2 : 418 – 427 (Juli 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
418
Zootec Vol. 40 No. 2 : 418 – 427 (Juli 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
buah pepaya dalam ransum dan bagaimana Ransum yang digunakan disusun
pengaruhnya terhadap kualitas internal setiap hari dengan jumlah sesuai dengan
telur ayam ras. kebutuhan umur ayam petelur. Ransum
diberikan 2 kali yaitu 08.00 pagi dan 14.00
MATERI DAN METODE siang. Bahan penyusun ransum kontrol
PENELITIAN yaitu terdiri dari Tabel 1 menunjukan
komposisi zat-zat makanan ransum
Proses Pembuatan Tepung Pepaya percobaan. Tabel 2 menunjukkan susunan
Buah pepaya diambil dari Desa bahan penyusun ransum perlakuan/kontrol.
Tatelu Kabupaten Minahasa Utara. Buah Tabel 3 komposisi ransum percobaan,
pepaya yang diambil dicuci dulu dengan sedangkan Tabel 4 komposisi zat-zat
air, dikemudian diambil bagian kulit makanan ransum percobaan.
pepaya berwarna hijau. Kulit pepaya
dipotong menjadi bagian bagian kecil 2-3 Metode Penelitian
cm, kemudian dilakukan melalui kering Rancangan yang digunakan adalah
sinar matahari 4-5 hari hingga kering. Satu Rancangan Acak Lengkap (RAL) menurut
buah pepaya seberat 3,7 kg, menghasilkan petunjuk Steel dan Torrie (1994). Perlakuan
226,79 gram tepung kulit pepaya. Tepung yang digunakan 5 perlakuan dan 5
kulit pepaya selama penelitian yang ulanagan, sehingga terdapat 25 unit
digunakan sebanyak 50 kg tepung kulit perlakuan, dimana pada masing masing unit
papaya. terdiri dari 4 ekor ayam petelur MB 402,
sehingga jumlah ayam adalah 100 ekor.
Ternak Percobaan
Perlakuan ransum disusun berdasarkan
Ternak yang digunakan dalam
kebutuhan ayam petelur berdasarkan iso
penelitian ini, yaitu ayam ras petelur fase
kalori dan iso energi. Perlakuan yang
layer strain MB 402 umur 42 minggu
disusun sebagai berikut :
sebanyak 100 ekor. Kandang yang
R0 = Ransum tanpa menggunakan tepung
digunakan dalam penelitian ini, adalah
kulit pepaya (TKP)
kandang sistim baterei dengan ukuran 60 x
R1 = Ransum kontrol 96 % + 4 % TKP
30 x 35 cm. Setiap unit kandang dilengkapi
R2 = Ransum kontrol 92 % + 8 % TKP
dengan tempat makan dan minum.
R3 = Ransum kontrol 88 % + 12 % TKP
Ransum R4 = Ransum kontrol 84 % + 16 % TKP
420
Zootec Vol. 40 No. 2 : 418 – 427 (Juli 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
Perlakuan
Bahan Makanan
R0 R1 R2 R3 R4
Ransum Kontrol 100 96 96 94 92
Tepung kulit pisang 0 4 8 12 16
Total 100 100 100 100 100
421
Zootec Vol. 40 No. 2 : 418 – 427 (Juli 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
Setiap perlakuan memiliki 5 ulangan, dan tepung kulit pepaya terhadap bobot telur,
setiap ulangan/unit kandang percobaan bobot kuning telur, dan warna kuning telur
ditempati 4 ekor ayam. disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Pengaruh Perlakuan Tepung Kulit Pepaya Dalam Ransum Terhadap Bobot Telur,
Bobot Kuning Telur, Dan Warna Kuning Telur
Perlakuan
Parameter
R0 R1 R2 R3 R4
Bobot telur (g) 59,24 59,36 60,26 59,44 61,75
Bobot kuning telur (g) 16,92 17,73 17,35 17,22 18,03
Warna kuning telur 9,52 9,97 10,11 10,22 10,34
423
Zootec Vol. 40 No. 2 : 418 – 427 (Juli 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
protein. Selain itu bobot kuning telur merupakan salah satu kriteria tentang
dipengaruhi oleh komsumsi ransum, kualitas isi telur, warna kuning telur yang
apabila komsumsi ransum rendah maka baik bervariasi antara 9-10 pada skala
akan terbentuk kuning telur yang kecil dan roche, rata rata telur beredar di pasaran
sebaliknya jika komsumsi protein tinggi adalah 8, sementara di Eropa menginginkan
maka akan terbentuk kuning telur yang nilai 10-11 roche. Manipulasi pakan sering
lebih besar. digunakan untuk meningkatkan warna
Grobas et al. (2001), Senkoylu et al. kuning telur, warna kuning telur ditentukan
(2004), dan Bohnzack et al. (2007) oleh pakan yang mengandung pakan
mengemukakan bahwa sumber asam lemak karatenoid yang mempunyai struktur
jenuh dalam pakan yang melalui absorbsi seperti vitamin A. Unggas yang
dalam pembuluh darah akan meningkatkan mengkonsumsi pigmen karotenoid lebih
bobot kuning telur. Kuning telur dan tinggi akan menghasilkan intensitas warna
albumen merupakan komponen terbesar di kuning telur yang lebih tinggi (Yuwanta,
dalam telur yang secara langsung 2010). Kandungan karotenoid pada buah
menentukan bobot telur yang dihasilkan. pepaya (carica papaya L) 13,8 µg/g berat
segar (Gross, 1991).
Warna kuning telur Telur yang dihasilkan oleh ayam
Rataan R0 - R4 warna kuning telur berproduksi tinggi bagian kuning telurnya
masing-masing perlakuan berkisar antara berwarna lebih mudah daripada telur yang
9,52-10,34. Hasil penelitian ini lebih tinggi berasal dari ayam berproduksi rendah.
dari Penelitian Timbuleng et al. (2015) Warna kuning telur disebabkan oleh adanya
warna kuning telur ayam petelur MB 402 kandungan karoten yang diperoleh dari
yaitu 7,95 – 9,08. pakan pada kuning telur tersebut. Semakin
Hasil sidik ragam menunjukkan tinggi kandungan karoten akan
bahwa pemberian tepung kulit pepaya menyebabkan warna kuning telur semakain
sampai 16% memberikan pengaruh yang tua. Karoten banyak terkandung dalam
tidak berbeda nyata (P>0.05). pigmen xanthophyll. Warna kuning telur
Penelitian Murharlien dan sangat erat kaitannya dengan vitamin A
Nurgiartiningsih (2015) bahwa pemberian yang terdapat di dalam pakan sehingga
daun pepaya dalam bentuk juice perlakuan semakin besar karoten yang akan
(0%, 4%, dan 6%) tidak memberikan terdeposisi dalam kuning telur yang
perbedaan yang nyata terhadap warna akhirnya akan mempengaruhi warna
kuning telur. Warna kuning telur kuning telur. Semakin banyak kandungan
424
Zootec Vol. 40 No. 2 : 418 – 427 (Juli 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
Gross, Jeana. 1991. Pigments In Vegetables Roxana, G. dan M.G. Usturoi. 2012. Effect
(Chlorophylls And Carotenoids). of storage time and temperature on
Van Nostrand Reinhold. New hen egg quality. LucrăriŞtiinţifice -
York. 7. 75. Seria Zootehnie 57:221-229
Leke, J.R., F.N. Sompie, E. Wantasen, T.E Senkoylu, N., H. Akyurek, E Samil, dan N.
Tallei. 2019. Nutritional Yurdakurban. 2004. Performance
characteristics and quality of eggs and egg weight of laying hens led on
from laying hens fed on papaya peel the diets with various by-products
meal diet. J. Animal Production oil from the oilseed extraction
20(3):147-154. refinery. Pakistan Journal of
Nutrition 3(1):38-42.
Latifah, R. 2007. The increasing of afkir
duck’s egg quality with pregnant Sihombing, G., Avivah dan S. Prastowo.
mare”s serum gonadotropin 2006. Pengaruh penambahan zeolite
(PMSG) hormones. Jurnal Protein dalam ransum terhadap kualitas
14(1):21-30. telur burung puyuh. J. Indon. Trop.
Anim. Agric. 31(1): 28-31.
Monira, K.N., M. Salahuddin, dan G. Miah,
2003. Effect of breed and holting Stadelman, W.J dan O.J. Cotteriil. 1977.
period on egg quality characteristics Egg Science and Technology. The
of chicken. Journal of Poultry 2nd Edition. The Avi Publ. Co. Inc.
Science 2(4):261-263.
Steel, C.J. dan J.H. Torrie.1995. Prinsip dan
Murharlien, M. dan V.M.A. Prosedur Statistik. PT. Gramedia.
Nurgiartiningsih. 2015. Utilization Jakarta.
of papaya leaf waste in the form of
flour and juice to improve Arabian Timbuleng, V. J.T Laihad, J.R Leke dan
chicken production performance. C.Rimbing 2015. Pengaruh
Journal of Life Science. 2(2):93- Penambahan Tepung Tomat
100. (Solanum lycopersicum l) terhadap
Kualitas Internal telur Ayam Ras.
North, M. O. dan D. D. Bell. 1994. Jurnal Zootek 35(2) :258-266.
Commercial Chicken Production
Manual. The AVI Publishing Tugiyanti, E. dan N. Iriyanti. 2012.
Company, inc. New York. Kualitas eksternal telur ayam
petelur yang mendapat ransum
NRC [National Research Council]. 1994. dengan penambahan tepung ikan
Nutrient Requirements of Poultry. fermentasi menggunakan isolat
Ed Rev ke-9. Washington DC. prosedur antihistamin. Jurnal
Academy Pr. Aplikasi Teknologi Pangan 1(2):44-
47.
Parmar, S.N.S., M.S. Thakur, S.S. Tomar,
dan P.V.A. Pillai. 2006. Evaluation Veena, D., R.B. Eswara, M.E. Naga, and
of egg quality traits in indigenous S.A.K. Azad. 2015. A study on
kadaknath breed of poultry. quality traits of chicken eggs
Livestock Research and Rural collected in and around
Development 18(9): Gannavaram, Krishna district in
different seasons. International
426
Zootec Vol. 40 No. 2 : 418 – 427 (Juli 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698
427