Anda di halaman 1dari 6

Putra, dkk / Tropical Animal Science 3(1):13-18

pISSN 2541-7215 eISSN 2541-7223 Tropical Animal Science, Mei 2021, 3(1):13-18
DOI:10.36596/tas.v3i1.375
Tersedia online pada https://ejournal.uby.ac.id/index.php/tas

Perbandingan Kualitas Organoleptik Pada Marshmallow dengan Bahan Dasar


Gelatin yang Berbeda

(Comparison Organoleptic Quality on Marshmallows Made With Different Gelatin


Based Ingredients)

Zulfan Mustika Sakti Surya Putra, Suhardi, Zakaria Husein Abdurrahman*


Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Boyolali, Boyolali, 57313
Email Penulis Korespondensi : zhabdurrahman@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kualitas organoleptik antara


marshmallow berbahan dasar kulit ceker ayam dan kulit sapi. Peubah yang diamati adalah
cita rasa, kekenyalan, tekstur, dan daya terima. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-
Agustus 2020 di laboratorium Balai Pelayanan Kesehatan Masyarakat Veteriner Boyolali dan
diujikan pada panelis di Pondok Pesantren Modern Daarul Arqom Tulung, Klaten. Penelitian
ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua perlakuan dan tiga puluh tiga kali
ulangan. Perlakuan pada penelitian ini terdiri dari P1=marshmallow dengan bahan baku
gelatin ceker ayam dan P2=marshmallow dengan bahan baku gelatin kulit sapi. Hasil analisis
sidik ragam pada uji organoleptik meliputi tekstur, kekenyalan, cita rasa, dan daya terima
pada marshmallow dengan bahan dasar kulit sapi menunjukkan hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan marshmallow dengan bahan dasar ceker ayam (P<0,01). Secara
keseluruhan Marshmallow dengan bahan dasar gelatin kulit sapi lebih disukai dibandingkan
dengan gelatin ceker ayam.

Kata Kunci: Ceker Ayam, Gelatin, Kulit Sapi, Marshmallow

ABSTRACT

This study was conducted to evaluate the comparison of organoleptic qualities between
marshmallows made with gelatin based on chicken shank and cow hides. The parameters
measured were taste, chewiness, texture, and panelist preferences. This research was conducted
in July-August 2020 at the laboratory of Balai Pelayanan Kesehatan Masyarakat Veteriner
Boyolali and was tested on panelists at Daarul Arqom Tulung Modern Islamic Boarding School,
Klaten. A completely randomized design with two treatments P1 (marshmallows made from
chicken shank gelatin) and P2 (marshmallows made from chicken shank and cow hides gelatin)
with thirty-three replications was arranged in the present study. Results showed that texture,
chewiness, taste, and preference for marshmallows with cow hides as a base material showed

Mei 2021 13
Putra, dkk / Tropical Animal Science 3(1):13-18

better results compared to marshmallows with chicken shank (P<0.01). Marshmallow made with
gelatin based on cow hide is preferred than chicken shank gelatin.

Keywords: Chicken shank, Gelatin, Cow hides, Marshmallow

PENDAHULUAN industri pangan. Bahan baku dari gelatin


ceker ayam perlu dikaji potensinya,
Kolagen adalah salah satu protein yang mengingat keberadaannya melimpah di
bila dihidrolisis dapat menjadi gelatin yang Indonesia. Berdasarkan hal di atas, maka
bersifat larut air. Rosli dan Sarbon (2015) penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
menyebutkan bahwa gelatin dibuat dari perbandingan kualitas organoleptik pada
ektraksi jaringan kolagen hewan yang marshmallow berbahan dasar ceker ayam dan
terdapat pada tulang, kulit, dan jaringan ikat kulit sapi.
yang berbentuk polipeptida. Menurut GMIA
(2012) industri makanan biasanya MATERI DAN METODE
mendapatkan sumber gelatin dari bagian
tulang dan kulit hewan mamalia, serta dapat Komposisi bahan dalam pembuatan
bersumber dari unggas dan ikan. gelatin pada penelitian ini meliputi ceker
Menurut data dari Kementrian ayam, kulit sapi, asam asetat, air, natrium
Perindustrian pada tahun 2016 pemanfaatan disulfida (𝑁𝑎2 S), kalsium hidrosksida
gelatin sebagai bahan makanan di Indonesia (𝐶𝑎(𝑂𝐻)2), dan HCl Sedangkan bahan-bahan
mencapai 17% terdiri dari bahan baku yang digunakan dalam pembuatan
makanan yang lunak sebanyak (10,52%) dan marshmallow pada penelitian ini meliputi
bahan makanan yang tidak lunak (7,13%). gelatin ceker ayam, gelatin kulit sapi, vanili,
Industri pembuat kembang gula rata-rata sirup sukrosa, gula, maizena, tepung gula
menggunakan gelatin dari ekstraksi kulit dan air.
sapi dan babi, sedangkan pemanfaatan Proses pembuatan gelatin sesuai
gelatin dari unggas belum diketahui. dengan penelitian Remawati (2016) untuk
Salah satu jenis kembang gula yang gelatin sapi dan Fadillah et al. (2014) untuk
berkembang di Indonesia adalah gelatin ayam. Proses Pertama adalah
marshmallow yang merupakan permen kenyal persiapan bahan baku (degreasing) dengan
terbuat dari campuran gelatin dan sukrosa. cara menimbang kulit sapi sebanyak 1 kg dan
Menurut Wijaya (2012) Marshmallow disederhanakan ke ukuran 15x15cm.
merupakan manisan kenyal yang dibuat dari Selanjutnya direndam menggunakan 3 g
campuran gula, sirup sukrosa, gelatin, dan natrium disulfida (𝑁𝑎2 S), 2 g kalsium
bahan perasa, dengan tekstur seperti busa hidrosksida (Ca(𝐻𝑂)2), 300 ml air (𝐻2O)
lembut dicetak dalam berbagai bentuk aroma selama + 3 jam dan disiram menggunakan air
serta warna. Standar Nasional Indonesia mendidih serta dikerok hingga bulu, sisa
(SNI) nomor 3547 2-2008 menjelaskan bahwa daging, serta lemak terlepas. Kulit sapi dicuci
marshmallow masuk ke dalam jenis kembang menggunakan air mengalir dengan pH netral
gula jelly yaitu kembang gula yang bersifat (6-7) dan disederhanakan menjadi 0,5x0,5 cm.
lunak dan dibuat dengan bahan utama Bahan ceker ayam yang digunakan sebanyak
gelatin. 3 kg setiap ulangan. Ceker ayam kemudian
Pemanfaatan gelatin dari ekstraksi direndam pada air mendidih 100⁰C selama 5
kulit sapi sebagai campuran pembuatan menit. Setelah direndam, ceker ayam
marshmallow telah banyak digunakan ditiriskan dan dimasukkan ke dalam mesin

Mei 2021 14
Putra, dkk / Tropical Animal Science 3(1):13-18

pendingin selama 3 jam. Proses selanjutnya menjadi homogen dan mengembang.


pemisahan kulit menggunakan pisau secara Selanjutnya diberi pewarna makanan
manual dan dipotong menjadi 2 bagian sebanyak 1 ml. Cetakan yang digunakan
(ukuran diambil dari pertengahan ceker untuk marshmallow, ditaburi dengan tepung
ayam) serta ditimbang dalam keadaan maizena. Proses selanjutnya adalah
basah. menuangkan adonan ke dalam cetakan yang
Proses selanjutnya adalah telah diberi tanda (P1) untuk marshmallow
demineralisasi dimulai dengan perendaman berbahan dasar ceker ayam dan (P2) untuk
dalam 1 liter asam asetat 0,2 M (asam cuka marshmallow berbahan dasar kulit sapi. Tahap
sebanyak 30 ml) selama 48 jam pada suhu terakhir masing-masing adonan dimasukkan
5⁰C. Kemudian dicuci kembali dengan air ke dalam pendingin pada suhu 5⁰C selama 12
mengalir pH netral. Sebelum dilakukan jam.
ekstraksi dilakukan penimbangan setiap Pengujian marshmallow dalam
bahan bakunya. penelitian ini dilakukan oleh panelis agak
Proses ketiga adalah ekstraksi bahan terlatih yang berjumlah tiga puluh tiga orang
baku menjadi gelatin. Ekstraksi dilakukan berumur 13-15 tahun. Pengujian meliputi
menggunakan waterbath (penangas air) pada tekstur dengan skala penilaian “4“ untuk
suhu 60-70⁰C selama 9 jam untuk kulit sapi, sangat lembut, “3” untuk lembut, “2” untuk
dan pada suhu 90⁰C selama 7 jam untuk ceker keras dan “1” untuk sangat keras.
ayam, dengan perbandingan bahan baku Kekenyalan dengan skala penilaian“4“ untuk
dengan aquades 1:2. Hasil ekstraksi disaring sangat kenyal, “3” untuk cukup kenyal, “2”
menggunakan saringan makanan dan untuk kenyal dan “1” untuk tidak kenyal.
disaring ulang pada penyaring vakum Cita rasa dengan skala penilaian “3” untuk
dengan kertas saring whatman nomor 1. sangat manis, “2” untuk manis dan “1”
Filtrat yang diperoleh dimasukkan ke dalam cukup manis. Daya terima adalah
oven selama 2 jam pada suhu 70⁰C lalu penerimaan panelis secara keseluruhan
dimasukkan ke dalam lemari pendingin antara marshmallow berbahan dasar gelatin
hingga mengental. Cairan yang mengental ayam dan gelatin sapi skala penilaian
ini dituangkan ke dalam cetakan berbentuk “4“ untuk sangat suka, “3” untuk suka, “2”
persegi, dengan ukuran 15x15 cm yang diberi untuk agak suka dan “1” untuk tidak suka.
alas plastik dan diberi tanda A (ceker ayam) Rancangan yang digunakan dalam
S (kulit sapi). Kemudian dimasukkan ke penelitian ini adalah rancangan acak lengkap
dalam oven kembali selama 48 jam dengan dengan dua perlakuan dan tiga puluh tiga
suhu 70⁰C untuk kulit sapi dan ceker ayam kali ulangan. Pengujian dilakukan dengan
atau hingga tampak mengering. dua perlakuan komposisi yang akan diamati,
Pembuatan marshmallow mengacu yaitu : P1 = perlakuan dengan bahan baku
pada Ginting et al. (2014) bahan baku tiap gelatin ceker ayam, P2 = perlakuan dengan
perlakuan gelatin ceker ayam dan kulit sapi bahan baku gelatin kulit sapi. Data yang
sebanyak 30 gram dicairkan dengan air 120 didapatkan kemudian dianalisa dengan
ml pada suhu 100⁰C untuk membuat adonan analisis sidik ragam dengan aplikasi
gelatin. Kemudian untuk membuat adonan Microsoft Excel 2010 selanjutnya dilakukan uji
perasa menggunakan komposisi air 120 ml Duncan sesuai dengan Setyaningsih et al.
dan gula pasir 300 g kemudian dididihkan (2010).
pada suhu 100⁰C atau hingga mengental dan
didiamkan selama 10 menit. Tahap HASIL DAN PEMBAHASAN
selanjutnya adonan gelatin ceker ayam dan
kulit sapi masing-masing dicampurkan Hasil uji tekstur, kekenyalan, cita rasa,
adonan perasa serta diaduk menggunakan dan daya terima secara keseluruhan antara
mixer selama 15 menit hingga adonan marshmallow berbahan dasar gelatin ceker
Mei 2021 15
Putra, dkk / Tropical Animal Science 3(1):13-18

ayam dan gelatin kulit sapi ditunjukkan pada


Tabel 1.

Tabel 1. Hasil uji tekstur, kekenyalan, cita rasa, dan daya terima secara keseluruhan antara marshmallow berbahan
dasar gelatin ceker ayam dan gelatin kulit sapi
Nilai Rata- rata Parameter
Perlakuan
Tekstur Kekenyalan Rasa Daya Terima
𝑏 𝑏
P1 1,55 3,12 3,45 2,64𝑏
𝑎 𝑎
P2 2,21 3,27 3,47 3,06𝑎
Keterangan: Nilai rata-rata pada kolom yang sama dengan superscript yang berbeda menunjukkan perbedaan
a-b

yang sangat nyata (P<0,01). P1=marshmallow berbahan dasar gelatin dari ceker ayam), P2=marshmallow berbahan
dasar gelatin dari kulit sapi)

Hasil uji organoleptik terhadap tekstur terlalu rendah menyebabkan marshmallow


marshmallow dengan bahan dasar gelatin berkerut dan keras.
yang berbeda menunjukkan pengaruh yang Hasil analisis sidik ragam pada uji pada
sangat nyata (P<0,01). Marshmallow berbahan kekenyalan tidak menunjukkan pengaruh
dasar kulit sapi memiliki tekstur yang lebih nyata (P>0,01). Kekenyalan adalah
lembut dibandingkan dengan marshmallow kemampuan marshmallow untuk kembali ke
berbahan dasar gelatin ayam. Tekstur pada bentuk awalnya setelah mendapat tekanan.
marshmallow berbahan dasar gelatin sapi Hal ini sesuai penjelasan Eddy dan Editya
lebih lembut yaitu permukaanya lunak, (2020) bahwa gelatin memiliki kemampuan
halus, tidak keras, dan mudah untuk ditelan. mengikat protein yang dapat membuat
Kelembutan ini didapatkan dari sifat gelatin marshmallow dapat menahan tekanan luar
yang reversible yaitu merubah dari bentuk sol dan kembali ke bentuk semula setelah
ke gel dengan prinsip pembentukan tekanan dihilangkan.
gelembung udara secara cepat dan Penilaian panelis pada penelitian ini
menyerapnya sehingga berbentuk busa. menunjukkan marshmallow berbahan dasar
Hal ini disebabkan oleh jumlah kadar air gelatin kulit sapi dan ceker ayam memiliki
pada gelatin yang berbeda sehingga nilai kekenyalan yang sama. Jumlah gelatin
teksturnya berbeda. Interaksi air dengan sebanyak 30 g pada setiap perlakuan
protein memiliki pengaruh terhadap rasa memberikan efek kenyal yang sama pada
dan tekstur makanan. Hal ini sesuai dengan setiap pelakuan. Temuan persamaan
penelitian Ginting et al. (2014); Rafieian dan kekenyalan antara kedua perlakuan ini
Keramat (2015); dan Aziza et al. (2019) yang disebabkan oleh jumlah gelatin yang sama.
menyatakan bahwa jumlah kadar air dapat Semakin tinggi konsentrasi gelatin, maka
memberikan perbedaan nilai pada tekstur. marshmallow menjadi lebih kenyal karena
Kadar air pada gelatin sapi menurut gelatin yang ditambahkan dapat
penelitian Remawati (2016) berkisar 5% menghasilkan kekuatan gel (gel strength)
sedangkan gelatin ceker ayam menurut yang kuat, sedangkan jumlah gelatin yang
penelitiaan Suryati (2015) sebesar 16%. Hal kurang akan menghasilkan permen yang
ini diperkuat penelitian Aykın-Dinçer et al. lunak dan sulit dicetak, Hal ini serupa
(2017) yang menunjukkan bahwa gelatin dengan pernyataan Eletra dan Astuti (2013);
kulit ceker ayam memiliki kadar air yang Jariyah et al. (2019) yang menyatakan bahwa
lebih tinggi dibandingkan gelatin berbahan kekenyalan marshmallow dipengaruhi oleh
dasar kulit sapi. Ann (2012) menyatakan tinggi konsentrasi gelatin yang ditambahkan,
bahwa semakin tinggi kadar air marshmallow sehingga apabila jumlah konsentrasi gelatin
dapat mengakibatkan marshmallow semakin sama maka kekenyalann marshmallow sama.
menjadi lengket, sedangkan jika kadar air Sebaliknya, penelitian Sarbon et al.
(2013); Aykın-Dinçer et al. (2017)

Mei 2021 16
Putra, dkk / Tropical Animal Science 3(1):13-18

menunjukkan perbedaan yang signifikan berbahan dasar gelatin sapi lebih lembut dan
antara gel strength gelatin yang bersumber pada pengujian rasa yang hasilnya
dari kulit sapi dibandingkan kulit ceker marshmallow berbahan dasar gelatin sapi
ayam. Hal ini seharusnya memberikan lebih manis. Pernyataan tersebut serupa
pengaruh terhadap kekenyalan marshmallow dengan penelitian Zulfajri et al. (2018) bahwa
pada penelitian ini. Persamaan kekenyalan hasil nilai daya terima panelis dapat
antara kedua perlakuan dimungkinkan dipengaruhi oleh hasil uji tertinggi pada
karena perbedaan gel strength gelatin tidak setiap parameter.
dapat dideteksi oleh panelis akibat bahan
campuran lain dalam marshmallow seperti
gula (sukrosa). Menurut Lelievre et al. (2008) KESIMPULAN
panelis tidak terlatih mempunyai
keterbatasan dalam menentukan perbedaan Kualitas organoleptik marshmallow
produk. Simorangkir et al. menyatakan berbahan gelatin kulit sapi lebih baik
bahwa penambahan sukrosa dapat dibandingkan marshmallow dengan bahan
mempengaruhi kekenyalan. dasar ceker ayam berdasarkan pada tekstur,
Hasil uji organoleptik terhadap rasa kekenyalan, cita rasa, dan daya terima
marshmallow dengan bahan dasar gelatin
yang berbeda menunjukkan pengaruh yang DAFTAR PUSTAKA
sangat nyata (P<0,01). Rasa yang dihasilkan
pada marshmallow pada setiap perlakuan Ann, K C., T. I. P. Suseno, dan A. R. Utomo.
adalah rasa manis. Hal ini menunjukkan 2012. Pengaruh Perbedaan Konsentrasi
bahwa rasa pada marshmallow berbahan Ekstrak Bit Merah dan Gelatin
dasar gelatin sapi lebih manis dibandingkan Terhadap Sifat Fisikokimia dan
gelatin ceker ayam. Gelatin kulit sapi Organoleptik Marshmallow Beet. Jurnal
memiliki kadar air lebih rendah Teknologi Pangan dan Gizi. 11(2):27-
dibandingkan gelatin ceker ayam, yang 35.
mengakibatkan larutnya sukrosa lebih Aykın-Dinçer, E., A. Koç, and M. Erbaş. 2017.
banyak pada marshmallow berbahan dasar Extraction and physicochemical
ceker ayam. characterization of broiler (Gallus gallus
Perbedaan pada rasa dapat dipengaruhi domesticus) skin gelatin compared to
oleh bedanya nilai tekstur pada marshmallow, commercial bovine gelatin.Poultry
karena semakin rendah nilai teksturnya Science 96(11):4124-4131.
maka semakin banyak kadar air yang Aziza, I. N., Y. S. Darmanto, R. A. Kurniasih.
mengakibatkan rasa manis sebagaimana 2019. Pengaruh Gelatin dari Kulit Ikan
pada penelitian Suryati (2015). Rasa pada yang Berbeda terhadap Karakteristik
makanan merupakan salah satu faktor yang Fisik dan Sensori Produk
menentukan keputusan konsumen untuk Marshmallow. Jurnal Perikanan
menerima atau menolak suatu produk Universitas Gadjah Mada. 21(1):17-23.
pangan (Jalasena et al, 2016). Eddy, S. and F. Editya. 2020. The effect of
Hasil analisis sidik ragam pada daya concentrations of ephinephelus sp.
terima setiap perlakuan menunjukkan skin gelatin on the quality of halal
pengaruh yang sangat nyata (P<0,01). marshmallows. Russian Journal of
Berdasarkan hasil tersebut maka secara Agricultural and Socio-Economic
keseluruhan panelis lebih menyukai Sciences 97(1):120-125.
marshmallow berbahan dasar gelatin kulit sapi Eletra, Y., dan S. Astuti. 2013. Pengaruh
dibandingkan gelatin kulit ceker ayam. Konsentrasi Gelatin Terhadap Sifat
Perbedaan ini memperkuat hasil pada Organoleptik Permen Jelly Susu
pengujian tekstur yang hasilnya marshmallow
Mei 2021 17
Putra, dkk / Tropical Animal Science 3(1):13-18

Kambing.Jurnal Teknologi dan Rosli, N. and M. N. Sarbon. 2015.


Industri Hasil Pertanian. 18(2):185-195. Physicochemical and strustural
Fadillah, G., P. P. Kusuma, T. E. Saraswati. properties ofasian swamp eel
2014. Uji Efektivitas Gelatin dari Cakar (monpterus albus) skin gelatin as
Ayam sebagai Pengawet Alami Daging compared to bovine gelatin.
dan Ikan. Jurnal Penelitian Kimia. International Food Research Journal.
10(2):195-206. 22(2):699-706.
Gelatin Manufacturers Institute of America Sarbon, N. M., F. Badii, and N. K. Howell.
(GMIA). 2012. Handbook. Written and 2013. Preparation and characterisation
produced by members of the GMIA. of chicken skin gelatin as an alternative
Ginting, N. A., H. Rusmarilin., R. to mammalian gelatin. Food
Nainggolan. 2014. Pengaruh Hydrocolloids. 30(1):143-151.
Perbandingan Jambu Biji Merah Sari, S.T. 2015. Efektivitas Edible pada Bakso
dengan Lemon dan Konsentrasi Ayam Selama Penyimpanan. Jurnal
Gelatin Terhadap Mutu Marshmallow Peternakan Tropika. 3(2):233 – 243.
Jambu Biji Merah. Jurnal Rekayasa Setyaningsih, D., A. Apriyanto., M. P. Sari.
Pangan dan Pertanian. 2(3):16-21. 2010. Analisis Sensori Untuk Industri
Jalasena, R Akbar, G. Anjani. 2016. Aktivitas Pangan Dan Agro. IPB Press. Bogor
Antioksidan, Sifat Fisik, dan Tingkat Simorangkir, T. R. S., D. Rawung, dan J.
Penerimaan Permen Marshmallow Moningka. 2017. Pengaruh Konsentrasi
dengan Penambahan Brokoli. Journal Sukrosa Terhadap Karakteristik
Of Nutrition College. 5(1):20-27. Permen Jelly Sirsak (Annona muricata
Jariyah, Rosida, D. C. Nisa. 2019. Linn). COCOS. 1(8).
Karakteristik Marshmallow Dari Standar Nasional Indonesia (SNI) 3547.2-
Perlakuan Proporsi Ciplukan (Physalis 2008. Kembang gula-Bagian 2 Lunak.
Peruviana L) dan Jeruk Manis (Citrus Wijaya. A. 2012. Pengaruh Perbandingan
Sinensis) serta Penambahan Gelatin. Yoghurt dengan Ekstrak Buah Jambu
Jurnal Teknologi Pangan. 13(1):28-38. Biji Merah dan Perbandingan Zat
Kementrian Perindustrian. 2016. Data Penstabil Terhadap Mutu Permen Jelly.
perkembangan gelatin indonesia. Universitas Sumatera Utara. Medan.
https://kemenperin.go.id/statistik/quer Skripsi.
y Zulfajri, N. V. S. Harun, dan Johan. 2018.
Lelievre, M., S. Chollet, H. Abdi and D. Perbedaan Konsentrasi Gelatin
Valentin. 2008. What is the validity of terhadap Kualitas Permen
the sorting task for describing beers? A Marshmallow Buah Naga Merah
study using trained and untrained (Hylocereus Polyrhizus). SAGU.
assessors. Food Quality and 17(1):10-18.
Preference. 19:697-703.
Rafieian, F. and J. Keramat. 2015.
Physicochemical properties of gelatin
extracted from chicken deboner
residue. LWT-Food Science and
Technology. 64(2):1370-1375
Remawati. 2016. Ekstraksi dan Karaterisasi
Kulit Sapi Menjadi Gelatin dengan
Metode Hidrolisis Asam. Skripsi.
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Jakarta.

Mei 2021 18

Anda mungkin juga menyukai