Anda di halaman 1dari 15

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen laboratorium dengan pengumpulan data

berupa observasi. Penelitian ini didasarkan pada teori-teori yang melingkupi masalah dan

bidang penelitian dengan memanfaatkan sumber kepustakaan dari buku, jurnal penelitian dan

lain-lain. Penelitian eksperimen dilakukan dengan membuat formulasi gel natrium diklofenak

dengan menggunakan gelatin kulit ikan petin sebagai gelling agent serta dilakuakan evaluasi

untuk mengetahui karakterisasi sediaan gel natrium diklofenak dan permeabilitas secara in

vitro. Penelitian eksmerimen ini juga untuk mengetahui pengaruh perbandingan konsentrasi

dari gelatin kulit ikan patin, apakah telah sesuai berdasarkan literatur dan yang formulator

inginkan.

3.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian ini adalah kulit ikan patin (Pangasius hypophthalmus) yang

mempunyai berat rata-rata 500 g/ekor. Di beli dari peternak ikan patin di Desa Pulau Gadang,

Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2024 di

Laboratorium Farmasetika, Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan

Universitas Abdurrab Pekanbaru.


3.4 Alat dan Bahan Penelitian

3.4.1 Alat

1. Alat yang digunakan untuk pembuatan gelatin dari kulit ikan patin yaitu oven,

blender, stirer, timbangan analitik, alat-alat gelas kimia.

2. Alat yang digunakan untuk pembuatan sediaan gel natrium diklofenak yaitu

timbangan analitik, lumpang dan alu, alat-alat gelas kimia.

3. Alat yang digunakan untuk evaluasi yaitu oven, moisture analyzer, timbangan

analitik, alumunium dish, pH meter, spektrofotometer UV, alat dissolution tester

yang dilengkapi sel difusi, termometer, alat-alat gelas kimia.

3.4.2 Bahan

1. Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan gelatin dari kulit ikan patin yaitu

ikan patin, NaCl, NaOH, asam asetat, aquades.

2. Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan sediaan gel natrium diklofenak

yaitu natrium diklofenak, propilen glikol, gelatin ikan patin, TEA, metil paraben,

menthol, aquades, carbomer, sediaan gel natrium diklofenak yang beredar.

3. Bahan-bahan yang digunakan untuk evaluasi yaitu dapar fosfat, membran (dari

kulit telur), dapar fosfat pH 7,4,

3.5 Prosedur Kerja

3.5.1 Tahap Ekstraksi Gelatin

Penyiapan kulit ikan patin

Kulit ikan dipisahkan dari dagingnya menggunakan pisau dan dibersihkan dari sisa

daging. Selanjutnya direndam dalam air dingin dan diaduk menggunakan stirer untuk

menghilangkan lemak. Kulit ikan ini dicuci sampai bersih, kemudian dipotong-potong hingga
berukuran ± 2 x 2 cm dan dijadikan sebagai bahan baku pembuatan gelatin. Jika tidak

langsung digunakan, kulit ikan ini disimpan dalam lemari pembeku pada suhu -20oC.

Ekstraksi dengan proses basa

Timbang kulit ikan patin, lalu cuci dengan larutan NaCl 0,8 N dengan perbandingan 1:6

(b/v) pada suhu 5oC selama 10 menit, kemudian dibilas dengan air mengalir. Kemudian

tambahkan larutan NaOH 0,2 N dengan perbandingan 1:6 (b/v) kedalam kulit ikan ini pada

suhu ruang sambil dikocok selama 30 menit dengan kecepatan 120 rpm. Selanjutnya bilaslah

dengan air sampai pH netral. Kulit ikan direndam kembali dengan asam asetat 0,05 N dengan

perbandingan 1:6 (b/v) pada suhu ruang selama 3 jam, lalu dibilas dengan air. Proses ini

dilakukan sebanyak 3 kali. Selanjutnya, dilakukan proses ekstraksi dengan aquades pada suhu

60oC selama 10 jam. Hasil ekstraksi disaring dengan kain kasa sebanyak 3 kali dan

dimasukkan kedalam oven pada suhu 55oC sampai kering. Gelatin padat kemudian

dihaluskan sehingga diperoleh serbuk gelatin.

Karakterisasi gelatin hasil ekstraksi

a. Rendemen gelatin

Mengacu pada (AOAC, 2005), yaitu membandingan berat kering gelatin dengan

berat basah bahan baku kulit mentah sebelum ekstraksi gelatin (kulit ikan yang telah

dibersihkan dari lemak, daging, dan zat pengotor lainnya) (Nurilmala et al., 2021).

b. Penetapan kadar air

Uji penetapan kadar air ini dilakukan dengan menimbang serbuk gelatin sebanyak 1

gram terlebih dahulu. Lalu dimasukkan ke dalam alumunium dish pada alat moisture

analyzer dengan cara disebar ke seluruh bagian sisi alumunium dish. Kemudian suhu

alat di setting menjadi 105oC, sehingga akan diperoleh nilai kadar air (%) yang akan

keluar pada alat saat pengujian selesai (Dewi Nurhidayati, 2021).

c. Pengukuran pH
Larutkan 1 gram gelatin kedalam aquades dengan suhu 45oC, dicukupkan

volumenya hingga 100 ml, dan biarkan larutan mencapai suhu kamar. Gunakan pH

meter untuk mengukur pH larutan tersebut (Nasution & Harahap, 2018).

d. Analisis kadar abu

Analisis kadar abu gelatin mengacu pada (AOAC, 2005) yaitu: sampel sebanyak 2 g

ditimbang dan dimasukkan ke cawan porselen yang telah ditera, lalu dibakar di atas

kompor listrik hingga tidak berasap. Sampel kemudian dimasukkan ke dalam tanur

pengabuan dengan suhu 600°C selama 6 jam. Cawan porselen yang berisi sampel

hasil pengabuan, kemudian dimasukkan ke dalam desikator selama 30 menit,

selanjutnya ditimbang hingga diperoleh berat yang konstan (Nurilmala et al., 2021).

e. Pengukuran viskositas

Sebanyak 6,67 gram gelatin dilarutkan dalam air suhu 60ºC sampai 100 ml,

kemudian dibiarkan hingga mencapai suhu 30ºC. Viskositas larutan gelatin ini

diukur dengan viskometer Ostwald (Nasution & Harahap, 2018).

f. Pengukuran kekuatan gel

Pengekuran kekuatan gel ini mengacu pada (GMIA, 2013) yaitu sebanyak 6,67 gram

sampel gelatin dilarutkan kedalam aquades 100 mL pada suhu 60ºC selama 15 menit

dengan menggunakan magnetic stirrer hingga homogen. Kemudian larutan

didinginkan di refrigerator pada suhu 7ºC selama 16-18 jam. Lalu ukurlah kekuatan

gel dengan menggunakan alat texture analyzer (Nasution & Harahap, 2018).

3.5.2 Pembuatan Sediaan Gel Natrium Diklofenak

Tabel 1. Rancangan Formula Gel Natrium Diklofenak

Formula (%)
Bahan Fungsi F1 F2 F3 Kontrol Baku
Negatif Pembanding
Natrium Zat aktif 0,3 0,3 0,3 -
Diklofenak
Propilen Co-solvent 6 6 6 6
glikol
Gelatin Gelling agent 1 2 3 4 Voltadex
TEA Alkalizing agent 0,6 0,6 0,6 0,6
Metil Paraben Pengawet 0,06 0,06 0,06 0,06
Menthol Enchancer 1,5 1,5 1,5 1,5
Aquadest Pelarut Ad 100 Ad 100 Ad 100 Ad 100

Pembuatan basis gelatin

Aquades sebanyak 20 ml dipanaskan sampai mendidih, selanjutnya diangkat dan

masukkan kedalam lumpang, lalu gelatin dikembangkan didalamnya selama 15 menit

(Rauf et al., 2017).

Pembuatan sediaan

Setelah gelatin mengembang, gerus sampai membentuk gel sambil menambahkan metil

paraben yang telah dilarutkan dalam air suling panas, dilanjutkan dengan

menambahkan TEA per tetes sambil digerus ad homogen, sampai terjadi perubahan

warna menjadi bening (massa I) (Efendi & Na’imah, 2023; Rauf et al., 2017).

Kemudian dilarutkan natrium diklofenak dan propilen glikol kedalam beaker glass 100

ml dan diaduk menggunakan batang pengaduk ad homogen (massa II). Selanjutnya

campurkan massa II dan I didalam lumpang, lalu aduk ad homogen (massa III).

Tambahkan menthol kedalam massa III, aduk menggunakan alu ad tepat larut (Efendi

& Na’imah, 2023).

3.5.3 Karakterisasi Sediaan Gel Natrium Diklofenak

a. Pemeriksaan organoleptis sediaan

Pemeriksaan organoleptis sediaan gel natrium diklofenak dilakukan secara visual

meliputi konsistensi, warna dan bau (Maulina, 2021).


b. Pengukuran pH sediaan

Sediaan ditimbang sebanyak 1 gram, lalu tambahkan dengan 10 mL aqua bebas CO2.

Kemudian masing-masing sediaan diukur dengan menggunakan pH meter. Celupkan

kertas untuk uji pH ke dalam setiap formula gel. Diamkan selama 10 detik dan

diangin-angin, kemudian barulah dilihat warna yang terjadi dan dicocokkan dengan

warna standar yang sudah diketahui nilai pH-nya. Rentang nilai pH yang aman

untuk kulit yaitu sekitar 4,5-6,5 (Hastuti et al., 2020; Maulina, 2021).

c. Uji daya sebar sediaan

Sebanyak 0,5 gram gel ditimbang kemudian diletakkan diatas kaca dan ditumpu lagi

oleh kaca lainnya diatas masa gel tersebut. Kemudian dihitung diameter gel dengan

panjang diameter dari beberapa sisi, ditambahkan beban tambahan 50, 100, 150,

200, dan 300 gram, didiamkan selama 1 menit setiap penambahan beban kemudian

diukur diameter gel seperti sebelumnya. Daya sebar gel yang baik yaitu antara 5

sampai 7 cm (Hastuti et al., 2020).

d. Uji viskositas sediaan

Sebanyak 100 gram sediaaan gel ditempatkan dalam Brookfield viscometer hingga

spindel terendam. Diatur spindel dan kecepatan yang akan digunakan yaitu 50 rpm.

Brookfield viscometer dijalankan, kemudian catat nilai viskositas dari gel akan

muncul dilayar (Danimayostu et al., 2017).

e. Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan cara gel dioleskan pada sekeping kaca

transparan. Kemudian diamati sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen

dan tidak terlihat adanya butiran kasar (Hastuti et al., 2020).

3.5.4 Uji Kuantitatif

3.5.4.1 Pembuatan larutan dapar fosfat pH 7,4 (Depkes, 1995: 1119) (Syaputri, 2017)
Dapar fosfat dibuat dengan mencampurkan larutan NaOH dengan KH2PO4. Sebanyak

4,0 gram NaOH dan 13,9 gram KH2PO4 dilarutkan dalam masing-masing 500 mL air

bebas CO2 pada gelas kimia. Kemudian larutan KH2PO4 dipipet 125,0 mL ke dalam

labu takaar 500,0 mL dan larutan NaOH dipipet sebanyak 100,0 mL kemudian

dicukupkan dengan air steril hingga tepat 500,0 mL.

3.5.4.2 Penetapan panjang gelombang serapan maksimum natrium diklofenak secara

spektrofotometri UV (Amalia et al., 2011)

a. Pembuatan larutan stok

Standar natrium diklofenak ditimbang sebanyak 50,0 mg, masukkan kedalam labu

takar 100,0 ml, kemudian tambahkan dapar fosfat pH 7,4 sampai tanda batas (500

µg/ml).

b. Penentuan panjang gelombang maksimal

Ambil 1,0; 1,25; 1,5; 1,75; 2,0; 2,25; 2,5 ml (larutan stok) kemudian masukkan

larutan kedalam labu takar 50,0 ml, selanjutnya tambahkan larutan dapar fosfat pH

7,4 pada masing-masing labu takar sampai tanda batas. Serapan dibaca pada panjang

gelombang antara 200 – 400 nm.

c. Pembuatan kurva baku

Dibuat setelah mengetahui serapan maksimum, berdasarkan pada Y = bX + a,

dimana Y merupakan nilai dari hasil absorbansi dan X yaitu sebagai kadar terukur.

d. Penetapan kadar obat

Sebanyak 1 gram sampel sediaan gel natrium diklofenak dilarutkan dalam 100 ml

larutan dapar fosfat pH 7,4. Ambil 1 ml dari larutan tersebut, selanjutnya larutkan

kembali dengan larutan dapar fosfat pH 7,4 dalam labu takar 10 ml hingga tanda

batas. Kemudian analisa larutan tersebut menggunakan spektrofotometri UV sesuai

panjang gelombang hasil penetapan kurva baku (Windhu Wardhana et al., 2014).
3.5.5 Uji Permeabilitas In Vitro

a. Persiapan alat uji

Uji pelepasan sediaan gel natrium diklofenak dilakukan secara in vitro dengan

menggunakan alat apparatus 5-paddle over disk, dilengkapi sel difusi. Alat uji diisi

dengan menggunakan 500 mL larutan dapar fosfat salin pH 7,4 ±0,05 dan suhu

diatur pada 37 ± 0,5oC.

b. Preparasi membran kulit telur ayam

Memberan kulit telur terlebih dahulu dicuci dengan air suling dan direndam dengan

air suling selama 1 jam. Membran diangkat dan dikeringkan pada suhu kamar

dengan cara diletakkan diatas kertas saring untuk mempercepat pengeringan.

Membran dipotong dengan diameter 50 mm, membran siap digunakan (Chaerunisaa

et al., 2021).

c. Persiapan sel difusi

Sebanyak 500 mg gel natrium diklofenak dioleskan secara merata pada permukaan

sel difusi yang telah dimodifikasi, lalu letakkan membran kulit telur diatas sediaan

gel. Jepit sel difusi modifikasi menggunakan baut. Pastikan sel difusi terpasang

dengan benar dan tidak ada kebocoran.

d. Uji pelepasan in vitro gel natrium diklofenak

Sel difusi modifikasi dimasukkan kedalam chember alat disolution tester tipe

dayung dengan jarak antar sel difusi dan ujung paddle ± 2 cm. Suhu diatur 37 ±

0,5oC dengan kecepatan paddle 100 rpm. Pengujian dalam medium pH 7,4

dilakukan selama 6 jam. Sampel larutan diambil pada menit ke-5, 15, 30, 60, 120,

180, 240, 300, dan 360. Sampel diambil 5 mL dan setelah pengambilan sampel

tersebut, dilakukan penambahan laruutan medium yang baru sebanyak 5 mL.


Selanjutnya lakukan analisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang

gelombang maksimum natrium diklofenak (Fahrurroji et al., 2020).

3.6 Analisis Data

Analisis Statistika

Harga fluks dan permeabilitas natrium diklofenak dari sediaan dianalisa statistika

dengan uji t (t test) dengan derajat kepercayaan 95% untuk melihat apakah harga fluks

dan permeabilitas berbeda makna. Apabila t dihitung > t tabel, perbedaan tersebut

bermakna dan apabila t dihitung < t tabel maka perbedaan tersebut tidak bermakna

secara statistika.
DAFTAR PUSTAKA

Affandy, F., Wirasisya, D. G., & Hanifa, N. I. (2021). Skrining fitokimia pada tanaman

penyembuh luka di Lombok Timur. Sasambo Journal of Pharmacy, 2(1), 1–6.

Agustiani, F. R. T., Sjahid, L. R., & Nursal, F. K. (2022). Kajian Literatur : Peranan Berbagai

Jenis Polimer Sebagai Gelling Agent Terhadap Sifat Fisik Sediaan Gel. Majalah

Farmasetika, 7(4), 270–287.

Agustin, R., & Ratih, H. (2015). Profil Disolusi Tablet Sustained Release Natrium

Diklofenak dengan Menggunakan Matriks Metolose 90 SH 4000. Jurnal Sains Farmasi

& Klinis, 1(2), 176–183.

Amalia, K. R., Sumantri, S., & Ulfah, M. (2011). Perbandingan Metode Spektrofotometri

Ultraviolet (Uv) Dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (Kckt) Pada Penetapan Kadar

Natrium Diklofenak. Jurnal Ilmu Farmasi Dan Farmasi Klinik, 48–57.

Anggraeni, Y., Hendradi, E., & Purwanti, T. (2012). Karakteristik Sediaan dan Pelepasan

Natrium Diklofenak dalam Sistem Niosom dengan Basis Gel Carbomer 940. Pharma

Scientia, 1(1), 1–15.

Anugraheni, T., Isusilaningtya, E., & Setiyabudi, L. (2023). Formulasi Sediaan Gel Natrium

Diklofenak Menggunakan Viscolam Sebagai Gelling Agent dengan Variasi Protein.

Sains Indonesiana, 1(1), 35-40.

Aris, S. E., Jumiono, A., & Akil, S. (2020). Identifikasi Titik Kritis Kehalalan Gelatin. Jurnal

Pangan Halal, 2(1), 17–22.

Astuti, D. P., Husni, P., & Hartono, K. (2017). Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel

Antiseptik Tangan Minyak Atsiri Bunga Lavender (Lavandula angustifolia Miller).

Farmaka, 15(1), 176–184.

Atma, Y. (2016). Pemanfaatan Limbah Ikan sebagai Sumber Alternatif Produksi Gelatin dan
Peptida Bioaktif: Review. Seminar Nasional Sains Dan Teknologi, 1–6.

Atma, Y. (2017). Amino acid and proximate composition of fish bone gelatin from different

warm-water species: A comparative study. IOP Conference Series: Earth and

Environmental Science 58, 1–5.

Chaerunisaa, A. Y., Abdassah, M., Levita, J., Febrina, E., & Hafni, U. (2021). Piroxicam

Percutaneous Permeation from Gels Through Membrane Models of Shed Snakeskin and

Cellulose. Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology, 8(2), 66–75.

Dalimunthe, G. I., & Syahputra, R. A. (2021). Edge Activator: Effect of Concentration

Variation of Tween 80 on Characteristics and Rate of Difusion transfersome sodium

diclofenac. Journal Syifa Sciences and Clinical Research, 3(2), 78–86.

Danimayostu, A. A., Shofiana, N. M., & Permatasari, D. (2017). Pengaruh Penggunaan Pati

Kentang ( Solanum tuberosum ) Termodifikasi Asetilasi- Oksidasi sebagai Gelling agent

terhadap Stabilitas Gel Natrium Diklofenak. PHARMACEUTICAL JOURNAL OF

INDONESIA, 3(1), 25–32.

Depkes RI. (2014). Farmakope Indonesia Edisi v 2014. Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia.

Dewi Nurhidayati, W. (2021). Moisture Analyzer Sartorius Type MA 45 Sebagai Alat Uji

Kadar Air Gelatin Dari Tulang Kelinci. Jurnal Majalah Kulti Politeknik ATK, 20(2), 95–

101.

Dewi, S. R. P., Sinulingga, S., Fatmawati, Natasya, M., Utami, S. D., & Dunda, P. R. A. I.

(2023). Determination of Secondary Compounds in Extracts from Catfish ( Pangasius sp

). Jurnal Kimia Mulawarman, 21(1), 67–72.

Efendi, F. H. I., & Na’imah, J. (2023). Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Gel Piroxicam

Berbasis Carbomer. Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, Dan Kesehatan, 9(1), 21–25.

https://doi.org/10.33772/pharmauho.V9i1.37
Fahrurroji, A., Wijianto, B., & Styawan, A. (2020). Formulasi dan Evaluasi Hidrogel

Mukoadhesif Metronidazole Menggunakan Kombinasi Kitosan dan Natrium

Karboksimetilselulosa. Jurnal Sains Dan Kesehatan, 2(3), 151–158.

Febriana, L. G., Stannia P.H, N. A. S., Fitriani, A. N., & Putriana, N. A. (2021). Potensi

Gelatin dari Tulang Ikan sebagai Alternatif Cangkang Kapsul Berbahan Halal:

Karakteristik dan Pra Formulasi. Majalah Farmasetika, 6(3), 223–233.

Hastuti, resti, Endah Srie Rezeki Nur, Nofriyaldi, A. (2020). Pharmacoscript Volume 3 No. 2

Agustus 2020. Pharmacoscript, 3(2).

Hosni, S., Gani, S. S. A., Orsat, V., Hassan, M., & Abdullah, S. (2023). Ultrasound-Assisted

Extraction of Antioxidants from Melastoma malabathricum Linn.: Modeling and

Optimization Using Box–Behnken Design. Molecules, 28(2), 307–315.

Hutauruk, T., Rosita, A., & Oktavianawati, I. (2014). Sintesis Asam 2-(2-(n-(2,6-

diklorofenil)-4fluorobenzamida)fenil)asetat sebagai Kandidat ObatPenghambat COX

(siklooksigenase). E-Jurnal Pustaka Kesehatan, 2(2), 215–220.

Islama, D., Kurniawan, R., Rahmayanti, F., Saputra, F., & Suriani, M. (2022). Kelangsungan

Hidup dan Pertumbuhan Ikan Patin (Pangasius djambal) yang di Pelihara pada Sistem

BUDIKDAMBER dengan Padat Tebar Berbeda. Jurnal Perikanan Tropis, 9(2), 139–

149.

Lestari, N. D., & Fatimah, S. (2021). Ekstraksi Gelatin dari Tulang Ikan Nila Merah

(Oreochromis Niloticus) dengan Variasi Konsentrasi Asam Klorida (HCl). Jurnal Ilmiah

Teknik Sipil Dan Teknik Kimia, 6(2), 198–206.

Mahmoodani, F., Ardekani, V. S., See, S. F., Yusop, S. M., & Babji, A. S. (2014).

Optimization and physical properties of gelatin extracted from pangasius catfish

(Pangasius sutchi) bone. Journal of Food Science and Technology, 51(11), 3104–3113.

Maulina, N. (2021). Pengaruh Pemberian Enhancer Mentol Terhadap Karakteristik Sediaan


Natrium Diklofenak Dalam Basis Gel Carbomer-940. Jurnal Sains Farmasi, 2(2), 22–

27.

Maulina, N. (2022). Pengaruh Konsentrasi Mentol Sebagai Penetrant Enhancer Terhadap

Sediaan Gel Sodium Diklofenak the Effect of Menthol Concentration As a Penetrant

Enhancer on Diclafenac Sodium Gel Preparation. Medical Sains : Jurnal Ilmiah

Kefarmasian, 7(3), 505–512.

Nalinanon, S., Benjakul, S., Visessanguan, W., & Kishimura, H. (2008). Improvement of

gelatin extraction from bigeye snapper skin using pepsin-aided process in combination

with protease inhibitor. Food Hydrocolloids, 22(4), 615–622.

Nasution, A. Y., & Harahap, Y. (2018). Karakterisasi Gelatin Hasil Ekstraksi dari Kulit Ikan

Patin (Pangasius hypophthalmus) dengan Proses Asam dan Basa. Pharmaceutical

Sciences and Research, 5(3), 142–151.

Novitasari, M., & Amboro, W. (2021). Formulasi Gel Tabir Surya Ekstrak Daun Teh Hijau

(Camelia Sinensis) dan Penentuan Nilai Sun Protection Factor (SPF). Avicenna :

Journal of Health Research, 4(2), 107–115.

Nurhidayati, L. G., Nugroho, B. H., & Indrati, O. (2020). Formulasi Dan Uji Sifat Fisik

Sediaan Nanoemulsi Natrium Diklofenak Dengan Kombinasi Tween 80 Dan Transkutol.

Sainteks, 17(1), 33.

Nurilmala, M., Adinugraha, S. C., Jacoeb, A. M., Susilawati, S., & Ochiai, Y. (2020).

Evaluation of the properties of tuna skin gelatin as a hard capsule material. Journal

Food Science and Technology, 86(5), 917–924. https://doi.org/10.1007/s12562-020-

01457-7

Nurilmala, M., Nasirullah, M. T., Nurhayati, T., & Darmawan, N. (2021). Karakteristik Fisik-

Kimia Gelatin dari Kulit Ikan Patin, Ikan Nila, dan Ikan Tuna. Jurnal Perikanan

Universitas Gadjah Mada, 23(1), 71–77.


Oktaviani, I., Perdana, F., & Nasution, A. Y. (2017). Perbandingan sifat Gelatin yang Berasal

dari Kulit Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) dan Gelatin yang Berasal dari Kulit

Ikan Komersial. Journal of Pahrmacy & Science, 1(1), 1–8.

Pertiwi, M., Atma, Y., Mustopa, A., & Maisarah, R. (2018). Karakteristik Fisik dan Kimia

Gelatin dari Tulang Ikan Patin dengan Pre-Treatment Asam Sitrat. Jurnal Aplikasi

Teknologi Pangan, 7(2), 83–91.

Purnomo, E., & Chika, S. (2022). Potensi Keragaman Ikan Di Waduk Kedung Ombo Sebagai

Penyedia Kebutuhan Pangan Berkelanjutan. Jurnal Pendidikan Biologi, 7(1), 99–107.

Putri, E. A. W., Hermanianto, J., Hunaefi, D., & Nurilmala, M. (2023). Pengaruh konsentrasi

dan waktu perendaman NaOH terhadap karakteristik gelatin kulit ikan patin

(Pangasianodon hypophthalmus). Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 26(1),

117–126.

Putri, W. E., & Anindhita, M. A. (2022). Optimasi formula gel ekstrak etanol buah kapulaga

dengan kombinasi gelling agent HPMC dan Natrium Alginat menggunakan simplex

lattice design. Jurnal Ilmiah Farmasi, 107–120.

Ratnasari, I., Yuwono, S. S., Nusyam, H., & Widjanarko, S. B. (2013). Extraction and

characterization of gelatin from different fresh water fishes as alternative sources of

gelatin. International Food Research Journal, 20(6), 3085–3091.

Rauf, A., Hamzah, N., & Uliyanti. (2017). Ekstraksi dan Pembuatan Gelatin dari Kulit dan

Tulang Rawan Sapi dalam Penggunaannya sebagai Bahan Dasar Pembuat Gel (Gelling

Agent). Jurnal Farmasi UIN Alauddin Makassar, 8(2), 29–38.

Rinaldi, Fauziah, & Zakaria, N. (2021). Studi Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Etanol Serai

Wangi ( Cymbopogon nardus (L.) Randle) dengan Basis HPMC. JIFS: Jurnal Ilmiah

Farmasi Simplisia, 1(1), 33–42.

Rosida, Sidiq, H. B. H. F., & Apriliyanti, I. P. (2018). Evaluasi Sifat Fisik dan Uji Iritasi Gel
Ekstrak Kulit Buah Pisang (Musa acuminata Colla). Journal of Current Pharmaceutical

Sciences, 2(1), 131–135.

Said, M. I., Triatmojo, S., Erwanto, Y., & Fudholi, A. (2011). Karakteristik Gelatin Kulit

Kambing Yang Diproduksi Melalui Proses Asam Dan Basa. Agritech, 31(3), 190–200.

Saputra, R. H., Widiastuti, I., & Supriadi, A. (2015). Karakteristik Fisik dan Kimia Gelatin

Kulit Ikan Patin (Pangasius pangasius) dengan Kombinasi Berbagai Asam dan Suhu.

FishtecH – Jurnal Teknologi Hasil Perikanan, 4(1), 29–36.

Shukla, A. K., & Srivastav, A. K. (2015). Comparative study of tramadol and diclofenac as

analgesic for postoperative pain. International Journal of Medical Research and Review,

3(11), 1311–1316.

Sugita, P., Rifai, M., Ambarsari, L., Rahayu, D. U. C., & Dianhar, H. (2021). Gelatin

Extraction and Characterization from Femur Bones of Bovine and Porcine with Acid

Process. Jurnal Jamu Indonesia, 6(1), 32–41.

Suhara, A. (2019). Teknik Budidaya Pembesaran Dan Pemilihan Bibit Ikan Patin (Studi

Kasus Di Lahan Luas Desa Mekar Mulya, Kec. Teluk Jambe Barat, Kab. Karawang).

Jurnal Buana Pengabdian, 1(2), 1–8.

Syaputri, N. E. (2017). Pengaruh Perbandingan Konsentrasi Tween 80 dan Fosfatidilkolin

Terhadap Karakteristik Transferosom Asam Askorbat.

Turdiyanto, T., Iswandi, & Kuncahyo, I. (2023). Karakterisasi dan Optimasi Emulgel Na

Diklofenak dengan Metode Simplex Lattice Design. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 8(2), 239–

252.

Windhu Wardhana, Y., Nur Hasanah, A., & Dwiestri, P. O. (2014). Studi Permeabilitas In

Vitro Sediaan Gel Natrium Diklorofenak dan Dietilamin Diklorofenak. Indonesian

Journal of Pharmaceutical Science and Technology, 1(2), 34–41.

Anda mungkin juga menyukai