Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

(PKL) DI APOTEK K-24 RAWABUNTU

Laporan Praktek Kerja Lapangan ini ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan
kelulusan di SMKN 5 Tangerang Selatan

Disusun oleh

Zahwa Camilla
NIS. 20211297

KOMPETENSI KEAHLIAN FARMASI KLINIS DAN KOMUNITAS


SMK NEGERI 5 KOTA TANGERANG SELATAN
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI BANTEN
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 2


DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... 3
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 4
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................. 5
1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan ............................................................. 5
1.2 Maksud Diadakannya Praktek Kerja Lapangan .................................................. 7
1.3 Tujuan Diadakannya Praktek Kerja Lapangan ................................................... 7
BAB II. KEGIATAN INTI ............................................................................................... 8
2.1 Tahapan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan .................................................. 8
2.1.1 Pembekalan Praktek Kerja Lapangan .................................................................. 8
2.1.2 Pengantaran Praktek Kerja Lapangan .................................................................. 9
2.1.3 Monitoring Praktek Kerja Lapangan ................................................................... 9
2.1.4 Penjemputan Praktek Kerja Lapangan............................................................... 10
2.1.5 Pelaporan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan............................................... 10
2.1.6 Penilaian Laporan Praktek Kerja Lapangan ...................................................... 11
2.2 Kompetensi Yang Dihasilkan ................................................................................ 12
2.2.1 Definisi Penyakit Diare...................................................................................... 12
2.2.2 Gejala Penyakit Diare ........................................................................................ 13
2.2.3 Terapi Farmakologi ........................................................................................... 13
2.2.4 Terapi Non Farmakologi.................................................................................... 14
2.2.5 Analisa Resep .................................................................................................... 15
2.2.6 Monografi Bahan ............................................................................................... 16
2.2.7 Pengambilan Bahan ........................................................................................... 17
BAB III. PENUTUP ........................................................................................................ 18
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 18
3.2 Saran ........................................................................................................................ 18
LAMPIRAN ..................................................................................................................... 19
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pembekalan PKL ............................................................................................... 8


Gambar 2. Pengantaran PKL ............................................................................................... 9
Gambar 3. Penjemputan PKL ............................................................................................ 10
Gambar 4. Pelaporan PKL ................................................................................................. 10
Gambar 5. Penilaian PKL .................................................................................................. 11
Gambar 6. Resep................................................................................................................ 15
Gambar 7. Rekaptulasi Penilaian ...................................................................................... 19
KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum wr.wb, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
memeberi rahmat dan karunianya sehingga penulis bisa melaksanakan dan menyelesaikan laporan
PKL yang dilaksanakan di Apotek K-24 Rawabuntu yang berlokasi di Jl. Raya Rawabuntu.
Laporan PKL ini ditulis untuk memenuhui salah satu persyaratan kelulusan jurusan Farmasi Klinis
dan Komunitas, SMKN 5 Tangerang Selatan. Laporan ini disusun berdasarkan hasil praktek yang
telah dilakukan mulai 2 Januari s.d 31 Maret 2023
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada:
1. Allah SWT, atas hidayah, petunjuk dan cinta-Nya yang telah diberikan kepada penulis
untuk menyelesaikan laporan PKL ini dengan sebaik-baiknya
2. Orang tua yang selalu memberi dukungan kepada penulis
3. Bapak Rohmani Yusuf S.Pd.,M.Pd selaku kepala sekolah SMKN 5 Tangerang Selatan
4. Ibu Nafidatul Jannah, S.Farm selaku Kepala Program Studi Farmasi Klinis dan Komunitas
SMKN 5 Tangerang Selatan
5. Bapak Drs. Nunung Agung Nugroho selaku pembimbing sekolah yang beresedia
membimbing penulis selama pelaksanaan PKL dan penulisan laporan
6. Ibu Sumiatun, M.Pd selaku penguji laporan PKL
7. Bapak Sigit Hari Poernomo selaku Pemilik Sarana Apotek K-24 Rawabuntu
8. Ibu apt. Sandra Ayu Oktaviani, S.Farm selaku Apoteker Pendamping dan pembimbing di
lingkungan apotek K-24 Rawabuntu
9. Seluruh karyawan di apotek K-24 Rawabuntu yang telah memberi bantuan dan ilmu kepada
penulis
10. Dan untuk seluruh pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan


Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan syarat kelulusan bagi siswa kelas 12 Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). PKL adalah kegiatan akademik yang berorientasi pada bentuk
pembelajaran siswa untuk mengembangkan dan meningkatkan tenaga kerja yang berkualitas.
Dengan mengikuti Praktek Kerja Lapangan diharapkan dapat menambah pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman bagi siswa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam
mempersiapkan diri memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.
Dalam era modern, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terjadi sangat cepat
saat ini, membuat pekerja harus membuka diri terhadap segala perubahan-perubahan yang terjadi
akibat kemajuan dan perkembangan tersebut. Semakin berkembang ilmu pengetahuan dan
teknologi, semakin dibutuhkan juga tenaga kerja profesional dan sumber daya manusia yang
berkompeten untuk bersaing dengan pesaing lain di era modern ini.
Seiring dengan perkembangan dunia kerja yang pesat menuntut para pelaku di dunia kerja,
harus dapat memanfaatkan peluang dan kondisi yang ada saat ini. Pelayanan yang bermutu selain
mengurangi resiko terjadinya medication error & juga memenuhi kebutuhan dan tuntutan
masyarakat sehingga masyarakat akan memberikan persepsi yang baik terhadap Sarana Pelayanan
Kefarmasian. Semakin pesatnya perkembangan pelayanan apotek dan semakin tingginya
masyarakat menuntut pemberi layanan Sarana Pelayanan Kefarmasian harus mampu memenuhi
keinginan dan selera masyarakat yang terus berubah dan meningkat. Oleh karena itu, bangsa
Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, serta berwawasan luas agar dapat
bersaing di dunia kerja
Kenyataanya khusus untuk sekolah kejuruan belum sepenuhnya menyiapkan tenaga yang
terampil dan profesional maka dengan dilaksanakannya PKL suatu kegiatan yang menguntungkan
bagi peserta didik dikarenakan dapat menambah pengalaman, memberikan gambaran yang lebih
komprehensif mengenai dunia kerja, serta kesiapan mental dalam suatu bidang pekerjaan yang
diharapkan dapat membantu peserta didik lebih terampil, mahir dan kompeten dalam dunia kerja.
Penerapan Program PKL dilakukan untuk membekali peserta didik agar mampu
mengatasi berbagai masalah yang mungkin timbul dalam dunia kerja termasuk beradaptasi dengan
sistem teknologi dan informasi yang ada saat ini didunia kerja. Dengan mengikuti Program PKL,
dapat menambah wawasan dan keterampilan yang tidak didapatkan di sekolah. Agar saat di
Apotek, Asisten Apoteker telah siap karena memiliki pengalaman sebagai bekal guna menambah
keterampilan dan pengetahuan dalam bidang Kesehatan
Sebagai penerus, sudah selayaknya peserta didik calon lulusan SMK berhak mengenal
lebih dalam tentang perkembangan dunia kerja. Oleh karenanya kualitas calon tenaga kerja
Indonesia perlu dikembangkan dengan optimal sebagai model utama dalam suatu usaha.
Sehubungan dengan hal itu, diharapkan sebuah instansi mampu memberikan kesempatan kepada
calon lulusan SMK untuk lebih mengenal dunia kerja
Secara umum, dalam memasuki dunia kerja, calon-calon lulusan SMK tidak hanya
dituntut untuk lulus berbekal kecerdasan intelektual namun harus memiliki kemampuan dasar.
Kemampuan dasar yang dimaksud antara lain pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan
sikap (attitude). Untuk mendapatkan ketiga hal tersebut, tidak semua dapat diberikan melalui
pembelajaran teori saja.
Apotek merupakan salah satu lahan praktek yang berkaitan dengan kegiatan dan pelayanan
kefarmasian. Melalui praktek langsung di Apotek, agar dapat menjadi bentuk pembelajaran bagi
peserta didik serta dapat memadukan ilmu dan keterampilan secara pembelajaran teori dalam kelas
ataupun praktek dalam laboratorium maka peserta didik perlu melakukan kegiatan PKL
1.2 Maksud Diadakannya Praktek Kerja Lapangan
Maksud diadakannya Praktek Kerja Lapangan ini:
1. Mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama masa sekolah dan membandingkannya
dengan kenyataan pada dunia kerja
2. Meningkatkan kerasionalan, tanggung jawab dan kedisiplinan dalam bekerja
3. Meningkatkan dan memperluas pengetahuan di lapangan kerja
4. Membentuk etos kerja yang kritis, produktif, kompetitif
5. Mempersiapkan mental sebagai calon tenaga kerja professional dalam mengahadapi
tantangan dunia kerja

1.3 Tujuan Diadakannya Praktek Kerja Lapangan


1. Memberikan gambaran secara nyata kepada peserta didik mengenai kegiatan pelayanan
kesehatan yang dilakukan di apotek
2. Memenuhi tuntutan kurikulum sebagaimana dimaksud khusus SMK yang mengharuskan
peserta didik untuk melakukan PKL sebagai salah satu syarat kelulusan
3. Menjadikan lulusan SMK sebagai sumber daya manusia yang berkualitas karena memiliki
pengetahuan, keterampilan serta keahlian sesuai dengan perkembangan yang ada saat ini
4. Mengarahkan peserta didik untuk menemukan permasalahan yang sering terjadi di instansi
terkait besrta solusinya
BAB II
KEGIAAN INTI

2.1 Tahapan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan


Pelaksanaan PKL dilakukan dengan secara runtut, demi lancarnya PKL peserta didik di
instansi terkait, yaitu:
2.1.1 Pembekalan Praktek Kerja Lapangan
Pembekalan Praktek Kerja Lapangan dibuka secara resmi oleh Kepala sekolah dan
Kepala Program Studi Farmasi Klinis dan Komunitas. Kegiatan ini diawali dengan upacara
pelepasan PKL lalu pembekalan PKL yang diisi oleh beberapa narasumber dari Dinas
Kesahatan Tangerang Selatan yang telah bekerjasama dengan pihak SMKN 5 Tangsel
Pembekalan PKL bertujuan untuk memberikan bekal dan materi kepada peserta didik
sebelum terjun langsung ke instansi kesehatan.
Adapun aktivitas pemberian materi umum seputar kegiatan kefarmasian, etika
ditempat kerja, motivasi kerja sebagai bekal awal peserta didik melaksanakan PKL yang
meliputi materi tentang Peraturan Mentri Kesehatan, pengelolaan sediaan farmasi dan
pelayanan kefarmasian baik yang berada di apotek, puskesmas, dan Rumah sakit.
Pembekalan dilakukan sebelum PKL dilaksanakan pada bulan Desember 2022 di aula
lantai 2.

Gambar 1. Pembekalan PKL


2.1.2 Pengantaran Praktek Kerja Lapangan
Setiap pembimbing dari pihak sekolah mengantar peserta didik yang akan
melaksanakan PKL ke instansi terkait, yang dilakukan pada 2 Januari 2023.

Gambar 2. Pengantaran PKL

Kegiatan pengantaran ini memfasilitasi adanya serah terima resmi antara pihak
sekolah dan tempat kerja yang bersangkutan. Dalam hal ini, SMKN 5 Tangsel memastikan
bahwa peserta didik telah diserahkan secara sah untuk melaksanakan kegiatan PKL,
sekaligus diterima oleh pihak penanggung jawab kegiatan PKL di lingkungan terkait.
2.1.3 Monitoring Praktek Kerja Lapangan
Kegiatan monitoring dan bimbingan siswa ini dilakukan oleh pembimbing sekolah
yang bertugas untuk memantau dan membimbing para siswa yang menjadi tanggung
jawabnya dalam pelaksanaan PKL hingga peserta didik melakukan sidang PKL, serta
untuk mendapatkan umpan balik guna meningkatkan mutu pelaksanaan PKL.
Monitoring PKL dilakukan pada bulan Februari, pada saat kunjungan guru
pembimbing sekolah juga menanyakan kondisi dan kabar peserta didik dalam melakukan
PKL. Apakah mengalami permasalahan atau kendala dalam pelaksanaan tugas. Guru
pembimbing juga mengingatkan kepada para siswanya untuk mengoptimalkan pengisian
jurnal setiap harinya serta mempersiapkan laporan akhir kegiatan selama praktek di
masing-masing lokasi PKL.
Monitoring juga dilakukan upaya untuk mengontrol aktifitas peserta didik dalam
pelaksanaan praktek kerja lapangan, upaya mengontrol dan meminimalisir terjadinya
peserta didik yang melakukan kecurangan dengan tidak hadir ke instansi.
2.1.4 Penjemputan Praktek Kerja Lapangan
Kegiatan penjemputan peserta didik dilaksanakan apabila PKL sudah selesai sesuai
jadwal. Pada kegiatan penjemputan secara simbolis ini, pembimbing dari sekolah
menjemput peserta didik, sekaligus mohon izin menjemput dan mohon pamit peserta didik
kepada penanggung jawab instansi terkait serta memberikan souvenir dari sekolah sebagai
kenang-kenangan. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2023.

Gambar 3. Penjemputan PKL

2.1.5 Pelaporan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan


Pelaporan pelaksanaan PKL dilakukan secara rutin dibuku jurnal PKL, dengan
menulis kegiatan yang dilakukan dan ditanda tangan oleh pembimbing lapangan,
dokumentasi kegiatan dan mengisi daftar hadir yang diberikan dari sekolah setiap harinya.

Gambar 4. Pelaporan PKL


2.1.6 Penilaian Laporan Praktek Kerja Lapangan
Penilaian terhadap peserta PKL secara garis besar dilakukan dengan
memperhatikan kedisiplinan, kerapian, inisiatif, kerajinan, motivasi kerja, kualitas kerja,
sikap, prestasi kerja dan pelayanan kefarmasian yang dilakukan selama PKL berjalan. Nilai
Akhir dari peserta PKL di tentukan berdasarkan penilaian dari pembimbing lapangan dan
laporan akhir PKL.

Gambar 5. Penilaian PKL


2.2 Kompetensi Yang Dihasilkan
2.2.1 Definisi Penyakit Diare
Diare adalah sebuah kondisi ketika pengidapnya buang air besar lebih sering dari
biasanya. Selain itu, konsistensi feses yang dikeluarkan juga lebih encer. Menurut World
Health Organization diare merupakan buang air besar yang lunak atau cair dengan
frekuensi 3 kali atau lebih dalam sehari. Diare biasanya merupakan gejala pada
gastrointestinal yang dapat disebabkan oleh berbagai agen infeksi seperti bakteri, virus,
dan parasit, penyakit ini merupakan penyakit yang menular.
Diare umumnya berlangsung kurang dari 15 hari (diare akut). Namun, pada
sebagian kasus, diare dapat berlanjut hingga lebih dari 15 hari (diare kronis). Sebagian
besar diare disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri di usus besar yang berasal
dari makanan atau minuman yang dikonsumsi atau sebab lain seperti Intoleransi terhadap
makanan seperti laktosa dan fruktosa, alergi makanan, efek samping dari obatobatan. diare yang
berlangsung lama dapat terjadi akibat peradangan di saluran pencernaan, misalnya penyakit
Crohn atau kolitis ulseratif.
Munculnya diare sering dikaitkan dengan infeksi di saluran cerna yang disebabkan
oleh berbagai macam organisme, yang sering menyebabkan diare adalah bakteri E.
coli, Salmonella, Shigella. Infeksi diare umum terjadi di negara berkembang. Berdasarkan
data Kementerian Kesehatan RI tahun 2019, jumlah kasus diare di seluruh Indonesia adalah
sekitar 7,2 juta jiwa.
Diare masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Diare dapat
terjadi pada semua kelompok umur, terutama balita yang menjadi kelompok rentan dengan
prevalensi sebesar 23,4%. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kejadian diare
seperti tingkat pengetahuan ibu, perilaku hidup bersih dan sehat, dan kondisi lingkungan.
Kejadian diare di Indonesia merupakan penyebab kematian nomor dua pada anak
usia dibawah 5 tahun. Angka Kematian Balita merupakan salah satu indikator kesehatan
yang dinilai paling peka. Diare lebih sering terjadi pada anak usia 2 tahun karena usus
anak-anak sangat peka terutama pada tahun-tahun pertama dan kedua.
Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan kejadian diare, yaitu keterbatasan
penyediaan air bersih, kekurangan sarana kebersihan, pembuangan tinja yang tidak
higienis, makanan yang terkontaminasi, kebersihan perseorangan dan lingkungan yang
buruk, serta penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak semestinya.
Pada balita, frekuensi buang air besar lebih dari pada biasanya disertai dengan
muntah-muntah, sehingga menyebabkan kekurangan cairan dalam tubuh atau dehidrasi
yang pada akhirnya apabila tidak mendapatkan pertolongan segera dapat menyebabkan
terjadinya keparahan hingga kematian.
2.2.2 Gejala Penyakit Diare
Gejala diare bervariasi. Namun, gejala yang paling sering dialami oleh penderita diare
adalah:
a. Perut mulas
b. Buang air besar dengan konsistensi feses encer atau bahkan berdarah
c. Sulit menahan buang air besar
d. Pusing, lemas, dan kulit terasa kering
e. Nyeri dan kram perut
Menurut Kemenkes, sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri
di usus besar yang berasal dari makanan atau minuman yang dikonsumsi. Namun, diare
yang berlangsung lama dapat terjadi akibat peradangan di saluran pencernaan.
2.2.3 Terapi Farmakologi
Obat-obatan yang sering dijumpai pasien pada penyakit diare
A. Adsorben
Menyerap zat-zat beracun yang dihasilkan dari bakteri atau juga berasal dari
makanan yaitu:
a. Bismuth Subsalicylate
Contoh sediaan : Scantoma
b. Kaolin-pektin
Contoh sediaan : Kaotin, Neo Kaominal
c. Attapulgite
Contoh sediaan : New Diatabs
d. Karbo adsorben
Contoh sediaan : Norit
B. Kombinasi
a. Molagit : Mengandung Attapulgite 700 mg, Pectin 50 mg
b. Diagit : Mengandung Attapulgite 600 mg, Pectin 50 mg
c. Nodiar : Mengandung Attapulgite 300 mg, Psidii Folium Extractum 50 mg,
Curcuma domestica Rhizoma Extractum 7,5 mg
C. Mikrofrola Usus atau Probiotic
Mengembalikan fungsi usus dan menghambat mikroorganisme patogen
Contoh sediaan: Interlac, Liprolac, L-Bio, Lacto-B
D. Mikronutrien
Mendukung penyerapan air dalam usus
Contoh sediaan: Zinc, Darya Zinc
2.2.4 Terapi Non Farmakologi
Pengobatan utama diare adalah mencegah dehidrasi. Dehidrasi adalah kondisi ketika
cairan tubuh yang hilang lebih banyak daripada yang dikonsumsi. Kondisi ini dapat
menyebabkan tubuh tidak berfungsi secara normal, untuk mengganti cairan tubuh yang
hilang akibat diare. Penanganan diare tanpa obat yaitu:

1. Tindakan paling penting dalam penanganan diare adalah mencegah timbulnya


dehidrasi yang disebabkan oleh diare, minum larutan oralit atau air putih untuk
mencegah terjadinya dehidrasi akibat diare. Oralit merupakan obat diare alami yang
terbuat dari campuran gula, air, dan garam.
2. Disarankan untuk mengonsumsi air kelapa sebagai obat diare alami. Sebab, air
kelapa merupakan cairan elektrolit alami yang membantu mencegah terjadinya
kekurangan cairan pada tubuh sebagai akibat dari diare.
3. Konsumsi probiotic, seperti yogurt & yakult disarankan untuk mempercepat
pemulihan diare.
4. Mengkonsumsi madu karena mempunyai sifat antibacterial sehingga dapat
membunuh kuman dan menghambat kolonisasi bakteri penyebab diare
5. Mengatur pola makan dengan baik, hindari makanan yang dapat memicu diare.
6. Menjaga kebersihan lingkungan terutama sanitasi.
2.2.5 Analisa Resep

No Kelengkapan Resep Keterangan

1. Inscriptio Tidak
(Nama dokter, alamat, Lengkap
nomor telefon, dan nomor
izin praktik )
2. Invocatio Lengkap
(Tanda R/)
3. Praescriptio Lengkap
(Nama, Jumlah obat , dan
cara pembuatan )
4. Signatura Lengkap
(Aturan pakai)
5. Subscriptio Tidak ada
(Paraf dokter)

Gambar 6. Resep

Komposisi:
1. Sanprima : Sulfamethoxazole 400 mg, Trimethoprim 80 mg (ISO Vol.52 tahun 2019
hal.148)
2. Spasminal : Hyoscine-N-Butylbromide 10 mg, Paracetamol 500 mg (ISO Vol.52 tahun
2019 hal.345)
3. Lopamid : loperamid 2 mg (ISO Vol.52 tahun 2019 hal. 348)
2.2.6 Monografi Bahan

No Nama Obat Golongan Obat Mekanisme Bentuk Indikasi Efek Samping


Kerja Sediaan
1. Sanprima Keras/Antibiotik Menghentikan Tablet Infeksi saluran Stevens-
pertumbuhan pencernaan, infeksi Johnson, kelainan
bakteri, saluran kemih yang langka dan
sehingga serius yang terjadi
membantu pada kulit dan
sistem membran mukosa
kekebalan
tubuh untuk
membunuh
bakteri hingga
habis.

2. Spasminal Keras/Antispasmodik Paracetamol Tablet Meringankan kolik Reaksi pada kulit,


untuk Abdomen (sakit misalnya
menghilangkan kram perut yang kemerahan
nyeri, kadang disebabkan
sedangkan bakteri, radang
Hyoscine-N- pada usus)
Butylbromide
bekerja secara
langsung
merelaksasikan
otot polos

3. Lopamid Keras/Antidiare Mengurangi Tablet Diare akut non Nyeri perut,


aktivitas usus spesifik & diare mengantuk
sehingga kronik
memperlambat
ritme kontraksi
usus sehingga
dapat
menambah
kepadatan tinja

(ISO Vol.52 tahun 2019)


2.2.7 Pengambilan Bahan
1. Sanprima
a. Ambil 10 tablet Sanprima
b. Masukkan kedalam plastik klip lalu tandai 3 x sehari 1 tablet sesudah makan,
dihabiskan
2. Spasminal
a. Ambil 10 tablet spasminal
b. Masukkan kedalam plastik klip lalu tandai 3 x sehari 1 tablet sesudah makan
3. Lopamid
a. Ambil 10 tablet lopamid
b. Masukkan kedalam plastik klip lalu tandai 3 x sehari 1 tablet sesudah makan
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Kedisiplinan dan tanggung jawab dalam bekerja sangat diperlukan dalam dunia kerja.
2. Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan sebagai calon Asisten Apoteker dapat menemukan
masalah yang sering dihadapi dalam suatu apotek dan cara penyelesaian yang nantinya
menjadi persiapan bagi Asisten Apoteker sebelum berkontribusi ke dunia kerja serta dapat
mengetahui perbekalan kefarmasian di Apotek.
3. Ketelitian dalam mengambil obat dan dosis sediaan obat sangatlah penting karena
menyangkut nyawa manusia.
4. Mengetahui dan memahami pengertian diare dan pengobatan diare dengan menggunakan
obat ataupun tanpa obat.
5. Mampu menjelaskan tahapan pelaksanaan PKL dengan baik.

3.2 Saran
1. Mempersiapkan diri dari segi akademik serta keterampilan agar selama PKL dapat mencari
informasi sebanyak – banyaknya.
2. Agar pembeli tidak menurun, maka Pemilik Sarana Apotek (PSA) harus meningkatkan
pelayanan dengan melengkapi sediaan obat dan stock obat sesuai dengan kebutuhan.
3. Peserta didik PKL dapat menjaga nama baik sekolah dengan tidak melanggar etika yang
harus dijaga saat melaksanakan PKL ditempat kerja.
4. Diharapkan kepada apotek dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan
kepada masyarakat yang telah dicapai selama ini.
LAMPIRAN

Gambar 7. Rekaptulasi Penilaian

Anda mungkin juga menyukai