Anda di halaman 1dari 29

FARMASETIKA

Apt. HERMANUS EHE HURIT, M.Farm

SESI-8

SEDIAAN SEMISOLID
PASTA DAN G E L

www.esaunggul.ac.id
VISI
o Menjadi perguruan tinggi kelas dunia berbasis
intelektualitas, kreatifitas dan kewirausahaan, yang
unggul dalam mutu pengelolaan dan hasil
pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi.
MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang bermutu
dan relevan
2. Menciptakan suasana akademik yang kondusif
3. Memberikan pelayanan prima kepada seluruh
pemangku kepentingan

www.esaunggul.ac.id
BUKU REFERENSI
1. Anief, M., 2013, Ilmu Meracik Obat, Ed. Ke 16 Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta
2. Anonim, 1958, Nederlandche Pharmacopee, zesde uitgave, De
Minister van Sociale Zaken en Volksgezondheid, s’Gravenhage.
3. Anonim, 1978, Formularium Nasional, Edisi II, Departemen
Kesehatan RI., Jakarta.
4. Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen
Kesehatan RI., Jakarta.
5. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen
Kesehatan RI., Jakarta.
6. Jenkins G.L. et al., 1957, Scoville’s The Art of Compounding, 9th Ed.,
Mc. Graw, Hill Book Co. Inc., New York, Toronto, London.
7. Syamsuni, H., 2005, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, EGC,
Jakarta
www.esaunggul.ac.id
PENGERTIAN PASTA
• Menurut Fl Edisi III, pasta adalah sediaan berupa
masa lembek yang dimaksudkan untuk pemakaian
luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan
obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar
dengan vaselin dan parafin cair atau dengan bahan
dasar tdk berlemak yg dibuat dgn gliserol, mucilago /
sabun. Digunakan sbg antiseptik /pelindung.
• Pasta ini serupa dengan salep yang mengandung
lebih dari 50% zat padat (serbuk), suatu salep tebal,
karena merupakan penutup atau pelindung bagian
kulit yang diolesi. Digunakan sebagai antiseptik atau
pelindung kulit.
www.esaunggul.ac.id
KARAKTERISIK SEDIAAN PASTA
1. Daya absorbsi pasta lebih besar
2. Sering digunakan untuk mengabsorbsi sekresi
cairan serosal pada tempat pemakaian.
3. Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu.
4. Mengandung satu atau lebih bahan obat yang
ditujukan untuk pemakaian luar/topikal.
5. Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.
6. Tidak memberikan rasa berminyak seperti
unguentum.
7. Memiliki persentase bahan padat lebih besar
daripada salep yaitu mengandung

www.esaunggul.ac.id
PENGGOLONGAN PASTA
1. Pasta Berlemak Pasta berlemak merupakan suatu salep
yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk).
Contoh pasta berlemak adalah AcidiSalicyliciZinciOxydi
Pasta (F.N. 1978), Zinci Pasta (F.N. 1978) dan
ResorcinoliSulfurici Pasta (F.N. 1978).
2. Pasta Kering Mengandung ± 60% zat padat (serbuk).
3. Pasta Pendingin Merupakan campuran serbuk minyak
lemak dan cairan berair dikenal dengan salep 3 dara
4. Pasta Dentifriciae (Pasta Gigi) Pasta Dentifriciae (pasta
gigi) adalah suatu campuran kental terdiri dari serbuk
dan Glycerinum yang digunakan untuk pembersih gigi.
Pasta gigi digunakan untuk pelekatan pada selaput lendir
untuk memperoleh efek lokal. Misalnya, pasta gigi

www.esaunggul.ac.id
Kelebihan Pasta

1. Pasta mengikat cairan secret, pasta lebih baik


dari unguentum untuk luka akut dengan tendensi
mengeluarkan cairan
2. Bahan obat dalam pasta lebih melekat pada kulit
sehingga meningkatkan daya kerja lokal
3. Konsentrasi lebih kental dari salep
4. Daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar dan
kurang berlemak dibandingkan dengan sediaan salep.

www.esaunggul.ac.id
Kekurangan Pasta
1. Karena sifat pasta yang kaku dan tidak
dapat ditembus, pasta pada umumnya
tidaksesuai untuk pemakaian pada bagian
tubuh yang berbulu.
2. Dapat mengeringkan kulit dan merusak
lapisan kulit epidermis
3. Dapat menyebabkan iritasi kulit

www.esaunggul.ac.id
METODE PEMBUATAN PASTA
1. Pencampuran Komponen dari pasta dicampur
bersama- sama dengan segala cara sampai
sediaan yang rata tercapai.
2. Peleburan Semua atau beberapa komponen dari
pasta dicampurkan dengan meleburkannya
secara bersamaan, kemudian didinginkan
dengan pengadukan yang konstan sampai
mengental. Komponen-komponen yang tidak
dicairkan biasanya ditambahkan pada campuran
yang sedang mengental setelah didinginkan dan
diaduk.

www.esaunggul.ac.id
FORMULA STANDAR
Formula Umum / Standard R/ Zat Aktif Basis Zat aktif yang
sering digunakan misalnya zink okside, sulfur dan zat aktif
lain yang tentunya dapat dibuat dalam bentuk semisolid.
Basis atau Pembawanya Pada dasarnya basis yang
digunakan dalam formulasi sediaan pasta tidak jauh berbeda
dgn basis yg digunakan dlm formulasi sediaan salep, yaitu:
1. Basis Hidrokarbon. Eks : Vaselin untuk pasta zinc, Parafin
cair untuk pasta alluminium
2. Basis Absorpsi. Eks : Lanolin
3. Basis air – misibel. Eks : salep beremulsi.
4. Basis Larut air. Eks : PEG (polyethylene Glycol) Zat
Tambahan (pengawet, antioksidan, emolien, emulsifier,
surfaktan, zat penstabil, peningkat penetrasi, dan lainnya)

www.esaunggul.ac.id
CONTOH FORMULA STANDAR
R/ Zinci pastae 20
m.f. pastae S.u.e
Dalam resep standar Tiap 100 gram mengandung
1. ZnO 2,5 gram
2. Amylum tritici 2,5 gram
3. Vaselin flavum hingga 10 gram Perhitungan
bahan
• 𝑍𝑛𝑂 = 2,5 𝑔 100 𝑔 × 20 𝑔 = 0,5 𝑔 = 500 𝑚𝑔
• 𝐴𝑚𝑦𝑙𝑢𝑚 𝑡𝑟𝑖𝑡𝑖𝑐𝑖 = 2,5 𝑔 100 𝑔 × 20 𝑔 = 0,5 𝑔 = 500 𝑚𝑔
• 𝑉𝑎𝑠𝑒𝑙𝑖𝑛 𝑓𝑙𝑎𝑣𝑢𝑚 = 10 𝑔 100 𝑔 × 20 𝑔 = 2 𝑔 = 2000 𝑚𝑔

www.esaunggul.ac.id
CONTOH FORMULA STANDAR
Penimbangan Bahan
1. ZnO 500 mg; 2. Amylum tritici 500 mg
2. Vaselin flavum 2000 mg
Cara Kerja
3. Siapkan alat dan bahan
4. Kalibrasi timbangan
5. Ayak ZnO menggunakan ayakan no 100 mesh
6. Masukkan Amylum tritici kedalam mortir, gerus
7. (+)kan sebagian vaselin flavum gerus hingga homogen
8. Tambahkan ZnO yg sdh diayak gerus hingga homogen
9. Tambahkan sisa vaselin flavum gerus hingga homogen
10. Keluarkan sediaan dari dalam mortir, masukkan

www.esaunggul.ac.id
Kelebihan Pasta
1. Pasta mengikat cairan secret, pasta lebih
baik dari unguentum untuk luka akut
dengan tendensi mengeluarkan cairan
2. Bahan obat dlm pasta lebih melekat pada
kulit shg meningkatkan daya kerja local
3. Konsentrasi lebih kental dari salep
4. Daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar
dan kurang berlemak dibandingkan dengan
sediaan salep.

www.esaunggul.ac.id
Cara Pembuatan Pasta
o Umumnya pasta dibuat dengan cara yang sama
dengan salep. Tetapi, bahan untuk menggerus
dan menghaluskan digunakan untuk membuat
komponen serbuk menjadi lembut, bagian dari
dasar ini sering digunakan lebih banyak dari
pada minyak mineral sebagai cairan untuk
melembutkan pasta.
o Untuk bahan dasar yang berbentuk setengah
padat, dicairkan terlebih dahulu, setelah itu baru
kemudian dicampur dengan bahan padat dalam
keadaan panas agar lebih tercampur dan
homogen.
www.esaunggul.ac.id
Pembuatan pasta dilakukan dengan 2 metode :
a. Pencampuran komponen dari pasta dicampur bersama
sama dengan segala cara sampai sediaan yang rata
tercapai.
b. Peleburan semua atau beberapa komponen dari pasta
dicampurkan dengan meleburkannya secara bersamaan,
kemudian didinginkan dengan pengadukan yang konstan
sampai mengental. Komponen komponen yang tidak
dicairkan biasanya ditambahkan pada campuran yang
sedang mengental setelah didinginkan dan diaduk.
Bahan dasar pasta : vaselin, lanolin, adepslanae,
unguentum simplex, minyak lemak dan parafin liquidum.
Pembuatan : Bahan dasar yang berbentuk setengah padat
dicairkan lebih dulu, baru dicampur dengan bahan padat
dalam keadaan panas agar lebih tercampur dan
homogen.
www.esaunggul.ac.id
Evaluasi sediaan
1) Pengamatan organoleptis: Pemerian dilakukan pada
bentuk, warna,bau, dan suhu lebur.
2) Homogenitas: Pengujian homogenitas dilakukan untuk
mengetahui apakah pada saat proses pembuatan pasta
bahan aktif obat dengan bahan dasarnya dan bahan
tambahan lain yg diperlukan tercampur scr homogen.
3) Uji Viskositas: Viskositas adalah suatu pernyataan
tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, semakintinggi
viskositas, akan makin besar tahanannya
4) Uji Stabilitas: Fisik Stabilitas dapat didefinisikan
sebagai kemampuan suatu produk untuk bertahan
dalam batas yang ditetapkan dan sepanjang periode
penyimpanan dan penggunaan, sifat karakteristiknya
sama dengan yang dimilikinya pada saat produk dibuat.
www.esaunggul.ac.id
5) Pemeriksaan konsistensi: Penetrometer adalah alat
yang digunakan untuk mengukur konsistensi atau
kekerasan semisolid.
6) Pengukuran diameter globul rata-rata: Pengukuran
diameter globul rata-rata dilakukan menggunakan
mikroskop optik dengan perbesaran 100x.
7) Penetapan kadar zat aktif: Penetapan kadar dapat
dilakukan dengan cara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(KCKT).
8) Keseragaman sediaan: Keseragaman sediaan dapat
ditetapkan dengan menggunakan dua metode, yaitu k
9) pH Harga: pH merupakan harga yang diberikan oleh
alat potensiometrik (pH meter) yang sesuai,eragaman
bobot dan keseragaman kandungan.

www.esaunggul.ac.id
SEDIAAN G E L
PENGERTIAN:
o Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, gel kadang-
kadang disebut jeli, merupakan sistem semipadat terdiri
dari suspensi yg dibuat dari partikel anorganik yg kecil /
molekul organik yg besar, terpenetrasi oleh suatu cairan.
o Menurut Formularium Nasional, gel adalah sediaan
bermassa lembek, berupa suspensi yang dibuat dari
zarah kecil senyawa anorganik atau makromolekul
senyawa organik, masing-masing terbungkus dan saling
terserap oleh cairan. 
o  Gel merupakan sediaan semipadat yang jernih, tembus
cahaya dan mengandung zat aktif, merupakan dispersi
koloid mempunyai kekuatan yang disebabkan oleh
jaringan yang saling berikatan pada fase terdispersi
www.esaunggul.ac.id
SEDIAAN G E L
Sifat dan karakteristik gel adalah sbb (Disperse system):
1. Swelling
• Gel dapat mengembang karena komponen pembentuk
gel dapat mengabsorbsi larutan sehingga terjadi
pertambahan volume.
2. Sineresis
• Suatu proses yang terjadi akibat adanya kontraksi di
dalam massa gel. Cairan yang terjerat akan keluar dan
berada di atas permukaan gel.
3. Efek suhu
• Efek suhu mempengaruhi struktur gel. Gel dpt terbentuk
melalui penurunan temperatur tapi dt juga pembentukan
gel tjd stlh pemanasan hingga suhu ttt.

www.esaunggul.ac.id
SEDIAAN G E L
3. Efek elektrolit
Konsentrasi elektrolit yg sgt tinggi akan berpengaruh pd
gel hidrofilik dimn ion berkompetisi scr efektif dgn koloid
thdp pelarut yg ada & koloid digaramkan (melarut).
4. Elastisitas dan rigiditas
Sft ini mrp karakt. dr gel gelatin agar & nitroselulosa, slm
transformasi dr btkk sol mjd gel tjd peningkatan elastisitas
dgn peningkatan konsentrasi pbtk gel.
5. Rheologi
Larutan pbtk gel (gelling agent) & dispersi padatan yg
terflokulasi memberikan sifat aliran pseudoplastis yg khas,
& menunjukkan jln aliran non – Newton yg dikarakt. ol.
penurunan viskositas & peningkatan laju aliran.

www.esaunggul.ac.id
HAL-HAL YG PERLU DIPERHATIKAN DlM FORMULASI
o Penampilan gel Inkompatibilitas: Gelling agents yang
dipilih harus bersifat inert, aman dan tidak bereaksi
dengan komponen lain dalam formulasi
o Penggunaan polisakarida memerlukan penambahan
pengawet sebab polisakarida bersifat rentan terhadap
mikroba
o Viskositas sediaan gel yang tepat Pemilihan komponen
dalam formula yang tidak banyak menimbulkan
perubahan viskositas saat disimpan di bawah temperatur
yang tidak terkontrol
o Konsentrasi polimer sebagai gelling agents harus tepat
Pelarut yang digunakan tidak bersifat melarutkan gel

www.esaunggul.ac.id
Syarat Sediaan Gel
1. Zat pembentuk gel yang ideal untuk sediaan farmasi
ialah inert,aman dan tidak bereaksi dengan
komponen lain.
2. Pemilihan bahan pembentuk gel hrs dpt memberikan
btk padatan yg baik selama penyimpanan tapi dpt
rusak segera ketika sediaan diberikan kekuatan /
daya yg disebabkan oleh pengocokan dlm botol,
pemerasan tube, / selama penggunaan topikal.
3. Karakteristik gel harus disesuaikan dengan tujuan
penggunaan sediaan yang diharapkan.
4. Penggunaan bahan pembentuk gel yang
konsentrasinya sangat tinggi atau BM besar dapat
menghasilkan gel yang sulit untuk menyebar dan
penetrasi obat di dalam kulit.
www.esaunggul.ac.id
Syarat Sediaan Gel
5. Gel dpt terbentuk melalui penurunan temperatur,
tapi dpt juga pembentukan gel tjd stlh pemanasan
hingga suhu tertentu. Contoh polimer seperti MC,
HPMC dpt terlarut hanya pada air yg dingin yang
akan membentuk larutan yg kental dan pd
peningkatan suhu larutan tsb akan membentuk gel.
6. Fenomena pembentukan gel atau pemisahan fase
yang disebabkan oleh pemanasan disebut
thermogelation.
7. Sediaan gel harus memiliki daya lekat yang besar
pada tempat yang diobati karena sediaan tidak
mudah lepas sehingga dapat menghasilkan efek
yang diinginkan
www.esaunggul.ac.id
Kelebihan Gel
Gel Sediaan gel mempunyai kelebihan diantaranya:
o memiliki viskositas dan daya lekat tinggi sehingga tidak
mudah mengalir pada permukaan kulit,
o memiliki sifat tiksotropi shg mudah merata bila dioles,
tdk meninggalkan bekas, hny berupa lapisan tipis spt
film saat pemakaian,
o mudah tercucikan dgn air, & memberikan sensasi dingin
setelah digunakan,
o mampu berpenetrasi lebih jauh dari krim, sangat baik
dipakai utk area berambut & lebih disukai scr kosmetika,
o gel segera mencair jk berkontak dgn kulit & membentuk
satu lapisan & absorpsinya pd kulit lbh baik drpd krim,
o memiliki daya lekat yang tinggi yang tidak menyumbat
pori sehingga pernapasan pori tidak
www.esaunggul.ac.id
Kekurangan Gel
1. Utk hidrogel: hrs menggunakan zat aktif yg larut di dlm
air shg diperlukan penggunaan peningkat kelarutan spt
surfaktan agar gel tetap jernih pd berbbg perubahan
temperatur, tetapi gel tsbt sangat mdh dicuci / hilang
ketika berkeringat, kandungan surfaktan yg tinggi dapat
menyebabkan iritasi dan harga lebih mahal
2. Penggunaan emolien golongan ester hrs diminimalkan
atau dihilangkan untuk mencapai kejernihan yang tinggi
3. Untuk hidroalkoholik: gel dgn kandungan alkohol yg
tinggi dpt menyebabkan pedih pd wajah & mata,
penampilan yg buruk opada kulit bila terkena pemaparan
cahaya matahari, alkohol akan menguapa dgn cepat &
meninggalkan film yg berpori / pecah-pecah sehingga
tidak semua area tertutupi atau kontak dengan zat aktif.

www.esaunggul.ac.id
KOMPONEN G E L
1. Gelling Agents (GA):
A. Polimer (gel organik) E. Wax
B. Polietilen (gelling oil) F. Polivinil alkohol
C. Koloid padat terdispersi G. Clays (gel anorganik)
D. Surfaktan
2. Bahan tambahan
a. Pengawet: contoh pengawet yg biasa dignkan
dgn gelling agent : Tragakan Na CMC
b. Penambahan Bahan higroskopis Contohnya
gliserol, propilenglikol dan sorbitol
c. Chelating agent Contohnya EDTA

www.esaunggul.ac.id
FORMULA SEDIAAN GEL
• Formula Umum/standar: R/ ZA & Basis gel Zat tambahan
• METODA & PROSEDUR PEMBUATAN
Proses pembuatan (Lachman, Disperse System Vol. 2):
1. Timbang sejlh gelling agent sesuai dgn yg dibutuhkan
2. Gelling agent dikembangkan sesuai dgn crnya masing2
3. Timbang zat aktif dan zat tambahan lainnya
4. (+)kan GA yg sdh dikembangkan ke dlm campuaran tsbt /
sebaliknya sambil diaduk terus-menerus  homogen tapi jgn
terll kuat krn akan menyerap udara shg menyebabkan
timbulnya gelembung udara dalam sediaan yg nantinya dpt
mempengaruhi pH sediaan.
5. Gel yg sdh jd dimasukkan ke dlm alat pengisi gel & diisikan ke
dlm tube sebyk y dibutuhkan
6. Ujung tube ditutup lalu diberi etiket & dikemas dlm wadah yg
dilengkapi brosur & etiket
www.esaunggul.ac.id
EVALUASI SEDIAAN G E L
A. Evaluasi Fisik Sediaan Gel
1. Uji Organoleptik  4. Uji Homogenitas
2. Uji pH 5. Uji Kesukaan
3. Uji Viskositas
B. Evaluasi Kimia
o Identifikasi zat aktif (sesuai dengan monografi FI
IV/kompendia lain)
o Penetapan kadar zat aktif (sesuai dengan monografi
FI IV/kompendialain)
C. Evaluasi Biologi
o Uji penetapan potensi antibiuotik (lihat lampiran F1 IV
hal 891)
o Uji sterilitas (lihat Lampiran FI IV Hal 855)
www.esaunggul.ac.id
Terima Kasih

www.esaunggul.ac.id

Anda mungkin juga menyukai