Anda di halaman 1dari 8

I.

LANDASAN TEORI

Penelitian ‘Aliyah dkk., (2022) menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun ubi jalar

ungu yang diekstraksi dengan metode maserasi dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Salmonella sp dan Pseudomonas aeruginosa yang diujikan dengan menggunakan metode

broth microdilution, dengan nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) sebesar 256 µg/mL

dan nilai Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) sebesar 512 µg/mL. Hasil penelitian tersebut

juga menyatakan kloramfenikol digunakan sebagai kontrol positif dengan konsentrasi dan

perlakuan yang sama didapatkan KBM sebesar 256 µg/mL dan KHM sebesar 128 µg/mL

pada bakteri Pseudomonas aeruginosa, Sedangkan pada bakteri Salmonella sp didapatkan

KBM sebesar 128 µg/mL dan KHM sebesar 64 µg/mL. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol

daun ubi jalar ungu menunjukkan adanya pengaruh perbedaan konsentrasi terhadap nilai

KHM dan KBM, semakin tinggi konsentrasi maka aktivitas antibakterinya semakin besar.

Penelitian Zhang dkk., (2020) menjelaskan bahwa fraksi etil asetat tangkai daun ubi jalar

mengandung sebagian besar senyawa fenolik yang terdeteksi pada tangkai daun, yaitu 3-

caffeoylquinic acid sebesar 12.95 ± 0.13 mg/g, 3,4-dicaffeoylquinic acid sebesar 83.28 ± 1.66

mg/g, 3,5- dicaffeoylquinic acid sebesar 263.64 ± 2.67 mg/g, 4,5-dicaffeoylquinic acid

sebesar 15.73 ± 0.64 mg/g, 3,4,5-tricaffeoylquinic acid sebesar 7.75 ± 0.12 mg/g dan

senyawa flavonoid yaitu hyperoside sebesar 15.16 ± 1.39 mg/g. Berdasarkan data dari

penelitian tersebut, senyawa golongan fenolik tertinggi yaitu 3,5- dicaffeoylquinic acid dari

fraksi etil asetat tangkai daun ubi jalar sebesar 263.64 ± 2.67 mg/g.

Penelitian ‘Aliyah dkk., (2022) membuktikan bahwa ekstrak etanol daun ubi jalar

ungu (Ipomoea batatas L.) melalui metode maserasi memiliki aktivitas antibakteri terhadap

bakteri Salmonella sp dan Pseudomonas aeruginosa dengan nilai Kosentrasi Hambat

Minimum (KHM) sebesar 256 µg/mL dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) sebesar 512
µg/mL. Hasil penelitian ini digunakan sebagai acuan karena spesies bakteri uji yang

digunakan sama yaitu bakteri Salmonella sp dan Pseudomonas aeruginosa.

II. HIPOTESIS

Berdasarkan landasan teori di atas, dapat dirumuskan hipotesis:

a. Fraksi etil asetat ekstrak etanol tangkai daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.)

memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri gram negatif.

b. Terdapat perbedaan nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi

Bunuh Minimum (KBM) dari masing-masing konsentrasi fraksi etil asetat ekstrak

etanol tangkai daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) terhadap bakteri gram negatif.

III. RENCANA PENELITIAN

A. Bahan yang akan digunakan

Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah daun ubi jalar ungu, galur

murni Salmonella sp dan Pseudomonas aeruginosa yang didapat dari Laboratorium,

aquadestilata, etanol 70%, etil asetat, pereaksi LB, pereaksi dragendorf, pereaksi mayer,

pereaksi wagner, FeCl3, logam Mg, amil alkohol, larutan NaCl 1%, larutan gelatin 5%,

silika gel GF254, kloroform, metanol, Nutrient Agar (NA), Nutrient Broth (NB), larutan

NaCl 0,9%.

B. Alat yang akan digunakan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu oven, timbangan analitik,

timbangan simplisia, autoklaf, moisture content balance, laminar air flow (LAF),

inkubator, wadah maserasi, penguap vakum putar, mikropipet, kawat ose, bunsen, lemari
pendingin, bejana, lempeng, Sinar UV, kertas saring, pinset, pipet, pengaduk, lampu

spiritus, alat-alat gelas.

C. Jalannya penelitian

1. Determinasi Tanaman

Determinasi daun ubi jalar ungu dilakukan di Laboratorium Terpadu Universitas

Diponegoro. Determinasi tanaman bertujuan untuk menetapkan keaslian dari tanaman

yang akan digunakan dalam penelitian (Syafa’ah dkk., 2019).

2. Pengumpulan Bahan Tanaman

Daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) diperoleh dari perkebunan budidaya di

Bandungan. Daun ubi jalar ungu yang dipilih merupakan daun yang memiliki ciri daun

muda, segar dan tidak berjamur.

3. Pembuatan Ekstrak Etanol dari Daun Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L.)

Daun ubi jalar ungu disortir yang masih segar dan tidak busuk, kemudian

dilakukan sortasi basah, dicuci dan dibilas dengan air bersih yang mengalir kemudian

dikeringkan. Daun ubi jalar ungu dikeringkan pada suhu 40-50℃ menggunakan oven

untuk menghasilkan bahan baku dalam bentuk simplisia. Kemudian setelah simplisia

kering diambil sampel untuk menguji kandungan air dengan cara dibuat menjadi

serbuk, serbuk daun ubi jalar ungu selanjutnya diuji menggunakan moisture balance

dengan syarat kadar air tidak boleh lebih dari 10%. Setelah itu serbuk disimpan pada

suhu ruang. Serbuk diekstraksi menggunakan etanol 70% dengan perbandingan 1:4
(b/v) selama 1x24 jam, kemudian disaring, filtrat dipekatkan menggunakan penguap

vakum putar pada suhu 50℃. Ekstrak disimpan dalam wadah tertutup rapat. Rendemen

yang diperoleh dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

bobot ekstrak kental (g)


Rendemen Ekstrak (%) = x 100%
bobot serbuk simplisia (g)

4. Pembuatan Fraksi Etil Asetat

Ekstrak etanol daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) yang diperoleh,

ditimbang sebanyak 10 gram lalu dipartisi dengan pelarut etil asetat degan cara

partisi cair-cair. Ekstrak etanol sebanyak 10 gram dilarutkan dengan air sebanyak

100 mL kemudian dihomogenkan. Selanjutnya dimasukkan ke dalam corong

pisah dan dipartisi dengan etil asetat sebanyak 100 mL kemudian dikocok selama

5 menit sambil sesekali dibuka, lalu didiamkan selama 45 menit hingga membentuk

2 lapisan secara maksimal yaitu lapisan etil asetat (fraksi etil asetat) dan lapisan air

(residu). Selanjutnya kedua lapisan tersebut dipisahkan. Untuk fraksi etil asetat

diuapkan hingga diperoleh fraksi etil asetat kental (Ngurah, 2022).

5. Skrining Fitokimia

Skrining fitkomia dilakukan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder

(golongan alkaloid, flavonoid, tanin, terpenoid, steroid, dan saponin) dari daun ubi jalar

ungu.

6. Analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Analisis KLT dilakukan dengan fase diam lempeng silika gel GF254

menggunakan pelarut kloroform : metanol (9:1). Analisis dilakukan terhadap fraksi etil

asetat ekstrak etanol daun ubi jalar ungu. Bercak noda yang terbentuk diamati di bawah

sinar lampu UV dan dihitung nilai faktor retensinya (Rf).

7. FTIR
Sebanyak 1 mg sampel fraksi etil asetat ekstrak etanol daun ubi jalar ungu digerus

dengan 100 mg KBr secara homogen, kemudian diukur serapan infra merah pada

bilangan gelombang 4000-450 cm-1 (Wahdaningsih dkk., 2022).

8. Pengujian Antibakteri

a. Sterilisasi Alat

Sterilisasi alat yang digunakan dalam penelitian dilakukan dengan cara

membungkus alat-alat gelas dan alat tahan panas (mikropipet, bluetip) dengan

alumunium foil, kemudian dimasukkan ke dalam autoklaf dan disterilisasi pada

suhu 121 oC selama 15 menit. Kawat ose disterilkan dengan cara dipanaskan

pada bunsen dengan api menyala sebelum penggunaannya (Murtius, 2018).

b. Pembuatan Media

1) Media Nutrient Broth

Media Nutrient Broth (NB) digunakan sebagai media pembuatan

suspensi bakteri Salmonella sp dan Pseudomonas aeruginosa. Pembuatan

media NB dilakukan dengan melarutkan 8 gram media dengan 1000 mL

aquadest. Medium dipanaskan sampai mendidih agar tercampur dengan

sempurna kemudian diukur pH 7,4 dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer

untuk disterilisasi di dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu 121 oC

dengan tekanan 1-2 atm (Isnaeni dkk., 2021).

2) Media Nutrient Agar

Media Nutrient Agar (NA) dibuat dengan menimbang sebanyak 28,0

gram media dan dilarutkan ke dalam 1000 mL aquadest. Lalu dipanaskan

diatas tungku pemanas magnetik sampai mendidih. Kemudian media yang

telah masak disterilkan di dalam autoklaf selama 15 menit dengan tekanan

udara 2 atm, suhu 121 oC. Setelah disterilkan , media disimpan kedalam
lemari pendingin. Jika akan digunakan media dipanaskan kembali hingga

mendidih lalu dituangkan ke dalam masing-masing petri (Pinta dkk., 2017).

c. Pembuatan Biakan Bakteri

Bakteri uji yang telah diinokulasi diambil dengan kawat ose steril lalu

disuspensikan ke dalam tabung yang berisi 15 mL larutan NaCl 0,9% sehingga

diperoleh kekeruhan yang sama dengan standar kekeruhan larutan (Pinta dkk.,

2017).

d. Pembuatan Standar Kekeruhan (Larutan Mc. Farland 0,5)

Larutan H2SO4 1% sebanyak 9,95 mL dicampurkan dengan larutan BaCl2

1,175% sebanyak 0,05 mL dalam tabung reaksi. Kemudian dikocok sampai

terbentuk larutan yang keruh. Kekeruhan ini dipakai sebagai standar kekeruhan

suspensi bakteri uji (Bresson & Borges., 2004).

e. Pembuatan Suspensi Bakteri Salmonella sp dan Pseudomonas aeruginosa

Satu tabung berisi larutan standar McFarland 0.5 terlebih dahulu disiapkan.

Suspensi bakteri S. epidermidis dibuat dengan cara mengambil 4-10 ose bakteri

dari media NA yang telah diinkubasi selama 24 jam dimasukkan ke dalam tabung

yang berisi NaCl 0,9%, kemudian dihomogenkan. Suspensi bakeri tersebut

disetarakan kekeruhannya dengan larutan standar McFarland 0.5. Suspensi yang

telah dibuat kemudian diencerkan dengan cara memipet 0,1 mL suspensi bakteri

(108 CFU/mL) dimasukkan kedalam tabung steril dan ditambahkan 9,9 mL

larutan NaCl 0,9% sehingga diperoleh kepadatan bakteri uji yakni 106 CFU/mL

(Oonmetta-aree et al., 2005).

f. Uji Aktivitas Antibakteri

Bakteri uji yang digunakan adalah suspensi bakteri yang setara dengan 0,5

standar Mc Farland. Sebanyak 5 μL suspensi bakteri ditambahkan ke dalam


tabung berisi 10 ml medium Nutrient Broth (NB) kemudian digojok selama 15

detik. Selanjutnya, sebanyak 2 ml campuran tersebut dimasukkan dalam tabung

reaksi pada tabung ke-2 sampai ke-12. Sebanyak 2 ml larutan ekstrak daun ubi

jalar ungu dengan konsentrasi 1024 μg/mL pada tabung kedua belas. Campuran

pada tabung ke-12, diambil 2 ml kemudian dipindahkan ke dalam tabung ke-11.

Pengenceran terus dilakukan sampai pada tabung ketiga yang memiliki

konsentrasi terkecil. Tabung diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

kemudian diamati tabung yang memiliki visualisasi jernih (tidak ada

pertumbuhan mikroba) (Rahmawati & Bintari, 2014) (‘Aliyah dkk., 2022).

Sebanyak 100 μL alikuot dari tabung yang jernih dipindahkan dalam

medium Nutrient Agar dan diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam

kemudian diamati. Konsentrasi terendah dimana tidak terlihat adanya

pertumbuhan mikroba ditetapkan sebagai konsentrasi bunuh minimum (KBM)

(Lolongan et al., 2016). Begitu juga untuk pengujian larutan kloramfenikol

sebagai kontrol positif, pengujian antibakteri ekstrak etanol daun ubi jalar ungu

dilakukan tiga kali pengulangan (triplo) (‘Aliyah dkk., 2022).

D. Analisis data

IV. FASILITAS YANG DIPERLUKAN

Fasilitas yang diperlukan selama penelitian:

a. Laboratorium Fitokimia - Botani Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim,

Semarang.

b. Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim, Semarang.


c. Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro, Semarang.

V. JADWAL WAKTU

Tahap Waktu Pelaksanaan

Pembuatan Proposal Februari – April 2023

Ujian Proposal Mei 2023

Persiapan Penelitian Juni 2023

Pelaksanaan Penelitian Juli - Agustus 2023

Pengolahan Data September - Oktober 2023

Penyusunan Laporan Agustus - Oktober 2023

Anda mungkin juga menyukai