Let me introduce you:

My name: Titik Ismandari

I come from the University of Borneo Tarakan, North Kalimantan
1 Based on previous studies the optimal temperature ranges from 60 (sixty) to 70 Berdasarkan penelitian sebelumnya suhu optimal berkisar antara 60-70 ° C, tetapi
(seventy) ° C, but why did you choose around 50 (fivety) ° C for this study? How mengapa Anda memilih sekitar 50 ° C untuk penelitian ini? Berapa lama untuk
long does it take to do the drying process? To what characteristics can be tested? melakukan proses pengeringan? Sampai karakteristik apa yang bisa diuji?
Answer: Jawab:
 Before this research, I had conducted a pre-research using a drying  Sebelum penelitian ini, saya telah melakukan pra penelitian menggunakan
temperature of 60 (sixty), 70 (seventy), and 80 (eighty) ᵒ C for 60 (sixty) suhu pengeringan 60, 70, dan 80 ᵒ C ternyata total phenol yang saya
minutes, evidently the total phenol that I obtained was low and the bioactive peroleh rendah dan senyawa bioaktif pada buah karamunting mengalami
compounds in karamunting fruit were damaged at temperatures at above 68 kerusakan pada suhu di atas 68 ᵒ C. Sehingga pada penelitian selanjutnya
(sixty eight) ᵒ C. So in my next research I tried to use a temperature treatment saya mencoba menggunakan perlakuan suhu di bawah 68 ᵒ C, yaitu variasi
below 68 ᵒ C, which is a temperature variation of 50 (fifty), 55 (fifty five), and suhu 50, 60, dan 65 ᵒ C.
60 (sixty) ᵒ C.  Proses pengeringan selama 60 menit
 The drying process takes 60 (sixty) minutes  Karakteristik yang diuji adalah dalam bentuk bubuk ( kadar air sekitar 4 – 5
 Characteristics tested are in powder form (water content around 4 (four) - 5 %
(five)%)
2 Why are the combination of maltodextrin and tween 80 selected? What are other
possible combination of foaming agents available?
 Answer:
Maltodextrin and tween 80 are inexpensive and easily available materials in
the Kalimantan region. In addition, the properties of the two ingredients:
Maltodextrin: able to increase the yield, able to bind the material water high
enough so that the drying process is fast, has low hygroscopic properties so
that it is not easy to absorb moisture again.
Tween 80: expands the surface, thus speeding up the drying process
 Other combinations: dextrin + arabic gum, dextrin + egg white
In previous studies the use of egg whites slowed down the foam mat drying
process, which took 3 hours to dry the material, so that the bioactive
compounds in the material could be damaged.
Mengapa kombinasi maltodekstrin dan tween 80 dipilih? Apa kombinasi lain
dari agen pembusa yang tersedia?
Jawab :
 Maltodekstrin dan tween 80 adalah bahan yang murah dan mudah
diperoleh di daerah Kalimantan. Selain itu sifat dari kedua bahan
tersebut :
Maltodekstrin : mampu meningkatkan rendemen, mampu mengikat air
bahan cukup tinggi sehingga proses pengeringan cepat, mempunyai sifat
higroskopis yang rendah sehingga tidak mudah menyerap uap air kembali.
Tween 80 : memperluas permukaan, sehingga mempercepat proses
pengeringan
 Kombinasi : dekstrin + gum arab, dekstrin + putih telur
Pada penelitian sebelumnya pemakaian putih telur memperlambat proses
foam mat drying, lmembutuhkan waktu 3 jam untuk mengeringkan
bahan, sehingga senyawa bioaktif pada bahan dapat rusak.
3 It is written “One of the disadvantages of extraction results is it is easily damaged,
oxidized, and has a short shelf life [10]. One drying method that can maintain the
quality of taste, color, and nutritional content of the product is foam mat drying
using low temperatures [11].”. Has it been tested how long the bioactive
components in Karamunting fruit last longer when they are dried using foam mat
drying compared to extraction?
 Answer:
Foam mat drying is a process after extraction, so two treatments have
different goals
 So before the product is processed using foam mat drying, fresh ingredients
are extracted first. The extraction results can only last for approximately 3
months if not dried. So as to extend the shelf life and maintain the content of
compounds in karamunting fruit drying is done with foam mat drying.
 As for the results of foam mat drying, shelf life tests have not been carried
out
Ada tertulis “Salah satu kelemahan dari hasil ekstraksi adalah mudah rusak,
teroksidasi, dan memiliki umur simpan yang pendek [10]. Salah satu metode
pengeringan yang dapat menjaga kualitas rasa, warna, dan kandungan nutrisi
produk adalah pengeringan tikar busa menggunakan suhu rendah [11]. ”.
Apakah sudah diuji berapa lama komponen bioaktif dalam buah Karamunting
bertahan lebih lama ketika mereka dikeringkan menggunakan pengeringan
tikar busa dibandingkan dengan ekstraksi?
Jawab :
 Foam mat drying adalah proses lanjutan setelah ekstraksi, jadi dua
perlakuan yang memiliki tujuan berbeda.
 Jadi sebelum produk diproses menggunakan foam mat drying, bahan segar
di ekstraksi terlebih dahulu. Hasil ekstraksi hanya mampu bertahan selama
kurang lebih 3 bulan jika tidak dikeringkan. Sehingga untuk
memperpanjang masa simpan dan menjaga kandungan senyawa dalam
buah karamunting dilakukan pengeringan dengan foam mat drying.
 Sedangkan untuk hasil foam mat drying belum dilakukan pengujian masa
simpan