Wuri Marsigit
PS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
Kontrak Perkuliahan (SKS 3 (2-1)
•Dosen : Wuri Marsigit dan Hasanuddin
•Dilarang Berbicara (Ngobrol) Ketika Dosen Menerangkan atau
Selama Perkuliahan Berlangsung, kecuali seizin dosen.
•HP harap disilentkan.
• Join tepat waktu.Terlambat ≥ 10 menit dilarang bergabung dg
zoom mengikuti kuliah.
•Screen shoot atau take picture sbg bukti absen
•Ujian menggunkan google form (multiple choice).
• % Penilaian Ujian MID 35 %, UAS 35 %, Praktikum 30 %.
•Penilaian : Mengikuti aturan baru.
•Praktikum Harus Hadir 100 %
•Kehadiran Kuliah > 80 %.
•Tidak ada Ujian Susulan, Kecuali sakit, orangtua/sdr
meninggal atau sakit keras (surat keterangan).
TUGAS Kelas A
Mencari artikel jurnal (Pdf di print) tentang pengemasa olahan
Hasil pertanian, diberi komentar dua halaman (1.5 spasi)
dijilid. Dikumpul UTS. Tidak boleh sama.
Pentingnya Pengemasan
Pengemasan merupakan salah satu aspek penting dalam pengolahan
dan pengawetan produk makanan, terutama berkaitan dengan sifat-sifat
produk, jenis pengemas yang digunakan, proses interaksi antara bahan
yang dikemas dengan bahan pengemas, pengaruh jenis kemasan
terhadap daya simpan dan komposisi produk pertanian.
Pada hewan protein terdapat dalam otot, daging , kulit, Kuku dan
rambut, sedangan pada tanaman protein terdapat pada biji – bijian,
daun, buah dan akar.
Protein juga merupakan peyusun utama enzim dan anti bodi, serta
caran tubuh seperti darah, susu dan putih telur.
Karbohidrat dihasilkan oleh hasil fotosintesa
didalam tanaman berdaun hijau, karbohidrat
dapat dioksiasi menjadi energi, misalnya
glukosa, fruktosa dan galaktosa.
Logam
Jenis logam yang umumnya digunakan sebagai bahan pengemas adalah
kaleng (tin plate) dan alumunium.
Kaleng (tinplate) adalah pengemas yang dibuat dari baja dilapisi timah putih
(Sn) yang tipis dengan kadar tidak lebih dari 1.00 - 1.25 persen dari berat
kaleng. Kadang-kadang lapisan ini dilapisi lagi oleh lapisan bukan metal
yaitu untuk emncegah reaksi dengan makanan di dalamnya.
Daya tahan timah terhadap karat tidak sempurna, tetapi terhadap reaksi-
reaksi dengan makananan di dalamnya lebih lambat bila dibandingkan
dengan baja. Ada dua cara melapisi baja dengan timah yaitu secara hot
dipped dan elektrolisa. Cara hot dipped adalah cara lama, dimana
lembaran baja dicelupkan ke dalam cairan timah panas sehingga lapisan
timah terlalu tebal dan tidak merata. Cara elektrolisa adalah cara yang
lebih baru dimana lemabaran baja dilapisi dengan timah memakai arus
listrik galvansis, sehingga lapisan timah lebih tipis dan merata.
Jenis bahan logam lainnya adalam aluminium. Aluminium adalah logam
yang lebih ringan dari pada baja, mempunyai daya korosif rendah, tetapi
mudah dilekuk-lekukkan sehingga lebih mudah berubah bentuknya.
Aluminium juga lebih sukar disorder sehingga sambungan-sambunganya
tidak dapat rapat. Pengemas yang dibuat dari aluminium dapat
menyebabkan patahan-patahan jika terlipat, sehingga dapat menimbulkan
celah-celah yang merugikan. Aluminium dengan adanya udara akan
membentuk aluminium dioksida yang merupakan lapisa film yang tahan
terhadap korosi dari atmosfir.
Jika aluminium digunakan untuk wadah maka bagian sebelah dalam akan
kurang mendapat oksigen sehingga aluminium oksida juga berkurang atau
lama kelamaan akan habis, sehingga aluminium tidak mempunyai daya
tahan lagi terhadap korosi.
Oleh karena itu bagian sebelah dalam dari bahan pengemas aluminium
harus dilapisi dengan enamel. Pelapisan atau coating tidak hanya
melapisdi metal dari korosi, tetapi juga mencegah kontak antara makanan
dengan logam yang akan menimbulkan penurunan citaras dan warna yang
tidak diinginkan.
Sebagai contoh misalnya warna hitam yang disebabkan oleh reaksi antara
besi atau timah dengan sulfida pada makanan yang berkadar asam rendah,
atau pemucatan pigmen merah pada sayuran atau buah-buahan.
Bahan yang biasanya digunakan sebagai coating adalah oleorisin, zat
fenolik, polibutadiena, epon, vinil dan malam (honey wax). Yang paling
banyak digunakan adalah oleoresin, dan hampir semua pelapis dibuat dari
resin buatan (sintetik).
Zat fenolik menjadi barier yang kurang permeabel untuk larutan isi kaleng
dari pada oleoresin. Zat fenolik tidak dapat menjadi lunak oleh adanya
lemak hewan, oleh karena itu biasa digunakan sebagai sebagai pelapis
kaleng unutu hasil daging dan ikan, misalnya korned atau sardin.
Vinil bersifat liat serta elastis terutama digunakan sebagai pelapis pada
pengalengan bir, karena bir tidak boleh bereaksi dengan logam walaupun
dalam jumlah sedikit.
Malam (honey wax) biasanya digunakan sebagai untuk melapisi aluminium,
misalnya yang digunakan untuk pengemas minuman-minuman.
Pada beberapa makanan yang mengandung banayka protein seperti
daging, ikan, jagung, kacang polong dan lain-lain, selama pengolahan
mengalami pemecahan protein dan menghasilkan sulfur, yang kemudian
dapat breaksi dengan besi membentuk besi sulfida (FeS) yang berwarna
hitam yang sering disebut dengan “corn black”. Untuk mencegah reaksi ini
digunakan enamel C yang merupakan campuran dari oleoresin dengan
seng-oksida (ZnS) yang berwarna putih. Zat fenolik tidak memerlukan
campuran ZnO karena enamel tidak mudah ditembus oleh sulfur.
Gelas (Botol)
Sifat bahan kimia dari gelas adalah “innert’(tidak bereaksi, tetapi korosi
bagian tutupnya yang terrbuat dari logam masih mungkin terjadi. Gelas
terdiri dari campuran oksida-oksida dan sebagian besar adalah Silikon
dioksida (SiO2). Penggunaan pengemas dari gelas terbatas karena gelas
mudah pecah misalnya tekanan dari dalam atau perbedaan suhu bagian
dalam maupun biagian luas botol. Untuk menghindari pecahnya gelas
biasanya digunakan lapisan lilin (wax) dan silika yang halus pada
permukaan bagian luarnya.
Pasterurisasi : perlakuan panas pada suhu yang lebih rendah dari suhu-
suhu sterilisasi, biasanya di bawah suhu titik didih. Bertujuan untuk
membunuh mikroba patogen misalnya pada susu. Hasilnya biasanya
disimpan pada suhu dingin. Biasanya pada suhu 63ºC selama 30 menit
(LTLT) atau suhu 72ºC selama 15 detik (HTST).
Komponen adalah tiap bahan yang menjadi bagian dari suatu bahan penyusun
.
Merek dagang adalah tanda yang di pakai untuk membedakan makanan yang
di perniagakan oleh seseorang atau badan dari makanan yang di perniagakan
oleh orang atau badan lain.
Nomor pendaftaran adalah kode dan nomor yang di berikan oleh Depkes RI
untuk makanan yang telah terdaftar.
Kalimat kata-kata / tanda, nama, lambang, logo, gambar dan
sebagainya yang terdapat pada label atau iklan harus sesuai
dengan sifat, asal, isi, komposisi, mutu atau kegunaan
makanan.
Kalimat dan kata-kata yang di gunakan pada label harus
sekurang-kurangnya dalam bahasa Indonesia atau Inggris
yang menggunakan huruf latin.
Makanan yang dibuat tanpa atau sebagian pokok alami tidak boleh
diiklankan seolah-olah makanan yang bersangkutan seluruhnya terbuat dari
bahan alami.
Makanan yang di buat dari bahan yang telah mengalami pengolahan, tidak
boleh dilakukan dengan cara yang dapat memberikan kesan seolah-olah
mekanan itu di buat dari bahan yang segar.