Alat-alat gelas (Iwaki Pyrex), autoklaf (Hirayama), batang pengaduk, cawan petri
(Iwaki Pyrex), cotton bud, gunting, inkubator (Memmert), jangka sorong (ATS), blender,
Laminar Air Flow (Esco), lumpang dan stamper, magnetik stirrer (heidolph), oven
(Memmert), pinset, pipet tetes, pisau, rotavapor (heidolph), sendok tanduk, sendok besi,
spoit, termometer, timbangan analitik (mettler toledo) dan viskometer Brookfield model
RVT.
Metode Kerja
1. Penyiapan sampel
a. Pengambilan sampel (Mahmudah, 2011: 39; Rukmana, 2004: 64)
Buah karamunting yang digunakan sebagai sampel adalah buah yang telah masak
fisiologi. Lokasi pengambilan buah adalah kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara.
b. Pengolahan sampel (Mahmudah, 2011: 39)
Buah karamunting yang telah dipetik, dibersihkah dan dilakukan sortasi. Kemudian
buah dipotong-potong dan dikeringkan di bawah sinar matahari secara langsung. Setelah
kering buah diserbukkan dengan diblender dan sampel siap diekstraksi.
2. Ekstraksi sampel
Ekstraksi buah karamunting dilakukan dengan metode maserasi. Maserasi buah
karamunting dengan pelarut etanol 70% (Mahmudah, 2011: 39). Buah karamunting yang
telah diserbukkan, ditimbang sebanyak 300 gram, lalu dimasukkan ke dalam wadah maserasi
dan ditambahkan etanol 70% hingga terendam semua dan ditutup rapat, dibiarkan selama 24
jam sambil diaduk sekali-kali. Disaring dan dipisahkan ampas dan filtratnya selanjutnya
dimaserasi kembali dengan cairan penyari yang baru. Hal ini dilakukan tiga kali masing-
masing 1 X 24 jam. Ekstrak yang diperoleh diuapkan hingga diperoleh ekstrak kental
3. Uji kadar hambat ekstrak buah karamunting
a. Pembuatan medium
1) Komposisi Glukosa Nutrient Agar (GNA)
Glukosa 10 gram
Ekstrak daging 5 gram
Agar 15 gram
Pepton 10 gram
Natrium Klorida 2,5 gram
Air suling hingga 1000 ml
Cara pembuatan :
Semua bahan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Kemudian dilarutkan dengan air
suling hingga 800 ml, lalu dipanaskan sampai larut. Kemudian dicukupkan volumenya
dengan air suling hingga 1000 ml, kemudian disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121oC
selama 15 menit.
b. Pembuatan formula
Sediaan gel dikerjakan dengan cara basis karpobol ditambahkan dengan air suling suhu 70 °C
sebanyak 20 ml dalam gelas kimia, didiamkan hingga mengembang selama 1 x 24 jam.
Kemudian TEA dicampurkan ke dalam basis lalu dihomogenkan, ditambahkan metil paraben
yang sebelumnya telah dilarutkan dengan 15 ml air suling panas suhu 90 °C dihomogenkan.
Dilarutkan ekstrak buah karamunting ke dalam gliserin, lalu dimasukkan basis ke dalam
larutan ekstrak sedikit demi sedikit, dihomogenkan. Kemudian ditambahkan sisa air setelah
itu dihomogenkan.
Sediaan uji
Telapak tangan dicuci dengan air, kemudian dikeringkan. Selanjutnya pada telapak
tangan diteteskan gel kemudian diratakan dan didiamkan selama satu menit. Selanjutnya sidik
ibu jari ditempelkan pada media padat nutrient agar dalam cawan petri. Media ini diinkubasi
pada suhu 37oC selama 24 jam. Setelah diinkubasi jumlah koloni dihitung
Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah karamunting,
bakteri Escherichia coli, Salmonella, media NA (Nutrient Agar), MHA ( Mueller
Hinton Agar), aquades steril, alkohol 70 %, PEG 400, kloramfenikol , NaCl 0,9
%, dan etanol 70%.
Prosedur Kerja
Pembuatan Ekstrak buah karamunting
Sebanyak 250 gram serbuk buah karamunting dimasukkan kedalam
labu erlenmyer 1000 ml dan ditambahkan pelarut etanol p.a sebanyak 1000
ml, kemudian direndam selama 24 jam. Ampas yang diperoleh disaring
dengan penyaring Buchner dan dimaserasi kembali dengan pelarut yang
sama. Tahap ini dilakukan selama 3 hari dengan mengganti pelarutnya setiap
1x24 jam sampai filtratnya berwarna bening.
Filtrat hasil maserasi dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu
30-40 ° C. Suhu rendah digunakan untuk menjaga agar senyawa aktif tidak
mengalami kerusakan, sampai didapatkan ekstrak pekat untuk uji aktivitas
antibakteri. Untuk menghilangkan sisa-sisa pelarut dari ekstrak buah
karamunting dilakukan penyemprotan dengan gas N2 (Nitrogen Cair). Gas N2
ini akan membuat ekstrak yang pekat mengkristal, sehingga antara sisa- sisa
pelarut akan terpisah dengan ekstrak tumbuhan.
P
enelitian ini menggunakan varias
i konsentrasi sebagai berikut
500 mg/ml, 250
mg/ml,
125 mg/ml, 62,5 mg/ml, 31,25 mg/ml, 15,6
mg/ml, 7,8 mg/ml, 3,9 mg/ml
terhadap bakteri
S.
aureus
dan
E.
coli.
Pert
ama
-
tama dibuat konsentrasi 1000000 mg/ml
,
selanjutnya ekstrak
1000000 mg/ml
dimasukkan ke dalam sumuran pertama sebanyak 200
μ
l (sebag
ai kontrol bahan) dan ke dalam sumuran kedua
dimasukan 150
μ
l
ekstrak
dan ketiga sebanyak 100
μ
l
ekstrak
.
Kemudian sumuran ke
-
4 diisi 50
μ
l
ekstrak
, selanjutnya dari sumuran ke
-
3 sampai ke
-
10 diisi
dengan aquades steril sebanyak 100
μ
l kecuali pada sumuran ke 4