Anda di halaman 1dari 5

Machine Translated by Google

Jurnal Kedokteran Hewan Maret 2017, 11(1):45-49


P-ISSN : 1978-225X; E-ISSN : 2502-5600 DOI: https://doi.org/10.21157/j.ked.hewan.v11i1.5810

KEMAMPUAN PEMBEKUAN SPERMA BANTENG PASUNDAN MENGGUNAKAN TRIS


KUNING TELUR, TRIS-SOY, DAN PENGECER ANDROMED®

Abdullah Baharun1 *, R.Iis Arifiantini2 dan Tuty, L. Yusuf2 1Prodi


Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Djuanda, Bogor, Indonesia 2Divisi Reproduksi dan
Kebidanan, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor , Bogor, Indonesia
*Penulis koresponden: abdullah.baharun@ymail.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki kemampuan pembekuan spermatozoa banteng Pasundan dalam Tris-kuning telur (TEY), Tris-kedelai (TS), dan AndroMed®
sebagai pengencer. Semen dikumpulkan dua kali seminggu dari empat ekor sapi jantan Pasundan berumur 3-5 tahun menggunakan vagina buatan dan dievaluasi secara makro dan
mikroskopis. Semen memiliki motilitas sperma ÿ70%, konsentrasi sperma ÿ800x106 /mL, dan kelainan sperma kurang dari 20% dibagi menjadi tiga bagian yang masing-masing
diencerkan dengan TEY, TS, atau Andromed® . Setelah langkah kesetimbangan pada suhu 5°C selama empat jam, semen encer dikemas dalam 0,25 mL jerami, dibekukan dalam
nitrogen cair selama sepuluh menit dan disimpan dalam wadah nitrogen cair sampai pemeriksaan. Uji motilitas semen segar, encer, setimbang, dan setelah dicairkan dilakukan
dengan menggunakan Androvision® . Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dicairkan motilitas sperma yang diencerkan dalam AndroMed® (58,64±0,72%) lebih tinggi
dibandingkan TEY (49,45±1,22%) dan TS (39,34±6,33%). Motilitas sperma sapi jantan Pasundan yang diencerkan dalam ketiga pengencer ini berkurang sekitar 33,27±2,45% selama
proses pembekuan.
______________________________________________________________________________________________________________________
Kata kunci: andromeda, kemampuan membekukan, banteng Pasundan, tris-kuning telur, tris-kedelai

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui kemampuan bertahan spermatozoa sapi pasundan dalam proses pembekuan menggunakan pengencer tris kuning telur (TKT), tris soya
(TS), dan AndroMed® . Empat ekor pejantan sapi pasundan dengan umur sekitar 3-5 tahun dikoleksi semennya menggunakan vagina buatan dua kali dalam seminggu. Semen hasil
koleksi segera dievaluasi secara makroskopis dan mikroskopis. Semen dengan motilitas ÿ70%, konsentrasi ÿ800x106 / ml, dan abnormalitas spermatozoa ÿ20% dibagi tiga bagian,
masing-masing diencerkan menjadi 100x106 / ml, menggunakan pengencer TKT, TS, atau AndroMed® diekuilibrasi pada suhu 5°C selama empat jam, dan dikemas dalam straw
,
0,25 ml. Semen yang telah dikemas dibekukan dalam uap nitrogen cair selama sepuluh menit dan disimpan dalam kontainer untuk pengujian lebih lanjut. Pengujian motilitas
dilakukan menggunakan Androvision® pada semen segar, setelah pengenceran, setelah ekuilibrasi, dan post thawing.

Hasil penelitian menunjukkan motilitas spermatozoa post thawing dalam pengencer AndroMed® (58,64±0,72%) lebih tinggi dibandingkan pengencer TS (39,34±6,33%), namun tidak
berbeda dengan TKT (49,45±1,22%). Pengencer TKT tidak memperlihatkan perbedaan (P>0,05) dengan TS. Penurunan motilitas selama proses pembekuan pada sapi pasundan
adalah sebesar 33,27±2,45%.
______________________________________________________________________________________________________________________
Kata kunci: andromed, freezing capability, sapi pasundan, tris kuning telur, tris soya

PERKENALAN Untuk tujuan IB, semen harus dikumpulkan dari pejantan


terpilih, dengan menggunakan breeding soundness
Indonesia memiliki sejumlah sumber daya alam dan Evaluation (BSE) termasuk evaluasi kualitas semen.
genetik yang perlu dipertahankan keberadaannya seperti Kemampuan sperma bertahan selama proses pembekuan
sapi potong lokal. Sapi-sapi ini telah menunjukkan (freezing ability) merupakan aspek penting untuk memilih
produktivitas maksimum dan efisiensi ekonomi dalam pejantan di pusat IB. Selama proses pembekuan
kondisi perkembangbiakan yang terbatas. Salah satu sapi (cryopreservation) akan mengurangi viabilitas spermatozoa
potong lokal adalah sapi Pasundan yang secara genetik yang disebabkan oleh pengencer hiper osmotik dan
memiliki gen karakteristik sapi bali, sapi jawa, sapi ongole perubahan suhu selama pembekuan. Kemampuan
dan sapi madura. Sapi ini telah ditetapkan sebagai salah pembekuan juga dipengaruhi oleh aspek individu hewan
satu keanekaragaman hayati sapi potong Indonesia menurut (Arifiantini et al., 2014; Nalley et al., 2015), teknik
Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. pembekuan, jenis dan konsentrasi krioprotektan (Aboagla
1051/KPTS/SR.120/10/2014. Sapi pasundan mudah beradaptasi dan Terada, 2004) dan jenis pengencer (Arifiantini dan
dengan lingkungan, mudah berkembang biak, memiliki kualitas Yusuf, 2010). Motilitas sperma menurun sekitar 40%
karkas yang baik, dan relatif tahan terhadap penyakit tropis. selama pembekuan. Untuk mencapai kualitas produksi
Populasi sapi Pasundan sekitar 52.540 ekor dan semen beku yang baik, diperlukan pengencer yang mampu
tersebar di beberapa kabupaten seperti Ciamis (535 ekor), menjaga kualitas sperma selama proses pendinginan dan
Pangandaran (5.130 ekor), Tasikmalaya (7.231 ekor), pembekuan serta pada tahap pencairan (Aboagla dan
Cianjur (10.346 ekor), Sukabumi (12.897 ekor), Garut Terada, 2004).
(1.842 ekor) , Purwakarta (2.788 ekor), Kuningan (7.218 Pengencer yang biasa digunakan untuk pengenceran
ekor), dan Majalengka (4.553 ekor) (Balai Peternakan Jawa semen banteng adalah skim kuning telur, Tris-kuning telur
Barat, 2014). Provinsi Jawa Barat telah merencanakan (TEY) (Arifiantini et al., 2005) dan pengencer komersial
untuk meningkatkan mutu genetik sapi-sapi tersebut melalui berbahan dasar lesitin kedelai (Beran et al., 2012) seperti
program inseminasi buatan (IB) dengan menggunakan Biochiphos plus® dan Bioxcell® (IMV, Prancis) dan
semen beku pejantan terpilih di Balai Inseminasi Buatan AndroMed® (Minitub, Jerman). Selama ini proses
(BBI) Daerah Ciamis-Jawa Barat). pembekuan semen banteng Pasundan hanya menggunakan pengencer kom
Pengencer ini tidak selalu tersedia, yang berpotensi

45
Machine Translated by Google

Abdullah Baharun dkk.

mengganggu produksi semen beku. Arifiantini dan Yusuf (2010) 1,78 g asam sitrat dan 1,25 g fruktosa ditambahkan dengan
telah mengembangkan pengencer Tris-soy (TS) yang aquabidest hingga 100 ml (TEY) dan buffer B terdiri dari 3,03 g
dimodifikasi untuk pembekuan semen banteng dan menunjukkan Tris hidroksimetil aminometana, 1,78 g asam sitrat dan 1,75 g
tingkat konsepsi yang sebanding dengan pengencer komersial. fruktosa ditambahkan dengan aquabidest hingga 100 mL (TS).
Pengencer yang dimodifikasi mengandung Tris AndroMed® disiapkan sesuai dengan brosur. TEY mengandung
(hidroksimetil) aminometana, buffer universal yang biasa 20 ml kuning telur dan pengencer TS mengandung 2,5 g susu
digunakan untuk semen beku dari beberapa hewan seperti rusa kedelai. Tris dengan dan Tris dengan kedelai awalnya
(Tambing et al., 2004), ram (Rizal et al., 2003), rusa (Saenz, disentrifugasi pada 1.500 rpm selama 10 menit. Supernatan
2007), anjing (Yildiz et al., 2000), dan kerbau (Asr et al., 2011). dikumpulkan, dicampur masing-masing dengan 6 mL gliserol,
Selama ini Tris kombinasi dengan kuning telur dipercaya penisilin 1000 IU/mL, dan streptomisin 1 mg mL-1 dan
sebagai pengencer yang memiliki kemampuan menjaga digunakan sebagai
stabilitas membran plasma lebih baik dibandingkan TS. Sifat pengencer.
yang terkait dengan kandungan protein yang tinggi dalam
kuning telur dapat meminimalkan efek buruk dari proses Pengumpulan dan Evaluasi Semen
pembekuan pada sperma. Pengencer Tris-kedelai, di sisi lain, Semen dikumpulkan dua kali seminggu pada pagi hari
dapat memberikan alternatif pengencer berbasis lesitin kedelai menggunakan vagina buatan. Segera setelah dikumpulkan,
yang menjanjikan untuk air mani. Mengingat kualitas semen semen dievaluasi secara makro dan mikroskopis.
banteng Pasundan belum dipelajari secara komprehensif, dan Evaluasi makroskopik meliputi volume, warna, viskositas dan
pengencer yang saat ini digunakan untuk semen banteng , pH dengan menggunakan kertas indikator khusus.
Pasundan adalah Andromed® maka penelitian ini dilakukan Evaluasi mikroskopis termasuk pergerakan massa dilakukan di
untuk mengetahui karakteristik semen dan kemampuan bawah mikroskop dengan perbesaran 200 X. Persentase
pembekuan spermatozoa sapi Pasundan selama proses motilitas progresif dilakukan dengan menggunakan instrumen
pembekuan menggunakan TEY dan TS sebagai pengencer pembanding. Computer
untuk Assisted
itu menggunakan
Sperma Analyse
Andromed®
(CASA)
. Androvision®
(Minitub-Germany).
BAHAN DAN METODE Konsentrasi sperma diukur menggunakan fotometer (SDM 6;
Minitub-Germany) sedangkan viabilitas sperma dan persentase
Empat ekor sapi jantan Pasundan terpilih dengan berat morfologi ditentukan dengan pewarnaan eosin negrosin.
300-350 kg dikandangkan secara individual yang dilengkapi Selaput plasma sperma utuh diukur dengan mencampurkan 10
ransum dan tempat minum. Semua pejantan diberi pakan dua µL semen dengan 1 mL pembengkakan hipoosmotik (HOS-
kali sehari dengan rumput 10% dan konsentrat 1% dari total BB Test) menggunakan larutan yang dibuat dari 7,35 g natrium-
dan air diberikan secara ad libitum. sitrat dan 13,52 g fruktosa dalam 1000 mL air suling.

Persiapan Pengencer
Penelitian ini menggunakan pengencer Tris yang Proses Pembekuan Semen
dimodifikasi yaitu TEY, TS, dan pengencer komersial Semen segar memiliki motilitas sperma lebih tinggi dari
AndroMed® . Pengencer TEY dan TS dibuat dengan 70% dan konsentrasi sperma lebih dari 800x106 mL-1
dibagi menjadi tiga tabung. Air mani saat itu
menggunakan buffer Tris A yang terdiri dari 3,03 g Tris hidroksimetil aminometana,

Tabel 1. Motilitas sperma semen segar pejantan Pasundan


Banteng
Parameter Rata-rata±SE
R5 R4 R3 R2
A
Motilitas total 87,61±2,34a 89,37±2,32a90,53±2,74 89,44±2,35a
80,55±3,03a 82,41±2,97a Motilitas progresif Motilitas 89,91±1,80a
cepat 73,01±3,58a 73,82±3,98a 7,16±1,37a 8,26±1,88a
7.09±0.98a 5.45±1.19a 84,08±3,61 A Motilitas lambat 9,03±1,42±
83,67±2,92a
0,3a 0.63a 0.35±0.30a
81,35±2,30a
Lingkaran motilitas Motilitas lokal
77,24±4,08aImotil R5, R4, R3, R2 (identitas banteng).
6.89±1.80a 12.39±2.34a 10.56±2.35a 10.58±2.20a 73,93±3,23a
Huruf yang sama71,08±5,02a
setelah angka pada baris yang sama
6,79±1,55a menunjukkan perbedaan yang tidak Anyata (P>0,05).
10,04 ±3,16a
0,05±0,23a 0,22±0,13a
6,44±1,93a 8,58±3,09a
9,27±2,27a 10,09±1,83a

Tabel 2. Motilitas sperma sapi Pasundan setelah dibekukan dan dicairkan dalam tiga pengencer yang berbeda
Jenis pengencer (Rata-rata±SE)
Parameter
TEY (%) TS (%) Andromed® (%)
Motilitas total 62,59±2,12a 52,79±6,50a 49,45±1,22ab 71,64±0,78a
Motilitas progresif 39,34±6,33b 40,65±1,35ab 32,18±5,91b 8,42 58,64±0,72a
motilitas cepat ±0,22a 9,02±1,42a 0,02± 0,01a 0,01 ± 0,004a 51,05±1,53a
Motilitas lambat 21,04± 11,25 1.02a 37.62±2.18ab 48.16±6.58b 5,96±0,58a
Motilitas lingkaran a, ab, b Perbedaan superskrip pada baris yang 0,03±0,01a
A
motilitas lokal sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05); 7,94±0,93
Tidak bergerak TEY = Tris-kuning telur; TS= Tris-kedelai 28,36±0,78a

46
Machine Translated by Google

Abdullah Baharun dkk.

diencerkan dalam TEY, TS, atau AndroMed® (konsentrasi akhir Berdasarkan hasil pemeriksaan kualitas semen segar sapi
adalah 100x106 sperma mL-1 ). Semen diseimbangkan dalam jantan Pasundan tergolong normal. Volume semen sapi Pasundan
cool top (5°C) selama empat jam kemudian dikemas menggunakan adalah 3,80±0,58 mL. Menurut Arifiantini (2012), volume normal
mesin pengisian dan penyegelan otomatis. Proses pembekuan semen sapi jantan berkisar antara 2 sampai 15 mL dengan rata-
dilakukan menggunakan nitrogen cair dalam kotak styrofoam rata 4-8 mL. Mengingat sapi Pasundan merupakan breed lokal,
berukuran 60x40x30 cm3 selama sepuluh menit. Semen beku volume semen yang terkumpul hampir sama dengan breed lokal
kemudian disimpan dalam wadah nitrogen cair (-196°C) untuk lainnya seperti sapi persilangan Bali, Madura, Jawa, dan Ongole,
pemeriksaan lebih lanjut. yaitu berkisar antara 3,00-6,30 mL.

Evaluasi Semen Warna semen berkisar dari putih susu hingga krem. Hal ini
Evaluasi kualitas semen dilakukan pada semen segar, encer, sejalan dengan Garner dan Hafez (2000) yang mengamati warna
diseimbangkan, dan setelah dicairkan. Thawing dilakukan dalam ejakulasi normal semen sapi adalah krem sampai putih susu,
air hangat (37°C) selama 30 detik setelah 24 jam penyimpanan. sedangkan semen dengan konsentrasi sperma rendah akan
berwarna keruh. Konsistensi atau tingkat kekentalan semen
banteng Pasundan encer sampai sedang dengan pH rata-rata
Analisis Data 6,43±0,01. Semen sapi jantan normal memiliki konsistensi
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap berkisar dari sedang hingga kental dan pH berkisar antara 6,4
dengan pengukuran berulang terdiri dari tiga pengencer sebagai hingga 7,8 (Garner dan Hafez, 2000).
perlakuan dengan masing-masing tiga kali ulangan. Data yang Berdasarkan pemeriksaan mikroskopis, pergerakan massa
diperoleh dianalisis dengan analisis varians (ANOVA). Tes semen sapi Pasundan berkisar antara ++ sampai +++, hal ini
Duncan digunakan untuk membandingkan rata-rata perlakuan termasuk pergerakan massa sperma sapi jantan yang normal.
(Steel dan Torrie, 1994). Perbedaan motilitas semen yang dikumpulkan dari keempat ekor
sapi Pasundan tidak signifikan (Tabel 1). Nilai motilitas yang
HASIL DAN DISKUSI diamati masih tergolong normal motilitas semen yang dilaporkan
oleh Garner dan Hafez (2000), yaitu 70% sampai 80%.
Kualitas Semen Segar Banteng Pasundan Konsentrasi sperma sapi jantan Pasundan adalah
Evaluasi kualitas semen segar dilakukan untuk mengetahui 1355.85±6.06x106 mL-1 . Nilai tersebut termasuk dalam kisaran
kualitas semen segar untuk proses pembekuan. Hasil penelitian normal konsentrasi spermatozoa sapi dewasa yaitu 800-1200x106
menunjukkan secara makroskopis semen sapi jantan Pasundan mL-1 . Motilitas dan konsentrasi sperma yang tercatat dari sapi
menunjukkan volume rata-rata 3,80±0,58 mL, berwarna putih Pasundan tidak berbeda dengan sapi Bali yang dilaporkan oleh
hingga krem, konsistensi sedang hingga kental, dan kadar asam Arifiantini et al. (2006), masing-masing 71,04±3,69% dan
(pH) 6,43±0,08. Pemeriksaan mikroskopis mengidentifikasi 1,340±447,85 x106 mL-1 .
motilitas massa berkisar antara ++ hingga +++ dan motilitas Viabilitas dan abnormalitas spermatozoa sapi Pasundan masing-
sperma progresif konsentrasi 1355,85±6,06x106 mL-1 dengan masing 84,37±1,05% dan 11,13±0,39% tidak berbeda dengan
82,41±2,97%. Sperma viabilitas sperma dulu sperma sapi jantan Bali yang tercatat 84,60±2,04% dan
(jumlah sperma hidup) 84,37±1,05%. Jumlah sperma dengan 10,00±1,22% (Matahine et al., 2014 ) .
membran utuh 84,89±1,00% dan abnormalitas sperma
11,13±0,39%. Menurut Gordon (2003) warna, angka, volume, konsentrasi,
konsistensi, gerakan massa,

Tabel 3. Penurunan Motilitas Sperma Sapi Pasundan Selama Proses Pembekuan Pengencer

Proses
TEY TS Andromed® Rata-rata±SE
Semen segar sampai setelah pengenceran 0,33±2,05 1.7±2.27 2.33±1.80 1,45±0,60
Setelah pengenceran hingga setelah kesetimbangan 8,17±0,87 12,91±1,27 1,98±0,78 7,69±3,16
Setelah kesetimbangan hingga setelah pencairan 24,46±0,57 19,1±4,16 24,12±1,21 22,56±1,73
Semen segar untuk setelah pencairan 32,96±1,75 43,07±3,35 23,77±2,25 33,27±5,57
TEY = Tris-kuning telur; TS= Tris-kedelai

Tabel 4. Motilitas Sperma Sapi Pasundan Segar dan Setelah Dicairkan Tahap Pengolahan
FS Pengencer (Rata-rata±SE)
Parameter RR (%)
TEY (%) TS (%) AndroMed® (%)
82,41±2,97% -
Motilitas progresif
PADA 49,45±1,22ab 39,34±6,33b 58,64±0,72a 59,62±5,57
PADA 49,45±1,22ab 39,34±6,33b 58,64 ± 0,72a -
Motilitas total
PADA ab 40.65±1.35 32,18±5,91b 51,05 ±1,53a -
motilitas cepat
PADA 8.42±0.22a 9,02± 1,42a 5,96± 0,58a -
Motilitas lambat
PADA 0.02±0.01a 0,01±0,004a 0,03±0,01a -
Motilitas lingkaran
PADA 11.25±2.04a 11,02 ±1,02a 7,94±0,93a -
motilitas lokal
Tidak bergerak PADA 37.62±2.18ab a, 48,16±6,58b 28,36±0,78a -

ab, b Perbedaan superskrip pada baris yang sama menunjukkan perbedaan bermakna (P<0,05); TEY = Tris-kuning telur; TS= Tris-kedelai; RR = Tingkat pemulihan;
FS= Semen segar; AT= Setelah dicairkan

47
Machine Translated by Google

Abdullah Baharun dkk.

pH, dan motilitas sperma segar yang dikumpulkan dari pejantan Pengurangan motilitas progresif dari setelah pengenceran ke
berbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor seperti setelah ekuilibrasi adalah 7,69±3,16%, dan dari setelah ekuilibrasi
kondisi individu, kualitas organ reproduksi, umur, kondisi ke setelah pencairan adalah 22,56±1,73%.
manajemen breeding, pakan, dan breed. Dengan demikian total penurunan persentase motilitas progresif
spermatozoa dari semen segar ke semen setelah dicairkan adalah
Penggunaan CASA dalam pemeriksaan motilitas sperma 33,27±5,57%.
dimaksudkan untuk mengatasi subjektivitas dalam penilaian. Persentase motilitas progresif yang menurun (33,27±5,57%)
Metode berbasis pengembangan teknologi citra digital untuk menunjukkan bahwa terjadi penurunan drastis mulai dari tahap
mendapatkan hasil analisis yang cepat dan akurat, mampu pengenceran hingga setelah pencairan. Penurunan motilitas
meningkatkan dan menstandarisasi evaluasi parameter motilitas semen pada hewan lain berkisar 10% sampai 40%, bahkan
sperma yang relevan untuk evolusi fertilitas. Studi menggunakan mencapai 50% (Sorenson, 1979). Penurunan motilitas progresif
CASA menampilkan delapan parameter motilitas sperma, yaitu dalam proses pembekuan semen domba dan kambing masing-
motilitas total, motilitas progresif, motilitas cepat, motilitas lambat, masing adalah 27,42% (Herdis, 2005) dan 33,05% (Tambing et
motilitas lingkaran, hiperaktif, motilitas lokal, dan immotil. al., 2004), lebih rendah dari yang diamati dalam penelitian ini. Hal
ini kemungkinan berhubungan dengan cold shock yang disebabkan
oleh perubahan suhu ekstrim yang dialami sperma selama
Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan perawatan. Kejutan dingin terjadi karena penurunan suhu segera
(P>0,05) yang ditemukan di antara empat ekor pejantan (R5, R4, dari suhu tubuh ke suhu yang sangat rendah (lebih rendah dari
R3, dan R2) dalam gerakan motilitas progresif (Tabel 1). 0°C) mengakibatkan penurunan viabilitas sel (Rehman et al.,
Rata-rata nilai motilitas progresif spermatozoa sapi Pasundan 2013). Menurut Medeiros et al. (2002) kerusakan sel disebabkan
adalah 82,41±2,97%, sebagai prasyarat untuk mengetahui tingkat oleh perubahan organisasi struktur membran dan perubahan
fertilitas betina dan sebagai pertimbangan produksi semen beku. fungsi metabolisme sel.
Menurut Garner dan Hafez (2000), persentase motilitas semen
segar minimal 80% dengan motilitas massa ++ sampai +++.
Efek utama cold shock pada sel sperma adalah dapat
menurunkan motilitas dan viabilitas, perubahan permeabilitas dan
Kualitas Semen Beku Banteng Pasundan komponen lipid pada membran.
Pada penelitian ini, setelah thawing motilitas semen beku sapi Jumlah motil mengalami reduksi disertai pelepasan enzim,
jantan Pasundan di TEY, TS, dan Andromed® berturut-turut pergerakan ion melalui membran, dan perubahan kandungan lipid
adalah 49,45±1,22%, 39,34±6,33%, dan 58,64±0,72% (Tabel 2). seperti fosfolipid dan kolesterol yang berperan penting dalam
Tidak ada perbedaan antara TEY dan AndroMed® . Hasil ini juga menjaga integritas membran plasma, serta berkurangnya
tidak berbeda dengan yang diperoleh dari spermatozoa sapi kemampuan sel sperma dalam mengontrol pergerakan Ca2 +
jantan Bali dengan ultrasentrifugasi-kuning telur mampu (Ogbuewu et al., 2010).
meningkatkan motilitas progresif hingga 51,5±10,1%. Hasil ini
juga sebanding dengan yang diperoleh dari percobaan Tingkat pemulihan adalah kemampuan sperma untuk pulih
menggunakan pengencer komersial AndroMed®, setelah dicairkan dibandingkan dengan sperma segar (Hafez, 2000).
46,4±11,0-47,4±2,11% (Mohamad et al., 2009; Beran et al., , Terlepas dari jenis pengencernya, penelitian ini mengamati tingkat
2012). Penggunaan pengencer AndroMed® dan TEY dalam pemulihan sperma adalah 59,62±5,57% (Tabel 4). Hal ini berarti
penelitian ini mampu melindungi membran spermatozoa dalam 59,62±5,57% spermatozoa sapi Pasundan mampu pulih setelah
proses pembekuan. proses pembekuan.
Penggunaan TEY dan AndroMed® keduanya mampu

Diliyani dkk. (2014) melaporkan bahwa penggunaan memberikan sumber nutrisi bagi sperma untuk bergerak secara
Andromed® dan kuning telur sebagai pengencer mampu progresif untuk bertahan hidup selama proses penyimpanan.
melindungi keutuhan membran sperma. Keutuhan membran Menurut Aboagla dan Terada (2004), penggunaan TEY dan
spermatozoa dipengaruhi oleh kandungan fosfolipid yang berperan AndroMed® pada dasarnya adalah untuk melindungi sperma
dalam menjaga keutuhan membran dan membentuk permukaan selama perubahan suhu dari suhu kamar (28°C) ke suhu
antar sel yang dinamis yang pada gilirannya memberikan kesetimbangan (5°C). Andromed® mengandung lesitin kedelai
mekanisme perlindungan terhadap tekanan dari lingkungan. yang memiliki fungsi serupa dengan lesitin kuning telur. Fungsi
Terganggunya integritas membran akibat terlepasnya fosfolipid utama lesitin (fosfatidilkolin) adalah sebagai pelapis membran
akan mempengaruhi viabilitas sperma. untuk mempertahankan konfigurasi normal lapisan ganda
fosfolipid, struktur organisasi utama membran sperma.

Penurunan Kualitas Semen Banteng Pasundan Selama Sperma yang diencerkan dalam TS tidak menunjukkan perbedaan
Pembekuan pada sperma (P>0,05) dengan yang diencerkan dalam TEY, tetapi
memiliki ®
Untuk menilai keberhasilan dan mengetahui destruksi sperma motilitas yang lebih rendah dibandingkan dengan yang . Ini
pada setiap tahapan dilakukan evaluasi persentase motilitas diencerkan pada temuan Andromed mendukung laporan dari Arifiantini
progresif pada benih segar, setelah pengenceran, setelah dan Yusuf (2010) yang menyatakan bahwa semen FH yang diawetkan
ekuilibrasi, dan thawing (Tabel 3). Tanpa mempertimbangkan menggunakan pengencer Tris-kedelai modifikasi memiliki motilitas
jenis pengencer, penurunan persentase motilitas progresif sebesar sperma setelah dicairkan yang lebih rendah dibandingkan dengan
1,45±0,60% diamati dari semen segar hingga setelah pengenceran. semen yang dibuat menggunakan Andromed® . Namun, tingkat
,
konsepsi in vivo yang pertama lebih tinggi dari yang lain. Meskipun berbeda dengan AndroM

48
Machine Translated by Google

Abdullah Baharun dkk.

TS dapat digunakan sebagai pengencer semen di masa bagai balai inseminasi buatan di Indonesia. Anim. Prod. 7:168- 176.

mendatang karena mengandung lesitin kedelai. Lesitin yang


Asr, ST, R. Beheshti, dan H. Kohram. 2011. Evaluasi Tris-citrate acid atau
diekstraksi dari kacang kedelai merupakan pilihan yang tepat Bioxcell extender terhadap parameter sperma kerbau pasca pencairan.
untuk pengencer lesitin semen di masa mendatang (Aires et al., Sejarah. Biol. Res. 2(4):360-365.
2003) dan mampu menekan stres oksidatif (Ogbuewu et al., Beran, J., L. Stádník, J. Bezdíÿek, J. Louda, J. ÿítek, and J.
Ducháÿek. 2012. Pengaruh pejantan dan ekstender terhadap motilitas
2010), namun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan
sperma dan porsi sperma hidup atau mati pada ejakulasi segar pejantan
komposisi buffer dengan kualitas yang sama. ke AndroMed® . dan pada dosis IB setelah dicairkan. Arsip. Tierzucht. 55(3):207-218.
Motilitas sperma semen beku yang dibuat menggunakan Diliyani, F.K., T. Susilawati, and S. Rahayu. 2014. Keutuhan membran
AndroMed® tinggi karena , pengencernya tidak hanya mengandung spermatozoa disekuensing sentrifugasi gradient densitas percoll
berpengencer AndroMed® dan CEP-2 yang ditambah kuning telur. J. Vet.
lesitin yang tinggi (6,76 g/100 mL) tetapi juga beberapa senyawa
15(1):23-30.
penting bagi sperma seperti protein, karbohidrat (fruktosa, Garner, DL dan ESE Hafez. 2000. Spermatozoa dan Seminal Plasma. Dalam
glukosa, manosa, dan maltotriosa), mineral. (natrium, kalsium, Hafez B. dan Hafez, Reproduksi ESE pada Hewan Ternak. 7
th
kalium, magnesium, klorida, fosfor, dan mangan), asam sitrat, ed. Lippincott Williams dan Wilkins, Philadelphia.
Gordon, I. 2003. Laboratorium Produksi Embrio Sapi. edisi ke-2 .
gliserol, lemak, dan gliserilfosforil kolin (GPC)
Penerbitan CABI, AS.
Hafez, ESE 2000. Pelestarian dan Kriopreservasi Gamet dan Embrio. Dalam
Perbedaan kualitas semen beku yang tidak signifikan yang dibuat Reproduksi pada Hewan Ternak. Hafez B. dan ESE Hafez (Eds.). 7 ed.
th
menggunakan pengencer mengandung lesitin kedelai Lippincott Williams dan Wilkins, Philadelphia.

(AndroMed® ) dan yang dibuat menggunakan pengencer lesitin


Herdis. 2005. Optimalisasi Inseminasi Buatan melalui Aplikasi Teknologi
hewan (kuning telur/Tris-kuning telur) berkaitan dengan sifat Laserpunktur pada Domba Garut (Ovis aries).
kuning telur itu sendiri sebagai penyangga tekanan osmotik Disertasi. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
sehingga sperma lebih toleran terhadap lingkungan hipotonik Bogor.
Khalifa, TAA dan BE El-Saidy. 2006. Pelet-pembekuan semen kambing
atau hipertonik (Khalifa dan El Saidy, 2006).
Damaskus dalam ekstender yang ditentukan secara kimiawi. Animasi.
Selain itu, kuning telur mengandung fosfolipid yang terdiri dari Reproduksi Sains. 93:303-315.
77% lecithin (phosphatidylcholin), 18% phosphatidyl Matahine, T., Burhanuddin, and A. Marawali. 2014. Efektivitas air buah lontar
ethanolamine, dan 3% sphingomyelin. dalam mempertahankan motilitas, viabilitas dan daya tahan hidup
spermatozoa sapi bali. J. Vet. 15(2):263-273.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu semen beku dalam
Medeiros, CM, F. Forell, AT Oliveira, dan JL Rodrigues. 2002.
pengencer TEY dan AndroMed® telah memenuhi Standar
Status kriopreservasi sperma saat ini: Mengapa tidak lebih baik
Nasional Indonesia (SNI) semen beku, SNI Nomor 4869.1:2008, Teriogenologi. 57:327-344.
sehingga layak untuk keperluan inseminasi. Studi ini juga Mohamad, K., M. Olsson, HTA van Tol, S. Mikko, BH Vlamings, G. Andersson,
H. Rodríguez-Martínez, B. Purwantara, RW
membuktikan bahwa TEY dapat digunakan sebagai pengencer
Paling, B. Colenbrander, dan JA Lenstra. 2009. Tentang Asal Usul Ternak.
alternatif untuk semen beku sapi jantan Pasundan ketika dari doi PLoS SATU 4(5):e5490.
Andromed® tidak tersedia. Indonesia:10.1371/journal.pone.0005490.
Nalley, W.M., R.I. Arifiantini, M. Nofriza, and E. Sukmawati. 2015.
Variasi Individu Terhadap Keberhasilan Produksi Semen Beku Domba

KESIMPULAN Garut. Prosiding Konferensi Internasional ke-5 tentang Peternakan


Berkelanjutan untuk Negara Berkembang (SAADC 2015)
Thailand:507-510.
Dapat disimpulkan bahwa kemampuan pembekuan Ogbuewu, IP, NO Aladi, IF Etuk, MN Opara, MC Uchegbu, IC Okoli, and MU
spermatozoa sapi jantan Pasundan menggunakan pengencer Iloeje. 2010. Relevansi radikal bebas oksigen dan antioksidan dalam
produksi dan fungsi sperma. J.
kuning telur AndroMed® dan Tris hampir sama.
Hal-hal. Dokter hewan. Tahu 3(3):138-164.
Rehman, FU, MS Quresi, SU Rehman, I. Khan, HA Majid, and M. Aftab. 2013.
REFERENSI Teknik Pengolahan Semen Konvensional dan Tingkat Kesehatan
Pembibitan Berbagai Jenis Sapi Pejantan Digunakan di Kondisi Sub
Aboagla, EME dan T.Terada. 2004. Pengaruh kuning telur selama tahap Tropis. Sains. Membiarkan. 1(1):9-12.
pembekuan kriopreservasi terhadap viabilitas spermatozoa kambing. Rizal, M., MR Toelihere, TL Yusuf, B. Purwantara, dan P.
Teriogenologi. 62:1160-1172. Situmorang. 2003. Kriopreservasi semen domba garut dalam pengencer
Aires, VA, KD Hinsch, F. Müller-Schlösser, K. Bogner, S. Müller Schlösser, Tris dengan konsentrasi laktosa yang berbeda. Media Ked. Hewan.
and E. Hinsch. 2003. Perbandingan in vitro dan in vivo pemanjang berbasis 19:79-83.
lesitin berbasis kuning telur dan kedelai untuk kriopreservasi semen sapi. Saenz, JR 2007. Kriopreservasi Sperma Epididimis Rusa Ekor Putih untuk
Teriogenologi. 60:269-279. Inseminasi Buatan. Tesis. Universitas Negeri New Mexico. Meksiko.
Arifiantini, R.I. 2012. Teknik Koleksi dan Evaluasi Semen pada Hewan. IPB
Press, Bogor. Sorenson, Jr. AM 1979. Manual Laboratorium Reproduksi Hewan. edisi ke-4
Arifiantini, RI dan TL Yusuf. 2010. Pengembangan Pengencer Susu Kedelai American Press, Boston.
Tris untuk Semen Beku Banteng Friesian Holstein. Hayati J. Biosci. Steel, R.G.D. and J.H. Torrie. 1994. Prinsip dan Prosedur Statistika. Suatu
17(2):91-9 Pendekatan Biometrik. (Diterjemahkan Sumantri, B). Gramedia Pustaka
Arifiantini, RI, WMM Nally, T. Susnawati, dan E. Rochmiati. Utama, Jakarta.
2014. Variasi Individu Kemampuan Pembekuan Sperma Grade Etawah. Tambing, S.N., I-K. Sutama, and M. Sariubang. 2004. Efektivitas konsentrasi
Prosiding Konferensi Kambing Perah Asia-Australasia ke-2 . 25-27 kuning telur di dalam pengencer Tris dengan dan tanpa plasma semen
April. Bogor. Indonesia:127-130. terhadap kualitas semen beku kambing Saanen. JITV. 13(4):315-322.
Arifiantini, R.I., T. Wresdiyati, and E.F. Ratnani. 2006. Pengujian morfologi
spermatozoa sapi Bali (Bos sondaicus) menggunakan pewarnaan Yildiz, C., A. Kaya, M. Aksoy, and T. Tekeli. 2000. Pengaruh suplementasi gula
“Williams”. J. Indon. Trop. Agric. 31(2):105-110. ekstender terhadap motilitas, viabilitas dan integritas akrosom spermatozoa
Arifiantini, R.I., T.L. Yusuf, and D. Yanti. 2005. Kaji banding semen beku sapi anjing selama pembekuan.
Friesian Holstein menggunakan pengencer dari ber Teriogenologi. 54:579-585.

49

Anda mungkin juga menyukai