BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
pembuatan sedian krim untuk luka bakar menggunakan ekstrak biji pinang dan
3.1.1 Waktu
2023. Seminar proposal pada bulan Januari 2024, pelaksanaan penelitian pada
bulan Januari-Mei 2024, dilanjutkan dengan pengolahan data dan seminar hasil.
3.1.2 Tempat
di Jl. Raja Inal Siregar Kel. Batunadua Julu Kota Padangsidimpuan 22733
31
32
Populasi dalam penelitian ini adalah mencit putih dengan usia 2-3 bulan
dalam keadaan sehat dengan berat 100-200 gram dan memiliki kulit normal
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simplisia dari biji
pinang (Areca catechu L.) sebanyak 500 gr dan simplisia kulit buah naga merah
3.3.1 Alat
Alat yang akan digunakan pada penelitian ini adalah antara lain yaitu gelas
pengaduk, kertas saring, hot plate, penangas air, kain serbet, pisau dan tissue.
3.3.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak biji pinang
(Areca catechu L.) dan kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus), Asam
Menyiapkan bahan simplisia dari biji pinang (Areca catechu L.) dan kulit
b. Sortasi Basah
33
c. Pencucian
d. Perajangan
e. Pengeringan
f. Sortasi Kering
2. Pembuatan ekstrak etanol dengan metode maserasi dari simplisia biji pinang
wadah/ember
3. Pembuatan ekrstrak etanol dengan metode maserasi dari kulit buah naga
sebanyak 5 kg
4. Skrining Fitokimia
tampak dalam suatu uji yang dapat memisahkan bahan alam yang
a. Alkaloid
alkaloid positif.
b. Flavonoid
reaksi kemudian ditutup dan dikocok kuat lallu diamkan hingga terbentuk
c. Tanin
kemudian pada tabung pertamma ditetesi larutan FeCl3 10%. Senyawa fenol
hitam. Tabung kedua ditetesi larutan gelatin 1%. Senyawa tanin positif
d. Saponin
busa yang mantap 10 menit dengan tinggi 1-10 cm. lalu tambahkan beberapa
tetes asam klorida 2N. hasil positif saponin ditunjukkan dengan busa yang
stabil.
dalam formulasi di pisah anatara fase minyak dan fase air. Masukkan fase
minyak ke dalam cawan porselin, fase minyak yaitu asam stearate, paraffin
liquit, adeps lanae di panaskan diatas hotplat dengan suhu 70°C hingga lebur.
Masukkan fase air ke dalam gelas kimia (pirex) lalu panaskan diatas hotplate
dengan suhu 70°C, fase air yaitu trietanolamin dan aquades. Setelah kedua fase
dipanaskan, masukkan fase air secara perlahan ke dalam fase minyak lalu
tambahkan nipasol dan nipagin aduk dengan konstan sampai diperoleh massa
yang dapat menyembuhkan luka bakar dalam waktu 14 hari (Handayani et al.,
2016).
R/
Trietanolamin 1,5 mL
Adeps lanae 3g
Paraffin liquit 5 mL
Nipagin 0,1 g
Nipasol 0,05 g
Aquades ad 100 mL
Konsentrasi ekstrak biji Pinang (Areca catechu L.) dalam pembuatan sediaan
krim masing-masing adalah, 35%, 45%, dan 60% dalam 100 gram dan
pembuatan sediaan krim masing-masing adalah 20%, 25% dan 30% dalam 100
gram. Formulasi dasar krim tanpa ekstrak biji pinang dan kulit buah naga merah
Keterangan:
Formula F1 : konsentrasi ekstrak biji Pinang 25% dan konsentrasi ekstrak kulit
Formula F2 : konsentrasi ekstrak biji pinang 30% dan konsentrasi ekstrak kulit
Formula F3 : konsentrasi ekstrak biji Pinang 35% dan konsentrasi ekstrak kulit
a. Organoleptic
b. Uji homogenitas
38
c. Uji ini dilakukan dengan mengoleskan zat yang akan diuji pada sekeping kaca
atau bahan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen dan
tidak menunjukkan butiran kasar (Lady Yunita Handoyo & Pranoto, 2020).
d. Uji pH
tidak mengiritasi kulit. pH sediaan yang baik sesuai dengan pH kulit yaitu 4.5
pada kulit. Semakin mudah salep diratakan pada kulit maka akan semakin
memperluas area kulit dan absorpsi zat aktifnya semakin besar (Izzati, 2015).
bertahan pada kulit lebih lama. Standar daya lekat krim yang baik yaitu lebih
Hewan uji yang digunakan adalah mencit yang sudah dewasa, sehat dan
berumur 2-3 bulan dengan berat badan 100-150 gram sebanyak 12 ekor. Induksi
luka pada punggung mencit dengan cara bulu mencit dicukur pada daerah
mencit, setelah luka bakar terlihat diamkan beberapa saat. Oleskan krim tiga kali
sehari pada kulit yang dilukai dengan masing-masing formula kemudian lakukan
pengamatan setiap hari untuk melihat efek yang terjadi. Parameter yang diamati