KELAS : XII-APHP
SEMESTER : 5 dan 6
NAMA GURU
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran
Drs. WITOTO Ahmad Saifuddin, S.Pi
NIP. 19670219 199403 1 008 NIP. 19670609 199802 1 002
Mata Pelajaran PRODUKSI PENGOLAHAN HASIL HEWANI
Kelas/Semester XII/Gasal
Alokasi Waktu 5 JP (pertemuan ke-3)
KD 3 KD 4
3.7 Mengevaluasi pengemasan 4.7 Mengembangkan pengemasan
Tujuan hasil pengolahan hewani produk hewani
Pembelajaran
IPK 3 IPK 4
3.7.3. Mengidentifikasi jenis-jenis 4.7.1 Melakukan proses
kemasan produk olahan hasil pengembangan pengemasan
hewani produk olahan hasil hewani
Materi Pembelajaran Desain kemasan untuk produk olahan hasil hewani untuk daging dan ikan
Langkah Pembelajaran:
Model:
Discovery Learning 1. Pemberian rangsangan
Guru menayangkan video tentang jenis-jenis kemasan dan
Produk: menunjukkan kemasan nyata untuk produk olahan hasil hewani.
Kemasan untuk 2. Mengidentifikasi masalah
produk olahan Guru membagi kelompok dan memberikan berbagai kemasan
hasil hewani lainnya untuk diidentifikasi jenis-jenis kemasan produk olahan
hasil hewani dan dimasukkan pada format tabel yang disediakan.
Deskripsi: Peserta didik dalam kelompok mengobservasi berbagai jenis
Peserta didik secara kemasan dan membagi pekerjaan untuk mengkaji konsep ciri-ciri
kolaboratif melakukan dan atribut yang ada pada jenis kemasan untuk produk olahan
proses pengembangan hasil hewani
kemasan untuk produk 3. Mengumpulkan data
olahan hasil hewani Peserta didik mencari informasi dan mengumpulkan data- data
untuk pengembangan kemasan yang cocok untuk produk olahan
Alat, Bahan, dan hasil hewani
Media: 4. Mengolah dan menganalisis data
Video jenis Peserta didik menyusun, memilah, menyesuaikan dan
kemasan untuk mencocokkan data-data untuk pengembangan kemasan untuk
produk olahan produk olahan hasil hewani untuk dituangkan dalam tabel.
hewani 5. Pembuktian
Bahan untuk Peserta didik melakukan pembuktian melalui pembandingan
pembuatan antara data pengembangan kemasan yang dibuat dengan
kemasan produk kemasan rujukan.
makanan Guru membimbing pembuktian dan memberikan koreksi.
Buku pelajaran 6. Menarik kesimpulan
Alat tulis Guru memfasilitasi peserta untuk menarik simpulan dan
memilihkan jenis pengembangan kemasan yang cocok untuk
produk olahan hasil hewani untuk replikasi secara berkelompok.
Peserta didik membuat simpulan dan mempresentasikan hasil
pengembangan kemasan yang cocok untuk produk olahan hasil
hewani secara berkelompok berdasar data jenis kemasan dalam
tabel.
Asesmen:
a. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (tes tertulis pilihan ganda, dan tes lisan)
b. Penilaian Kompetensi Keterampilan melalui pengamatan, portofolio dan produk
c. Penilaian Sikap dengan observasi
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran
Asesmen:
a. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (tes tertulis pilihan ganda, dan tes lisan)
b. Penilaian Kompetensi Keterampilan melalui pengamatan, portofolio dan produk
c. Penilaian Sikap dengan observasi
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran
Asesmen:
a. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (tes tertulis pilihan ganda, dan tes lisan)
b. Penilaian Kompetensi Keterampilan melalui pengamatan, portofolio dan produk
c. Penilaian Sikap dengan observasi
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran
Asesmen:
c. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (tes tertulis pilihan ganda, dan tes lisan)
d. Penilaian Kompetensi Keterampilan melalui pengamatan, portofolio dan produk
c. Penilaian Sikap dengan observasi
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran
Asesmen:
c. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (tes tertulis pilihan ganda, dan tes lisan)
d. Penilaian Kompetensi Keterampilan melalui pengamatan, portofolio dan produk
c. Penilaian Sikap dengan observasi
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran
Asesmen:
g. Penilaian Kompetensi Pengetahuan (tes tertulis pilihan ganda, dan tes lisan)
h. Penilaian Kompetensi Keterampilan melalui pengamatan, portofolio dan produk
c. Penilaian Sikap dengan observasi
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran
Perangkat asesmen
Kriteria:
1) Aspek Menanya
2) Aspek Mengamati
3) Aspek Menalar
5) Aspek Menyimpulkan
Skor 4 : jika kesimpulan yang dibuat seluruhnya benar
Skor 3 : jika kesimpulan yang dibuat seluruhnya benar
Skor 2 : kesimpulan yang dibuat sebagian kecil benar
Skor 1 : Jika kesimpulan yang dibuat seluruhnya salah
6) Aspek Menyajikan
3) Aspek Menjawab
Skor 4 : Memberikan jawaban dari pertanyaan dalam kelompok dengan
bahasa yang jelas
Skor 3 : Memberikan jawaban dari pertanyaan dalam kelompok dengan
bahasa yang kurang jelas
Skor 2 : Kadang-kadang memberikan jawaban dari pertanyaan
kelompoknya
Skor 1 : Diam tidak pernah menjawab pertanyaan
5) Aspek Kerjasama
6) Aspek Tertib
c. Rubrik Presentasi
Skor
No Aspek
4 3 2 1
1. Kejelasan Presentasi
2. Pengetahuan
3. Penampilan
1) Kejelasan Presentasi
2) Pengetahuan
3) Penampilan
1. Saat masa pandemi virus Covid-19 daya beli masyarakat menurun akibat
pendapatan menurun. Strategi yang perlu diterapkan oleh seorang pengusaha yang
tepat dan rasional agar usahanya tetatp berjalan adalah ....
A. menunggu masa pandemi covid-19 selesai
B. menjual bakso dengan jumlah atau ukuran per porsi dikurangi dan harga
diturunkan
C. membuat kemasan bakso yang lebih menarik dan higienis
D. memasarkan langsung ke rumah dengan harga dinaikkan
E. melakukan promosi dan iklan lewat televisi dan radio
2. Kemasan karton untuk air minum dalam kemasan tergolong pembungkus ....
A. kuarter
B. tersier
C. sekunder
D. primer
E. inner
Jenis dan bentuk kemasan di atas lebih tepat untuk produk olahan ....
A. daging
B. susu
C. telur
D. kulit
E. minyak
9. Pernyataan di bawah ini yang sesuai daan benar dengan bentuk kemasan yaitu ....
A. bentuk yang tidak teratur memiliki daya tarik lebih
B. bentuk persegi panjang lebih disukai dari pada bujur sangkar
C. bentuk yang sederhana lebih disukai daripada yang rumit
D. bentuk cekung lebih disukai daripada cembung
E. bentuk tidak seimbang lebih menarik dan menyenangkan
10. Nimas adalah alumni SMK Negeri 1 Kalibagor yang tertarik di bidang usaha
pengolahan daging untuk menjadi bakso. Pertimbangan utama yang harus
diperhatikan oleh Merita sebelum memulai usaha bakso adalah ....
A. peralatan yang akan digunakan untuk produksi
B. kapasitas produksi bakso per hari
C. jumlah dan jenis bahan baku dan bahan pendukung yang akan digunakan
D. data target pemasaran (market) yang lengkap dan terukur
E. lokasi tempat produksi dan pemasaran
11. Rancangan atas kemasan pada suatu produk tertentu yang dilakukan sebagai
upaya peningkatan dan syarat produksi yang mendukung pemasaran suatu produk
adalah kegiatan untuk ....
A. mempromosikan kemasan
B. menyusun tahapan pemasaran kemasan
C. membentuk/melipat kemasan
D. menggambar/melukis kemasan
E. mendesain kemasan
12. Fungsi paling mendasar dari kemasan adalah ....
A. mewadahi dan melindungi produk dari kerusakan-kerusakan, sehingga lebih
mudah disimpan, diangkut dan dipasarkan
B. mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga kekonsumen, agar
produk tidak tercecer
C. melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari sinar ultraviolet,
panas, kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari kotoran dan
mikroba
D. sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat
komunikasi dan informasi kepada konsumen
E. melindungi pengaruh buruk dari produk di dalamnya
13. Pak Iwan akan mengemas produk olahan hasil hewani yang mengandung lemak ,
vitamin tinggi, dan melalui proses fermentasi. Untuk mengemas produk tersebut
Pak Budi harus memilih jenis kemasan yang bersifat ....
A. hermetis
B. tahan cahaya
C. tahan pemanasan tinggi
D. berbahan tebal
E. berbahan transparan
14. Produk yang mengandung asam amino dengan sulfur seperti daging dan ikan
dapat bereaksi dengan bahan kemasan membentuk noda hitam apabila kemasan
terbuat dari ....
A. plastik
B. kertas
C. besi
D. alumunium foil
E. gelas
47. Pak Ali akan mengalami masalah dalam proses pengembangan produk bakso
karena kapasitas food processor yang digunakan sudah tidak memadai dengan
jumlah daging yang harus digiling. Solusi yang tepat untuk memecahkan masalah
tersebut Pak Ali membeli peralatan penggiling daging yang ditunjukkan gambar
nomor ....
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 1 dan 4
D. 2 dan 3
E. 3 dan 4
48. Diversifikasi pangan dalam program pengembangan produk olahan hasil hewani
adalah ....
A. membuat produk baru yang lebih kompetitif
B. membuat produk baru yang sesuai dengan selera konsumen
C. melakukan ujicoba pemasaran produk
D. membuat satu jenis produk baru
E. membuat lebih dari satu produk baru
49. Dalam proses pengembangan produk sosis sangat berkaitan dengan mutu bahan
baku. Mutu daging dikaitkan dengan aspek konsumsi dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti di bawah ini, kecuali ....
A. warna C. volume E. odour
B. juiciness D. tekstur
50. Alur proses pengembangan produksi sosis daging ayam yaitu ....
A. penggilingan daging pembuatan adonan perebusan casing
B. penggilingan daging pembuatan adonan casing perebusan
C. pembuatan adonan penggilingan daging perebusan casing
D. pembuatan adonan perebusan casing penggilingan daging
E. casing penggilingan daging perebusan pembuatan adonan
51. Keberhasilan pengembangan produksi pembuatan bakso sangat tergantung pada
titik kritis prosesnya. Titik kritis pembuatan bakso yang paling penting adalah pada
proses ....
A. penggilingan C. pencampuran E. pengisian dan
pengikatan
B. perebusan D. penggorengan
52. Dibawah ini adalah langkah-langkah pembuatan chicken nugget :
1. pencampuran adonan
2. pengecilan ukuran bahan
3. pengukusan
4. pengemasan
5. penggorengan
Hasil akhir pengembangan produk chicken nugget menunjukkan hasil yan lembek
dan beraroma tepung yang kuat. Permasalahan proses produksi dimungkinkan
terjadi pada tahap ....
A. 1 dan 2
B. 2 dan 4
C. 1 dan 3
D. 2 dan 5
E. 3 dan 5
53. Seorang pengusaha abon ingin mengembangkan produk siomay dengan
menambahkan bahan baku dengan ketentuan dalam 1 kilogram bahan baku terdiri
dari 50% ikan tenggiri, 30% daging ayam, dan 20% ebi. Jika akan dibuat 250
kilogram bahan baku maka dibutuhkan masing-masing bahan tersebut sebanyak ....
A. ikan tenggiri 200 kg, daging ayam 50 kg, dan ebi 20 kg
B. ikan tenggiri 195 kg, daging ayam 45 kg, dan ebi 30 kg
C. ikan tenggiri 160 kg, daging ayam 60 kg, dan ebi 30 kg
D. ikan tenggiri 145 kg, daging ayam 65 kg, dan ebi 40 kg
E. ikan tenggiri 125 kg, daging ayam 75 kg, dan ebi 50 kg
54. Dalam pembuatan bakso sebanyak 1,5 kg adonan akan diperoleh 90 butir baso
ukuran normal. Jika dalam proses pengembangan bakso adonan yang tersedia
adalah 25,8 kg maka akan diperoleh total butiran sebanyak....
A. 1.548 butir C. 1.348 butir E. 1.128 butir
B. 1.438 butir D. 1.138 butir
55. Seorang pengusaha melakukan pengembangan produk bandeng presto dengan
mengganti kemasan keranjang bambu dengan kemasan bahan sintetits. Bahan
sintetis yang cocok untuk kemasan daging adalah dalam bentuk film plastik . Film
plastik kemasan yang baik harus mempunyai sifat ....
A. fleksibel, mempunyai kekuatan mekanis, dan berat
B. fleksibel, ringan, dan tanpa bau
C. rigid, porositas tinggi, dan ringan
D. porositas tinggi, tanpa bau, dan fleksibel
E. tanpa bau, tahan panas, dan tidak resisten terhadap minyak
56. Dalam perencanaan usaha pengembangan produksi abon, harus ditentukan
rencana biaya fixed cost. Salah satu komponen dari fixed cost ini adalah ....
A. biaya pembelian daging C. biaya sewa alat E. biaya pembelian
kemasan
B. biaya pembelian sagu D. biaya pembelian bumbu
57. Jika total biaya produksi pembuatan prototype sosis adalah Rp 350.000,00, dan
omset penjualan sosis sebesar Rp 500.000,00, maka R/C rationya adalah ....
A. 1,13 C. 1,33 E. 1,53
B. 1,23 D. 1,43
58. Seorang pengusaha sosis ingin mengembangkan pemasaran lewat internet. Berikut
ini situs yang tepat untuk pemasaran adalah....
A. wikipedia.com C. yahoo.com E. bukalapak.com
B. google.com D. education.ac.id
59. Seorang pedagang membeli hak usaha penjualan sosis dengan merek tertentu dari
orang lain. Maka sistem usaha ini disebut ....
A. dropship C. franchise E. undirect selling
B. direct selling D. multi level marketing
60. Langkah awal yang perlu dilakukan sebelum memasarkan produk pengembangan
hasil hewani adalah ....
A. merancang strategi pemasaran yang digerakkan konsumen
B. membangun program pemasaran yang memberikan nilai keunggulan produk
C. memahami pasar dan kebutuhan serta keinginan konsumen
D. mengumpulkan tingkat kepuasan konsumen
E. memetakan tingkat persaingan usaha
b. Instrumen penugasan
Teknik Bentuk
Aspek Penilaian Skor
Penilaian Instrumen
Penugasan Tugas
kelompok/ Aspek yang dinilai:
diskusi 1. Apresiasi kemampuan 25
mengidentifikasi materi
2. Pilihan kata dalam mengutarakan 25
pendapat dan kualitas gagasan
yang akan diimplementasikan
dalam pembuatan ringkasan
materi
3. Perilaku mempunyai :
a. sikap jujur yang ditunjukkan oleh 10
kelugasan mengutarakan
pendapat
b. sikap terbuka dalam menerima 10
masukan dan koreksi
c. Sopan dalam tutur kata, sikap,
dan pakaian 10
d. mampu bekerja sama dalam
kelompok 10
e. toleransi
10
Total skor 100
c. Penilaian Portofolio
No Kriteria Keterangan
1. Laporan portofolio dan dalam Aspek yang dinilai
berbagai bentuk seperti tulisan, a. Proses kegiatan laporan portofolio ( 50%
foto dan gambar yang )
mendeskripsikan pengetahuan - Ide gagasan
tentang sistem manajemen mutu - Kreativitas
pangan dengan tampilan menarik - Kesesuaian materi, teknik dan prosedur
sebagai pemahaman akan b. Produk jadi/laporan portofolio 35%
pengetahuan/ konseptual - Isi laporan
2. Penyusunan dan pengujian - Penyusunan kata/kalimat
rancangan gagasan dalam bentuk c. Sikap 15%
laporan tertulis - Mandiri
- Tekun
- Disiplin
- Tanggung jawab
Materi Remediasi
Kegiatan pembelajaran remedial diperuntukkan bagi peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan belajar sesuai hasil analisis penilaian.
Pembelajaran remedial yang direncanakan adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran ulang, jika peserta didik yang tidak tuntas lebih dari 85%.
b. Belajar kelompok, jika peserta didik yang belum tuntas 25- 85%.
c. Bimbingan perorangan, jika yang belum tuntas kurang dari 25%.
d. Pemanfaatan tutor sebaya untuk menambah capaian pembelajaran untuk seluruh
kriteria ketidaktuntasan peserta didik.
Instrumen penilaian remedial akan disusun setelah dilaksanakan penilaian harian dan
analisis hasil penilaian.
Materi Pengayaan
Aktivitas belajar sebagaimana yang sudah siswa lakukan atau yang akan
siswa lakukan pada proses bisnis secara menyeluruh di bidang industri pengolahan
hasil hewani, masih perlu untuk ditingkatkan dengan menambah wawasan
pengetahuan terkait dengan mengembangkan pengemasan produk hewani, dan
menganalisa usaha produksi hasil hewani, menganalisa usaha produksi hasil hewani,
dan mengevaluasi hasil analisa usaha.
Untuk itu di sini disajikan beberapa daftar link website yang berhubungan
dengan materi tersebut. Silahkan anda pilih atau mencari laman yang lain :
https://www.youtube.com/watch?v=P0ASVpFdPr0
https://www.youtube.com/watch?v=36-9yNO8fns
https://www.youtube.com/watch?v=X0h7fF6ggGs&t=19s
https://www.youtube.com/watch?v=Vn7cRAOz4R0
https://www.youtube.com/watch?v=x0N5S1hbqoo
https://www.youtube.com/watch?v=VXEROqApZuc
https://www.youtube.com/watch?v=WmruTZqlzzU
https://www.youtube.com/watch?v=IfG9I5cagPk
https://www.youtube.com/watch?v=0oDft1X947M
https://www.youtube.com/watch?v=X0h7fF6ggGs&t=83s
https://www.youtube.com/watch?v=qR3FlVvrrCY
https://www.youtube.com/watch?v=nala8R9Le_M
https://www.youtube.com/watch?v=izq7xBPcPsY
https://www.youtube.com/watch?v=2brDNEw9uZM
https://www.youtube.com/watch?v=yxEo5HIB_dQ
https://www.youtube.com/watch?v=dvY0XQva54w
https://www.youtube.com/watch?v=eiHm9BGLnzs
https://www.youtube.com/watch?v=9lT7avHBmxM
https://www.youtube.com/watch?v=DQLPBvu6G8w
https://www.youtube.com/watch?v=-yMzTsPQEvA
https://www.youtube.com/watch?v=YkYYAAxV_-c
https://www.youtube.com/watch?v=iJSbB2T0yd4
https://www.youtube.com/watch?v=pHcNAcqLL8Y
https://www.youtube.com/watch?v=vGZJtgNuLDw
Prototipe :
https://www.youtube.com/watch?v=LYap_pn53E8
Secara ringkas pengemasan mempunyai fungsi antara lain: (1) pengawetan, (2)
proteksi terhadap kerusakan fisik, kimia, biologi (3) proteksi terhadap kontaminasi fisik,
kimia, biologi, (4) memudahkan distribusi, dan (5) pengenalan produk. Bahan kemasan
sintetik produk pangan yang baik harus memenuhi sifat-sifat atau kriteria: (1) tidak
toksik, (2) berfungsi sebagai barier terhadap air, (3) barier terhadap oksigen, (4) barier
terhadap mikroba, (6) mencegah kehilangan produk, (7) mudah dibuka atau ditutup, (8)
tidak merusak lingkungan, (9) memenuhi kebutuhan ukuran, bentuk, dan berat, (10)
cocok dengan produk pangan yang dikemas. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pengemasan bahan pangan, yaitu: etika, sifat produk, analisis pasar, kemasan
saingan, kepentingan konsumen, dan kemasan ekspor.
Produsen membutuhkan pengetahuan bahan kemasan yang dapat melindungi
produk yang dihasilkan, membuat produk lebih menarik, ekonomis, dan aman.
Konsumen perlu mengetahui bahan kemasan yang mampu mempertahankan mutu
produk dan aman. Kemasan dapat digolongkan berdasarkan berbagai hal antara lain:
frekuensi pemakaian, struktur sistem kemasan,sifat kekakuan bahan kemas, sifat
perlindungan terhadap lingkungan, dan tingkat kesiapan pakai. Berdasarkan frekuensi
pemakaian, maka kemasan dibagi menjadi beberapa macam, yaitu: kemasan sekali
pakai (disposable), kemasan yang dapat dipakai berulang kali (multi trip), dan kemasan
atau kemasan yang tidak dibuang atau dikembalikan oleh konsumen (semi disposable).
Berdasarkan letak atau kedudukan suatu bahan kemas di dalam sistem kemasan
keseluruhan dapat dibedakan atas: kemasan primer, kemasan sekunder, dan kemasan
tersier, kuaterner, dsb. Bentuk kemasan berdasarkan kekerasannya terbagi atas:
Kemasan kaku (rigid), kemasan semi kaku (semi rigid) dan kemasan lentur (flexible).
Berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan terdapat 3 tipe kemasan, yaitu
kemasan hermetis (tahan uap dan gas), kemasan tahan cahaya, dan kemasan tahan
suhu tinggi. Tipe kemasan berdasarkan tingkat kesiapan pakai terbagi dalam: kemasan
siap pakai dan kemasan siap dirakit atau disebut juga kemasan lipatan.
Jenis-jenis kemasan untuk hasil produksi hewani
Kemasan agar menarik harus dirancang dan dibuat sebaik mungkin, dalam
merancang atau merencanakan pembuatan suatu kemasan sebaiknya kita
memperhatikan hal-hal seperti berikut ini:
1. Kesesuaian antara produk dengan bahan pengemasnya. Maksudnya adalah dalam
menentukan bahan pengemas kita harus mempertimbangkan produk yang kita miliki.
Jika produk kita berbentuk cairan seperti jus atau sirup, kita bisa memilih bahan
pengemas seperti botol atau gelas plastik. Jika produk kita berupa makanan kering
seperti keripik, kerupuk, atau yang lainnya kita bisa menggunakan plastik transparan
dan lain sebagainya. Plastik dapat digunakan sebagai kemasan primer sekaligus
dengan labelnya, juga bisa dimasukkan kedalam kemasan lain seperti dus kertas
sebagai kemasan sekunder.
2. Ukuran kemasan dan ketebalan bahan kemasan. Ukuran kemasan berkaitan dengan
banyak sedikitnya isi yang diinginkan, sedangkan ketebalan berkaitan dengan
keawetan dari produk yang ada didalamnya. Jika produknya sangat ringan seperti
kerupuk sebaiknya kemasan di buat dalam ukuran relatif besar.
3. Bentuk kemasan. Agar kemasan menarik bentuk pengemas bisa dirancang dalam
bentuk yang unik tergantung dari kreativitas perancangnya. Misalnya kemasan dus
kertas bisa di buat seperti tabung, kubus, balok, trapesium atau bentuk-bentuk
lainnya.
Label adalah salah satu bagian dari produk berupa keterangan baik gambar
maupun kata-kata yang berfungsi sebagai sumber informasi produk dan penjual. Label
umumnya berisi informasi berupa nama atau merek produk, bahan baku, bahan
tambahan komposisi, informasi gizi, tanggal kedaluwarsa, isi produk dan keterangan
legalitas.
Ketentuan mengenai pemberian label pada produk diatur dalam Undang-undang Nomor
7 tahun 1996 tentang pangan. Label pangan adalah setiap keterangan mengenai
pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang
disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan
bagian kemasan.
Berikut ini beberapa pengertian dan definisi label dari beberapa sumber buku:
• Menurut Marinus (2002:192), label merupakan suatu bagian dari sebuah produk yang
membawa informasi verbal tentang produk atau penjualnya.
• Menurut Kotler (2000:477), label adalah tampilan sederhana pada produk atau
gambar yang dirancang dengan rumit yang merupakan satu kesatuan dengan
kemasan. Label bisa hanya mencantumkan merek atau informasi.
• Menurut Tjiptono (1997:107), label merupakan bagian dari suatu produk yang
menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual. Sebuah label biasa
merupakan bagian dari kemasan, atau bisa pula merupakan etiket (tanda pengenal)
yang dicantelkan pada produk.
• Menurut Swasta (1984:141), label yaitu bagian dari sebuah barang yang berupa
keterangan (kata-kata) tentang barang tersebut atau penjualnya. Jadi, sebuah label
itu mungkin merupakan bagian dari pembungkusnya, atau mungkin merupakan suatu
etiket yang tertempel secara langsung pada suatu barang.
Jenis-jenis Label
Menurut Marinus (2002:192), terdapat tiga tipe label berdasarkan fungsinya, yaitu
sebagai berikut:
1. Brand label adalah penggunaan label yang semata-mata digunakan sebagai brand.
2. Grade label adalah label yang menunjukkan tingkat kualitas tertentu dari suatu
barang. Label ini dinyatakan dengan suatu tulisan atau kata-kata.
3. Label Deskriptif (Descriptive Label) adalah informasi objektif tentang penggunaan,
konstruksi, pemeliharaan penampilan dan cirri-ciri lain dari produk.
1. Harga
Harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa
kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertai (Stanton, 1991).
Menurut Assauri (1996), faktor yang mempengaruhi penetapan harga secara
langsung adalah bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran, adanya peraturan
pemerintah dan faktor lainnya. Faktor yang tidak langsung namun erat
hubungannya dalam pendapatan harga adalah harga produk sejenis yang dijual
oleh para pesaing, pengaruh harga terhadap hubungan antara produk subsitusi
dan produk komplementer serta potongan penyalur dan konsumen.
Kebijakan dalam penetapan harga adalah kegiatan yang amat penting, karena
apabila harga terlalu tinggi, produk tersebut mengalami kesulitan dalam memasuki
pasar, demikian sebaliknya dengan harga terlalu rendah menyebabkan kerugian
terhadap kegiatan usaha. Penentuan harga dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu, penetapan harga dengan cara menentukan presentase keuntungan dan
penetapan harga dengan cara menghitung biaya produksi secara keseluruhan,
(Ibrahim,2003). Penetapan harga jual dapat dikontrol oleh perusahaan, pada
situasi ini harga ditetapkan sendiri oleh perusahaan.Harga ditetapkan oleh
keputusan dan kebijaksanaan yang terdapat dalam perusahaan, walaupun faktor-
faktor mekanisme penawaran dan permintaan serta peraturan-peraturan
pemerintah tetap diperhatikan, (Soemarso, 1990).
2. Biaya Produksi
Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan
oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahanbahan
mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang
diproduksikan perusahaan tersebut (Sukirno, 2002). Biaya produksi yaitu semua
biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan
baku menjadi produk, biaya produksi dapat digolongkan kedalam: 1). Biaya bahan
baku; 2). Biaya tenaga langsung; 3). Biaya overead pabrik (Supriono, 1999).
Biaya adalah istilah umum untuk nilai yang dapat diukur yang secara sengaja
dilepaskan untuk memperoleh atau menciptakan sumber-sumber ekonomis. Biaya
tetap merupakan biaya yang secara keseluruhan tidak berubah meskipun unit
yang dihasilkan mengalami perubahan, contoh : biaya penyusutan, asuransi, dan
gaji pegawai tetap. Biaya variabel merupakan biaya yang berubah-ubah jumlah
totalnya sesuai dengan perubahan kapasitas produksi (unit yang dihasilkan).
Perubahan biaya ini bisa profesional dengan unit yang dihasilkan (Husnan, 1999).
Swastha (2001) menambahkan, biaya merupakan dasar dalam penentuan harga,
sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan
kerugian. Sebaliknya, apabila suatu tingkat harga melebihisemua biaya, baik biaya
produksi, biaya operasional maupun biaya non operasional, akan menghasilkan
keuntungan.
Biaya produksi yakini biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan poduksi
dari suatu produk dan akan dipertemukan dengan penghasilan di priode mana
produk itu terjual (Rahardi Et Al, 2006). Biaya produksi merupakan biaya-biaya
yang terjadi untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk
dijual (Mulyadi 1998). Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang berhubungan
dengan produksi suatu item, yaitu jumlah dari bahan langsung, upah langsung dan
biaya over head pabrik (Amin Widjaya Tunggal, 1993).
Menurut Daniel (2004) biaya dibagi atas biaya tetap dan biaya variabel :
1) Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya akan sama dan tetap tidak
berubah sedikitpun walau jumlah barang yang diproduksi dan dijual berubah -
ubah dalam kapasitas normal.
Misal : biaya sewa gedung, premi asuransi, pembayaran pinjaman.
2) Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara profesional dengan kuantitas
output. Biaya variabel dapat berhubungan dengan biaya bahan baku, Misal :
Jika perusahaan membuat sebuah besi, maka tembaga yang digunakan dalam
produksi adalah biaya variabel.
3. Penerimaan
Menurut Boediono (2002), penerimaan (revenue) adalah penerimaan
produsen dari hasil penjualan output. Ada dua konsep penerimaan yang penting
untuk produsen (1) Total Revenue (TR), yaitu penerimaan total produsen dari hasil
penjualan outputnya. TR adalah output kali harga jual output ; (2) Marginal
Revenue (MR), yaitu kenaikan dari TR yang disebabkan oleh tambahan penjualan
satu unit output.
Penerimaan akan meningkat jika produksi yang dihasilkan bertambah dan
sebaliknya akan menurun bila produksi yang dihasilkan berkurang. Di samping itu
bertambah atau berkurangnya produksi juga di pengaruhi oleh tingkat penggunaan
input. Produksi merupakan suatu kegiatan yang kerjakan untuk menambah nilai
guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam
memenuhi kebutuhan (Sukirno, 2006).
4. Pendapatan
Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan semua
biaya atau dengan kata lain pendapatan yang meliputi pendapatan kotor atau
penerimaan total dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor/penerimaan total
adalah nilai produksi komuditas pertanian secara keseluruhan sebelum dikurangi
biaya produksi (Rahim, 2008).
5. Penyusutan (Depresiasi)
Lukman Syamsyuddin (2007), mengemukan mengenai penyusutan
bahwa : penyusutan adalah merupakan salah satu komponen yang akan timbul
karena aktiva tetap, dimana hal ini dapat dikurangkan dari penghasilam. Metode
yang digunakan adalah metode garis lurus (Strightmethod). Metode garis lurus
adalah metode depresiasi yang paling sederhana banyak digunakan karena paling
mudah diaplikasikan. Dalam metode garis lurus lebih melihat aspek waktu
daripada aspek kegunaannya. Metode ini mengalokasikan beban penyusutan
yang sama besarnya selama manfaat atau biaya tahunnya adalah konstan. Maka
dapat dirumuskan:
D=P-L
N
Dimana :
6. Kelayakan Usaha
Menurut Umar (1999) untuk mengetahui tentang layak atau tidaknya suatu usaha
yang dilaksanakan. Hasil kelayakan merupakan perkiraan suatu usaha
menghasilkan keuntungan yang layak bila telah dioperasionalkan. Aspek - aspek
dalam kelayakan usaha menurut Sunyoto (2014) Aspek yang terdapat pada studi
kelayakan proyek atau bisnis yang terdiri dari berbagai aspek yang sudah
disebutkan di atas antara lain:
d. Aspek organisasi
Aspek ini menyangkut pengertian organisasi, efektivitas organisasi, pengaruh
teknologi terhadap komunikasi, kepemipinan, hubungan konflik dan kinerja
organisasi, pengembangan organisasi.
e. Aspek akuntansi
Aspek ini membahas mengenai lingkup laporan keuangan, neraca laporan laba
rugi, dan laporan perubahan modal.
g. Aspek keuangan
Pada aspek ini pembahasan meliputi sumber-sumber dan, perkiraan investasi,
biaya operasional, perkiraan pendapatan, laporan keuangan, dan rasio-rasio
keuangan.
Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan
seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, pengolahan produk
ternak, dan sebagainya.Limbah tersebut meliputi limbah padat dan limbah cair
seperti feses, urine, sisa makanan, embrio, kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku,
tulang, tanduk, isi rumen, dan lain-lain (Sihombing, 2000).Semakin
berkembangnya usaha peternakan, limbah yang dihasilkan semakin meningkat.
Total limbah yang dihasilkan peternakan tergantung dari species ternak,
besar usaha, tipe usaha dan lantai kandang. Kotoran sapi yang terdiri dari feces
dan urine merupakan limbah ternak yang terbanyak dihasilkan dan sebagian besar
manure dihasilkan oleh ternak ruminansia seperti sapi, kerbau kambing, dan
domba. Umumnya setiap kilogram susu yang dihasilkan ternak perah
menghasilkan 2 kg limbah padat (feses), dan setiap kilogram daging sapi
menghasilkan 25 kg feses (Sihombing, 2000).
Menurut Soehadji (1992), limbah peternakan meliputi semua kotoran yang
dihasilkan dari suatu kegiatan usaha peternakan baik berupa limbah padat dan
cairan, gas, maupun sisa pakan. Limbah padat merupakan semua limbah yang
berbentuk padatan atau dalam fase padat (kotoran ternak, ternak yang mati, atau
isi perut dari pemotongan ternak).Limbah cair adalah semua limbah yang
berbentuk cairan atau dalam fase cairan (air seni atau urine, air dari pencucian
alat-alat).Sedangkan limbah gas adalah semua limbah berbentuk gas atau dalam
fase gas.
Limbah peternakan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, apalagi
limbah tersebut dapat diperbaharui (renewable) selama ada ternak.Limbah ternak
masih mengandung nutrisi atau zat padat yang potensial untuk dimanfaatkan.
Limbah ternak kaya akan nutrient (zat makanan) seperti protein, lemak, bahan
ekstrak tanpa nitrogen (BETN), vitamin, mineral, mikroba atau biota, dan zat-zat
yang lain (unidentified subtances). Limbah ternak dapat dimanfaatkan untuk bahan
makanan ternak, pupuk organik, energi dan media pelbagai tujuan (Sihombing,
2002). Adapun cara atau metode pengeloaan limbah produksi hasil hewani
sebagai berikut :
a. Biogas
Ada cara mudah dan sederhana bagi yang ingin mengetahui tentang
biogas dan pemanfaatannya. Alat yang dibutuhkan pun ada disekitar kita.
Dalam praktikum ini, kita mencoba membuat secara sesederhana mungkin
bagaimana cara membuat biogas dengan alat dan bahan disekeliling kita.
Alat/Bahan yang dibutuhkan:
1. Galon air mineral
2. Pisau untuk melubangi tutup gallon
3. Pipa logam kecil denga diameter kira-kira 1 cm
4. Selang plastik aquarium dengan diameter 1 cm
5. Air
6. Limbah ternak.
Cara membuatnya :
1. Masukkan kotoran ternak atau sisa sayuran/eceng gondok sampai 1/2
galon.
2. Isilah galon tersebut dengan air secukupnya lalu tutup yang rapat (jangan
sampai ada lubang sedikit pun).
3. Simpan selama 7 hari
4. Siapkan pipa logam dengan diameter 1 cm sepanjang 10 cm dan 20 cm
(2 buah)
5. Siapkan selang plastik aquarium dengan diameter 1 cm, sepanjang 1
meter.
6. Lubangi tutup galon air mineral sedikit saja (Jangan dibuka tutupnya agar
gas tidak hilang/habis menguap).
7. Lalu tusukkan pipa logam pada tutup tersebut.
8. Kemudian sambungkan selang palstik ke pipa logam pada tutup galon
tersebut.
9. Di ujung selang satunya, sambungkan pipa loga 20 cm.
10. Sulutlah dengan korek api. Jika pembusukannya baik, maka pasti akan
menyala.
Setelah kompos jadi maka sudah bias digunakan untuk memupuk tanaman,
untuk dijual sebaiknya dikemas agar terlihat praktis & lebih rapi. Ukuran kemasan
disesuaikan dengan permintaan pasar, biasanya bobot kompos tiap kemasan
adalah : 3 kg (plastik), 5 kg (plastik), 10 kg (karung) & 25 kg (karung).
Tahapan Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari kotoran & urine kambing
1. Jika butiran kotoran kambing telah mengeras, kotoran kambing harus dihancurkan
terlebih dahulu dengan cara ditumbuk.
2. Masukan kotoran kambing sebanyak 15 kg pada kantong kain berpori.
3. Masukan bahan yang lain dalam drum, dan khusus untuk molases dan SP-36 dengan
cara melarutkan terlebih dahulu dengan air pada ember.
4. Setelah semua bahan telah masuk dalam drum, masukan kantong kain yang berisi
kotoran kambing.
5. Masukan air bersih hingga drum berisi 50 liter air, pastikan kantong kotoran kambing
tercelup dalam air, agar tercelup bisa diberikan beban batu dalam kantong tersebut.
6. Setelah semua bahan dimasukan tutuplah drum rapat-rapat dan diamkan selama 48
jam.
7. Setelah 48 didiamkan, buka tutup drum kemudian lakukan pengadukan pada pagi dan
siang hari setiap hari hingga hari ke 7, setelah hari ke 7 POC sudah dapat digunakan
untuk tanaman.
1 liter POC dicampur 50 liter air untuk disiramkan pada tanah yang berada disekitar
tanaman.
d. Pembuatan briket
Kotoran sapi menghasilkan kalor sekitar 4000 kal/g dan gas metan (CH4) yang
cukup tinggi.Gas metan merupakan salah satu unsur penting dalam briket yang berfungsi
sebagai penyulut, yaitu agar briket yang dihasilkan diharapkan mudah terbakar. Limbah
pertanian dapat menghasilkan energi kalor sekitar 6000 kal/g. Limbah pertanian yang
terdiri dari sekam memiliki kadar karbon 1,33 %, jerami mempunyai kadar karbon 2,71 %,
dan tempurung kelapa memilik kadar karbon yang tinggi sebesar 18,80 % (Pancapalaga,
2008).
Pemanfaatan kotoran sapi dan limbah pertanian berupa sekam, jerami, dan
tempurung kelapa sebagai bahan baku dalam pembuatan briket merupakan salah satu
bahan bakar alternatif yang tepat sebagai sumber bahan bakar untuk mengurangi
pengunaan minyak tanah. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang variasi komposisi
bahan penyusun briket tersebut(Santosa et al., 2010).
Alat :
1. Pencetak
2. Penghalus
3. Timbangan
4. Ember
Bahan :
1. Tepung kanji
2. Kotoran ternak
3. Arang
Metode :
1. Mengeringkan feses sapi
2. Menumbuk arang kayu dan ayak
3. Menumbuk feses kering lalu ayak
4. Memuat ukurang perbandingan campuran arang dan feses dengan
perbandingan 1 : 1
5. Menambahkan larutan tepung kaji hingga homogeny
6. Mencetak dengan cetakan
7. Dijemur hingga kering
8. Briket siap digunakan