Anda di halaman 1dari 12

Edisi Agustus 2013 Volume VII No.

2 ISSN 1979-8911

PENGARUH EKSTRAK DAUN SIRIH (Pipper Betle.L) SEBAGAI

PERENDAM TELUR AYAM RAS KONSUMSI TERHADAP


DAYA AWET PADA PENYIMPANAN SUHU RUANG

Eka Wulandari 1), Obin Rachmawan 2),Ahmad Tafik 3), Nono Suwarno 4), Ahmad Faisal 5)
1
) Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
2
) Jurusan Agroteknologi, Fakultas Sains dan Teknologi UIN SGD Bandung

Abstract

This research was conducted in Laboratory of Processing Livestock Product Technology at Faculty
of Animal Husbandry, Padjadjaran University, Sumedang from July 31thto September 3th, 2010. The
aim of this research was to find out the level of concentration of betle leaf extract as an hen’s egg
soaker produce thes longest shelf life terms of haugh unit value, albumen index, and yolk index.
This research used an experimental method with a Clompetely Randomized Design. There were
five kinds treatments concentration level of betle leaf extract (P1=0%, P2=15%, P3=30%, P4=45%,
P5=60%) with four replications. Duncan multiple range test were held to find the difference
between any treatment in this research. The result of the research shows the use of betle leaf with
the concentration level of 60% produce the longest shelf life 34 days in term haugh unit value,
32,75 days in terms of albumen index value and 34 days in term of yolk index value.

Key words : Extract of betle leaf, hen’s egg, shelf life, haugh unit, albumen index, yolk index.

PENDAHULUAN Telur ayam ras konsumsi disamping memiliki

Telur ayam ras konsumsi merupakan bahan beberapa keunggulan, juga memiliki

makanan yang sangat dibutuhkan oleh kelemahan yaitu mempunyai sifat mudak

manusia, karena mengandung zat-zat yang rusak. Data statistik Dirjen Peternakan

penting bagi tubuh seperti protein, Departemen Pertanian Republik Indonesia

karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin. tahun 2006 kerusakan telur yang terjadi

Telur ayam ras konsumsi juga merupakan setelah panen mencapai 22.677 ton. Hal ini

sumber protein hewani yang memiliki harga disebabkan oleh terbatasnya perlakuan

relative murah, sehingga dapat dikonsumsi teknologi dan keadaan lingkungan yang

oleh semua lapisan masyarakat. kurang menguntungkan. Untuk

163
Edisi Agustus 2013 Volume VII No. 2 ISSN 1979-8911

mengantisipasi penurunan kualitas telur pasca keperluan pengobatan secara tradisional.

panen tersebut, maka diperlukan suatu Penggunaan daun sirih sebagai bahan

teknologi pengawetan. pengobatan mempunyai dasar yang kuat,

karena adanya kandungan zat tannin dan

Prinsip dari pengawetan telur dalam bentuk senyawa polifenol, yaitu kavikol dan

utuh adalah dengan menutup pori-porinya kavibetol. Kandungan zat tannin pada daun

untuk mencegah penguapan air atau gas-gas sirih biasanya digunakan untuk mengobati

dari dalam telur dan untuk mencegah sakit perut dan senyawa polifenolnya

masuknya mikroba ke dalam telur. Bahan mempunyai daya antiseptik yang digunakan

yang sering digunakan dalam pengawetan sebagai obat kumur untuk mengobati sakit

telur biasanya berasal dari bahan kimia seperti gigi dan menghilangkan bau mulut.

sodium silikat, kalsium hidroksida, paraffin Kandungan zat yang dimanfaatkan untuk

dan vaselin, namun penggunaan bahan kimia bahan pengobatan dari daun sirih tersebut,

tersebut membutuhkan biaya cukup mahal diharapkan bisa digunakan sebagai bahan

dan mempunyai pengaruh yang dapat pengawet untuk mengawetkan telur dalam

merugikan bagi konsumen. Oleh karena itu bentuk utuh. Oleh karena itu perlu dilakukan

diperlukan suatu alternative dalam teknologi peneltian tentang pengaruh perendaman telur

pengawetan telur, yaitu dengan cara ayam ras konsumsi dengan berbagai

memanfaatkan bahan nabati. konsentrasi ekstrak daun sirih (Pipper betle

L.) terhadap daya awet dilihat dari haugh unit,

Salah satu alternatif dalam teknologi indeks putih telur dan indeks kuning telur.

pengawetan telur ayam ras konsumsi yang

mudah dan murah adalah dengan BAHAN DAN METODE PENELITIAN

menggunakan daun sirih (Pipper betle L.). Telur ayam ras konsumsi yang digunakan

Daun sirih sering digunakan untuk berbegai sebanyak 350 butir dari Strain Isa Brown,

164
Edisi Agustus 2013 Volume VII No. 2 ISSN 1979-8911

sedangkan daun sirih (Pipper betle L.) yang blender serta ditambahkan air hangat bersuhu

akan digunakan adalah daun sirih jenis sirih 50-60oC. Untuk membuat ekstrak daun sirih

jawa sebanyak 9,9 kg. dengan berbagai konsentrasi harus

disesuaikan dengan perlakuan, yaitu P1=

Tahap Penyiapan Sampel tanpa perlakuan atau telur tidak direndam

Telur ayam ras konsumsi yang berumur satu memakai ekstrak daun sirih; P2= 990 gram

hari diambil dari kandang, lalu telur tersebut daun sirih ditambahkan air dengan suhu 50-

ditimbang satu per satu. Selama 60oC sebanyak 6000 ml untuk konsentrasi

penimbangan telur yang memiliki berat 60-65 15%.; P3=1980 gram daun sirih ditambahkan

gram diberi tanda dan dipisahkan, kemudian air dengan suhu 50-60oC sebanyak 6000 ml

ambil sebanyak 350 butir. Setelah telur ayam untuk konsentrasi 30%.; P4=2970 gram daun

ras konsumsi disiapkan, telur dibawa ke sirih ditambahkan air dengan suhu 50-60oC

Laboratorium Teknologi Pengolahan Produk sebanyak 6000 ml untuk konsentrasi 45%.;

Peternakan Fapet Unpad. Kemudian telur P5=3960 gram daun sirih ditambahkan air

ayam ras konsumsi tersebut dibersihkan lalu dengan suhu 50-60oC sebanyak 6000 ml

direndamkan pada ekstrak daun sirih dengan untuk konsentrasi 60%.

tingkat konsentrasi yang berbeda. Setelah itu

telur hasil perendaman disimpan di egg tray.


Perendaman Telur

Ekstrak daun sirih ditempatkan di dalam suatu


Pembuatan Ekstrak Daun Sirih
wadah atau baskom plastic yang sesuai
Ekstrak daun sirih dibuat dengan cara sebagai
dengan tingkat konsentrasinya. Kemudian
berikut: daun sirih dicuci bersih untuk
telur direndam dalam ekstrak daun sirih
menghilangkan debu dan kotoran lainnya,
dengan waktu perendaman yang sama pada
kemudian ditiriskan. Setelah itu daun diris
tiap perlakuan, yaitu selama 40 menit.
kecil dan ditimbang lalu dihaluskan dengan
Seluruh bagian telur harus direndam dengan

165
Edisi Agustus 2013 Volume VII No. 2 ISSN 1979-8911

merata. Selanjutnya telur diangkat dan 32.; P5: Pemecahan dilakukan pada hari

disimpan pada egg tray dengan penyimpanan penyimpanan ke 0, 30, 31, 32, 33, 34 dan 35.

suhu ruang. Penelitian dilaksanakan selama ± Setiap kali pemecahan pada masing-masing

1 bulan. perlakuan dipecahkan sebanyak 8 butir telur

mengacu pada 4 ulangan dan duplo.

Pengujian Sampel

Pengujian sampel dilakukan melalui Peubah Yang Diamati

pemecahan telur dalam jangka waktu tertentu. 1. Nilai haugh unit telur

Pengukuran daya awet telur dilakukan Untuk mendapatkan nilai haugh unit,

mengacu pada Buckle, dkk. (1987), Card dilakukan perhitungan dengan menggunakan

(1962) dengan cara melihat pada hari rumus sebagai berikut (Buckle, 1987):

keberapa nilai haugh unit telur mencapai nilai HU=100 log(H+7.57-1.7W0,37); Keterangan:

≤ 50. Indeks putih telur mencapai ≤ 0,05 dan HU=Haugh Unit Telur; H=Tinggi albumen

nilai indeks kuning telur mencapai ≤ 0,25. (putih telur kental)(mm).; W=Berat Telur

Pemecahan telur untuk setiap perlakuan (gram).

berdasarkan hasil penelitian pendahuluan,

yaitu sebagai berikut: P1: Pemecahan 2. Nilai Indeks Putih Telur

dilakukan pada hari penyimpanan ke 0, 12, Nilai indeks putih telur dihitung dengan

13, 14, 15, 16, dan 17.; P2: Pemecahan menggunakan rumus Romanof dan Romanof

dilakukan pada hari penyimpan ke 0, 21, 22, (1963) sebagai berikut: H

23, 24, 25, dan 26.; P3: Pemecahan dilakukan IA= --------

pada hari penyimpanan ke 0, 24, 25, 26, 27, Av,W

28, dan 29.; P4: Pemecahan dilakukan pada Keterangan : IA= Indeks Albumen (indeks

hari penyimpanan ke 0, 27, 28, 29, 30, 31 dan putih telur).; H=Tinggi putih telur (mm).;

AvW=Rataan lebar putih telur kental (mm)

166
Edisi Agustus 2013 Volume VII No. 2 ISSN 1979-8911

terhimpun, kemudian dianalisis dan

3. Nilai Indeks Kuning Telur selanjutnya diuji menggunakan analisis

ragam, untuk mengetahui perbedaan antar

Nilai indeks kuning telur dihitung dengan perlakuan dilakukan uji Jarak Berganda

menggunakan rumus Romanof dan Romanof Duncan (Gaspersz, 1995).

(1963) sebagai berikut: H

IY = ----- HASIL DAN PEMBAHASAN

W Pengaruh Perlakuan Terhadap Daya Awet

Telur Ayam Ras Konsumsi Dlihat dari

Keterangan : IY = Indeks Yolk (indeks Nilai Haugh Unit.

kuning telur).; H= Tinggi Kuning Telur Hasil penelitian pengaruh perendaman telur

(mm).; ayam ras konsumsi dengan berbagai

W=Diameter kuning telur (mm). konsentrasi ekstrak daun sirih terhadap daya

awet (hari) dimana nilai Haugh Unit

Rancangan Percobaan mencapai nilai kurang dari 50 yang

Penelitian dilakukan secara eksperimental, menunjukkan bahwa telur tersebut sudah

menggunakan Rancangan Acak Lengkap mengalami kerusakan dan tidak layak untuk

(RAL) dengan 5 perlakuan dan masing- dikonsumsi (Buckle, dkk. 1987) ditunjukkan

masing perlakuan mendapat ulangan pada Tabel 1.

sebanyak 4 kali. Setelah semua data

Tebel 1. Pengaruh Perlakuan Terhadap Daya Awet dilihat dari Nilai Haugh Unit

Perlakuan
Ulangan ___________________________________________________________________
P1 P2 P3 P4 P5
………………………………………..Hari…………………………………………
1 16 24 28 31 34
2 15 25 27 31 34
3 16 24 27 30 34
4 17 24 27 31 34

167
Edisi Agustus 2013 Volume VII No. 2 ISSN 1979-8911

Jumlah 64 97 109 123 136


Rata-rata 16,00 24,25 27,25 30,75 34,00

Dari Tabel 1 diperoleh hasil bahwa semakin konsumsi memberikan pengaruh yang nyata

tinggi tingkat konsentrasi ekstrak daun sirih, (P<0,05) terhadap daya awet. Untuk

maka daya awet telur semakin lama. Hasil mengetahui pengaruh antar perlakuan

analisis ragam menunjukkan bahwa terhadap daya awet dilakukan uji jarak

penggunaan tingkat konsentrasi ekstrak daun berganda Duncan.

sirih sebagai perendam telur ayam ras

Tabel 2. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan Pengaruh Perlakuan Terhadap Daya Awet dilihat dari
Haugh Unit.

Perlakuan Daya Awet (hari) Signifikansi (0,05


P5 34,00 a
P4 30,75 b
P3 20,75 c
P2 24,25 d
P1 16,00 e
Keterangan: Huruf kecil yang berbeda ke arah kolom signifikansi menunjukkan berbeda nyata.

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui, dalam ekstrak daun sirih yang digunakan

perendaman dengan tingkat konsentrasi 15% sebagai perendam telur ayam ras konsumsi

sampai 60% dapat mengawetkan telur, adalah senyawa tannin dan senyawa polifenol

semakin tinggi tingkat konsentrasi, maka daya yaitu kavikol dan kavibetol.

awet lebih lama. Hal ini sesuai dengan Nilai haugh unit didasarkan pada bobot telur

pernyataan Brady (1994), bahwa semakin per butir dalam gram dan tinggi albumen

tinggi tingkat konsentrasi suatu larutan, maka dalam millimeter (Romanoff dan Romanoff,

akan memiliki zat terlarut dengan kuantitas 1963). Penguapan gas-gas seperti CO2, NH3,

tinggi, sehingga daya awet telur ayam ras dan H2S serta adanya aktivitas mikroba pada

konsumsi paling lama dihasilkan pada telur saat penyimpanan, akan mengakibatkan

perendaman 60%, yaitu selama 34 hari masa penurunan nilai haugh unit yang ditandai

penyimpanan. Zat terlarut yang terkandung terutama dengan menurunnya bobot telur dan
168
Edisi Agustus 2013 Volume VII No. 2 ISSN 1979-8911

tinggi tebal albumen (albumen menjadi akan mengakibatkan lisis pada sel sehingga

encer). Oleh karena itu dengan penggunaan memungkinkan masuknya kavikol, kavibetol

ekstrak daun sirih sebagai bahan pengawet dan ion-ion organic ke dalam sel, serta

dapat menghambat kerusakan telur selama keluarnya substansi sel seperti protein dan

penyimpanan, karena terdapat senyawa tannin asam nukleat sehingga metabolisme tidak

sebagai penyamak nabati yang dapat berfungsi lagi yang berakibat pada kematian

menutupi pori-pori kerabang telur sebagai sel mikroba (Fardiaz, 1992).

akibat dari proses penyamakan antara larutan

bahan penyamak atau tannin dengan lapisan Pengaruh Perlakuan Terhadap Daya Awet

kutikula yang menyelimuti kerabang telur, Telur Ayam Ras Konsumsi dilihat dari

sebingga menyebabkan terjadinya koagulasi Nilai Indeks Putih Telur.

lapisan kutikula. Lapisan kutikula yang Hasil penelitian pengaruh perendaman telur

tersamak akan beubah sifatnya menjadi ayam ras konsumsi dengan berbagai

impermeable terhadap air dan gas dari dalam konsentrasi ekstrak daun sirih terhadap daya

telur dapat dicegah dan juga masuknya awet dilihat dari nilai indeks putih telur

mikroba ke dalam telur. Kandungan senyawa mencapai kurang dari 0,05 yang menunjukkan

kavikol dan kavibetol yang berfungsi sebagai bahwa telur tersebut sudah mengalami

anti mikroba, yaitu dengan cara kerusakan (Buckle, dkk., 1987) ditunjukkan

mendenaturasi protein dan melarutkan lemak pada Tabel 3.

yang terdapat dalam membrane sel. Hal ini

Tabel 3. Pengaruh Perlakuan Terhadap Daya Awet dilihat dari Nilai Indeks Putih Telur

Perlakuan
Ulangan ___________________________________________________________________
P1 P2 P3 P4 P5
………………………………………..Hari…………………………………………
1 15 23 27 30 33
2 14 23 26 30 33
3 15 24 26 29 32
4 15 23 26 30 33

169
Edisi Agustus 2013 Volume VII No. 2 ISSN 1979-8911

Jumlah 59 93 105 119 131


Rata-rata 14,75 23,25 26,25 29,75 32,75

Pada Tabel 3. Menunjukkan bahwa semakin penggunaan tingkat konsentrasi ekstrak daun

tinggi tingkat konsentrasi ekstrak daun sirih, sirih sebagai perendam telur ayam ras

perubahan nilai indeks putih telur untuk konsumsi memberikan pengaruh yang nyata

mencapai nilai kurang dari 0,05 akan semakin (P<0,05) terhadap daya awet. Untuk

lama. Hal ini sesuai dengan pengaruh mengetahui pengaruh antar perlakuan

perlakuan pada nilai haugh unit. Hasil dilakukan uji jarak berganda Duncan.

analisis ragam menunjukkan bahwa

Tabel 4. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan Pengaruh Perlakuan terhadap Daya Awet dilihat dari
Nilai Indeks Putih Telur.

Perlakuan Daya Awet (hari) Signifikansi (0,05


P5 32,75 a
P4 29,75 b
P3 26,25 c
P2 23,25 d
P1 14,75 e
Keterangan: Huruf kecil yang berbeda ke arah kolom signifikansi menunjukkan berbeda nyata.

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui melalui pori-pori kulit dari albumen

perendaman dengan tingkat konsentrasi menyebabkan perubahan fisik dan kimia telur.

perendam 15% sampai 60% dapat Selama beberapa jam pertama setelah telur

mengawetkan telur. Hal ini disebabkan kehilangan CO2 sangat banyak dan di dalam

terdapatnya senyawa tannin sebagai bahan albumen terkandung juga asam karbonat

penyamak nabati dalam ekstrak daun sirih dalam keseimbangan dengan jumlah CO2.

yang dapat menutupi pori-pori kulit telur Pembebasan CO2 pada telur menyebabkan

ayam ras konsumsi. Demikian pula pemecahan asam karbonat (H2CO3) menjadi

penguapan gas-gas dari dalam telur terutama CO2 dan air (H2O). Pemecahan asam

CO2 dapat dihambat. Kehilangan CO2 karbonat menyebabkan albumen menjadi basa

dan diikuti perubahan kenaikan pH dari


170
Edisi Agustus 2013 Volume VII No. 2 ISSN 1979-8911

keadaan netral (sekitar 7,6) mencapai keadaan paling lama yaitu pada hari ke 32,75 masa

alkali (9,5). Keadaan tersebut mengakibatkan penyimpanan yang dilihat dari nilai indeks

rusaknya serabut-serabut ovomucin yang putih telur.

memberikan tekstur kental dari putih telur Pengaruh Perlakuan Terhadap Daya Awet

sehingga kekentalan putih telur menurun Telur Ayam Ras Konsumsi dilihat dari

(encer) (Muchtadi dan Sugiyono, 1992). Oleh Nilai Indeks Kuning Telur.

karena itu senyawa tannin memiliki peran Hasil penelitian pengaruh perendaman telur

penting sebagai penyamak nabati yaitu ayam ras konsumsi dengan berbagai

melapisi kulit telur dan menutup pori-pori konsentrasi ekstrak daun sirih terhadap daya

telur sehingga menghambat penguapan gas awet dilihat dari nilai indeks kuning telur

CO2 dan kenaikan pH albumen yang dapat mencapai kurang dari 0,25 yang menunjukkan

mengakibatkan kekentalan putih telur menjadi bahwa telur tersebut sudah mengalami

menurun. Telur ayam ras konsumsi yang kerusakan (Card, 1979) ditunjukkan pada

direndam ekstrak daun sirih dengan Tabel 5.

konsentrasi 60% menghasilkan daya awet

Tabel 5. Pengaruh Perlakuan Terhadap Daya Awet dilihat dari Nilai Indeks Kuning Telur.

Perlakuan
Ulangan ___________________________________________________________________
P1 P2 P3 P4 P5
………………………………………..Hari…………………………………………
1 16 24 28 31 34
2 15 24 27 31 34
3 16 25 27 31 34
4 16 24 27 31 34
Jumlah 63 97 109 124 136
Rata-rata 15,75 24,25 27,25 31,00 34,00

Tabel 5 menunjukkan bahwa semakin tinggi mencapai nilai kurang dari 0,25 akan semakin

tingkat konsentrasi ekstrak daun sirih, lama dan daya awet telur akan semakin lama

perubahan nilai indeks kuning telur untuk pula. Hasil analisis ragam, menunjukkan

171
Edisi Agustus 2013 Volume VII No. 2 ISSN 1979-8911

bahwa penggunaan tingkat konsentrasi Untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan

ekstrak daun sirih sebagai perendam telur dilakukan uji jarak berganda Duncan,

ayam ras konsumsi memberikan pengaruh hasilnya disajikan pada Tabel 6.

yang nyata (P<0,05) terhadap daya awet.

Tabel 6. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan Pengaruh Perlakuan terhadap Daya Awet dilihat dari
Nilai Indeks kuning Telur.

Perlakuan Daya Awet (hari) Signifikansi (0,05


P5 34,00 a
P4 31,00 b
P3 27,25 c
P2 24,25 d
P1 15,75 e
Keterangan: Huruf kecil yang berbeda ke arah kolom signifikansi menunjukkan berbeda nyata.

Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui perpindahan air dari putih telur ke kuning

perendaman dengan tingkat konsentrasi 15% telur. Winarno dan Koswara (2002),

sampai 60% dapat mengawetkan telur. Hal menyatakan bahwa terjadinya pengenceran

ini disebabkan terdapatnya senyawa tannin putih telur akibat dari kenaikan pH putih

sebagai bahan penyamak nabati dalam ekstrak telur. Naiknya pH putih telur akan

daun sirih yang dapat menutup pori-pori kulit menyebabkan serabut protein yang akan

telur ayam ras konsumsi, sehingga dapat membentuk jala di dalam putih telur yaitu

menghambat penguapan gas CO2 dan ovomucin akan rusak dan pecah-pecah.

kenaikan pH albumen yang mengakibatkan Akibatnya air dari protein putih telur akan ke

kekentalan putih telur menjadi menurun. luar dan putih telur menjadi encer.

Indeks kuning telur akan mengalami Penggunaan ekstrak daun sirih dengan tingkat

penurunan seiring dengan terjadinya konsentrasi 60%, daya awet yang dilihat dari

penurunan kualitas putih telur kental yang nilai indeks kuning telur dapat dipertahankan

ditandai dengan pengenceran putih telur, hingga 34 hari masa penyimpanan. Jika

sehingga menyebabkan terjadinya dibandingkan dengan indeks putih telur,

172
Edisi Agustus 2013 Volume VII No. 2 ISSN 1979-8911

indeks kuning telur memiliki ketahanan yang Penggunaan ekstrak daun sirih sebagai

lebih lama selama masa penyimpanan. Hal perendam telur ayam ras konsumsi dengan

ini sesuai dengan pernyataan Stadelman dan tingkat konsentrasi 60% selama 40 menit

Cotteril (1994), bahwa terdapat hubungan disarankan untuk digunakan pada pengawetan

yang nyata antara indeks kuning telur dengan telur.

kondisi putih telur, tetapi indeks kuning telur

kurang sensitive terdapat perubahan kondisi DAFTAR PUSTAKA

selama penyimpanan bila dibandingkan

dengan putih telur, dimana penurunan tinggi Brady, James E. 1994. Kimia Universitas

putih telur relative lebih cepat daripada indeks Asas dan Struktur. Terjemahan: A. Hadyana

kuning telur. Pudjaatmaka dan Suminar Achmadi.

Erlangga. Jakarta.

KESIMPULAN

Penggunaan ekstrak daun sirih sebagai Buckle, K.A., R.A. Edwards., G.H. Fleet and

perendan telur ayam ras konsumsi dengan M Wotton. 1987. Ilmu Pangan. Alih Bahasa

tingkat konsentrasi 60% selama 40 menit Purnomo, H dan Adiono. Penerbit

menghasilkan daya awet paling lama dilihat Universitas Indonesia. Jakartta.

dari nilai haugh unit selama 34 hari. Nilai

indeks putih telur selama 32,75 hari dan Card, L.E. 1979. Poultry Production. 9th Ed.

dilihat dari nilai indeks kuning telur selama Lea and Febiger Philadelpia.

34 hari. Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan. PT.

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

SARAN Gaspersz, V. 1995. Metode Perancangan

Percobaan. Jilid 1. Tarsito. Bandung.

Muchtadi, T.R., dan Sugiyono. 1992. Petunjuk Laboratorium Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan.

173
Edisi Agustus 2013 Volume VII No. 2 ISSN 1979-8911

Dept P dan K. Dirjen Pendidikan Haworth Food Products Press. New

Tinggi PAU Pangan dan Gizi. IPB. Bogor. York.

Romanoff, A.J; Romanoff, A.L. 1963. The Winarno, F.G dan S. Koswara. 2002. Telur :

Avian Egg. Jhon Wiley and Sons, Inc. New Komposisi, Penanganan, dan Pengolahannya.

York. M-

Stadellman, W.J. and O.J. Cotterill. 1994. Brio Press. Bogor.

Egg Science and Technology, Fourth Edition.

174

Anda mungkin juga menyukai