Abstrak - Domba dapat terjangkit infeksi endoparasit yang Cacing endoparasit memiliki siklus biologis yang cukup
dapat mempengaruhi rendahnya produktivitas domba. rumit ternak atau manusia yang mengkonsumsi
Kemampuan peternak untuk mengontrol infeksi penyakit metacercariae. Kemudian metacercariae bermigrasi
endoparasit sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk melalui dinding usus ke rongga peritoneum, menembus
mengetahui bagaimana hubungan infeksi endoparasit dengan
kondisi bobot badan dan mengetahui gambaran darah eritrosit
parenkim hati dan masuk kesaluran empedu dan akan
dan leukosit pada domba yang terinfeksi endoparasit. mencapai kematangannya melalui oviposition.Selanjutnya
Penelitian dilaksanakan pada bulan April – Mei 2019, telur akan ditemukan pada feses beberapa minggu setelah
menggunakan 30 ekor domba secara observasional. Feses mengkonsumsi metacercariae [3].
domba diperiksa dengan metode sedimentasi untuk Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui
mendeteksi keberadaan telur berdasarkan morfologi serta bagaimana hubungan infeksi endoparasit dengan kondisi
pemeriksaan darah menggunakan alat Hematology Analizer. bobot badan dan mengetahui gambaran darah eritrosit dan
Parameter yang diamati berupa bobot badan dan eritosit. leukosit pada domba yang terinfeksi endoparasit. Manfaat
Hasil penelitianbahwa endoparasit yang ditemukan pada yang diperoleh dapat mencegah peningkatan infeksi
domba yaitu Fasciola hepatica, Paramphistomum sp.,
Trichostrongylus sp., dan Strongyloides sp. Infeksi endoparasit
endoparasit sehingga dapat meningkatkan produktivitas
yang tinggi mempengaruhi penurunan bobot badan pada domba. Hipotesis ada hubungan antara jumlah telur dengan
domba. Sedangkan darah domba dengan adanya infeksi bobot badan dan adanya hubungana antara jumlah telur
endopasarit yang tinggi, nilai eritrosit akan turun. Simpulan dengan eritrosit dan leukosit darah pada domba yang
dari penelitian ini bahwa dengan adanya infeksi endoparasit terinfeksi endoparasit.
mempengaruhi bobot badan maupun keadaan eritrosit.
II. MATER DAN METODE
Kata Kunci - bobot badan, domba, endoparasit, eritrosit, feses
Materi yang akan digunakan dalam penelitian adalah 30
I. PENDAHULUAN domba yang berada diKecamatan Magelang Utara (10
sampel), Kecamatan Magelang Tengah (3 sampel),
Kecamatan Magelang Selatan (17 sampel) Kota Magelang.
Ternak domba merupakan ternak yang sangat populer Sampel yang dibutuhkan yaitu feses dan darah.
dikalangan masyarakat Indonesia. Domba digemari karena Perlengkapan yang digunakan adalah lateks, formalin,
memiliki tubuh yang tidak terlalu besar, cepat berkembang plastik tempat sampel feses, tabung EDTA, Akuades,
biak, mudah cara pemeliharaannya dan setiap kelahirannya methylene blue, mikroskop, glass object, hematology
bisa mendapatkan lebih dari satu ekor serta daya adaptasinya Analizer, pita ukur.
yang mudah terhadap kondisi suatu tempat. Sistem
pemeliharaan kambing dan domba biasanya secara A. Rancangan Percobaan
ekstensif, semi intensif dan secara intensif. Domba dapat Penelitian dilaksanakan secara observasional
terjangkit infeksi endoparasit yang mempengaruhi menggunakan 30 domba dengan pengambilan berdasarkan
rendahnya produktivitas usaha ternak domba. kemampuan lingkar dadadengan ukuran terrendah 50 cm secara
peternak untuk mengontrol infeksi penyakit endoparasit morfometrik dengan cara diukur melingkar rongga dada di
sangat diperlukan. belakang sendi bahu; pengukuran menggunakan pita ukur
Endoparasit adalah parasit yang hidup dalam tubuh [4]. Pengambilan data dilakukan di 3 kecamatan yaitu
hospes dan memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap Kecamatan Magelang Selatan 17 sampel, Kecamatan
jaringan hospes sehingga dapat menyebabkan penyakit yang Magelang Tengah 3 sampel dan Kecamatan Magelang Utara
disebabkan bersifat lokal maupun sistematik [1]. Cacing 7 sampel. Pengambilan sampel Kecamatan Magelang
endoparasit yang biasa menginfeksi yaitu Haemonchus sp., Selatan (n=17 ekor) lebih banyak dibanding Kecamatan
Trichostrongylus sp., Strongyloides sp., Cooperia sp., Magelang Utara (n=10 ekor) dan Magelang Selatan (n=3
Bunostomum sp., Fasciola sp. [2] ekor) karena jumlah populasi peternakan domba di
Kecamatan Magelang Selatan lebih banyak. Faktor pertama
adalah Telur Tiap Gram Tinja (TTGT) domba yang terinfeks
endoparasit. Faktor kedua adalah nilai eritrosit.
B. Tahap Penelitian dan Pengambilan Data
A B C D
Data bobot badan diprediks imenggunakan rumus
Schoorl dengan cara mengukur lingkar dada, dengan Fig 1. Telur Cacing. A. Tricostrongylus sp.B.Fasciola hepaticaC.
perhitungan sebagai berikut [5] : Strongyloides sp. D. Paramphistomum sp.
(LD+22)2
BB (Kilogram) = .........................(1)
310 Trichostrongylus sp. merupakan cacing nematoda yang
Keterangan : sering ditemukan pada tubuh ternak ruminansia. Telur
berbentuk bulat lonjong dan lancip disalah satu sisinya
BB : Berat badan (kg) biasanya berukuran panjang 90 mikron dan lebar 40 mikron
[1]. Selain itu telur Trichostrongylus sp. berbentuk lonjong,
LD : Lingkar dada (cm) berdinding tipis embrio tidak memenuhi telur [2].
Catatan : Dalam menggunakan rumus, ada modifikasi Strongyloides sp. merupakan jenis cacing nematoda
penyebut dengan cara coba – coba sampai memperoleh hasil pada tenak ruminansia. Telur Strongyloides sp. memiliki
yang mendekati bobot nyata [5]. bentuk oval dengan ukuran panjang 60 mikron dan lebar 30
mikron [6]. Membran luar pada telur ini tipis dan terdapat
Pengambilan feses dilakukan secara per rektal, larva didalam telur, sehingga telur ini lebih cepat menetas.
sebanyak kurang lebih 4 gram setiap ekor domba. Feses
segar dimasukan ke dalam kantong plastik kemudian diberi Fasciola hepatica merupakan cacing trematoda yang
formalin untuk mencegah menetasnya telur selama biasanya ada pada hati ternak. Telur cacing Fasciola
pengangkutan dan penyimpanan. Sampel feses yang telah hepatica memiliki bentuk oval dan terdapat operkulum
diperoleh selama proses pengambilan diletakan pada dengan blastomer berwarna kekuningan yang memenuhi
cooling box. Uji feses dilakukan di laboratorium kerabang telur [4]. Telur cacing Fasciola hepatica memiliki
menggunakan metode sedimentasi. Sampel feses ditimbang ukuran 130 – 150 mikron [7].
sebanyak 2 gram kemudian dicampur air dan diaduk merata
menggunakan mortar, kemudian disaring diambil filtratnya Paramphistomum sp. merupakan cacing trematoda
dimasukkan ketabung sentrifus. Kemudan disentrifus yang memiliki morfologi kerabang tipis kuning dan tidak
dengan kecepatan 1.500 rpm selama 5 menit. Endapan pada memenuhi rongga telur. Telur Paramphistomum sp.
dasar pipet diambil menggunakan pipet, diletakkan di memiliki ciri – ciri berkerabang tipis dan terdapat blastomer
atasobject glass ditambah methylene blue dan berwarna kuning morfologi telur ini memiliki kesamaan
ditutupdengancover glass selanjutnyadiperiksa di bawah dengan telur cacing Fasciola hepatica [8].
mikroskop.
A. Hubungan Infeksi Endoparasit Terhadap Bobot Badan
Sampel darah dikoleksi dari vena jugularis, kemudian
darah di masukan pada tabung EDTA sebanyak 3 ml agar Tabel 1 maupun Fig 2 menunjukan ada hubungan yang
tidak terjadi gumpalan selama pengangkutan. Sampel feses sangat nyata (P < 0,01) pada Fasciola hepatica dan
yang telah diperoleh selama proses pengambilan diletakan Trichostrongylus sp. sedangkan Paramphistomum sp. dan
pada cooling box. Pemeriksaan darah menggunakanalat Strongyloides sp. (P < 0,05) memiliki hubungan yang nyata,
Auto Hematology Analyzer. uji dilakukan mengunakan uji korelasi Pearson. Keempat
endoparasit tersebut mendapatkan nilai Pearson correlation
C. Analisis Data tanda negatif berarti hubungan antara kedua variabel
tersebut bersifat negatif atau semakin meningkat endoparasit
Data yang diperoleh kemudian dianalisis maka akan berakibat menurunkan bobot badan. Nilai Person
menggunakan model linier yaiu korelasi Pearson, correlation setiap endoparasit melebihi r tabel yaitu
dilanjutkan dengan analisis T Test. Fasciola hepatica 0,578 > 0,463 ; Paramphistomum sp.
0,435 > 0,361 ; Trichostrongylus sp 0,466 > 0,463 ;
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Strongyloides sp 0,438 > 0,361 berarti bahwa adanya
korelasi antar variabel yang dihubungkan.
Penelitian yang telah dilakukan pada 30 domba di
beberapa peternak yang ada di Kota Magelang, ditemukan Infeksi cacing Fasciola hepatica dapat mempengaruhi
empat jenis cacing endoparasit yaitu Fasciola hepatica, produktivitas ternak ditandai dengan turunnya bobot badan
Paramphistomum sp., Trichostrongylus sp., dan ternak karena sebagian zat makanan dalam tubuh ternak
Strongyloides sp. dikonsumsi oleh cacing sehingga dapat merusak jaringan
tubuh [9]. Sama halnya dengan penelitian ini adanya infeksi
cacing Fasciola hepatica yang tinggi memiliki pengaruh
a B C D
sangat nyata terhadap bobot badan domba.Sedangkan Tabel 2. Analisis Korelasi Pearson Cacing
tingginya infeksi cacing Trichostrongylus sp. dan Fasciola hepatica, Paramphistomum sp.,
strongyloides sp. mempengaruhi pada tingkat penurunan Trichostrongylus sp., dan
bobot badan pada ternak [10]. Strongyloides sp.Terhadap Eritrosit.