NIM : P00933219011
1. Jelaskan tiga metode menghitung nilai kalor (LHV) dari sampah ! Uji apakah yang
diperlukan sebelum menghitung nilai kalor tersebut?
Jawaban :
Data nilai kalor rendah (Lower Heating Value, LHV) dapat diperoleh menggunakan
tiga metode, yaitu:
1). Kalorimeter bom
2). Rumus pendekatan dari analisis proksimat, sesuai dengan referensi pada
Kementerian Kesehatan Jepang 1979, yaitu:
kcal 4500∗V 600∗W
LHV ( ) kg
=
100
−
100
Dimana :
a. Persamaan Dulog
0 kcal
8 1 C+342,5 H − ( 8)+22,5 S( )
kg
b. Persamaan Steuer
3 57∗3 1 kcal
(
81 c− 0 +
8 )
8
0+345 H −
16 ( ( ) ( ))
0 + 25 S
kg
c. Persmaan Scheurer –Kastener
3 57∗3 kcal
(
81 C− 0 +
4 )4
0+342,5 H∗0+22,5 S
kg ( )
Dimana nilai C, O, N, dan S dapat ditentukan menggunakan uji ultimat dari sampah.
Beberapa keterangan terkait komponen C,O,N, dan S adalah sebagai berikut
Karbon (C), Hidrogen (H), dan Sulfur (S) menyumbang nilai kalor bahan
bakar (nilai kalor sebanding dengan kandungan C, H dan S)→dapat dihitung
secara teoretik dengan persamaan Dulong
Kandungan Oksigen (O) mempengaruhi rasio campuran bahan bakar udara
(AFR, Air Fuel Ratio) di dalam boiler
Kandungan Nitrogen (N) dapat menyumbang terjadinya NOx pada temperatur
tinggi
Kandungan Klorin (Cl) dapat menyumbang emisi gas dioxin pada temperatur
rendah.
Sedangkan untuk uji proksimat dari sampah berkaitan dengan hal berikut
Karbon tetap (FC) menyumbang nilai kalor bahan bakar→semakin besar
kandungan FC semakin disukai
Kandungan Zat Terbang/Volatile Matter (VM) menyumbang nilai kalor bahan
bakar, tetapi jika terlalu banyak dapat mengakibatkan pembakaran terlalu
cepat (rapid combustion) dan jika tidak terbakar sempurna dapat menempel
pada pipa boiler dan mempercepat pengerakan
Kandungan air menurunkan nilai kalor bahan bakar→semakin kecil
kandungan air semakin disukai
Kandungan abu (ash) yang terlalu tinggi dapat meningkatkan emisi debu,
memperbesar kemungkinan slagging (pengerakan)→semakin kecil kandungan
abu semakin disukai
Untuk menghasilkan 1 kWh dari energi listrik dibutuhan 11.395 kJ dari energi steam.
Maka didapatkan perhitungan untuk daya pembangkitan listrik per satuan massa
adalah sebagai berikut :
Daya pembangkitan listrik = Steam energy ÷ 11.395kJ/kWh
Dengan total berat sampah yang diasumsikan di awal adalah 250 ton/hari,
maka didapatkan total pembangkitan daya listrik adalah 0,753×250.000
kWh/hari, yaitu sebesar 188.295 kWh/hari
Kemudian diasumsikan daya untuk pemakaian sendiri adalah 6% dari total
daya pembangkitan listrik, serta heat loss diasumsikan adalah 5% dari total daya
pembangkitan listrik.
Daya bersih pembangkit = Total daya pembangkit – (pemakaian sendiri + heat loss)
Maka
Daya bersih pembangkit = 188295 – (11297.7 + 9414.75)
Daya bersih pembangkit = 167582.55 kWh/hari = 167.6 MWh/hari
Perhitungan tersebut dihitung untuk satu hari (24 jam), maka untuk basis
per jam adalah sebagai berikut
Daya bersih pembangkit = 167.6 MWh / 24h
Daya bersih pembangkit = 6.9 MW≈ 7 MW
Biaya raw material (contoh: bahan-bahan kimia untuk flue gas treatment)