Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU DAN TEKNOLOGI REPRODUKSI


MAHASISWA FAPET – IPB

Pengolahan Semen Beku


Prof. Dr. dra. R. Iis Arifiantini, MSi
Idna Wardana Dewantara

Kautsar Muhakku Ramadhan/ D14180088

15 April 2021/ 09.30-12.00

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SEMESTER GENAP 2020 – 2021
1. Jelaskan perbedaan tahapan pembekuan semen 1 tahap dan 2 tahap
Jawab :

Perbedaaan tahapan tardapat pada tahapan dalam mencampurkan semen dengan pengencer.
Teknik pengenceran 1 tahap mencampurkan bahan buffer 74%, kuning telur 20%, Glycerol
6% dan antibiotik dalam 1 tahapan dan dihomogenkan disuhu ruang yang kemudian
dimasukkan ke dalam straw untuk dikemas. Pembekuan semen 2 tahap memiliki perbedaan
dalam metodenya yaitu dengan membuat 2 macam pengencer tanpa glycerol dan dengan
glycerol. Pengencer A (tanpa glycerol) dengan mencampurkan buffer 80%, kuning telur 20%
lalu diberi antibiotik dan dihomogenkan, sedangkan pengencer B(dengan glycerol) yaitu
dengan mencampurkan buffer 68%, kuning telur 20% dan gliserol 12%.

Selama proses pembekuan semen, kristal-kristal es yang terbentuk akan menyebabkan


konsentrasi elektrolit meningkat di dalam sel yang akan melarutkan selubung lipoprotein
dinding sel spermatozoa, dan pada waktu thawing akan mengubah permeabilitas mem-bran
plasma sehingga spermatozoa akan mati (Tambing et al. 2000) . Penambahan krioprotektan
seperti glycerol merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi rendahnya kualitas semen
beku. Glycerol merupakan bahan pelindung (krioprotektan yang dapat langsung masuk dan
diserap ke dalam sel sperma. Menurut Mumu (2009), penambahan glycerol dalam bahan
pengencer memiliki fungsi sebagai bahan pelindung dinding sel karena dapat berdifusi dan di
metabolism sebagai sumber energi (fruktosa). Glycerol dapat memodifikasi kristal – kristal es
yang terbentuk dalam medium sewaktu pembekuan sehingga mampu menghambat kerusakan
membrane sel secara mekanis pada waktu penurunan suhu (cooling rate) (Setiono 2015).

2. Jelaskan prinsip- prinsip penting dalam pembekuan semen


Jawab:

Prinsip pembekuan semen untuk mengkoleksi semen unggulan dan mempertahankan


kelangsungan hidup sperma dalam jangka waktu yang lama . Pengenceran semen bertujuan
untuk menambah volume semen dari setiap ejakulasi dan memberi zat-zat makanan yang
dibutuhkan untuk mempertahankan daya tahan hidup dan fertilitas sperma. Selain itu,
pengenceran juga dapat memberi perlindungan terhadap sperma dari terjadinya kejutan dingin
(cold shock), mencegah tumbuhnya kuman dan juga sebagai penyanggah dalam menjaga
kestabilan pH, disamping itu pengencer harus mempunyai sifat-sifat seperti plasma semen
yaitu harus dapat menciptakan keadaan yang memungkinkan sperma tahan terhadap kondisi
buatan yang berhubungan dengan penyimpanan. Kemampuan spermatozoa untuk bertahan
hidup lebih lama di dalam suatu medium pengencer sangat dipengaruhi oleh sifat fisik dan
kimiawi pengencer yang digunakan. Beberapa bahan pengencer yang biasa atau umum
digunakan adalah tris, kuning telur, susu skim atau air kelapa disamping itu perlu juga
ditambahkan gliserol atau etilen glikol atau dhimethylsulfuroxide (Mumu 2009).
3. Menghitung kebutuhan bahan dalam pengenceran semen beku

Volume semen sapi : 4 mL


Konsentrasi : 1100 juta/mL
Motilitas : 75%

Dosis IB : 25 X 106 sperma/0,25 mL

a) Berapa jumlah sapi betina yang bisa di IB?

Jumlah sapi betina yang dapat di IB = vol semen x konsentrasi x motilitas


dosis IB
= 4 ml x 1100 x 106 x75%
25 x 106
= 132 ekor sapi
b) Berapa volume bahan pengencer yang dipakai untuk pengenceran semen beku?

Dosis IB : 25 X 106 sperma/0,25 mL


Jumlah sapi betina : 132 ekor

Semen cair yang dibutuhkan =132 ekor x 0,25 mL = 33 mL


Volume Bahan Pengencer = Vtotal – Vsemen
= 33 mL– 4 mL
= 29 mL
c) Berapa volume bahan pengencer semen beku yang harus disiapkan dengan metode 2
tahap?
Untuk memenuhi 30 mL bahan pengencer yang akan dipakai, maka perlu
dipersiapkan BP dengan volume yange lebih dari yang akan digunakan. Sebagai
permisalan, kita membuat bahan pengencer dengan Teknik 2 tahap sebanyak masing
masing 45 mL

Pengencer A (tanpa gliserol)


Buffer 80% = 80/100 x 45 mL = 36 mL
Kuning telur 20% = 20/100 x 45 mL= 9 mL
Diberi antibiotic dan dihomogenkan

Pengencer B (dengan glycerol)


Buffer 68% = 68/100 x 45 mL = 30,6 mL
Kuning telur 20% = 20/100 x 45 mL = 9 mL
Glycerol 12% = 12/100 x 45 mL = 5,4 mL
DAFTAR PUSTAKA

Mumu MI. 2009. Viabilitas semen Sapi Simental yang dibekukan menggunakan
krioprotektan gliserol. J. Agroland 16 (2) : 172 – 179.

Setiono N, Suharyati S, Santosa PE. 2015. Kualitas semen beku sapi Brahman dengan
dosis krioprotektan gliserol yang berbeda dalam bahan pengencer tris sitrat
kuning telur. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu . 3(2): 61-69.

Tambing SN, Toelihere MR, Yusuf TL, Sutama, I. 2000. Pengaruh gliserol dalam
pengencer tris terhadap kualitas semen beku kambing Peranakan
Etawah. Jurnal ilmu ternak dan veteriner. 5(2): 1-8.

Anda mungkin juga menyukai