Anda di halaman 1dari 61

PELATIHAN CARA

MERACIK OBAT YANG


BAIK DAN BENAR
UNTUK PEKARYA
DI INSTALASI FARMASI
RS. RK. CHARITAS

Oktober, 2012
PENDAHULUAN
• Tujuan diadakan pelatihan meningkatkan pengetahuan
Tenaga Pekarya Instalasi Farmasi RS. RK. Charitas tentang cara
meracik obat yang baik dan benar.

– Memberikan gambaran ilmu farmasetika sebagai dasar


proses peracikan obat.
– Meningkatakan pengetahuan teknis peracikan obat yang baik
dan benar.
– Meningkatkan pengetahuan tentang risiko terkait kesalahan
selama proses peracikan obat.
– Memperkenalkan obat-obat dengan kondisi khusus yang
harus diperhatikan terkait dengan proses peracikan
obat.
ILMU FARMASETIKA
OBAT
Bahan Aktif Bahan Tambahan
(Isi Obat)

Dilantin Bahan pengisi : Talk


Coffein Bahan pengikat : Gelatin
Paracetamol Bahan pelicin : Mg stearat
Pengemulsi
Pensuspensi, dll
Bahan baku Obat

• Bahan Aktif/Zat aktif/Isi obat

Contoh :
– Obat dalam (makan)  Theopilin, Dilantin, Coffein, dll
– Obat luar (topikal)  Acid Salicyl, Oleum Feniculi,
Oleum Cocos, Phenol, dll.

• Bahan Tambahan

Contoh : Talkum , Glyserin, Tween, Span.


Bentuk-Bentuk Obat
• Sediaan Oral : tablet, kapsul, sirup,
suspensi, emulsi.
• Sediaaan parenteral : injeksi
• Sediaan topikal :salep, krim, gel
• Sediaan supositoria
• Sediaan inhalasi
Sediaan Oral
1. Tablet,
Macam – macam bentuk tablet:
a. Tablet biasa
b. Tablet kunyah
dimaksudkan untuk dikunyah dengan rasa yg enak,
mudah ditelan, dan tidak meninggalkan rasa pahit,
jangan ditelan langsung krn akan memperlambat
absorpsi.
Cth : Erysanbe chew, Antasida
c. Tablet salut biasa
biasanya disalut gula, salut gula bertujuan untuk memperbaiki
rasa, atau melindungi obat dari pengaruh lingkungan (cahaya,
panas, dll).
Obat masih boleh digerus asal langsung digunakan (jika
diracik segera dibungkus/di kapsul dengan disaring terlebih
dahulu)!!
Cth : Flavin tablet, Tripanzym tablet
d. Tablet salut enterik (enteric coated)
untuk obat yang rusak oleh cairan lambung atau dapat
mengiritasi mukosa lambung, tujuannya adalah untuk menunda
pelepasan obat sampai obat melewati lambung, obat baru lepas
di usus halus.
Obat tidak boleh digerus !!
Contoh: Flamar tablet,
e. Tablet lepas lambat
(controlled release, delayed release, sustained
release, prolonged released, extended release)
yaitu tablet yang dibuat sedemikian untuk
melepaskan obatnya secara perlahan-lahan
sehingga zat aktif tersedia selama jangka
waktu tertentu setelah obat diberikan.
Cth : Adalat Oros, Mertigo SR, Glumin XR, KSR,
Depakote ER.
Tablet lepas lambat harus ditelan seluruhnya !!
tidak boleh digerus/dipecah/dikunyah karena
akan menyebabkan rusaknya formulasi,
konsentrasi obat dalam darah meningkat, dan
beresiko terjadi toksisitas.
f. Tablet hisap (lozenges)
Tablet yang dapat melarut atau hancur perlahan
dalam mulut, dihisap dan jangan dikunyah!!
Cth : FG Troches, vometa FT

g. Tablet Sublingual dan tablet bukal


diabsorbsi melalui mukosa oral yaitu di bawah lidah
(sublingual) dan di pipi (bukal),
Cth : ISDN (sublingual)
Progesteron (bukal)
h. Tablet effervescent
berbuih atau melepas gas ketika bercampur
dengan air, harus dilarutkan di air !!
Cth : CDR effervescent,
Fluimucil Effers
i. Tablet vaginal
diletakkan di dalam vagina, umumnya untuk
efek lokal.
Cth : Flagystatin tablet vaginal
2. Kapsul
Sediaan padat yang terdiri dari obat dalam
cangkang keras atau lunak yang dapat
melarut.
Cth : kapsul Thiamphenicol (cangkang keras)
kapsul minyak ikan (cangkang lunak)
3. Solutiones (larutan)

• Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang
terlarut.
• Misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai
atau campuran pelarut yang saling bercampur karena molekul-
molekul dalam larutan terdispersi secara merata.
• Kecuali dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling.
• Bentuk larutan dimaksudkan untuk membuat sediaan yang
mengandung bahan obat yang larut di dalam pembawanya.
• Penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan umumnya
memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian
yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur.
Faktor yang mempengaruhi kelarutan

1. Luas permukaan zat  dengan penggerusan zat


semakin kecil, luas permukaannya semakin besar dan
kelarutannya semakin cepat.
2. Pemanasan  meningkat dengan pemanasan, panas
mempercepat kelarutan.
3. Sifat fisika dan kimia  keasaman dan kebasaan,
penggojokan selama proses pelarutan.
Contoh obat dan kelarutannya
(Farmakope Indonesia)
• Acid Salicil  sukar larut dalam air, mudah larut dalam Etanol
(Alkohol), larut dalam air mendidih.
• Resorsinol  Larut dalam air, etanol.
• Ctm bahan baku  larut dalam air, etanol, kloroform.
• Codein bahan baku larut dalam air
• DMP bahan baku  tidak larut dalam air, mudah larut dalam
kloroform
3. Sirup
• Sediaan cair berupa larutan yang mengandung
sakarosa, kecuali dinyatakan lain kadar sakarosa tidak
kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%.
• perhatikan berapa lama boleh digunakan setelah
dibuka.

Cth : Sanmol Syrup


Sirup kering (dry syrup)
Dioplos dulu sebelum diberikan, perhatikan jumlah
larutan pengoplos (tanda garis pada kemasan atau ml
yang dianjurkan  lihat posisi sejajar), gunakan air
steril, suhu air normal, kocok hingga homogen.
Cth : Amoxsan Dry Syrup
(pada umumnya antibiotik)
Posisi sejajar untuk mengukur…!!

Sejajar
4. Suspensi
sediaan cair yang mengandung bahan obat
padat dalam keadaan halus dan tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair.
Harus dikocok !!

Cth: Inpepsa suspensi


5. Emulsi
dibuat dari obat yang berbentuk
minyak, minyak lalu didispersikan
ke air dengan menggunakan zat
pengemulsi.
Harus dikocok !!

Cth : Curvit CL emulsion


Penyimpanan obat
• Simpan pada suhu yang sesuai 
suhu ruang 25˚C, suhu kulkas 2-8 ˚C
(baca lagi suhu yang tertera pada kemasan)
• Pada setiap kemasan (sampai kemasan utama/primer)

wajib tertera nama/isi obat, tanggal kadaluarsa !!!


• Tanggal kadaluarsa
menunjukkan bahwa sampai dengan tanggal yang dimaksud, mutu
dan kemurnian obat dijamin masih tetap memenuhi syarat.
Obat rusak merupakan obat yang mengalami
perubahan mutu,sprt:
1. Tablet
 Terjadinya perubahan warna, bau atau rasa
 Kerusakan berupa noda, berbintik-bintik, lubang,
sumbing, pecah, retak dan atau terdapat benda asing,
jadi bubuk dan lembab
 Kaleng atau botol rusak
2. Tablet salut
 Pecah-pecah, terjadi perubahan warna
Basah dan lengket satu dengan lainnya
Kaleng atau botol rusak sehingga menimbulkan kelainan fisik
3. Kapsul
Perubahan warna isi kapsul
Kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekat satu sama lain
4. Cairan
Menjadi keruh atau timbul endapan
Konsistensi berubah
Warna atau rasa berubah
Botol plastik rusak atau bocor
Sediaan topikal
1. Salep : mata & kulit
2. Krim : kulit
3. Gel : kulit
4. Lotion : kulit
5. Tetes : mata, telinga, hidung
• Sediaan Topikal Lokal: krim, salep, gel, lotion
Berbeda bentuk dan bahan dasar
pembuatannya.
• Cth Salep: Esperson oint, Gentamisin Oint
• Cth Krim : Hidrokortison krim, Miconazol krim
• Cth Gel : Thrombophop Gel, Bioplacenton Gel,
Niacef Gel.
Krim (Cream)
Salep (Oint)
Gel
Istilah/singkatan

• m.f = misce fac (campur, buat)


• M. f pulv = buat menjadi serbuk
• da in cap = buat menjadi kapsul
• Add = tambahkan
• SL = Sacharum Lactis (pemanis)
• 1L = 1000 ml
• 1ml = 1cc
• 1 Kg = 1000 gram
• 1 gram = 1000 mg
Sebelum Meracik
Pastikan dalam wadah sudah terdapat obat, kemasan yang
beridentitas, dan kertas perintah pengerjaan/no resep (klat)

Pastikan obat racikan sudah dicek oleh Asisten Apoteker/Apoteker


(double cek)

Kerjakan racikan sesuai bentuk sediaan yang diperintahkan pada


kertas perintah pengerjaan (klat)
TAHAP-TAHAP MERACIK OBAT
1. Hand Hygene (cuci tangan dengan sabun atau alkohol dengan
teknis mencuci tangan yang benar) sebelum memulai satu
racikan.

HARUS TIDAK BOLEH RISIKO


DILAKUKAN DILAKUKAN
Cuci tangan Tidak cuci tangan Kuman menempel
sebelum memulai ke obat
satu racikan
Cuci tangan Serbuk obat yang
setelah meracik menempel di
beberapa macam tangan dari satu
racikan racikan menempel
ke racikan lain
2. Menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)

HARUS DILAKUKAN TIDAK BOLEH RISIKO


DILAKUKAN

Gunakan masker Tanpa masker Terhirup serbuk obat


(bahaya untuk
kesehatan)

Gunakan penutup Rambut terurai Rambut, kotoran


kepala kepala jatuh
mengkontaminasi obat

Gunakan Apron Tanpa celemek Baju kotor


(celemek)
HARUS DILAKUKAN TIDAK BOLEH RISIKO
DILAKUKAN

Gunakan sarung Tanpa sarung tangan Serbuk obat masuk


tangan dan tidak mencuci melalui pori-pori kulit,
tangan kuman di tangan
mengkontaminasi obat

Gunakan alat bantu Merusak


lain sesuai kebutuhan pendengaran, risiko
(mis :kaca mata, percikan obat ke mata
penutup telinga)
3. Menyiapkan alat

Cuci bersih alat dengan alat cuci obat


Keringkan alat
Pilih alat yang sesuai dengan permintaan
Lanjutan Menyiapkan alat

HARUS DILAKUKAN TIDAK BOLEH RISIKO


DILAKUKAN

Cuci alat dengan Alat tidak dicuci Kotoran, kuman, partikel


sabun dan spon atau hanya di lap obat sisa racikan
khusus obat sebelumnya dapat
mengkontaminasi
racikan lain

Keringkan alat dengan Alat basah atau Serbuk obat menempel,


lap bersih atau setengah kering obat lembab, obat rusak
hairdryer
Pilih mortir untuk obat Menjadikan satu alat Risiko kontaminasi
dalam atau obat luar untuk obat luar dan
dalam
4. Menghaluskan obat

 Gunakan mortir jika obat sedikit


 Gunakan blander jika obat banyak
 Buka kapsul dari cangkangnya hingga serbuk benar-benar lepas
dari cangkang
 Saring bubuk obat jika terdapat salut atau cangkang kapsul
Lanjutan Menghaluskan obat

HARUS DILAKUKAN TIDAK BOLEH RISIKO


DILAKUKAN
Tablet, bahan baku Tablet sedikit hanya Racikan obat tidak rata
harus digerus sampai ditumbuk komposisinya
halus dan homogen
Jika ada salut disaring Salut halus atau Pembagian obat ke
cangkang kapsul kapsul atau bungkus
langsung dikapsul tidak rata
atau dibungkus
Tablet, bahan baku Talet atau bahan Partikel kasar dapat
untuk salep atau krim baku (acid salysil) melukai kulit
dihaluskan sampai rata hanya digerus
5. Mengemas obat
 Pilih kemasan sesuai perintah (kapsul, bungkus, salep, syrup,dll)
 Pilih ukuran kapsul sesuai jumlah serbuk
 Pilih bungkus manual atau pres sesuai jumlah serbuk
 Pastikan kapsul tertutup rapat dan bersih
 Pastikan bungkus puyer tidak bocor
 Gunakan wadah yang sesuai dengan bentuk obat dan jumlah
isinya, pastikan tertutup dan tidak tumpah
Lanjutan Mengemas obat

HARUS DILAKUKAN TIDAK BOLEH RISIKO


DILAKUKAN
Kemas obat sesuai Salah kemasan (mis: Mengemas ulang karena
perintah (yang tertulis bungkus jadi obat tidak bisa diminum,
di klat) kapsul) memperlama selesainya
racikan
Pilih ukuran kapsul Kapsul kebesaran Obat susah ditelan
sesuai banyaknya untuk bahan yang
serbuk sedikit

Kapsul kekecilan Obat terbuang (kurang


dosis)

Doble kapsul Salah aturan minum obat


(susah menelan doble
cap)
HARUS DILAKUKAN TIDAK BOLEH RISIKO
DILAKUKAN

Kapsul di lap dengan Kapsul tidak di lap Kapsul belepotan


lap bersih (kotor)

Kapsul di lap Obat terkontaminasi


dengan lap kotor
Meratakan bahan obat Meratakan serbuk Risiko kontaminasi
ke kapsul obat dengan tangan
menggunakan spatula langsung (tanpa
cuci tangan)

Bungkus puyer sesuai Serbuk sedikit Serbuk menempel di


serbuk obat dibungkus dengan alat
mesin

Serbuk banyak
dibungkus manual Serbuk tumpah (bocor)
HARUS DILAKUKAN TIDAK BOLEH RISIKO
DILAKUKAN

Membagi serbuk Membagi puyer Dosis tidak homogen


puyer dengan rata tidak rata Berbahaya untuk obat
atau ditimbang anak-anak atau indeks
menjadi beberapa terapi sempit
bagian

Mamilih wadah yang Cairan di pot Tumpah


sesuai
Cream di botol Susah mengeluarkan
obatnya

Doble pot (wadah) Obat terminum doble


oleh pasien
• Pencucian alat  dengan pencuci khusus untuk
mencuci alat racik, sampai bersih (partikel obat
benar-benar hilang)

kontaminasi obat lain

Resiko..??

alergi obat (Parasetamol, Antalgin, Antibiotik tertentu)


• Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) masker,
sarung tangan, penutupkepala, apron (celemek),dll

Resiko..??

• Keamanan diri (dalam jangka waktu lama efek


baru timbul/terasa)
• Kontaminasi ke obat (rambut, kuman ditangan)
• Penggunaan kemasan/wadah yang sesuai

•Stabilitas obat
Tdk stabil jika terkena cahaya (wadah/botol gelap)
Contoh : Vitacid cream
•Estetika
•Kemudahan pengambilan obat
PULVERES
Serbuk bagi adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang
sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang
cocok.
Serbuk obat(bahan baku)/tablet / kapsul (yang telah dibuka dari
cangkakngnya)digerus merata menggunakan mortir atau blander
obat sampai halus

Saring dengan ayakan jika terdpat salut, kapsul, dll

Bagi sesuai jumlah yang diperintahkan


Untuk obat indeks terapi sempit timbang terlebih dahulu, dibagi
menjadi 2 bagian, dst

Bungkus dengan kertas perkamen atau kertas pres,


pastikan pembungkus tidak bocor
Campur semua bahan obat dalam mortir
satu persatu dimulai dari bahan obat yang
jumlahnya paling sedikit, digerus sampai
homogen dengan pengadukan yang
searah.
Bagian atas kertas perkamen dilipat kecil,
kemudian kertas disusun.
Serbuk dibungkus di atas meja, pastikan
serbuk tidak tumpah atau bocor.
Kapsul
Serbuk obat(bahan baku)/tablet / kapsul digerus merata
menggunakan mortir atau blander obat sampai halus

Saring dengan ayakan jika terdapat salut (agar pembagian rata)

Pilih kapsul yang sesuai dengan jumlah serbuk (usahakan


menggunakan ukuran terkecil dan jangan mendoble kapsul)

Bagi sesuai jumlah yang diperintahkan, jangan meratakan serbuk


kedalam kapsul dengan menggunakan tangan (tanpa cuci tangan)

Pilih kapsul dengan warna berbeda untuk racikan lebih


dari satu.Lap bagian luar kapsul dari serbuk yang
menempel dengan lap khusus
Pilih ukuran kapsul yang sesuai
kapasitas.

kapasitas kapsul biasanya dinyatakan


dengan grain (gr).

Kapasitas kapsul kira-kira 30-600mg dan


tergantung BJ (Berat Jenis) serbuk.
Ukuran Kapsul
Salep/Krim
• Salep, krim yang sudah ditimbang oleh AA dicampr dengan
menggunakan mortir khusus obat luar
• Jika terdapat campuran serbuk dihaluskan sampai benar-benar
halus agar tidak menggores kulit
• Campur atau aduk dengan rata dengan menggunakan mortir
(sampai homogen  dapat dilihat dari warna yang merata)
• Perhatian khusus untuk pencampuran yang tidak dapat dilakukan
mis: salep dan krim karena bahan dasar yang berbeda
• Penambahan LCD
• Masukkan ke wadah yang sesuai , jika kental gunakan pot ,
jika cair (lotion) gunakan botol.
Syrup

Syrup campuran ditakar dengan benar

Jika terdapat tablet atau kapsul tambahan, gerus terlebih dahulu


sampai serbuk benar-benar halus

Tuang syrup kedalam mortir yang berisi serbuk lalu aduk dengan
stamper sampai homogen

Masukkan ke dalam botol yang sesuai


Obat yang tidak boleh digerus

• Obat-obat kemoterapi
Contoh : Mtx tab (Methrotexate), Cellcept tab, Xeloda tab
Why??
Berbahaya bagi petugas jika partikel obat yang
digerus terbang dan terhirup, penanganan harus menggunakan
APD lengkap jangan memegang obat secara langsung..!!
• Obat pelepasan terkontrol
Contoh : Omeprazol, Rhinos RS
Why??
Jika digerus merusak formulasi obat,
dosis bisa berlebih, berbahaya..!!
Bahaya obat kemoterapi
Obat Indeks Terapi Sempit

• Jika salah dosis berbahaya, karena antara dosis aman dengan


dosis toksik rentangnya sangat kecil, harus berhati-hati dalam
pengangannya termasuk dalam proses peracikan.
• Contoh: Phenobarbital (Luminal),Teofilin,Digoxin,Carbamazepin
Asam Valproat (Depakote), Phenytoin (Dilantin),Warfarin

Penanganan khusus untuk proses peracikan


 harus dibagi dalam jumlah yang rata
bagi terlebih dahulu menjadi 2 bagian, dst dengan cara
ditimbang
KTD yang berkaitan dengan proses
peracikan obat
• Racikan salep, klat tertukar  obat tertukar
• Racikan salep tertukar karena salah menempel etiket obat
• Salah ml pengoplosan syrup  dosis salah
• Natrium Bikarbonat ternyata Natrium Carbonat
• Racikan obat pada mortir atau blander basah  obat basah, tidak
dapat dibagi dengan rata dan obat dapat rusak
• Salah mencampur serbuk obat ke dalam botol syrup racikan 
hanya petugas yang meracik yang tahu (jadi risiko sangat besar).
Video cara meracik obat
PRAKTEK LANGSUNG

1. Meracik kapsul
2. Meracik Puyer
3. Meracik salep/krim/lotion
4. Meracik syrup campur
Pekerjaan ini sepertinya simpel dan tidak
berarti…tetapi betapa mulianya yang kita
lakukan jika dapat menjadi bagian dari
kesembuhan orang sakit…

Anda mungkin juga menyukai