Anda di halaman 1dari 6

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari 2019 hingga Juni 2019

bertempat di Laboratorium Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo,

Kendari, Sulawesi Tenggara

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental

C. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Jagung putih (Zea mays

L.), tissue, aluminium foil, tisu, aquadest, pisau, bentonit, kaolin, xanthan gum,

gliserin, nipagin, natrium metabisulfit, natrium lauryl sulfat.

D. Alat/Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah autoklaf (Daihan

Labtech®), blender (Philips®), Erlenmeyer (Pyrex®), timbangan analitik (Precisa®),

gelas ukur (Pyrex®), gelas kimia (Pyrex®), oven (Gallenkamp Civilab-Australia),

pipet tetes, pipet ukur, tabung reaksi (Pyrex®), batang pengaduk, kertas saring,

botol gelap, mistar, cawan porselin, kaca objek, kaca preparat, elektromantel,

sudip, mesh no. 200, pH meter (Jenway®), lumpang dan alu serta alat-alat gelas

lainnya.
E. Variabel

Variabel yang di amatai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu konsentrasi basis kaolin dan bentonit

dalam sediaan masker pasta jagung putih.

2. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu stabilitas fisik sedian masker pasta

meliputi cycling test : organoleptis (warna, bau, dan bentuk), pH,

homogenitas, daya sebar dan waktu sediaan mongering.

F. Definisi Operasional

1. Pati jagung putih diperoleh dari proses pembuatan pati dari jagung putih yang

di preparasi lalu dikeringkan dan disaring oleh ayakan mesh no. 200

2. Masker pasta pati jagung adalah suatu sediaan semi padat berbentuk seperti

lumpur yang mudah digunakan dengan cara dioleskan diwajah dan dibiarkan

hingga mengering lalu dibilas dengan air.

3. Uji stabilitas fisik masker pasta pati jagung meliputi uji cycling test dengan

melihat organoleptik (warna, bau dan bentuk), pH, homogenitas, daya sebar

dan waktu sediaan mongering.

G. Prosedur Penelitian

1. Pengambilan Sampel

Sampel jagung putih diperoleh dari petani lokal yang dimana jagung putih

tersebut berasal dari perkebunan jagung di daeah Konawe Selatan, Sulawei

Tenggara.
2. Preparasi Sampel

Sampel jagung putih dikupas terlebih dahulu dari kulitnya dan di cuci

dengan air mengalir hingga bersih.

3. Pembuatan Pati dari Jagung Putih

Jagung putih yang telah dicuci kemudian dipisahkan dari tongkolnya dan

di hancurkan menggunakan blender sehingga didapatkan 10 kg berat jagung lalu

di campurkan dengan aquadest dengan perbandingan 1 : 1 setelah itu dilakukan

penyaringan hingga diperoleh filtrat (1). Ampas yang diperoleh yaitu 6,5 kg

kemudian di campurkan lagi dengan air dengan perbandingan air dan ampas 1 :

0,5 dan dilakukan penyaringan hingga diperoleh filtrat (2). Filtrat (1) dan (2)

dicampur kemudian dilakukan pengendapan selama 6 jam dan setiap 3 jam

dilakukan pergantian air. Air dan endapan kemudian dipisah dan endapan yang

diperoleh disebut pati basah. Pati basah kemudian dikeringkan dengan

menggunakan oven pengering, hingga diperoleh pati kering. Pati kering

selanjutnya digiling dan diayak dengan menggunakan ayakan ukuran 200 mesh,

dan diperolehlah pati dalam bentuk tepung. Pati yang diperoleh disimpan dalam

wadah yang tertutup rapat.

4. Formulasi Sediaan Masker Pasta

Formula sediaan masker pasta pati jagung putih yang dibuat sebanyak 100

mg. Rancangan formula dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut :


Tabel 1: Rancangan Formula Masker Pasta Pati Jagung Putih
Bahan Formula (%)
No Bahan Fungsi
F1 F2 F3
1 Pati Jagung Putih Zat aktif
2 Xanthan Gum
3 Gliserin
4 Na. Lauryl Sulfat Pembusa
5 Nipagin Pengawet
6 Na. Metabisulfit Antioksidan
7 Oleum rosae Pengaroma
8 Kaolin Basis
9 Bentonit Basis
Keterangan :
Formula I : Masker pasta pati jagung putih dengan konsentrasi basis
Formula II :
Formula III :

5. Cara Pembuatan Sediaan Masker Pasta

Pembuatan masker pasta dilakukan dalam beberapa tahap yaitu :

1. Pembuatan basis sediaan masker pasta

a) Aquades dituangkan dalam lumping dan ditambahkan bentonit. Bentonit

dibiarkan terbasahi

b) Ditambahkan xantan gum dan digerus cepat sampai seluruh gum melarut

c) Ditambahkan kaolin sedikit demi sedikit dalam lumpang sambil digerus

d) Ditambahkan gliserin dalam lumpang dan digerus (Fase I)

e) Larutkan Na metabisulfit dan Nipagin dalam air panas pada wadah lain

(larutan A)

f) Larutkan Na. lauryl sulfat dalam aquades (larutan B)

g) Tuangkan larutan A kedalam lumpang lain dan digerus pelan

h) Tuangkan larutan B kedalam lumpang yang sama dengan larutan A secara

perlahan-lahan

i) Gerus hingga terbentuk pasta homogen (Fase II)


j) Digabungkan fase I dan fase II

k) Digerus homogeny hingga terbentuk basis sediaan masker pasta

l) Dibuat masing-masing basis sesuai dengan variasi konsentrasi

2. Pembuatan sediaan masker pasta pati jagung

a) Ditimbang pati jagung sesuai hitungan dalam rancangan formula

b) Ditambahkan basis sediaan masker pasta yang telah dibuat hingga 100 g

c) Digerus merata hingga terbentuk pasta homogen

6. Uji Stabilitas Sediaan Masker Pasta

a. Uji Stabilitas dengan Cycling test

Sediaan disimpan pada suhu 4oC selama 24 jam lalu dikeluarkan dan

ditempatkan pada suhu 40oC selama 24 jam. Perlakuan ini disebut satu siklus.

Percobaan diulang sebanyak 6 siklus. Kondisi fisik sediaan dibandingkan dengan

kondisi fisik sebelumnya selama percobaan (Rahmawanty, dkk., 2014).

b. Uji Organoleptik

Pengamatan organoleptis yaitu dengan menuangkannya pada wadah dan

melihat warna yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.

Aromanya diuji dengan cara mencium sediaan tersebut.. Sampel diamati selama

hari yang ditentukan dan dicatat perubahan yang terjadi (Anggi, 2016).

c. Uji homogenitas

Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan

transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen

dan tidak terlihat adanya butiran kasar (Ditjen POM, 1979).

d. Uji pH
Pengujian dilakukan dengan cara menimbang sampel sebanyak 1 gram.

Mengukur pH sampel menggunakan alat pH meter pada hari yang telah ditentukan

dan mencatat hasil pH yang diperoleh (Anggi, 2016).

e. Uji Daya Sebar

Sebanyak 0,50 gram diletakkan ditengah-tengah kaca, ditutup dengan kaca

lain yang telah ditimbang dan dibiarkan selama satu menit kemudian diukur

diameter sebar pasta. Setelah itu, diberi penambahan beban setiap satu menit

sebesar 50 gram hingga 1000 gram lalu diukur diameternya yang cukup untuk

melihat pengaruh beban terhadap daya sebar pasta. Dalam pengujian daya sebar

pasta ini, masing-masing pasta yang akan diuji dilakukan sebanyak tiga kali, rata-

rata diameter pengukuran (membujur, melintang) dari tiga kali pengujian

(Nayeem dan Karvekar, 2011; Ningsih dkk., 2015).

f. Uji Waktu Kering

Pengujian dilakukan degan cara mengoleskan 1 gram dari masing-masing

formula sediaan ke punggung tangan dengan ukuran 7 cm x 7 cm, kemudian

dilihat menggunakan stopwatch waktu yang diperlukan oleh sediaan untuk

mongering, yaitu waktu hingga sediaan membentuk lapisan film (Pertiwi, 2012).

Anda mungkin juga menyukai