Anda di halaman 1dari 50

ADMINISTRASI PEMBELAJARAN

TAHUN PELAJARAN 2022-2023

MATA PELAJARAN : PRODUKSI HASIL HEWANI

PROGRAM KEAHLIAN : AGROTEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL


PERTANIAN

KONSENTRASI KEAHLIAN : AGRIBISNIS PENGOLAHAN HASIL


PERTANIAN

KELAS : XII-APHP

SEMESTER : 5 dan 6

NAMA GURU

AHMAD SAIFUDDIN, S.Pi


NIP. 19670609 199802 1 002

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH


DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 KALIBAGOR KABUPATEN BANYUMAS
Jl. Raya Purwokerto-Banyumas Km. 12 Tlp (0281) 796231 Kalibagor 53191
Mata Pelajaran PRODUKSI PENGOLAHAN HASIL HEWANI
Kelas/Semester XII/Gasal
Alokasi Waktu 5 JP (Pertemuan ke-1)
KD 3 KD 4
3.7 Mengevaluasi pengemasan 4.7 Mengembangkan pengemasan
Tujuan hasil pengolahan hewani produk hewani
Pembelajaran IPK 3 IPK 4
3.7.1 Menjelaskan pengertian 4.7.1 Memilih jenis kemasan yang
dan urgensi pengemasan cocok dengan produk olahan
hasil pengolahan hewani hasil hewani
Materi Pembelajaran Pengertian dan urgensi pengemasan untuk produk pengolahan hasil hewani
daging dan ikan
Langkah Pembelajaran:
Model:
Discovery Learning 1. Pemberian rangsangan
 Guru menayangkan video tentang kemasan dan menunjukkan
Produk: kemasan nyata untuk produk olahan hasil hewani.
Tabel jenis 2. Mengidentifikasi masalah
kemasan untuk  Guru membagi kelompok dan memberikan berbagai jenis
produk olahan kemasan lainnya untuk dikaji dan format tabel jenis kemasan
hasil hewani untuk produk olahan hasil hewani yang harus diisi.
 Peserta didik dalam kelompok mengobservasi berbagai jenis
Deskripsi: kemasan dan membagi pekerjaan untuk mengkaji konsep
Peserta didik secara pengertian dan urgensi pengemasan serta jenis kemasan untuk
kolaboratif produk olahan hasil hewani
menentukan dan 3. Mengumpulkan data
memilih jenis  Peserta didik mencari informasi dan mengumpulkan data- data jenis
kemasan yang cocok kemasan yang cocok untuk produk olahan hasil hewani
untuk produk olahan 4. Mengolah dan menganalisis data
hasil hewani  Peserta didik menyusun, memilah, menyesuaikan dan
mencocokkan data-data jenis kemasan untuk produk olahan hasil
Alat, Bahan, dan hewani untuk dituangkan dalam tabel.
Media: 5. Pembuktian
 Video jenis  Peserta didik melakukan pembuktian melalui pembandingan
kemasan untuk antara data yang disusun dengan kemasan rujukan.
produk olahan  Guru membimbing pembuktian dan memberikan koreksi.
hewani 6. Menarik kesimpulan
 Berbagai jenis  Guru memfasilitasi peserta untuk menarik simpulan dan
kemasan produk memilihkan jenis kemasan yang cocok untuk produk olahan hasil
makanan hewani untuk replikasi secara berkelompok.
 Buku pelajaran  Peserta didik membuat simpulan dan mempresentasikan jenis
 Alat tulis kemasan yang cocok untuk produk olahan hasil hewani secara
berkelompok berdasar data jenis kemasan dalam tabel.
Asesmen:
a. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (tes tertulis pilihan ganda, dan tes lisan)
b. Penilaian Kompetensi Keterampilan melalui pengamatan, portofolio dan produk
c. Penilaian Sikap dengan observasi

Kalibagor, Juni 2022


Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran

Drs. WITOTO Ahmad Saifuddin, S.Pi


NIP. 19670219 199403 1 008 NIP. 19670609 199802 1 002

Mata Pelajaran PRODUKSI PENGOLAHAN HASIL HEWANI


Kelas/Semester XII/Gasal
Alokasi Waktu 5 JP (pertemuan ke-2)
KD 3 KD 4
3.7 Mengevaluasi pengemasan 4.7 Mengembangkan pengemasan
Tujuan hasil pengolahan hewani produk hewani
Pembelajaran IPK 3 IPK 4
3.7.2 Mengidentifikasi fungsi dan 4.7.2 Mengembangkan desain
klasifikasi kemasan produk kemasan sesuai dengan produk
hasil pengolahan hewani olahan hasil hewani
Materi Pembelajaran Fungsi dan klasifikasi kemasan untuk produk pengolahan hasil hewani untuk
daging dan ikan
Langkah Pembelajaran:
Model:
Discovery Learning 1. Pemberian rangsangan
 Guru menayangkan video tentang desain kemasan dan
Produk: menunjukkan desain kemasan nyata untuk produk olahan hasil
Desain kemasan hewani.
untuk produk 2. Mengidentifikasi masalah
olahan hasil  Guru membagi kelompok dan memberikan berbagai desain
hewani kemasan lainnya untuk dikaji fungsi dan diklasifikasikan dengan
format tabel klasifikasi kemasan untuk pengembangan desain
Deskripsi: produk olahan hasil hewani.
Peserta didik secara  Peserta didik dalam kelompok mengobservasi berbagai desain
kolaboratif kemasan dan membagi pekerjaan untuk mengkaji konsep
mengembangkan mengidentifikasi fungsi dan klasifikasi pengemasan untuk
desain kemasan sesuai produk olahan hasil hewani
dengan produk 3. Mengumpulkan data
olahan hasil hewani  Peserta didik mencari informasi dan mengumpulkan data- data
desain kemasan yang cocok untuk produk olahan hasil hewani
Alat, Bahan, dan 4. Mengolah dan menganalisis data
Media:  Peserta didik menyusun, memilah, menyesuaikan dan
 Video desain mencocokkan data-data desain kemasan untuk produk olahan hasil
kemasan untuk hewani untuk dituangkan dalam tabel.
produk olahan 5. Pembuktian
hewani  Peserta didik melakukan pembuktian melalui pembandingan
 Buku gambar antara data yang disusun dengan desain kemasan rujukan.
 Buku pelajaran  Guru membimbing pembuktian dan memberikan koreksi.
 Alat tulis 6. Menarik kesimpulan
 Guru memfasilitasi peserta untuk menarik simpulan dan
memilihkan desain kemasan yang cocok untuk produk olahan
hasil hewani untuk replikasi secara berkelompok.
 Peserta didik membuat simpulan dan mempresentasikan desain
kemasan yang cocok untuk produk olahan hasil hewani secara
berkelompok berdasar data jenis kemasan dalam tabel.
Asesmen:
c. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (tes tertulis pilihan ganda, dan tes lisan)
d. Penilaian Kompetensi Keterampilan melalui pengamatan, portofolio dan produk
c. Penilaian Sikap dengan observasi

Kalibagor, Juni 2022

Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran
Drs. WITOTO Ahmad Saifuddin, S.Pi
NIP. 19670219 199403 1 008 NIP. 19670609 199802 1 002
Mata Pelajaran PRODUKSI PENGOLAHAN HASIL HEWANI
Kelas/Semester XII/Gasal
Alokasi Waktu 5 JP (pertemuan ke-3)
KD 3 KD 4
3.7 Mengevaluasi pengemasan 4.7 Mengembangkan pengemasan
Tujuan hasil pengolahan hewani produk hewani
Pembelajaran
IPK 3 IPK 4
3.7.3. Mengidentifikasi jenis-jenis 4.7.1 Melakukan proses
kemasan produk olahan hasil pengembangan pengemasan
hewani produk olahan hasil hewani
Materi Pembelajaran Desain kemasan untuk produk olahan hasil hewani untuk daging dan ikan
Langkah Pembelajaran:
Model:
Discovery Learning 1. Pemberian rangsangan
 Guru menayangkan video tentang jenis-jenis kemasan dan
Produk: menunjukkan kemasan nyata untuk produk olahan hasil hewani.
Kemasan untuk 2. Mengidentifikasi masalah
produk olahan  Guru membagi kelompok dan memberikan berbagai kemasan
hasil hewani lainnya untuk diidentifikasi jenis-jenis kemasan produk olahan
hasil hewani dan dimasukkan pada format tabel yang disediakan.
Deskripsi:  Peserta didik dalam kelompok mengobservasi berbagai jenis
Peserta didik secara kemasan dan membagi pekerjaan untuk mengkaji konsep ciri-ciri
kolaboratif melakukan dan atribut yang ada pada jenis kemasan untuk produk olahan
proses pengembangan hasil hewani
kemasan untuk produk 3. Mengumpulkan data
olahan hasil hewani  Peserta didik mencari informasi dan mengumpulkan data- data
untuk pengembangan kemasan yang cocok untuk produk olahan
Alat, Bahan, dan hasil hewani
Media: 4. Mengolah dan menganalisis data
 Video jenis  Peserta didik menyusun, memilah, menyesuaikan dan
kemasan untuk mencocokkan data-data untuk pengembangan kemasan untuk
produk olahan produk olahan hasil hewani untuk dituangkan dalam tabel.
hewani 5. Pembuktian
 Bahan untuk  Peserta didik melakukan pembuktian melalui pembandingan
pembuatan antara data pengembangan kemasan yang dibuat dengan
kemasan produk kemasan rujukan.
makanan  Guru membimbing pembuktian dan memberikan koreksi.
 Buku pelajaran 6. Menarik kesimpulan
 Alat tulis  Guru memfasilitasi peserta untuk menarik simpulan dan
memilihkan jenis pengembangan kemasan yang cocok untuk
produk olahan hasil hewani untuk replikasi secara berkelompok.
 Peserta didik membuat simpulan dan mempresentasikan hasil
pengembangan kemasan yang cocok untuk produk olahan hasil
hewani secara berkelompok berdasar data jenis kemasan dalam
tabel.
Asesmen:
a. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (tes tertulis pilihan ganda, dan tes lisan)
b. Penilaian Kompetensi Keterampilan melalui pengamatan, portofolio dan produk
c. Penilaian Sikap dengan observasi

Kalibagor, Juni 2022

Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran

Drs. WITOTO Ahmad Saifuddin, S.Pi


NIP. 19670219 199403 1 008 NIP. 19670609 199802 1 002
Mata Pelajaran PRODUKSI PENGOLAHAN HASIL HEWANI
Kelas/Semester XII/Gasal
Alokasi Waktu 5 JP (pertemuan ke-4)
KD 3 KD 4
3.7 Mengevaluasi pengemasan 4.7 Mengembangkan pengemasan
Tujuan hasil pengolahan hewani produk hewani
Pembelajaran
IPK 3 IPK 4
3.7.4 Labelisasi kemasan produk 4.7.4 Melakukan pelabelan produk
olahan hasil hewani olahan hasil hewani secara
kreatif dan sesuai kaidah
pelabelan yang benar
Materi Pembelajaran Labelisasi produk olahan hasil hewani untuk daging dan ikan
Langkah Pembelajaran:
Model:
Discovery Learning 1. Pemberian rangsangan
 Guru menayangkan video tentang label kemasan dan menunjukkan
Produk: label kemasan nyata untuk produk olahan hasil hewani.
Tabel jenis 2. Mengidentifikasi masalah
kemasan untuk  Guru membagi kelompok dan memberikan berbagai jenis label
produk olahan kemasan lainnya untuk dikaji dan format tabel aturan label
hasil hewani kemasan untuk produk olahan hasil hewani yang harus diisi.
 Peserta didik dalam kelompok mengobservasi berbagai jenis
Deskripsi: kemasan dan membagi pekerjaan untuk mengkaji konsep
Peserta didik secara pelabelan produk olahan hasil hewani secara kreatif dan sesuai
kolaboratif melakukan kaidah pelabelan yang benar
pelabelan produk 3. Mengumpulkan data
olahan hasil hewani  Peserta didik mencari informasi dan mengumpulkan data- data
secara kreatif dan persyaratan pembuatanlabel kemasan yang cocok untuk produk
sesuai kaidah olahan hasil hewani
pelabelan yang benar 4. Mengolah dan menganalisis data
 Peserta didik menyusun, memilah, menyesuaikan dan
Alat, Bahan, dan mencocokkan data-data persyaratan label kemasan untuk produk
Media: olahan hasil hewani untuk dituangkan dalam tabel.
 Video jenis label 5. Pembuktian
kemasan untuk  Peserta didik melakukan pembuktian melalui pembandingan
produk olahan antara data yang disusun dengan label kemasan rujukan.
hewani  Guru membimbing pembuktian dan memberikan koreksi.
 Berbagai label 6. Menarik kesimpulan
kemasan produk  Guru memfasilitasi peserta untuk menarik simpulan dan
makanan memilihkan label kemasan yang cocok untuk produk olahan hasil
 Kertas gambar hewani untuk replikasi secara berkelompok.
 Buku pelajaran  Peserta didik membuat simpulan dan mempresentasikan jenis label
 Alat tulis kemasan yang cocok untuk produk olahan hasil hewani secara
berkelompok berdasar data persyaratan label kemasan dalam tabel.

Asesmen:
a. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (tes tertulis pilihan ganda, dan tes lisan)
b. Penilaian Kompetensi Keterampilan melalui pengamatan, portofolio dan produk
c. Penilaian Sikap dengan observasi

Kalibagor, Juni 2022

Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran

Drs. WITOTO Ahmad Saifuddin, S.Pi


NIP. 19670219 199403 1 008 NIP. 19670609 199802 1 002
Mata Pelajaran PRODUKSI PENGOLAHAN HASIL HEWANI
Kelas/Semester XII/Gasal
Alokasi Waktu 5 JP (pertemuan ke-5)
KD 3 KD 4
3.7 Mengevaluasi pengemasan 4.7 Mengembangkan pengemasan
Tujuan hasil pengolahan hewani produk hewani
Pembelajaran
IPK 3 IPK 4
3.7.5 Mengevaluasi hasil 4.7.5 Menguji kelayakan hasil
pengemasan produk olahan pengemasan produk olahan hasil
hasil hewani hewani
Materi Pembelajaran Faktor-faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan pengemasan produk
olahan hasil hewani untuk daging dan ikan
Langkah Pembelajaran:
Model:
Discovery Learning 1. Pemberian rangsangan
 Guru menayangkan video tentang pengujian kemasan dan
Produk: menunjukkan kemasan nyata untuk produk olahan hasil hewani.
Tabel hasil uji 2. Mengidentifikasi masalah
kemasan untuk  Guru membagi kelompok dan memberikan berbagai jenis
produk olahan kemasan lainnya untuk dikaji dan format tabel jenis kemasan
hasil hewani untuk produk olahan hasil hewani yang harus diisi.
 Peserta didik dalam kelompok mengobservasi berbagai jenis
Deskripsi: kemasan dan membagi pekerjaan untuk mengkaji konsep
Peserta didik secara pengertian dan urgensi pengemasan serta jenis kemasan untuk
kolaboratif menguji produk olahan hasil hewani
kelayakan hasil 3. Mengumpulkan data
pengemasan produk  Peserta didik mencari informasi dan mengumpulkan data- data jenis
olahan hasil hewani kemasan yang cocok untuk produk olahan hasil hewani
4. Mengolah dan menganalisis data
Alat, Bahan, dan  Peserta didik menyusun, memilah, menyesuaikan dan
Media: mencocokkan data-data jenis kemasan untuk produk olahan hasil
 Video uji kemasan hewani untuk dituangkan dalam tabel.
untuk produk 5. Pembuktian
olahan hewani  Peserta didik melakukan pembuktian melalui pembandingan
 Alat dan bahan antara data yang disusun dengan kemasan rujukan.
pengujian  Guru membimbing pembuktian dan memberikan koreksi.
kelayakan kemasan 6. Menarik kesimpulan
 Berbagai jenis  Guru memfasilitasi peserta untuk menarik simpulan dan
kemasan produk memilihkan jenis kemasan yang cocok untuk produk olahan hasil
makanan hewani untuk replikasi secara berkelompok.
 Buku pelajaran  Peserta didik membuat simpulan dan mempresentasikan jenis
 Alat tulis kemasan yang cocok untuk produk olahan hasil hewani secara
berkelompok berdasar data jenis kemasan dalam tabel.

Asesmen:
a. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (tes tertulis pilihan ganda, dan tes lisan)
b. Penilaian Kompetensi Keterampilan melalui pengamatan, portofolio dan produk
c. Penilaian Sikap dengan observasi

Kalibagor, Juni 2022

Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran

Drs. WITOTO Ahmad Saifuddin, S.Pi


NIP. 19670219 199403 1 008 NIP. 19670609 199802 1 002
Mata Pelajaran PRODUKSI PENGOLAHAN HASIL HEWANI
Kelas/Semester XII/Gasal
Alokasi Waktu 5 JP (Pertemuan ke-6)
KD 3 KD 4
3.7 Mengevaluasi pengemasan 4.7 Mengembangkan pengemasan
Tujuan hasil pengolahan hewani produk hewani
Pembelajaran IPK 3 IPK 4
3.7.1 Menjelaskan pengertian 4.7.1 Memilih jenis kemasan yang
dan urgensi pengemasan cocok dengan produk olahan
hasil pengolahan hewani hasil hewani
Materi Pembelajaran Pengertian dan urgensi pengemasan untuk produk pengolahan hasil hewani
untuk susu dan telur
Langkah Pembelajaran:
Model:
Discovery Learning 7. Pemberian rangsangan
 Guru menayangkan video tentang kemasan dan menunjukkan
Produk: kemasan nyata untuk produk olahan hasil hewani.
Tabel jenis 8. Mengidentifikasi masalah
kemasan untuk  Guru membagi kelompok dan memberikan berbagai jenis
produk olahan kemasan lainnya untuk dikaji dan format tabel jenis kemasan
hasil hewani untuk produk olahan hasil hewani yang harus diisi.
 Peserta didik dalam kelompok mengobservasi berbagai jenis
Deskripsi: kemasan dan membagi pekerjaan untuk mengkaji konsep
Peserta didik secara pengertian dan urgensi pengemasan serta jenis kemasan untuk
kolaboratif produk olahan hasil hewani
menentukan dan 9. Mengumpulkan data
memilih jenis  Peserta didik mencari informasi dan mengumpulkan data- data jenis
kemasan yang cocok kemasan yang cocok untuk produk olahan hasil hewani
untuk produk olahan 10.Mengolah dan menganalisis data
hasil hewani  Peserta didik menyusun, memilah, menyesuaikan dan
mencocokkan data-data jenis kemasan untuk produk olahan hasil
Alat, Bahan, dan hewani untuk dituangkan dalam tabel.
Media: 11.Pembuktian
 Video jenis  Peserta didik melakukan pembuktian melalui pembandingan
kemasan untuk antara data yang disusun dengan kemasan rujukan.
produk olahan  Guru membimbing pembuktian dan memberikan koreksi.
hewani 12.Menarik kesimpulan
 Berbagai jenis  Guru memfasilitasi peserta untuk menarik simpulan dan
kemasan produk memilihkan jenis kemasan yang cocok untuk produk olahan hasil
makanan hewani untuk replikasi secara berkelompok.
 Buku pelajaran  Peserta didik membuat simpulan dan mempresentasikan jenis
 Alat tulis kemasan yang cocok untuk produk olahan hasil hewani secara
berkelompok berdasar data jenis kemasan dalam tabel.
Asesmen:
e. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (tes tertulis pilihan ganda, dan tes lisan)
f. Penilaian Kompetensi Keterampilan melalui pengamatan, portofolio dan produk
c. Penilaian Sikap dengan observasi

Kalibagor, Juni 2022

Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran

Drs. WITOTO Ahmad Saifuddin, S.Pi


NIP. 19670219 199403 1 008 NIP. 19670609 199802 1 002
Mata Pelajaran PRODUKSI PENGOLAHAN HASIL HEWANI
Kelas/Semester XII/Gasal
Alokasi Waktu 5 JP (pertemuan ke-7)
KD 3 KD 4
3.7 Mengevaluasi pengemasan 4.7 Mengembangkan pengemasan
Tujuan hasil pengolahan hewani produk hewani
Pembelajaran IPK 3 IPK 4
3.7.2 Mengidentifikasi fungsi dan 4.7.2 Mengembangkan desain
klasifikasi kemasan produk kemasan sesuai dengan produk
hasil pengolahan hewani olahan hasil hewani
Materi Pembelajaran Fungsi dan klasifikasi kemasan untuk produk pengolahan hasil hewani untuk
susu dan telur
Langkah Pembelajaran:
Model:
Discovery Learning 7. Pemberian rangsangan
 Guru menayangkan video tentang desain kemasan dan
Produk: menunjukkan desain kemasan nyata untuk produk olahan hasil
Desain kemasan hewani.
untuk produk 8. Mengidentifikasi masalah
olahan hasil  Guru membagi kelompok dan memberikan berbagai desain
hewani kemasan lainnya untuk dikaji fungsi dan diklasifikasikan dengan
format tabel klasifikasi kemasan untuk pengembangan desain
Deskripsi: produk olahan hasil hewani.
Peserta didik secara  Peserta didik dalam kelompok mengobservasi berbagai desain
kolaboratif kemasan dan membagi pekerjaan untuk mengkaji konsep
mengembangkan mengidentifikasi fungsi dan klasifikasi pengemasan untuk
desain kemasan sesuai produk olahan hasil hewani
dengan produk 9. Mengumpulkan data
olahan hasil hewani  Peserta didik mencari informasi dan mengumpulkan data- data
desain kemasan yang cocok untuk produk olahan hasil hewani
Alat, Bahan, dan 10.Mengolah dan menganalisis data
Media:  Peserta didik menyusun, memilah, menyesuaikan dan
 Video desain mencocokkan data-data desain kemasan untuk produk olahan hasil
kemasan untuk hewani untuk dituangkan dalam tabel.
produk olahan 11.Pembuktian
hewani  Peserta didik melakukan pembuktian melalui pembandingan
 Buku gambar antara data yang disusun dengan desain kemasan rujukan.
 Buku pelajaran  Guru membimbing pembuktian dan memberikan koreksi.
 Alat tulis 12.Menarik kesimpulan
 Guru memfasilitasi peserta untuk menarik simpulan dan
memilihkan desain kemasan yang cocok untuk produk olahan
hasil hewani untuk replikasi secara berkelompok.
 Peserta didik membuat simpulan dan mempresentasikan desain
kemasan yang cocok untuk produk olahan hasil hewani secara
berkelompok berdasar data jenis kemasan dalam tabel.
Asesmen:
g. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (tes tertulis pilihan ganda, dan tes lisan)
h. Penilaian Kompetensi Keterampilan melalui pengamatan, portofolio dan produk
c. Penilaian Sikap dengan observasi

Kalibagor, Juni 2022

Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran

Drs. WITOTO Ahmad Saifuddin, S.Pi


NIP. 19670219 199403 1 008 NIP. 19670609 199802 1 002
Mata Pelajaran PRODUKSI PENGOLAHAN HASIL HEWANI
Kelas/Semester XII/Gasal
Alokasi Waktu 5 JP (pertemuan ke-8)
KD 3 KD 4
3.7 Mengevaluasi pengemasan 4.7 Mengembangkan pengemasan
Tujuan hasil pengolahan hewani produk hewani
Pembelajaran
IPK 3 IPK 4
3.7.3. Mengidentifikasi jenis-jenis 4.7.1 Melakukan proses
kemasan produk olahan hasil pengembangan pengemasan
hewani produk olahan hasil hewani
Materi Pembelajaran Desain kemasan untuk produk olahan hasil hewani untuk susu dan telur
Langkah Pembelajaran:
Model:
Discovery Learning 7. Pemberian rangsangan
 Guru menayangkan video tentang jenis-jenis kemasan dan
Produk: menunjukkan kemasan nyata untuk produk olahan hasil hewani.
Kemasan untuk 8. Mengidentifikasi masalah
produk olahan  Guru membagi kelompok dan memberikan berbagai kemasan
hasil hewani lainnya untuk diidentifikasi jenis-jenis kemasan produk olahan
hasil hewani dan dimasukkan pada format tabel yang disediakan.
Deskripsi:  Peserta didik dalam kelompok mengobservasi berbagai jenis
Peserta didik secara kemasan dan membagi pekerjaan untuk mengkaji konsep ciri-ciri
kolaboratif melakukan dan atribut yang ada pada jenis kemasan untuk produk olahan
proses pengembangan hasil hewani
kemasan untuk produk 9. Mengumpulkan data
olahan hasil hewani  Peserta didik mencari informasi dan mengumpulkan data- data
untuk pengembangan kemasan yang cocok untuk produk olahan
Alat, Bahan, dan hasil hewani
Media: 10.Mengolah dan menganalisis data
 Video jenis  Peserta didik menyusun, memilah, menyesuaikan dan
kemasan untuk mencocokkan data-data untuk pengembangan kemasan untuk
produk olahan produk olahan hasil hewani untuk dituangkan dalam tabel.
hewani 11.Pembuktian
 Bahan untuk  Peserta didik melakukan pembuktian melalui pembandingan
pembuatan antara data pengembangan kemasan yang dibuat dengan
kemasan produk kemasan rujukan.
makanan  Guru membimbing pembuktian dan memberikan koreksi.
 Buku pelajaran 12.Menarik kesimpulan
 Alat tulis  Guru memfasilitasi peserta untuk menarik simpulan dan
memilihkan jenis pengembangan kemasan yang cocok untuk
produk olahan hasil hewani untuk replikasi secara berkelompok.
 Peserta didik membuat simpulan dan mempresentasikan hasil
pengembangan kemasan yang cocok untuk produk olahan hasil
hewani secara berkelompok berdasar data jenis kemasan dalam
tabel.
Asesmen:
c. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (tes tertulis pilihan ganda, dan tes lisan)
d. Penilaian Kompetensi Keterampilan melalui pengamatan, portofolio dan produk
c. Penilaian Sikap dengan observasi

Kalibagor, Juni 2022

Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran

Drs. WITOTO Ahmad Saifuddin, S.Pi


NIP. 19670219 199403 1 008 NIP. 19670609 199802 1 002
Mata Pelajaran PRODUKSI PENGOLAHAN HASIL HEWANI
Kelas/Semester XII/Gasal
Alokasi Waktu 5 JP (pertemuan ke-9)
KD 3 KD 4
3.7 Mengevaluasi pengemasan 4.7 Mengembangkan pengemasan
Tujuan hasil pengolahan hewani produk hewani
Pembelajaran
IPK 3 IPK 4
3.7.4 Labelisasi kemasan produk 4.7.4 Melakukan pelabelan produk
olahan hasil hewani olahan hasil hewani secara
kreatif dan sesuai kaidah
pelabelan yang benar
Materi Pembelajaran Labelisasi produk olahan hasil hewani untuk susu dan telur
Langkah Pembelajaran:
Model:
Discovery Learning 7. Pemberian rangsangan
 Guru menayangkan video tentang label kemasan dan menunjukkan
Produk: label kemasan nyata untuk produk olahan hasil hewani.
Tabel jenis 8. Mengidentifikasi masalah
kemasan untuk  Guru membagi kelompok dan memberikan berbagai jenis label
produk olahan kemasan lainnya untuk dikaji dan format tabel aturan label
hasil hewani kemasan untuk produk olahan hasil hewani yang harus diisi.
 Peserta didik dalam kelompok mengobservasi berbagai jenis
Deskripsi: kemasan dan membagi pekerjaan untuk mengkaji konsep
Peserta didik secara pelabelan produk olahan hasil hewani secara kreatif dan sesuai
kolaboratif melakukan kaidah pelabelan yang benar
pelabelan produk 9. Mengumpulkan data
olahan hasil hewani  Peserta didik mencari informasi dan mengumpulkan data- data
secara kreatif dan persyaratan pembuatanlabel kemasan yang cocok untuk produk
sesuai kaidah olahan hasil hewani
pelabelan yang benar 10.Mengolah dan menganalisis data
 Peserta didik menyusun, memilah, menyesuaikan dan
Alat, Bahan, dan mencocokkan data-data persyaratan label kemasan untuk produk
Media: olahan hasil hewani untuk dituangkan dalam tabel.
 Video jenis label 11.Pembuktian
kemasan untuk  Peserta didik melakukan pembuktian melalui pembandingan
produk olahan antara data yang disusun dengan label kemasan rujukan.
hewani  Guru membimbing pembuktian dan memberikan koreksi.
 Berbagai label 12.Menarik kesimpulan
kemasan produk  Guru memfasilitasi peserta untuk menarik simpulan dan
makanan memilihkan label kemasan yang cocok untuk produk olahan hasil
 Kertas gambar hewani untuk replikasi secara berkelompok.
 Buku pelajaran  Peserta didik membuat simpulan dan mempresentasikan jenis label
 Alat tulis kemasan yang cocok untuk produk olahan hasil hewani secara
berkelompok berdasar data persyaratan label kemasan dalam tabel.

Asesmen:
c. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (tes tertulis pilihan ganda, dan tes lisan)
d. Penilaian Kompetensi Keterampilan melalui pengamatan, portofolio dan produk
c. Penilaian Sikap dengan observasi

Kalibagor, Juni 2022

Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran

Drs. WITOTO Ahmad Saifuddin, S.Pi


NIP. 19670219 199403 1 008 NIP. 19670609 199802 1 002
Mata Pelajaran PRODUKSI PENGOLAHAN HASIL HEWANI
Kelas/Semester XII/Gasal
Alokasi Waktu 5 JP (pertemuan ke-10)
KD 3 KD 4
3.7 Mengevaluasi pengemasan 4.7 Mengembangkan pengemasan
Tujuan hasil pengolahan hewani produk hewani
Pembelajaran
IPK 3 IPK 4
3.7.5 Mengevaluasi hasil 4.7.5 Menguji kelayakan hasil
pengemasan produk olahan pengemasan produk olahan hasil
hasil hewani hewani
Materi Pembelajaran Faktor-faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan pengemasan produk
olahan hasil hewani untuk susu dan telur
Langkah Pembelajaran:
Model:
Discovery Learning 7. Pemberian rangsangan
 Guru menayangkan video tentang pengujian kemasan dan
Produk: menunjukkan kemasan nyata untuk produk olahan hasil hewani.
Tabel hasil uji 8. Mengidentifikasi masalah
kemasan untuk  Guru membagi kelompok dan memberikan berbagai jenis
produk olahan kemasan lainnya untuk dikaji dan format tabel jenis kemasan
hasil hewani untuk produk olahan hasil hewani yang harus diisi.
 Peserta didik dalam kelompok mengobservasi berbagai jenis
Deskripsi: kemasan dan membagi pekerjaan untuk mengkaji konsep
Peserta didik secara pengertian dan urgensi pengemasan serta jenis kemasan untuk
kolaboratif menguji produk olahan hasil hewani
kelayakan hasil 9. Mengumpulkan data
pengemasan produk  Peserta didik mencari informasi dan mengumpulkan data- data jenis
olahan hasil hewani kemasan yang cocok untuk produk olahan hasil hewani
10.Mengolah dan menganalisis data
Alat, Bahan, dan  Peserta didik menyusun, memilah, menyesuaikan dan
Media: mencocokkan data-data jenis kemasan untuk produk olahan hasil
 Video uji kemasan hewani untuk dituangkan dalam tabel.
untuk produk 11.Pembuktian
olahan hewani  Peserta didik melakukan pembuktian melalui pembandingan
 Alat dan bahan antara data yang disusun dengan kemasan rujukan.
pengujian  Guru membimbing pembuktian dan memberikan koreksi.
kelayakan kemasan 12.Menarik kesimpulan
 Berbagai jenis  Guru memfasilitasi peserta untuk menarik simpulan dan
kemasan produk memilihkan jenis kemasan yang cocok untuk produk olahan hasil
makanan hewani untuk replikasi secara berkelompok.
 Buku pelajaran  Peserta didik membuat simpulan dan mempresentasikan jenis
 Alat tulis kemasan yang cocok untuk produk olahan hasil hewani secara
berkelompok berdasar data jenis kemasan dalam tabel.

Asesmen:
c. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (tes tertulis pilihan ganda, dan tes lisan)
d. Penilaian Kompetensi Keterampilan melalui pengamatan, portofolio dan produk
c. Penilaian Sikap dengan observasi

Kalibagor, Juni 2022

Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran

Drs. WITOTO Ahmad Saifuddin, S.Pi


NIP. 19670219 199403 1 008 NIP. 19670609 199802 1 002
Mata Pelajaran PRODUKSI PENGOLAHAN HASIL HEWANI
Kelas/Semester XII/Gasal
Alokasi Waktu 5 JP (pertemuan ke-11)
KD 3 KD 4
3.8 Menganalisa usaha produksi 4.8 Mengevaluasi hasil analisa
Tujuan hasil hewani usaha
Pembelajaran
IPK 3 IPK 4
3.8.1 Merencanakan kebutuhan 4.8.1 Merekam/mencatat hasil
alat, bahan, serta fasilitas kebutuhan alat, bahan, serta
berdasarkan kapasitas fasilitas berdasarkan kapasitas
produksi dalam pengolahan produksi dalam pengolahan
hasil hewani hasil hewani
Materi Pembelajaran Analisa kebutuhan alat, bahan, dan fasilitas produksi pengolahan hasil
hewani
Langkah Pembelajaran:
Model:
Discovery Learning 1. Pemberian rangsangan
 Guru menayangkan video tentang kebutuhan alat, bahan, dan
Produk: fasilitas produksi pengolahan hasil hewani.
Tabel daftar kebutuhan 2. Mengidentifikasi masalah
alat, bahan, serta  Guru membagi kelompok dan memberikan berbagai jenis
fasilitas berdasarkan kemasan lainnya untuk dikaji dan format tabel jenis kemasan
kapasitas produksi untuk produk olahan hasil hewani yang harus diisi.
dalam pengolahan  Peserta didik dalam kelompok mengobservasi berbagai jenis
hasil hewani kemasan dan membagi pekerjaan untuk mengkaji konsep analisa
kebutuhan alat, bahan, dan fasilitas produksi pengolahan hasil
Deskripsi: hewani
Peserta didik secara 3. Mengumpulkan data
kolaboratif menentukan  Peserta didik mencari informasi dan mengumpulkan data- data
dan memilih jenis alat, Analisa kebutuhan alat, bahan, dan fasilitas produksi pengolahan
bahan, serta fasilitas hasil hewani
berdasarkan kapasitas 4. Mengolah dan menganalisis data
produksi dalam  Peserta didik menyusun, memilah, menyesuaikan dan
pengolahan mencocokkan data-data analisa kebutuhan alat, bahan, dan fasilitas
hasil hewani produksi pengolahan hasil hewani untuk dituangkan dalam tabel
5. Pembuktian
Alat, Bahan, dan  Peserta didik melakukan pembuktian melalui pembandingan
Media: antara data yang disusun dengan analisa kebutuhan alat, bahan,
 Video jenis alat, dan fasilitas produksi rujukan.
bahan, serta  Guru membimbing pembuktian dan memberikan koreksi.
fasilitas 6. Menarik kesimpulan
berdasarkan  Guru memfasilitasi peserta untuk menarik simpulan dan
kapasitas produksi memilihkan analisa kebutuhan alat, bahan, dan fasilitas produksi
dalam pengolahan yang cocok untuk produksi pengolahan hasil hewani untuk
berbagai jenis replikasi secara berkelompok.
kemasan produk  Peserta didik membuat simpulan dan mempresentasikan analisa
makanan kebutuhan alat, bahan, dan fasilitas produksi yang cocok untuk
 Buku pelajaran produksi pengolahan hasil hewani secara berkelompok berdasar data
 Alat tulis analisa kebutuhan alat, bahan, dan fasilitas produksi dalam tabel.
Asesmen:
a. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (tes tertulis pilihan ganda, dan tes lisan)
b. Penilaian Kompetensi Keterampilan melalui pengamatan, portofolio dan produk
c. Penilaian Sikap dengan observasi

Kalibagor, Juni 2022


Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran

Drs. WITOTO Ahmad Saifuddin, S.Pi


NIP. 19670219 199403 1 008 NIP. 19670609 199802 1 002
Mata Pelajaran PRODUKSI PENGOLAHAN HASIL HEWANI
Kelas/Semester XII/Gasal
Alokasi Waktu 5 JP (pertemuan ke-12)
KD 3 KD 4
3.8 Menganalisa usaha produksi 4.8 Mengevaluasi hasil analisa
Tujuan hasil hewani usaha
Pembelajaran IPK 3 IPK 4
3.8.2 Menghitung jumlah biaya 4.8.2 Merekam/mencatat hasil
produksi pengolahan hasil perhitungan jumlah biaya
hewani produksi pengolahan hasil
hewani
Materi Pembelajaran Analisa biaya produksi pengolahan hasil hewani
Langkah Pembelajaran:
Model:
Discovery Learning 1. Pemberian rangsangan
 Guru menayangkan contoh perhitungan jumlah biaya produksi
Produk: pengolahan hasil hewani.
Tabel jumlah biaya 2. Mengidentifikasi masalah
produksi pengolahan  Guru membagi kelompok dan memberikan berbagai contoh
hasil hewani perhitungan jumlah biaya produksi pengolahan hasil hewani
Deskripsi: lainnya untuk dikaji dan format tabel perhitungan biaya untuk
Peserta didik secara produksi olahan hasil hewani yang harus diisi.
kolaboratif menghitung  Peserta didik dalam kelompok mengobservasi berbagai jenis
jumlah biaya produksi kemasan dan membagi pekerjaan untuk mengkaji konsep
pengolahan hasil hewani perhitungan jumlah biaya produksi pengolahan hasil hewani
3. Mengumpulkan data
 Peserta didik mencari informasi dan mengumpulkan data- data
Alat, Bahan, dan harga bahan dan alat yang cocok untuk perhitungan biaya produksi
Media: olahan hasil hewani
 Tabel harga bahan 4. Mengolah dan menganalisis data
dan alat untuk  Peserta didik menyusun, memilah, menyesuaikan dan mencocokkan
produk olahan data-data perhitungan biaya produksi olahan hasil hewani untuk
hewani dituangkan dalam tabel.
 Kalkulator 5. Pembuktian
 Buku pelajaran  Peserta didik melakukan pembuktian melalui pembandingan antara
 Alat tulis data yang disusun dengan perhitungan biaya produksi olahan hasil
hewani rujukan.
 Guru membimbing pembuktian dan memberikan koreksi.
6. Menarik kesimpulan
 Guru memfasilitasi peserta untuk menarik simpulan dan memilihkan
perhitungan biaya produksi olahan hasil hewani untuk replikasi secara
berkelompok.
 Peserta didik membuat simpulan dan mempresentasikan perhitungan
biaya produksi olahan hasil hewani secara berkelompok berdasar data
jenis kemasan dalam tabel.
Asesmen:
c. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (tes tertulis pilihan ganda, dan tes lisan)
d. Penilaian Kompetensi Keterampilan melalui pengamatan, portofolio dan produk
c. Penilaian Sikap dengan observasi

Kalibagor, Juni 2022

Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran

Drs. WITOTO Ahmad Saifuddin, S.Pi


NIP. 19670219 199403 1 008 NIP. 19670609 199802 1 002
Mata Pelajaran PRODUKSI PENGOLAHAN HASIL HEWANI
Kelas/Semester XII/Gasal
Alokasi Waktu 5 JP (pertemuan ke-13)
KD 3 KD 4
3.8 Menganalisa usaha produksi 4.8 Mengevaluasi hasil analisa
Tujuan hasil hewani usaha
Pembelajaran
IPK 3 IPK 4
3.8.3 Menghitung pendapatan hasil 4.8.3 Merekam/mencatat hasil
produksi pengolahan hasil perhitungan pendapatan hasil
hewani produksi pengolahan hasil
hewani
Materi Pembelajaran Analisa pendapatan dan keuntungan dari produksi pengolahan hewani
Langkah Pembelajaran:
Model:
Discovery Learning 1. Pemberian rangsangan
 Guru menayangkan contoh tentang perhitungan pendapatan hasil
Produk: produksi pengolahan hasil hewani.
Tabel jenis kemasan 2. Mengidentifikasi masalah
untuk produk olahan  Guru membagi kelompok dan memberikan berbagai perhitungan
hasil hewani pendapatan hasil produksi pengolahan hasil hewani lainnya untuk
dikaji dan format tabel harus diisi.
Deskripsi:  Peserta didik dalam kelompok mengobservasi berbagai
Peserta didik secara perhitungan pendapatan hasil produksi pengolahan hasil hewani
kolaboratif menghitung dan membagi pekerjaan untuk mengkaji konsep pengertian dan
pendapatan hasil urgensi perhitungan pendapatan hasil produksi pengolahan hasil
produksi pengolahan hewani.
hasil hewani 3. Mengumpulkan data
 Peserta didik mencari informasi dan mengumpulkan data-data
Alat, Bahan, dan perhitungan pendapatan hasil produksi pengolahan hasil hewani .
Media: 4. Mengolah dan menganalisis data
 Tabel harga bahan  Peserta didik menyusun, memilah, menyesuaikan dan
dan alat untuk mencocokkan data-data perhitungan pendapatan hasil produksi
produksi pengolahan hasil hewani untuk dituangkan dalam tabel.
pengolahan 5. Pembuktian
 Kalkulator  Peserta didik melakukan pembuktian melalui pembandingan
 Buku pelajaran antara data yang disusun dengan perhitungan pendapatan hasil
 Alat tulis produksi pengolahan hasil hewani.
 Guru membimbing pembuktian dan memberikan koreksi.
6. Menarik kesimpulan
 Guru memfasilitasi peserta untuk menarik simpulan dan
memilihkan perhitungan pendapatan hasil produksi pengolahan
hasil hewani yang cocok untuk produk olahan hasil hewani untuk
replikasi secara berkelompok.
 Peserta didik membuat simpulan dan mempresentasikan perhitungan
pendapatan hasil produksi pengolahan hasil secara berkelompok
berdasar data jenis kemasan dalam tabel.
Asesmen:
e. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (tes tertulis pilihan ganda, dan tes lisan)
f. Penilaian Kompetensi Keterampilan melalui pengamatan, portofolio dan produk
c. Penilaian Sikap dengan observasi

Kalibagor, Juni 2022

Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran

Drs. WITOTO Ahmad Saifuddin, S.Pi


NIP. 19670219 199403 1 008 NIP. 19670609 199802 1 002
Mata Pelajaran PRODUKSI PENGOLAHAN HASIL HEWANI
Kelas/Semester XII/Gasal
Alokasi Waktu 5 JP (pertemuan ke-14)
KD 3 KD 4
3.8 Menganalisa usaha produksi 4.8 Mengevaluasi hasil analisa
Tujuan hasil hewani usaha
Pembelajaran
IPK 3 IPK 4
3.8.4 Menentukan keuntungan hasil 4.8.4 Merekam/mencatat keuntungan
produksi pengolahan hasil hasil produksi pengolahan hasil
hewani hewani
Materi Pembelajaran Analisa perhitungan keuntungan usaha produksi pengolahan hasil hewani
Langkah Pembelajaran:
Model:
Discovery Learning 1. Pemberian rangsangan
 Guru menayangkan video tentang kemasan dan menunjukkan
Produk: kemasan nyata untuk produk olahan hasil hewani.
Tabel perhitungan 2. Mengidentifikasi masalah
keuntungan hasil  Guru membagi kelompok dan memberikan berbagai jenis
produksi pengolahan kemasan lainnya untuk dikaji dan format tabel jenis kemasan
hasil hewani untuk produk olahan hasil hewani yang harus diisi.
 Peserta didik dalam kelompok mengobservasi berbagai jenis
Deskripsi: kemasan dan membagi pekerjaan untuk mengkaji konsep
Peserta didik secara pengertian dan urgensi pengemasan serta jenis kemasan untuk
kolaboratif menentukan produk olahan hasil hewani
keuntungan hasil 3. Mengumpulkan data
produksi pengolahan  Peserta didik mencari informasi dan mengumpulkan data- data jenis
hasil hewani kemasan yang cocok untuk produk olahan hasil hewani
4. Mengolah dan menganalisis data
Alat, Bahan, dan  Peserta didik menyusun, memilah, menyesuaikan dan
Media: mencocokkan data-data jenis kemasan untuk produk olahan hasil
 Tabel harga bahan hewani untuk dituangkan dalam tabel.
dan alat untuk 5. Pembuktian
produksi  Peserta didik melakukan pembuktian melalui pembandingan
pengolahan antara data yang disusun dengan kemasan rujukan.
 Kalkulator  Guru membimbing pembuktian dan memberikan koreksi.
 Buku pelajaran 6. Menarik kesimpulan
 Alat tulis  Guru memfasilitasi peserta untuk menarik simpulan dan
memilihkan jenis kemasan yang cocok untuk produk olahan hasil
hewani untuk replikasi secara berkelompok.
 Peserta didik membuat simpulan dan mempresentasikan jenis
kemasan yang cocok untuk produk olahan hasil hewani secara
berkelompok berdasar data jenis kemasan dalam tabel.

Asesmen:
g. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (tes tertulis pilihan ganda, dan tes lisan)
h. Penilaian Kompetensi Keterampilan melalui pengamatan, portofolio dan produk
c. Penilaian Sikap dengan observasi

Kalibagor, Juni 2022

Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran

Drs. WITOTO Ahmad Saifuddin, S.Pi


NIP. 19670219 199403 1 008 NIP. 19670609 199802 1 002
Mata Pelajaran PRODUKSI PENGOLAHAN HASIL HEWANI
Kelas/Semester XII/Gasal
Alokasi Waktu 5 JP (pertemuan ke-15)
KD 3 KD 4
3.8 Menganalisa usaha produksi 4.8 Mengevaluasi hasil analisa
Tujuan hasil hewani usaha
Pembelajaran IPK 3 IPK 4
3.8.5 Menganalisis kelayakan 4.8.5 Mengevaluasi hasil usaha
usaha produksi pengolahan produksi pengolahan hasil
hasil hewani hewani
Materi Pembelajaran Analisa kelayakan usaha produksi pengolahan hasil hewani
Langkah Pembelajaran:
Model:
Discovery Learning 1. Pemberian rangsangan
 Guru menayangkan video tentang analisis kelayakan usaha
Produk: produksi pengolahan hasil hewani.
Tabel jenis 2. Mengidentifikasi masalah
kemasan untuk  Guru membagi kelompok dan memberikan berbagai jenis analisis
produk olahan kelayakan usaha produksi pengolahan hasil hewani lainnya untuk
hasil hewani dikaji dan format tabel yang harus diisi.
 Peserta didik dalam kelompok mengobservasi berbagai jenis
Deskripsi: Menganalisis kelayakan usaha produksi pengolahan hasil hewani
Peserta didik secara dan membagi pekerjaan untuk mengkaji konsep pengertian dan
kolaboratif urgensi menganalisis kelayakan usaha produksi pengolahan hasil
hewani
menganalisis kelayakan
3. Mengumpulkan data
usaha produksi
pengolahan hasil  Peserta didik mencari informasi dan mengumpulkan data- data
hewani analisis kelayakan usaha produksi pengolahan hasil hewani yang
cocok untuk produk olahan hasil hewani
4. Mengolah dan menganalisis data
Alat, Bahan, dan
Media:  Peserta didik menyusun, memilah, menyesuaikan dan
mencocokkan data-data analisis kelayakan usaha produksi
 Tabel harga bahan
pengolahan hasil hewani untuk dituangkan dalam tabel.
dan alat untuk
5. Pembuktian
produksi
pengolahan  Peserta didik melakukan pembuktian melalui pembandingan
antara data yang disusun dengan analisis kelayakan usaha
 Kalkulator
produksi pengolahan hasil hewani rujukan.
 Buku pelajaran
 Guru membimbing pembuktian dan memberikan koreksi.
 Alat tulis
6. Menarik kesimpulan
 Guru memfasilitasi peserta untuk menarik simpulan dan
memilihkan analisis kelayakan usaha produksi pengolahan hasil
hewani yang cocok untuk produk olahan hasil hewani untuk
replikasi secara berkelompok.
 Peserta didik membuat simpulan dan mempresentasikan analisis
kelayakan usaha produksi pengolahan hasil hewani secara
berkelompok berdasar data analisis dalam tabel.
Asesmen:
i. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (tes tertulis pilihan ganda, dan tes lisan)
j. Penilaian Kompetensi Keterampilan melalui pengamatan, portofolio dan produk
c. Penilaian Sikap dengan observasi

Kalibagor, Juni 2022


Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran

Drs. WITOTO Ahmad Saifuddin, S.Pi


NIP. 19670219 199403 1 008 NIP. 19670609 199802 1 002

Perangkat asesmen

Perangkat asesmen ini digunakan untuk pertemuan ke 1 sd. pertemuan ke 15


1. Perangkat Penilaian Kompetensi Sikap:

a. Rubrik Sikap Ilmiah


Skor
No Aspek
4 3 2 1
1. Menanya
2. Mengamati
3. Menalar
4. Mengolah data
5. Menyimpulkan
6. Menyaji

Kriteria:

1) Aspek Menanya

Jika pertanyaan yang diajukan sesuai dengan permasalahan


Skor 4 :
yang sedang dibahas
Jika pertanyaan yang diajukan cukup sesuai dengan
Skor 3 :
permasalahan yang sedang dibahas
Jika pertanyaan yang diajukan kurang sesuai dengan
Skor 2 :
permasalahan yang sedang dibahas
Skor 1 : Tidak menanya

2) Aspek Mengamati

Terlibat dalam pengamatan dan aktif dalam memberikan


Skor 4 :
pendapat
Skor 3 : Terlibat dalam pengamatan
Skor 2 : Berusaha terlibat dalam pengamatan
Skor 1 : Diam tidak aktif

3) Aspek Menalar

Skor 4 : Jika menalar dengan benar


Skor 3 : Jika menalar hanya sebagian yang benar
Skor 2 : Mencoba bernalar walau masih salah
Skor 1 : Diam tidak menalar

4) Aspek Mengolah Data

Skor 4 : Jika Hasil Pengolahan data benar semua


Skor 3 : Jika hasil pengolahan data sebagian besar benar
Skor 2 : Jika hasil pengolahan data sebagian kecil benar
Skor 1 : Jika hasil pengolahan data salah semua

5) Aspek Menyimpulkan
Skor 4 : jika kesimpulan yang dibuat seluruhnya benar
Skor 3 : jika kesimpulan yang dibuat seluruhnya benar
Skor 2 : kesimpulan yang dibuat sebagian kecil benar
Skor 1 : Jika kesimpulan yang dibuat seluruhnya salah

6) Aspek Menyajikan

Skor 4 : jika laporan disajikan secara baik dan dapat menjawabsemua


petanyaan dengan benar
Skor 3 : Jika laporan disajikan secara baik dan hanya dapat menjawab
sebagian pertanyaan
Skor 2 : Jika laporan disajikan secara cukup baik dan hanya sebagian
kecil pertanyaan yang dapat di jawab
Skor 1 : Jika laporan disajikan secara kurang baik dan tidak dapat
menjawab pertanyaan

b. Rubrik Penilaian Diskusi


Skor
No Aspek
4 3 2 1
1. Terlibat Penuh
2. Bertanya kritis
3. Menjawab
4. Memberikan
Gagasan/Ide
5. Kerja Sama
6. Tertib

1) Aspek Terlibat Penuh

Skor 4 : Dalam diskusi kelompok terlihat aktif, tanggung jawab,


mempunyai pemikiran/ide, berani berpendapat
Skor 3 : Dalam diskusi kelompok terlihat aktif, dan berani berpendapat
Skor 2 : Dalam diskusi kelompok kadang-kadang berpendapat
Skor 1 : Diam sama sekali tidak terlibat

2) Aspek Bertanya kritis

Skor 4 : Memberikan pertanyaan dalam kelompok dengan bahasa yang


jelas
Skor 3 : Memberikan pertanyaan dalam kelompok dengan bahasa yang
kurang jelas
Skor 2 : Kadang-kadang memberikan pertanyaan
Skor 1 : Sama sekali tidak bertanya

3) Aspek Menjawab
Skor 4 : Memberikan jawaban dari pertanyaan dalam kelompok dengan
bahasa yang jelas
Skor 3 : Memberikan jawaban dari pertanyaan dalam kelompok dengan
bahasa yang kurang jelas
Skor 2 : Kadang-kadang memberikan jawaban dari pertanyaan
kelompoknya
Skor 1 : Diam tidak pernah menjawab pertanyaan

4) Aspek Memberikan Gagasan/Ide

Skor 4 : Memberikan gagasan/ide yang orisinil berdasarkan pemikiran


sendiri
Skor 3 : Memberikan gagasan/ide yang didapat dari buku bacaan
Skor 2 : Kadang-kadang memberikan gagasan/ide
Skor 1 : Diam tidak pernah memberikan gagasan

5) Aspek Kerjasama

Skor 4 : Dalam diskusi kelompok terlibat aktif, tanggung jawab dalam


tugas, dan membuat teman-temannya nyaman dengan
keberadaannya
Skor 3 : Dalam diskusi kelompok terlibat aktif tapi kadang-kadang
membuat teman-temannya kurang nyaman dengan
keberadaannya
Skor 2 : Dalam diskusi kelompok kurang terlibat aktif
Skor 1 : Diam tidak aktif

6) Aspek Tertib

Skor 4 : Dalam diskusi kelompok aktif, santun, sabar mendengarkan


pendapat teman-temannya
Skor 3 : Dalam diskusi kelompok tampak aktif tapi kurang santun
Skor 2 : Dalam diskusi kelompok suka menyela pendapat orang lain
Skor 1 : Selama terjadi diskusi sibuk sendiri dengan cara berjalan
kesana kemari

c. Rubrik Presentasi
Skor
No Aspek
4 3 2 1
1. Kejelasan Presentasi
2. Pengetahuan
3. Penampilan

1) Kejelasan Presentasi

Skor 4 : Sistematika penjelasan logis dengan bahasa dan suara yang


sangat jelas
Skor 3 : Sistematika penjelasan logis dan bahasa sangat jelas tetapi
suara kurang jelas
Skor 2 : Sistematika penjelasan tidak logis meskipun menggunakan
bahasa dan suara cukup jelas
Skor 1 : Sistematika penjelasan tidak logis meskipun menggunakan
bahasa dan suara cukup jelas

2) Pengetahuan

Skor 4 : Menguasai materi presentasi dan dapat menjawab pertanyaan


dengan baik dan kesimpulan mendukung topik yang dibahas
Skor 3 : Menguasai materi presentasi dan dapat menjawab pertanyaan
dengan baik dan kesimpulan mendukung topik yang dibahas
Skor 2 : Penguasaan materi kurang meskipun bisa menjawab seluruh
pertanyaan dan kesimpulan tidak berhubungan dengan topik
yang dibahas
Skor 1 : Materi kurang dikuasai serta tidak bisa menjawab seluruh
pertanyaan dan kesimpulan tidak mendukung topik

3) Penampilan

Skor 4 : Penampilan menarik, sopan dan rapi, dengan penuh percaya


diri serta menggunakan alat bantu
Skor 3 : Penampilan cukup menarik, sopan, rapih dan percaya diri
menggunakan alat bantu
Skor 2 : Penampilan kurang menarik, sopan, rapi tetapi kurang percaya
diri serta menggunakan alat bantu
Skor 1 : Penampilan kurang menarik, sopan, rapi tetapi tidak percaya
diri dan tidak menggunakan alat bantu

2. Perangkat Penilaian Kompetensi Pengetahuan:

Teknik Penilaian Bentuk Instrumen


Tes tulis Pilihan ganda

1. Saat masa pandemi virus Covid-19 daya beli masyarakat menurun akibat
pendapatan menurun. Strategi yang perlu diterapkan oleh seorang pengusaha yang
tepat dan rasional agar usahanya tetatp berjalan adalah ....
A. menunggu masa pandemi covid-19 selesai
B. menjual bakso dengan jumlah atau ukuran per porsi dikurangi dan harga
diturunkan
C. membuat kemasan bakso yang lebih menarik dan higienis
D. memasarkan langsung ke rumah dengan harga dinaikkan
E. melakukan promosi dan iklan lewat televisi dan radio
2. Kemasan karton untuk air minum dalam kemasan tergolong pembungkus ....
A. kuarter
B. tersier
C. sekunder
D. primer
E. inner

3. Perhatikan gambar berikut ini !


1 2 3 4 5

4. Contoh kemasan primer terdapat pada produk ....


A. nomer 1
B. nomer 2
C. nomer 3
D. nomer 4
E. nomer 5
5. Kemasan yang paling aman karena kemasan ini dapat melindungi produk dari sinar
matahari, uap air, dan oksigen adalah kemasan dari jenis ....
1. kertas
2. plastik
3. logam
4. gelas
5. stirofoam
6. Kelebihan kemasan yang terbuat dari gelas adalah ....
A. tidak mudah pecah
B. tahan tehadap pemanasan
C. tahan terhadap produk bersifat asam dan basa
D. mempunyai daya elastisitas yang baik
E. mempunyai bobot yang lebih ringan
7. Jenis plastik tertentu tidak dapat digunakan untuk kemasan makanan dan
minuman karena ...
A. tidak tahan terhadap pemanasan
B. mempunyai berat jenis terlalu rendah
C. mempengaruhi bau dan rasa pada produk
D. mempengaruhi daya awet produk yang disimpan
E. mengandung zat kimia yang tidak baik untuk kesehatan manusia

8. Perhatikan gambar berikut ini !

Jenis dan bentuk kemasan di atas lebih tepat untuk produk olahan ....
A. daging
B. susu
C. telur
D. kulit
E. minyak

9. Pernyataan di bawah ini yang sesuai daan benar dengan bentuk kemasan yaitu ....
A. bentuk yang tidak teratur memiliki daya tarik lebih
B. bentuk persegi panjang lebih disukai dari pada bujur sangkar
C. bentuk yang sederhana lebih disukai daripada yang rumit
D. bentuk cekung lebih disukai daripada cembung
E. bentuk tidak seimbang lebih menarik dan menyenangkan
10. Nimas adalah alumni SMK Negeri 1 Kalibagor yang tertarik di bidang usaha
pengolahan daging untuk menjadi bakso. Pertimbangan utama yang harus
diperhatikan oleh Merita sebelum memulai usaha bakso adalah ....
A. peralatan yang akan digunakan untuk produksi
B. kapasitas produksi bakso per hari
C. jumlah dan jenis bahan baku dan bahan pendukung yang akan digunakan
D. data target pemasaran (market) yang lengkap dan terukur
E. lokasi tempat produksi dan pemasaran
11. Rancangan atas kemasan pada suatu produk tertentu yang dilakukan sebagai
upaya peningkatan dan syarat produksi yang mendukung pemasaran suatu produk
adalah kegiatan untuk ....
A. mempromosikan kemasan
B. menyusun tahapan pemasaran kemasan
C. membentuk/melipat kemasan
D. menggambar/melukis kemasan
E. mendesain kemasan
12. Fungsi paling mendasar dari kemasan adalah ....
A. mewadahi dan melindungi produk dari kerusakan-kerusakan, sehingga lebih
mudah disimpan, diangkut dan dipasarkan
B. mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga kekonsumen, agar
produk tidak tercecer
C. melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari sinar ultraviolet,
panas, kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari kotoran dan
mikroba
D. sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat
komunikasi dan informasi kepada konsumen
E. melindungi pengaruh buruk dari produk di dalamnya
13. Pak Iwan akan mengemas produk olahan hasil hewani yang mengandung lemak ,
vitamin tinggi, dan melalui proses fermentasi. Untuk mengemas produk tersebut
Pak Budi harus memilih jenis kemasan yang bersifat ....
A. hermetis
B. tahan cahaya
C. tahan pemanasan tinggi
D. berbahan tebal
E. berbahan transparan
14. Produk yang mengandung asam amino dengan sulfur seperti daging dan ikan
dapat bereaksi dengan bahan kemasan membentuk noda hitam apabila kemasan
terbuat dari ....
A. plastik
B. kertas
C. besi
D. alumunium foil
E. gelas

15. Perhatikan gambar berikut ini !


Jenis kemasan tersebut paling cocok untuk mengemas produk ....
A. daging olahan
B. daging beku
C. telur asin
D. abon ikan
E. nugget ayam
16. Pemilihan jenis atau model karton lipat yang akan digunakan sebagai
pengemas, tergantung pada ....
A. volume dan berat produk yang akan dikemas
B. berat dan ukuran produk yang akan dikemas
C. berat produk yang akan dikemas dan permintaan pasar
D. jenis produk yang akan dikemas dan permintaan pasar
E. jenis produk yang akan dikemas dan jarak pasar
17. Bahan plastik yang dipilih untuk mengemas bahan dan produk pangan maka harus
dipilih yang bersifat ....
A. edible
B. fleksibel
C. termoplastik
D. termoset
E. food grade
18. Bahan plastik yang mudah meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti
perubahan suhu, bersifat reversible tergolong dalam jenis plastik ....
A. termoplastik
B. termoset
C. edible
D. fleksibel
E. food grade
19. Amri adalah seorang pengusaha baru yang ingin membuka usaha produksi dan
penjualan bakso di daerah Sokaraja. Setelah melihat lokasi usaha yang telah dibeli
di Sokaraja ternyata banyak pesaing penjual bakso di sekitar lokasi. Agar Amri
dapat melakukan usaha di daerah tersebut maka disarankan untuk melakukan
langkah sebagai berikut, kecuali ....
A. menurunkan harga produk sehingga produsen lain tidak laku
B. tetap melakukan usaha pembuatan bakso dengan variasi produk yang berbeda
C. mencoba usaha produk makanan lain yang lebih kompetitif dan masih baru
D. melakukan kerjasama dengan pengusaha lain untuk kolaborasi usaha
E. mencari lokasi lain lagi untuk usaha pembuatan bakso yang lebih sedikit
kompetitornya
20. Di bawah ini bukan yang bukan merupakan tujuan pelabelan dalam kemasan
yaitu....
A. memberi informasi tentang isi produk yang diberi label tanpa harus membuka
kemasan
B. sebagai sarana komunikasi produsen kepada konsumen tentang hal-hal yang
perlu diketahui oleh konsumen tentang produk
C. memberi petunjuk yang tepat pada konsumen hingga diperoleh fungsi produk
yang optimum
D. sarana periklanan bagi konsumen
E. memberi jaminan keterjangkauan harga produk bagi semua konsumen
21. Pernyataan yang benar mengenai label di bawah ini yaitu ....
A. grade label adalah penggunaan label yang semata-mata digunakan sebagai
brand
B. brand label adalah label yang menunjukkan tingkat kualitas tertentu dari suatu
barang
C. label deskriptif adalah informasi objektif tentang penggunaan konstruksi,
pemeliharaan penampilan dan ciri-ciri lain dari produk
D. eksternal label adalah bagian dari pengemasan sebuah produk yang
mengandung informasi mengenai produk penjualan
E. produk label adalah informasi mengenai bagian dalam produk tentang jumlah
atau ukuran produk
22. Pengertian Netto dalam label produk ikan dalam larutan garam yang dikemas
dalam kaleng adalah ....
A. berat bersih cairan garam bahan sebagai tambahan dalam kaleng
B. berat bersih ikan tanpa cairan garam dalam kaleng
C. berat bersih semua isi produk tanpa kemasan
D. berat kotor isi produk tanpa kemasan sekunder
E. berat kotor isi produk dengan kemasan primer
23. Pernyataan yang benar di bawah ini tentang keterangan bahan yang dicantumkan
dalam label produk pangan yaitu ....
A. Keterangan bahan diurutkan dari bahan yang paling banyak digunakan kecuali
vitamin, mineral dan zat penambah gizi lainnya
B. Bahan tambahan pangan atau pengawet yang digunakan tidak perlu
dicantumkan.
C. Pernyataan mengenai bahan yang ditambahkan, diperkaya atau difortifikasi
tidak perlu dicantumkan
D. Keterangan bahan harus mencantumkan persentase bahan yang digunakan
E. Kode bahan pewarna yang ditambahkan wajib dicantumkan
24. Perhatikan simbol di bawah ini yang biasa tertera pada botol plastik !

Simbol tersebut menunjukkan botol plastik dapat ....


A. secara aman dibuang di lingkungan
B. diolah kembali (recycling) menjadi produk kemasan serupa atau produk lain
C. digunakan berulang kali sebagai kemasan isi ulang
D. dihancurkan dengan sistem pemanasan
E. digunakan untuk mengemas produk lain
25. Pengusaha kecil dan menengah di bidang pembuatan susu yoghurt harus
mengajukan ijin edar makanan dan minuman ke Badan Pengawasan Obat dan
Makanan Republik Indonesia untuk wilayah dalam negeri berupa ....
A. MD
B. ML
C. SP
D. Halal MUI
E. P-IRT
26. Label dalam kemasan bakso terdapat gambar bakso yang telah matang dan
tambahan bahan pangan lain seperti saus, kecap, selada air, wortel, dan seledri.
Agar label tersebut mendapatkan legalisasi dan tidak melanggar aturan maka
dalam label produk bakso harus dicantumkan ....
A. resep pembuatan produk sosis
B. saran penyajian
C. aturan penggunaan
D. komposisi bahan
E. logo kehalalan produk
27. Pemilihan warna dalam label kemasan sangat penting untuk menimbulkan daya
tarik kemasan kepada konsumen. Pemilihan warna ini mempunyai fungsi sebagai
berikut, kecuali ....
A. untuk identifikasi produk sehingga berbeda dengan produk pesaing
B. untuk menarik perhatian, warna terang atau cerah kan memantulkan cahaya
lebih jauh dibandingkan dengan warna gelap
C. untuk menekan selera konsumen terhadap produk makanan
D. untuk memastikan keterbacaan yang maksimum dalam penggunaan warna
kontras
E. untuk proteksi terhadap cahaya yang membahayakan
28. Syarat logo yang baik adalah ....
A. mengandung keaslian, mudah dibaca atau di ucapkan, sederhana dan ringkas
B. mengandung keaslian, mudah dibaca atau di ucapkan, sederhana dan terinci
C. mengandung keaslian, menyerap unsur bahasa asing, sederhana dan ringkas
D. bersifat abstrak, mudah dibaca atau di ucapkan, rumit dan ringkas
E. bersifat abstrak, memuat gambar yang nyata, rumit dan ringkas
29. Tanggung jawab pengusaha sosis mencantumkan tanggal kedaluwarsa pada
produk yang diedarkan ke konsumen adalah ....
A. menjaga produk sosis tetap awet selama masa peredaran ke konsumen
B. menjamin kemasan produk tetap rapat dan aman terhadap produk sosis yang
dikemas
C. menarik peredaran produk sosis setelah terjadi kerusakan parah
D. menjamin mutu produk sepanjang penyimpanannya mengikuti petunjuk yang
diberikan oleh produsen
E. menjaga produk sepanjang penyimpannya sampai terjadi kerusakan secara
mikrobiologis
30. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat desain kemasan,
kecuali ....
A. lakukan survey tentang harga bahan baku dan produk jadi
B. buat konsep desain kemasan dalam beberapa alternatif
C. ciptakan desain kemasan yang unik dan menarik dan berkarakter
D. sesuaikan desain kemasan dengan isi produk
E. sesuaikan desain kemasan dengan karakter konsumen
31. Zaenab adalah seorang siswi APHP akan merancang kemasan yang menarik untuk
produk abon
ikan. Untuk membuat merek pada label produk tersebut adalah ....
A. huruf dibuat kecil dan berwarna hitam
B. huruf dibuat paling besar dengan warna mencolok
C. merek diletakkan di bagian bawah gambar produk
D. merek diletakkan samping gambar produk
E. ukuran huruf pada merek harus dibuat sama dengan keterangan produk
32. Prinsip utama proses pengembangan produk baru dalam mengolah aneka produk
dari daging adalah ....
A. perbaikan, penyempurnaan, atau menghasilkan produk baru
B. meningkatkan nilai jual produk
C. meningkatkan kandungan nutrisi produk
D. melakukan penambahan kapasitas produksi
E. membuat produk baru dengan bahan baku selain daging
33. Pak Adi seorang penjual siomay terpaksa harus melakukan pengembangan produk
yang dijual karena pelanggan sudah bosan dengan rasanya. Prinsip pengembangan
produk yang dilakukan oleh pak Adi adalah ....
A. mengganti bahan baku ikan dengan daging ayam
B. menyusun resep baru untuk memperbaiki rasa
C. memberikan penyedap rasa yang banyak
D. mengganti total bahan penunjang resep
E. menambah lama waktu pengukusan produk
34. Langkah pertama dalam proses pengembangan produk olahan daging adalah ....
A. pengembangan gagasan
B. analisis usaha
C. pemunculan gagasan atau ide
D. pengembangan produk
E. pengujian pasar
35. Pak Sudiro melakukan proses pengembangan produk nugget dengan membuat
prototype produk nugget yang sesuai dengan ide pengembangan produk. Langkah
pak Sudiro tersebut dapat dilakukan setelah melalui tahapan ....
A. pemunculan gagasan
B. penyaringan gagasan
C. pengujian pasar
D. analisis usaha
E. komersialisasi
36. Seorang penjual bakso merumuskan pengembangan produknya “Membuat Bakso
dengan Cetakan Bentuk Aneka Binatang dan Bunga” . Pernyataan yang tidak benar
untuk alasan yang medukung rumusan pengembangan di atas adalah ....
A. persaingan penjualan bakso disebabkan oleh bentuk yang monoton
B. menawarkan bentuk bakso yang inovatif dan kompetitif
C. menawarkan produk baru sesuai dengan sebagian besar konsumen
D. memberikan daya tarik produk bagi konsumen wanita dan anak-anak
E. menekan harga bakso yang akan dijual agar digemari konsumen
37. Harga ikan tenggiri di pasar sangat mahal dan susah didapat. Jika seorang
pengusaha pempek melanjutkan usahanya dengan bahan baku tenggiri akan
mengalami kerugian. Maka rumusan pengembangan produk yang tepat agar usaha
produksi pempek oleh pengusaha tersebut tetap berjalan, tidak terjadi perubahan
rasa dan tetap mendapatan keuntungan yang sama adalah ....
A. membuat pempek dengan subsitusi bahan baku ikan yang lebih murah
B. membuat pempek dengan mengganti bahan baku dengan ikan rucah
C. membuat pempek dengan mengurangi ukuran produk
D. membuat pempek dengan merubah bentuk produk
E. membuat pempek dengan menambahkan pewarna yang menarik
38. Seorang pengusaha bakso mengalami kesulitan bahan baku karena daging sapi
yang dibeli di pasar sering kurang bagus atau layu sehingga bakso yang diolah
sering pecah atau lembek. Untuk mengatasi masalah tersebut maka pengusaha
tersebut merancang resep pengembangan produknya dengan cara ....
A. menambahkan tepung kanji yang lebih banyak
B. menambahkan sodium tripolipospat (STPP) sesuai dosis
C. menambahkan terigu berkadar protein tinggi
D. mengganti tepung kanji dengan tepung maezena
E. menambahkan jumlah putih telur
39. Disajikan data harga berbagai komoditas hewani per kilogram di pasar Sokaraja
sebagai berikut :
No. Nama komoditas Harga / kg
1. Daging sapi Rp 105.000,00
2. Tetelan daging sapi Rp 60.000,00
3. Daging ayam Rp 33.000,00
4. Ikan tenggiri Rp 60.000,00

Berdasarkan data harga komoditas di atas seorang pedagang bakso merancang


resep produk baru sehingga mengurangi biaya bahan yang diharapkan tanpa
mengurangi rasa dan aroma, serta meningkatkan keuntungan penjualan bakso.
Maka rancangan resep yang bakso yang paling sesuai adalah ....
A. bahan baku : no 1 (100%) , campuran kuah : no 2 (100%)
B. bahan baku : no 1 (100%), campuran kuah : no 3 (50%) + no 4 (50%)
C. bahan baku : no 1 (50%) + no 3 (50%), campuran kuah : no 2 (100%)
D. bahan baku : no 2 (100%), campuran kuah : no 3 (100%)
E. bahan baku : no 2 (50%) + no 5 (50%) , campuran kuah : no 3 (50%)
40. Pak Ali berhasil membuat 3 buah prototype sosis dengan variasi bentuk dan rasa
yang berbeda. Syarat prototype sosis tersebut dikatakan layak digunakan untuk uji
coba pemasaran apabila ....
A. rasa sosis berubah dibandingkan konsep ide dan anggaran biayanya
B. bentuk sosis berubah dibandingkan konsep ide dan anggaran biayanya
C. bahan baku yang digunakan lebih efisien dibandingkan konsep ide
D. bentuk dan rasa sosis sesuai dengan konsep ide dan anggaran biayanya
E. bentuk dan rasa sosis sesuai dengan konsep ide produk pabrik lain
41. Manfaat pembuatan prototype produk olahan daging dalam kegiatan
pengembangan produk baru adalah ....
A. meningkatkan nilai jual produk
B. menurunkan biaya produksi
C. menambah jangkauan pemasaran produk
D. meningkatkan daya tarik konsumen
E. menjadi dasar pembuatan produk baru secara massal
42. Didapatkan hasil proses produksi sosis ternyata masih terdapat rongga gelembung
udara di dalam sosis, maka langkah proses perbaikan yang harus dilakukan dalam
pengembangan produk sosis adalah ....
A. memperbaiki kinerja alat casing sosis
B. merubah formulasi resep pembuatan sosis
C. menurunkan suhu perebusan sosis
D. menambah lama waktu perebusan sosis
E. menambah sodium tripolipospat dalam adonan sosis
43. Penambahan bahan baku dalam pembuatan abon daging sapi harus
memperhatikan sifat seratnya seperti daging sapi. Bahan yang memungkinkan
untuk substitusi daging sapi adalah ....
A. jantung pisang dan jagung
B. jantung pisang dan jambu mete
C. jambu mete dan jagung
D. jagung dan kacang tanah
E. kacang tanah dan ketela pohon
44. Berikut ini merupakan kegiatan di yang dilakukan oleh seorang pengusaha olahan
hasil hewani :
1. pemunculan gagasan
2. penerimaan tenaga kerja
3. analisis usaha
4. pembuatan laporan barang dan jasa
5. pengembangan produk
45. Kegiatan yang termasuk dalam tahapan pengembangan produk baru adalah ....
A. 1 – 2 – 4 C. 2 – 3 – 4 E. 3 – 4 – 5
B. 1 – 3 – 5 D. 2 – 4 – 5
46. Di bawah ini merupakan peralatan di dalam proses pengolahan hasil hewani :
1 2 3 4

47. Pak Ali akan mengalami masalah dalam proses pengembangan produk bakso
karena kapasitas food processor yang digunakan sudah tidak memadai dengan
jumlah daging yang harus digiling. Solusi yang tepat untuk memecahkan masalah
tersebut Pak Ali membeli peralatan penggiling daging yang ditunjukkan gambar
nomor ....
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 1 dan 4
D. 2 dan 3
E. 3 dan 4
48. Diversifikasi pangan dalam program pengembangan produk olahan hasil hewani
adalah ....
A. membuat produk baru yang lebih kompetitif
B. membuat produk baru yang sesuai dengan selera konsumen
C. melakukan ujicoba pemasaran produk
D. membuat satu jenis produk baru
E. membuat lebih dari satu produk baru
49. Dalam proses pengembangan produk sosis sangat berkaitan dengan mutu bahan
baku. Mutu daging dikaitkan dengan aspek konsumsi dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti di bawah ini, kecuali ....
A. warna C. volume E. odour
B. juiciness D. tekstur
50. Alur proses pengembangan produksi sosis daging ayam yaitu ....
A. penggilingan daging  pembuatan adonan  perebusan  casing
B. penggilingan daging  pembuatan adonan  casing  perebusan
C. pembuatan adonan  penggilingan daging  perebusan  casing
D. pembuatan adonan  perebusan  casing  penggilingan daging
E. casing  penggilingan daging  perebusan  pembuatan adonan
51. Keberhasilan pengembangan produksi pembuatan bakso sangat tergantung pada
titik kritis prosesnya. Titik kritis pembuatan bakso yang paling penting adalah pada
proses ....
A. penggilingan C. pencampuran E. pengisian dan
pengikatan
B. perebusan D. penggorengan
52. Dibawah ini adalah langkah-langkah pembuatan chicken nugget :
1. pencampuran adonan
2. pengecilan ukuran bahan
3. pengukusan
4. pengemasan
5. penggorengan
Hasil akhir pengembangan produk chicken nugget menunjukkan hasil yan lembek
dan beraroma tepung yang kuat. Permasalahan proses produksi dimungkinkan
terjadi pada tahap ....
A. 1 dan 2
B. 2 dan 4
C. 1 dan 3
D. 2 dan 5
E. 3 dan 5
53. Seorang pengusaha abon ingin mengembangkan produk siomay dengan
menambahkan bahan baku dengan ketentuan dalam 1 kilogram bahan baku terdiri
dari 50% ikan tenggiri, 30% daging ayam, dan 20% ebi. Jika akan dibuat 250
kilogram bahan baku maka dibutuhkan masing-masing bahan tersebut sebanyak ....
A. ikan tenggiri 200 kg, daging ayam 50 kg, dan ebi 20 kg
B. ikan tenggiri 195 kg, daging ayam 45 kg, dan ebi 30 kg
C. ikan tenggiri 160 kg, daging ayam 60 kg, dan ebi 30 kg
D. ikan tenggiri 145 kg, daging ayam 65 kg, dan ebi 40 kg
E. ikan tenggiri 125 kg, daging ayam 75 kg, dan ebi 50 kg
54. Dalam pembuatan bakso sebanyak 1,5 kg adonan akan diperoleh 90 butir baso
ukuran normal. Jika dalam proses pengembangan bakso adonan yang tersedia
adalah 25,8 kg maka akan diperoleh total butiran sebanyak....
A. 1.548 butir C. 1.348 butir E. 1.128 butir
B. 1.438 butir D. 1.138 butir
55. Seorang pengusaha melakukan pengembangan produk bandeng presto dengan
mengganti kemasan keranjang bambu dengan kemasan bahan sintetits. Bahan
sintetis yang cocok untuk kemasan daging adalah dalam bentuk  film plastik . Film
plastik kemasan yang baik harus mempunyai sifat ....
A. fleksibel, mempunyai kekuatan mekanis, dan berat
B. fleksibel, ringan, dan tanpa bau
C. rigid, porositas tinggi, dan ringan
D. porositas tinggi, tanpa bau, dan fleksibel
E. tanpa bau, tahan panas, dan tidak resisten terhadap minyak
56. Dalam perencanaan usaha pengembangan produksi abon, harus ditentukan
rencana biaya fixed cost. Salah satu komponen dari fixed cost ini adalah ....
A. biaya pembelian daging C. biaya sewa alat E. biaya pembelian
kemasan
B. biaya pembelian sagu D. biaya pembelian bumbu
57. Jika total biaya produksi pembuatan prototype sosis adalah Rp 350.000,00, dan
omset penjualan sosis sebesar Rp 500.000,00, maka R/C rationya adalah ....
A. 1,13 C. 1,33 E. 1,53
B. 1,23 D. 1,43
58. Seorang pengusaha sosis ingin mengembangkan pemasaran lewat internet. Berikut
ini situs yang tepat untuk pemasaran adalah....
A. wikipedia.com C. yahoo.com E. bukalapak.com
B. google.com D. education.ac.id
59. Seorang pedagang membeli hak usaha penjualan sosis dengan merek tertentu dari
orang lain. Maka sistem usaha ini disebut ....
A. dropship C. franchise E. undirect selling
B. direct selling D. multi level marketing
60. Langkah awal yang perlu dilakukan sebelum memasarkan produk pengembangan
hasil hewani adalah ....
A. merancang strategi pemasaran yang digerakkan konsumen
B. membangun program pemasaran yang memberikan nilai keunggulan produk
C. memahami pasar dan kebutuhan serta keinginan konsumen
D. mengumpulkan tingkat kepuasan konsumen
E. memetakan tingkat persaingan usaha

Setiap nomor mempunyai skor : 10 , sehingga total nilai 10 X 60 soal = 600


Nilai akhir pengetahuan = 600/6 = 100
3. Perangkat Penilaian Kompetensi Keterampilan :
a. Instrumen Penilaian Praktik

No. Tugas / Langkah Kerja Skor nilai


1. Persiapan kerja 15
a. Bahan
b. Alat
c. Tempat
2. Proses 65
a. Ketepatan pelaksanaan dengan prosedur
b. Ketrampilan
c. K3
d. Ketepatan waktu
3. Hasil kerja 20
a. Data hasil praktik
b. Laporan
Skor Total 100

b. Instrumen penugasan

Teknik Bentuk
Aspek Penilaian Skor
Penilaian Instrumen
Penugasan Tugas
kelompok/ Aspek yang dinilai:
diskusi 1. Apresiasi kemampuan 25
mengidentifikasi materi
2. Pilihan kata dalam mengutarakan 25
pendapat dan kualitas gagasan
yang akan diimplementasikan
dalam pembuatan ringkasan
materi
3. Perilaku mempunyai :
a. sikap jujur yang ditunjukkan oleh 10
kelugasan mengutarakan
pendapat
b. sikap terbuka dalam menerima 10
masukan dan koreksi
c. Sopan dalam tutur kata, sikap,
dan pakaian 10
d. mampu bekerja sama dalam
kelompok 10
e. toleransi
10
Total skor 100
c. Penilaian Portofolio
No Kriteria Keterangan
1. Laporan portofolio dan dalam Aspek yang dinilai
berbagai bentuk seperti tulisan, a. Proses kegiatan laporan portofolio ( 50%
foto dan gambar yang )
mendeskripsikan pengetahuan - Ide gagasan
tentang sistem manajemen mutu - Kreativitas
pangan dengan tampilan menarik - Kesesuaian materi, teknik dan prosedur
sebagai pemahaman akan b. Produk jadi/laporan portofolio 35%
pengetahuan/ konseptual - Isi laporan
2. Penyusunan dan pengujian - Penyusunan kata/kalimat
rancangan gagasan dalam bentuk c. Sikap 15%
laporan tertulis - Mandiri
- Tekun
- Disiplin
- Tanggung jawab

Materi Remediasi
Kegiatan pembelajaran remedial diperuntukkan bagi peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan belajar sesuai hasil analisis penilaian.
Pembelajaran remedial yang direncanakan adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran ulang, jika peserta didik yang tidak tuntas lebih dari 85%.
b. Belajar kelompok, jika peserta didik yang belum tuntas 25- 85%.
c. Bimbingan perorangan, jika yang belum tuntas kurang dari 25%.
d. Pemanfaatan tutor sebaya untuk menambah capaian pembelajaran untuk seluruh
kriteria ketidaktuntasan peserta didik.
Instrumen penilaian remedial akan disusun setelah dilaksanakan penilaian harian dan
analisis hasil penilaian.

Materi Pengayaan

Aktivitas belajar sebagaimana yang sudah siswa lakukan atau yang akan
siswa lakukan pada proses bisnis secara menyeluruh di bidang industri pengolahan
hasil hewani, masih perlu untuk ditingkatkan dengan menambah wawasan
pengetahuan terkait dengan mengembangkan pengemasan produk hewani, dan
menganalisa usaha produksi hasil hewani, menganalisa usaha produksi hasil hewani,
dan mengevaluasi hasil analisa usaha.
Untuk itu di sini disajikan beberapa daftar link website yang berhubungan
dengan materi tersebut. Silahkan anda pilih atau mencari laman yang lain :

Evaluasi Kemasan Produk Hasil Hewani :

https://www.youtube.com/watch?v=P0ASVpFdPr0
https://www.youtube.com/watch?v=36-9yNO8fns
https://www.youtube.com/watch?v=X0h7fF6ggGs&t=19s
https://www.youtube.com/watch?v=Vn7cRAOz4R0
https://www.youtube.com/watch?v=x0N5S1hbqoo
https://www.youtube.com/watch?v=VXEROqApZuc
https://www.youtube.com/watch?v=WmruTZqlzzU
https://www.youtube.com/watch?v=IfG9I5cagPk
https://www.youtube.com/watch?v=0oDft1X947M
https://www.youtube.com/watch?v=X0h7fF6ggGs&t=83s
https://www.youtube.com/watch?v=qR3FlVvrrCY
https://www.youtube.com/watch?v=nala8R9Le_M

Membuat Label Kemasan Hasil Hewani :

https://www.youtube.com/watch?v=izq7xBPcPsY
https://www.youtube.com/watch?v=2brDNEw9uZM
https://www.youtube.com/watch?v=yxEo5HIB_dQ
https://www.youtube.com/watch?v=dvY0XQva54w

Cara Desain Kemasan Dengan Aplikasi :

https://www.youtube.com/watch?v=eiHm9BGLnzs
https://www.youtube.com/watch?v=9lT7avHBmxM
https://www.youtube.com/watch?v=DQLPBvu6G8w
https://www.youtube.com/watch?v=-yMzTsPQEvA
https://www.youtube.com/watch?v=YkYYAAxV_-c
https://www.youtube.com/watch?v=iJSbB2T0yd4
https://www.youtube.com/watch?v=pHcNAcqLL8Y
https://www.youtube.com/watch?v=vGZJtgNuLDw

Prototipe :

https://www.youtube.com/watch?v=LYap_pn53E8

Berdasarkan laman tersebut coba anda lakukan pengembangan pengemasan


produk hewani, dan analisa usaha produksi hasil hewani, analisa usaha produksi
hasil hewani, dan evaluasi hasil analisa usaha. Jika informasi dari laman dia atas
belum mencukupi silahkan anda lebih banyak mencari dari berbagai website lain atau
dari sumber belajar lainnya.
Materi Pembelajaran
Pengertian dan urgensi pengemasan hasil pengolahan hewani

Pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau


bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan disebut juga pembungkusan,
pewadahan atau pengepakan. Pengemasan memegang peranan penting dalam
pengawetan dan mempertahankan mutu suatu produk makanan. Makanan yang diberi
wadah atau pembungkus akan tercegah dari kerusakan, pencemaran (debu) serta serta
gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran). Pengolahan bahan pangan hasil ternak
selalu diakhiri dengan proses pengemasan. Pengemasan yang baik dan benar akan
memperpanjang usia simpan bahan pangan hasil ternak.

Urgensi pengemasan adalah memegang peranan penting dalam pengawetan


bahan pangan hasil pertanian yang pada umumnya mudah rusak, karena dengan
pengemasan dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan yang disebabkan
faktor Iingkungan dan sifat alamiah produk. Kerusakan yang disebabkan faktor
Iingkungan, yaitu: kerusakan mekanis, perubahan kadar air bahan pangan, absorbsi dan
interaksi dengan oksigen, kehilangan dan penambahan cita rasa yang tidak diinginkan,
sedangkan kerusakan yang disebabkan oleh sifat alamiah produk yang dikemas, yaitu
perubahan-perubahan fisik seperti pelunakan, pencoklatan, pemecahan emulsi.
Perubahan-perubahan biokimia dan kimia karena mikroorganisme atau karena interaksi
antara berbagai komponen dalam produk tidak dapat sepenuhnya dicegah dengan
pengemasan.

Fungsi dan klasifikasi kemasan produk hasil pengolahan hewani

Secara ringkas pengemasan mempunyai fungsi antara lain: (1) pengawetan, (2)
proteksi terhadap kerusakan fisik, kimia, biologi (3) proteksi terhadap kontaminasi fisik,
kimia, biologi, (4) memudahkan distribusi, dan (5) pengenalan produk. Bahan kemasan
sintetik produk pangan yang baik harus memenuhi sifat-sifat atau kriteria: (1) tidak
toksik, (2) berfungsi sebagai barier terhadap air, (3) barier terhadap oksigen, (4) barier
terhadap mikroba, (6) mencegah kehilangan produk, (7) mudah dibuka atau ditutup, (8)
tidak merusak lingkungan, (9) memenuhi kebutuhan ukuran, bentuk, dan berat, (10)
cocok dengan produk pangan yang dikemas. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pengemasan bahan pangan, yaitu: etika, sifat produk, analisis pasar, kemasan
saingan, kepentingan konsumen, dan kemasan ekspor.
Produsen membutuhkan pengetahuan bahan kemasan yang dapat melindungi
produk yang dihasilkan, membuat produk lebih menarik, ekonomis, dan aman.
Konsumen perlu mengetahui bahan kemasan yang mampu mempertahankan mutu
produk dan aman. Kemasan dapat digolongkan berdasarkan berbagai hal antara lain:
frekuensi pemakaian, struktur sistem kemasan,sifat kekakuan bahan kemas, sifat
perlindungan terhadap lingkungan, dan tingkat kesiapan pakai. Berdasarkan frekuensi
pemakaian, maka kemasan dibagi menjadi beberapa macam, yaitu: kemasan sekali
pakai (disposable), kemasan yang dapat dipakai berulang kali (multi trip), dan kemasan
atau kemasan yang tidak dibuang atau dikembalikan oleh konsumen (semi disposable).
Berdasarkan letak atau kedudukan suatu bahan kemas di dalam sistem kemasan
keseluruhan dapat dibedakan atas: kemasan primer, kemasan sekunder, dan kemasan
tersier, kuaterner, dsb. Bentuk kemasan berdasarkan kekerasannya terbagi atas:
Kemasan kaku (rigid), kemasan semi kaku (semi rigid) dan kemasan lentur (flexible).
Berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan terdapat 3 tipe kemasan, yaitu
kemasan hermetis (tahan uap dan gas), kemasan tahan cahaya, dan kemasan tahan
suhu tinggi. Tipe kemasan berdasarkan tingkat kesiapan pakai terbagi dalam: kemasan
siap pakai dan kemasan siap dirakit atau disebut juga kemasan lipatan.
Jenis-jenis kemasan untuk hasil produksi hewani

Bahan kemasan dikelompokkan menjadi empat, yaitu:


1. Keramik, yang termasuk dalam kelompok jenis ini adalah bahan-bahan dari gelas dan
keramik.
2. Logam, termasuk plat/ lempengan timah (tinplate) dan aluminium.
3. Bahan alami (dari tanaman), seperti: kayu, serat tanaman dan karet.
4. Plastik.
Bahan kemasan dari keramik merupakan bahan kemasan tertua. Umumnya
bahan kemasan tersebut dalam bentuk botol, guci, pot atau vas bunga. Pengemasan
bahan/produk dengan menggunakan bahan gelas, memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
bersifat inert terhadap bahan kimia, jernih/transparan, tahan terhadap tekanan dari
dalam, tahan panas dan relatif murah harganya. Bentuk kemasan dari bahan logam
yang digunakan untuk bahan pangan yaitu: bentuk kaleng tinplate, kaleng alumunium,
dan bentuk alumunium foil. Aluminium foil adalah bahan kemasan berupa logam
aluminum yang padat dan tipis lembaran dengan ketebalan <0.15 mm.
Alumunium foil banyak digunakan sebagai bagian dari kemasan bentuk kantong
bersama-sama/dilaminasi dengan berbagai jenis plastik, dan banyak digunakan oleh
industri susu bubuk. Penggunaan aluminium untuk produk-produk susu bertujuan untuk
melindungi produk dari cahaya dan O2. Disamping sebagai peti kemas, kayu juga dibuat
untuk kemasan atau kemasan telur, tomat, buaah-buahan dan lain-lain. Kemasan dari
kayu juga masih banyak dijumpai untuk menyimpan bahan-bahan yang akan
difermentasi, dan whey. Kemasan kayu umumnya digunakan sebagai kemasan tersier
untuk melindungi kemasan lain yang ada di dalamnya. Ada beberapa jenis kertas,
antara lain: kertas glasin dan kertas tahan minyak (grease proof), kertas perkamen,
kertas lilin, daur ulang (container board), chipboard, dan kertas plastik. Menurut Syarief
et al (1989), berdasarkan ketahanan plastik terhadap perubahan suhu, maka plastik
dibagi menjadi dua, yaitu: thermoplastik dan termoset atau termodursisabel. Beberapa
jenis plastik yang umumnya digunakan sebagai kemasan pangan diantaranya: Politen
atau polietilen (PE) terdiri dari Low Density Polyethylen (LDPE) dan High Density
Polyethylen (HDPE); Poliester atau Polietilen treptalat (PET); Polipropilen (PP);
Polistiren (PS); Polivinil Khlorida (PVC); Poliviniliden Khlorida (PVDC); Selopan;
Selulose Asetat (CA); Selulosa Propionat; Etil Selulosa; Metil Selulosa; Nilon atau
Polianida (PA); Polikarbonat (PC); Poli film (Karet Hidrokhlorida); Poliuretan; dan
Politetra Fluoroetilen (PTFE). Kemasan plastik yang sesuai untuk produk-produk susu
adalah LDPE dan HDPE. Daging segar dikemas dengan PVC yang permeabilitasnya
terhadap uap air dan gas tinggi. Daging beku dikemas dengan LDPE dan LDPE nilon.
Daging unggas dikemas dengan kantung laminasi dari etilen vinil asetat/polietilen
(EVA/PE). Daging masak dan bacon dengan PVDC/PA/PT/PETT atau kemasan vakum.

Desain kemasan untuk produk olahan hasil hewani

Kemasan agar menarik harus dirancang dan dibuat sebaik mungkin, dalam
merancang atau merencanakan pembuatan suatu kemasan sebaiknya kita
memperhatikan hal-hal seperti berikut ini:
1. Kesesuaian antara produk dengan bahan pengemasnya. Maksudnya adalah dalam
menentukan bahan pengemas kita harus mempertimbangkan produk yang kita miliki.
Jika produk kita berbentuk cairan seperti jus atau sirup, kita bisa memilih bahan
pengemas seperti botol atau gelas plastik. Jika produk kita berupa makanan kering
seperti keripik, kerupuk, atau yang lainnya kita bisa menggunakan plastik transparan
dan lain sebagainya. Plastik dapat digunakan sebagai kemasan primer sekaligus
dengan labelnya, juga bisa dimasukkan kedalam kemasan lain seperti dus kertas
sebagai kemasan sekunder.
2. Ukuran kemasan dan ketebalan bahan kemasan. Ukuran kemasan berkaitan dengan
banyak sedikitnya isi yang diinginkan, sedangkan ketebalan berkaitan dengan
keawetan dari produk yang ada didalamnya. Jika produknya sangat ringan seperti
kerupuk sebaiknya kemasan di buat dalam ukuran relatif besar.
3. Bentuk kemasan. Agar kemasan menarik bentuk pengemas bisa dirancang dalam
bentuk yang unik tergantung dari kreativitas perancangnya. Misalnya kemasan dus
kertas bisa di buat seperti tabung, kubus, balok, trapesium atau bentuk-bentuk
lainnya.

Pengertian, Fungsi, Jenis dan Ketentuan Label Produk

Label adalah salah satu bagian dari produk berupa keterangan baik gambar
maupun kata-kata yang berfungsi sebagai sumber informasi produk dan penjual. Label
umumnya berisi informasi berupa nama atau merek produk, bahan baku, bahan
tambahan komposisi, informasi gizi, tanggal kedaluwarsa, isi produk dan keterangan
legalitas.
Ketentuan mengenai pemberian label pada produk diatur dalam Undang-undang Nomor
7 tahun 1996 tentang pangan. Label pangan adalah setiap keterangan mengenai
pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang
disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan
bagian kemasan.
Berikut ini beberapa pengertian dan definisi label dari beberapa sumber buku:

• Menurut Marinus (2002:192), label merupakan suatu bagian dari sebuah produk yang
membawa informasi verbal tentang produk atau penjualnya.
• Menurut Kotler (2000:477), label adalah tampilan sederhana pada produk atau
gambar yang dirancang dengan rumit yang merupakan satu kesatuan dengan
kemasan. Label bisa hanya mencantumkan merek atau informasi.
• Menurut Tjiptono (1997:107), label merupakan bagian dari suatu produk yang
menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual. Sebuah label biasa
merupakan bagian dari kemasan, atau bisa pula merupakan etiket (tanda pengenal)
yang dicantelkan pada produk.
• Menurut Swasta (1984:141), label yaitu bagian dari sebuah barang yang berupa
keterangan (kata-kata) tentang barang tersebut atau penjualnya. Jadi, sebuah label
itu mungkin merupakan bagian dari pembungkusnya, atau mungkin merupakan suatu
etiket yang tertempel secara langsung pada suatu barang.

Fungsi dan Tujuan Label


Label bukan hanya sebagai alat penyampai informasi, namun juga berfungsi
sebagai iklan dan branding sebuah produk. Menurut Kotler (2000:478), fungsi label
adalah sebagai berikut:
1. Label mengidentifikasi produk atau merek.
2. Label menentukan kelas produk.
3. Label menggambarkan beberapa hal mengenai produk (siapa pembuatnya, dimana
dibuat, kapan dibuat, apa isinya, bagaimana menggunakannya, dan bagaimana
menggunakan secara aman).
4. Label mempromosikan produk lewat aneka gambar yang menarik.

Adapun tujuan label adalah sebagai berikut:


1. Memberi informasi tentang isi produk yang diberi label tanpa harus membuka
kemasan.
2. Berfungsi sebagai sarana komunikasi produsen kepada konsumen tentang hal-hal
yang perlu diketahui oleh konsumen tentang produk tersebut, terutama hal-hal yang
kasat mata atau tak diketahui secara fisik.
3. Memberi petunjuk yang tepat pada konsumen hingga diperoleh fungsi produk yang
optimum.
4. Sarana periklanan bagi produsen.
5. Memberi rasa aman bagi konsumen.

Jenis-jenis Label
Menurut Marinus (2002:192), terdapat tiga tipe label berdasarkan fungsinya, yaitu
sebagai berikut:
1. Brand label adalah penggunaan label yang semata-mata digunakan sebagai brand.
2. Grade label adalah label yang menunjukkan tingkat kualitas tertentu dari suatu
barang. Label ini dinyatakan dengan suatu tulisan atau kata-kata.
3. Label Deskriptif (Descriptive Label) adalah informasi objektif tentang penggunaan,
konstruksi, pemeliharaan penampilan dan cirri-ciri lain dari produk.

Sedangkan menurut Simamora (2000:502), label diklasifikasikan menjadi beberapa


jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Label produk (product label) adalah bagian dari pengemasan sebuah produk yang
mengandung informasi mengenai produk atau penjualan produk.
2. Label merek (brand label) adalah nama merek yang diletakkan pada pengemasan
produk.
3. Label tingkat (grade label) mengidentifikasi mutu produk, label ini bisa terdiri dari
huruf, angka atau metode lainya untuk menunjukkan tingkat kualitas dari produk itu
sendiri.
4. Label deskriptif (descriptive label) menggambarkan isi, pemakaian dan ciri-ciri
produk. Pemberian label (labeling) merupakan elemen produk yang sangat penting
yang patut memperoleh perhatian saksama dengan tujuan untuk menarik para
konsumen.

Ketentuan dan Peraturan Label


Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 69 tahun 1999 tentang label dan iklan
pangan, label produk sekurang-kurangnya memuat nama produk, berat bersih atau isi
bersih, serta nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan pangan ke
dalam wilayah Indonesia.
1. Nama Produk Pangan. Pada setiap produk pangan terdapat nama produk. Nama
produk pangan tersebut memberikan keterangan mengenai identitas produk pangan
yang menunjukkan sifat dan keadaan produk pangan yang sebenarnya. Untuk produk
pangan yang sudah terdapat dalam Standar Nasional Indonesia penggunaan nama
produk menjadi bersifat wajib.
2. Keterangan Bahan yang Digunakan dalam Pangan. Keterangan ini diurutkan dari
bahan yang paling banyak digunakan kecuali vitamin, mineral dan zat penambah gizi
lainnya. Bahan tambahan pangan atau pengawet yang digunakan juga harus
dicantumkan. Pernyataan mengenai bahan yang ditambahkan, diperkaya, atau
difortifikasi juga harus dicantumkan selama itu benar dilakukan pada proses produksi
dan tidak menyesatkan.
3. Berat Bersih Atau Isi Bersih Pangan. Berat bersih atau isi bersih menerangkan jumlah
produk pangan yang terdapat dalam kemasan produk tersebut. Keterangan tersebut
dinyatakan dalam satuan metrik seperti gram, kilogram, liter atau mililiter. Untuk
produk makanan padat dinyatakan dalam ukuran berat, produk makanan cair
dinyatakan dalam ukuran isi dan produk makanan semi padat atau kental dinyatakan
dalam ukuran isi atau berat.
4. Nama dan Alamat Pabrik Pangan. Keterangan mengenai nama dan alamat pabrik
pada produk pangan berisi keterangan mengenai nama dan alamat pihak yang
memproduksi, memasukkan dan mengedarkan pangan ke wilayah Indonesia. Untuk
nama kota, kode pos dan Indonesia dicantumkan pada bagian utama label
sedangkan nama dan alamat dicantumkan dalam bagian informasi.
5. Tanggal Kedaluwarsa Pangan. Setiap produk pangan mempunyai keterangan
kedaluwarsa yang tercantum pada label pangan. Keterangan kedaluwarsa yaitu
batas akhir suatu pangan dijamin mutunya sepanjang penyimpanannya mengikuti
petunjuk yang diberikan oleh produsen. Keterangan kedaluwarsa dicantumkan
terpisah dari tulisan "Baik Digunakan Sebelum" dan disertai dengan petunjuk tempat
pencantuman tanggal kedaluwarsa.
6. Nomor Pendaftaran Pangan. Dalam hal peredaran pangan, pada label pangan
tersebut wajib mencantumkan nomor pendaftaran pangan. Adapun tanda yang
diberikan untuk pangan yang diproduksi baik di dalam negeri maupun yang
dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia adalah tanda MD untuk pangan olahan yang
diproduksi di dalam negeri dan tanda ML untuk pangan olahan yang dimasukkan ke
dalam wilayah Indonesia.
7. Kode Produksi Pangan. Kode produksi yang dimaksud adalah kode yang dapat
memberikan penjelasan mengenai riwayat suatu produksi pangan yang diproses
pada kondisi dan waktu yang sama. Kode produksi tersebut disertai dengan atau
tanggal produksi. Tanggal produksi yang dimaksud adalah tanggal, bulan dan tahun
pangan tersebut diolah.
8. Penggunaan atau Penyajian dan Penyimpanan Pangan. Keterangan tentang
petunjuk penggunaan dan atau petunjuk penyimpanan dicantumkan pada pangan
olahan yang memerlukan penyiapan sebelum disajikan atau digunakan. Selain itu,
cara peyimpanan setelah kemasan dibuka juga harus dicantumkan pada pangan
kemasan yang tidak mungkin dikonsumsi dalam satu kali makan. Kemudian pada
pangan yang memerlukan saran penyajian atau saran penggunaan dapat
mencantumkan gambar bahan pangan lainnya yang sesuai dan disertai dengan
tulisan "saran penyajian".

Analisis Kelayakan Usaha

1. Harga
Harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa
kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertai (Stanton, 1991).
Menurut Assauri (1996), faktor yang mempengaruhi penetapan harga secara
langsung adalah bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran, adanya peraturan
pemerintah dan faktor lainnya. Faktor yang tidak langsung namun erat
hubungannya dalam pendapatan harga adalah harga produk sejenis yang dijual
oleh para pesaing, pengaruh harga terhadap hubungan antara produk subsitusi
dan produk komplementer serta potongan penyalur dan konsumen.

Kebijakan dalam penetapan harga adalah kegiatan yang amat penting, karena
apabila harga terlalu tinggi, produk tersebut mengalami kesulitan dalam memasuki
pasar, demikian sebaliknya dengan harga terlalu rendah menyebabkan kerugian
terhadap kegiatan usaha. Penentuan harga dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu, penetapan harga dengan cara menentukan presentase keuntungan dan
penetapan harga dengan cara menghitung biaya produksi secara keseluruhan,
(Ibrahim,2003). Penetapan harga jual dapat dikontrol oleh perusahaan, pada
situasi ini harga ditetapkan sendiri oleh perusahaan.Harga ditetapkan oleh
keputusan dan kebijaksanaan yang terdapat dalam perusahaan, walaupun faktor-
faktor mekanisme penawaran dan permintaan serta peraturan-peraturan
pemerintah tetap diperhatikan, (Soemarso, 1990).

2. Biaya Produksi
Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan
oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahanbahan
mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang
diproduksikan perusahaan tersebut (Sukirno, 2002). Biaya produksi yaitu semua
biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan
baku menjadi produk, biaya produksi dapat digolongkan kedalam: 1). Biaya bahan
baku; 2). Biaya tenaga langsung; 3). Biaya overead pabrik (Supriono, 1999).
Biaya adalah istilah umum untuk nilai yang dapat diukur yang secara sengaja
dilepaskan untuk memperoleh atau menciptakan sumber-sumber ekonomis. Biaya
tetap merupakan biaya yang secara keseluruhan tidak berubah meskipun unit
yang dihasilkan mengalami perubahan, contoh : biaya penyusutan, asuransi, dan
gaji pegawai tetap. Biaya variabel merupakan biaya yang berubah-ubah jumlah
totalnya sesuai dengan perubahan kapasitas produksi (unit yang dihasilkan).
Perubahan biaya ini bisa profesional dengan unit yang dihasilkan (Husnan, 1999).
Swastha (2001) menambahkan, biaya merupakan dasar dalam penentuan harga,
sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan
kerugian. Sebaliknya, apabila suatu tingkat harga melebihisemua biaya, baik biaya
produksi, biaya operasional maupun biaya non operasional, akan menghasilkan
keuntungan.
Biaya produksi yakini biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan poduksi
dari suatu produk dan akan dipertemukan dengan penghasilan di priode mana
produk itu terjual (Rahardi Et Al, 2006). Biaya produksi merupakan biaya-biaya
yang terjadi untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk
dijual (Mulyadi 1998). Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang berhubungan
dengan produksi suatu item, yaitu jumlah dari bahan langsung, upah langsung dan
biaya over head pabrik (Amin Widjaya Tunggal, 1993).
Menurut Daniel (2004) biaya dibagi atas biaya tetap dan biaya variabel :

1) Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya akan sama dan tetap tidak
berubah sedikitpun walau jumlah barang yang diproduksi dan dijual berubah -
ubah dalam kapasitas normal.
Misal : biaya sewa gedung, premi asuransi, pembayaran pinjaman.

2) Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara profesional dengan kuantitas
output. Biaya variabel dapat berhubungan dengan biaya bahan baku, Misal :
Jika perusahaan membuat sebuah besi, maka tembaga yang digunakan dalam
produksi adalah biaya variabel.

3. Penerimaan
Menurut Boediono (2002), penerimaan (revenue) adalah penerimaan
produsen dari hasil penjualan output. Ada dua konsep penerimaan yang penting
untuk produsen (1) Total Revenue (TR), yaitu penerimaan total produsen dari hasil
penjualan outputnya. TR adalah output kali harga jual output ; (2) Marginal
Revenue (MR), yaitu kenaikan dari TR yang disebabkan oleh tambahan penjualan
satu unit output.
Penerimaan akan meningkat jika produksi yang dihasilkan bertambah dan
sebaliknya akan menurun bila produksi yang dihasilkan berkurang. Di samping itu
bertambah atau berkurangnya produksi juga di pengaruhi oleh tingkat penggunaan
input. Produksi merupakan suatu kegiatan yang kerjakan untuk menambah nilai
guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam
memenuhi kebutuhan (Sukirno, 2006).

4. Pendapatan
Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan semua
biaya atau dengan kata lain pendapatan yang meliputi pendapatan kotor atau
penerimaan total dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor/penerimaan total
adalah nilai produksi komuditas pertanian secara keseluruhan sebelum dikurangi
biaya produksi (Rahim, 2008).

Tingkat pendapatan usaha peternakan ayam ras pedaging ditentukan


oleh besarnya dari hasil penjualan daging dan besarnya biaya produksi.
Pendapatan usaha peternakan ayam ras pedaging selain dipengaruhi oleh faktor
harga, juga sangat di pengaruhi pada tingkat produksi, biaya pakan, DOC, tenaga
kerja serta biaya kandang dan peralatan (Rani, Hastuti, 2002).

5. Penyusutan (Depresiasi)
Lukman Syamsyuddin (2007), mengemukan mengenai penyusutan
bahwa : penyusutan adalah merupakan salah satu komponen yang akan timbul
karena aktiva tetap, dimana hal ini dapat dikurangkan dari penghasilam. Metode
yang digunakan adalah metode garis lurus (Strightmethod). Metode garis lurus
adalah metode depresiasi yang paling sederhana banyak digunakan karena paling
mudah diaplikasikan. Dalam metode garis lurus lebih melihat aspek waktu
daripada aspek kegunaannya. Metode ini mengalokasikan beban penyusutan
yang sama besarnya selama manfaat atau biaya tahunnya adalah konstan. Maka
dapat dirumuskan:

D=P-L
N

Dimana :

D : Nilai atau harga penyusutan


P : Nilai atau harga awal
L : Nilai atau harga sisa
N : Waktu Penyusutan

6. Kelayakan Usaha
Menurut Umar (1999) untuk mengetahui tentang layak atau tidaknya suatu usaha
yang dilaksanakan. Hasil kelayakan merupakan perkiraan suatu usaha
menghasilkan keuntungan yang layak bila telah dioperasionalkan. Aspek - aspek
dalam kelayakan usaha menurut Sunyoto (2014) Aspek yang terdapat pada studi
kelayakan proyek atau bisnis yang terdiri dari berbagai aspek yang sudah
disebutkan di atas antara lain:

a. Aspek pemasaran dan pasar


Dalam rangka menciptakan peluang dalam pemasaran dan sekaligus
mengetahui pasar, maka dalam aspek ini meliputi:
• Konsep pemasaran, berisikan pengetahuan tentang pemasaran dalam bentuk
teoretis sehingga menambah wawasan berupa konsep.
• Progam dan pembiayaan pemasaran.
• Konsep pasar dan pasar sasaran
• Estimasi pasar sasaran
• Segmentasi pasar
• Merancang produk, merek, kemasan, lebel, harga, promosi, dan saluran
distribusi.
• Persaingan dalam bisnis

b. Aspek perilaku konsumen


Dalam aspek perilaku konsumen pembahasan meliputi perilaku konsumen,
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, sikap konsumen,
keputusan pembelian konsumen, dan perilaku konsumen, pasca pembelian
produk.

c. Aspek sumber daya manusia


Aspek ini berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia, perenanaan
sumber daya manusia, analisis pekerjaan, analisis tenaga kerja, penarikaan
tenaga, seleksi tenaga kerja, pelatihan tenaga kerja, perencanaan karier,
manajemen karier, pengembangan karier.

d. Aspek organisasi
Aspek ini menyangkut pengertian organisasi, efektivitas organisasi, pengaruh
teknologi terhadap komunikasi, kepemipinan, hubungan konflik dan kinerja
organisasi, pengembangan organisasi.

e. Aspek akuntansi
Aspek ini membahas mengenai lingkup laporan keuangan, neraca laporan laba
rugi, dan laporan perubahan modal.

f. Aspek manajemen organisasi dan teknologi


Aspek ini meliputi pengertian manajemen operasional, keputusan dalam
manajemen operasional, proses produksi, pemilihan teknologi, perencanaan
kapasitas, perencanaan lokasi, perencanaan layout, dan perencanaan sistem
kerja.

g. Aspek keuangan
Pada aspek ini pembahasan meliputi sumber-sumber dan, perkiraan investasi,
biaya operasional, perkiraan pendapatan, laporan keuangan, dan rasio-rasio
keuangan.

7. Analisis Revenue Cost Ratio (RCR)


Untuk mengetahui kelayakan usaha ternak ayam pedaging dapat digunakan suatu
perhitungan dari nilai Revenue Cost Ratio (RCR). Perhitungan RCR adalah
perbandingan antara penerimaan total dalam suatu usaha ternak ayam, dengan
biaya total yang dikeluarkan baik biaya variabel maupun biaya tetap. Bagi seorang
peternak analisis pendapatn memberikan untuk mengukur apakah kegiatan
usahanya pada saat ini berhasil atau tidak. (Ibrahim, 2003) menyatakan bahwa
pendapatan selain diukur dengan nilai mutlak juga dianalisa nilai efisiensinya.
Salah satu ukuran efisien adalah penerimaan untuk setiap rupiah yang dikeluarkan
R/C rasio (Revenue Cost Ratio) dalam analisis R/C ratio akan diuji seberapa nilai
rupiah yang dipakai dalam kegiatan usaha ternak bersangkutan dapat memberikan
sejumlah nilai penerimaan sebagai manfaatnya.
Pengelolaan limbah produksi hasil hewani

Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan
seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, pengolahan produk
ternak, dan sebagainya.Limbah tersebut meliputi limbah padat dan limbah cair
seperti feses, urine, sisa makanan, embrio, kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku,
tulang, tanduk, isi rumen, dan lain-lain (Sihombing, 2000).Semakin
berkembangnya usaha peternakan, limbah yang dihasilkan semakin meningkat.
Total limbah yang dihasilkan peternakan tergantung dari species ternak,
besar usaha, tipe usaha dan lantai kandang. Kotoran sapi yang terdiri dari feces
dan urine merupakan limbah ternak yang terbanyak dihasilkan dan sebagian besar
manure dihasilkan oleh ternak ruminansia seperti sapi, kerbau kambing, dan
domba. Umumnya setiap kilogram susu yang dihasilkan ternak perah
menghasilkan 2 kg limbah padat (feses), dan setiap kilogram daging sapi
menghasilkan 25 kg feses (Sihombing, 2000).
Menurut Soehadji (1992), limbah peternakan meliputi semua kotoran yang
dihasilkan dari suatu kegiatan usaha peternakan baik berupa limbah padat dan
cairan, gas, maupun sisa pakan. Limbah padat merupakan semua limbah yang
berbentuk padatan atau dalam fase padat (kotoran ternak, ternak yang mati, atau
isi perut dari pemotongan ternak).Limbah cair adalah semua limbah yang
berbentuk cairan atau dalam fase cairan (air seni atau urine, air dari pencucian
alat-alat).Sedangkan limbah gas adalah semua limbah berbentuk gas atau dalam
fase gas.
Limbah peternakan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, apalagi
limbah tersebut dapat diperbaharui (renewable) selama ada ternak.Limbah ternak
masih mengandung nutrisi atau zat padat yang potensial untuk dimanfaatkan.
Limbah ternak kaya akan nutrient (zat makanan) seperti protein, lemak, bahan
ekstrak tanpa nitrogen (BETN), vitamin, mineral, mikroba atau biota, dan zat-zat
yang lain (unidentified subtances). Limbah ternak dapat dimanfaatkan untuk bahan
makanan ternak, pupuk organik, energi dan media pelbagai tujuan (Sihombing,
2002). Adapun cara atau metode pengeloaan limbah produksi hasil hewani
sebagai berikut :

a. Biogas
Ada cara mudah dan sederhana bagi yang ingin mengetahui tentang
biogas dan pemanfaatannya. Alat yang dibutuhkan pun ada disekitar kita.
Dalam praktikum ini, kita mencoba membuat secara sesederhana mungkin
bagaimana cara membuat biogas dengan alat dan bahan disekeliling kita.
Alat/Bahan yang dibutuhkan:
1. Galon air mineral
2. Pisau untuk melubangi tutup gallon
3. Pipa logam kecil denga diameter kira-kira 1 cm
4. Selang plastik aquarium dengan diameter 1 cm
5. Air
6. Limbah ternak.

Cara membuatnya :
1. Masukkan kotoran ternak atau sisa sayuran/eceng gondok sampai 1/2
galon.
2. Isilah galon tersebut dengan air secukupnya lalu tutup yang rapat (jangan
sampai ada lubang sedikit pun).
3. Simpan selama 7 hari
4. Siapkan pipa logam dengan diameter 1 cm sepanjang 10 cm dan 20 cm
(2 buah)
5. Siapkan selang plastik aquarium dengan diameter 1 cm, sepanjang 1
meter.
6. Lubangi tutup galon air mineral sedikit saja (Jangan dibuka tutupnya agar
gas tidak hilang/habis menguap).
7. Lalu tusukkan pipa logam pada tutup tersebut.
8. Kemudian sambungkan selang palstik ke pipa logam pada tutup galon
tersebut.
9. Di ujung selang satunya, sambungkan pipa loga 20 cm.
10. Sulutlah dengan korek api. Jika pembusukannya baik, maka pasti akan
menyala.

Pemanfaatan : Dalam kapasitas yang lebih besar, misalnya menggunakan


drum bekas minyak, dapat digunakan untuk bahan bakar kompor gas dengan
biogas ini.

Catatan : Bila belum berhasil, mungkin terdapat kekurangan bakteri pada


kotoran ternak. Untuk itu dapat ditambah bakteri methanogen yang
produknya berupa gas methana (CH4).Tetapi biasanya tanpa ditambah
bakteri itu tetap dapat memproduksi biogas.

b. Pembuatan pupuk kompos

Prinsip pengomposan/ composting adalah proses merubah limbah


organic menjadi pupuk organic secara biologis dibawah kondisi yang
terkontrol. Tujuan pengomposan limbah ternak melalui kondisi yang terkontrol
adalah untuk membuat keseimbangan proses pembusukan bahan organic
dalam limbah, mengurangi bau, membunuh biji gulma dan organism pathogen
sehingga menjadi pupuk yang sesuai dengan lahan pertanian. Apabila kondisi
tidak atau kurang terkontrol terjadi pembusukan sehingga timbul bau yang
menyengat, timbul cacing dan insect.
Membuat Kompos Dengan Biostater

Biostater yang dapat digunakan untuk pembuatan kompos sudah banyak


beredar di masyarakat dengan bermacam-macam merek dagang dengan
dosis dan bahan bermacam-macam yang bertujuan untuk mempercepat
proses dekomposisi. Kompos yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baik,
dosis penggunaan pada tanaman lebih hemat disbanding pupuk kandang
tanpa diolah dahulu.Kompos juga memiliki nilai jual yang lebih tinggi
disbandingkan pupuk kandang tanpa pengomposan.

Bahan – Bahan Kompos :


Bahan yang diperlukan untuk membuat kompos dari kotoran domba/kambing:
1. Kotoran kambing/domba : 100 kg
2. Bio stater stardec : 250 g
3. Serbuk gergaji : 10 kg
4. Abu sisa pembakaran : 5 kg
5. Kapur tohor/gamping : 5 kg
6. Pupuk urea : 250 g
7. Pupuk SP-36 : 250 g
8. Air secukupnya
Bahan-bahan tersebut dapat disesuaikan komposisinya sesuai ketersediaan di
daerah tersebut, minimal kotoran kambing & biostater, namun makin lengkap
akan semakin baik kualitas komposnya.

Cara Pembuatan Kompos:


1. Tiap bahan dibagi menjadi 8-6 bagian
2. Kotoran kambing/domba ditumpuk dengan ketinggian 25-30 cm
3. Ditaburkan biostater, serbuk gergaji, abu & kapur masing-masing 1
bagian sambil disiram air untuk kelembaban
4. Ulangi tumpukan kedua seperti langkah no.3, begitu seterusnya hingga
semua bahan habis
5. Tumpukan dibuat dengan ketinggian minimal 1,5 m
6. Tumpukan diberi naungan untuk menghindari sinar matahari langsung dan
air hujan.
7. Untuk menjaga suhu & suplai oksigen, sebaiknya tumpukan dibalik sekali
setiap minggu
8. Untuk menjaga kelembaban 60%, saat membalik tumpukan
dilakukan penyiraman dengan air menggunakan gembor
9. Pada minggu ke 5 pupuk siap digunakan.

Setelah kompos jadi maka sudah bias digunakan untuk memupuk tanaman,
untuk dijual sebaiknya dikemas agar terlihat praktis & lebih rapi. Ukuran kemasan
disesuaikan dengan permintaan pasar, biasanya bobot kompos tiap kemasan
adalah : 3 kg (plastik), 5 kg (plastik), 10 kg (karung) & 25 kg (karung).

Aplikasi pupuk kompos:

Penggunaan pupuk kompos hasil olahan limbah ternak disesuaikan


dengan jenis tanaman.Selain itu, tekstur dan luas lahan juga mempengaruhi
kebutuhan pupuk kompos. Untuk rumput gajah biasanya menggunakan
sebanyak ± 1,5 – 2 Ton/ Ha
c. Pembuatan pupuk organik cair

Pembuatan 50 liter pupuk organik cair kotoran & urinee kambing


Bahan :
• 10 kg kotoran kambing,
• 500 ml molases/tetes tebu
• 500 gram pupuk SP-36
• 500 ml EM4, (decomposer)
• 2 lempeng yeast/ragi tape
• 50 liter air bersih
Alat :

• Drum plastik bertutup


• Ember
• Kantong terbuat dari kain
• Gayung
• Gelas skala liter

Tahapan Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari kotoran & urine kambing

1. Jika butiran kotoran kambing telah mengeras, kotoran kambing harus dihancurkan
terlebih dahulu dengan cara ditumbuk.
2. Masukan kotoran kambing sebanyak 15 kg pada kantong kain berpori.
3. Masukan bahan yang lain dalam drum, dan khusus untuk molases dan SP-36 dengan
cara melarutkan terlebih dahulu dengan air pada ember.
4. Setelah semua bahan telah masuk dalam drum, masukan kantong kain yang berisi
kotoran kambing.
5. Masukan air bersih hingga drum berisi 50 liter air, pastikan kantong kotoran kambing
tercelup dalam air, agar tercelup bisa diberikan beban batu dalam kantong tersebut.
6. Setelah semua bahan dimasukan tutuplah drum rapat-rapat dan diamkan selama 48
jam.
7. Setelah 48 didiamkan, buka tutup drum kemudian lakukan pengadukan pada pagi dan
siang hari setiap hari hingga hari ke 7, setelah hari ke 7 POC sudah dapat digunakan
untuk tanaman.

Cara aplikasi POC pada tanaman :

1 liter POC dicampur 50 liter air untuk disiramkan pada tanah yang berada disekitar
tanaman.

d. Pembuatan briket

Kotoran sapi menghasilkan kalor sekitar 4000 kal/g dan gas metan (CH4) yang
cukup tinggi.Gas metan merupakan salah satu unsur penting dalam briket yang berfungsi
sebagai penyulut, yaitu agar briket yang dihasilkan diharapkan mudah terbakar. Limbah
pertanian dapat menghasilkan energi kalor sekitar 6000 kal/g. Limbah pertanian yang
terdiri dari sekam memiliki kadar karbon 1,33 %, jerami mempunyai kadar karbon 2,71 %,
dan tempurung kelapa memilik kadar karbon yang tinggi sebesar 18,80 % (Pancapalaga,
2008).
Pemanfaatan kotoran sapi dan limbah pertanian berupa sekam, jerami, dan
tempurung kelapa sebagai bahan baku dalam pembuatan briket merupakan salah satu
bahan bakar alternatif yang tepat sebagai sumber bahan bakar untuk mengurangi
pengunaan minyak tanah. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang variasi komposisi
bahan penyusun briket tersebut(Santosa et al., 2010).

Alat :
1. Pencetak
2. Penghalus
3. Timbangan
4. Ember
Bahan :
1. Tepung kanji
2. Kotoran ternak
3. Arang

Metode :
1. Mengeringkan feses sapi
2. Menumbuk arang kayu dan ayak
3. Menumbuk feses kering lalu ayak
4. Memuat ukurang perbandingan campuran arang dan feses dengan
perbandingan 1 : 1
5. Menambahkan larutan tepung kaji hingga homogeny
6. Mencetak dengan cetakan
7. Dijemur hingga kering
8. Briket siap digunakan

Anda mungkin juga menyukai