Ali Saifudin1, Siti Aslimah1, Lia Nur Aini1, dan Theo Mahiseta Syahniar2
1Program Studi Produksi Ternak, Politeknik Pertanian dan Peternakan Mapena
2Jurusan Peternakan, Politeknik Negeri Jember
Email: ali.saifudin@gmail.com
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mendiagnosis kebuntingan pada kuda menggunakan kit mare test
pack (MTP). Penelitian ini menggunakan 10 kuda yang telah dipastikan status kebuntingannya
dengan teknik eksplorasi rektal (gold standard) yang terdiri dari tujuh kuda bunting (K1) dan
tiga kuda tidak bunting (K2). Serum dari kedua kelompok kemudian diuji menggunakan kit
MTP. Data hasil penelitian diuji secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuh
kuda yang positif bunting setelah diuji dengan menggunakan kit MTP menunjukkan bunting dan
tiga kuda yang negatif menunjukkan tidak bunting dengan eksplorasi rektal. Hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa kit MTP dapat digunakan untuk mendiagnosis kebuntingan pada
kuda umur 60 sampai 100 hari kebuntingan dengan sensitivitas dan spesifisitas dengan akurasi
100%.
ABSTRACT
This research aimed to diagnosed pregnancy on mares using a test mare (MTP) kit. This study
using 10 mares were used to confirm their pregnancy status using a rectal exploration technique
(gold standard) using seven pregnant mares (K1) and three non-pregnant mares (K2). Serums
from both groups were tested using a MTP kit. The research data were tested descriptive. The
results showed that seven mares that were positively pregnant and three negative mares
unpregnant after being tested using the MTP kit and rectal exploration. The conclusion that the
MTP kit can be used to diagnose pregnancy in mares of 60 to 100 pregnancy days which is 100%
accuracy sensitivity and specificity.
44
Jurnal Ilmu Peternakan Terapan. 2(2):44-49, Maret 2019 e-ISSN 2579-9479
45
Jurnal Ilmu Peternakan Terapan. 2(2):44-49, Maret 2019 e-ISSN 2579-9479
formalin 37% (agar pHnya menjadi 7 sampai gold standard. Diagnosability yang diamati
7,5), kemudian diencerkan sampai 3% dengan adalah sensitivitas dan spesifisitas.
salin. Satu volume stabilizing reagents Sensitivitas (true positive) adalah probabilitas
dicampur dengan satu volume dari 8% larutan dimana kit MTP menunjukkan hasil yang
eritrosit domba yang telah diberikan positif bunting dan kuda benar-benar bunting
antikoagulan, kemudian diinkubasi pada suhu setelah diujikan dengan gold standard,
37°C selama 18 sampai 24 jam. Setelah kebalikannya adalah false negative yaitu kit
diinkubasi eritrosit dicuci 4 kali dengan 8 menunjukkan hasil tidak bunting padahal
sampai 10 volume air destilasi, kemudian kuda bunting. Spesifisitas (true negative)
disimpan pada suhu 4°C di larutan 10% air adalah probabilitas dimana kit MTP
destilasi. menunjukkan hasil yang positif tidak bunting
dan kuda benar-benar tidak bunting setelah
Penyamakan eritrosit dengan tannic acid diujikan dengan gold standard dan
Satu volume dari eritrosit yang telah kebalikannya adalah false positive yaitu kit
diformalin dicuci 3 kali pada 50 volume menunjukkan hasil bunting padahal kuda
larutan phosphate buffered saline (PBS). tidak bunting (Diane, 1995). Rumus
Suspensi pada larutan tannic acid diinkubasi sensitivitas dan spesifisitas dijelaskan dalam
pada water bath dengan konsentrasi tannic persamaan menurut Akobeng (2006).
acid 1/40.000 (pada pH 6,4 dalam PBS, suhu
56°C, konsentrasi eritrosit 2%, dan waktu 30
menit).
46
Jurnal Ilmu Peternakan Terapan. 2(2):44-49, Maret 2019 e-ISSN 2579-9479
seperti tetesan air mata. Pada dasar microtube bunting. Hasil uji menggunakan kit MTP
K2 terjadi aglutinasi yang ditandai dengan tersebut kemudian dibandingkan dengan uji
adanya gumpalan berbentuk titik butiran ekslporasi rektal untuk mengetahui tingkat
pasir yang menunjukkan bahwa kuda tidak kesesuaiannya (Tabel 2).
Hasil perbandingan uji kit MTP dengan berumur 60 sampai 90 hari kebuntingan. Hal
eksplorasi rektal (Tabel 2) diketahui bahwa ini sesuai dengan pernyataan Hafez dan Hafez
hasil uji terhadap sampel K1 dan K2 (2008) bahwa kit eCG metode HI tes paling
menunjukkan hasil yang berbeda. Kelompok akurat dilakukan pada 50 sampai 100 hari
pertama setelah diuji dengan MTP kebuntingan. Konsentrasi eCG berada dalam
menunjukkan hasil positif bunting 100%. puncaknya pada 60 sampai 70 hari
Kelompok kedua setelah diuji dengan MTP kebuntingan dan mulai menurun pada 120
juga menunjukkan hasil tidak bunting 100%. hari kebuntingan (Morel, 2003). Menurut
Hasil yang berbeda ini sesuai dengan Morel Noakes et al. (2001) eCG metode HI
(2003) yang menyatakan bahwa akurasi akurasinya 95% bila diujikan pada kuda umur
positif bunting tes adalah 60 sampai 100% 40 sampai 110 hari, sehingga dapat
dan pemeriksaan kejadian tidak bunting dinyatakan pada penelitian ini menggunakan
mempunyai akurasi 100%. umur kebuntingan yang tepat sekitar 60
Hasil positif bunting atau true positive sampai 90 hari, dimana eCG masih berada
100% menunjukkan sensitivitas kit MTP dan dalam konsentrasi maksimum.
hasil tidak bunting atau true negative 100% Hormon eCG diproduksi oleh
menunjukkan spesifisitas kit MTP. Hasil dari endometrial cup. Awal terdeteksi pada 38
sensitivitas dan spesifisitas 100% dapat sampai 42 hari kebuntingan dan mulai
dimungkinkan terjadi karena jenis bangsa meningkat dengan cepat sampai level
kuda yang digunakan dalam uji kebuntingan maksimum yaitu 50 sampai 200 IU/ml pada
penelitian ini. Kebuntingan pada keledai (jack 50 sampai 70 hari kebuntingan. Konsentrasi
X jenny) atau pada bagal (mare X jack) tersebut menurun hingga menghilang pada
endometrial cup-nya kecil dan menghasilkan umur 110 sampai 140 hari kebuntingan.
eCG dalam jumlah yang sangat sedikit Beberapa kuda memproduksi konsentrasi eCG
sehingga tes imunologi eCG pada kebuntingan maksimum hanya 10 IU/ml dan tidak
keledai dan bagal menunjukkan level yang terdeteksi lagi setelah 80 hari kebuntingan
sangat rendah (Evan, 1992). Penelitian ini (Noakes, et al., 2001). Pada kuda bunting, eCG
menggunakan kuda jenis Thoroughbred dapat dideteksi dengan metode HI, apabila
sehingga hasilnya signifikan dalam hal ini serum kuda mengandung 1,6 IU/ml eCG
sensitivitas dan spesifitas 100%. (Wide dan Wide, 1963), sehingga paling
Faktor lain yang menyebabkan hasil akurat eCG metode HI digunakan pada 60
yang berbeda pada penelitian ini adalah umur sampai 70 hari kebuntingan atau selambat-
kebuntingan kuda yang digunakan. Kuda lambatnya sebelum 80 hari kebuntingan
bunting yang digunakan dalam penelitian ini karena konsentrasi eCG masih tinggi.
47
Jurnal Ilmu Peternakan Terapan. 2(2):44-49, Maret 2019 e-ISSN 2579-9479
Kelompok pertama, setelah dilakukan misalnya eksplorasi rektal (Hunter, 1995). Kit
uji kebuntingan dengan MTP, hasil positif penelitian ini tidak memerlukan keahlian
bunting ditunjukkan dengan hambatan khusus untuk melakukannya, sesuai yang
aglutinasi, yaitu antibodi anti eCG tidak dikatakan Mahaputra (2002) bahwa syarat
berikatan dengan indikator dalam hal ini diagnosis kebuntingan salah satunya adalah
eritrosit domba yang telah disensitifkan dapat dilakukan oleh siapa saja atau dalam
dengan eCG melainkan berikatan dengan istilah Morel (2003) disebut uncomplicated.
antigen yaitu serum kuda yang mengandung Kit penelitian ini biasanya digunakan oleh
eCG. Serum darah pada kuda bunting breeder yang tidak mempunyai akses
mengandung eCG. eCG merupakan substansi teknologi atau ahli pada ultrasound dan
spesifik yang hanya dimiliki oleh kuda eksplorasi rektal. Penggunaan kit penelitian
bunting. eCG terdeteksi dalam serum kuda ini tidak tergantung dari jumlah kuda yang
bunting melalui uji metode HI yang ditandai akan diujikan, artinya jumlah kuda yang
dengan terjadinya hambatan aglutinasi. Kuda digunakan sedikit atau banyak tetap efisien
dapat dipastikan kebuntingannya apabila untuk dilakukan. Kit penelitian ini relatif
terjadi hambatan aglutinasi yang berarti singkat untuk dilakukan, yaitu reaksi akan
terdapat eCG dalam serum kuda . Kelompok terbaca setelah 1,5 sampai 2 jam (Wide dan
kedua, setelah dilakukan uji kebuntingan Wide, 1963).
dengan MTP, hasilnya menunjukkan Parameter yang diamati pada penelitian
terjadinya aglutinasi, yaitu antibodi anti eCG ini adalah sensitivitas dan spesifisitas kit MTP.
berikatan dengan indikator berupa eritrosit Sensitivitas dan spesifisitas pada MTP sebagai
domba yang telah disensitifkan dengan eCG. kit dalam penelitian ini didapatkan melalui
Pada kuda tidak bunting, serumnya tidak perbandingan dengan eksplorasi rektal
terdapat eCG, sehingga terjadi aglutinasi, dan sebagai gold standard. Gold standard yang
kuda dapat dipastikan tidak bunting (Wide digunakan sesuai pendapat Diane (1995)
dan Wide, 1963; Hafez dan Hafez, 2008). yaitu tes yang sederhana dan relatif tidak
Metode HI yang digunakan termasuk uji mahal.
pengikatan sekunder yaitu uji yang mengukur Sensitivitas pada kit MTP hasilnya
akibat pembentukan imunokomplek in vitro, 100% dan tergolong sensitivitas tinggi. Tes
dalam hal ini khususnya aglutinasi pasif. yang mempunyai sensitivitas tinggi berguna
Aglutinasi pasif adalah salah satu cara yang untuk screening kebuntingan kuda (Diane,
dilakukan dengan pengikatan kimiawi antigen 1995). Kegunaan kit MTP adalah untuk
terlarut dengan partikel lembam seperti memastikan kebuntingan, sehingga kuda yang
eritrosit, bakteri atau latex, sehingga antibodi telah dipastikan bunting untuk perawatan dan
khusus akan menyebabkan partikel yang telah manajemen selanjutnya dapat dilakukan
disensitisasi ini beraglutinasi. Eritrosit sedini mungkin, sehingga kekhawatiran untuk
merupakan partikel terbaik diantara partikel terjadinya abortus dapat dihindari dan untuk
lainnya untuk tujuan ini. Uji yang kuda yang tidak bunting maka prosedur untuk
menggunakan eritrosit terlapis dinamakan uji mengawinkannya kembali atau mengevaluasi
hemaglutinasi pasif. Pada penelitian ini mengapa tidak terjadi kebuntingan dapat
menggunakan eritrosit domba yang telah dilakukan (Diane, 1995; Hafez dan Hafez,
disensitisasi dengan eCG. 2008). Tes yang mempunyai sensitivitas tinggi
Kit penelitian ini memiliki banyak sedikit terjadi false negative. Ketika hasil tes
keunggulan apabila dibandingkan dengan menyatakan kuda tidak bunting maka praktisi
diagnosis kebuntingan lain pada kuda, dapat memastikan kuda memang tidak
48
Jurnal Ilmu Peternakan Terapan. 2(2):44-49, Maret 2019 e-ISSN 2579-9479
49