Anda di halaman 1dari 21

PEMERIKSAAN KAPANG atau KHAMIR

Anggota kelompok

Dessy Imanuela Laritmas


01

Diva Achir
02
Deni Yoseph Pattirane
03
01 Uji Cemaran Kapang dan Khamir pada
beberapa produk jamu serbuk instan yang
diproduksi oleh UMKM XXX.
Pra analitik

Alat Bahan

- Laminar Air Flow - Jamu serbuk instan jahe merah


- autoklaf - jamu serbuk instan temulawak yang

- inkubator diproduksi oleh UMKM XXX


- media Potato
- cawan petri
- Dextrose Agar
- pipet volume
- kloramfenikol
- tabung reaksi
- aquadest steril
- rak tabung reaksi - alkohol 70%
- labu erlenmeyer - kertas
- corong - kapas

- gelas ukur - kassa


- aluminium foil
- neraca analitik
- microwave
- bunsen
- tip mikropipet ukuran 1000 µL.
- mikropipet.
Analitik

1. Preparasi dan sterilisasi alat dan bahan

- Alat-alat yang digunakan terlebih dahulu dicuci bersih dan dikeringkan


- Mulut pada tabung reaksi dan labu Erlenmeyer ditutup dengan kapas yang dibungkus dengan kassa dan dibungkus kembali
dengan aluminium foil
- Cawan petri dibungkus dengan rapat menggunakan kertas

2. Pembuatan media

- Pembuatan media dilakukan dengan Melarutkan serbuk Potato Dextrose Agar sebanyak 23,4 gram ke dalam labu erlenmeyer
dan disuspensikan ke dalam 600 ml aquadest.
- Campuran dilarutkan melalui proses pemanasan dan diaduk hingga merata.
- Kloramfenikol dibuat dengan melarutkan 1 gr kloramfenikol dalam 100 ml aquades.
- Media PDA ditambahkan 1 tetes pengenceran kloramfenikol, serta dicampur hingga merata.
- Mulut labu erlenmeyer ditutup dengan kapas dan kassa.
- Sterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121oC dengan tekanan 1 atm
3. Pengenceran sampel

- Sebanyak 20g jamu serbuk disuspensikan ke dalam 180ml larutan aquadest Pada erlenmeyer untuk memperoleh pengenceran
(1:10) 10-1.
- Hasil suspensi dihomogenisasikan hingga merata.
- Labu yang Berisi pengenceran 10-1ditutup dengan kapas yang dibalut kassa
- Hasil pengenceran sampel 10-1 sebanyak 1ml dimasukkan kedalam tabung reaksi yang telah berisi 9 ml aquadest steril
Sehingga diperoleh pengenceran 10-2
- ditutup dengan kapas yang dibalut kassa dan Dihomogenisasikan hingga merata.
- Pengenceran Tersebut dilakukan hingga mencapai pengenceran 10-6.
4. Inokulasi sampel pengenceran pada media

- Penumbuhan sampel dilakukan secara pour plate method.


- Sebanyak 1 ml hasil Pengenceran 10-1 dituang ke dalam cawan petri Secara aseptis.
- Medium PDA ditambahkan sebanyak 12 ml ke dalam cawan petri.
- Penumbuhan sampel dilakukan berulang pada sampel pengenceran 10-2 hingga 10-6
- Cawan dibungkus dengan kertas diinkubasi pada suhu 25°c selama 5 hari.
Pasca analitik

uji Angka Kapang dan Khamir


dilakukan dengan menghitung koloni yang
tumbuh pada cawan petri hasil pengenceran.
Menurut PPOMN (2006), Hasil suatu
pengenceran menunjukkan koloni antara 10-
150 koloni. Angka kapang dan Khamir pada
setiap pengenceran dihitung dengan rumus
berikut.

AKK = jumlah koloni ×


1/ faktor pengencer

Kedua cawan hasil setiap pengenceran yang


menunjukkan adanya pertumbuhan koloni
dihitung dengan menentukan rata-rata hasil
angka kapang dan khamir pada kedua cawan
tersebut. (Dion & Purwantisari, 2020)
02 Pemeriksaan kapang dan khamir
METODE SOLERIS DIRECT YEAST MOLD ( DYM)

METODE SOLERIS DIRECT YEAST MOLD (DYM)


Metode SYM ini adalah metode otomatis berbasis pertumbuhan degan titik akhir optik. Pengenceran
homogenat sampel uji diinokulasi langsung kedalam botol uji. Botol yang sudah disiapkan kemudian
ditempatkan di instrumen soleri, diatur pada suhu inkubasi sesuai saat ragi dan jamur tumbuh dan
bermetabolisme, karbondioksida dihasilkan yang berdifusi dari media pertumbuhan melalui lapisan yang dapat
menyerap gas dan masuk kebagian indikator botol soleris.

Uji soleris DYM digunakan dengan cara encer sesuai spesifikasi atau ambang batas, yang hasilnya positif atau
negatif disekitar batas yang diinginkan (dalam CFU/g) yang ditentukan oleh pengencer dan volume homogenat
sampel yang ditambahkan kedalam vial. Diasumsikan bahwa 1CFU yang dimasukan kedalam botol soleris
akan memberikan hasil positif.
ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan


1. Soleris DYM 9ml
2. Botol soleris DYM media pertumbuhan steril (9ml) dalam botol plastik, dalam kotak berisi 100 botol. Satu sampel per-vial simpan
pada suhu 2-8 derajat celcius.
3. Reagen : a. suplemen ragi dan jamur (produk no 11-110) empat vial/paket, 10ml, simpan pada suhu 2-8 derajat celcius
4. Instrumen soleris 32 ( produk no BSX32) atau soleris 128 (produk no BSX128) berisi satu atau empat laci inkubator dengan
pengatur suhu (kurang lebih 0,5 derajat celcius)
5. Kantung with filter (produk no 6827)
6. Timbangan untuk menimbang sampel minimal 100g kapasitas 10,1 g
7. Micropipet dan tip 100 hingga 1000 mikroliter
8. Etanol 200
PERSIAPAN KAPANG DAN KHAMIR

Persiapan kapang dan khamir


Masukan kapang dan khamir kedalam suatu botol suplemen, tambahkan 1,0ml
dari 200 proof etanol. Basahi dengan baik
Ditambahkan 9ml air deionisasi steril, campur dengan baik, simpan dilemari
pendingin atau lemari es hingga 7 hari setelah rehidrasi
Persiapan Sampel

Persiapan sampel
1. Siapkan sampel yang telah dihomogenkan tadi kemudian tambahkan 1:10 dengan menambahkan 225ml 0,1% air
pepton untuk 25g sampel. Homogenkan sampel dalam stomacher selama 2 menit
2. Siapkan pengenceran homogen sampel untuk mencapai ambang batas pengujian yang diinginkan, misalnya untuk
1000 CFU/g, gunakan homogenat sampel lebih dari 100 CFU/g. siapkan pengenceran lebih lanjut 1:10 dalam air
pepton 0,1% untuk 1000 CFU/g siapkan pengenceran lebih lanjut 1:100, dst
3. Tambahkan suplemen kapang dan khamir yang telah direhidrasi tadi kesetiap vial. 0,60 ml untuk produk yang
mengandung kultur starter bakteri, 0,15ml untuk semua makanan
4. Tambahkanlah 1,0ml sampel homogenat atau pengenceranbotol soleris . Tutup botol dengan rapat dan balikkan tiga
kali agar tercampur. Buka tutup botol untuk memungkinkan prtukaran udara.
5. Lanjut ke analisis keterampilan
Analisis Keterampilan

Analisis keterampilan
Catatan : sistem soleris memerlukan istalasi dan pelatihan pengguna
a) Dimenu perangkat lunak soleris, pilihlah laci inkubator, suhu inkubasi harus diatur pada 28 atau kurang lebih
sampaj 0,5 derajat celcius untuk semua makanan
b) Pada bagian sampel, pilih pengujian DYM dan seret jatuhkan ke posisi sampel yang dipilih
c) Pada layar antrian sampel, masukkan: nomor identifikasi sampel, dan jika diinginkan isi juga nomor produksi,
informasi pabrik, dan nama pengguna
d) Tempatkan vial koresis yang telah diinokulasi kedalam lokasi laci yang dipilih
e) Setelah semua sampel dimasukkan, klik mulai.
f) Inkubasi sampel uji selama 48 jam, kurva deteksi akan dihasilkan secara real time. Perangkat lunak soleris akan
menunjukan hasil tes positif yang akan terlihat dalam waktu kurang lebih 48 jam.
Interpretasi Hasil

a.Kriteria Negatrif Pengujian yang tidak menghasilkan deteksi dalam waktu 48


jam dianggap negative pada ambang batas pengujian yang di pilih
b.Kriteria Poxithe waktu deteksi dalam 48 jam di verifikasi degan konfirmasi
visual perubahan warna indikator (Biru-Hijau menjadi kuning-hijau atau
kunimh menunjukanhasil positif pada ambang batas pengujian yang dipilih
03 Uji pertumbuhan
Rhodasporidum
Khamir
paludigenum
DUCC Y-007 pada 2 medium
Pra analitik

Alat Bahan

- mikroorganisme Rhodosporidium paludigenum


- incubator
DUCC Y-007
- Erlenmeyer - glukosa
- pepton
- rotary shaker
- yeast ekstrak
- Orbital shaker - Agar
- MGSO4.7H20
- spektrofototmeter
- NH(4)2SO4
- vorteks - metanol
- larutan DPPH radical 0,004%
Analitik

1. Mikroorganisme

- Mikroorganisme Rhodosporidium paludigenum DUCC Y-007 hasil isolasi dari umbi bunga dahlia yang tumbuh di daerah Bandungan, Semarang Jawa Tengah.
- Khamir ini ditumbuhkan pada medium dengan komposisi: glukosa 10 g/L, pepton 5 g/L, yeast extract 3 g/L dan agar 20 g/L.
- Temperatur penyimpanan adalah 4°C.

2. Pembuatan starter

- R. paludigenum DUCC Y-007 ditumbuhan pada Erlenmeyer 150 mL yang berisi medium A dengan
komposisi: glukosa 10 g/l, pepton 5 g/l, yeast extract 3 g/l, pH 5. Medium B [11] dengan komposisi: glukosa 10 g/l, KH2PO4 5,5 g/l; MgSO4.7H2O 0,5 g/l;
(NH4)2SO4 3,7 g/l; Yeast extract 1,0 g/l; pH 5.
- Kultur starter diikubasi pada suhu ruang selama 18 jam pada rotary shaker dengan kecepatan 120 rpm sampai mendapatkan jumlah sel 107 sel / mL.
- Starter diambil 5% (v/v) yang digunakan untuk inokulasi pertumbuhan R. paludigenum DUCC Y-007.
3. Kondisi pertumbuhan
- R. paludigenum DUCC Y-007 ditumbuhkan pada erlenmeyer 250 mL yang berisi medium dengan
komposisi sama dengan pertumbuhan starter.
- Kultur diinkubasi selama 120 jam, suhu ruang, pada orbital shaker dengan kecepatan 120 rpm.
- Pertumbuhan gula reduksi dalam medium dan perubahan pH medium diukur setiap 24 jam sekali.
- Pertumbuhan dilakukan dengan mengukur berat kering sel, sedangkan gula reduksi diukur dengan metode DNS menggunakan spektrofotometer pada
panjang gelombang 570 nm.

4. Aktifasi antioksidan

- Sel khamir diekstraksi menggunakan metode sedmak et al. [12]1990).


- Ekstrak yang diperoleh dilarutkan dalam 0,2 mL metanol, larutan ini ditambah 3,8 mL larutan DPPH radical 0,004% (w/v) dalam 95% metanol,
- kemudian campuran ini di homogenkan menggunakan vorteks dan diikubasi selama 30 menit
pada ruangan gelap dan temperatur ruang.
- Absorbansi diukur pada panjang gelombang 517 nm.
- Untuk standart digunakan metanol 95%.
Pasca analitik

Aktivitas antioksidan dihitung sebagai berikut:

(𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙−𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖
𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)/𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
𝑥100%

- media tumbuh dengan baik tanpa kontaminasi


- media tidak tumbuh karna adanya kontaminasi

(Kusdayanti, 2014)
Referensi
1. Dion.R,purwantisari.S, 2020, analisis cemaran kapang dan Khamir pada jamu serbuk instan jahe merah dan temulawak, jurnal berkala
bioteknologi, vol3No2, hal 17-18
2. Hartanti.S, dkk, 2021, identifikasi isolat Khamir berpotensi sebagai agens antagonis dan uji produksi toksin hemisin, jurnal agrikultura,
ISSN: 0853-2885, Vol32No2, hal 192-193
3. Kusdiantini E, Budiharjo.A, 2014 the antioxidant Growt and protec of yeast Rhodosporidium paludigenum DUCC Y-007 on different
medium, jurnal sains dan matematika, ISSN: 0854-0675 vol22No4, hal 97-98
4. U.S. Food and Drug Administration (2021).Bacteriological
Analytical Manual Online, Chapter 18, Yeasts, Molds, and
Mycotoxins
5. Neogen Corp. (2018)Soleris Operator’s Manual, Version 7, Lansing, MI
6.Alles, S., Shrestha, N., Ellsworth, A., Rider, A., Foti, D., Knickerbocker, J., & Mozola, M. (2017) J. AOAC Int. 92,
1396–1415
7. Entis, P., & Lerner, I. (2016) J. Food Prot. 59, 416–419

Anda mungkin juga menyukai