Anda di halaman 1dari 7

Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1998

EVALUASI KUALITAS SEMEN BEKU SAPI MADURA


DENGAN BERBAGAI DILUTER DAN KANDUNGAN KUNING TELUR
YANG BERBEDA
LUKMAN AFFANDHY, UUM UMIYASIH,

dan KoMARUDINMA'SUM

lustalasi Penelitiau dan Petgkajian Telmologi Pertanian Grati


Jalau Pahlawan, Grati Pasuruan 67184

ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi kualitas semen beku sapi Madura dengan
menggunakan berbagai diluter dan kandungan kuning telur yang berbeda . Empat pejantan sapi
Madura berumur 3-4 taltun dengan berat antara 300-350 kg digunakan dalam percobaan ini .
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial dengan dua faktor, yaitu
lima macam diluter dan tiga kandungan kuning telur . Diluter yang digunakan adalah : Sitrat +
kuning telur + gliserol (A), Glisin + kuning telur + gliserol (B), Hank's + kuning telur + gliserol
(C), Skim + kuning telur + gliserol (D), Tris + kuning telur + gliserol (E) dengan masing-masing
persentase kandungan kuning telur sebesar 5%, 10% dan 20%. Parameter yang diamati adalah
kualitas semen beku setelah diencerkan dan setelah disimpan pada suhu f l00C meliputi motilitas,
spermatozoa normal, pH dan daya hidup . Kualitas semen beku setelah pengenceran menunjukkan
bahwa penggunaan 5% kuning telur yang ditainbahkan di dalam diluter menghasilkan motilitas
lebih tinggi 51,2% secara nyata (P<0,05) daripada 10% kuning telur (39,7%) maupun 20% kuning
telur (42,8% ), namun motilitas setelah penyimpanan dan faktor kualitas yang lainnya tidak
berbeda nyata. Penggmaan diluter Hank's menghasilkan daya talian terendah (2 hari) daripada
diluter lainnya (5-7 hari). Disimpulkan bahwa bahan pengencer Sitrat, Glisin, Skim dan Tris dapat
digunakan sebagai diluter alternatif dalam pembuatan straw semen beku sapi Madura dengan
kandungan telur 5-10%.
Kata kunci : Sapi Madura, kualitas, semen beku, diluter
PENDAHULUAN
Salah satu keberhasilan program Inseminasi Buatan (IB) pada ternak sapi tergantung kepada
kualitas semen beku (.straw) yang digunakan selama pelaksanaan Inseminasi . Beberapa faktor yang
dapat berpenganlh terhadap kualitas semen beku adalah kualitas semen segar, metode pembuatan
straw dan bahan pengencer (diluter) yang digmakan.
Dengan diluter volume semen akan meningkat sehingga dari seekor pejantan memungkinkan
untuk digmakan inseminasi beberapa ratus ekor betina. Ballan-bahan untuk diluter dapat berasal
dari sari buall-buallan atau kacang hijau (SLIYADI et al., 1994) ; dapat juga berasal dari bahanbahan klnlla (buffer) ditambah kuning telur maupun gliserol (HARYATI et al., 1991 ; SITUMORANG,
1992) . Penamballan gliserol tersebut dapat diperolell persen motil dan persen sperma hidup lebih
baik, sedangkan adanya kuning telur untuk menghindari cold shock pada temperatur rendah
selama pembekuan dan melindungi membran plasma sperma dan adanya toxin (DUNNER, 1993;
SHANNON dan CURSON, 1972 disitasi VISHWANATH et al., 1992).
Penggunaan lanltan Tris sebagai bahan pengencer dalam proses pembuatan straw semen beku
khusus pada sapi Madura diperoleh angka PTM (post thawing motility) rendah (UMIYASIH et al.,
233

Seminar Nasional Peternakan don Veteriner 1998

1993) . Dilaporkan pula oleh KOMARUDIN-MA'SUM et al . (1993) menyatakan bahwa persentase


motilitas semen beku sapi Madura (PTM) di setiap lokasi penyimpanan sampai di peternak
semakin menurun. Walaupun sapi Madura mempunyai libido yang baik (ARYGGI dan YUSRAN,
1994 ; AFFANDHY et al ., 1995), nanetn produksi semen rata-rata masill rendah, yaitu 1,7-2,2 per
ekor 1-2 ejakulasi (WIJONO et al., 1993). Untuk itu perlu adanya penelitian pengunaan diluter dan
metode pembuatan straw pada pejantan sapi Madura sebagai donor semen beku guna melayani
program IB . Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas semen beku sapi Madura dengan
menggunakan berbagai diluter dan kandungan kuning telur yang berbeda.
MATERI DAN METODE
Penelitian dilakukan di IPPTP Grati menggimakan semen segar yang berasal dari empat
pejantan sapi Madura dengan unetr rata-rata 3,5 taluln dengan berat antara 300-350 kg . Penelitian
ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial dengan dua faktori, yaitu lima macam
diluter dan tiga kandungan kuning telur. Diluter yang digntnakan adalah : Sitrat + kuning telur +
gliserol (A), Glisin + kuning telur + gliserol (B), Hank's + kuning telur + gliserol (C), Skim +
kuning telur + gliserol (D), Tris + kuning telur + gliserol (E) deegan masing-masing persentase
kandungan kuning telur 5%, 10% dae 20% . Masing-nlasing perlakuan terdiri dari enam ulangan.
Formula bahan pengencer semen beku yang digunakan dalam penelitian ini tertera dalam Tabel 1.
Tabel 1 .

Formula bahan pengencer semen beku selama penelitian

Fornula diluter

II

Pengencer(nil)
III

A. Sitrat
buffer sitrat
94
89
79
antibiotik
1
1
1
kuning telur
5
10
20
gliserol
B . Glisin
2% larutae glisin
40
38
33
3% larutaui Na sitrat
54
51
46
antibiotik
1
I
1
kuning telur
5
10
20
gliserol
C. Hank's
I-arutan Hank's
94
89
79
antibiotik
1
1
1
kuningtelur
5
10
20
gliserol
D. Ski n
buffer skim
94
89
79
antibiotik
1
I
1
kuning telur
5
10
20
gliserol
E . Tris
supematan
94
89
79
antibiotik
1
1
1
kuning telur
5
10
20
- gliserol
Keterangan
1=Kuning telur 5 %, II=Kuning telur 10 %. 111=Kuning telur 20
a=Pengencer a, digunakan pengenceran semen sebanyak volume semen pada suhu
setelah suhu semen 12 0 C
b=Pengencer b, ditambahkan setelah SUIIU semen turon menjadi 5 0 C
23 4

11

111

79
5
16

74
10
16

64
20
16

40
39
-

38
36
-

33
31
-

5
16

10
16

20
16

79
-

74
-

64
-

5
16

10
16

20
16

79
-

74
-

64
_

5
16

10
16

20
16

79
5
16

74
10
16

64
_

37 0 C

20
16

dan sisa pengencer a ditanibahkan

Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1998

Parameter yang diamati adalah kualitas semen beku setelah diencerkan dan setelah disimpan
pada suhu t IOOC meliputi motilitas, spermatozoa normal, pH dan daya tahan/hidup sperma.
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Program Msustat (LtND, 1983) .
HASIL DAN PEMBAHASAN
Volume dan kualitas semen segar
Rata-rata volume dan kualitas semen segar sapi Madura jantan sebelum pengenceran
disajikan dalam Tabel 2.
Volume semen yang digunakan sebelum pengenceran bervariasi rata-rata 2,4 ml dalam
ejakulasi pertama atau kedua dengan rata-rata motilitas 76%, pH semen 6,8, persen hidup sperma
98% dan konsentrasi sperma 913,5 f 240,2 juta per ml . Nilai kualitas semen (Tabel 2) telah
memenuhi standar yang digunakan di Balai Inseminasi Buatan Singosari sebagai pejantan untuk
diproses menjadi semen beku (ftraw), yaitu volume 2 nti, motilitas spermatozoa harus lebih dari
70%, pH 6 (4-7), konsentrasi sperma 1 .025 x 106 per nil dan warna semen kretn-putih susu
(HEDAH, 1992).
Tabel 2.

Rata-rata volume, motilitas, pH semen dan persen hidup spenna serta konsentrasi spenna sapi
Madura sebelum pengenceran

Parameter
Volume semen per ejakulasi (ml)
Motilitas spenna (%)
pH semen
Persen hidup spenna (%)
Konsentrasi spenna (jutahiil)

Juinlah
2,44 1,11
75,78 11,85
6,80 0,20
97,96 0,84
913,48 240,17

Kualitas semen sctciah perlakuan


Motilitas semen

Sapi Madura jantan yang digunakan sebagai donor semen beku setelah pengenceran pada
diluter Hank's nienunjukkan motilitas spermatozoa terendah (33,5%) berbeda nyata (P<0,05)
daripada diluter Sitrat (51,2%), Glisin (51,5%), Skim (44,6%) dan Tris (48,5%), nanmn motilitas
setelah penyimpanan tidak ada perbedaan pada senuta perlakuan diluter (Tabel 3).
Rendaltnya motilitas pada diluter Hank's diduga karena formula lanitan terdiri dari berbagai
macam unsur garam, sehingga pH semen lebili dari tujuh (Tabel 4) dan ketnungkinan membran
plasma spermatozoa kurang terlindungi dan mengalami sock yang akibatnya mortalitas dan daya
tahan cepat menunm (Tabel 3 dan 5); dengan demikian diluter Hank's kurang baik dipakai sebagai
diluter untuk donor semen beku sapi Madura ; sedangkan diluter lainnya seperti Skim, Tris, Glisin
dan Sitrat dapat digunakan sebagal diluter alternatif donor semen beku sapi Madura, karena
motilitas spermatozoa lebih besar 40% dan telah memenulu persyaratan untuk diproses menjadi
semen beku dan sertifikasi pendistribusian semen beku yang telah dilakukan di BIB Singosari,
yaitu penilaian PTM >40% (HEDAH et al., 1993).

23 5

Seminar Nasional Peternakon dan Veteriner 1998

Tabel 3.

Rata-rata persentase motil spermatozoa dengan berbagai diluter dan kandungan kuning telur
yang berbeda

Diluter

Setelah pengenceran

Sitrat

1
55,8

11
50,0

Glisin

55,0

48,7

Hank's

50,0
45,0

17,5

42,5

46,2

Tris

50,0

42,5

52,5

Skim

Rata-rata

51,2b

39,7a

IH

43,3
48,3
25,0

Rata-rata
51,2b
51,5b
33,5a
44,6b
48,5b

42,8a

Setelah penyimpanan

Rata-rata

11
25,0

III
10,0

12,5

10,0

18,3

13,9

7,5

10,0
13,0

5,0

6,6

9,2

5,0

12,5

9,2

11,0

11,2

9,7

11,5

11,8

10,0
8,9

10,3

Keterangan : ab Superskrip yang herbeda pada baris dan kolom yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P _
0,05)
I = Kuning telur 5 %, 11 = Kuning telur 10 io, III = Kuning telur 20 ro

Tabel 4.

Rata-rata spermatozoa hidup dan pH semen sapi Madura den-an berbagai diluter dan kuning
telur yang berbeda

Macam
diluter
Sitrat

Rata-rata
Glisin

Rata-rata
Hank's

Rata-rata
Skim

Rata-rata
Tris

Rata-rata
Rata-rata

Kandungan

kuning telur
(%)
5
10
20
5
10
20
5
10
20
5
10
20
5
10
20
5
10
20

Setelah pengenceran
Spennatozoa
Hidup (%)
82,8
82,3
92,0
84,9
84,7
84,3
91,7
86,2
81,3
78,4
79,3
80,0

86,8
98,0
88,4
88,7

pH
7,2
7,2
7,2
7,2c
7,0
7,0
7,0

7,0b
7,7
7,4
7,1
7,4d

67,0
71,2
82,3
71,6
73,0
68,0
60,8
68,3

6,5
6,7
6,5
6 ,6a

81,3
73,5
76,6
77,7

84,1
88,0
87,4
86,3

6,7
6,7
6,8
6,7a

80,9
76,2
81,3
79,6

87,3

7,0
7,0
6,9

75,2
72,7
76,5

84,0
86,4

Keterangan
abed Superskrip yang berbeda pada kolom yang
sama menunjukkan perbedaan nyata (P - :0,05)

23 6

Setelah lx,nyimpanan

Spermatozoa
Hidup (%)
73,7
70,5
79,7
74,3

pH

7,1
7,2
6,9
7,2c
6,8
6,9
6,9
6,9 6

7,7
7,4
7,3
7,4d
6,5
6,5
6,5
6,5'

6,7
6,6
6,8
6 ,7ab
6,9
6,9
6,9

SeminarNosional Peternakan don Veteriner 1998

Hasil rata-rata kelima diluter yang digunakan untuk pengenceran semen sapi MadUM'dengan
tingkatan kuning . telur sebesar 5% mempunyai motilitas,yang secara nyata (P<0OS) lebih tinggi
51,2%` daripada 1'0'% kuning telur (39,7%) maupun, 20% kuning telur (42,8%), tetapi perlakuan .
tingkatan kuiiing telur pada tiap-tiap diluter setelah pengenceran maupun penyimpanan tidalc
berpengar~h 'terhadap motilitas spennatozoa;, lial . ini sesuai . denga'n hasil penelitian ptNNER .
(1993) ; `yang` melaporkan bahwa , penambaliap kuning ielur, 30% clan12% tidak berpengarub
te'rhadap . monalttas, akan tetapi penainbaltan kutung telur, perlu diberikan guna uienghirldari . cold
shock pada tdinperatur, rendali selama pembekuan clan nielittdupgi'tnet)ibran plastna spermatozoa
danadanya toxin (DUNNER, 1993 ; SHANN6N dall C,URSON, 1,972 disitaSi VISHWANATH et ,a~., 1992),,
unttik itti guna niengliindari pentininan' iotilitas sperinalozpa, da,lani,penclifan-ini, perlu,
penambahan kuning telur cukup 5-1Obo karena , lebilt 10% tidak efisien dan tidak berpengaruh
terhadap motilitas spermatozoa.
Spermatozoa hidup (normal) dun ph semen

Spermatozoa . hidup (sperma yang norntal) , sapi Madura ja-ntan setelah pengenceran 'dan
penyimpanan berdasarkan macam diluter dan tingkatan kandungan kuning telur tidak'
menunjukkan perbedaan yang nyata, walaupun tidak ada .pengaruh antara faktor perlakuan akan
tetapi diluter Hank's tenitama pada kandu ngan kuning 'telur 20%, mempunyai nilai sprematozoa
hidup terenclalh~(60,8%) dari level spermatozoa yang normal sebagai salah satu'persyaratan semen
beku- 75% .(BEARDEN ;dan FuQuAi, 1980). Sedangkan pemberian tiga inacarn kandtingan'kuning
telur pada, berbagai; macam diluter tidak berpengaruh terhadap pH , semen setelah pengenceran
maupun penyimpanan, tetapi perlakuan rata-rata' antara diluter dipet6leh balnwa diluter Hank's
mempunyai pH lcbih tinggi (pH 7,4) daripada diluter Skim, Glisin, Sitrat clan Tris yang masih
dalam batas normal (6,5-7) yang merupakan persyaratan< kiialitas semen beku, yaitu antara 4-7
(HEDAH, 1992) sehingga daya tahan yang nnenggunakan diluter Hank's terlihat paling rendali .
(Tabel 5) .
Tabel 5.

Rata-rata Daya Talian spennatozoa sapi Madura den-an berbagai diluter dan kandungan kuning
telur yang berbeda

Diluter
I

Daya hidup spennatozoa (liari)


11

111

Sitrat

6,5

3,0

4,3

Glisin

9,7

4,5

7,0

Hank's

3,0

Skim

1,2

2,0

6,0

6,0

Tris

5,7

4,5

5,7

Rata-rata

6,9b

6,7

4,2a

5, 1ab

Rata-rata
4,8b

7,1c .
2,Ia
5,9bcd
5,7b

Keterangwm
abed Superskrip yang berbeda pada baris dan kolon yang soma menunjukkan
perbedaan nyata (P 0,05)
1 = Kuning telur 5%, 11 = Kuning telur 10%, 111 = Kuning telur 20%

Tingginya pH poda diluter Hank's dikarenakan formula banyak mengandung campuran unsur
garam di antaranya Na Cl, Mg S04, Ca Cl ,, Na=HP0 4 sehingga cairannya tnenjadi basa dan pH
nya lebih dari tujuh yang akibatnya daya taltan sperma cepat mengalami penurunan atau rendali.

23 7

SeminarNosional Peternakan dan Veteriner 1998

Daya tahan
Perlakuan tiap-tiap diluter dengan tiga macam kandungan kuning telur yang berbeda tidak
berpengaruh terhadap daya tahan spermatozoa, namun rata-rata diluter Hank's mempunyai daya
tahan terendah (2 hari) daripada daya tahan dilttter Skim (5,9 hari), Tris (5,7 hari) Glisin (7,1
hari) dan Sitrat (4,8 hari) dan hasil keempat dilttter tersebut masih mempunyai daya tahan lebih
baik bila dibandingkan hasil penelitian yang telah dilaporkan oleh SITUMORANG (1992) yang
menyatakan bahwa pengaruh pengencer glycerol dan tingkatan kandungan kuning telur tidak
menunjukkan perbedaan nyata terhadap daya hidup pada penyimpanan 48-96 jam dan 24 jam .
Dengan demikian diluter Hank's kurang baik dan dapat dianggap tidak cocok dipakai sebagai
bahan pengencer (diluter) sapi Madura untuk proses pembuatan semen beku.
KESIMPULAN
Disimpulkan bahwa bahan pengencer Sitrat, Glisin, Skim dan Tris dapat digunakan sebagai
diluter alternatif dalant pembuatan straw semen beku sapi Madura dengan kandungan kuning telur
5-10% .
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terinia kasill kepada Proyek Pembangunan Penelitian Pertanian
Nasional (P4N/ARMP) yang telah membiayai pelaksanaan penelitian dan diucapkan pula kepada
Saudara Sriyana, R . Deden Herawati, Suyane Maliaputra, Nurul, dan Bambang Sudarmadi yang
telah menibantu pelaksanaan penelitian dan pembuatan makalah ini .
DAFTAR PUSTAKA
AFFANDHY, L ., M .A . YusRAN, dan KOMARUDIN-MA'SUM . 1995 . Studi libido dan produksi semen sapi Madura
jantan dewasa dengan skor kondisi tubuli tinggi pada pelbagai tingkatan energi ransum . J. I1miah
Penelitian Teruak Grati 1 (4) :13-16 .
ARYoGt dan M . A . YUSRAN . 1994 . Libid o and semen quality of Madura bulls on smallholder fanner condition
on dry season in East Java Indonesia . Proc . the 7th AAAP Animal Science Congress . ISPI . Vol III : 9798 .
BEARDEN, H .J . dan FUQUAY . 1980 . Applied Attinial Reporduction . Reston Plubsh . Co . Inc . Reston. Virginia .
DUNNER, S . 1993 . Freezing buck semen diluted in amine-organic buffer . Anim. Prod. 56 : 387-391 .
HARYATI, SUGIYANTo, C . RAHMAWATI W .S . dan T .R . TAGAMA . 1991 . Pengaruh kadar gliserol dim lama
thawing terhadap kualitas spermatozoa kambing peranakan Ettawa setelah dibekukan . J. Ilmiah
Penelitian Tentak Gtuti. 2(l) : 35-40 .
HEDAH, D . 1992 . Peranan Balai hiseminasi Buatan Singosari . Dalant : KomARuDiN-MA'sum, M .A YusRAN dan
M . RANGKUTI (Eds) . Peternwan Ilmiall Hasil Penelitian dan Pengembangan Sapi Madura . Sub
Balitnak Grati . 92-100 .
HEDAH, D., E . HERNIWIYATI, dan SARASTINA . 1993 . Pengembangan teknologi proses pembuatan semen beku .
Pros . Pertenutan Pembahasan Hasil Penelitian Seleksi Bibit Sapi Madura Guna Meningkatkan Mutu
Sapi Madura . Sub Balitnak Grati . 59-64 .
KOMARUDIN-MA'SUM, M . A . YUSRAN, A . MUSOFIE, dan L . AFFANDHY . 1993 . Kualitas semen beku sapi
Madura dalain distribusinya di Pulau Madura . Pros. Perteinuan Pembahasan Hasil Penelitian Seleksi
Bibit Sapi Madura Guna Meningkatkan Mutu Sapi Madura. Sub Balitnak Grati . 43-48 .

23 8

Seminar Nasionat Peternakan dan Veteriner 1998


LUND, R .E . 1983 . Msustat an
Montana . 59717 . 123pp .

Interaction Statistical Analysis Package Montana .

State Univ . Bozemen,

SITUMORANG, P . 1992 . Pengaruh pengencer, glycerol dan tingkat kuning telur terhadap daya hidup
spennatozoa . Ilmu dan Peteniakan . 1 (5) : 20-23 .
SUYADi, NuRYADi, dan M. INSANURROHMAN . 1994 . Kualitas sernen setelah pembekuan dengan Tris sari
kacang hijau sebagai ballan pengencer . Pros . Pertennean Ilmiah Pengolahan dan Komunikasi Hasil
Penelitian Sapi Perah . Sub Balitnak Grati .
UMIYASIH, U., N . K . WARDHANI, dan D .B . WIJONO . 1993 . Kualita s semen calon pejantan sapi Madura
terpilih . Pros . Pertennian Penrbaliasan Hasil Penelitian Seleksi Bibit Sapi Madura Gurra
Meningkatkan Mutu Sapi Madura . Sub Balitnak Grati . 25-34 .
VISWANATH, R ., P . SHANNON dan B . CURSON . 1992 . Cationic extracts of egg yolk and their effects on
mortility, survival and fertilising ability of bull spenn . Anim. Reprod. Sci . 2 9 :185-194 .
WIJONO, D .B ., KOMARUDIN MA'sum, dan M . A . YUSRAN . 1993 . Hasi l seleksi calon pejantan sapi madura
tahap "screening" dan uji penampilan individu . Pros . Pertenuian Pembahasan Hasil Penelitian Seleksi
Bibit Sapi Madura Guna Meningkatkan Mutu Sapi Madura . Sub Balitnak Grati . 1-15 .

Anda mungkin juga menyukai