Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan untuk menentukan suhu yang tepat dalam proses ekstraksi gelatin
dari kulit kakap. Penelitian ini menggunakan metode ekperimental dengan Rancangan Acak Lengkap
yang terdiri dari tiga perlakuan, yaitu suhu ekstraksi 60˚C (A), 70˚C (B), dan 80˚C (C) yang
diekstraksi selama 2 jam untuk perhitungan rendemen, sedangkan metode deskriptif untuk
karakteristik gelatin yang meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein, dan viskositas. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa gelatin dengan suhu ekstraksi 80˚C menghasilkan rata-rata rendemen 5,51%,
kadar air 3,87%, kadar abu 0,61%, kadar protein 90,32%, dan viskositas 26,00 cP.
34
Annisa Dian Islami: Karakteristik Fisik Dan Kimia Gelatin Kulit Kakap ....
35
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. IX No. 2 /Desember 2018 (34-40)
36
Annisa Dian Islami: Karakteristik Fisik Dan Kimia Gelatin Kulit Kakap ....
Viskositas (British Standard 757 1975) akan memudahkan larutnya kolagen dalam air
Larutan gelatin dengan konsentrasi panas sehingga gelatin yang dihasilkan lebih
6,67% (b/b) disiapkan dengan aquades (7,5 g banyak.
gelatin ditambah 105 ml aquades) kemudian
larutan diukur viskositasnya dengan Kadar Air
menggunakan alat Brookfield Syncro-Lectric Air merupakan kandungan penting
Viscometer. Pengukuran dilakukan pada suhu dalam suatu bahan pangan. air dapat
60ºC. Hasil pengukuran dikalikan dengan mempengaruhi penurunan mutu makanan
faktor konversi dan dinyatakan dalam satuan secara kimia dan mikrobiologis (deMan 1997).
centipoise (cP). Air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur
dan cita rasa bahan makanan. Sebagian besar
perubahan bahan makanan terjadi dalam media
HASIL DAN PEMBAHASAN
air, baik yang ditambahkan maupun yang
Rendemen
berasal dari bahan itu sendiri (Winarno 1991).
Rendemen merupakan salah satu sifat
Data hasil pengukuran kadar air gelatin kulit
penting dalam pembuatan gelatin. Rendemen
ikan kakap dapat dilihat pada Tabel 2.
menunjukkan efisiensi dan efektifitas proses
Rata-rata kadar air gelatin kulit ikan
ekstraksi nilai rendemen dihitung dengan cara
kakap yang dihasilkan berdasarkan hasil
membandingkan berat gelatin kering yang
penelitian ini berkisar antara 3,87%-6,14%.
diperoleh terhadap berat bahan baku. Semakin
Kadar air maksimum utuk gelatin standar
besar rendemen yang didapat maka semakin
adalah 11,45%, gelatin komersial sebesar
efisien perlakuan yang diterapkan, dengan
12,21% sedangkan untuk standar mutu gelatin
tidak mengesampingkan sifat-sifat yang
menurut SNI No. 06-3735-1995 untuk kadar
lainnya (Juliharman 1997). Rendemen gelatin
air yaitu maksimum 16%. Rata-rata kadar air
kulit ikan kakap dapat dilihat pada Tabel 1.
gelatin kulit ikan kakap pada penelitian ini
Rendemen gelatin kulit ikan kakap
sesuai dengan ketentuan gelatin standar,
berkisar antara 4,56%-5,51%. Pada penelitian
gelatin komersial, maupun SNI karena nilainya
ini perlakuan yang menghasilkan rendemen
lebih rendah. Semakin rendah kadar air gelatin,
tinggi ialah perlakuan dengan suhu ekstraksi
maka kualitasnya semakin baik (SNI 1995).
80˚C yaitu rata-rata sebesar 5,51%. Analisis
Kadar air gelatin sangat berpengaruh terhadap
ragam menunjukan bahwa perlakuan suhu
daya simpannya, karena erat kaitannya dengan
ekstraksi tidak menunjukkan adanya pengaruh
aktivitas metabolisme yang terjadi selama
nyata (p>0,05) pada taraf 95% terhadap
gelatin tersebut disimpan (Wiratmaja, 2006).
rendemen yang dihasilkan. Hal ini berarti
Tabel 2 menunjukkan nilai kadar air
menunjukkan bahwa suhu ekstraksi tidak
cenderung menurun dengan semakin
mempengaruhi rendemen yang diperoleh.
meningkatnya suhu ekstraksi. Menurunnya
Berdasarkan data yang diperlihatkan
kadar air gelatin akibat suhu ekstraksi yang
pada Tabel 1, nilai rendemen gelatin memiliki
tinggi disebabkan karena proses denaturasi
kecenderungan naik dengan peningkatan suhu
yang terjadi akan mengakibatkan perubahan
ekstraksi. Dengan kata lain, semakin
molekul dan jumlah air yang terikat menjadi
meningkat suhu ekstraksi, semakin tinggi pula
lebih lemah dan menurun (Soeparno 2005).
rendemen gelatin yang dihasilkan. Ockerman
Struktur kolagen yang terbuka dan lemah
dan Hansen (2000) menyatakan bahwa suhu
menghasilkan gelatin dengan struktur yang
ekstraksi yang tinggi akan meningkatkan
lemah sehingga daya mengikat air pada gelatin
rendemen karena struktur kolagen terbuka
kurang kuat. Daya ikat air yang lemah akan
akibat beberapa ikatan dalam molekul
membuat air mudah menguap pada saat
proteinnya terlepas. Taufik (2011) menyatakan
pengeringan gelatin dan kadar air gelatin
bahwa suhu yang tinggi membantu memecah
kering menjadi lebih rendah (Astawan et al.
ikatan hidrogen dalam gel yang terhidrolisis.
2002).
Banyaknya gel ikatan hidrogen yang terpecah
37
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. IX No. 2 /Desember 2018 (34-40)
38
Annisa Dian Islami: Karakteristik Fisik Dan Kimia Gelatin Kulit Kakap ....
39
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. IX No. 2 /Desember 2018 (34-40)
Gomez K.A. and A.A. Gomez. 1984. Muyonga, J. H., Cole, C. G. B., & Duodu, K.
Statistical Procedures for Agricultureal G. (2004). Extraction and physico
Research (Second Edition). New York: chemical characterisation of Nile perch
John Wiley and Sons. (Lates niloticus) skin and bone gelatin.
Food Hydrocolloids, 18, 581-592.
Gomez-Guillen, M. C., Gimenez, B., Lopez-
Caballero, M. E., & Montero, M. P. Nagarajan, M., S. Benjakul., T. Prodpran., P.
(2011). Functional and bioactive Songtipya., H. Kishimura. 2012.
properties of collagen and gelatin from Characteristics and functional properties
alternative sources: A review. Food of gelatin from splendid squid (Loligo
Hydrocolloids, 25, 1813-1827. formosana) skin as affected by extraction
temperatures. Food Hydrocolloids, 29,
Gomez-Guillen, M. C., Turnay, J., Fernandez- 389-397.
Diaz, M. D., Ulmo, N., Lizarbe, M. A., &
Montero, P. (2002). Structural and Ockerman HW, Hansen CL. 2000. Animal by
physical properties of gelatin extracted Product Processing and Utilization. CRC
from different marine species: a Press, USA.
comparative study. Food Hydrocolloids,
16, 25-34. Pelu, H., S. Harwanti dan E. Chasanah. 1998.
Ekstraksi Gelatin dari Kulit Ikan Tuna
Juliharman. 1997. Pengaruh Suhu dan Waktu melalui Poses Asam. Jurnal Penelitian
Perebusan Kulit Ikan Cucut Lanyam Perikanan Indonesia, 4 (2): 66-74.
(Carcharinus limbatus) Pada Pembuatan
Gelatin Terhadap Karakteristik Gelatin. SNI 06-3735. 1995. Mutu dan Cara Uji
Skripsi. Fakultas Perikanan-IPB, Bogor. Gelatin. Dewan Standarisasi Nasional,
Jakarta.
Junianto, K. Haetami, dan I. Maulina. 2006.
Produk Gelatin Dari Tulang Ikan dan Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi. 1997.
Pemanfaatannya Sebagai Bahan dasar Prosedur Analisa untuk bahan Makanan
Pembuatan Cangkang Kapsul. Laporan dan Pertanian (edisi keempat). Penerbit
penelitian hibah bersaing. IV tahun I Liberty, Yogyakarta. 160 hlm.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Taufik M. 2011. Kajian Potensi Kulit Kaki
Universitas Padjadjaran. Ayam Broiler sebagai BahanBaku Gelatin
Karim, A. A., & Bhat, R. (2009). Fish gelatin: dan Aplikasinya dalam Edible Film
Properties, challenges, and prospects as an Antibakteri. Disertasi. Fakultas
alternative to mammalian gelatins. Food Peternakan Universitas Gadjah
Hydrocolloids, 23, 563-576. Mada,Yogyakarta.
Leiner PB. 2002. The Physical and Chemical Trilaksani, W., M. Nurimala., I. H. Setiawati.
Properties of Gelatin. 2012. Ekstraksi Gelatin Kulit Kakap
http://www.pbgelatin.com. Diakses pada Merah (Lutjanus sp.) dengan Proses
30 Agustus 2016. Perlakuan Asam. Jurnal Pengolahan
Hasil Perikanan Indonesia, 15 (3): 240-
Lestari, S. D. 2005. Analisis Sifat Fisik Kimia 250.
dan Rheologi Gelatin kulit Hiu Gepeng
(Alopias sp.) dengan Penambahan Wilesmith, J. W., Ryan, J. B. M., & Atkinson,
MgSO4, Sukrosa, dan Gliserol. Skripsi. M. J. (1991). Bovine spongiform
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan encephalopathy: epidemiological studies
IPB, Bogor. on the origin. Veterinary Record, 128,
199-203.
Mohtar, N. F., Perera, C., & Quek, S. Y.
(2010). Optimisation of gelatine
extraction from hoki (Macruronus
novaezelandiae) skins and measurement
of gel strength and SDS-PAGE. Food
Chemistry, 122, 307-313.
40