Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOKINETIKA

MATERI I DAN II
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DARAH DAN VALIDASI METODE ANALISIS
OBAT DALAM CAIRAN DARAH

Dosen Penanggungjawab:
Adi
Asisten Praktikum:
1. ..
2. ..
3. ..

Disusun oleh:
Kelompok 1111
1. Eka Luthfiana Khoirunnisa Nur Hartati (M0618014)
2. Maryam Quatly Alkatiri
3. Oktria

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOKINETIKA
MATERI I DAN II
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DARAH DAN VALIDASI METODE ANALISIS
OBAT DALAM CAIRAN DARAH

I. Tujuan
Tujuan dilakukan praktikum ini adalah mampu menjelaskan dan mempraktikan
tatalaksana cara pengambilan sampel cairan hayati serta memvalidasi metode analisisnya.

II. Dasar Teori


Metode pengukuran obat dalam media biologis semakin penting untuk banyak
kelompok sosial. Masalah-masalah yang berhubungan dengan bioavaibilitas,
bioekivalensi, pengembangan obat baru, penyalahgunaan obat, farmakokinetika klinik,
dan penelitian obat sangat bergantung pada metode analisis (Smith,1981). Parameter
farmakokinetika obat dapat diperoleh berdasarkan hasil pengukuran kadar obat utuh
dan / atau metabolitnya di dalam cairan hayati (darah, urin, saliva atau cairan tubuh
lainnya) (Pasha dkk., 1986). Sementara darah sejauh ini merupakan sampel yang
paling dipahami untuk pengukuran diagnostik, sedangkan cairan biologis lain seperti
keringat, air liur, cairan interstisial, air mata, dan napas lebih mudah diakses dan
karenanya merupakan target yang menarik untuk platform sensor perangkat yang dapat
dikenakan non / invasif minimal (Matzeu dkk., 2015).
Pengukuran konsentrasi (kadar) obat dalam darah, serum, atau plasma
merupakan pendekatan langsung untuk penetapan farmakokinetika obat dalam tubuh.
Darah lengkap mengandung unsur-unsur seluler diantaranya sel darah merah, sel darah
putih, platelet, dan berbagai protein lain, seperti albumin dan globulin. Pada umumnya,
serum atau plasma paling sering digunakan untuk pengukuran obat. Untuk
mendapatkan serum, darah lengkap dibiarkan untuk menggumpal dan serum
dikumpulkan dari supernatan setelah disentrifugasi. Plasma diperoleh dari supernatan
sentrifugasi darah lengkap yang ditambahkan suatu antikoagulan seperti heparin
(Shargel dkk., 2012).
Dalam sebuah analisis obat dalam cairan hayati, ada hal-hal penting dalam
rangka penelitian farmakokinetika yang digunakan sebagai parameter-parameter antara
lain yaitu (Syukri, 2002) :
1. Tetapan (laju) invasi atau tetapan absorpsi.
2. Volume distribusi menghubungkan jumlah obat didalam tubuh dengan konsentrasi
obat (C) di dalam darah atau plasma.
3. Ikatan protein
4. Tetapan (laju) eliminasi dan waktu paruh dalam plasma (t 1/2)
5. Klirens renal, ekstrarenal dan total
6. Luas dibawah kurva dalam plasma (AUC), dan
7. Ketersediaan hayati
Proses validasi metode analitik untuk memastikan bahwa analitik yang
digunakan prosedur pengujian memenuhi syarat yang disediakan (Ravinsakar dkk.,
2015). Parameter yang diujikan dalam validasi ini adalah (Beloufa dkk., 2017):
1. Spesifikasi
Spesifik adalah indikasi kuantitatif sejauh mana suatu metode dapat
membedakan antara analit yang diminati dan zat yang mengganggu berdasarkan
sinyal yang dihasilkan dalam kondisi eksperimental aktual. Gangguan acak harus
ditentukan dengan menggunakan sampel kosong yang representatif. % Pemulihan
ditemukan dalam kisaran 99,4-100,4%, oleh karena itu tidak ada gangguan
eksipien dan aditif yang menunjukkan selektivitas metode yang dikembangkan.
2. Akurasi
Akurasi mengacu pada kedekatan kesepakatan antara nilai sebenarnya dari
konsentrasi analit dan hasil rata-rata yang diperoleh dengan menerapkan prosedur
eksperimental pada sejumlah besar sampel homogen. Ini terkait dengan kesalahan
sistematis dan pemulihan analit. Kesalahan sistematis dapat ditetapkan dengan
penggunaan bahan referensi bersertifikat yang sesuai (pencocokan matriks) atau
dengan menerapkan teknik analisis alternatif.
RSD: relative standard deviation (%RSD= SD/ x X 100%).
3. Perbandingan hasil yang diperoleh dari sampel yang disiapkan untuk uji kondisi
berikut:
a. Pengulangan mengekspresikan ketepatan di bawah kondisi pengoperasian yang
sama dalam interval waktu yang singkat. Pengulangan juga disebut presisi
intra-assay.
b. Presisi menengah menunjukkan variasi dalam laboratorium: hari berbeda,
analis berbeda, peralatan berbeda, dll.
c. Reproduksibilitas mengekspresikan ketepatan antar laboratorium (studi
kolaboratif, biasanya diterapkan pada standardisasi metodologi).
III. Alat dan Bahan
IV. Cara Kerja

IV.1. Pengambilan Sampel Cairan Darah


Tikus

 Dimasukkan ke dalam holder untuk pengambilan darah


melalui vena ekor
 Kondisikan hewan agar tidak stress dan pegang dengan
erat jika mengambil darah melalui vena mata
 Diambil darah hewan uji dengan volume sesuai
kebutuhan
 Darah diambil dari vena lateral ekor tikus dengan
menyayat ekor menggunakan silet; atau dengan
mengambil darah melalui mata dengan pipa kapiler

Darah

 Ditampung dalam tabung effendorf yang sudah berisi


Heparin / EDTA
 Area kerja dibersihkan dari kotoran dan sisa sampel
darah, bila perlu disemprot dengan alkohol
 diperoleh

Darah dalam tabung effendorf


IV.2. Metode Analisis Obat dalam Darah

1. Pembuatan Kurva Baku

Seri kadar asam salisilat


(2 ppm,4ppm,6ppm,8ppm,10 ppm)

Ke dalam

ditambahkan
Larutan stok aspirin
Blanko 500 µL mengandung
diperoleh kadar
antikoagulan
(0,2,4,6,8,10 µg/mL)

diambil

Cuplikan sampel 1mL

kemudian di vortex selama 1 menit dan

diambil

ditambahkan
0,5 mL sampel darah 1 mL TCA 5%
divortex 1 menit

sentrifugasi 5000 rpm selama 10 menit

Supernatant (plasma)

dipisahkan dan dimasukkan ke tabung reaksi sebanyak 1000


Terbentuk 2 lapisan

Dipisahkan dan dimasukkan ke tabung reaksi

Fase atas (etil asetat) Fase bawah

Diuapkan dengan waterbath


dilarutkan

Residu kering( berwarna


2 mL NaOH 0,2 M dan 7,5
putih )
mL HCL 0,2 M

Larutan dipindah ke dalam kuvet

Baca absorbnsinya pada


panjang gelombang 236,4 nm
terhadap blanko darah

Dicatat dan analisis

Hasil absorbansi

2. Penentuan operating time

Larutan asam salisilat 50 µg/mL


dan 100 µg/mL

 Diukur absorbansinya pada 236,4 nm


 Diperoleh

Hasil
3. Menentukan perolehan kembali, kesalahan acak, dan kesalahan sistematik

Larutan asam salisilat 50 µg/mL,


75 µg/mL, dan 100 µg/mL
 Tiap kadar direplikasi 3 kali
 Ditetapkan kadar masing-masing menggunakan kurva
baku
 Dihitung kadar rata-rata dan simpangan bakunya
 Dihitung perolehan kembali dan kesalahan sistematik
untuk tiap besaran kadar
 Diperoleh

Hasil

V. Tabel Hasil
VI. Pembahasan
VII. Kesimpulan
VIII. Daftar Pustaka
Belouafa, S., Habti, F., Benhar, S., Belafkih, B., Tayane, S., Hamdouch, S., Bennamara, A.
dan Abourriche, A. 2017. Statistical tools and approaches to validate analytical
methods: methodology and practical examples. International Journal of Metrology
and Quality Engineering, 8(9): 1-10.
Matzeu, G., Florea, L. dan Diamond, D. 2015. Advances in wearable chemical sensor
design for monitoring biological fluids. Sensors and Actuators B: Chemical, 211:
403-418.
Pasha, L.A., Wright, D.S., dan Reinlods, D.L. 1986. Bioanalytic Consideration for
Pharmacokinetik and Biopharmaceutic Studies, J. Clin: Pharmacol.
Ravisankar, P., Navya, C.N., Pravallika, D. dan Sri, D.N., 2015. A review on step-by-step
analytical method validation. IOSR J Pharm, 5(10): 7-19.

Shargel, L., Pong, S.W., dan Yu, A.B.C. 2012. Biofarmasetika dan Farmakokinetika
Terapan, Edisi Kelima. Surabaya: Airlangga University Press.
Smith, J.M. 1981. Chemical Engineering Kinetics , Edisi 3. New York: Mc.Graw Hill
Book Company, Inc.

Syukri, Y. 2002. Biofarmasetika. Yogyakarta: UII Press.

IX. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai