Anda di halaman 1dari 12

MEMANFAATKAN LIMBAH TAPIOKA MENJADI KECAP

Ubi Kayu (Manihot utilissima Phol) merupakan bahan makanan yang sangat potensial yaitu sebagai bahan baku industri pangan melalui pengolahannya menjadi tepung tapioka. Pemanfaatan umbi kayu telah lama dikembangkan di Indonesia yaitu dengan mengolahnya menjadi berbagai bentuk baik sebagai bahan baku atau bahan setengah jadi maupun dalam bentuk pangan olahan seperti: dibuat tepung tapioca, cake, tape, sirup glukosa, pudding dan lainlain. Sebagai salah satu jenis umbi-umbian maka ubi kayu merupakan salah satu sumber karbohidrat karena kandungan karbohidrat ubi kayu sangat tinggi yaitu 34,7 gr per 100 gr bahan. Selain mengandung karbohidrat yang tinggi, ubi kayu juga mengandung kalori sebesar 148,0 kal dan mineral-mineral penting seperti calsium (Ca) 33,0 mg, Phospor (P) 40,0 mg serta kandungan vitamin C yang cukup tinggi 30,0 mg. Secara garis besar ubi kayu dapat diolah menjadi 2 jenis industri yaitu gaplek dan tepung tapioka. Jaringan pengolahan industri ubi kayu dapat dilihat pada table di bawah ini: Jaringan Pengolahan Industri Ubi Kayu TEKNOLOGI INDUSTRI Tapioka 1. Onggok - Asam sitrat 2. Tapioca 3. Dekstrin 4. Glukosa (gula0 - etanol - asam-asam organic - senyawa kimia lain - protein Gaplek 1. Pelet - Makanan Ternak - makanan dan Kimia - Makanan - tekstil dan farmasi - Makanan - Kimia - Makanan & Kimia - Kimia & farmasi - Makanan - Industri makanan - Industri makanan ternak

Proses pengolahan tepung tapioka meliputi 3 (tiga) tahapan yaitu pengolahan pendahuluan, ekstraksi dan pengolahan akhir. Selama proses pengolahan, akan dihasilkan 2 (dua) macam limbah yaitu limbah yang berbentuk padat dan limbah cair. Volume dari limbah cair yang dihasilkan selama proses pembuatan tepung tapioka cukup tinggi dan selama ini tidak dimanfaatkan tetapi Cuma dibuang begitu saja. Air buangan atau limbah cair tapioka ini masih mengandung bahan-bahan organik dan total solid yang cukup tinggi dimana komponen terbesarnya adalah kandungan zat organik yaitu karbohidrat sebesar 0,260%, protein 0,250%, lemak 0,035%, serat kasar 0,200% dan kadar air 99,250%. Tingginya kandungan bahan organik yang tinggi ini apabila penanganannya kurang tepat akan menimbulkan bau busuk dan pencemaran terhadap lingkungan. Pencemaran lingkungan dapat merusak biota di dalam dan sekitar perairan di tempat dimana air Limbah dibuang, dapat juga merembes ke dalam Sumur. Bau busuk disebabkan karena bahan organik yang terkandung dalam lombah cair diuraikan oleh mikroba menjadi asam sulfat dan fosfin. Peningkatan nilai ekonomi limbah adalah cara pemecahan masalah limbah yang sedang digalakan. Berbagai penelitian dilakukan untuk mengolah sisa-sisa bahan industri menjadi berbagai macam produk yang dapat digunakan. Penelitian menyangkut pemanfaatan limbah industri tapioka khususnya limbah padat (onggok) telah sering diadakan antara lain dibuat sirup glukosa, alkohol dan sebagai makanan ternak. Salah satu alternatif usaha pemanfaatan limbah cair tapioka adalah dengan mengolahnya menjadi kecap melalui proses fermentasi. Kecap merupakan makanan tradisional yang dibuat dengan cara fermentasi. Kecap juga merupakan sari kedele yang telah difermentasikan dengan penambahan gula dan bumbu. Industri kecap di Indonesia pada umumnya menggunakan kedele sebagai bahan dasar. Sebagian besar industri kecap di Indonesia menghasilkan kecap dengan mutu yang kurang baik yang disebabkan karena beberapa hal antara lain karena prosesnya belum dikerjakan secara baik oleh sebab itu diperlukan suatu upaya dalam mengolah kecap secara baik, antara lain dengan memperhatikan bahan baku dalam pembuatan kecap dan factor lainnya sehingga nantinya akan menghasilkan suatu produk kecap yang berkualitas baik terutama dalam hal kandungan proteinnya. Salah satu alternative sebagai upaya dalam menghasilkan suatu produk kecap yang berkualitas baik, maka dilakukan pencampuran bahan baku dalam pembuatan kecap yaitu pencampuran kacang kedele dan limbah cair tapioka dimana kandungan gizi dari kedua bahan tersebut diharapkan akan menghasilkan suatu produk kecap dengan kandungan gizi yang memenuhi standar mutu. Untuk mendapatkan kecap yang berkualitas maka dalam proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama karena harus melalaui dua tahapan proses fermentasi. Tahapan fermentasi yang pertama disebut dengan Koji, dan fermentasi yang kedua disebut dengan Moromi. Tahap pertama adalah fermentasi yang dilakukan oleh kapang dari jenis Aspergillus sp dan Rhizopus sp. Pada tahapan ini terjadi perombakan senyawa kompleks yaitu protein, lemak dan karbohidrat menjadi bentuk yang lebih sederhana oleh enzim yang dihasilkan oleh jamur atau kapang. Tahapan fermentasi kedua merupakan kelanjutan dari fermentasi tahap pertama dimana pada tahap ini terjadi kelangsungan proses pemecahan senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana. Tahapan ini berperan penting dalam pembentukan flavour kecap. Mikroba yang berperan dalam tahap ini adalah kelompok bakteri Lactobacillus dan khamir Zygosacharomyces atau Hansenulla.

Proses pembuatan kecap limbah cair tapioca adalah sebagai berikut : sebanyak 1 liter limbah cair tapioca diambil dan dipanaskan selama 15 menit agar diperoleh limbah cair yang agak kental. Kemudian ditambahkan kacang kedele yang telah direbus dan digiling halus sebanyak 40% dengan tujuan untuk mensuplay gizi khususnya protein dan karbohidrat, dipanaskan selama 15 menit agar diperoleh campuran limbah cair tapioca dan kacang kedele dengan kadar air berkisar antara 50-60%, lalu disterilkan. Kemudian sebanyak 300 gr bahan yang diperoleh diinokulasi dengan laru tempe sebanyak 0,2% dan difermentasikan selama 48 jam pada suhu kamar. Cairan hasil fermentasi tahap pertama ini yang disebut dengan koji. Kemudian koji di rendam dalam larutan garam 20% dan diinkubasikan selama 2-4 minggu pada suhu 25-290C, cairan hasil fermentasi tahap kedua disebut Moroni. Moromi kemudian dicampur bumbu-bumbu secukupnya seperti: kluwak, phekak, bawang putih, lengkuas, daun salam, daun sereh, retumbar, gula merah dan garam. Bahan dimasak sampai mendidih dan mengental. Kecap limbah cair tapioka memiliki nilai Gizi yang cukup tinggi yaitu mengandung kadar protein yang cukup tinggi 6,35%, dan memiliki nilai organoleptik yang sangat baik dari segi rasa, aroma maupun warna sehingga kecap limbah cair tapioca ini masuk dalam golongan kecap berkualitas mutu I karena memenuhi syarat mutu I kecap menurut SII No. 32/S.I/1974.

1. PENDAHULUAN Kecap adalah cairan hasil fermentasi bahan nabati atau hewani berprotein tinggi di dalam larutan garam. Kecap berwarna coklat tua, berbau khas, rasa asin dan dapat mempersedap rasa masakan. Bahan baku kecap adalah kedelai atauikan rucah. Yang paling banyak diolah menjadi kecap adalah kedelai. Mula-mula kedelai difermentasi oleh kapang (aspergillus sp dan Rhizopus sp) menjadi semacam tempe kedelai, kemudian tempe ini dikeringkan dan direndam di dalam larutan garam. Garam merupakan senyawa yang selektif terhadap pertumbuhan mikroba. Hanya mikroba tahan garam saja yang tumbuh pada rendaman kedelai tersebut. Mikroba yang tumbuh pada rendaman kedelai pada umumnya dari jenis khamir dan bakteri tahan garam, seperti Zygosaccharomyces (khamir) dan Lactobacillus (bakteri). Mikroba ini merombak protein menjadi asam-asam amino dan komponen rasa dan aroma, serta menghasilkan asam. Fermentasi tersebut terjadi jika kadar garam cukup tinggi, yaitu antara 15 sampai 20%. 2. BAHAN 1. Kedelai. 2. Garam. 3. Laru tempe 3. PERALATAN 1. Wadah perendam. 2. Wadah fermentasi 3. Wadah perebus. 4. Tampah 5. Kompor 6. Kain penyaring 7. Botol 8. Alat penutup botol. 4. CARA PEMBUATAN 1. Pencucian dan perendaman. Kedelai dibersihkan dan dicuci sampai bersih. Kemudian kedelai direndam di dalam air bersih selama 12 jam. Setelah itu, kedelai dimasukkan ke dalam karung dan diinjak-injak sehingga biji terbelah dua. Pemecahan biji juga dapat dilakukan dengan menggunakan mesin penggiling tipe cakram. Biji kedelai yang telah terbelah ini kemudian dicuci sampai bersih. 2. Perebusan. Kedelai direbus di dalam air mendidih selama 40-60 menit. Tiap kg kedelai memerlukan 2 liter air perebus. Setelah itu kedelai ditiriskan dan didinginkan. Air perebus tidak dibuang, tapi akan digunakan untuk pembuatan larutan garam.

3. Fermentasi menjadi tempe. Kedelai ditaburi laru tempe (1 gram untuk 1 kg kedelai), dan diaduk-aduk sampai rata. Setelah itu kedelai dihamparkan di atas tampah setebal 2-3 cm dan ditutup dengan daun pisang. Tampah diletakkan di atas para-para yang terhindar dari serangga dan cahaya matahari langsung selama 4-5 hari sampai kapang cukup tebal menutupi tempe kedelai. 4. Penjemuran tempe. Biji tempe dipisah-pisahkan dengan tangan, kemudian dijemur atau dikeringkan dengan alat pengering sampai biji tempe agak kering (kadar air dibawah 18%). 5. Penyiapan larutan garam 20%. Untuk tiap 1 liter air bekas perebus ditambah dengan 2 liter air segar dan garam 600 gram. Campuran ini diaduk-aduk agar garam larut dengan sempurna. 6. Fermentasi garam untuk kecap no. 1. Biji tempe kering dimasukkan ke dalam larutan garam. Tiap 1 kg butiran tempe kering membutuhkan 4 liter larutan garam. Perendaman di lakukan di dalam wadah perendam selama 10-15 minggu. Pada siang hari manakala langit tidak tertutup awan, atau tidak hujan, wadah dipindahkan ke udara terbuka, dan penutup wadah dibuka. Setelah fermentasi di dalam larutan garam selesai, saluran di bagian dasar wadah dibuka, dan cairan yang keluar ditampung. Cairan ini disebut sebagai kecap nomor 1. 7. Fermentasi garam untuk kecap no. 2. Ampas yang tertinggal pada wadah perendam ditambah lagi dengan larutan garam 20% (tiap 1 kg butiran tempe ditambah dengan 3 liter larutan garam). Selanjutnya perendaman dilakukan selama 8-10 minggu dengan cara yang sama dengan cara pengolahan No. 6. Setelah fermentasi selesai, cairan dikeluarkan dan cairan ini disebut sebagai kecap nomor 2. Ampas direndam di dalam air bersih kemudian diperas atau dipress, dan dapat dijadikan bahan pakan ternak. 8. Penyiapan bumbu kecap asin. 1. Jahe dikupas, dicuci, kemudian digiling sampai hancur (tiap 1 liter cairan kecap membutuhkan 40 gram jahe). 2. Lengkuas dicuci, kemudian digiling sampai hancur (tiap 1 liter cairan kecap membutuhkan 40 gram lengkuas), dan 3. Kayu manis dipotong kecil-kecil (tiap liter cairan kecap membutuhkan 40 gram lengkuas), dan 4. Kayu manis dipotong kecil-kecil (tiap liter cairan kecap membutuhkan 20 gram kayu manis). Gula merah dan bumbu tersebut dibungkus dengan 2 lapis kain, diikat dan diberi tali. 9. Penyiapan bumbu kecap manis, 1. Gula merah diiris-iris, dan digiling sampai halus (tiap liter kecap membutuhkan 500 gram gula merah), 2. Jahe dikupas, dicuci, kemudian digiling sampai hancur (tiap 1 liter cairan kecap membutuhkan 40 gram jahe), 3. Lengkuas dicuci, kemudian digiling sampai hancur (tiap 1 liter cairan keca membutuhkan 40 gram lengkuas), dan 4. Kayu manis dipotong kecl-kecil (tiap liter cairan kecap membutuhkan 20 gram kayu manis). Gula merah dan bumbu tersebut dibungkus dengan 2 lapis kain, diikat dan diberi tali.

10. Pembumbuan dan pemasakan kecap manis. Cairan kecap (yang nomor 1 atau nomor 2) ditambah dengan air (tiap liter cairan kecap ditambah dengan 1,5 liter air). Cairan direbus sampai mendidih. Setelah itu api dikecilkan sekadar menjaga agar cairan tetap mendidih. Bumbu kecap manis yang telah dibungkus di atas dicelupkan ke dalam cairan yang mendidih dan digoyang goyangkan. Cairan diaduk terus menerus selama 2-3 jam sampai volume menjadi setengah dari semula. Sampai pemanasan selesai dilakukan, bumbu yang terbungkus kain kasa tadi tetap berada di dalam cairan yang sedang dimasak. Kecap yang dihasilkan adalah kecap manis. Ketika masih panas, kecap manis ini disaring dengan 2 lapis kain saring. 11. Pembumbuan dan pemasakan kecap asin. Cairan kecap (yang nomor 1 atau nomor 2) ditambah dengan air (tiap liter cairan kecap ditambah dengan 1,5 liter air). Cairan direbus sampai mendidih. Setelah itu api dikecilkan sekadar menjaga agar cairan tetap mendidih. Bumbu kecap asin yang telah dibungkus di atas dicelupkan ke dalam cairan yang mendidih dan digoyang-goyangkan. Cairan diaduk terus menerus selama 2 3 jam sampai volume menjadi setengah dari semula. Sampai pemanasan selesai dilakukan, bumbu yang terbungkus kain kasa tadi tetap berada di dalam cairan yang sedang dimasak. Kecap yang dihasilkan adalah kecap asin. Ketika masih panas, kecap asin ini disaring dengan 2 lapis kain saring. 12. Pembotolan. Kecap yang telah dingin dikemas di dalam botol, kemudian ditutup rapat dan diberi label. 5. KONTAK HUBUNGAN Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat, Jl. Rasuna Said, Padang Baru, Padang, Telp. 0751 40040, Fax. 0751 40040 Sumber : Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat, Hasbullah, Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat

Pendahuluan
Produksi buah kelapa di Indonesia cukup banyak dan pemanfaatannya masih terbatas dan kebanyakan diprioritaskan untuk kelapa yang juga berlimpah masih belum banyak alternatifuntuk mengoptimalkan pemanfaatan air suatu produk yang murah dan pembuatannya mudah yaitu kecap manis dan asin. Kecap merupakan salah satu jenis bumbu masakan yang banyak disukai. Biasanya digunakan untuk campuran makan bubur, bakso, soto, sate dan banyak lagi makanan lainnya, dan bahkan penggunaannya telah sampai kepedalaman.

Pada prinsipnya, pembuatan kecap dan air buah kelapa sama dengan pembuatan kecap dan kacang kedelai; bahkan jauh lebih mudah dan tidak memakan waktu pembuatan yang terlalu lama. Pembuatan Kecap Manis dari air kelapa (untuk membuat 1,2 liter kecap manis) Bahan Air kelapa Gula merah Kedelai bubuk Keluwak Laos Bawang putih Sereh Daun salam Vetsin Pengawet/natrium benzoat Pehkak Kemiri Wijen Alat Wajan/panci garis tengah 20 cm Tampah/nyiru dan anyaman bambu Sendok pengaduk dan kayu Kompor Saringan plastik garis tengah 20 cm Botol kecap isi 600 ml Bahan/Peralatan * Air kelapa * Bumbu-bumbu * Kedelal bubuk * Wajan/panci * Tampah/nyiru * Sendok kayu Kegunaan Bahan dasar pembuatan kecap Penyedap/cita rasa kecap Pertumbuhan jamur Untuk membuat adonan Penghamparan kedelai Pengaduk adonan 2 liter 800 gram (8 otis) atau sesuai selera 200 gram (2 ons) 120 gram 40 gram 30 gram 4 batang 4 lembar 10 gram 0,4 gram (0,2%) 6 gram 20 gram 20 gram Jumlah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah Tempat memperoleh Pasar tradisional Pasar tradisional Pasar tradisional Toko alat rumah tangga Pasar tradisional Toko alat rumah Jumlah

tangga * Botol kecap * Saringan * Kompor Tempat kecap siap konsumsi Penyaning air kelapa Pemanas Pasar tradisional Toko alat rumah tangga Toko alat rumah tangga

Cara pengolahannya :

1. Pehkak dan wijen disangrai, kemudian digiling halus. 2. Selanjutnya keluwak dan kemiri dihaluskan. 3. Air kelapa disaring dan sisa sabut kelapa dan kotoran lainnya, masukan ke dalam wajan yang
telah disiapkan. Masukkan ulekan gula merah, ulekan bawang putih, kedelai bubuk (hasil proses penjamuran), keluwak, kemiri, pehkak dan wijen, kemudian dimasak hingga warnanya berubah menjadi kekuning-kuningan dan mulai kental. Sereh dan laos dipipihkan, daun salam dan vetsin dimasukkan ke dalam wajan. Panaskan terus di atas kompor dengan api kecil sambil diaduk selama kurang lebih 2 jam, hingga warna larutan berubah menjadi hitam dan kental. Setelah itu angkat dari kompor dan dinginkan. Supaya tahan lebih lama, ke dalam kecap bisa ditambahkan natrium benzoat. Selanjutnya disaring dan dimasukkan kedalam botol yang bersih dan steril. Untuk mendapatkan botol yang steril bisa dilakukan dengan cara merebus botol dalam wajan berisi air hingga mulut botol (terendam) selama kurang lebih 15 menit dan keningkan dengan posisi mulut botol di bawah. Kecap manis dan air kelapa siap digunakan atau dipasarkan.

4. 5. 6. 7.

8.

Catatan: Kedelai bubuk dapat dibuat dengan dua cara: 1. Dari bahan tempe Beli tempe yang bermutu baik di pasar, bisa .dilihat dari bau wangi khas tempe dan kedelai yang kompak terbalut dengan jamur di sekelilingnya. Selanjutnya tempe tersebut diiris tipis dan dijemur hingga kering. Kemudian tempe dihaluskan / digiling dan diayak. 2. Proses penjamuran kedelai Rendam sebanyak 1 kg kedelai dengan 3 liter air dingin / mentah selama 1 malam. Setelah itu cuci dengan air dingin hingga kulit an kedelai mengelupas. Selanjutnya ditambah air 3 liter dimasak selama 1 jam, angkat dari kompor, buang air dan tiriskan dengan saringan plastik. Selanjutnya dihamparkan di nyiru, lalu tutup dengan nyiru lain dan simpan selama 3 hari. Setelah 3 hari akan terbentuk kedelai berjamur seperti tempo lalu dijemur sampai kering. Giling tempe kering dan diayak dengan saringan plastik hingga menjadi bubuk kedelai. Kandungan nutrisi kecap air kelapa Air kelapa merupakan bagian dan buah kelapa yang mempunyai kandungan nutrisi / zat gizi cukup lengkap bagi kesehatan manusia. Pembuatan kecap di Indonesia kebanyakan dilakukan secara tradisional yaitu dengan fermentasi oleh kapang. Menurut Standar Industri Indonesia (SII No. 32 th 1974), kecap adalah cairan kental yang mengandung protein yang diperoleh dari rebusan kedelai yang telah diragikan dan ditambahkan gula, garam serta rempah-rempah. Keuntungan pembuatan kecap dan air kelapa antara lain prosesnya lebih cepat dan lebih mudah dan pada pembuatan kecap dan kedelai. Dengan penambahan kedelai atau tempe (1 kg / I0 liter untuk mutu I

dan 0,7 kg / 10 liter untuk mutu II), kandungan proteinnya dapat memenuhi syarat mutu kecap. Tabel I. Syarat mutu kecap SII No. 32/SI/74 Komponen Mutu I Mutu II protein logam berbahaya (Hg, Pb, Cu, Au) bau, rasa, warna, kenampakan min 6% negatif normal min 2% negatif normal

ALUR PROSES PENJAMURAN KEDELAI kedelai 1 kg ditambah air 3 liter, direndam 1 malam

dicuci dan ditiriskan ditambah air dimasak 1 jam

ditiriskan

dihamparkan dinyiru, ditutup nyiru lain

disimpan 3 hari

kedelai berjamur (A.oryzae, A. flavus, A. niger, Rhizopus sp)

dikeringkan dan digiling/dihaluskan

kedelai bubuk (hasil penjamuran)

ALUR PROSES PEMBUATAN KECAP AIR KELAPA

KECAP MANIS
Air Kelapa

KECAP ASIN
Air Kelapa

Disaring

Disaring

Ditambah gula merah

Ditambah gula garam

Dimasukkan kedelai dan bumbu-bumbu

Dimasukkan kedelai dan bumbu-bumbu

Dimasak

Dimasak

Cairan kental didinginkan

Cairan kental didinginkan

Tambahkan natrium benzoat

Tambahkan natrium benzoat

Disaring

Disaring

Masukkan ke dalam botol

Masukkan ke dalam botol

Kecap air kelapa

Kecap air kelapa

Membuat Kecap Sendiri

Secara umum, kedelai dapat diolah menjadi: tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan lain-lainnya. Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga. BAHAN: 1 kg kedelai putih atau hitam 3 gr ragi tempe 3 lbr daun salam 2 btg serai 3 Daun jeruk 1 lembar 4 cm lengkuas 1 sdt pokak 6 kg gula merah 1 lt air untuk melarutkan gula merah 800 gr garam untuk 4 liter air CARA MEMBUAT: y Cuci kedelai dan rendam dalam 3 liter air selama satu malam. Kemudian rebus sampai kulit kedelai menjadi lunak. Tiriskan, dinginkan di tampah. y Beri ragi tempe pada kedelai yang didinginkan. Aduk hingga rata dan simpan pada suhu ruang (25-30 Celcius) selama 3-5 hari. y Setelah kedelai ditumbuhi jamur yang berwarna putih merata, tambahkan larutan garam. Tempatkan dalam suatu wadah dan biarkan selama 3-4 minggu pada suhu ruang. Batas maksimum proses penggaraman adalah dua bulan. y Segera tuangkan air bersih, masak hingga mendidih lalu saring. y Masukkan kembali hasil saringan, tambahkan gula merah dan bumbu-bumbu. Bumbu ini (kecuali daun salam, daun jeruk dan serai) digiling halus dulu dan campur hingga rata. Banyaknya pemakaian gula merah tergantung untuk kecap asin atau kecap manis (lihat: catatan). y Setelah semua bumbu dicampurkan ke dalam hasil saringan, masak sambil terus diaduk-aduk. Perebusan dihentikan apabila sudah mendidih dan tidak berbentuk buih lagi. y Setelah adonan tersebut masak, dinginkan dan saring dengan kain saring. y Kecap siap untuk dikemas. CATATAN: y Penambahan gula merah untuk kecap manis setiap 1 ltr hasil saringan membutuhkan 2 kg gula merah. y Penambahan gula merah untuk kecap asin setiap 1 ltr hasil saringan membutuhkan 2 1 2 ons gula merah. y Pemberian ragi harus sesuai jumlahnya dengan banyaknya kedelai, agar tidak menimbulkan kegagalan jamur yang tumbuh. y Setelah direbus dan ditiriskan, kedelai harus didinginkan dengan sempurna. Bila tidak ragi

yang ditebarkan di atasnya akan mati. y Bahan baku untuk pembuatan kecap, selain dari kacang kedelai dapat juga dari biji kecipir, dengan proses pembuatan yang sama

Anda mungkin juga menyukai