Anda di halaman 1dari 5

1.

Definisi Pasta

Menurut farmakope Indonesia edisi ke-3 adalah sediaan berupa masa lembek yang
dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat
yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar denngan vaselin atau paravin cair atau dengan
bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan Gliserol, musilago atau sabun. Digunakan
sebagai antiseptik, atau pelindung.

Sedangkan menurut farmakope Indonesia edisi ke-4 adalah sediaan semi padat yang
mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan untuk pemakaian topical.

Sehingga secara umum pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih
bahan obat yang digunakan secara topikal. Biasanya mengandung serbuk sampai 50%
hingga pasta lebih kaku dan kental dan kurang berminyak dibandingkan salep. Pasta tidak
melebur pada suhu tubuh dan memberi perlindungan berlebih pada daerah dimana pasta
digunakan.

2. Jenis-Jenis Pasta
a. Pasta Berlemak
Pasta berlemak merupakan suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat
(serbuk)
b. Pasta Kering
Mengandung ± 60% zat padat (serbuk).
c. Pasta Pendingin
Merupakan campuran serbuk minyak lemak dan cairan berair dikenal dengan salep 3
dara.
d. Pasta Detifriciae (Pasta Gigi)
Merupakan campuran kental terdiri dari serbuk dan Glycerinum yang digunakan untuk
pembersih gigi.

3. Cara Pemakaian

a. Cuci tangan

b. Sediakan peralatan yang dibutuhkan, seperti obatnya dan tissue


c. Posisikan diri dengan tepat dan nyaman, pastikan hanya membuka area yang akan
diberi obat.

d. Periksa kondisi kulit.

e. Cuci area yang sakit, bersihkan semua kotoran pada kulit.

f. Keringkan atau biarkan area kering oleh udara

g. Oleskan obat (pasta) pada area kulit yang sakit Pastikan tangan yang digunakan untuk
mengoleskan sudah bersih

h. jika sudah dioleskan, cuci tangan kembali.


[CITATION Ayu12 \l 1033 ]

4. Cara Penyimpanan
Obat membutuhkan perlakuan khusus dalam penyimpanan tergantung dari karakteristiknya
sehingga obat tetap bisa dipakai dan tidak kehilangan efek farmakologisnya. Berikut ini hal
hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan obat yang benar yang dapat dilakukan di
rumah, yaitu :
a. Simpan dalam wadah aslinya beserta label dan petunjuknya
b. Jika anda ingin menyimpan obat dalam wadah lain, simpan wadah aslinya beserta label
dan petunjuknya jika sewaktu-waktu diperlukan dikemudian hari.
c. Kebanyakan obat dapat disimpan pada tempat sejuk dan kering yaitu pada suhu kamar
yang jauh dari sumber panas.
d. Ikuti petunjuk penyimpanan pada label kemasan obat
e. Biasanya pada label kemasan obat akan tertulis petunjuk, antara lain simpan obat dalam
wadah tertutup pada suhu kamar, jauh dari panas, kelembaban, dan cahaya langsung,
serta jauhkan dari pembekuan.
f. Hindari meninggalkan obat di kamar mandi, mobil, atau di tempat yang lembab dan
terlalu panas.
g. Gunakan tempat khusus untuk menyimpan obat, lebih baik jika dalam lemari obat.
h. Simpanlah obat terpisah dari bahan makanan dan jangan sampai memindahkan tempat
obat ke bekas tempat makanan.
i. Berikanlah catatan pada masing-masing obat, terutama jika dalam keluarga mempunyai
beberapa anak sehingga obat tidak tertukar.
j. Pastikan semua obat yang disimpan aman dari jangkauan anak
k. Menyimpan obat jauh dari jangkauan anak-anak sangat penting karena dapat
menghindarkan kesalahan penggunaan obat tertentu oleh anak, sehingga tidak
menimbulkann akibat yang fatal.
l. Obat yang harus di buang (dimusnahkan) yaitu jika :

1) Sudah melebihi tanggal kedaluwarsa dari yang tertera pada label obat.
2) Terjadi perubahan fisik obat yaitu terjadi perubahan warna, bau dan bentuk
walaupun belum lewat tanggal kedaluwarsa.
3) Tidak diketahui identitas obat yang bisa menjelaskan tentang nama, kegunaan, cara
penggunaan dan efek samping. Jangan menebak-nebak identitas obat yang tidak
jelas. Jika membutuhkan informasi sebaiknya hubungi dokter atau apoteker.
m. Jangka waktu penyimpanan salep / pasta (tube) adalah selama 3 tahun. Pada obat-
obat biasanya ada kandungan zat pengawet, yang dapat merintangi pertumbuhan
kuman dan jamur. Akan tetapi bila wadah sudah dibuka, maka zat pengawetpun tidak
dapat menghindarkan rusaknya obat secara keseluruhan, apalagi palagi bila wadah
sering dibuka-tutup. obat hendaknya diperlakukan dengan hati-hati, yaitu setelah
digunakan, wadah obat perlu ditutup kembali dengan baik. Angka ini hanya
merupakan pedoman saja, dan hanya berlaku bila obat disimpan menurut petunjuk
yang tertera dalam aturan pakai
n. Cara memusnahkan obat yang sudah tidak terpakai
o. Obat yang sudah tidak terpakai sebaiknya tidak dibuang begitu saja ke tempat
sampah, hal ini untuk menghindari ada yang mengambil kembali obat tersebut.
Sebelum dibuang sebaiknya obat dibuka dari kemasannya kemudian isinya
dihancurkan (jika berbentuk padat) atau dikosongkan dari wadahnya jika bentuknya
cair atau setengah padat (salep, krim dll)
p. Karena obat bisa berbahaya jika tidak tepat cara memperlakukannya maka upaya
untuk menyimpan obat dengan cara yang benar dapat menghindari terjadinya
kecelakaan. Jangan sampai kecerobohan dan keteledoran membawa musibah dan
bencana.
[CITATION Ayu12 \l 1033 ]

5. Cara Pembuatan
Umumnya pasta dibuat dengan cara yang sama dengan salep. Tetapi, bahan untuk
menggerus dan menghaluskan digunakan untuk membuat komponen serbuk menjadi
lembut, bagian dari dasar ini sering digunakan lebih banyak daripada minyak mineral
sebagai cairan untuk melembutkan pasta. Untuk bahan dasar yang berbentuk setengah
padat, dicairkan terlebih dahulu, setelah itu baru kemudian dicampur dengan bahan padat
dalam keadaan panas agar lebih tercampur dan homogen.
Pembuatan pasta dilakukan dengan dua metode :
a. Pencampuran
Komponen dari pasta dicampur bersama-sama dengan segala cara sampai sediaan yang
rata tercapai.
b. Peleburan
Semua atau beberapa komponen dari pasta dicampurkan dengan meleburkannya secara
bersamaan, kemudian didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai mengental.
Komponen-komponen yang tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada campuran yang
sedang mengental setelah didinginkan dan diaduk.
Bahan dasar pasta : vaselin, lanolin, adepslanae, unguentum simplex, minyak lemak dan
parafin liquidum.
Pembuatan : bahan dasar yang berbentuk setengah padat dicairkan lebih dulu, baru
dicampur dengan bahan padat dalam keadaan panas agar lebih tercampur dan homogen.

[CITATION Ayu12 \l 1033 ]

6. Contoh Sediaan Pasta di Pasaran


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1979. Farmakope Indonesi edisi III. Jakarta: Depkes RI

Anonim. 1995. Farmakope Indonesi edisi IV. Jakarta: Depkes RI

Ayu, I. K., Nur Azhar, A. R., Purnomo, H., S, A. E., Nikmah, A., Nuraeni, W., et al.
(2012). Makalah Farmasetika. Universitas Jendral Soedirman.

Anda mungkin juga menyukai