Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan fungsi kemasan

Kemasan adalah wadah atau tempat yang digunakan untuk


mengemas suatu produk yang dilengkapi dengan tulisan, label,
keterangan lain yang menjelaskan isi, kegunaan dan informasi lain yang
perlu disampaikan kepada konsumen. Kemasan juga dapat memberi
gambaran awal mengenai suatu produk, baik itu dari segi kualitas
maupun nilai produk yang di tawarkan oleh produsen. Kemasan
seharusnya merupakan kesan singkat dari citra produk yang ingin
disampaikan oleh pabrik, dan kemasan tersebut haruslah terpadu dengan
fungsi produk. Desain kemasan memerlukan banyak pemikiran dan tentu
saja bukan suatu hal yang mudah. Yang paling penting, kemasan tersebut
harus menunjukkan identitas sebuah produk. Pengemasan merupakan
salah satu faktor penting yang harus diperhatikan untuk merebut
perhatian konsumen. Karena saat ini kemasan bisa menjadi strategi
pemasaran untuk menarik pelanggan agar tertarik pada produk yang
dipasarkan.

Fungsi Kemasan
Melindungi bahan pangan yang dikemas dari kerusakan selama
distribusi (ex : benturan fisik)
Melindungi produk dari kerusakan fisik, kimia, biologis
Mencegah terjadinya kontaminasi / pelindung dari kontaminan
Menjaga mutu selama penyimpanan
Pengawetan pangan Memfasilitasi proses penyimpanan dan
mengurangi terjadinya pencemaran & penyusutan
Memenuhi standar mutu produk (bentuk, ukuran, bobot)
Mempermudah pemakaian, penggudangan, distribusi
Menampilkan identitas, informasi dan performansi produk, serta
meningkatkan daya tarik konsumen, peningkatan keuntungan,
peningkatan daya saing
Menampilkan identitas, informasi dan performansi produk
meningkatkan daya tarik konsumen, peningkatan keuntungan,
peningkatan daya saing.

2.2 Pengertian kemasan tradisional

Pengemasan tradisional atau konvensional adalah pengemasan


bahan pangan yang telah lama dipraktekkan sebelum adanya sentuhan
industrialisasi sebagaimana kemasan logam, gelas, plastik dan kertas.
Biasanya memanfaatkan bahan-bahan yang ada dialam secara langsung
(memanfaatkan bahan botanis) atau dengan sedikit perlakuan. Akan
tetapi bahan-bahan tersebut secara umum memberikan daya tahan yang
rendah terhadap produk yang dikemas.
Pada penggunaan untuk makanan, berfungsi bukan saja sebagai
pelindung isinya dari debu atau agar tahan lama, tapi juga merupakan
upaya untuk membereskan, mengatur, merapikan makanan itu agar
mudah dan praktis dibawa-bawa, dipegang atau dibuka ketika hendak
disantap. Selain itu, bahan kemasan tersebut juga memberikan aroma
tertentu pada makanannya. Misalnya, peuyem ketan yang dibungkus
dengan daun pisang berbeda keharuman rasa-nya dari yang dibungkus
dengan daun jambu air. Pada jenis makanan tertentu pengemasan dengan
bahan botanis, juga turut membantu proses, misalnya, penjamuran pada
tempe dan peragian (fermentasi) pada peuyeum ketan. Di antara sekian
banyak kemasan modern yang saat ini digunakan, ternyata masih ada
karya kemasan tradisional yang masih tetap bertahan. Keberadaan
kemasan tradisional bukan hanya sekedar merevitalisasi fungsi dan bahan
kemasan, tetapi merupakan suatu fenomena yang patut diperhatikan oleh
para penggunanya, sebab ternyata kemasan dari bahan alam (botanis)
yang bersifat tradisional memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki
oleh kemasan modern dari bahan kertas ataupun plastik.
2.3 Jenis kemasan tradisional
Jenis kemasan untuk membungkus (mengemas) bahan makanan
tradisional mempunyai aneka bentuk, bahan, dan teknik pembuatannya
yang unik. Di antara sekian banyak kemasan modern yang saat ini
digunakan, ternyata masih ada karya kemasan tradisional yang masih
tetap bertahan. Keberadaan kemasan tradisional bukan hanya sekedar
merevitalisasi fungsi dan bahan kemasan, tetapi merupakan suatu
fenomena yang patut diperhatikan oleh para penggunanya, sebab
ternyata kemasan dari bahan alam (botanis) yang bersifat tradisional
memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh kemasan modern
dari bahan kertas ataupun plastik. Jenis kemasan untuk membungkus
(mengemas) bahan makanan tradisional mempunyai aneka bentuk,
bahan, dan teknik pembuatannya yang unik. Tidak jarang jenis makanan
tertentu dibedakan dari yang lainnya bukan melalui rasanya tapi melalui
cara membungkus (teknik) dan bentuknya. Contohnya, lontong dibedakan
dari leupeut karena perbedaan cara mengemas serta bentuknya padahal
keduanya memanfaatkan bahan kemasan yang sama (daun pisang) dan
juga terbuat dari bahan yang sama pula (beras), begitu pula rasanya
sama. Disini dapat dicatat bahwa desain kemasan memberikan identitas
pada makanannya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai