“FERMENTASI TAPE”
DISUSUN OLEH:
NAMA : RAYHAN AHMAD HASLAN
KELAS : XII IPA 6
MAPEL : KIMIA
TANGGAL : SENIN, 8 MARET 2021
V. CARA KERJA
5.1 Pembuatan Tape Ketan (Hitam dan Putih)
1. Beras ketan dicuci sampai bersih. Beras ketan direndam selama 15 menit, Kemudian beras
ketan dikukus. Pada separuh waktu bagian pengukusan, ketan diangkat (setengah matang) lalu
disiram dengan air kemudian dikukus kembali hingga matang.
2. Ketan yang telah tanak diangkat dan didinginkan dengan cara merata disebarkan pada nampan
yang telah diberi alas daun pisang.
3. Ragi tape curah yang dibeli dipasar biasanya dalam butiran besar atau kepingan. Ragi tape
dipotong menjadi 2 bagian lalu dihaluskan dengan cara memasukkan ke dalam kantong plastik
dan dipukul dengan sendok.
4. Ragi halus dibungkus dengan kain perca.
5. Ragi tape secara ditaburkan merata pada ketan dengan cara mengetukan bungkusan ragi ke
seluruh bagian ketan yang telah matang (dalam kondisi dingin).
6. Ketan yang telah diinokulasi ragi ditutup dengan rapat.
7. Tape diinkubasi pada suhu ruang 2-3 hari.
8. Setelah tape ketan jadi, uji organoleptic dilakukan meliputi warna, rasa, tekstur, dan aroma
pada tape ketan yang telah dibuat.
5.2 Pembuatan Tape Singkong
1. Bagian kulit umbi singkong dikupas lalu dipotong-potong dengan Panjang ukuran 10 cm.
2. Singkong dicuci bersih lalu dikukus hingga matang.
3. Singkong diangkat dan didinginkan dengan menatanya pada nampan. Alas daun pisang
digunakan pada wadah.
4. Ragi tape curah yang dibeli dipasar biasanya dalam butiran besar atau kepingan. Ragi tape
dipotong menjadi 2 bagian lalu dihaluskan dengan cara memasukkan ke dalam kantong plastik
dan dipukul dengan sendok.
5. Ragi halus dibungkus dengan kain perca.
6. Ragi tape ditaburkan secara merata pada singkong dengan cara mengetukan bungkusan ragi ke
seluruh bagian singkong yang telah matang (dalam kondisi dingin).
7. Singkong yang telah diinokulasi ragi ditutup dengan rapat.
8. Tape diinkubasi pada suhu ruang 2-3 hari.
9. Setelah tape singkong jadi, Uji organoleptic dilakukan dengan meliputi warna, rasa, tekstur,
dan aroma pada tape singkong yang telah dibuat.
VII. PEMBAHASAN
Tapai merupakan hasil dari proses fermentasi dari bahan-bahan yang mengandung
karbohidrat seperti beras ketan dan ubi kayu. Dalam proses fermentasi yang melibatkan aktifitas
mikroorganisme ini terjadi proses pengubahan karbohidrat menjadi etanol, sehingga bahan
makanan hasil fermentasi menjadi lebih enak rasanya.
Tapai mempunyai rasa sedikit manis dengan sedikit rasa alkohol dan aroma semerbak
yang khas. Tekstur lunak dan berair serta mengasilkan cairan yang merupakan efek dari efek
fermentasi. Rasa manis pada tapai dipengaruhi oleh kadar gula dari tapai itu sendiri.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa tapai yang
telah disimpan selama 3 hari mengalami perubahan rasa dan aroma. Pada proses pembuatan
tapai, khamir dan kapang merupakan mikrobia yang mengubah karbohidrat yang terkandung
dalam bahan, menjadi gula. peranan ragi dalam pembuatan tape adalah mengubah gula menjadi
alkohol. rasa manis pada tape dipengaruhi oleh kadar gula yang ada dalam tape tersebut.
Rasa manis pada tape ketan ini karena terjadi perubahan dari karbohidrat yaitu berupa
pati dihidrolisis oleh mikroorganisme dalam ragi dipecah menjadi glukosa. Glukosa
menimbulkan rasa manis pada tape ketan. Semakin banyak glukosa yang dihasilkan maka
semakin tinggi rasa manis yang ditimbulkan. Pembentukkan glukosa merupakan tahapan suatu
rangkaian proses yang panjang. Dalam pemanfaatan proses fermentasi ini agar mendapatkan rasa
tape yang manis harus dikonsumsi pada waktu yang tepat yaitu sekitar 2-3 hari setelah
pemeraman. Mula-mula Amylomyces rouxii akan merombak pati (amilopektin) menjadi gula
kemudian Saccharomyces cerevisiae akan mengubah gula menjadi alkohol dan Hansenullan
membentuk aroma. Jika ada alkohol maka bakteri asam asetat akan muncul dan menjadikan tape
berasa masam.
Cepat tidaknya tape tersebut masam tergantung lama fermentasi dan jumlah
bakterinya.Pembuatan tape ketan ini tidak terlepas dari proses fermentasi. Fermentasi adalah
suatu proses penghasilan energi utama dari berbagai mikroorganisme yang hidup dalam keadaan
anaerob. Dalam keadaan anaerob asam piruvat tidak dirubah menjadi Asetil-KoA tetapi akan
dirubah menjadi etanol (etil alkohol) dalam 2 langkah. Langkah pertama dengan melepaskan
CO2 dari piruvat, yang diubah menjadi senyawa asetal dehida berkarbon 2. Dalam langkah
kedua, asetal dehida direduksi oleh NADH menjadi etanol. Hal ini bertujuan untuk meregenerasi
pasokan NAD+ yang dibutuhkan untuk glikolisis. Enzim yang mengkatalisis adalah karboksilase
dan dehidrogenase. Dalam fermentasi glukosa menjadi alkohol hanya dihasilkan 2-ATP.
Respirasi dilakukan secara anaerob yang secara umum dikatakan sebagai fermentasi seperti yang
telah diungkap diatas bahwa kandungan ketan sangat baik untuk pertumbuhan mikroba.
Saccharomyces cerevisiae dalam keadaan anaerob akan mengubah gula menjadi senyawa etanol
dan karbondioksida. Oleh bakteri Acetobacter etanol akan dirubah menjadi asam cuka dan air
dalam keadaan aerob.
proses fermentasi gula oleh ragi misalnya Saccharomyces cerevisiae dapat menghasilkan
etanol (etil alkohol) dan karbondioksida melalui reaksi sebagai berikut:
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2.
Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan,namun
reaksi fermentasi berbeda-beda tergantung bahan dasar yang digunakan . Persamaan Reaksi
Kimia pada Tape Ketan:
2(C6H10O5)n + nH2O → n C12H22O11
Amilum/pati amilase maltose
C12H22O11 + H2O → 2 C6H12O6
Maltosa maltase glukosa
C6H12O6 → 2 C2H5OH + CO2
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan
produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling
sederhana, melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini
dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.
Hal yang sama juga dilakukan dalam pembuatan tape singkong ini yaitu dengan
melakukan Uji organoleptik. Tekstur yang diperoleh yaitu lembek, sedikit berair/berlendir dan
berwarna kuning keputih-putihan. Tekstur tape singkong yang mulanya tidak berlendir dan tidak
putih pucat berubah menjadi demikian karena kandungan glukosa pada ketan yang dalam
keadaan anaerob telah dihidrolisis oleh khamir Saccharomyces cerevisiae menjadi alkohol dan
CO2, Air tape yang dihasilkan pada waktu fermentasi sangat sedikit pada tape singkong ini, hasil
ini didasarkan atas perbandingan volume bahan tape dan air tape yang dihasilkan, untuk aroma
dan rasa sama percis dengan tape ketan (ketan putih dan ketan hitam) yaitu beraroma sedikit
daun pisang dan berasa manis.
VIII. KESIMPULAN
Pembuatan tape termasuk dalam bioteknologi konvensional (tradisional) karena masih
menggunakan cara-cara yang terbatas. Pada proses pembuatan tape, jamur ragi akan memakan
glukosa yang ada di dalam singkong sebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga
singkong akan menjadi lunak, jamur tersebut akan merubah glukosa menjadi alkohol. Dalam
pembuatan tape, ragi (Saccharomyces cereviceae) mengeluarkan enzim yang dapat memecah
karbohidrat pada singkong menjadi gula yang lebih sederhana. Oleh karena itu, tape terasa manis
apabila sudah matang walaupun tanpa diberi gula sebelumnya. Kegagalan dalam pembuatan tape
biasanya dikarenakan enzim pada ragi Saccharomyces cereviceae tidak pecah apabila terdapat
udara yang mengganggu proses pemecahan enzim tersebut.
Setelah melakukan penelitian, ternyata dapat disimpulkan bahwa fermentasi yang terjadi
pada tape singkong terjadi selama 2-3 hari. Selain itu juga, dalam proses pembuatan tape ini ada
hal-hal yang harus diperhatikan supaya proses fermentasi tersebut berlangsung secara sempurna.
Selama proses fermentasi tidak memerlukan oksigen. Oleh karena itulah, proses fermentasi pada
singkong harus tertutup rapat. Lamanya proses fermentasi juga mempengaruhi kadar alkohol
yang dihasilkan.
IX. LAMPIRAN
3. PROSES PERENDAMAN