Anda di halaman 1dari 9

PEMANFAATAN LIMBAH SISIK IKAN KAPIEK SEBAGAI PENGISI

BIOPLASTIK BERBASIS GLUTEN GANDUM

Teti Khairunnisaa, Muhammad Risqi Pratamaa, Yulio Ray Askaraa,


Rahmadini Syafria*
a
Program studi Kimia, FMIPA, Universitas Muhammadiyah Riau, Jl Tuanku
Tambusai, Tampan Pekanbaru 28290 telp. (+62-761) 35008

*email: rahmadini@umri.ac.id

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempersiapkan bioplastik berbasis


gluten gandum dengan pengisi sisik ikan melalui pencetakan kompresi. Pada
pembuatan bioplastik dengan menggunakan perbandingan, gandum, gliserol (40%
berat dari gandum kering) dan sisik ikan (0, 2,5, 5, 7,5, dan 10% berat dari gluten
gandum kering) kemudian dicampurkan dalam gilingan dua rol pada suhu kamar
selama 2 menit. Lembaran sampel disiapkan dengan ukuran 13 × 13 cm dan
ketebalan 1,5 mm, menggunakan mesin cetak kompresi pada suhu 130 οC selama
10 menit dengan tekanan 250 kg/cm2. Bahan baku bioplastik berupa gluten
gandum dan sisik ikan kapiek dikarakterisasi menggunakan FTIR (Fourier
Transform Infra Red) untuk melihat gugus fungsinya. Parameter pengujian sampel
bioplastik berbasis gluten gandum dengan pengisi sisik ikan kapiek adalah uji
tarik (tensile dan elongasi), weight loss, biodegradasi. Hasil FTIR menunjukkan
gluten gandum memiliki gugus fungsi amida dan sisik ikan memiliki gugus fungsi
hidroksil. Sehingga gugus-gugus hidroksilnya berikatan dengan pati sehingga
terbentuk bioplastik, hasil bioplastik yang didapat kemudian diuji sifat mekanik
dan didapatkan pada sampel dengan variasi sisik ikan 5% memiliki kuat tarik
paling tinggi yaitu 0,20 Mpa, dan sampel dengan variasi ini juga yang cepat
mengalami degradasi hal ini disimpulkan pada variasi ini titik maksimum
penambahan sisik ikan.

Kata Kunci: Bioplastik, gluten gandum, sisik ikan kapiek

ABSTRACT

The purpose of this study was to prepare wheat gluten-based bioplastics with
fillers of fish scales through compression printing. In the manufacture of
bioplastics using a comparison, wheat, glycerol (40% by weight of dried wheat)
and fish scales (0, 2.5, 5, 7.5, and 10% by weight of dry wheat gluten) are then
mixed in a two-roll mill on room temperature for 2 minutes. The sample sheet was
prepared with a size of 13 × 13 cm and a thickness of 1.5 mm, using a
compression molding machine at 130 or C for 10 minutes at a pressure of 250 kg /
cm2. Bioplastic raw materials in the form of wheat gluten and scales of kapiek
fish are characterized using FTIR (Fourier Transform Infra Red) to see their
functional groups. The testing parameters of wheat gluten-based bioplastic
samples with fillers of kapiek fish scales are tensile test (tensile and elongation),
weight loss, biodegradation. FTIR results show wheat gluten has an amide
functional group and fish scales have a hydroxyl functional group. So that the
hydroxyl groups bind to starch so that bioplastics are formed, the results of
bioplastics obtained are then tested for mechanical properties and found in
samples with variations in fish scales 5% have the highest tensile strength which
is 0.20 Mpa, and samples with this variation are also fast experiencing this
degradation is concluded in this variation the maximum point of adding fish
scales.

Keywords: Bioplastics, wheat gluten, kapiek fish scales

PENDAHULUAN

Gluten gandum dapat diolah menjadi bioplastik malalui proses ekstruksi


dan pencetakan kompresi. Struktur dan sifat akhir bioplastik berbasis gluten
gandumtergantung pada ikatan disulfida dan hidrogen. Berbagai variasi
penambahandigunakan untuk bioplastik berbasis gluten gandum seperti air,
gliserol, sorbitol, asam lemak, di-etinolamin, dan tri-etinolamina untuk mengatasi
kerapuhan padasifat mekaniknya karena interaksi luas yang ada antara rantai
protein (Hemsri et al.,2011). Protein adalah polimer struktural dan fungsional
alami dan merupakansumber daya terbarukan yang penting yang dihasilkan oleh
semua organisme hidup.Gluten gandum adalah protein nabati yang unik di antara
protein nabati yang lain,karena ketersediaanya, kemampuan biodegradasi yang
baik, harga murah, sifatviskoelastik dan kemampuan untuk melakukan crosslink
pada pemanasan (Yuan etal., 2010).
Bioplastik berbasis gluten gandum memiliki beberapa kelemahan termasuk
ketahanannya terhadap air dan buruknya stabilitas jangka panjang. Kelemahan
inisecara signifikan membatasi aplikasi bioplastik berbasis gluten gandum.
Sifatmekanik dan ketahanan air dari bioplastik berbasis gluten gandum
telahditingkatkan dengan menggunakan berbagai jenis serat alami, yaitu serat
jerami,serat kayu, dan serabut kelapa karena interaksi yang baik antara matriks
glutengandum dan lignin dalam serat alami ini. Selain itu, pengisi anorganik
sepertiattapulgite, montmorillinite alami, montmorillonite yang dimodifikasi
secaraorganik, basalt, silika, dan alumina juga telah digunakan untuk
meningkatkan sifatmekanik dan ketahanan terhadap air pada bioplastik berbasis
gluten gandum(Kunanopparat et al., 2008).
Bagian tubuh ikan terdiri dari bagian dalam dan bagian luar. Bagian
dalamterdiri dari daging, tulang, pankreas, hati, jantung, gonad, gelembung
renang, danusus. Sementara bagian luar yaitu kulit dan sisik ikan. Sisik ikan
tersebar dipermukaan tubuh ikan, mulai dari pangkal ekor hingga kepala. Sisik
ikan tidakberwarna (transparan), hanya bagian kromatofornya yang berwarna.
Bentuk sisikikan beragam dan tergantung pada posisi sisik pada permukaan tubuh
ikan(Nurjanah, 2010).
Komponen utama penyusun sisik ikan adalah protein, protein pada
sisikikan berupa kolagen dan keratin. Kolagen fibril tipe I adalah komponen
organikutama pada sisik ikan sama seperti pada tulang. Alfa-keratin adalah
protein seratutama yang memberikan perlindungan eksternal bagi vetebrata.
Kandungananorganik yang terdapat pada sisik ikan adalah hidrokdiapatit.
Hidroksiapatitmerupakan kalsium penyusun komponen struktur mineral tulang
yangkomposisinya kira-kira adalah [Ca3(PO4)2)]3.Ca(OH)2. Selain itu, pada
sisik ikanjuga terdapat kalsium, kitin, alkaloid, karbohidrat, dan asam amino
(Nurjanah,2010).
Ikan Kapiek adalah salah satu spesies ikan air tawar penghuni daerah
tropis. Ikan ini hidup di perairan sungai, danau, atau rawa dan ditemukan di
Negara negara Indonesia. Ikan kapiek di Indonesia ditemukan di sumatera dan
Kalimantan barat. Berdasarkan evolusinya, ikan kapiek digolongkan pada ikan air
tawar utama (primary freshwater fishes) yaitu golongan ikan air tawar yang telah
menghuni perairan tersebut sejak awal pertama ikan telestoi muncul di perairan
ini. Ikan kapiek memiliki nama latin Barbodes Schwanenfeldii atau yang baru saja
dikenal sebagai Barbonymus Schwanenfeldii. Di daerah Riau, ikan kapiek
(Barbodesschwanenfeldii) merupakan salah satu ikan hasil utama Sungai Kampar
dan pada perairan umum lain di sekitarnya. Ikan kapiek biasa disajikan di acara
acara pesta di masyarakat Kabupaten Kampar. Ikan kapiek tertangkap dengan alat
tangkap seperti rawai, jala, jaring insang dan pancing. Penangkapan ikan
dilakukan sepanjang tahun (Yusnita, 2002).
Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah sisik ikan Kapiek
Sungai Kampar Riau sebagai Bahan Pengisi bioplastik berbasis gluten gandum,
dengan harapan akan memperbaiki kelemahan dari produk bioplastik berbasis
gluten gandum dan meningkatkan sifat mekanik, ketahanan terhadap air dan
stabilitas jangka panjang nya.

METODE PENELITIAN

Preparasi

Gandum dikeringkan pada suhu 70οC selama 24 jam dalam ovenkemudian


disimpan di dalam desikator sebelum digunakan. Limbah sisik ikandicuci dengan
air untuk menghilangkan kotoran, dikeringkan dalam oven pada suhu 105 οC
selama 24 jam, dan ditumbuk sampai menjadi bubuk denganpenggiling mortar.
Setelah penggilingan, bubuk dikeringkan dalam oven dengansuhu 105 οC sampai
berat konstan dan disimpan dalam desikator sebelumdigunakan. Pada pembuatan
bioplastik dengan menggunakan perbandingan, gandum, gliserol (40% berat dari
gandum kering) dan sisik ikan (0, 2,5, 5, 7,5, dan10% berat dari gluten gandum
kering) kemudian dicampurkan dalam gilingan duarol pada suhu kamar selama 2
menit. Lembaran sampel disiapkan dengan ukuran 13× 13 cm dan ketebalan 1,5
mm, menggunakan mesin cetak kompresi pada suhu 130 οC selama 10 menit
dengan tekanan 250 kg/cm2.
Karakterisasi Wheat Gluten dan Sisik Ikan dengan FTIR

Fourier Transform Infrared (FTIR) digunakan untuk menentukan struktur


kimia serbuk sisik ikan. Sampel yang dikeringkan dicampur dengan
potasiumbromida dan ditekan agar berbentuk disk. Sampel dipindai pada rentang
frekuensi4000-400 cm-1 dengan pemindaian berurutan pada 512 dengan resolusi
4 cm-1.
Uji Tarik dan Elongasi

Uji tarik dilakukan dengan mesin uji pada load cell 100 N
menggunakankecepatan crosshead 100 mm/menit. Nilai kekuatan Tarik dan
elongasi diambil.
Uji Biodegradasi
Uji biodegradasi penguburan di dalam tanah dimulai dengan mencuci
masing-masing spesimen uji dengan air steril selama 5 menit dan dibilas dengan
alkohol 70% selama 5 menit dikeringkan kemudian dikubur dalam anah sampah
selama 19 hari. Setiap 3 hari spesimen uji di ambil kemudian dibersihkan dan
diamati perubahan bentuknya. Proses degradasi penguburan dalam tanah ini
diamati dengan melihat perubahan fisik sampel.
Uji Weight Loss
Uji Weight Loss untuk mengetahui berat hilang dengan Spesimen uji
ditimbang 5 gram kemudian direndam didalam air selama 120 jam. Setelah 120
jam spesimen uji dikeringkan dan ditimbang kembali untuk mengetahui berapa
berat yang hilang (Thammahiwes et al, 2017).
Weight loss (%) = [(W awal – W akhir)/ W awal] × 100

HASIL PEMBAHASAN

Hasil Karakterisasi FTIR

127,5
%T
120

112,5

105

97,5

90

82,5

75
2131,43
2338,79
2 36 1 ,9 4

67,5

60

52,5

45
9 23 ,9 4
2874,06
3 06 5 ,0 2
3289,74

37,5
3 20 1 ,0 1

2 93 2 ,8 9

687,65
1239,32

1 02 8 ,1 0
1077,29
1444,75

30
1554,69
1675,25

22,5

15

7,5

-0
4500 4200 3900 3600 3300 3000 2700 2400 2100 1800 1500 1200 900 750 600 450
Gluten Gandum-Teti 1/cm

Gambar 1. Hasil Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) Wheat Gluten


Gugus hidroksida (O-H) biasanya muncul pada bilangan gelombang 3000
sampai 3700 cm-1. Gugus C-H biasanya muncul padabilangan gelombang 2800
sampai 2900 cm-1. Gugus fungsi ikatan NH terlihat dari bilangan gelombang 2338
sampai 2361 cm-1. Gugus karbonil (C=O) biasanya muncul pada bilangan
gelombang 1600 sampai 1700 cm-1. Gugus fungsi ikatan NH menunjukkan adanya
kandungan protein pada sampel (Amir et al., 2013).
130
%T
125
120
115
110
105
100
95
90
85

2 3 2 3 ,3 6
3649,48
80

2 3 6 5 ,7 9
75
70

3 0 7 9 ,4 9

2 9 4 9 ,2 9

662,58
875,72
1238,35
65

1553,73
60

1490,07
1683,93

1031,96
55
50
45
40
35
4500 4200 3900 3600 3300 3000 2700 2400 2100 1800 1500 1200 900 750 600 450
Sirik Ikan Kopiek-Teti 1/cm

Gambar 2. Hasil Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) Sisik


Ikan Kapiek

Pada bilangan gelombang 1667, 1550 dan 1248 cm-1 menunjukkan puncak
untuk amida I, II dan III dari kolagen tipe I (Chuaychan et al., 2016), sedangkan
pada bilangan gelombang disekitar 600 dan 1000 cm-1biasanya berasal dari gugus
fosfat dalam kisi apatit, dan puncak pada 879, 1420 dan 1443 cm-1 berhubungan
dengan anion karbonat yang disubstitusi untuk ion fosfat dalam kisi apatit (Xiang
et al., 2016).

Hasil Uji Kuat Tarik

0.5

0.4
Kuat tarik (MPa)

0.3

0.2 0.20

0.1
0.05 0.05
0 0.00 0.00
0 2.5 5 7.5 10
Variasi pengisi bioplastik (%)

Gambar 4. Hasil uji kuat tarik

Kekuatan tarik paling besar yaitu pada variasi 5% yaitu sebesar 2,10
kg/cm2 atau sama dengan 0,20 Mpa, hal ini ditunjukkan pada gambar 4.
Berdasarkan standar internasional (ASTM D 882). Standar kuat tarik minimum
bioplastik adalah 0,02358 Mpa dimana besar kuat tarik tersebut telah mencapai
standar.

Hasil Uji Kuat Tarik

350 340 340


320
300
250
Elongasi (mm)

200 210 210

150
100
50
0
0 2.5 5 7.5 10

Gambar 5. Hasil uji elongasi

Perpanjangan didefinisikan perubahan plastik pada saat ditarik sampai


putus. Berdasarkan standar internasional (ASTM D 882) standar minimum
elongasi bioplatik adalah 205 mm. Sesuai dengan standar tersebut berarti sampel
bioplastik sudah memenuhi standar.

Hasil Pengujian Biodegradasi dan Weight Loss

0% 2,5 % 5% 7,5 % 10 %

Gambar 3. Hasil Pengujian Biodegradasi


Pada pengujian biodegradasi yang dilakukan dengan media tanah selama
19 hari dapat dilihat sampel 5 % yang sangat terdegradasi, berdasarkan standar
internasional (ASTM 5336) lamanya bioplastik terdegradasi (biodegradasi) untuk
plastik PLA dari jepang dan PCL dari inggris membutuhkan waktu 60 hari untuk
dapat terdegradasi secara keseluruhan (100%).
Pada uji weight loss dilakukan perendaman selama 120 jam (ditunjukkan
pada gambar 4) setelah 120 jam dikeringkan dan ditimbang kemudian dicari
persen berat hilangnya, dan didapatkan persen berat hilang pada variasi 0, 2,5, 5,
7,5, dan 10 % secara berurut adalah 56, 48, 46, 41 dan 39 %. Gluten gandum yang
digunakan dalam pembuatan bioplastik ini bersifat hidrofilik, yaitu menyukai air.
Penambahan gliserol juga menambah sifat hidrofilik pada hasil bioplastik (Rifaldi,
2017), Dari hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa bioplastik berbasis
gluten gandum dengan penambahan sisik ikan sebagai pengisi dapat membuat
hasil dari bioplastik lebih tahan terhadap air. Perubahan permukaan dan
penurunan berat ini mengacu pada proses degradasi oleh UV foto-oksidatif dan
kadar air.

Gambar 4. Pengujian weight loss setelah 120 jam


KESIMPILAN
Bioplastik berbasis gluten gandum dengan penambahan pengisi sisik
kapiek ini memiliki nilai kuat tarik yang memenuhi standar internasional ASTM
882 yakni variasi 2,5%, 5%, dan 7,5% dengan nilai berturut-turut 0,049 MPa, 0,20
MPa, dan 0,48 MPa, hasil uji kuat tarik yang paling baik yaitu pada variasi sampel
5%. Semua sampel dengan semua variasi perbandingan sisik ikan kapiek
terdegradasi dengan baik. Berdasarkan hasil biodegradasi, sampel yang paling
cepat mengalami degradasi adalah sampel 5% hal ini memperkuat bahwa sampel
dengan variasi perbandingan sisik ikan kapiek 5% merupakan perbandingan
paling optimum dalam pembuatan bioplstik ini. Pada uji weight loss di dapat pada
setiap sampel 0%, 2,5%, 5%, 7,5% dan 10 % mengalami penurunan berat secara
berturut semakin sedikit hal ini menandakan dengan penambahan sisik ikan
kapiek menambah sifat ketahanannya terhadap air.
UCAPAN TERIMAKASI

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Pendidikan Tinggi,


Kemenristek Dikti yang telah menghibahkan dana untuk pelaksanaan program
PKM-PE ini. Selain itu, tim juga mengucapkan terima kasih kepada PKM Center,
Direktorat Kemahasiswaan UMRI, dan seluruh pihak yang terlibat dalam
kelancaran penelitian ini.

REFERENSI
Azrai, M., Andayani, N. N., dan Talanca, A. H. 2000. Asal usul dan taksonomi
tanaman gandum. Balai Penelitian Tanaman Serelia.

Hemsri, S., Asandei, A., Grieco, K., Parnas, R., 2011. Biopolymer composites of
wheat gluten with silica and alumina. Compos. Part. A. 42, 1764-1773.
Kunanopparat, T., Menut, P., Morel, M.-H., Guilbert, S., 2008. Reinforcement of
plasticized wheat gluten with natural fibers: from mechanical
improvement to deplasticizing effect. Compos. Part. A. 39, 777-785.

Marliyati, S. A. 2005. Pemanfaatan sterol lembaga gandum (Triticum sp.) untuk


pencegahan aterosklerosis. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.

Novita, R. S. 2014. Pengaruh proporsi gluten dan jamur tiram putih terhadap mutu

organoleptik bakso nabati. Ejournal boga. 3 (1) : 111-119.

Nurjanah, Suwandi, R., Yogaswari, V. 2010. Karakteristik kimia dan fisik sisik
ikan gurami (Osphronemus gouramy). Akuatik-Jurnal Sumberdaya
Perairan. 4 (2).

Pandiangan, Rohana, S. Y. 2017. Pengaruh substitusi tepung terigu dan kacang


tunggak terhadap sifat fisik, kimia dan kesukaan nugget ikan lele. Skripsi.
Universitas Negeri Yogyakarta.

Rifaldi, A,. Irodin, H,. Bahruddin. 2017. Sifat dan Morfologi Bioplastik Berbasis
Patii Sagu Dengan Penambahan Filler Clay dan Plasticizer Gliserol.
Jurnal FTEKNIK. 4 (1).

Risti, Y. 2013. Pengaruh penambahan telur terhadap kadar protein, serat, tingkat
kekenyalan dan penerimaan mi basah bebas gluten berbahan baku tepung
komposit. Skripsi. Universitas Diponegoro.

Sujono, H. 2003. Mempelajari pemanfaatan germ gandum dalam pembuatan


cookies. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.

Yuan, Q., Lu, W., Pan, Y., 2010. Structure and properties of biodegradable
wheat gluten/attapulgite nanocomposite sheets. Polym. Degrad. Stabil. 95,
1581- 1587.

Yuniarti, L. L., Hutomo, G., dan Rahim, A. 2014. Sintesis dan karakterisasi
bioplastik berbasis pati sagu (metroxylon sp). e-J. Agrotekbis 2 (1) : 38-46.

Yustina dan Arnentis. 2002. Apek Reproduksi Ikan Kapiek (Puntius schwanefeldi
Bleeker) disungai Rangau-Riau, Sumatera. Jurnal Matematika dan Sains,
7(1):5-14.

Anda mungkin juga menyukai