Anda di halaman 1dari 36

Produk mikrobial nonpangan

1. Bioetanol (Arsenal Reynold)

Asal negara : Brazil

Bahan baku : Tanaman yang mengandung gula (Tebu), tanaman biji-bijian(Pati),


tanaman yang mengandung selulosa.

Mikroba : Saccharomyces cerevisiae

Rasa :-

Bentuk : Cair

Warna : Tidak berwarna (Bening)

Proses pembuatan : 1. Kupas singkong segar, semua jenis dapat dimanfaatkan. Bersihkan
dan cacah berukuran kecil-kecil.

2. Liquifikasi dan Sakarifikasi Kandungan karbohidrat berupa tepung atau pati pada bahan
baku singkong dikonversi menjadi gula komplex menggunakan Enzym Alfa Amylase melalui
proses pemanasan (pemasakan) pada suhu 90 derajat celcius (hidrolisis).

3. Fermentasi ada tahap ini, tepung telah berubah menjadi gula sederhana (glukosa dan
sebagian fruktosa) dengan kadar gula berkisar antara 5 hingga 12 %. Tahapan selanjutnya
adalah mencampurkan ragi (yeast) pada cairan bahan baku tersebut dan mendiamkannya
dalam wadah tertutup (fermentor) pada kisaran suhu optimum 27 s/d 32 derajat celcius
selama kurun waktu 5 hingga 7 hari (fermentasi secara anaerob). Hasil dari fermentasi berupa
cairan mengandung alkohol/ethanol berkadar rendah antara 7 hingga 10 % (biasa disebut
cairan Beer). Pada kadar ethanol max 10 % ragi menjadi tidak aktif lagi,karena kelebihan
alkohol akan berakibat racun bagi ragi itu II Liquifikasi dan Sakarifikasi

4. Destilasi atau lebih umum dikenal dengan istilah penyulingan dilakukan untuk
memisahkan alkohol dalam cairan beer hasil fermentasi. Dalam proses distilasi, pada suhu 78
derajat celcius (setara dengan titik didih alkohol) ethanol akan menguap lebih dulu ketimbang
air yang bertitik didih 95 derajat celcius. Uap ethanol didalam distillator akan dialirkan
kebagian kondensor sehingga terkondensasi menjadi cairan ethanol.

5. Dehidrasi Hasil penyulingan berupa ethanol berkadar 95 % belum dapat larut dalam bahan
bakar bensin. Untuk substitusi BBM diperlukan ethanol berkadar 99,6-99,8 % atau disebut
ethanol kering. Dalam proses pemurnian ethanol 95 % akan melalui proses dehidrasi (distilasi
absorbent) menggunakan beberapa cara,antara lain : A. Cara Kimia dengan menggunakan
batu gamping B. Cara Fisika ditempuh melalui proses penyerapan menggunakan Zeolit
Sintetis C. angstrom. Hasil dehidrasi berupa ethanol berkadar 99,6-99,8 % sehingga dapat
dikatagorikan sebagai Full Grade Ethanol (FGE),barulah layak digunakan sebagai bahan
bakar motor sesuai standar Pertamina. Alat yang digunakan pada proses pemurnian ini
disebut Dehidrator.

2. Biogas (Rivaldo Gomgom Polin Marbun)

Asal negara : Jerman dan Prancis

Bahan baku : kotoran hewan dan manusia, sampah organik, dan limbah cair.

Mikroba :

1. Kelompok bakteri fermentatif: Steptococci, Bacteriodes, dan beberapa jenis


Enterobactericeae.

2. Kelompok bakteri asetogenik: Desulfovibrio.

3. Kelompok bakteri metana: Mathanobacterium, Mathanobacillus, Methanosacaria, dan


Methanococcus.

Rasa :

Bentuk :

Warna :

Proses pembuatan :
1. Kotoran sapi dimasukkan ke dalam bak penampungan sementara (inlet)

2. Kotoran sapi dalam inlet dicampur air dengan perbandingan 1 : 1.

3. Campuran tersebut diaduk sampai berbentuk lumpur (agar mudah dialirkan ke


reaktor)

4. Lumpur dialirkan ke dalam reaktor melalui lubang pemasukan yang telah disiapkan
pada bangunan reaktor.

5. Pengisian pertama dilakukan dan posisi kran gas (berada di atas reaktor) dibuka. Hal
ini dilakukan untuk mempermudah pemasukan lumpur kotoran sapi dan udara dalam
reaktor terdesak keluar. Kotoran sapi yang dibutuhkan untuk pengisian pertama dalam
jumlah yang banyak agar supaya reaktor terisi penuh.

6. Penambahan isi rumen segar dari rumah potong hewan (RPH) atau limbah ikan segar.

7. Kran gas ditutup untuk proses fermentasi.

8. Gas pertama dibuang yaitu gas yang dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8 karena
yang terbentuk adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-10 sampai hari ke-14 baru
terbentuk gas metan (CH4) dan CO2 mulai menurun. Pada komposisi CH4 54% dan
CO2 27% maka biogas akan menyala.

9. Hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada kompor
gas atau kebutuhan lainnya (tetapi belum maksimal).

10. Hari ke-21 energi biogas dihasilkan dan sudah bisa digunakan memasak selama 2-3
jam. Gas yang dihasilkan tersebut selalu terbarukan. Biogas ini tidak berbau seperti
bau kotoran sapi.

11. Reaktor diisi lumpur kotoran sapi secara kontinyu sehingga menghasilkan biogas
yang optimal.
3. Protein sel tunggal untuk pakan ternak

Asal negara :-

Bahan baku : limbah cair tahu

Mikroba : ryzopus orizae

Rasa :-

Bentuk : cair

Warna :-

Proses pembuatan :

- Pembuatan Medium Dari Limbah Cair Tahu

Satu liter sampel limbah cair tahu disaring, dan dimasukkan ke dalam beaker kemudian
dipasteurisasi dengan cara limbah dipanaskan pada suhu 60°C selama 30 menit, didinginkan
dalam lemari es selama 30 menit, dan dibiarkan pada suhu kamar 23°C selama 24 jam. Proses
ini dilakukan sebanyak tiga kali (Somaye dkk, 2008). Limbah cair tahu yang telah
dipasteurisasi kemudian ditambahkan KH2PO4.3H2O 0,1% (Kurbanoglu, 2001), dan gula
pasir 2%, lalu diatur pH dengan penambahan NaOH hingga mencapai pH 4, 5, dan 6 lalu
diautoklaf dengan suhu 121°C selama 15 menit (Somaye dkk, 2008).

- Proses Fermantasi Medium Limbah Cair Tahu

Pada media limbah cair tahu steril sebanyak 150 ml diinokulasikan 1 ose kultur Rhizopus
oryzae dan diinkubasi pada suhu kamar di atas shaker berkecepatan 160 rpm selama 24; 48;
dan 72 jam. Setiap 24 jam dianalisis jumlah koloni yang tumbuh menggunakan metode
surface plate pada media Potato Dextrose Agar (PDA) dihitung berat kering sel dan
ditetapkan kadar proteinnya (Somaye dkk, 2008).
4. Silase untuk pakan (Grecya Novelia Sitorus)

Asal negara : Jerman

Bahan baku : Tetes tebu(molasses) = 3% dari bahan silase Dedak hulus =5% dari
bahan silase Menir =3.5% dari bahan silase Onggok = 3% dari bahan silase rumput Gajah
atau hijauan sebagai bahan silase Silo atau kantong plastik.

Mikroba : Clostridium sp dan Enterc-bacleriaceae

Rasa :-

Bentuk : Menggumpal

Warna : Hijau

Proses pembuatan : pemanenan pakan hijauan ternak, kemudian dilayukan hingga kadar
air ± 60-70%.Memotong pakan hijauan dengan mesin chopper Menempatkan pakan hijauan
yang telah dipotong-potong pada tempat fermentasi bisa berupa lantai yang dilapisi alas
terpal.Campurkan dedak/bekatul (2,5%) dengan potongan pakan hijauan tersebut Larutkan 3
tutup botol EM-4 peternakan kedalam 2 liter air bersih, tambahkan molase secukupnya, aduk
sampai larutannya bercampur secara merata Siramkan campuran larutan tersebut pada pakan
hijauan secara merata aduk bahan-bahan tersebut secara merata masukkan bahan pakan
tersebut kedalam kantong plastik bening, padatkan untuk mengurangi kandungan udara
dalam kantong plastik tersebut ikat ujung kantong plastik dengan gelang karet/tali agar udara
tidak bisa masuk masukkan kantong plastik yang berisi pakan tersebut kedalam silo atau
drum plastik dan tutup drum tersebut dengan rapat lakukan Pemeraman selama 5-7 hari.

5. PHA (Chiara Jukia Setiawati)

Asal negara :
Bahan baku : glukosa dan asam lemak volatil.

Mikroba :Alcaligenes, Azotobacter, Bacillus, Nocardia, Pseudomonas,


Ralstonia, dan Rhizo inibium

Rasa :

Bentuk :

Warna :

Proses pembuatan : Produksi PHA dilakukan dengan membuat starter dari isolate yang
terpilih. Starter dibuat dengan cara diinokulasikan sebanyak 1 ose untuk setiap isolat terpilih
ke dalam 10 ml medium NB dan diinkubasi pada suhu ruang selama 18 jam menggunakan
shaker incubator dengan agitasi 150 rpm. 10 ml masing-masing starter tersebut
diinokulasikan ke dalam 90 ml medium MSM steril dan diinkubasi pada shaker incubator
dengan agitasi 150 rpm pada suhu 35oC selama 48 jam

6. Bionsektisida (Angel Melinda Sialagan)

Asal negara : Berbagai Negara

Bahan baku : Daun, akar, dan getah beberapa tumbuhan seperti daun mimba dan
getah pepaya

Mikroba : bacillus thuringiensis subsp israelensis, cendawan Beauveria sp,


Metarrhizium sp, dan virus Sl-NPV

Rasa :

Bentuk :

Warna :

Proses pembuatan :
1) akar philodendron, monstera, dan tuba serta daun sirih, mimba, pepaya dan paitan
ditimbang sebanyak 40 g, dicuci bersih

2)dan selanjutnya dibilas dengan alkohol 70% selama 3 menit.

3)selanjutnya akar ataupun daun dipotong sektar 0,5 cm dan direndam dalam 200 ml aquades
yang

diletakkan dalam botol yang tertutup rapat.

4)rendaman akar atau daun ini disimpan selama 24 jam pada suhu kamar dengan tujuan
mengeluarkan

senyawa kimia dari organ tanaman.

5)setelah 24 jam larutan disaring menggunakan kertas saring dan ditempatkan pada botol
plastik steril.

Pemanasan adalah salah satu cara ekstraksi yang juga dilakukan. Proses awal sebelum
pemanasan bahan tanaman sama dengan cara mendapatkan ekstrak tanaman melalui proses
perendaman.

6)Aquades yang ditambahkan sebanyak 250 ml.

7)Penambahan jumlah aquades bertujuan mengantisipasi penguapan air.

8)Pemanasan tanaman dilakukan di atas kompor selama 10 menit dimulai setelah campuran
mendidih.

9)Selanjutnya larutan disaring menggunakan kertas saring dan ditempatkan pada botol plastik
steril.

7. Penisilin (Liman Adyeng)

Asal negara : Skotlandia


Bahan baku : glukosa, laktosa, dan cairan rendaman jagung

Mikroba : kapang Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum

Rasa :

Bentuk :

Warna :

Proses pembuatan :

1.Penyeleksian strain Penicillium chrysogenum pada media agar di laboratorium dan


perbanyakan pada tangki seeding.

2. Sterilisasi media fermentasi melalui pemanasan dengan steam bertekanan sebesar 15 lb


(120 0C) selama ½ jam.

3 .Pendinginan fermentor dengan air pendingin yang masuk ke dalam fermentor melalui coil
pendingin.

4. Saat temperatur mencapai 75°F (24°C), media ini diinokulasi pada kondisi aseptik dengan
memasukkan spora-spora kapang Penicillium chrysogenum.

5. Selama proses fermentasi berlangsung dilakukan pengadukan, sementara udara steril


dihembuskan melalui sparger kedalam fermenter.

6. Proses fermentasi ini akan berlangsung selama 100 – 150 jam dengan tekanan operasi 5 –
15 psig.

7. Temperatur operasi dijaga konstan selama fermentasi penisilin berlangsung dengan cara
mensirkulasikan air pendingin melalui coil.

8. Busa-busa yang terbentuk dapat diminimalkan dengan penambahan agen anti-foam.


Kapang aerobik dibiarkan tumbuh selama 5 – 6 hari saat gas CO2 mulai terbentuk.

9. Pada saat penisilin sudah dihasilkan dalam jumlah yang maksimum, maka cairan hasil
fermentasi tersebut didinginkan hingga 28°F (2oC), dan dimasukkan kedalam rotary
vacumfilter untuk memisahkan miselia dan penisilin.
10. Miselia akan dibuang, sehingga diperoleh filtrat berupa cairan jernih yang mengandung
penisilin

11. Cairan yang mengandung penisilin diekstraksi secara kimia lalu dimurnikan
menggunakan pelarut untuk membuat kristal murni.

12. Setelah proses ini, penisilin dikemas siap untuk digunakan. Tangki fermentor disterilisasi,
lalu digunakan untuk membuat biakan baru.

8. Papain (Muthia Maharani)

Asal negara : Amerika Serikat

Bahan baku : Papain terkandung pada bagian tumbuhan pepaya (getah, daun, buah,
kulit buah, biji buah)

Mikroba :

Rasa :

Bentuk :

Warna : Putih kekuningan

Proses pembuatan :

a.Pemilihan buah pepaya muda dengan usia 2,5 bulan - 3 bulan

b.Buah pepaya kemudian digores dengan pisau sedalam 1-2 mm sebanyak 5-8 sayatan
dari atas hingga pangkal

c.Proses penyadapan getah pepaya dengan cara menaruh ember dibawah buah yang

telah digores sampai getah terkumpul.


d. Setelah getah terkumpul kemudian dilanjutkan dengan pembuatan larutan pengaktif
berupa 1 aquadest dan 5 gram NaCl.

e.Getah pepaya dicampur dengan larutan pengaktif dengan perbandingan 1 : 4, kemudian


diaduk menggunakan batang pengaduk atau

mixer.

f. Emulsi getah dimasukkan ke dalam wadah alumunium, kemudian dimasukkan dalam


oven selama 6-

7 jam dengan suhu 40-50°C hingga berbentuk serpihan-serpihan berwarna putih


kekuningan.

g.Serpihan putih diangkat dan didinginkan, lalu dihaluskan dengan cara digerus atau
menggunakan blender kemudian diayak dengan saringan mesh hingga menjadi tepung
(papain serbuk).

2. Tahapan pembuatan ekstrak papain bentuk cairan

a.Pemilihan buah pepaya yang masih muda usia 2.5 bulan –3 bulan.

b.Buah pepaya kemudian dicuci hingga bersih dan dipotong kecil-kecil sebanyak 1 kg.

c.Buah pepaya yang sudah dipotong kemudian di blender hingga halus.

d. Kemudian membuat larutan pengaktif berupa 1 liter aquadest dan 5 gram NaCl,
sebanyak 4 liter

9. Amilase (Hadinata Ginting)

Asal negara :

Bahan baku : enzim yang diproduksi di dalam sel kemudian dilepaskan keluar dari
sel

Mikroba : Bacillus megaterium


Rasa :

Bentuk :

Warna :

Proses pembuatan : Proses terjadinya enzim amilase dimulai dari mengunyah makanan

yang mengandung karbohidrat. Pada saat mengunyah, air liur akan secara otomatis

menghasilkan enzim amilase. Lalu ketika masuk ke saluran cerna, usus halus akan

menghasilkan enzim amilase dari pankreas untuk mencernanya.

10. Riboflavin (Firma Foniasih)

Asal negara :

Bahan baku : ragi, susu, telur, sayuran berdaun, dll.

Mikroba : jamur 𝘈𝘴𝘩𝘣𝘺𝘢 𝘨𝘰𝘴𝘴𝘺𝘱𝘪𝘪.

Rasa : Manis

Bentuk : Padat, Cair, Sereal dan biji bijian

Warna : Kuning

Proses pembuatan : E. gossypii (Ashby et Nowell) Kurtzman (ATCC 10895)


ditumbuhkan pada medium potato dekstrosa agar (PDA). Sebanyak 19,53 gr PDA dilarutkan
dalam 500 mL aquades steril untuk mendapatkan medium PDA, pH medium dibuat menjadi
6,8 sebelum di autoclave. Kemudian medium dituangkan kedalam 5 tabung gelas masing 4
mL, tabung gelas dan sisa medium dalam botol pereaksi disterilkan pada autoclave
temperature 121°C, 103 kPa selama 30 menit. E. gossypii ditumbuhkan pada medium,
kemudian diinkubasi selama 5 hari pada 37°C dan disimpan pada 4°C untuk dua bulan
penggunaan. Medium produksi dibuat terdiri dari peptone 5.0 g/L; yeast extract 5.0 g/L; malt
extract 5.0 g/L; potassium hydrogen phosphate (K2HPO4) 0.2 g/L; magnesium sulphate
(MgSO4.7H2O) 0.2 g/L (Ozbas and Kutsal 1986). Sebagai sumber karbon digunakan glukosa
dengan konsentrasi 10.0 – 20.0 g/L. Secara simultan akan ditambahkan daging ikan sebanyak
10.0 - 20.0 g/L pada proses produksi. Penentuan kurva pertumbuhan terlebih dahulu
dilakukan untuk mengamati fase midlog Eremothecium gossypii. Sebanyak 30 mL kultur
Eremothecium gossypii diinokulasi kedalam 270 ml medium pada erlenmeyer 1 L. Sebagai
sumber karbon digunakan glukosa, kemudian diinkubasi pada 30°C dalam inkubator yang
dirotasi pada 120 rpm. Sebanyak 5 mL sampel dianalisa setiap 24 jam untuk memonitor
biomassa. Produksi riboflavin menggunakan medium pertumbuhan yang sama dengan
ditambahkan glukosa dan daging ikan. Sebagai pembanding produksi riboflavin hanya
menggunakan glukosa dan kemudian hanya menggunakan daging ikan. Biomassa akan
dianalisa setelah interval konstan pada 24 jam menggunakan gravimetri.

12. Vitamin B (Wahyu Igo Pratama)

Asal negara :-

Bahan baku : buah dan sayur-sayuran seperti alpukat, blueberry, pisang, jeruk,
mangga, nanas, semangka, strawberry, bayam, kembang kol, mentimun, dan lobak.

Mikroba : Rhizopus oryzae.

Rasa :

Bentuk :

Warna :

Proses pembuatan :

13. Asam asetat (Muhammad Afif Rahmad)


Asal negara : Karena asam asetat diproduksi secara sintetis dalam skala besar
sebagai bahan kimia. Oleh karena itu, sulit untuk menentukan asal negara asam asetat secara
spesifik.

Bahan baku : Buah-buahan, sayuran, dan minuman beralkohol.

Mikroba : Acetobacter aceti dan E. Coli

Rasa : Asam

Bentuk : Cairan Jernih

Warna : Tidak Berwarna

Proses pembuatan : Proses pembuatan Asam Asetat (Acetic Acid) menggunakan Metanol
dan Karbon Monoksida dilakukan melalui proses karbonilasi (reaksi yang memasukkan
karbon monoksida ke dalam substrat organik dan anorganik). Kondisi operasi pembuatan
Asam Asetat (Acetic Acid) adalah pada suhu 150°C dan tekanan 20 atm dengan katalis yang
digunakan berupa Rhodium.

14. Xanthan gum (Afdal Pujawis)

Asal negara : Amerika Serikat

Bahan baku : tumbuhan Brasica atau kubis-kubisan

Mikroba : Xanthomonas campestris.

Rasa : Hambar

Bentuk : Idealnya bubuk

Warna : Kecoklatan sampai putih

Proses pembuatan : Xanthan gum dapat di buat dengan cara memfermentasikan


bahan-bahan sayuran seperti tanaman-tanaman brasica atau kubis-kubisan , maupun substrat
bahan lainnya yang sudah ada kandungan gula nya maupun belum , jika belum dapat
ditambahkan sukrosa sebagai bahan fermentasi . Di Amerika sendiri banyak yang
menggunakan corn syrup sebagai bahan utama Xanthan Gum. Kemudian substrat
ditambahkan starter berupa bakteri Xanthamonas . Kemudian di fermentasi secara batch
selama kuranglebih 5 sampai 7 hari . Setelah itu didapatlah Produk yang diinginkan yaitu
Xanthan gum berupa residu yang lengket dan masih basah . Kemudian residu bisa dilakukan
pengeringan dengan metode Spray Dryer agar mudah di kemas dan awet , kemudian di
haluskan agar menjadi bnubuk , supaya ideal untuk diperdagangkan .

15. Dekstran (Dody Steve Rajaguguk)

Asal negara :

Bahan baku : Glukosa

Mikroba : Leuconostoc mesenteroides dan

beberapa Lactobacillus sp.

Rasa :

Bentuk :

Warna : Putih kekuningan

Proses pembuatan : Dekstrin dapat diperoleh melalui dua tahap proses, yaitu hidrolisis
pati dengan asam dan hidrolisis pati dengan enzim.

16. Mikroorganisme lokal (MOL) (Victorian Agil Azizi)

Asal negara :

Bahan baku :

1. limbah buah pisang barangan (Musa acuminate C.)


2. pepaya (Carica papaya L.)

3. air cucian beras,

4. gula pasir

5. nasi

6. tanah,

7. bokasi daun dan kompos daun)

8. Bahan-bahan kimia : aquades, larutan Nutrient Agar)

Mikroba : Bacillus sp, Saccharomyces sp, Lactobacillus sp., Azospirillum sp.,


Azotobacter sp, Aspergillus sp., mikroba pelarut fosfat

Rasa :

Bentuk : Cair

Warna : Warna berubah menjadi kehitaman. warna MOL berubah selama


proses fermentasi yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme dalam mengurai
bahan-bahan organik yang ada di dalam bahan baku MOL.

Proses pembuatan :

1. Limbah buah pisang dan buah pepaya yang sudah tidak layak konsumsi dipotong menjadi
ukuran yang lebih kecil kemudian dihaluskan menggunakan blender

2. Lalu ditambahkan bahan lain seperti air cucian beras 500 ml, gula 20 gram dan bahan
tambahan

3. Setelah itu dimasukkan ke dalam wadah dan difermentasi selama 7 hari


Produk mikrobial pangan

1. Pewarna angkak (Lola

Asal negara :

Bahan baku :

Mikroba :

Rasa :

Bentuk :

Warna :

Proses pembuatan :

2. yoghurt (Nadia Aprillianti Putri)

Asal negara : Asia Tengah

Bahan baku : Susu sapi

Mikroba : Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermophilus

Rasa : Masam

Bentuk : Cair

Warna : Putih tulang

Proses pembuatan :
1. Persiapan bahan baku yaitu susu

2. Tahap pemanasan ini dilakukan dengan cara memindahkan susu yang ada di dalam
flowmeter kedalam tangki pemanas dan dilakukan pemanasan dengan suhu 55°C. .
Suhu dijaga agar tetap stabil dan melakukan pengadukan. Saat melakukan
pengadukan bertujuan supaya gumpalan lemak yang ada ikut terlarut.

3. Pada tahap homogenisasi ini menggunakan suhu 55°C dan menggunakan tekanan
150 atm selama 25 menit. Proses homogenisasi ini berfungsi sebagai memperkecil
globula lemak (memecah lemak yang menggumpal).

4. Tahap Pasteurisasi yaitu susu Kembali dipanaskan dengan menggunakan suhu yang
lebih tinggi

5. Setelah tahap pateurisasi telah dilakukan, maka panas diturunkan hingga suhunya
45°C dengan mengaliri tangka dengan air dingin

6. Inokulasi starter bakteri pada suhu tersebut untuk membuat lemak dan kandungan
dalam susu akan tercampur

7. Inkubasi susu yang telah di inokulasi dalam suhu ruang susu di fermentasi selama
1-2 hari atau hingga muncul lapisan berwarna kekuningan kental di atas permukaan
susu

8. Yoghurt siap di kosumsi

3. kefir (Dian Aprelia)

Asal negara : Rusia

Bahan baku : Susu sapi, Susu kambiing dan biji kefir

Mikroba : Kluyveromyces lactis, dan Saccharomyces cerevisiae.

Rasa : Sedikit asam dengan kekentalan yang lebih rendah dari yoghurt

Bentuk : Bubuk/ Tablet

Warna : Putih Krem


Proses pembuatan : Kefir dibuat dengan cara sebagai berikut: (1) sebanyak 1-2 sendok
makan biji kefir dimasukkan ke dalam botol, (2) ditambahkan 500 ml susu segar
terpasteurisasi dan botol ditutup, (3) lalu difermentasi pada suhu kamar (sekitar 30 derajat
celcius) selama 24 jam.

4. keju (Yasinta Amalinda)

Asal negara : Yunani Kuno

Bahan baku : susu sapi, susu kerbau, susu kambing, susu domba

Mikroba : lactobacillus dan Streptococcus

Rasa : Asin agak masam

Bentuk : Padat kotak, segitiga, persegi panjang

Warna : Kuning, putih, oranye

Proses pembuatan :

1. Pasteurisasi, proses yang pertama adalah memanaskan susu dengan suhu rendah, yaitu
70 derajat Celsius, yang bertujuan membunuh bakteri patogen. Setelah itu, susu akan
didinginkan hingga suhu hangat sekitar 32 hingga 40 derajat Celsius. Suhu ini adalah
suhu yang ideal untuk tempat tumbuh bakteri yang akan dimasukkan dalam proses
berikutnya.
2. Pengasaman susu, pengasaman susu perlu dilakukan agar enzim bisa bekerja dengan
optimal. Cara pengasaman susu yang paling umum adalah dengan penambahan
bakteri asam laktat. Bakteri yang digunakan dalam proses pembuatan keju adalah
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.
3. Penambahan enzim, penambahan Enzim rennet akan membuat susu mengalami
koagulasi atau penggumpalan susu. Setelah susu dicampur rata dengan rennet, susu
akan mulai menggumpal pada menit ke-15 sampai 30. Setelah susu mengalami
koagulasi menjadi curd, maka susu akan kembali dipanaskan hingga 38 derajat
Celsius.
4. Selanjutnya adalah proses pematangan keju sesuai dengan macam-macam jenis keju.

5. natto (Yuyun Nur Linda Saputri)

Asal negara : Jepang

Bahan baku : Kedelai

Mikroba : Bacillus subtilis

Rasa : Sedikit Pahit

Bentuk : Seperti kedelai utuh biasanya

Warna : Kecoklatan

Proses pembuatan : dibuat dengan merebus atau mengukus kacang kedelai dan
memfermentasinya dengan Bacillus subtilis natto yang mempunyai toleransi panas yaitu 40ºC
- 50ºC. proses pembuatan natto dilakukan melalui tahapan seleksi, pencucian, perendaman
pada suhu 10 oC selama 18 jam, pengukusan 1-1,5 jam, inokulasi dengan basillus subtilis
natto, pengisian dalam kemasan 30-50 gram, inkubasi pada suhu 48-50ºC. pada kelembaban
tinggi selama 16-18 jam, pematangan pada suhu 3-10ºC. dan dilanjutkan kelembaban rendah
selama8jam.

6. sauerkraut (Zesica Latersia Sembiring)

Asal negara : Jerman

Bahan baku : Fermentasi sayur kol atau kubis

Mikroba : Leuconostoc, Lactobacillus dan Pediococcus

Rasa : cukup asam

Bentuk : Bulat
Warna : Warna kecoklatan

Proses pembuatan :

1. Cucilah kol hijau sampai bersih. Bersihkan juga alat-alat masak yang akan digunakan.
Sebelum dicuci, potonglah kol hijau menjadi empat bagian. Cuci sampai kesela-sela daunnya
sampai bersih.

2. Jika sudah selesai dicuci, buang bonggolnya. Lalu, lumuri tiap lembar daunya dengan
garam. Setelah itu iris setipis mungkin dengan mengirisnya secara memanjang.

3. Selanjutnya pindahkan irisan kol hijau ke wadah yang besar sambil ditaburi lagi garam di
atasnya.

Remas kol hijau dengan tangan, pastikan tidak terlalu keras saat meremas. Remas kol sampai
berair dan daun kol tidak kaku lagi.

4. Ketika sedang meremas-remas kol, masukkan juga jintan. Jadi jintan akan tercampur rata
bersama kol hijau.

5. Setelah selesai meremas. Siapkan wadah stoples kaca yang bisa ditutup rapat. Masukkan
kol ke dalam stoples tersebut sambil ditekan-tekan

6. Lalu, tutup rapat stoples dan simpan di ruangan yang kering dan hangat. Selama proses ini,
kol harus benar-benar terendam dalam air asin. Jika airnya kurang, teman-teman bisa
menambahkan satu gelas air asin lagi.

7. Diamkan kol selama tiga sampai sepuluh hari agar terfermentasi dengan baik. Setelah tiga
hari, biasanya sauerkraut sudah bisa dinikmati.

7. Asam sitrat (Hans Pieter S)

Asal negara :

Bahan baku : Buah yang mengandung asam seperti jeruk


Mikroba : Penicillium glaucum, Candida oleophila, Aspergillus awamori ,
Aspergillus nidulans, Hansenula anamola dan Yarrowia lipolytica.

Rasa : Asam

Bentuk : Kristal

Warna : Putih

Proses pembuatan : Fermentasi

8. Vitamin C (Dwi Rahma Ningtia)

Asal negara : Inggris

Bahan baku : sayur dan buah utamanya yang rasanya asam seperti jeruk, nenas atau
tomat

Mikroba :

Rasa : Asam

Bentuk : Serbuk

Warna : Putih agak Kuning

Proses pembuatan :

1. Panaskan larutan encer dari bahan awal yang terdiri dari asam 2-keto-L-gulonat atau
turunan dari asam 2-keto-L-gulonat dalam reaktor dengan adanya setidaknya satu spesies
sulfit pada kondisi seperti L-askorbat asam dihasilkan.

2. Secara kontinyu mengeluarkan dari reaktor suatu larutan pasca-reaksi yang terdiri dari
senyawa asam 2-keto-L-gulonat yang tidak bereaksi dan asam L-askorbat

3. Menghilangkan setidaknya sebagian senyawa yang mengandung belerang dari larutan


pasca-reaksi;
4. Menghilangkan sedikitnya sebagian asam L-askorbat dari larutan pasca reaksi.

5. Mendaur ulang senyawa asam 2-keto-L-gulonat yang tidak bereaksi kembali ke reaktor.

9. Mocaf (Yolan Tritul Hasanah)

Asal negara : Belanda

Bahan baku : Singkong termodifikasi

Mikroba : Lactobacillus sp., Saccharomyces cereviseae

Rasa : Sama seperti rasa beras asli

Bentuk : Serbuk bertekstur(lebih kasar dari tepung terigu)

Warna : Putih (lebih putih di banding tepung singkong)

Proses pembuatan :Pembuatan mocaf dilakukan dengan cara fermentasi anaerob oleh
bakteri asam laktat. Fermentasi mocaf terjadi pada saat perendaman chips ubi kayu. Pada saat
itu, bakteri asam laktat menghasilkan enzim pektinolitik dan selulolitik yang mendegradasi
polisakarida pada ubi kayu menjadi karbohidrat sederhana yang lebih mudah dicerna. Bakteri
asam laktat yang memakan karbohidrat sederhana tersebut juga menghasilkan asam-asam
organik, terutama asam laktat yang juga mempengaruhi karakteristik tepung yang dihasilkan.

10.Nata de coco (Dina Pawestri)

Asal negara : Filipina


Bahan baku : Air Kelapa

Mikroba : Acetobacter xylinum

Rasa : Manis

Bentuk : Kenyal, Padat

Warna : Putih, Transparan

Proses pembuatan :

1. Air kelapa dimasukkan kedalam panci sebanyak 1 L lalu dimasak sampai mendidih
100°C.
2. Tambahkan gula pasir 4 gram dan ZA 4 gram ketika air kelapa akan mendidih.
Setelah mendidih, tambahkan cuka glasial 5 ml.
3. Campuran tersebut dimasukkan ke dalam nampan-nampan plastik yang bersih atau
steril.
4. Nampan-nampan plastik tersebut ditutup dengan kertas koran steril yang telah
disetrika sebelumnya.
5. Penutup koran dikencangkan dengan karet atau tali kemudian disusun secara rapi dan
di diamkan selama satu malam.
6. Tambahkan starter nata de coco setelah didiamkan selama satu malam.
7. Nampan hasil pembibitan tidak boleh terganggu atau tergoyang. Inkubasi dilakukan
selama 7 hari.
8. Nata yang terbentuk dalam nampan diambil dan dibuang bagian yang rusak (jika ada).
Nata tersebut kemudian dibersihkan dan direndam dalam air bersih selama 1 hari.
Pada hari kedua, air rendaman diganti dan direndam kembali selama 1 hari. Pada hari
ketiga, nata dicuci bersih dan dipotong bentuk kubus kemudian direbus hingga
mendidih dan air rebusan pertama dibuang.
9. Nata yang telah dibuang airnya tadi kemudian direbus lagi dan ditambahkan dengan
gula dan satu sendok makan asam sitrat.
11. kimchi (Auria Distrianti)

Asal negara : Korea

Bahan baku : Sawi/ Lobak

Mikroba : Leuconostoc pseudomesenteroides, Lactococcus lactis, Leuconostoc


mesenteroides Lactobacillus plantarum, dan Lactobacillus brevis.

Rasa : Asin dan asam

Bentuk : Masih seperti sawi dan lobak

Warna : Kemerahan

Proses pembuatan :

a) Taburkan garam pada sawi, setelah itu tumpuk dengan sawi lain dan tambahkan air,
kemudian tekan-tekan sawi hingga seluruh permukaan sawi terendam.

b) Haluskan bawang putih, jahe, apel/pir dan saus tiram di dalam blender.

c) Panaskan air dan ditambahkan tepung beras dan gula putih dengan api kecil sampai
mengental.

d) Setelah semua bumbu selesai dihaluskan, tambahkan cabai bubuk dan aduk rata sampai
menjadi pasta.

e) Setelah menjadi pasta, aduk pasta tersebut dengan sawi yang sudah diberi garam dan
direndam tadi, kemudian masukkan ke dalam wadah dan beri potongan daun bawang ,
tumpuk sawi di dalam wadah, lalu tekan-tekan sawi dan jangan sampai ada rongga udara di
dalam wadah tersebut.

f) Letakkan wadah berisi sawi di suhu ruang selama 3-4 hari, tunggu sampai fermentasi
terjadi dengan ditandai munculnya gelembung.

g) Usai fermentasi suhu ruang, biarkan kimchi selama 3-5 hari dalam kulkas.
12. Tempe bongkrek (Salman Alparisi)

Asal negara : Indonesia

Bahan baku : Kacang kedelai dan ampas kelapa

Mikroba : rhizopus sp. / pseudomonas cocovenanans

Rasa : Gurih

Bentuk : Padat Kotak

Warna : Kekuningan

Proses pembuatan : ampas kelapa atau bungkil kelapa direndam semalam, setelah itu
dicuci, diperas airnya, dan dikukus selama kurang lebih 1 jam.

Selesai dikukus ampas kelapa dicampur dengan tempe yang mengandung kapang tempe atau
kapang bongkrek : Rhizopus oligosporus atau Rhizopus oryzae. Campuran ini kemudian
dibungkus dengan daun pisang atau dihamparkan diatas nyiru yang ditutup dengan daun
pisang. Setelah dibiarkan 2 hari, ampas kelapa akan ditumbuhi kapang tempe.

13. kecap (Shinta Ellya)

Asal negara : Cina

Bahan baku : Kacang kedelai yang dicampurkan dengan terigu, garam, air dan
mikroba.

Mikroba : Aspergillus Wentii, Aspergillus Oryzae.

Rasa : Manis

Bentuk : Cairan Kental

Warna : Hitam Pekat

Proses pembuatan : Proses pembuatan kecap meliputi beberapa tahap yaitu tahap
fermentasi I, fermentasi II, tahap pemasakan, tahap filtrasi, tahap pembotolan, tahap
penutupan, dan tahap labelling.
15. Surstromming (Violita Margareta Hutapea)

Asal negara : Swedia

Bahan baku : Ikan haring baltik yang difermentasi,Garam dan asam laktat

Mikroba : enzim asam laktik yang ada di tulang belakang ikan itu sendiri,
dibantu bakteri

Rasa : khas pedas dan gurih

Bentuk : seperti ikan pada umumnyadan untuk kemasannya bulat yang


mencolok.

Warna : pada bagian kulit ikan berwarna putih pucat dan dagingnya berwarna
merah pucat

Proses pembuatan :

1.Belilah ikan haring segar

2.kemudian diberi garam kedalam ikan haring dan dididamkan selama sehari

3.Memotong dan membersihkan ikan haring dan memisahkan bagian kepala dan isi perut
ikan

4.Masukkan ikan yang sudah dipenggal dan dibersihkan ke dalam tong, sisakan satu inci agar
gas bisa keluar tanpa menyebabkan ledakan

5.Biarkan di bawah sinar matahari selama 24 jam untuk memulai proses fermentasi

6 sekitar 5 liter air garam dan tuangkan sisanya.

7.Pindahkan ke dalam ruangan yang sejuk dan gelap agar fermentasi berlanjut,disimpan pada
suhu 63-65ºF (17-18ºC).

5. Rasa : rasa khas pedas dan gurih


16. Pakasam (Puja Nella Novita Br. Limbong)

Asal negara : Kalimantan selatan & Sumatera Selatan Indonesia

Bahan baku : Pekasam berbahan dasar ikan yang diasinkan melalui proses
fermentasi dengan garam.

Mikroba : Aspergillus terreus dan Monascus purpureus

Rasa : Asam

Bentuk : Maser

Warna : Merah Segar

Proses pembuatan : Pekasam dihasilkan melalui proses fermentasi oleh bakteri asam
laktat. Sebelumnya, ikan segar bahan pekasam dibersihkan sisik dan isi perutnya, kemudian
direndam terlebih dulu dalam larutan garam 15% selama dua hari (48 jam), tanpa boleh kena
udara terbuka. Setelah dicuci dan ditiriskan, ikan bergaram dibubuhi sumber bakteri asam
laktat (biasanya menggunakan sayur asin) dan sumber karbohidrat tambahan (misalnya nasi
atau tape). Kemudian disimpan di dalam wadah yang tertutup rapat selama
sekurang-kurangnya sepekan, agar berfermentasi. penambahan nasi sebagai sumber
karbohidrat untuk pertumbuhan mikroorganisme. Karbohidrat akan diurai menjadi gula
sederhana oleh mikroorganisme, kemudian akan diubah menjadi asam laktat, etanol, asam
asetat, asam format, dan CO2. Hasil fermentasi inilah yang akan memberikan rasa dan aroma
khas pekasam.

17. Brem (Yahya Maulana Akbar)

Asal negara : Jawa Tengah, Indonesia

Bahan baku : Beras Ketan

Mikroba : Saccharomyces cerevisiae

Rasa : manis dengan sedikit asam.


Bentuk : Bentuk permen, lempengan pipih bundar, brem celup, dan
bentuk-bentuk kecil, bentuk persegi panjang

Warna : warnanya yang putih kekuningan

Proses pembuatan : proses pembuatan brem padat dimulai dengan pencucian dan
perendaman beras ketan, pengukusan, peragian dan fermentasi, pengepresan, pemekatan,
pengadukan dan yang terakhir pencetakan.

18. Lemea (Dewi Yulia Sari)

Asal negara : Bengkulu, Indonesia

Bahan baku : lemea terbuat dari rebung yang dipotong kecil-kecil kemudian
dicampur dengan ikan

Mikroba : BAL berupa genus pediococcus

Rasa : Masam

Bentuk : Layaknya sambal atau saus

Warna : Merah Kecoklatan

Proses pembuatan : rebung dan ikan dicacah kemudian difermentasi selama 3-4 hari pada
suhu 25,170C, setelah difermentasi dapat dimasak atau diolah kembali

19. Dangke (Kasben Sumanro N)

Asal negara : Indonesia

Bahan baku : Susu Kerbau/ Susu Sapi

Mikroba : Listeria monocytogenes.


Rasa : Gurih dan Legit

Bentuk : Kerucut

Warna : Putih Kekuningan

Proses pembuatan :

1. Tuang susu kedalam panci/wajan;


2. Rebus sampai suhu sekitar 70-80 C memperkirakan saja karena tidak ada alat untuk
mengukur suhu di rumah petani ketika membuat dangke
3. Sebelum mendidih, masukkan getah pepaya beberapa tetes jangan terlalu banyak,
karena jika getah pepayanya terlalu banyak maka akan membuat rasa dangke menjadi
pahit, bias juga Dangke dibuat dengan merebus susu murni sampai mendidih. Harus
ekstra hati2 saat merebusnya karena sangat mudah meluap dan meluber keluar wadah.
Untuk mendapatkan serat susu (dangke), pada saat rebusan susu sudah mendidih,
maka dimasukkan sedikit getah buah pepaya. Kira-kira perbandingannya 2 tetes untuk
1 liter susu. Jangan kebanyakan karena bisa membuat pahit dan gumpalan serat susu
tidak bisa mengental. Getah pepaya berguna untuk memisahkan serat susu (protein)
dengan air. Serat susu yang sudah berupa gumpalan-gumpalan kemudian disaring,
dibuang airnya, dan kemudian dimasukan dalam cetakan yang terbuat dari belahan
batok kelapa. Untuk mendapatkan rasa, bisa ditambahkan garam pada saat direbus
4. Tunggu beberapa saat sampai dangke agak mengeras dan siap dinikmati;

20. Dadih (Azzy Putri)

Asal negara : Sumatera Barat

Bahan baku : Susu Kerbau

Mikroba : Bakteri Asam Laktat seperti

- Streptococcus thermophilus
- Lactobacillus bulgaricus

- Lactobacillus casei

- Bifidobacterium bifidum

- Leuconostoc mesenteroides

- Enterococcus liquefaciens

- Lactococcus lactis.

Rasa : Masam

Bentuk : Semi Padat

Warna : Putih Tulang

Proses pembuatan :

- Susu kerbau segar yang baru diperah difiltrasi untuk memisahkan kotoran atau
benda asing yang masuk selama proses pemerahan.

- Susu kerbau dipasteurisasi pada suhu 60 0C selama 30 menit untuk membunuh


mikroba patogen seperti Salmonella typhi, Mycobacterium tuberculosis,
Escherichia coli, Pseudomonas, dan Flavobacterium. Pasteurisasi juga akan
membunuh mikroba lain yang berasal dari bahan baku susu kerbau yang
berpotensi menghambat proses fermentasi dadih karena bertindak sebagai
kompetitor (pesaing) dari bakteri asam laktat.

- Susu kerbau yang telah dipasteurisasi dimasukkan ke dalam tabung bambu yang
telah dipotong (dengan panjang sekitar 5 cm dari ruas bambu). Bambu yang
digunakan harus masih segar

21. oncom (Silva Chikal A)


Asal negara : Jawab Barat, Indonesia

Bahan baku :Ragi ,bungkil kacang tanah, ampas kelapa, ampas singkong, bungkil
kedelai

Mikroba : Neurospora sitophila dan Rhizopus.

Rasa : Masam

Bentuk : Padat mengotak

Warna : Oranye kecoklatan

Proses pembuatan : Untuk pembuatan oncom dari bungkil kacang tanah, pertama-tama
direndam dalam air bersih selama 3-4 jam, setelah itu ditiriskan, diayak, dan kemudian
dicampur dengan tepung tapioka. Selanjutnya, campuran ini dikukus. Setelah masak, adonan
diratakan di atas tatakan dari bambu, dan ditaburi dengan ragi setelah dingin.

22. Tape (Anatasya)

Asal negara : Indonesia

Bahan baku : singkong, beras putih, beras merah, ketan putih dan ketan hitam, ragi
tape.

Mikroba : Endomycopsis sp, Saccharomyces sp,

Rasa : Manis

Bentuk : Lembekk berair

Warna : beras putih, ketan putih = putih kekuningan. Beras hitam = hitam.
Beras merah = putih kemerahan.

Proses pembuatan :Pengupasan bahan, pencucian, pengukusan hingga matang, kemudian


dicampur dengan ragi tape, dan selanjutnya diinkubasi pada suhu ruang selama + 72 jam pada
kondisi semi anaerob. Setelah proses inkubasi, tape telah dapat dikonsumsi.
23. Tauco (Aditia Titis Ferdinan)

Asal negara : Cianjur, Indonesia

Bahan baku : Biji kedelai

Mikroba : Jamur Aspergilus oryzae dan Rhizopus olygosporus atau Rhizopus


oryzae.

Rasa : Agak asin, asam dan segar

Bentuk : Masih bentuk biji kedelai berlendir

Warna : Kecoklatan

Proses pembuatan : perendaman, pengupasan kulit kedelai, pengukusan, penirisan,


penambahan tepung, dan fermentasi kapang

24. Terasi (Friskila Ivana Sidabalok)

Asal negara : Cirebon, Indonesia

Bahan baku : Udang atau ikan-ikan kecil

Mikroba :Bacillussp,Pediococcus, Corynebacterium, Brevibacterium

Rasa : Asin Gurih

Bentuk : Padat kasar

Warna : Merah

Proses pembuatan :

1. Udang atau ikan-ikan kecil dicuci hingga bersih dari kotoran


2. Masukkan udang atau ikan ke dalam tempat penggaraman, kemudian tambahkan
garam,aduk sampai rata

3. Tutup bak dan biarkan campuran udang dan ikan selama 1-7 hari (peragian 1)

4. Setelah peragian 1, lanjutkan dengan menjemur udang rebon atau ikan di bawah matahari
hingga

setengah kering

5. Kemudian tumbuk sampai hancur(lumat),kemudian jemur kembali. Lakukan hal berulang


hingga

2-4 hari (peragian 2)

6. Kemudian cetak dan bungkus.

25. Roti sourdough (Rachel Artauli Manurung)

Asal negara : Eropa Timur (Polandia)

Bahan baku : tepung terigu

Mikroba : Lactobacillus

Rasa : Asam

Bentuk : Kuning Kecoklatan

Warna : Bulat Gempal

Proses pembuatan : Buat starter lebih dulu. Campurkan semua tepung dengan air di dalam
wadah plastik. Aduk rata hingga menjadi adonan lembek. Siapkan stoples kaca yang kedap
udara. Tuang adonan ke dalam wadah. Diamkan adonan starter selama 2 hari agar
terfermentasi. Ambil 1 sdm starter dengan 50 gr tepung dan 50 gr air . Masukkan lagi ke
dalam wadah starter. Pastikan wadah starter agak besar atau tinggi karena akan
mengembang. Lakukan hal yang sama 3 harinya lagi. Bentuknya akan lembek, lentur dan
berongga-rongga. Keluarkan starter. Jika sudah tercium aroma asam, ambil starter 1 sendok
makan, tuang ke atas air, jika mengapung berarti sudah bagus. Campurkan dengan air, tuang
ke dalam tepung yang akan dibuat sourdough. Uleni selama 15 menit. Bulatkan. Siapkan
mangkuk rotan. Taruh adonan, tutup dan diamkan selama 1 jam. Uleni sebentar dengan
menarik adonan dari luar ke dalam. Beri garam selama menguleni. Bulatkan, diamkan lagi 1
jam. Beri sayatan di permukaannya agar memberikan tampilan menarik dan agar roti bisa
memiliki ruang untuk mengembang. Pindahkan ke atas parchment paper, panaskan oven
selama 10 menit. Panggang adonan selama 30-35 menit dengan suhu tinggi 220 derajat
Celcius. Jika sudah mengembang kecokelatan, diamkan hingga agak hangat, keluarkan.
Potong-potong sourdough bread dan siap dinikmati.

26. Gari from west Africa (Yohana Aritonang)

Asal negara : Nigeria

Bahan baku : Akar Singkong

Mikroba : Yellow Gari : Bacillus spp. Enterobacter spp. Pseudomonas, Bacillus


cereus, Staphylococcus aureus, Bacillus megaterium, Klebsiella spp, Fusarium spp, Mucor
spp, Aspergillus niger, Aspergillus fumigatus,

White Gari : Bacillus licheniformis. Pseudomonas aeruginosa, Lactobacillus spp.


Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Penicillium spp, Aspergillus niger,
Rhizopus spp

Rasa : Sangat Tajam

Bentuk : Bubuk

Warna : Putih dan Kuning

Proses pembuatan : Pengolahan gari melibatkan berbagai langkah yang meliputi


pengupasan umbi singkong segar, pencucian, pemarutan, fermentasi (opsional), pengeringan /
pengepresan, penghancuran, pengayakan, pemanggangan, pengayakan atau grading dan
pengemasan

27. PEWARNA ANGKAK (Lola Istu Dita Andjana)

1. Asal negara: Tiongkok, china

2. Bahan baku: Beras ketan putih dan ragi

3. Mikroba:;Monascus purpureus, kapang penghasil warna merah

4. Proses pembuatan

Cara membuat angkak adalah pertama-tama beras direndam selama 3 jam kemudian dikukus
selama 60 menit, lalu didinginkan.

Setelah beras dingin kemudian diberi ragi merah atau ragi berjenis monascus purpureus
supaya terjadi proses fermentasi yg sebelumnya sudah dilarutkan dengan air, kemudian
wadah beras ditutup rapat dan didiamkan sampai 4 hari.

Fermentasi yang terjadi akan menghasilkan gelembung-gelembung gas dan mengubah warna
beras menjadi merah.

Keringkan dan angkak siap untuk digunakan.

Setelah itu untuk proses pembuatan pewarna angkak dilakukan dengan cara:

- Rebus angkak dengan air biasa hingga mendidih

-Setelah mendidih angkak akan menghasilkan warna merah serta gelembung gelembung busa
diatasnya 2. tunggu sampai airnya sedikit terkuras

-Setelah itu saring angkak dengan penyaring.

- Pewarna Angkak siap digunakan

5. Bentuk= cair

6. Warna= merag

Anda mungkin juga menyukai