Anda di halaman 1dari 3

PENYIMPANAN OBAT YANG BAIK

1. Pengertian
Menurut Kemenkes RI tahun 2010 tentang Materi Pelatihan Manajemen Kefarmasian
Instalasi Farmasi Kabupaten atau Kota, penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan
dan memelihara dengan cara menempatkan obat dan perbekalan kesehatan yang diterima
pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak
mutu obat dan perbekalan kesehatan.
2. Manfaat
a. Menjamin mutu dan keamanan obat dari kerusakan
b. Menjamin obat tersedia saat dibutuhkan
c. Ekonomis karena tidak perlu membeli obat kembali akibat kehilangan atau kerusakan
obat.
d. Tercapainya tujuan pengobatan.

3. Cara Menyimpan Obat yang baik

 Sediakan wadah penyimpanan obat dan pilah-pilah obat menurut jenisnya, untuk
memudahkan ketika kita mencarinya.
 Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
 Simpan obat pada suhu kamar dan terhindar dari sinar matahari langsung atau seperti
yang tertera pada kemasan.
 Simpan obat ditempat yang tidak panas atau tidak lembab karena dapat menimbulkan
kerusakan.
 Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak beku, kecuali
jika tertulis pada etiket obat.
 Periksa kondisi obat secara rutin, jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau
rusak.
 Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
 Bersihkanlah wadah atau kotak tempat penyimpanan obat secara rutin
4. Akibat Jika Penyimpanan Salah
a. Menyimpan obat di tempat yang terkena cahaya matahari
Kebanyakan molekul obat bersifat fotolabil atau fotosensitif. Paparan cahaya, terutama
cahaya matahari yang berlebihan, dapat menyebabkan rusaknya struktur kimia obat
tersebut. Jika struktur kimia suatu obat rusak yang dapat menyebabkan kerja obat
dalam menyembuhkan penyakit berkurang.
b. Menyimpan obat di suhu yang tidak tepat
Sebagian besar obat disimpan di suhu ruang (kurang lebih 25°C), namun ada juga obat
dengan penyimpanan khusus seperti disimpan di suhu kulkas (2-4°C). Obat yang harus
disimpan di kulkas adalah obat yang mengandung senyawa aktif dan mudah rusak oleh
suhu tinggi, misalnya vaksin dan produk-produk biologis lainnya.
c. Menyimpan obat yang sudah kadaluarsa
Untuk obat yang sifatnya steril, jika sudah melebihi masa kedaluwarsa dapat
menyebabkan sterilitasnya tidak terjamin lagi
d. Menyimpan obat tanpa kemasan primernya
Informasi pada kemasan obat sangat penting, jika obat dikeluarkan dari kemasan maka
dapat menyebabkan kesalahan mengenai masa kadaluarsa, dosis penggunaan obat
e. Menyimpan obat di tempat lembab
Suasana yang lembap dapat merusak struktur obat, terutama obat-obatan yang bersifat
higroskopis yaitu mudah menyerap air
5. Cara mengetahui obat kadaluarsa yaitu dengan mengecek tanggal kadaluarsa pada kemasan
Contoh ED Agustus 2019, maka obat tersebut masih boleh dikonsumsi pada tanggal 31
Agustus 2019
6. Ciri-ciri obat rusak/kadaluwarsa
a. Tablet
 Berubah warna, bau, dan rasa
 Timbul noda bitnik-bintik
 Hancur/menjadi bubuk
 Hilang/terlepas dari kemasan
 Lembab, lembek, basah, lengket
b. Kapsul
 Berubah warna, baud an rasa
 Cangkang kapsul menjadi lembek, terbuka sehingga isinya keluar
 Cangkang kapsul melekat satu sama lain, dapat juga melekat dengan kemasan
c. Serbuk/puyer
 Berubah warna, bau, rasa
 Lembab, lembek, basah dan lengket
 Timbul noda bitnik-vintik
 Kemasan terbuka, terkoyak, atau sobek
 Kemasan lembab
d. Obat berbentuk Cairan
 Berubah warna, bau, rasa
 Keruh
 Mengental
 Mengendap
 Memisah
 Segel pada kemasan rusak/terkoyak
 Kemasan lembab atau berembun
e. Salep, gel, krim
 Berubah warna, bau
 Mengental
 Mengendap
 Memisah
 Mengeras
 Kemasan lengket
 Kemasan berlubang
 Isi bocor
f. Obat aerosol (Inhaler)
 Isinya sudah habis
 Wadah rusak, berlubang, peyok.
7. Penyimpanan Berdasarkan suhu
a. Suhu Dingin (2-8°C)
Contoh: Insulin (sebelum digunakan), antihemoroid suppositoria, cendo glaopen (tetes
mata)
b. Suhu Kamar (15-30°C)
Contoh: Tablet, sirup, kapsul, puyer racikan, salep, tetes mata, tetes telinga, insulin
(yang sudah terbuka dan digunakan)
8. BUD
Jenis Obat Maksimal Penyimpanan
Tablet dan kapsul Sesuai waktu kadaluarsa di
kemasan
Kapsul racikan, puyer 1 bulan setelah peracikan
racikan
Salep di kemasan asli 1 bulan dari pertama kali
dibuka
Salep racikan 1 bulan setelah peracikan
Tetes mata minidose selain 3 hari setelah kemasan kecil
Cendo Glaopen dibuka
Tetes mata botol 1 bulan setelah dibuka
Sirup 14 hari di suhu dingin.
Sirup kering (antibiotic) 7 hari setelah dibuka
Sirup racikan 14 hari setelah peracikan
Insulin 28 hari setelah dibuka

Sumber:
Kemenkes RI, 2010, Pelatihan Manajemen Kefarmasian di Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota,
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Pusat Data dan Informasi Obat dan Makanan, 2019, Waspada Obat Kadaluarsa, diakses melalui
www.pom.go.id
Puslitbang Biomedis dan Farmasi, 2006, Evaluasi Manajemen sistem Penyimpanan Obat di
Puskesmas dan Rumah Sakit, Jabodetabek.
United States Pharmacopeia, 2019, USP Compunding Standards and Beyond-Use-Dates, US

Anda mungkin juga menyukai