PERCOBAAN IV
UJI KANDUNGAN KIMIA EKSTRAK
OLEH:
KELOMPOK II
HASLINDA (O1A1 15 092)
IIN FAUZIAH (O1A1 15 093)
IIN PRIMAWATI (O1A1 15 094)
IJAH ANIZA AMIR (O1A1 15 095)
INDAH AMALIA LESTARI (O1A1 15 097)
KELAS :C
ASISTEN : M. HAJRUL MALAKA, S. Si, M. Si.
JURUSAN FARMASI
FAKUKTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
Percobaan IV
Uji Kandungan Kimia Ekstrak
PERCOBAAN IV
UJI KANDUNGAN KIMIA EKSTRAK
1. LATAR BELAKANG
Fitokimia adalah ilmu yang mempelajari berbagai senyawa organic
yang dibentuk dan disimpan oleh tumbuhan, yaitu tentang struktur kimia,
biosintetis, perubahan dan metabolism, penyebaran secara alami dan fungsi
biologis dari senyawa organik. Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien,
dalam arti luas adalah segala jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari
sumber tumbuhan. Dalam penggunaan umum, fitokimia memiliki definisi
yang lebih sempit.
Jahe merah termasuk dalam tanaman berumbi yang juga termasuk
dalam tanaman jenis jahe-jahean yang merupakan herbal yang sudah sejak
lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Jahe yang banyak dimanfaatkan
adalah rimpang jahe karena pada bagian rimpang jahe banyak menyimpan
kandungan senyawa alami yang memiliki khasiat dan manfaat yang luar
biasa.
Diperlukan suatu pendekatan untuk mengetahui golongan kelompok
senyawa (alkaloid, triterpenoid, steroid, saponin, flavonoid, tannin, polifenol
dan kuinon) untuk mengetahui kandungan kimia yang terdapat pada bagian-
bagian tumbuhan (akar, batang, ranting, daun, bunga, biji dan buah).
Uji pendahuluan terhadap komponen kimia bahan alam bertujuan
untuk mempermudah dalam pengerjaan isolasi. Uji pendahuluan dilakukan
terhadap bahan alam yang baru diambil dari alam dengan menggunakan
pereaksi kimia yang sesuai. Senyawa kimia yang berkhasiat sebagai obat
yang terdapat dalam bahan alam.
Oleh karena itu, dilakukan percobaan uji kandungan kimia ekstrak
untuk mengetahui kandungan atau golongan kelompok dari senyawa
tumbuhan.
2. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari percobaan ini yaitu:
1. Bagaimana memahami prinsip dasar uji kandungan kimia ekstrak ?
2. Bagaimana memahami cara melakukan identifikasi kandungan kimia
dalam suatu ekstrak bahan alam ?
3. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini yaitu:
1. Dapat memahami prinsip dasar uji kandungan kimia ekstrak.
2. Dapat memahami cara melakukan identifikasi kandungan kimia dalam
suatu ekstrak bahan alam.
4. MANFAAT
Manfaat dari percobaan ini yaitu:
1. Kita dapat memahami prinsip dasar uji kandungan kimia ekstrak.
2. Kita dapat memahami cara melakukan identifikasi kandungan kimia dalam
suatu ekstrak bahan alam.
5. DASAR TEORI
Fitokimia (dari kata Yunani phyto, yang berarti tanaman) secara
biologis aktif, senyawa kimia alami yang terdapat pada tanaman, yang
memberikan manfaat bagi manusia lebih baik daripada yang dikaitkan dengan
macronutrients dan mikronutrien. Mereka melindungi tanaman dari penyakit
dan kerusakan dan berkontribusi pada warna, aroma dan aroma tanaman.
Secara umum, bahan kimia tanaman yang melindungi sel tumbuhan dari
bahaya lingkungan seperti polusi, stres, kekeringan, paparan sinar UV dan
serangan patogen disebut sebagaifitokimia. Baru-baru ini, diketahui bahwa
mereka memiliki peran dalam perlindungan kesehatan manusia, saat asupan
makanan mereka signifikan. Lebih dari 4.000 fitokimia telah di katalogkan
dan diklasifikasikan berdasarkan fungsi pelindung, karakteristik fisik dan
karakteristik kimia dan sekitar 150 fitokimia telah dipelajari secara rinci
(Saxena1).
Akhir-akhir ini obat tradisional mulai digemari dan dicari masyarakat
modern (kota). Hal ini karena obat tradisional tak ada (sangat kurang) efek
sampingannya dibandingkan obat-obatan dari bahan kimia murni, relatif
mudah diperoleh dan dapat diramu sendiri. Salah satu kelemahan obat-obatan
tradisional adalah belum banyaknya informasi mengenai kandungan kimia
dan senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktifitas biologisnya. Depkes
RI (1981) mendefinisikan bahwa obat tradisional bahan-bahan obat yang
berasal dari alam baik dari tumbuhan, hewan, maupun bahan-bahan mineral
(Nugrahaningtyas2).
Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah
dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu. Indonesia
dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa, memiliki lebih kurang
30.000 spesies tumbuhan dan 940 spesies diantaranya termasuk tumbuhan
berkhasiat. Tumbuhan tersebut menghasilkan metabolit sekunder dengan
struktur molekul dan aktifitas biologi yang beraneka ragam serta memiliki
potensi yang sangat baik untuk dikembangkan menjadiobat berbagai macam
penyakit (Titis3).
Tanaman dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional apabila tanaman
tersebut mengandung senyawa kimia yang mempunyai aktifitas biologis (zat
bioaktif). Senyawa aktif biologis itu merupakan metabolit sekunder yang
meliputi alkaloid, flavonoid, terpenoid, tannin, dan saponin. Kandungan
senyawa metabolit sekunder dalam suatu tanaman dapat diketahui dengan
suatu metode pendekatan yang dapat memberikan informasi adanya metabolit
sekunder (Setyowati4).
Senyawa metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang
umumnya mempunyai kemampuan bioaktivitas dan berfungsi sebagai
pelindung tumbuhan tersebut dari gangguan hama dan penyakit untuk
tumbuhan itu sendiri atau lingkungannya (Chunaifi5).
atau steroidal glycoalkaloid yang memiliki satu atau lebih rantai gula dan
penting dalam pertahanan tanaman terhadap infeksi mikroba. Saponin
memiliki sifat seperti deterjen dan mematikan jamur karena kemampuannya
untuk kompleks dengan sterol membran, yang mengakibatkan hilangnya
integritas membran. Konsekuensinya, diputuskan untuk menyaring tanaman
ini sebagai obat penting seperti yang diklaim sebagai penyembuh folkloric
(Mohammed9).
Jahe merah adalah tanaman asli ke Asia Tenggara. Merupakan bagian
keluarga Zingiberaceae. Jahe telah digunakan dalam pengobatan tradisional
India dan Cina selama berabad-abad untuk memperkuat lambung dan
mengobati berbagai macam gangguan gastro intestinal (GI) seperti dispepsia,
untuk menyembuhkan ulkus usus bagian atas termasuk gastritis, dan penyakit
ulkus peptik (PUD), dan oleh karena itu , untuk meringankan sakit perut
akibat infeksi bakteri. Selanjutnya, jahe juga dianggap baik untuk melawan
peradangan, membersihkan kolon, mengurangi kejang dan kram, dan untuk
merangsang sirkulasi (Poeloengan10).
b. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu:
1) Air hangat
2) Ekstrak jahe merah (Zingiber officinale Rosc.)
3) FeCl3
4) HCl
5) Pereaksi Dragendroff
6) Pereaksi Lieberman Bucard
8. PROSEDUR KERJA
1. Uji Alkaloid
Ekstrak jahe merah
(Zingiber officinale Rosc.)
- Dipipet sebanyak 1 mL
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- Dipanaskan di atas elektromantel
- Ditambahkan 1 mL HCl dan 2 tetes pereaksi Dragondroff
Terbentuk endapan jingga/ merah bata
2. Uji Tanin
Ekstrak jahe merah
(Zingiber officinale Rosc.)
- Dipipet sebanyak 1 mL
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- Ditambahkan 1 mL FeCl3
Hijau / Biru Tua
3. Uji Terpenoid
Ekstrak jahe merah
(Zingiber officinale Rosc.)
- Dipipet sebanyak 1 mL
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- Ditambahkan pereaksi Lieberman Bucard
Merah
4. Uji Flavonoid
Ekstrak jahe merah
(Zingiber officinale Rosc.)
- Dipipet sebanyak 1 mL
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- Ditambahkan 2 mL HCl
Hijau Kekuningan
5. Uji Saponin
Ekstrak jahe merah
(Zingiber officinale Rosc.)
- Dipipet sebanyak 1 mL
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
- Ditambahkan 3 mL air hangat
Terbentuk Busa
9. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan yang didapatkan dari percobaan ini adalah :
1. Uji Alkaloid
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
Sebelum Sesudah
2. Uji Tanin
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
Sebelum Sesudah
3. Uji Terpen
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
Sebelum Sesudah
4. Uji Flavonoid
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
Sebelum Sesudah
5. Uji Saponin
LABORATORIUM FITOKIMIA
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
Sebelum Sesudah
10. PEMBAHASAN
Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah
segala jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan,
termasuk sayuran dan buah-buahan. Fitokimia biasanya digunakan untuk
merujuk pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak
dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh, tapi memiliki efek yang
menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki peran aktif bagi pencegahan
penyakit. Karenanya, zat-zat ini berbeda dengan apa yang diistilahkan sebagai
nutrien dalam pengertian tradisional, yaitu bahwa mereka bukanlah suatu
kebutuhan bagi metabolisme normal, dan ketiadaan zat-zat ini tidak akan
mengakibatkan penyakit defisiensi, paling tidak, tidak dalam jangka waktu
yang normal untuk defisiensi tersebut.
Percobaan uji kandungan kimia ekstrak ini bertujuan untuk
mengetahui kandungan kimia dari senyawa tumbuhan. Ekstrak tumbuhan
yang digunakan dalam percobaan ini adalah jahe merah, yang diuji dengan
beberapa pengujian. Jahe jenis ini memiliki kandungan minyak asiri tinggi
dan rasa paling pedas, sehingga cocok untuk bahan dasar farmasi dan jamu
atau diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya. Ukuran rimpangnya paling
kecil dengan warna merah.dengan serat lebih besar dibanding jahe biasa.
Pada percobaan ini, uji-uji yang dilakukan yaitu uji alkaloid, uji
terpenoid, saponin, uji flavanoid dan uji tannin/polifenol. Alkaloid merupakan
sekelompok metabolit sekunder alami yang mengandung nitrogen yang aktif
secara farmakologis yang berasal dari tanaman, mikroba tau hewan. Dalam
kebanyakan alkaloid, atom nitrogen merupakan bagian dari cincin. Alkaloid
secara biosintesis diturunkan dari asam amino. Namun alkaloid berasaldari
kata “alkalin” yang berarti basa yang larut air. sejumlah alkaloid alami dan
turunannya telah dikembangkan sebagai obat untuk mengobati berbagai
macam penyakit, reserfpin dan taxol. Saponin merupakan senyawa
glikosida kompleks yaitu senyawa hasil kondensasi suatu gula dengan suatu
senyawa hidroksil organik yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan
gula (glikon) dan non gula (aglikon). Saponin merupakan glikosida
Kelompok II Muh. Hajrul Malaka, S.Si., M.Si
Percobaan IV
Uji Kandungan Kimia Ekstrak
11. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Prinsip dasar uji kandungan kimia ekstrak yaitu ekstrak diekstraksi dengan
pelarut dan cara tertentu.
2. Cara melakukan identifikasi kandungan kimia dalam suatu ekstrak bahan
alam yaitu menggunakan pereaksi tertentu dimana uji alkaloid
menggunakan pereaksi HCl dan pereaksi Dragondraff, uji tanin
menggunakan pereaksi FeCl3, uji terpen menggunakan pereaksi Lieberman
Bucard, uji flavonoid menggunakan pereaksi HCl dan uji saponin
menggunakan pereaksi air hangat.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Saxena, M., dkk., 2013, Phytochemistry of Medicinal Plants, Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry, Vol. 1(6).
[2]
Nugrahaningtyas, K. D., Sabirin M., Tutik D. W., 2005, Isolasi dan Identifikasi
Senyawa Flavonoid dalam Rimpang Temu Ireng (Curcuma aeruginosa
Roxb.), Biofarmasi, Vol. 3(1).
[3]
Titis, M., dkk., 2013, Isolasi, Identifikasi dan Uji Aktifitas Senyawa Alkaloid
Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis), Jurnal Chem
Info, Vol. 1(1).
[4]
Setyowati, W. A. E., dkk., 2014, Skrining Fitokimia dan Identifikasi Komponen
Utama Ekstrak Metanol Kulit Durian (Durio zibethinus Murr.) Varietas
Petruk, Jurnal Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI,
ISBN: 979363174-0.
[5]
Chunaifi, M., dan Tukiran, 2014, Skrining Fitokimia Dari Ekstrak Etil Asetat
Kulit Batang Tumbuhan Nyiri Batu (Xylocarpus moluccencis), UNESA
Journal of Chemistry, Vol. 3(3).
[6]
Aziz, D. M., Salam G. T., and Jawameer R. H., 2016, Isolation and
Identification of New Alkaloids from Purslane (Portulacaoleracea L.)
Leaves Using HPLC/ESIMS, MOJ Food Processing & Technology,
Vol. 2(4).
[7]
Mailoa, M. N., dkk., 2014, Effectiveness Of Tannins Extract From Leaf Guava
(Psidium Guajava L) On The Growth And Damage Of Cell
Morphology Escherichia coli, International Journal of Advanced
Research, Vol. 2(1).
[8]
Malik, A., Aktsar R. A., 2015, Determination of Phenolic and Flavonoid
Contents of Ethanolic Extract of Kanunang Leaves (Cordia myxa L.),
International Journal of PharmTech Research, Vol. 7(2).
[9]
Mohammed, M., dkk., 2013, Saponins from the Leaves of Cassia occidentalis
(Caesalpiniaceae), International Journal of Science and Technology,
Vol. 3(1).
[10]
Poeloengan, M., 2011, The Effect Of Red Ginger (Zingiber Officinale Roscoe)
Extract On The Growth Of Mastitis Causing Bacterial Isolates, African
Journal Of Microbiology Research, Vol. 5(4).