
Konektivitas •Sektor

PERTUMBUHAN Penilaian Langkah 4


EKONOMI HIJAU kelayakan
Langkah 7
Penilaian potensi
Pertumbuhan Lestari Langkah 5

Menuju visi eCBA


pertumbuhan eCBA
Meninjau kembali hambatan kebijakan & Langkah 6
yang lestari
pengampudan memastikan proyek sepenuhnya Langkah 8
sejalan dengan pendekatan Perencanaan

Dampak Kebijakan:
Kasus Pemantauan
Pertumbuhan Ekonomi Hijau
usaha dan Evaluasi

Pengarusutamaan eCBA Target menginformasikan dan menguji visi Langkah 9

Peta Langkah dan pengaturan SASARAN

dalam Perencanaan Ekonomi Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7

Mengidenti- Mengidenti- Memetakan Mengumpulkan Analisis Biaya- Validasi Memper-


fikasi dasar fikasi opsi-opsi Alur Dampak data Manfaat yang Temuan- timbangkan
proyek Pertumbuhan diperluas temuan implikasi
Ekonomi Hijau

54 Pendahuluan 55
mengintegrasikan eCBA ke dalam proses-proses Mengingat kembali GGAP, sebagaimana atas sejumlah besar proyek potensial dapat Gambar5. 1:

A
Sekilas proses
lat penilaian dampak sudah banyak penilaian dampak yang ada. Selain itu, bab ini digambarkan padaGambar 5. 1di atas, alat-alat membantu perbandingan kinerja dan pada perencanaan
pertumbuhan
tersedia dan telah digunakan oleh secara spesifik juga membahas bagaimana penilaian pertumbuhan ekonomi hijau memainkan gilirannya menunjukkan bagaimana pembuat ekonomi hijau
para pembuat kebijakan di Indonesia eCBA dapat memperkuat dan melengkapi tiga peran utama dalam pengarusutamaan pertumbuhan keputusan dapat memprioritaskan alokasi
untuk mengukurdampak ekonomi, sosial, dan alat yang ada: mengaitkan penilaian dampak ekonomi hijauke dalam perencanaan pembangunan. sumber daya terhadap proyek-proyek yang
lingkungan dari berbagai kebijakan dan proyek. dan pengambilan keputusan dalam (1) Analisis Alat-alat penilaian pertumbuhan ekonomi hijau menghasilkan kinerja pertumbuhan ekonomi
Namun sebagian besar alat ini belum sepenuhnya Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan membantu mendorong: hijau tertinggi.
mampumemberikan analisis yang mendalam, (ii) Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Strategic • Umpan balik dan perbaikan kebijakan
tuntas, dan mudah diakses oleh pemangku Environmental Assessment– SEA); serta bagaimana • Konsistensiantara visi dan implementasi, terus menerus: eCBA menjadi dasar bagi
kepentingan luas. eCBA menghasilkan analisis menggunakan eCBA dalam mekanisme Kemitraan kemudian antara rencana dan proyek.Walau pengembangan argumen bisnis untuk investasi
dampak yang mudah ditafsir dan memberikan PemerintahSwasta (Public Private Partnership– pengembangan proyek digerakkan oleh kebijakan yang berkontribusi pada hasil pertumbuhan
perbandinganantara dampak dan opsi yang PPP). umum pembangunan nasional, proyek-proyek ekonomi hijau. Proses ini memberikan masukan
tersediakepada para pengambil keputusan. cenderung digagaspada tingkat sektor dan/ yang berharga untuk penentuan kebijakan
Dengan menerjemahkan berbagai ukuran keluaran Mengarusutamakan atau provinsi. Maka di sini kemudian muncul dan faktor pengampu yang dapat mewujudkan
menjadi hasil tunggal yang diuangkan – yakni Pertumbuhan Ekonomi Hijau kesenjangan antara sasaran strategis secara transformasi berbagai alternatif intervensi
manfaatekonomi – eCBA membantu para pengambil melalui Integrasi Alat-Alat umum dan pengembangan proyek di lapangan. lestarimenjadi proyek-proyek yang layak
keputusan untuk dapat lebih baik membandingkan Penilaian Pertumbuhan Oleh karena itu,menjadi amat penting untuk dibiayai. eCBA menghasilkanpemahaman
berbagai ukuran keluaran dan membuat keputusan Ekonomi Hijau menilai kontribusi proyek dan kinerjanya yang berharga tentang hambatan kebijakan
yang lebih berdasar dan lebih tuntas secara analitis. terhadap indikator pertumbuhan ekonomi yang perlu dihilangkan dan skema insentif
Pengarusutamaan pertumbuhan ekonomi hijau ke hijau guna mengidentifikasi kesenjangan, dan yang dibutuhkan, yang secara terus menerus
Bab-bab sebelumnya menunjukkan dalam perencanaan ekonomi dan pembangunan pada akhirnya merancang ulang proyek-proyek berkontribusi pada perbaikan kebijakan
bagaimanametodologi eCBA berguna untukmenilai memerlukan integrasi indikator, target, dan tertentu. sektoral.
hasil sosial dan ekonomi untuk merekam nilai ukuranpertumbuhan ekonomi hijau ke dalam • Optimalisasi alokasi sumber daya melalui
ekonomi total dari keputusan investasi. Bab strategi sektoral dan perencanaan pembangunan penentuan prioritas proyek: Alat-alat penilaian Alat-alat penilaian pertumbuhan ekonomi
ini mengkaji bagaimana menggunakan alat tingkat makro. Hal ini juga mengharuskan pertumbuhan ekonomi hijau membantu hijau juga memberi dasar rujukan untuk
penilaian dampak yang ada untuk lebih baik pendekatan sistematis yang mengaitkan mengukurtotal nilai ekonomi dari proyek-proyek mengintegrasikan komponen sosial, ekonomi, dan
memandu perencanaan pembangunan menuju perencanaan strategis tingkat makro dan spesifik, kinerjanya berdasarkan indikator lingkungan ke dalam perencanaan holistik dan
jalur pertumbuhan ekonomi hijau. Secara lebih pengembangan kebijakan dengan implementasi spesifik, dan kontribusinya terhadap hasil-hasil lintas sektor, khususnya pada tahap rancangan dan
spesifik, bab ini mengidentifikasi peluang untuk proyek pada tingkat mikro. pertumbuhan ekonomi hijau spesifik. Penilaian perencanaan kebijakan dan proyek.
bab 5 : bab 5 :

Tinjauan proses penilaian dampak di perencanaan pembangunan. Undang-undang


Indonesia tersebut mendefinisikan lingkungan secara utuh,
mengelompokkan kembali seluruh makhluk hidup
AMDAL dan KLHS secara luas diterima sebagai dan memasukkan ke dalam lingkup kajiannya
Alat Lingkup Dasar Hukum
alat penilaian dampak yang memberi masukan komponen lingkungan, sosial, dan ekonomi.
berharga bagi proses perencanaan pembangunan Undang-undang tersebut juga menegaskan bahwa
Kajian Lingkungan • Kebijakan, peraturan, program, dan • Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang
dan pengambilan keputusan investasi. Alat-alat perlindungan lingkungan dan pembangunan
Strategis (SEA) rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
ini membantu memitigasi dan mengidentifikasi berkelanjutan merupakan inti dari kebijakan
• Dampak lingkungan, sosial, ekonomi, • Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 9 tahun
potensi dampak lingkungan dan sosial yang negatif, dan perencanaan pembangunan, mulai dari
kesehatan publik 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkugan
walau tujuannya cenderung berbeda. Fokus utama inventarisasi ekosistem dan penentuan eko-
Hidup Strategis
KLHS adalah pada proses keputusan kebijakan region sampai pengembangan perlindungan
• Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 2012
tingkat tinggi, sementara AMDAL terutama lingkungan dan rencana manajemen sabagai dasar
tentang IzinLingkungan
ditargetkan pada keputusan tingkat proyek. bagi perencanaan pembangunan.
• Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 67 tahun
Keduanya telah berevolusi sepanjang waktu dan
2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian
lintas negara, dan memiliki lingkup yang berbeda Undang-Undang No 32 tahun 2009 memberikan
Lingkungan Hidup Strategisdalam Penyusunan
dari segi dampak yang diperhitungkan dan tingkat/ kerangka yang komprehensif untuk memastikan
atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah
kompleksitas analisis. Lingkup AMDAL dan KLHS pengarusutamaan dan realisasi prinsip-
dapat dibatasi pada aspek-aspek lingkungan atau prinsip pertumbuhan ekonomi hijau ke dalam
diperluas untuk mencakup komponen ekonomi, perencanaan pembangunan pada tingkat pusat
Analisis Mengenai Dampak • Proyek-proyek fisik • Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang
sosial, dan kesehatan publik. Sama halnya, tingkat dan daerah di Indonesia. Pasal 15 undang-undang
Lingkungan (AMDAL) • Dampak lingkungan, sosial, ekonomi, Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
kompleksitasnya akan bervariasi dari analisis pada tersebut menetapkan kewajiban bagi pemerintah
kesehatan publik • Peraturan PemerintahNo. 27 tahun 2012 tentang
kepatuhan regulasi dalam bentuk paling sederhana pusat dan daerah untuk menjalankan Kajian
Izin Lingkungan
sampai pada perencanaan mitigasi dan pengelolaan Lingkungan Hidup Strategis yang “memastikan
• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup no. 16
lingkungan. Baik untuk AMDAL maupun KLHS, bahwa prinsip-prinsip pembangunan
tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
lingkup dan kompleksitasnya akan bergantungpada berkelanjutan diintegrasikan ke dalam
Dokumen Lingkungan Hidup
definisi hukum dan panduan yang disediakan oleh perencanaan kebijakan dan pembangunan”. Pada
• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup no. 8
kerangka kebijakan pusatdan daerah yang relevan. tingkat proyek, undang-undang ini menetapkan
tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian dan
kewajiban untuk tidak hanya melakukan penilaian
Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup dan
56 Di Indonesia, baik AMDAL maupun KLHS dampak lingkungan (melalui AMDAL), tetapi juga
Penerbitan Izin Lingkungan 57
diwajibkan secara hukum dan keduanya menyusun Rencana Pengelolaan Lingkungan
• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup no. 17
dijalankan dengan lingkup yang telah untuk mencegah dan/atau memitigasi dampak
tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan
ditentukandan mengikuti panduan yang rinci. lingkungan dan sosial yang buruk. Terakhir,
Masyarakat dalam Proses AnalisisDampak
Undang-Undang No 32 tahun 2009 tentang undang-undang ini menetapkan kewajiban
Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup bagi pemerintah pusat dan daerah untuk
• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup no. 05
merupakan terobosan besar yang memberi mengembangkan perangkat-perangkat ekonomi
Gambar5.2: tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/
Variasi lingkup dan peluang untuk mengarusutamakan prinsip- yang mempromosikan investasi “Pertumbuhan
kompleksitas AMDAL atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis
dan SEA prinsip pertumbuhan ekonomi hijau ke dalam Ekonomi Hijau”.
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

Cakupan Tingkat kompleksitas Tabel5.1: Tinjauan Alat Penilaian Dampak


Lingkungan dan Sosial di Indonesia

pengembangan
& penilaian
skenario
Dampak pada perencanaan/pengarusutamaan GG

Kesehatan kepatuhan
terhadap alternatif
peraturan Rencana Rencana
Perlindungan Pembangunan
Ekonomi
Inventarisasi Penentuan batas dan Pengelolaan Jangka Panjang
Lingkungan Hidup eko-region Lingkungan Hidup
Sosial dan Menengah
(RPPLH) (RPJP/M)
pengembangan
prediksi dan rencana mitigasi
kuantifikasi dan pemantauan
Gambar5.3: Integrasi pendekatan
Lingkungan dampak pertumbuhan ekonomi hijau
melaluiUndang-Undang No 32 tahun 2009

Tingkat kompleksitas
bab 5 : bab 5 :

KLHSdan eCBA: Langkah Langkah Langkah Langkah Langkah Langkah Langkah


Integrasi eCBA ke dalam metodologi KLHS yang diperluas
Tinjauan atas kerangka KLHS di Indonesia 1 2 3 4 5 6 7
Undang-Undang 32/2009menyatakan bahwa KLHS merupakan suatu proses iteratif yang membantu para
pengambil keputusan pada tingkat pusat dan daerah untuk:
• menilai dampak kebijakan, rencana, dan program (policies, plans, and programs– PPP)terhadap lingkungan
• mengembangkan skenario alternatif dan memperbaiki PPP yang ditargetkan
• memberi rekomendasi nyata untuk memperbaiki PPP yang sedang dipertimbangkan Penentuan Finalisasi
Persiapan lingkup Perumusan Rekomendasi Evaluasi dan
Data rona awal alternatif perbaikan
Undang-undang tersebut juga memberi panduan rinci untuk pelaksanaan KLHS terkait perencanaan (scoping) integrasi
oved pembangunan daerah.

Analisis lebih lanjut terhadap panduan metodologis KLHS menunjukkan beberapa peluang untuk
meningkatkan sinergi dengan metodologi eCBA.
• Pendirian • Verifikasi dan • Analisis data • Strategi • Rancangan • Evaluasi • Integrasi
kelompok kerja penyaringan mitigasi rekomendasi KLHS dan dan finalisasi
permasalahan • Pengembangan berdasarkan RPJP/M oleh RPJP/M
• Pengembangan skenario rona • Strategi analisis opsi Kementerian/
kerangka • Penentuan awal adaptasi alternatif Gubernur
RTRW RPJPD RPJMD Renstra acuan prioritas
SKPD masalah • Strategi • Deskripsi
• Pra-scoping: (shortlisting) alternatif dampak
daftar panjang untuk rencana/
permasalahan • Tinjauan penyampaian program
dan pemangku ulang terhadap
kepentingan permasalahan permasalahan
Perubahan Perubahan dan strategis dan prioritas/
Pemetaan rona Permintaan
Guna Lahan Perubahan Guna Lahan inventarisasi perbaikan strategis
awal modal alam untuk revisi
58 dan layanan RTRW (prioritas (sejalan Guna Lahan dan dampak data visi dan misi 59
dengan lingkungan RPJP/M
ekosistem strategis)
RTRW) lainnya

eCBA: alur dampak dan penilaian hasil

Gambar5.5:
KLHS Penilaian dampak Penilaian dampak Penilaian dampak Tinjauan atas proses
metodologi KLHS
dalam penilaian
perencanaan daerah

Gambar5.6: Tinjauan
Gambar5.4: Implementasi atas integrasi AMDAL
KLHS dalam perencanaan Proses KLHS mengikuti kerangka logis yang Tinjauan atas kerangka AMDAL dalam siklus proyek
pembangunan daerah
sama dengan eCBA: dimulai dengan penentuan di Indonesia eCBA
lingkup persoalan (scoping); mengembangkan Undang-Undang No 32 tahun 2009 menetapkan
skenario baseline, lalu satu atau beberapa AMDAL sebagai perangkat lingkungan yang Penutupan
Studi Studi Perizinan Implementasi
skenario alternatif sesuai kebutuhan; kemudian terintergasi dan holistik untuk mengidentifikasi, Pra-Kelayakan Keuangan Evaluasi
Kelayakan
mengajukan rekomendasi untuk meningkatkan mengantisipasi, dan memitigasi risiko lingkungan
kinerja pertumbuhan ekonomi hijau. Metodologi terkait proyek-proyek spesifik yang akan berlanjut
eCBA memberi masukan yang lebih kuat untuk dengan pengembangan Rencana Pengelolaan dan
pengambilan keputusan dengan memasukkan Pemantauan Lingkungan.AMDAL digunakan untuk Penjajakan ANDAL Izin Lingkungan
penilaian ekonomi dalam rekomendasinya, dengan menentukan kelayakan lingkungan atas dasar
demikian memfasilitasi proses pengambilan mana izin lingkungan kemudian diberikan, sehingga
keputusan yang lebih berdasar dan tuntas. Dengan merupakan alat penilaian lingkungan yang kuat
AMDAL
menggunakan metodologi eCBA, kontribusi dan mengikat. Kontinuitas dan konsistensi dengan
pertumbuhan ekonomi hijau dari semua skenario Rencana Tata Ruang dan KLHS dijamin oleh pasal 4 RKL
alternatif dapat dinilai dalam KLHS. Peraturan Pemerintah No 27 tahun 2012. Gambar
5.6dan 5.7menunjukkan integrasi AMDAL ke dalam RPL
siklus proyek lebih luas serta ketentuan lebih rinci
untuk penyusunan AMDAL.
bab 5 : bab 5 :

Langkah Langkah Langkah Langkah-langkah praktis untuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk
mengintegrasikan eCBA ke memandu evaluasi AMDAL dan memastikan standar
1 2 3 dalam proses kajian dampak tinggi dalam pelaksanaannya.

Sebagaimana dijelaskan di atas, terdapat alasan Terdapat beberapa tantangan untuk mengintegrasikan
Rencana Pengelolaan yang kuat untuk mengintegrasikan metodologi eCBA secara penuh ke dalam perangkat-perangkat
ANDAL dan Pemantauan eCBA ke dalam perangkat kajian dampak yang ada, kajian dampak formal di Indonesia. eCBA dan kegiatan
Kerangka Acuan (Penilaian yakni KLHS dan AMDAL, untuk mengarusutamakan valuasi ekonomi relatif kompleks dan secara teknis
Lingkungan
Dampak) (RKL-RPL)
valuasi ekonomi dan mengembangkan dasar cukup menantang. Kegiatan ini juga dapat menjadi
bisnis dalam penyusunan rencana pengelolaan mahal untuk dilaksanakan dan sering dianggap
lingkungan. Sementara masih terlalu dini untuk sebagai tambahan bagi persyaratan hukum dalam
menilai implementasi KLHS di Indonesia, kualitas penyusunan AMDAL. Untuk mengatasi persoalan-
implementasi AMDAL masih menjadi perhatian luas. persoalan ini, Indonesia dapat mempertimbangkan
• Pengantar: dasar pemikiran proyek, • Pengantar: ringkasan deskripsi proyek, • Rencana Pengelolaan Lingkungan:
Integrasi sebagian besar masih bersifat teoretis beberapa petikan pelajaran dari negara-negara lain.
tujuan dan deskripsi potensi dampak, dan penentuan deskripsi dampak potensial, langkah
mitigasi – jenis dan lokasi intervensi, dan AMDAL cenderung menjadi kegiatan validasi Di Uni Eropa, analisis biaya-manfaat sosial dalam
wilayah studi
• Scoping: sesuai rencana penggunaan indikator kinerja, dll formal yang dilakukan di akhirketimbang di awal kajian dampak (SEA dan EIA) dilaksanakan untuk
lahan, deskripsi kondisi lingkungan, • Deskripsi pengaturan lingkungan siklus pengembangan proyek. Lebih jauh lagi, kebijakan dan proyek-proyek strategis di atas ambang
konsultasi publik, identifikasi dampak (rona awal): komponen yang terkena • Rencana Pemantauan Lingkungan: penilaian dampak yang dicatat seringkali tidak terlalu nilai EUR 50 juta. Indonesia dapat mengembangkan
potensial pelaksanaan proyek dampak (geo-fisik, biologis, sosial deskripsi dampak yang dipantau,
mendalam guna memberi masukan berharga bagi kebijakan penyaringan serupa untuk memastikan
ekonomi dan budaya, kesehatan pemantauan metodologi dan
kegiatan, dan keterlibatan pengambilan keputusan. AMDAL sering menjadi bahwa kebijakan dan proyek-proyek strategis (seperti
• Metodologi masyarakat)
lembaga/pemangku kepentingan sasaran kritik organisasi lingkungan karena kurang pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus) dikaji
• Penentuan wilayah studi • Dampak kegiatan di sekitar zona pemantauan. objektif dan sangat bias bagi kepentingan penggagas secara tuntas dan bahwa segala informasi yang
proyek proyek yang bertanggung jawab untuk menjalankan relevan dengan hasil-hasil pertumbuhan ekonomi
dan mendanai AMDAL tersebut. hijautersedia bagi pembuat kebijakan dan masyarakat
• Proyeksi dampak/kuantifikasi
sipil.
• Pengembangan skenario alternatif: Persoalan-persoalan ini menunjukkan adanya
60 lokasi, teknologi, durasi alternatif, dll kebutuhan untuk terlebih dahulu memperkuat Integrasi eCBA dalam perencanaan PPP. Bank Dunia 61
mekanisme pemantauan dan evaluasi sebelum mendefinisikan PPPsebagai “pengaturan jangka
eCBA

• Penilaian dampak untuk setiap menambah kompleksitas AMDAL dengan integrasi menengah sampai jangka panjang antara sektor publik
skenario => valuasi
metodologi eCBA. Regulasi yang ada sudah dan swasta di mana sebagian kewajiban layanan
memberi mandat yang kuat kepada Komisi Evaluasi sektor publik disediakan oleh sektor swasta, dengan
• Pernyataan kelayakan dan AMDAL yang melakukan intervensi di sepanjang kesepakatan yang jelas terkait tujuan bersama
rekomendasi untuk pengelolaan dan proses untuk menilai dan memperbaiki lingkup dan penyediaan infrastruktur publik dan/atau pelayanan
pemantauan lingkungan metodologi studi, serta memvalidasi hasil akhir dan publik” .Pengembangan PPP ditentukan oleh peluang
rekomendasinya. Tergantung bidang dan lingkup untuk menarik sumber-sumber pembiayaan baru bagi
proyek, Komisi tersebut dibentuk pada tingkat pusat, pendanaan infrastruktur publik, dan untuk membawa
provinsi, atau kabupaten/kota, dan beranggotakan teknologi atau keahlian sektor swasta spesifik yang
perwakilan dari: menghasilkan pelayanan publik yang lebih efisien
Gambar5.7:
Tinjauan atas Terdapat banyak kesamaan antara lingkup eCBA skenario alternatif dan menilai total biaya dan • lembaga-lembaga teknis terkait dan efektif. Oleh karena itu, proyek-proyek PPP
metodologi dan dengan lingkup dari salah satu komponen penilaian manfaat ekonomi dari pelaksanaan Rencana
proses AMDAL • para ahli sektor terkait proyek diharapkan memiliki standar teknis, sosial, dan
dampakAMDAL, yaitu ANDAL. Seperti eCBA, Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan. • para ahli dalam bidang yang berkenaan dengan lingkungan yang tinggi sesuai dengan standar-standar
ANDAL mendefinisikan skenario baseline yang dampak lingkungan yang sedang dinilai internasional.
jelas, mengidentifikasi dan mengkuantifikasi Sebagaimana dijelaskan di bab-bab sebelumnya, • perwakilan dari masyarakat lokal yang berpotensi
dampaknya untuk mengembangkan dan menilai eCBA juga menghasilkan rekomendasi kebijakan terkena dampak proyek dimaksud Untuk mempercepat pembangunan infrastruktur,
skenario-skenario alternatif, dan pada akhirnya konkret untuk meningkatkan kelayakan keuangan • organisasi lingkungan/masyarakat sipil Pemerintah Indonesia sudah meraih kemajuan
memberi rekomendasi untuk meningkatkan kinerja dari intervensi pertumbuhan ekonomi hijau, yang cukup baik dalam mengembangkan kerangka
pertumbuhan ekonomi hijau suatu proyek. mengembangkan argumen bisnis yang kuat bagi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kebijakan PPP di bawah kepemimpinan dan
insentif tertarget atau untuk penyesuaian kebijakan. memberikan dukungan ad hoc bagi Komisi pengawasan Komite Kebijakan Percepatan
Integrasi metodologi eCBA dalam proses AMDAL Oleh karena itu, integrasi eCBA ke dalam AMDAL Evaluasi AMDAL melalui peningkatan kapasitas, Penyediaan Infrastruktur (KKPPI) pada Kementerian
memungkinkan penguatan proses ANDAL dengan akan memungkinkan para pengambil keputusan pengembangan norma dan panduan, dll. Oleh Koordinator Perekonomian. Kerangka regulasi
memasukkan valuasi ekonomi kemudian menilai untuk melangkah lebih jauh dan mendorong integrasi karenanya,dalam jangka panjang, upaya-upaya yang yang ada menetapkan proses pengembangan PPP,
biaya dan manfaat berbagai skenario pembangunan instrumen-instrumen ekonomi yang lebih luas dilakukan perlu fokus pada peningkatan kapasitas khususnya proses dan metodologi penilaian dampak.
alternatif. Metodologi eCBA membuat proses untuk mendukung rencana pengelolaan lingkungan,
pengambilan keputusan bagi penggagas proyek dan sebagaimana dinyatakan pada pasal 42 Undang-
pembuat kebijakan lebih transparan dan efisien Undang No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
11
EU CBA guide: http://ec.europa.eu/regional_policy/sources/docgener/studies/pdf/cba_guide.pdf
12
Definisi Bank Dunia: http://ppp.worldbank.org/public-private-partnership/overview/what-are-public-private-partnerships
dengan membantu mereka mengkaji berbagai Pengelolaan Lingkungan Hidup.
bab 5 : bab 5 :

Dukungan untuk proyek layak


Penilaian VGF secara finansial

Seluruh Pengembangan
pra-studi kelayakan PII: jaminan pemerintah
untuk menunjukkan proyek PPP KEK
PT SMI: utang, ekuitas dan pembiayaan
Permohonan kelangsungan mezzanine
atas dukungan ekonomi, dengan
PT IIF: pembiayaan jangka panjang
pemerintah mempertimbangkan
aspek teknis, hukum, IIA: pre-pembiayaan untuk pembebasan
sosial, dan lingkungan lahan

Jangkauan dan Dampak


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Penyaringan Konsultasi Studi Penilaian Bentuk Dukungan Pengadaan Implementasi Pemantauan
Proyek Publik Kelayakan Risiko Kerjasama Pemerintah
Integrasi ke metodologi
EIA untuk seluruh
Garis besar proyek di atas ambang
kasus usaha
• Permintaan nilai tertentu
• Akuisisi tanah
• Tarif
MCA termasuk faktor-faktor • Analisis opsi teknis • Risiko negara dan politik
berikut: prioritas untuk yang berbeda • Off-taker credit - worthiness Kebutuhan waktu dan pengembangan kapasitas
GCA, kelayakan ekonomi • Analisis Manfaat
dan keuangan, dampak sosial Biaya Sosial
ekonomi, risiko, dll. • AMDAL

Gambar5.8: Tinjauan atas


proses pengembangan
Sebagaimana terlihat pada Gambar 5.8 di atas, JICA, contohnya, memiliki panduan SCBA mereka Kesimpulan PPP saat ini mewajibkan pengembang proyek Gambar5.9: Integrasi
bertahap eCBA dalam
62 proyek PPP dan proses
kajian dampak13
studi kelayakan dipersyaratkan di dalam kerangka sendiri yang sudah digunakan dalam proyek-proyek Bab ini telah mengulas berbagai cara untuk melakukan analisis biaya-manfaat sosial agar perencanaan proyek dan
penilaian dampak
63
PPP untuk menghasilkan analisis potensi dampak yang mereka dukung. Namun, perbedaan metodologi mengintegrasikan eCBA ke dalam proses dapat memenuhi syarat untuk mendapatkan
lingkungan dan sosial. Analisis ini akan berlanjut mereka mempersulit pembandingan penilaian dan perencanaan proyek dan penilaian dampak sosial dukungan dana pemerintah. Walau demikian,
dengan penilaian atas berbagai kemungkinan penentuan prioritas. Mengingat bahwa KKPPI, yang ada. Terdapat tiga kemungkinan titik masuk belum ada kriteria yang pasti mengenai bagaimana
solusi penyediaan alternatif berdasarkan Kajian P3CU, dan Kementerian Keuangan diwajibkan untuk untuk integrasi eCBA ke dalam proses perencanaan: melakukan CBA sosial yang dapat menjadi titik
Dampak Lingkungan dan Analisis Biaya-Manfaat menilai proyek PPP yang diajukan berdasarkan masuk yang baik bagi eCBA di masa depan.
Sosial . Analisis Biaya-Manfaat Sosial secara khusus analisis tersebut, standardisasi Studi Kelayakan dan • Pada tingkat kebijakan makro yang lebih
penting dalam konteks PPP, karena akan mendorong SCBA akan memberi andil untuk meningkatkan dan luas, eCBA dapat memainkan peran untuk
penilaian yang lebih baik atas nilai ekonomi total memfasilitasi penilaian dan penentuan prioritas mengevaluasi baseline dan mengidentifikasi
dari proyek-proyek infrastruktur tersebut untuk proyek. Metodologi eCBA yang disajikan dalam buku skenario alternatif dalam proses KLHS
menjustifikasi dukungan pemerintah melalui panduan ini akan memberi landasan yang kuat untuk menggunakan kerangkajalur dampak. Selain Integrasi GGAP dan lebih menyeluruh; dan
pemberian insentif, jaminan, atau pembiayaan. standardisasi dimaksud. itu, penggunaan eCBA juga memperkenalkan
eCBA yang baik ke dalam melengkapi proses
aspek valuasi ekonomi ke dalam proses sehingga
Walaupun panduan dan metodologi AMDAL sudah Bagian sebelumnya memang memaparkan peluang memudahkan para pembuat kebijakan untuk
kebijakan dan perencanaan perencanaan PPP – eCBA
cukup mapan dan diatur dengan baik di Indonesia, dan manfaat integrasi metodologi eCBA ke dalam mengevaluasi rekomendasi yang dihasilkan KLHS. proyek serta proses kajian membantu mendefinisikan
panduan serupa masih belum dikembangkan untuk proses AMDAL yang diperluas, termasuk valuasi • Pada tingkat proyek, integrasi eCBA ke dalam dampak lingkungan dan dan menyediakan ukuran-
Analisis Biaya-Manfaat Sosial dalam kerangka PPP. ekonomi. Peningkatan skala AMDAL yang diperluas proses AMDAL akan membuat dokumen- sosial akan membantu ukuran manfaat ekonomi
Kerangka regulasi PPP yang ada tidak juga memberi (eEIA) secara progresif, didukung peningkatan dokumen tersebut lebih menyeluruh.Sesuai pengambil keputusan yang kuat secara analitis
panduan yang rinci untuk Analisis Biaya-Manfaat kapasitas yang memadai, akan secara bertahap Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang
untuk mendapatkan dan berharga bagi pembuat
Sosial. Pada praktiknya, karena sebagian besar memperluas lingkup penilaian dampak, misalnya pada Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan yang
proyek PPP prioritas yang sedang dikembangkan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus, dan pada memandatkan pemerintah pusat dan daerah
ukuran-ukuran yang kebijakan. Dalam melakukan
sejauh ini disponsori secara parsial oleh lembaga akhirnya – sebagaimana terjadi di Uni Eropa – pada untuk mengembangkan instrumen-instrumen lebih mudah ditafsir dan hal ini, perangkat GGAP
donor, Analisis Biaya-Manfaat Sosial yang dijalankan semua AMDAL yang dilakukan untuk proyek-proyek ekonomi untuk mendorong investasi ‘hijau’, diperbandingkan lintas dan eCBA mendukung
sejauh ini sudah merujuk pada panduan yang berlaku di atas ambang nilai tertentu. penerapan eCBA akan memberi dasar kuantitatif dampak dan opsi yang ada. integrasi ‘pertumbuhan
di masing-masing lembaga tersebut. Bank Dunia dan bagi pembuat kebijakan untuk menentukan Untuk masing-masing hal ekonomi hijau’– serta
proyek dan merancang kebijakan.
di atas – mengembangkan indikator, target, dan ukuran
• Terakhir, eCBA dapat menjadi alat yang baik
13
Sumber: Public Private Partnership: Investor’s Guide, Coordinating Ministry of Economic Affairs
untuk melengkapi proses perencanaan proyek
skenario alternatif dalam terkait – ke dalam rencana
14
Metodologi kajian dampak Analisis Biaya-Manfaat Sosial dan eCBA impact assessment methodologies are very similar in nature and can be used interchangeably for
yang disyaratkan untuk proyek-proyek yang proses KLHS; mendukung pembangunan dan ekonomi
the purpose our policy discussion
menggunakan mekanisme PPP. Kerangka proses AMDAL yang pusat dan daerah.
lampiran 1

Lampiran 1 Parameter Nilai Sumber


Tingkat duskonto sosial 10% ADB
Tol (2009) dengan asumsi 0% Pure Rate of Time
Biaya sosial karbon 80 USD/tCO2e
Preference
Tingkat pertumbuhan PDB di Kaltim (dari 2015 ke depan) 5% Bank Dunia / IMF
dampak kesehatan SOx 0.95 USD/kg
Emisi ke udara dampak kesehatan NOx 0.82 USD/kg PwC Environmental Valuation Guidelines (2011)
dampak kesehatan PM 7.75 USD/kg
Langsung
- Kayu bulat 820 - 932 USD/ha

Pengumpulan Data - Hasil hutan non-kayu


- Kayu bakar
592 - 736 USD/ha
2 USD/ha

dan Asumsi untuk - Pengaturan pasokan air


Tidak langsung
6 USD/ha

Studi Kasus eCBA Valuasi ekosistem


hutan (nilai rendah
adalah hutan sekunder,
- Kendali erosi
- Penyerapan karbon
613 – 635 USD/ha
15,600 USD/ha
Guideline Economic Valuation
Forest Ecosystem, KLH (2011)

Catatan: Kecuali, penyerapan karbon yang


nilai tinggi adalah - Perlindungan banjir 375 – 394 USD/ha didasarkan pada Biaya Sosial Karbon di atas dan
hutan primer)
- Transportasi air 89 USD/ha nilai cadangan karbon pada Tabel berikut

- Keanekaragaman hayati 71 – 158 USD/ha


Studi Kasus 1: KIPI Maloy Tabel A.1 di bawah menampilkan asumsi-asumsi Non-penggunaan
Data dan asumsi utama proyek “tingkat atas” utama yang digunakan lintas berbagai - Barang tak berwujud: 45 - 52 USD/ha
64 eCBA mengandalkan rangkaian data fisik dan bidang analisis, sementara Tabel 4.5 menampilkan opsi & hibah 65
moneter yang luas. Tidak mudah untuk menentukan asumsi-asumsi spesifik pada intervensi pertumbuhan - Biaya sosial: 71 - 95 USD/ha
nilai apa yang harus digunakan dalam perhitungan ekonomi hijau yang dipertimbangkan. konflik & keamanan
karena evolusi pasar yang terus menerus,
ketidakpastian tentang masa depan, ketiadaan atau Analisis Biaya-Manfaat
sulitnya akses data, data operasional rinci tentang CBA adalah metodologi utama yang digunakan untuk
proyek yang tidak diketahui, dan seterusnya. menilai – secara moneter – biaya dan manfaat sosial,
Tabel A.1: Asumsi-asumsi
Secara umum, preferensi akan diberikan pada data ekonomi dan lingkungan, serta mendasari hasil-hasil utama yang diterapkan
sesuai tata urutan berikut: yang ditampilkan dalam laporan. Analisis dampak lintas seluruh aspek analisis

1) Data spesifik proyek (misalnya, dari DED, ekonomi ini memungkinkan untuk menilai dampak
Rencana Induk, atau pelibatan dengan pemangku bertahap dari intervensi pertumbuhan ekonomi hijau,
kepentingan lokal) dan untuk menimbang investasi tambahan terhadap
Kegiatan Intervensi Parameter Nilai Sumber
2) Data spesifik provinsi (misalnya, harga batubara total nilai atau manfaat ekonomi dari Intervensi
dari pelabuhan-pelabuhan sejenis di Kalimantan pertumbuhan ekonomi hijau, untuk mengetahui
Harga batubara (f.o.b, 4,000 kcal/kg) 45 USD/ton Rata-rata coalspot.com 2013
Timur, pengalaman lain dari pelibatan dengan manfaat bersihnya bagi masyarakat. Valuasi atas
Estimasi didasarkan pada biaya
pemangku kepentingan lokal) manfaat dari investasi pertumbuhan ekonomi hijau PKS15 price 106 USD/ton
• Substitusi batubara transportasi dan pulverisasi
3) Data spesifik Indonesia (misalnya, valuasi seperti ini dapat memberi dasar bagi pengambilan
Pembangkitan dengan biomassa Faktor kapasitas pembangkit
terumbu karang dari Lombok) keputusan tentang alokasi sumber daya publik/swasta 85% IEA
Listrik dalam pembangkitan tenaga batubara
4) Data spesifik Asia Tenggara (misalnya, harga paling efektif dalam rentang opsi yang tersedia.
listrik Target proposi biomassa dalam Asumsi didasarkan pada
diesel kapal di Singapura)
5) Data teknologi atau pasar internasional setara Jalur dampak telah mengidentifikasi indikator-indikator campuran bahan bakar pembangkit 2% ketercadangan cangkang sawit di
lainnya. hasil yang jelas dan terkuantifikasi. Pengumpulan data, listrik Kutai Timur
sebagaimana dikembangkan pada bagian sebelumnya,
Data primer pada (1) di atas tidak selalu tersedia, telah memungkinkan untuk menentukan biaya investasi,
Tabel A.2: Asumsi spesifik
dan untuk memutuskan apakah jenis data (2) – (5) dan nilai ekonomi dari indikator-indikator non-keuangan, yang diterapkan untuk
sudah sesuai dan apakah ada penyesuaian besar misalnya biaya/nilai satuan untuk eksternalitas tertentu. intervensi dalam sektor
ketenagalistrikan
atau pengecualian tertentu yang dibutuhkan Langkah pertama dalam pengembangan model CBA ini
dibutuhkan penilaian ahli. Hal-hal tertentu yang perlu adalah untuk menerjemahkan alur dampak ke dalam
dipertimbangkan telah dimasukkan dalam penulisan model keuangan dengan mengintegrasikan indikator 15
PKS adalah singkatan dari palm kernel shells atau cangkang sawit
hasil studi eCBA ini. masukan, keluaran, dan hasil.
lampiran 1 lampiran 1

Ilustrasi untuk intervensi ketenagalistrikan


Intervensi ini hendak menggunakan cangkang sawit (Palm Kernel Shells, produk sampingan ekstraksi CPO) yang dihasilkan
dari perkebunan di kabupaten-kabupaten sekitar sebagai pengganti batubara untuk mengurangi emisi GRK dan polusi
udara. Analisis data awal menetapkan bahwa perkebunan yang beroperasi di wilayah sekitar Maloy berpotensi untuk
menyediakan biomassa yang cukup untuk memenuhi sekitar 4% kapasitas pembangkit yang direncanakan, yakni
56 MW dari total kapasitas 1,500 MW. Maka pemodelan yang dilakukan bertujuan untuk menilai dampak dari
dilakukannya retrofit pembangkit listrik yang mengakomodasi 4% dari kapasitas total tersebut. Langkah pertama dalam Data yang dikumpulkan memungkinkan dilakukannya kuantifikasi keluaran dan penilaian hasil, sebagaimana
Tabel A.3: Inventaris jenis-
jenis biaya dan pendapatan mengembangkan suatu model keuangan adalah untuk menginventarisasi masukan dan hasil, sumber biaya dan manfaat. digambarkan pada Tabel A.5.

Biaya Indikator biaya Manfaat Indikator manfaat Hasil positif Indikator Hasil negatif Indikator
• Biaya retrofit • Biaya investasi • Penghematan bahan bakar • Nilai pasar batubara yang dihemat
• Biaya operasional tambahan • Perubahan biaya operasional • Penghematan GRK • Biaya sosial karbon
manfaat biaya
• Biaya bahan bakar tambahan • Perubahan biaya bahan bakar • Penghematan polusi • Biaya sosial sulfur
Penghematan bahan bakar Biaya modal

158,080 ton hemat batubara/tahun 56 kapasitas


Setelah melakukan inventarisasi, data perlu
dimasukkan ke dalam model keuangan berdasarkan
Tabel A.4: Titik-titik 67 harga batubara 300000 biaya kapasitas
data dan asumsi utama titik-titik data dan asumsi-asumsi utama.

$10,591,360 Total manfaat/tahun $16,800,000 Total biaya

66 Biaya bahan bakar


67
Indikator Nilai Satuan Sumber data Penghematan GRK
(cangkang sawit)

Total kapasitas 1,400 MW Masterplan/ DED


363,584 ton penghematan CO2/tahun 316,160 PKS yg dibutuhkan
Total pembangkitan 10,400,000 MWh/tahun Masterplan/ DED

Proyeksi berdasarkan data 78 nilai CO2 75 Biaya PKS


Proporsi biomassa yang menggantikan batubara 4% %
penggunaan lahan

Total kapasitas batubara yang disubstitusi dengan biomassa 56 MW Perhitungan $28,359,552 total manfaat/tahun $23,712,000 Total biaya/tahun

Total pembangkitan batubara yang disubstitusi dengan biomassa 416,000 MWh/tahun Perhitungan
Penghematan polusi udara Biaya operasional
Ton batubara dibakar per MWh 0.38 ton/MWh Kajian literatur

Harga batubara (5,900kcal/kg) 67 $/ton Harga pasar


1,830,400 kg SOx yang dihemat $504,000 Total biaya/tahun
GHG emissions per tonne of coal 2.3 tCO2/ton Kajian literatur

Basis data PwC / kajian 0.98 nilai SOx


Biaya Sosial Karbon 78 $/tonne
literatur

Emisi sulfur per ton batubara 11.6 kg/ton batubara Kajian literatur $1,793,792 total manfaat
Biaya emisi sulfur 0.98 USD/kg Kajian literatur

Biaya retrofit pembangkit tenaga batubara untuk pembakaran Kajian literatur / standar
300000 $/MW
gabungan biomassa patokan internasional
Tabel A.5: Ilustrasi
sederhana valuasi hasil
Asumsi biaya operasional (% biaya modal) 3% % Kajian literatur

Ton cangkang sawit yang dibakar per MWh 0.76 ton/MWh Kajian literatur

Biaya cangkang sawit 75 $/ton Harga pasar


lampiran 1 lampiran 1

Tabel A.7: Asumsi-asumsi


utama yang diterapkan di
seluruh analisis16

Tabel A.6:
Biaya dan manfaat kemudian dapat dinilai lintas periode proyek dengan menerapkan
Pemodelan Finansial tingkat diskonto, guna menentukan nilai bersih kini dari intervensi. Parameter Nilai Sumber
Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (“WACC”) 10%

PPh Perusahaan 25%

Tingkat diskon sosial 5% Asumsi tim

Manfaat bersih 2014 2015 2034 Biaya sosial karbon $80/tCO2 Tol (2009) dengan asumsi 0% Pure Rate of Time Preference

Luas Hutan 203,570 ha

Biaya modal -16,800,000 Persen wilayah hutan yang digunakan untuk perkebunan sawit (HPK) 12%
Proyek RMU
Persen wilayah hutan yang digunakan untuk HTI 44%
Biaya bahan bakar (CS) -23,712,000 -23,712,000 -23,712,000 Persen wilayah hutan yang digunakan untuk HPH 44%
Biaya operasional -504,000 -504,000 -504,000 Fase 1: Penebangan/pembukaan (tebang habis)
Jumlah tahun 10 tahun
Penghematan bahan bakar 10,591,360 10,591,360 10,591,360 Rata-rata hasil penebangan 31.7 m3/ ha International Tropical Timber Council (2004)
Penghematan GRK 28,359,552 28,359,552 28,359,552 Klassen (2010) Domestic Demand: the black hole in
Harga rata-rata kayu bulat $1o4/m3
Penghematan polusi udara 1,793,792 1,793,792 1,793,792 Indonesia’s forest policy
Klassen (2010) Domestic Demand: the black hole in
Pengembangan Biaya produksi penebangan $51/m3
Tingkat diskonto 10% Indonesia’s forest policy
HTI Setelah
Faktor diskonto 1.0 0.9 0.1 Fase 2: Pengembangan HTI
Pembukaan
Lahan Persiapan lahan/ penanaman 2 tahun International Finance Corporation. Catatan: Tidak di lahan gambut.

Manfaat diskonto bersih -271,296 15,026,095 2,456,887 Jumlah tahun sampai panen setelah penanaman 6 tahun International Finance Corporation. Catatan: Tidak di lahan gambut.

Rata-rata hasil kayu pulp 100 m3/ha International Finance Corporation. Catatan: Tidak di lahan gambut.
68 NIlai Bersih Kini $140,446,879 Using Climate Change Revenues to Grow More 69
Pendapatan bersih $25/m3 Wood and Reduce Net Carbon Emissions: Dual-
Purpose Forest Plantations
Persiapan lahan/ biaya penanaman $1200/ha International Finance Corporation. Catatan: Tidak di lahan gambut.

HPH HPH: Seperti di atas (Fase 1 saja)


Siklus 25 tahun
Harga rata-rata RBM $150/ton http://www.bappebti.go.id/en/topdf/create/2040.html
Hasil produksi rata-rata 21 ton/ha
Reducing agricultural expansion into forests in Central
$9,006/ Kalimantan Indonesia: Analysis of implementation
Belanja modal
ha/25 tahun and financing gap. Catatan: termasuk penyesuaian
$315/ha/ biaya pneanaman di atas lahan gambut.
Biaya operasional (tahun 1 – 3)
tahun
Rizaldi Boer, Dodik Ridho Nurrochmat, M. Ardiansyah,
$1,565/ha/
Biaya operasional(tahun 4 - 25) Hariyadi, Handian Purwawangsa, dan Gito Ginting
Kawasan tahun
Perkebunan
Studi Kasus 2: PT RMU Sawit
Dampak hidrologis tahun pertama Tahun 1

Data dan asumsi utama 1) Data spesifik proyek (misalnya, dari pemodelan Wilayah DAS lebih luas – Wilayah antara
eCBA tingkat proyek ini mengandalkan rentang keuangan PT RMU and Dokumen Desain Proyek) sungai Katingan dan Mentaya, dibatasi oleh 200,000 ha Perkiraan berdasarkan piranti jarak Google Map
data fisik dan moneter yang luas. Tidak mudah 2) Data spesifik provinsi (misalnya, harga tandan batas konsesi utara
untuk menentukan nilai mana yang akan digunakan buah segar (TBS) dari Kalteng, produk-produk
Proyek TNC
mengingat evolusi pasar yang terus menerus, ekositstem dari Kalteng) DAS lebih luas – NPV dari lahan pertanian $3,424/ha
Catatan: bukan di lahan gambut.
ketidakpastian masa depan, data yang hilang atau 3) Data spesifik Indonesia (misalnya, biaya
tidak dapat diakses, tidak adanya informasi tentang operasional hutan tanaman industri dari Sumatera)
Proyek TNC
rincian operasional proyek, dan seterusnya. 4) Data spesifik Asia Tenggara DAS lebih luas – NPV dari pengelolaan hutan
$398/ha Catatan: bukan di lahan gambut.
5) Data tekonologi atau pasar internasinoal lainnya berkelanjutan
Secara umum, dengan menganggap faktor lain tidak yang setara data
berubah (misalnya kualitas data), preferensi yang
diberikan pada data adalah sebagai berikut: 16
Catatan: pada tabel ini dan berikutnya, satuan yang digunakan umumnya sesuai satuan valuta tahun sumber. Dalam kalkulasi CBA yang sesungguhnya, semua
nilai secara otomatis disesuaikan dengan inflasi menggunakan deflator PDB AS sebagaimana diterbitkan oleh World Bank World Development Indicators
lampiran 1 lampiran 1

• Manfaat emisi GRK senilai $9,702 milyar; pasti dalam jangka pendek, dan menimbulkan
terhindarnya kerusakan lingkungan akibat sejumlah biaya tersembunyi bagi investor dan
perubahan iklim, produktivitas pertanian yang terhadap ekonomi yang lebih luas. Tabel A.7 dan A.8
hilang, peristiwa cuaca ekstrim yang lebih sering di bawah ini merangkum temuan-temuan dimaksud
Parameter Nilai Sumber (senilai $80/tCO2, dikurangi nilai moneter di atas).
Ini merupakan kategori manfaat terbesar. Catatan: Ketahanan merupakan tema lintas bidang,
233 MtCO2/25 Dihitung menggunakan faktor emisis IPCC (2013) di
Estimasi Pengurangan Emisi • Selain itu, terdapat biaya tersembunyi dalam nilai yang dipengaruhi oleh 4 capaian pertumbuhan ekonomi
tahun bawah ini
bersih skenario BAU, termasuk: hijau lainnya; sebagai contoh, masyarakat akan semakin
Faktor pengurangan emisi bersih 73 tCO2/ha/ Sumber: IPCC (2013) Perhatikan interval tingkat - Persoalan terkait pengeringan lahan gambut yang tidak rentan terhadap guncangan harga komoditas
untuk HTI tahun keyakinan 95% dari 59 – 98 tCO2/ha/ tahun menyebabkan menurunnya hasil sepanjang waktu atau banjir akibat perubahan iklim, yang dengan sendiri
Faktor pengurangan emisi bersih 40 tCO2/ha/ Sumber: IPCC (2013)Perhatikan interval tingkat (biaya bersih berdasarkan nilai sekarang sekitar merupakan dampak “ekonomi” dan “ekosistem”.
untuk Perkebunan Sawit tahun keyakinan 95% dari 21 – 62 tCO2/ha/ tahun $297 juta)
Sumber: IPCC (2013) Perhatikan interval tingkat - Dampak negatif berkelanjutan terhadap bentang ** Dalam praktiknya angka ini akan lebih tinggi, karena
Faktor pengurangan emisi bersih 19 tCO2/ha/ lahan pertanian sekitar di DAS yang sama (nilai ada kewajiban pembagian manfaat bagi pengembang
keyakinan 95% dari 14 – 25 tCO2/ha/ tahun
untuk HPH tahun bersih berdasarkan nilai sekarang sekitar $295 juta) swasta. Namun, regulasi yang ada saat ini tidak
sepenuhnya jelas; hal ini dibahas lebih lanjut di bab
140 MtCO2/
Nilai pasar penurunan emisi karbon Model Keuangan PT RMU Singkatnya, Pertumbuhan Ekonomi Hijau berikutnya. Sesuai model keuangan PT RMU, seluruh
25 tahun
menghasilkan manfaat yang berkelanjutan dan stabil tingkat pengembalian manfaat diekspresikan sebagai
Wilayah Proyek Harga karbon $2 - $8/tCO2 apabila diukur dengan benar, sementara skenario distribusi pra-mafaat (namun setelah pajak dan
PT RMU Tabel A.7: Rangkuman
Nilai ekonomi sumber daya hutan $5.6/ha/tahun Business As Usual menghasilkan uang yang tidak pungutan) hasil (dalam juta USD)
Nilai ekonomi sumber daya pertanian $7.0/ha/tahun Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2012 tentang Pedoman
Nilai ekonomi sumber daya perikanan $17.6/ha/tahun
Valuasi Ekonomi Ekosistem Gambut
Nilai ekonomi hidrologi $1.1/ha/tahun
Nilai ekonomi sosial budaya $1.1/ha/tahun
Business As Usual Green Growth Perbedaan
Nilai ekonomi keanekaragaman hayati WWF Heart of Borneo: Investing in Nature for a Green Nilai Bersih Keuangan (berdasarkan nilai saat ini) $182m $139m -$43m
$27/ha/tahun
dan pariwisata Economy Nilai Bersih Diperluas (berdasarkan nilai saat ini) $485m $9,974m +$9,489m
Komisi pemasaran dari penerimaan 2.5% yang terdiri dari
karbon yang terjual pendapatan Model Keuangan PT RMU - Pertumbuhan Ekonomi $485m $35m -$450m
70 karbon (masing-
71
Komisi penjualan dari penerimaan - Pembangunan Sosial $0m** $4m +$4m
karbon yang terjual masing)
- Ekosistem $0m $232m +$232m
- Emisi GRK $0m $9,702m +$9,702m

Analisis Biaya-Manfaat Namun, jika analisis diperluas dengan memperhitungkan


Kesimpulan dari kajian yang diakukan adalah bahwa biaya ekonomi dan eksternalitas yang ditimbulkan 12,000 Gambar A.8: Ilustrasi hasil
Nilai Bersih Kini (NPV)
konversi suatu wilayah proyek seluas 203,570 selama konversi lahan, terlihat bahwa skenario ERC akan Asumsi Biaya
hektar menjadi perkebunan sawit, HPH dan HTI menghasilkan nilai $9,5 milyar lebih tinggi dibandingkan Sosial Karbon $9.974
akan menghasilkan keuntungan finansial dengan skenario BAU (pada tingkat diskonto 5% dan $80/tCO2). 10,000 = $80/tCO2
mengorbankan keberhasilan sosio-ekonomi yang
lebih luas dan pelestarian modal alam. Kesimpulan Maka, manfaat skenario Pertumbuhan Ekonomi Hijau
ini didasarkan pada pemodelan atas data historis, di atas dapat diuraikan sebagai berikut: 8,000
serta kondisi pasar saat ini, meskipun asumsi yang • Manfaat Pertumbuhan Ekonomi senilai $35 juta; nilai dari

USD million
digunakan dalam penghitungan terlalu luas. penjualan kredit 224 Mt emisi CO2 yang terhindarkan
pada harga $6.9/tCO2, $49 juta dari pendapatan 5,000
Berdasarkan kriteria murni keuangan dan prakiraan kayu berkelanjutan setelah PT RMU menyelesaikan ‘Titik balik’ Biaya
sempit atau jangka pendek atas hidrologi di lahat gambut restorasi ekosistem, dan $24 juta dari lahan pertanian Sosial Karbon
IUPHHK-RE (Ecosystem Restoration Concession produktif yang diwariskan kepada generasi 4,000 = $2.48/tCO2
– ERC) terhadap kawasan proyek lebih tidak lebih berikutnya. Dikurangi biaya modal dan operasional.
menguntungkan dibandingkan skenario Business As • Manfaat sosial senilai $4 juta; Nilai sosio-kultural
Usual konversi lahan menjadi Perkebunan Sawit dan dari tegakan hutan bagi masyarakat lokal. 2,000
HTI dengan kisaran USD 43 juta (pada tingkat 10% • Manfaat ekosistem senilai $232 juta; nilai dari $485
$139 $182
biaya modal). Tanpa adanya kebijakan perubahan iklim tegakan hutan bagi masyarakat lokal, termasuk
yang dituangkan dalam bentuk kredit CO2 yang dapat kayu bakar, pemanfaatan untuk pertanian,
Ecosystem Restoration Palm Oil/HTI Ecosystem Restoration Palm Oil/HTI
diuangkan, proyek ini secara fundamental tidak akan perikanan, serta nilai keankearagaman hayati
menguntungkan. Eksploitasi sumber daya alam akan lokal dan global (yang kemudian dapat mendorong Financial analysis eCBA
lebih masuk akal dan menguntungkan bagi investor biasa. ekowisata).

Anda mungkin juga menyukai