METODE PENELITIAN
berupa observasi. Penelitian ini didasarkan pada teori-teori yang melingkupi masalah dan
bidang penelitian dengan memanfaatkan sumber kepustakaan dari buku, jurnal penelitian dan
lain-lain. Penelitian eksperimen dilakukan dengan membuat formulasi gel natrium diklofenak
dengan menggunakan gelatin kulit ikan petin sebagai gelling agent serta dilakuakan evaluasi
untuk mengetahui karakterisasi sediaan gel natrium diklofenak dan permeabilitas secara in
vitro. Penelitian eksmerimen ini juga untuk mengetahui pengaruh perbandingan konsentrasi
dari gelatin kulit ikan patin, apakah telah sesuai berdasarkan literatur dan yang formulator
inginkan.
Sampel penelitian ini adalah kulit ikan patin (Pangasius hypophthalmus) yang
mempunyai berat rata-rata 500 g/ekor. Di beli dari peternak ikan patin di Desa Pulau Gadang,
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2024 di
3.4.1 Alat
1. Alat yang digunakan untuk pembuatan gelatin dari kulit ikan patin yaitu oven,
2. Alat yang digunakan untuk pembuatan sediaan gel natrium diklofenak yaitu
3. Alat yang digunakan untuk evaluasi yaitu oven, moisture analyzer, timbangan
3.4.2 Bahan
1. Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan gelatin dari kulit ikan patin yaitu
yaitu natrium diklofenak, propilen glikol, gelatin ikan patin, TEA, metil paraben,
3. Bahan-bahan yang digunakan untuk evaluasi yaitu dapar fosfat, membran (dari
Kulit ikan dipisahkan dari dagingnya menggunakan pisau dan dibersihkan dari sisa
daging. Selanjutnya direndam dalam air dingin dan diaduk menggunakan stirer untuk
menghilangkan lemak. Kulit ikan ini dicuci sampai bersih, kemudian dipotong-potong hingga
berukuran ± 2 x 2 cm dan dijadikan sebagai bahan baku pembuatan gelatin. Jika tidak
langsung digunakan, kulit ikan ini disimpan dalam lemari pembeku pada suhu -20oC.
Timbang kulit ikan patin, lalu cuci dengan larutan NaCl 0,8 N dengan perbandingan 1:6
(b/v) pada suhu 5oC selama 10 menit, kemudian dibilas dengan air mengalir. Kemudian
tambahkan larutan NaOH 0,2 N dengan perbandingan 1:6 (b/v) kedalam kulit ikan ini pada
suhu ruang sambil dikocok selama 30 menit dengan kecepatan 120 rpm. Selanjutnya bilaslah
dengan air sampai pH netral. Kulit ikan direndam kembali dengan asam asetat 0,05 N dengan
perbandingan 1:6 (b/v) pada suhu ruang selama 3 jam, lalu dibilas dengan air. Proses ini
dilakukan sebanyak 3 kali. Selanjutnya, dilakukan proses ekstraksi dengan aquades pada suhu
60oC selama 10 jam. Hasil ekstraksi disaring dengan kain kasa sebanyak 3 kali dan
dimasukkan kedalam oven pada suhu 55oC sampai kering. Gelatin padat kemudian
a. Rendemen gelatin
Mengacu pada (AOAC, 2005), yaitu membandingan berat kering gelatin dengan
berat basah bahan baku kulit mentah sebelum ekstraksi gelatin (kulit ikan yang telah
dibersihkan dari lemak, daging, dan zat pengotor lainnya) (Nurilmala et al., 2021).
Uji penetapan kadar air ini dilakukan dengan menimbang serbuk gelatin sebanyak 1
gram terlebih dahulu. Lalu dimasukkan ke dalam alumunium dish pada alat moisture
analyzer dengan cara disebar ke seluruh bagian sisi alumunium dish. Kemudian suhu
alat di setting menjadi 105oC, sehingga akan diperoleh nilai kadar air (%) yang akan
c. Pengukuran pH
Larutkan 1 gram gelatin kedalam aquades dengan suhu 45oC, dicukupkan
volumenya hingga 100 ml, dan biarkan larutan mencapai suhu kamar. Gunakan pH
Analisis kadar abu gelatin mengacu pada (AOAC, 2005) yaitu: sampel sebanyak 2 g
ditimbang dan dimasukkan ke cawan porselen yang telah ditera, lalu dibakar di atas
kompor listrik hingga tidak berasap. Sampel kemudian dimasukkan ke dalam tanur
pengabuan dengan suhu 600°C selama 6 jam. Cawan porselen yang berisi sampel
selanjutnya ditimbang hingga diperoleh berat yang konstan (Nurilmala et al., 2021).
e. Pengukuran viskositas
Sebanyak 6,67 gram gelatin dilarutkan dalam air suhu 60ºC sampai 100 ml,
kemudian dibiarkan hingga mencapai suhu 30ºC. Viskositas larutan gelatin ini
Pengekuran kekuatan gel ini mengacu pada (GMIA, 2013) yaitu sebanyak 6,67 gram
sampel gelatin dilarutkan kedalam aquades 100 mL pada suhu 60ºC selama 15 menit
didinginkan di refrigerator pada suhu 7ºC selama 16-18 jam. Lalu ukurlah kekuatan
gel dengan menggunakan alat texture analyzer (Nasution & Harahap, 2018).
Formula (%)
Bahan Fungsi F1 F2 F3 Kontrol Baku
Negatif Pembanding
Natrium Zat aktif 0,3 0,3 0,3 -
Diklofenak
Propilen Co-solvent 6 6 6 6
glikol
Gelatin Gelling agent 1 2 3 4 Voltadex
TEA Alkalizing agent 0,6 0,6 0,6 0,6
Metil Paraben Pengawet 0,06 0,06 0,06 0,06
Menthol Enchancer 1,5 1,5 1,5 1,5
Aquadest Pelarut Ad 100 Ad 100 Ad 100 Ad 100
Pembuatan sediaan
Setelah gelatin mengembang, gerus sampai membentuk gel sambil menambahkan metil
paraben yang telah dilarutkan dalam air suling panas, dilanjutkan dengan
menambahkan TEA per tetes sambil digerus ad homogen, sampai terjadi perubahan
warna menjadi bening (massa I) (Efendi & Na’imah, 2023; Rauf et al., 2017).
Kemudian dilarutkan natrium diklofenak dan propilen glikol kedalam beaker glass 100
campurkan massa II dan I didalam lumpang, lalu aduk ad homogen (massa III).
Tambahkan menthol kedalam massa III, aduk menggunakan alu ad tepat larut (Efendi
Sediaan ditimbang sebanyak 1 gram, lalu tambahkan dengan 10 mL aqua bebas CO2.
kertas untuk uji pH ke dalam setiap formula gel. Diamkan selama 10 detik dan
diangin-angin, kemudian barulah dilihat warna yang terjadi dan dicocokkan dengan
warna standar yang sudah diketahui nilai pH-nya. Rentang nilai pH yang aman
untuk kulit yaitu sekitar 4,5-6,5 (Hastuti et al., 2020; Maulina, 2021).
Sebanyak 0,5 gram gel ditimbang kemudian diletakkan diatas kaca dan ditumpu lagi
oleh kaca lainnya diatas masa gel tersebut. Kemudian dihitung diameter gel dengan
panjang diameter dari beberapa sisi, ditambahkan beban tambahan 50, 100, 150,
200, dan 300 gram, didiamkan selama 1 menit setiap penambahan beban kemudian
diukur diameter gel seperti sebelumnya. Daya sebar gel yang baik yaitu antara 5
Sebanyak 100 gram sediaaan gel ditempatkan dalam Brookfield viscometer hingga
spindel terendam. Diatur spindel dan kecepatan yang akan digunakan yaitu 50 rpm.
Brookfield viscometer dijalankan, kemudian catat nilai viskositas dari gel akan
e. Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan cara gel dioleskan pada sekeping kaca
3.5.4.1 Pembuatan larutan dapar fosfat pH 7,4 (Depkes, 1995: 1119) (Syaputri, 2017)
Dapar fosfat dibuat dengan mencampurkan larutan NaOH dengan KH2PO4. Sebanyak
4,0 gram NaOH dan 13,9 gram KH2PO4 dilarutkan dalam masing-masing 500 mL air
bebas CO2 pada gelas kimia. Kemudian larutan KH2PO4 dipipet 125,0 mL ke dalam
labu takaar 500,0 mL dan larutan NaOH dipipet sebanyak 100,0 mL kemudian
Standar natrium diklofenak ditimbang sebanyak 50,0 mg, masukkan kedalam labu
takar 100,0 ml, kemudian tambahkan dapar fosfat pH 7,4 sampai tanda batas (500
µg/ml).
Ambil 1,0; 1,25; 1,5; 1,75; 2,0; 2,25; 2,5 ml (larutan stok) kemudian masukkan
larutan kedalam labu takar 50,0 ml, selanjutnya tambahkan larutan dapar fosfat pH
7,4 pada masing-masing labu takar sampai tanda batas. Serapan dibaca pada panjang
dimana Y merupakan nilai dari hasil absorbansi dan X yaitu sebagai kadar terukur.
Sebanyak 1 gram sampel sediaan gel natrium diklofenak dilarutkan dalam 100 ml
larutan dapar fosfat pH 7,4. Ambil 1 ml dari larutan tersebut, selanjutnya larutkan
kembali dengan larutan dapar fosfat pH 7,4 dalam labu takar 10 ml hingga tanda
panjang gelombang hasil penetapan kurva baku (Windhu Wardhana et al., 2014).
3.5.5 Uji Permeabilitas In Vitro
Uji pelepasan sediaan gel natrium diklofenak dilakukan secara in vitro dengan
menggunakan alat apparatus 5-paddle over disk, dilengkapi sel difusi. Alat uji diisi
dengan menggunakan 500 mL larutan dapar fosfat salin pH 7,4 ±0,05 dan suhu
Memberan kulit telur terlebih dahulu dicuci dengan air suling dan direndam dengan
air suling selama 1 jam. Membran diangkat dan dikeringkan pada suhu kamar
et al., 2021).
Sebanyak 500 mg gel natrium diklofenak dioleskan secara merata pada permukaan
sel difusi yang telah dimodifikasi, lalu letakkan membran kulit telur diatas sediaan
gel. Jepit sel difusi modifikasi menggunakan baut. Pastikan sel difusi terpasang
Sel difusi modifikasi dimasukkan kedalam chember alat disolution tester tipe
dayung dengan jarak antar sel difusi dan ujung paddle ± 2 cm. Suhu diatur 37 ±
0,5oC dengan kecepatan paddle 100 rpm. Pengujian dalam medium pH 7,4
dilakukan selama 6 jam. Sampel larutan diambil pada menit ke-5, 15, 30, 60, 120,
180, 240, 300, dan 360. Sampel diambil 5 mL dan setelah pengambilan sampel
Analisis Statistika
Harga fluks dan permeabilitas natrium diklofenak dari sediaan dianalisa statistika
dengan uji t (t test) dengan derajat kepercayaan 95% untuk melihat apakah harga fluks
dan permeabilitas berbeda makna. Apabila t dihitung > t tabel, perbedaan tersebut
bermakna dan apabila t dihitung < t tabel maka perbedaan tersebut tidak bermakna
secara statistika.
DAFTAR PUSTAKA
Affandy, F., Wirasisya, D. G., & Hanifa, N. I. (2021). Skrining fitokimia pada tanaman
Agustiani, F. R. T., Sjahid, L. R., & Nursal, F. K. (2022). Kajian Literatur : Peranan Berbagai
Jenis Polimer Sebagai Gelling Agent Terhadap Sifat Fisik Sediaan Gel. Majalah
Agustin, R., & Ratih, H. (2015). Profil Disolusi Tablet Sustained Release Natrium
Amalia, K. R., Sumantri, S., & Ulfah, M. (2011). Perbandingan Metode Spektrofotometri
Ultraviolet (Uv) Dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (Kckt) Pada Penetapan Kadar
Anggraeni, Y., Hendradi, E., & Purwanti, T. (2012). Karakteristik Sediaan dan Pelepasan
Natrium Diklofenak dalam Sistem Niosom dengan Basis Gel Carbomer 940. Pharma
Anugraheni, T., Isusilaningtya, E., & Setiyabudi, L. (2023). Formulasi Sediaan Gel Natrium
Aris, S. E., Jumiono, A., & Akil, S. (2020). Identifikasi Titik Kritis Kehalalan Gelatin. Jurnal
Astuti, D. P., Husni, P., & Hartono, K. (2017). Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel
Atma, Y. (2016). Pemanfaatan Limbah Ikan sebagai Sumber Alternatif Produksi Gelatin dan
Peptida Bioaktif: Review. Seminar Nasional Sains Dan Teknologi, 1–6.
Atma, Y. (2017). Amino acid and proximate composition of fish bone gelatin from different
Chaerunisaa, A. Y., Abdassah, M., Levita, J., Febrina, E., & Hafni, U. (2021). Piroxicam
Percutaneous Permeation from Gels Through Membrane Models of Shed Snakeskin and
Danimayostu, A. A., Shofiana, N. M., & Permatasari, D. (2017). Pengaruh Penggunaan Pati
Depkes RI. (2014). Farmakope Indonesia Edisi v 2014. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Dewi Nurhidayati, W. (2021). Moisture Analyzer Sartorius Type MA 45 Sebagai Alat Uji
Kadar Air Gelatin Dari Tulang Kelinci. Jurnal Majalah Kulti Politeknik ATK, 20(2), 95–
101.
Dewi, S. R. P., Sinulingga, S., Fatmawati, Natasya, M., Utami, S. D., & Dunda, P. R. A. I.
Efendi, F. H. I., & Na’imah, J. (2023). Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Gel Piroxicam
Berbasis Carbomer. Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, Dan Kesehatan, 9(1), 21–25.
https://doi.org/10.33772/pharmauho.V9i1.37
Fahrurroji, A., Wijianto, B., & Styawan, A. (2020). Formulasi dan Evaluasi Hidrogel
Febriana, L. G., Stannia P.H, N. A. S., Fitriani, A. N., & Putriana, N. A. (2021). Potensi
Gelatin dari Tulang Ikan sebagai Alternatif Cangkang Kapsul Berbahan Halal:
Hastuti, resti, Endah Srie Rezeki Nur, Nofriyaldi, A. (2020). Pharmacoscript Volume 3 No. 2
Hosni, S., Gani, S. S. A., Orsat, V., Hassan, M., & Abdullah, S. (2023). Ultrasound-Assisted
Hutauruk, T., Rosita, A., & Oktavianawati, I. (2014). Sintesis Asam 2-(2-(n-(2,6-
Islama, D., Kurniawan, R., Rahmayanti, F., Saputra, F., & Suriani, M. (2022). Kelangsungan
Hidup dan Pertumbuhan Ikan Patin (Pangasius djambal) yang di Pelihara pada Sistem
BUDIKDAMBER dengan Padat Tebar Berbeda. Jurnal Perikanan Tropis, 9(2), 139–
149.
Lestari, N. D., & Fatimah, S. (2021). Ekstraksi Gelatin dari Tulang Ikan Nila Merah
(Oreochromis Niloticus) dengan Variasi Konsentrasi Asam Klorida (HCl). Jurnal Ilmiah
Mahmoodani, F., Ardekani, V. S., See, S. F., Yusop, S. M., & Babji, A. S. (2014).
(Pangasius sutchi) bone. Journal of Food Science and Technology, 51(11), 3104–3113.
27.
Nalinanon, S., Benjakul, S., Visessanguan, W., & Kishimura, H. (2008). Improvement of
gelatin extraction from bigeye snapper skin using pepsin-aided process in combination
Nasution, A. Y., & Harahap, Y. (2018). Karakterisasi Gelatin Hasil Ekstraksi dari Kulit Ikan
Novitasari, M., & Amboro, W. (2021). Formulasi Gel Tabir Surya Ekstrak Daun Teh Hijau
(Camelia Sinensis) dan Penentuan Nilai Sun Protection Factor (SPF). Avicenna :
Nurhidayati, L. G., Nugroho, B. H., & Indrati, O. (2020). Formulasi Dan Uji Sifat Fisik
Nurilmala, M., Adinugraha, S. C., Jacoeb, A. M., Susilawati, S., & Ochiai, Y. (2020).
Evaluation of the properties of tuna skin gelatin as a hard capsule material. Journal
01457-7
Nurilmala, M., Nasirullah, M. T., Nurhayati, T., & Darmawan, N. (2021). Karakteristik Fisik-
Kimia Gelatin dari Kulit Ikan Patin, Ikan Nila, dan Ikan Tuna. Jurnal Perikanan
dari Kulit Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) dan Gelatin yang Berasal dari Kulit
Pertiwi, M., Atma, Y., Mustopa, A., & Maisarah, R. (2018). Karakteristik Fisik dan Kimia
Gelatin dari Tulang Ikan Patin dengan Pre-Treatment Asam Sitrat. Jurnal Aplikasi
Purnomo, E., & Chika, S. (2022). Potensi Keragaman Ikan Di Waduk Kedung Ombo Sebagai
Putri, E. A. W., Hermanianto, J., Hunaefi, D., & Nurilmala, M. (2023). Pengaruh konsentrasi
dan waktu perendaman NaOH terhadap karakteristik gelatin kulit ikan patin
117–126.
Putri, W. E., & Anindhita, M. A. (2022). Optimasi formula gel ekstrak etanol buah kapulaga
dengan kombinasi gelling agent HPMC dan Natrium Alginat menggunakan simplex
Ratnasari, I., Yuwono, S. S., Nusyam, H., & Widjanarko, S. B. (2013). Extraction and
Rauf, A., Hamzah, N., & Uliyanti. (2017). Ekstraksi dan Pembuatan Gelatin dari Kulit dan
Tulang Rawan Sapi dalam Penggunaannya sebagai Bahan Dasar Pembuat Gel (Gelling
Rinaldi, Fauziah, & Zakaria, N. (2021). Studi Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Etanol Serai
Wangi ( Cymbopogon nardus (L.) Randle) dengan Basis HPMC. JIFS: Jurnal Ilmiah
Rosida, Sidiq, H. B. H. F., & Apriliyanti, I. P. (2018). Evaluasi Sifat Fisik dan Uji Iritasi Gel
Ekstrak Kulit Buah Pisang (Musa acuminata Colla). Journal of Current Pharmaceutical
Said, M. I., Triatmojo, S., Erwanto, Y., & Fudholi, A. (2011). Karakteristik Gelatin Kulit
Kambing Yang Diproduksi Melalui Proses Asam Dan Basa. Agritech, 31(3), 190–200.
Saputra, R. H., Widiastuti, I., & Supriadi, A. (2015). Karakteristik Fisik dan Kimia Gelatin
Kulit Ikan Patin (Pangasius pangasius) dengan Kombinasi Berbagai Asam dan Suhu.
Shukla, A. K., & Srivastav, A. K. (2015). Comparative study of tramadol and diclofenac as
analgesic for postoperative pain. International Journal of Medical Research and Review,
3(11), 1311–1316.
Sugita, P., Rifai, M., Ambarsari, L., Rahayu, D. U. C., & Dianhar, H. (2021). Gelatin
Extraction and Characterization from Femur Bones of Bovine and Porcine with Acid
Suhara, A. (2019). Teknik Budidaya Pembesaran Dan Pemilihan Bibit Ikan Patin (Studi
Kasus Di Lahan Luas Desa Mekar Mulya, Kec. Teluk Jambe Barat, Kab. Karawang).
Turdiyanto, T., Iswandi, & Kuncahyo, I. (2023). Karakterisasi dan Optimasi Emulgel Na
Diklofenak dengan Metode Simplex Lattice Design. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 8(2), 239–
252.
Windhu Wardhana, Y., Nur Hasanah, A., & Dwiestri, P. O. (2014). Studi Permeabilitas In