Rasa :-
Bentuk : Cair
Proses pembuatan : 1. Kupas singkong segar, semua jenis dapat dimanfaatkan. Bersihkan
dan cacah berukuran kecil-kecil.
2. Liquifikasi dan Sakarifikasi Kandungan karbohidrat berupa tepung atau pati pada bahan
baku singkong dikonversi menjadi gula komplex menggunakan Enzym Alfa Amylase melalui
proses pemanasan (pemasakan) pada suhu 90 derajat celcius (hidrolisis).
3. Fermentasi ada tahap ini, tepung telah berubah menjadi gula sederhana (glukosa dan
sebagian fruktosa) dengan kadar gula berkisar antara 5 hingga 12 %. Tahapan selanjutnya
adalah mencampurkan ragi (yeast) pada cairan bahan baku tersebut dan mendiamkannya
dalam wadah tertutup (fermentor) pada kisaran suhu optimum 27 s/d 32 derajat celcius
selama kurun waktu 5 hingga 7 hari (fermentasi secara anaerob). Hasil dari fermentasi berupa
cairan mengandung alkohol/ethanol berkadar rendah antara 7 hingga 10 % (biasa disebut
cairan Beer). Pada kadar ethanol max 10 % ragi menjadi tidak aktif lagi,karena kelebihan
alkohol akan berakibat racun bagi ragi itu II Liquifikasi dan Sakarifikasi
4. Destilasi atau lebih umum dikenal dengan istilah penyulingan dilakukan untuk
memisahkan alkohol dalam cairan beer hasil fermentasi. Dalam proses distilasi, pada suhu 78
derajat celcius (setara dengan titik didih alkohol) ethanol akan menguap lebih dulu ketimbang
air yang bertitik didih 95 derajat celcius. Uap ethanol didalam distillator akan dialirkan
kebagian kondensor sehingga terkondensasi menjadi cairan ethanol.
5. Dehidrasi Hasil penyulingan berupa ethanol berkadar 95 % belum dapat larut dalam bahan
bakar bensin. Untuk substitusi BBM diperlukan ethanol berkadar 99,6-99,8 % atau disebut
ethanol kering. Dalam proses pemurnian ethanol 95 % akan melalui proses dehidrasi (distilasi
absorbent) menggunakan beberapa cara,antara lain : A. Cara Kimia dengan menggunakan
batu gamping B. Cara Fisika ditempuh melalui proses penyerapan menggunakan Zeolit
Sintetis C. angstrom. Hasil dehidrasi berupa ethanol berkadar 99,6-99,8 % sehingga dapat
dikatagorikan sebagai Full Grade Ethanol (FGE),barulah layak digunakan sebagai bahan
bakar motor sesuai standar Pertamina. Alat yang digunakan pada proses pemurnian ini
disebut Dehidrator.
Bahan baku : kotoran hewan dan manusia, sampah organik, dan limbah cair.
Mikroba :
Rasa :
Bentuk :
Warna :
Proses pembuatan :
1. Kotoran sapi dimasukkan ke dalam bak penampungan sementara (inlet)
4. Lumpur dialirkan ke dalam reaktor melalui lubang pemasukan yang telah disiapkan
pada bangunan reaktor.
5. Pengisian pertama dilakukan dan posisi kran gas (berada di atas reaktor) dibuka. Hal
ini dilakukan untuk mempermudah pemasukan lumpur kotoran sapi dan udara dalam
reaktor terdesak keluar. Kotoran sapi yang dibutuhkan untuk pengisian pertama dalam
jumlah yang banyak agar supaya reaktor terisi penuh.
6. Penambahan isi rumen segar dari rumah potong hewan (RPH) atau limbah ikan segar.
8. Gas pertama dibuang yaitu gas yang dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8 karena
yang terbentuk adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-10 sampai hari ke-14 baru
terbentuk gas metan (CH4) dan CO2 mulai menurun. Pada komposisi CH4 54% dan
CO2 27% maka biogas akan menyala.
9. Hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada kompor
gas atau kebutuhan lainnya (tetapi belum maksimal).
10. Hari ke-21 energi biogas dihasilkan dan sudah bisa digunakan memasak selama 2-3
jam. Gas yang dihasilkan tersebut selalu terbarukan. Biogas ini tidak berbau seperti
bau kotoran sapi.
11. Reaktor diisi lumpur kotoran sapi secara kontinyu sehingga menghasilkan biogas
yang optimal.
3. Protein sel tunggal untuk pakan ternak
Asal negara :-
Rasa :-
Bentuk : cair
Warna :-
Proses pembuatan :
Satu liter sampel limbah cair tahu disaring, dan dimasukkan ke dalam beaker kemudian
dipasteurisasi dengan cara limbah dipanaskan pada suhu 60°C selama 30 menit, didinginkan
dalam lemari es selama 30 menit, dan dibiarkan pada suhu kamar 23°C selama 24 jam. Proses
ini dilakukan sebanyak tiga kali (Somaye dkk, 2008). Limbah cair tahu yang telah
dipasteurisasi kemudian ditambahkan KH2PO4.3H2O 0,1% (Kurbanoglu, 2001), dan gula
pasir 2%, lalu diatur pH dengan penambahan NaOH hingga mencapai pH 4, 5, dan 6 lalu
diautoklaf dengan suhu 121°C selama 15 menit (Somaye dkk, 2008).
Pada media limbah cair tahu steril sebanyak 150 ml diinokulasikan 1 ose kultur Rhizopus
oryzae dan diinkubasi pada suhu kamar di atas shaker berkecepatan 160 rpm selama 24; 48;
dan 72 jam. Setiap 24 jam dianalisis jumlah koloni yang tumbuh menggunakan metode
surface plate pada media Potato Dextrose Agar (PDA) dihitung berat kering sel dan
ditetapkan kadar proteinnya (Somaye dkk, 2008).
4. Silase untuk pakan (Grecya Novelia Sitorus)
Bahan baku : Tetes tebu(molasses) = 3% dari bahan silase Dedak hulus =5% dari
bahan silase Menir =3.5% dari bahan silase Onggok = 3% dari bahan silase rumput Gajah
atau hijauan sebagai bahan silase Silo atau kantong plastik.
Rasa :-
Bentuk : Menggumpal
Warna : Hijau
Proses pembuatan : pemanenan pakan hijauan ternak, kemudian dilayukan hingga kadar
air ± 60-70%.Memotong pakan hijauan dengan mesin chopper Menempatkan pakan hijauan
yang telah dipotong-potong pada tempat fermentasi bisa berupa lantai yang dilapisi alas
terpal.Campurkan dedak/bekatul (2,5%) dengan potongan pakan hijauan tersebut Larutkan 3
tutup botol EM-4 peternakan kedalam 2 liter air bersih, tambahkan molase secukupnya, aduk
sampai larutannya bercampur secara merata Siramkan campuran larutan tersebut pada pakan
hijauan secara merata aduk bahan-bahan tersebut secara merata masukkan bahan pakan
tersebut kedalam kantong plastik bening, padatkan untuk mengurangi kandungan udara
dalam kantong plastik tersebut ikat ujung kantong plastik dengan gelang karet/tali agar udara
tidak bisa masuk masukkan kantong plastik yang berisi pakan tersebut kedalam silo atau
drum plastik dan tutup drum tersebut dengan rapat lakukan Pemeraman selama 5-7 hari.
Asal negara :
Bahan baku : glukosa dan asam lemak volatil.
Rasa :
Bentuk :
Warna :
Proses pembuatan : Produksi PHA dilakukan dengan membuat starter dari isolate yang
terpilih. Starter dibuat dengan cara diinokulasikan sebanyak 1 ose untuk setiap isolat terpilih
ke dalam 10 ml medium NB dan diinkubasi pada suhu ruang selama 18 jam menggunakan
shaker incubator dengan agitasi 150 rpm. 10 ml masing-masing starter tersebut
diinokulasikan ke dalam 90 ml medium MSM steril dan diinkubasi pada shaker incubator
dengan agitasi 150 rpm pada suhu 35oC selama 48 jam
Bahan baku : Daun, akar, dan getah beberapa tumbuhan seperti daun mimba dan
getah pepaya
Rasa :
Bentuk :
Warna :
Proses pembuatan :
1) akar philodendron, monstera, dan tuba serta daun sirih, mimba, pepaya dan paitan
ditimbang sebanyak 40 g, dicuci bersih
3)selanjutnya akar ataupun daun dipotong sektar 0,5 cm dan direndam dalam 200 ml aquades
yang
4)rendaman akar atau daun ini disimpan selama 24 jam pada suhu kamar dengan tujuan
mengeluarkan
5)setelah 24 jam larutan disaring menggunakan kertas saring dan ditempatkan pada botol
plastik steril.
Pemanasan adalah salah satu cara ekstraksi yang juga dilakukan. Proses awal sebelum
pemanasan bahan tanaman sama dengan cara mendapatkan ekstrak tanaman melalui proses
perendaman.
8)Pemanasan tanaman dilakukan di atas kompor selama 10 menit dimulai setelah campuran
mendidih.
9)Selanjutnya larutan disaring menggunakan kertas saring dan ditempatkan pada botol plastik
steril.
Rasa :
Bentuk :
Warna :
Proses pembuatan :
3 .Pendinginan fermentor dengan air pendingin yang masuk ke dalam fermentor melalui coil
pendingin.
4. Saat temperatur mencapai 75°F (24°C), media ini diinokulasi pada kondisi aseptik dengan
memasukkan spora-spora kapang Penicillium chrysogenum.
6. Proses fermentasi ini akan berlangsung selama 100 – 150 jam dengan tekanan operasi 5 –
15 psig.
7. Temperatur operasi dijaga konstan selama fermentasi penisilin berlangsung dengan cara
mensirkulasikan air pendingin melalui coil.
9. Pada saat penisilin sudah dihasilkan dalam jumlah yang maksimum, maka cairan hasil
fermentasi tersebut didinginkan hingga 28°F (2oC), dan dimasukkan kedalam rotary
vacumfilter untuk memisahkan miselia dan penisilin.
10. Miselia akan dibuang, sehingga diperoleh filtrat berupa cairan jernih yang mengandung
penisilin
11. Cairan yang mengandung penisilin diekstraksi secara kimia lalu dimurnikan
menggunakan pelarut untuk membuat kristal murni.
12. Setelah proses ini, penisilin dikemas siap untuk digunakan. Tangki fermentor disterilisasi,
lalu digunakan untuk membuat biakan baru.
Bahan baku : Papain terkandung pada bagian tumbuhan pepaya (getah, daun, buah,
kulit buah, biji buah)
Mikroba :
Rasa :
Bentuk :
Proses pembuatan :
b.Buah pepaya kemudian digores dengan pisau sedalam 1-2 mm sebanyak 5-8 sayatan
dari atas hingga pangkal
c.Proses penyadapan getah pepaya dengan cara menaruh ember dibawah buah yang
mixer.
g.Serpihan putih diangkat dan didinginkan, lalu dihaluskan dengan cara digerus atau
menggunakan blender kemudian diayak dengan saringan mesh hingga menjadi tepung
(papain serbuk).
a.Pemilihan buah pepaya yang masih muda usia 2.5 bulan –3 bulan.
b.Buah pepaya kemudian dicuci hingga bersih dan dipotong kecil-kecil sebanyak 1 kg.
d. Kemudian membuat larutan pengaktif berupa 1 liter aquadest dan 5 gram NaCl,
sebanyak 4 liter
Asal negara :
Bahan baku : enzim yang diproduksi di dalam sel kemudian dilepaskan keluar dari
sel
Bentuk :
Warna :
Proses pembuatan : Proses terjadinya enzim amilase dimulai dari mengunyah makanan
yang mengandung karbohidrat. Pada saat mengunyah, air liur akan secara otomatis
menghasilkan enzim amilase. Lalu ketika masuk ke saluran cerna, usus halus akan
Asal negara :
Rasa : Manis
Warna : Kuning
Asal negara :-
Bahan baku : buah dan sayur-sayuran seperti alpukat, blueberry, pisang, jeruk,
mangga, nanas, semangka, strawberry, bayam, kembang kol, mentimun, dan lobak.
Rasa :
Bentuk :
Warna :
Proses pembuatan :
Rasa : Asam
Proses pembuatan : Proses pembuatan Asam Asetat (Acetic Acid) menggunakan Metanol
dan Karbon Monoksida dilakukan melalui proses karbonilasi (reaksi yang memasukkan
karbon monoksida ke dalam substrat organik dan anorganik). Kondisi operasi pembuatan
Asam Asetat (Acetic Acid) adalah pada suhu 150°C dan tekanan 20 atm dengan katalis yang
digunakan berupa Rhodium.
Rasa : Hambar
Asal negara :
Rasa :
Bentuk :
Proses pembuatan : Dekstrin dapat diperoleh melalui dua tahap proses, yaitu hidrolisis
pati dengan asam dan hidrolisis pati dengan enzim.
Asal negara :
Bahan baku :
4. gula pasir
5. nasi
6. tanah,
Rasa :
Bentuk : Cair
Proses pembuatan :
1. Limbah buah pisang dan buah pepaya yang sudah tidak layak konsumsi dipotong menjadi
ukuran yang lebih kecil kemudian dihaluskan menggunakan blender
2. Lalu ditambahkan bahan lain seperti air cucian beras 500 ml, gula 20 gram dan bahan
tambahan
Asal negara :
Bahan baku :
Mikroba :
Rasa :
Bentuk :
Warna :
Proses pembuatan :
Rasa : Masam
Bentuk : Cair
Proses pembuatan :
1. Persiapan bahan baku yaitu susu
2. Tahap pemanasan ini dilakukan dengan cara memindahkan susu yang ada di dalam
flowmeter kedalam tangki pemanas dan dilakukan pemanasan dengan suhu 55°C. .
Suhu dijaga agar tetap stabil dan melakukan pengadukan. Saat melakukan
pengadukan bertujuan supaya gumpalan lemak yang ada ikut terlarut.
3. Pada tahap homogenisasi ini menggunakan suhu 55°C dan menggunakan tekanan
150 atm selama 25 menit. Proses homogenisasi ini berfungsi sebagai memperkecil
globula lemak (memecah lemak yang menggumpal).
4. Tahap Pasteurisasi yaitu susu Kembali dipanaskan dengan menggunakan suhu yang
lebih tinggi
5. Setelah tahap pateurisasi telah dilakukan, maka panas diturunkan hingga suhunya
45°C dengan mengaliri tangka dengan air dingin
6. Inokulasi starter bakteri pada suhu tersebut untuk membuat lemak dan kandungan
dalam susu akan tercampur
7. Inkubasi susu yang telah di inokulasi dalam suhu ruang susu di fermentasi selama
1-2 hari atau hingga muncul lapisan berwarna kekuningan kental di atas permukaan
susu
Rasa : Sedikit asam dengan kekentalan yang lebih rendah dari yoghurt
Bahan baku : susu sapi, susu kerbau, susu kambing, susu domba
Proses pembuatan :
1. Pasteurisasi, proses yang pertama adalah memanaskan susu dengan suhu rendah, yaitu
70 derajat Celsius, yang bertujuan membunuh bakteri patogen. Setelah itu, susu akan
didinginkan hingga suhu hangat sekitar 32 hingga 40 derajat Celsius. Suhu ini adalah
suhu yang ideal untuk tempat tumbuh bakteri yang akan dimasukkan dalam proses
berikutnya.
2. Pengasaman susu, pengasaman susu perlu dilakukan agar enzim bisa bekerja dengan
optimal. Cara pengasaman susu yang paling umum adalah dengan penambahan
bakteri asam laktat. Bakteri yang digunakan dalam proses pembuatan keju adalah
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.
3. Penambahan enzim, penambahan Enzim rennet akan membuat susu mengalami
koagulasi atau penggumpalan susu. Setelah susu dicampur rata dengan rennet, susu
akan mulai menggumpal pada menit ke-15 sampai 30. Setelah susu mengalami
koagulasi menjadi curd, maka susu akan kembali dipanaskan hingga 38 derajat
Celsius.
4. Selanjutnya adalah proses pematangan keju sesuai dengan macam-macam jenis keju.
Warna : Kecoklatan
Proses pembuatan : dibuat dengan merebus atau mengukus kacang kedelai dan
memfermentasinya dengan Bacillus subtilis natto yang mempunyai toleransi panas yaitu 40ºC
- 50ºC. proses pembuatan natto dilakukan melalui tahapan seleksi, pencucian, perendaman
pada suhu 10 oC selama 18 jam, pengukusan 1-1,5 jam, inokulasi dengan basillus subtilis
natto, pengisian dalam kemasan 30-50 gram, inkubasi pada suhu 48-50ºC. pada kelembaban
tinggi selama 16-18 jam, pematangan pada suhu 3-10ºC. dan dilanjutkan kelembaban rendah
selama8jam.
Bentuk : Bulat
Warna : Warna kecoklatan
Proses pembuatan :
1. Cucilah kol hijau sampai bersih. Bersihkan juga alat-alat masak yang akan digunakan.
Sebelum dicuci, potonglah kol hijau menjadi empat bagian. Cuci sampai kesela-sela daunnya
sampai bersih.
2. Jika sudah selesai dicuci, buang bonggolnya. Lalu, lumuri tiap lembar daunya dengan
garam. Setelah itu iris setipis mungkin dengan mengirisnya secara memanjang.
3. Selanjutnya pindahkan irisan kol hijau ke wadah yang besar sambil ditaburi lagi garam di
atasnya.
Remas kol hijau dengan tangan, pastikan tidak terlalu keras saat meremas. Remas kol sampai
berair dan daun kol tidak kaku lagi.
4. Ketika sedang meremas-remas kol, masukkan juga jintan. Jadi jintan akan tercampur rata
bersama kol hijau.
5. Setelah selesai meremas. Siapkan wadah stoples kaca yang bisa ditutup rapat. Masukkan
kol ke dalam stoples tersebut sambil ditekan-tekan
6. Lalu, tutup rapat stoples dan simpan di ruangan yang kering dan hangat. Selama proses ini,
kol harus benar-benar terendam dalam air asin. Jika airnya kurang, teman-teman bisa
menambahkan satu gelas air asin lagi.
7. Diamkan kol selama tiga sampai sepuluh hari agar terfermentasi dengan baik. Setelah tiga
hari, biasanya sauerkraut sudah bisa dinikmati.
Asal negara :
Rasa : Asam
Bentuk : Kristal
Warna : Putih
Bahan baku : sayur dan buah utamanya yang rasanya asam seperti jeruk, nenas atau
tomat
Mikroba :
Rasa : Asam
Bentuk : Serbuk
Proses pembuatan :
1. Panaskan larutan encer dari bahan awal yang terdiri dari asam 2-keto-L-gulonat atau
turunan dari asam 2-keto-L-gulonat dalam reaktor dengan adanya setidaknya satu spesies
sulfit pada kondisi seperti L-askorbat asam dihasilkan.
2. Secara kontinyu mengeluarkan dari reaktor suatu larutan pasca-reaksi yang terdiri dari
senyawa asam 2-keto-L-gulonat yang tidak bereaksi dan asam L-askorbat
5. Mendaur ulang senyawa asam 2-keto-L-gulonat yang tidak bereaksi kembali ke reaktor.
Proses pembuatan :Pembuatan mocaf dilakukan dengan cara fermentasi anaerob oleh
bakteri asam laktat. Fermentasi mocaf terjadi pada saat perendaman chips ubi kayu. Pada saat
itu, bakteri asam laktat menghasilkan enzim pektinolitik dan selulolitik yang mendegradasi
polisakarida pada ubi kayu menjadi karbohidrat sederhana yang lebih mudah dicerna. Bakteri
asam laktat yang memakan karbohidrat sederhana tersebut juga menghasilkan asam-asam
organik, terutama asam laktat yang juga mempengaruhi karakteristik tepung yang dihasilkan.
Rasa : Manis
Proses pembuatan :
1. Air kelapa dimasukkan kedalam panci sebanyak 1 L lalu dimasak sampai mendidih
100°C.
2. Tambahkan gula pasir 4 gram dan ZA 4 gram ketika air kelapa akan mendidih.
Setelah mendidih, tambahkan cuka glasial 5 ml.
3. Campuran tersebut dimasukkan ke dalam nampan-nampan plastik yang bersih atau
steril.
4. Nampan-nampan plastik tersebut ditutup dengan kertas koran steril yang telah
disetrika sebelumnya.
5. Penutup koran dikencangkan dengan karet atau tali kemudian disusun secara rapi dan
di diamkan selama satu malam.
6. Tambahkan starter nata de coco setelah didiamkan selama satu malam.
7. Nampan hasil pembibitan tidak boleh terganggu atau tergoyang. Inkubasi dilakukan
selama 7 hari.
8. Nata yang terbentuk dalam nampan diambil dan dibuang bagian yang rusak (jika ada).
Nata tersebut kemudian dibersihkan dan direndam dalam air bersih selama 1 hari.
Pada hari kedua, air rendaman diganti dan direndam kembali selama 1 hari. Pada hari
ketiga, nata dicuci bersih dan dipotong bentuk kubus kemudian direbus hingga
mendidih dan air rebusan pertama dibuang.
9. Nata yang telah dibuang airnya tadi kemudian direbus lagi dan ditambahkan dengan
gula dan satu sendok makan asam sitrat.
11. kimchi (Auria Distrianti)
Warna : Kemerahan
Proses pembuatan :
a) Taburkan garam pada sawi, setelah itu tumpuk dengan sawi lain dan tambahkan air,
kemudian tekan-tekan sawi hingga seluruh permukaan sawi terendam.
b) Haluskan bawang putih, jahe, apel/pir dan saus tiram di dalam blender.
c) Panaskan air dan ditambahkan tepung beras dan gula putih dengan api kecil sampai
mengental.
d) Setelah semua bumbu selesai dihaluskan, tambahkan cabai bubuk dan aduk rata sampai
menjadi pasta.
e) Setelah menjadi pasta, aduk pasta tersebut dengan sawi yang sudah diberi garam dan
direndam tadi, kemudian masukkan ke dalam wadah dan beri potongan daun bawang ,
tumpuk sawi di dalam wadah, lalu tekan-tekan sawi dan jangan sampai ada rongga udara di
dalam wadah tersebut.
f) Letakkan wadah berisi sawi di suhu ruang selama 3-4 hari, tunggu sampai fermentasi
terjadi dengan ditandai munculnya gelembung.
g) Usai fermentasi suhu ruang, biarkan kimchi selama 3-5 hari dalam kulkas.
12. Tempe bongkrek (Salman Alparisi)
Rasa : Gurih
Warna : Kekuningan
Proses pembuatan : ampas kelapa atau bungkil kelapa direndam semalam, setelah itu
dicuci, diperas airnya, dan dikukus selama kurang lebih 1 jam.
Selesai dikukus ampas kelapa dicampur dengan tempe yang mengandung kapang tempe atau
kapang bongkrek : Rhizopus oligosporus atau Rhizopus oryzae. Campuran ini kemudian
dibungkus dengan daun pisang atau dihamparkan diatas nyiru yang ditutup dengan daun
pisang. Setelah dibiarkan 2 hari, ampas kelapa akan ditumbuhi kapang tempe.
Bahan baku : Kacang kedelai yang dicampurkan dengan terigu, garam, air dan
mikroba.
Rasa : Manis
Proses pembuatan : Proses pembuatan kecap meliputi beberapa tahap yaitu tahap
fermentasi I, fermentasi II, tahap pemasakan, tahap filtrasi, tahap pembotolan, tahap
penutupan, dan tahap labelling.
15. Surstromming (Violita Margareta Hutapea)
Bahan baku : Ikan haring baltik yang difermentasi,Garam dan asam laktat
Mikroba : enzim asam laktik yang ada di tulang belakang ikan itu sendiri,
dibantu bakteri
Warna : pada bagian kulit ikan berwarna putih pucat dan dagingnya berwarna
merah pucat
Proses pembuatan :
2.kemudian diberi garam kedalam ikan haring dan dididamkan selama sehari
3.Memotong dan membersihkan ikan haring dan memisahkan bagian kepala dan isi perut
ikan
4.Masukkan ikan yang sudah dipenggal dan dibersihkan ke dalam tong, sisakan satu inci agar
gas bisa keluar tanpa menyebabkan ledakan
5.Biarkan di bawah sinar matahari selama 24 jam untuk memulai proses fermentasi
7.Pindahkan ke dalam ruangan yang sejuk dan gelap agar fermentasi berlanjut,disimpan pada
suhu 63-65ºF (17-18ºC).
Bahan baku : Pekasam berbahan dasar ikan yang diasinkan melalui proses
fermentasi dengan garam.
Rasa : Asam
Bentuk : Maser
Proses pembuatan : Pekasam dihasilkan melalui proses fermentasi oleh bakteri asam
laktat. Sebelumnya, ikan segar bahan pekasam dibersihkan sisik dan isi perutnya, kemudian
direndam terlebih dulu dalam larutan garam 15% selama dua hari (48 jam), tanpa boleh kena
udara terbuka. Setelah dicuci dan ditiriskan, ikan bergaram dibubuhi sumber bakteri asam
laktat (biasanya menggunakan sayur asin) dan sumber karbohidrat tambahan (misalnya nasi
atau tape). Kemudian disimpan di dalam wadah yang tertutup rapat selama
sekurang-kurangnya sepekan, agar berfermentasi. penambahan nasi sebagai sumber
karbohidrat untuk pertumbuhan mikroorganisme. Karbohidrat akan diurai menjadi gula
sederhana oleh mikroorganisme, kemudian akan diubah menjadi asam laktat, etanol, asam
asetat, asam format, dan CO2. Hasil fermentasi inilah yang akan memberikan rasa dan aroma
khas pekasam.
Proses pembuatan : proses pembuatan brem padat dimulai dengan pencucian dan
perendaman beras ketan, pengukusan, peragian dan fermentasi, pengepresan, pemekatan,
pengadukan dan yang terakhir pencetakan.
Bahan baku : lemea terbuat dari rebung yang dipotong kecil-kecil kemudian
dicampur dengan ikan
Rasa : Masam
Proses pembuatan : rebung dan ikan dicacah kemudian difermentasi selama 3-4 hari pada
suhu 25,170C, setelah difermentasi dapat dimasak atau diolah kembali
Bentuk : Kerucut
Proses pembuatan :
- Streptococcus thermophilus
- Lactobacillus bulgaricus
- Lactobacillus casei
- Bifidobacterium bifidum
- Leuconostoc mesenteroides
- Enterococcus liquefaciens
- Lactococcus lactis.
Rasa : Masam
Proses pembuatan :
- Susu kerbau segar yang baru diperah difiltrasi untuk memisahkan kotoran atau
benda asing yang masuk selama proses pemerahan.
- Susu kerbau yang telah dipasteurisasi dimasukkan ke dalam tabung bambu yang
telah dipotong (dengan panjang sekitar 5 cm dari ruas bambu). Bambu yang
digunakan harus masih segar
Bahan baku :Ragi ,bungkil kacang tanah, ampas kelapa, ampas singkong, bungkil
kedelai
Rasa : Masam
Proses pembuatan : Untuk pembuatan oncom dari bungkil kacang tanah, pertama-tama
direndam dalam air bersih selama 3-4 jam, setelah itu ditiriskan, diayak, dan kemudian
dicampur dengan tepung tapioka. Selanjutnya, campuran ini dikukus. Setelah masak, adonan
diratakan di atas tatakan dari bambu, dan ditaburi dengan ragi setelah dingin.
Bahan baku : singkong, beras putih, beras merah, ketan putih dan ketan hitam, ragi
tape.
Rasa : Manis
Warna : beras putih, ketan putih = putih kekuningan. Beras hitam = hitam.
Beras merah = putih kemerahan.
Warna : Kecoklatan
Warna : Merah
Proses pembuatan :
3. Tutup bak dan biarkan campuran udang dan ikan selama 1-7 hari (peragian 1)
4. Setelah peragian 1, lanjutkan dengan menjemur udang rebon atau ikan di bawah matahari
hingga
setengah kering
Mikroba : Lactobacillus
Rasa : Asam
Proses pembuatan : Buat starter lebih dulu. Campurkan semua tepung dengan air di dalam
wadah plastik. Aduk rata hingga menjadi adonan lembek. Siapkan stoples kaca yang kedap
udara. Tuang adonan ke dalam wadah. Diamkan adonan starter selama 2 hari agar
terfermentasi. Ambil 1 sdm starter dengan 50 gr tepung dan 50 gr air . Masukkan lagi ke
dalam wadah starter. Pastikan wadah starter agak besar atau tinggi karena akan
mengembang. Lakukan hal yang sama 3 harinya lagi. Bentuknya akan lembek, lentur dan
berongga-rongga. Keluarkan starter. Jika sudah tercium aroma asam, ambil starter 1 sendok
makan, tuang ke atas air, jika mengapung berarti sudah bagus. Campurkan dengan air, tuang
ke dalam tepung yang akan dibuat sourdough. Uleni selama 15 menit. Bulatkan. Siapkan
mangkuk rotan. Taruh adonan, tutup dan diamkan selama 1 jam. Uleni sebentar dengan
menarik adonan dari luar ke dalam. Beri garam selama menguleni. Bulatkan, diamkan lagi 1
jam. Beri sayatan di permukaannya agar memberikan tampilan menarik dan agar roti bisa
memiliki ruang untuk mengembang. Pindahkan ke atas parchment paper, panaskan oven
selama 10 menit. Panggang adonan selama 30-35 menit dengan suhu tinggi 220 derajat
Celcius. Jika sudah mengembang kecokelatan, diamkan hingga agak hangat, keluarkan.
Potong-potong sourdough bread dan siap dinikmati.
Bentuk : Bubuk
4. Proses pembuatan
Cara membuat angkak adalah pertama-tama beras direndam selama 3 jam kemudian dikukus
selama 60 menit, lalu didinginkan.
Setelah beras dingin kemudian diberi ragi merah atau ragi berjenis monascus purpureus
supaya terjadi proses fermentasi yg sebelumnya sudah dilarutkan dengan air, kemudian
wadah beras ditutup rapat dan didiamkan sampai 4 hari.
Fermentasi yang terjadi akan menghasilkan gelembung-gelembung gas dan mengubah warna
beras menjadi merah.
Setelah itu untuk proses pembuatan pewarna angkak dilakukan dengan cara:
-Setelah mendidih angkak akan menghasilkan warna merah serta gelembung gelembung busa
diatasnya 2. tunggu sampai airnya sedikit terkuras
5. Bentuk= cair
6. Warna= merag