Pengertian Termokimia
Reaksi kimia dibedakan menjadi 2 :
1. Reaksi eksoterm
- adalah reaksi kimia yang melepaskan kalor
- energi berpindah dari system ke lingkungan
- akibatnya :
- entalpi system berkurang (∆H = -)
- suhu system naik
2. Reaksi endoterm
- adl. Reaksi kimia yang menyerap kalor
- energi berpindah dari lingkungan ke system
- akibatnya :
- entalpi system bertambah (∆H= +)
- suhu system turun
1. Entalpi Pembentukan Standar ( ΔHf o)
“f” → formation
Entalpi pembentukan standar suatu senyawa menyatakan jumlah
kalor yang diperlukan / dibebaskan untuk proses pembentukan 1
mol senyawa dari unsur-unsurnya yang stabil pada keadaan
standar (298K, 1 atm).
Contoh unsur-unsur yang stabil pada keadaan standar :
H2 , O2, C, N2 ,Ag, Cl2 , Br2 , S, Na, Ca, dan Hg.
Contoh persamaan termokimia pada pembentukan senyawa:
½H2(g) + ½Cl2(g) → HCl(g) ΔH = -92,31KJ
Artinya : reaksi antara gas hidrogen (H2) dan klorin (Cl2)
membentuk 1 mol asam klorida (HCl) dan membebaskan kalor
sebanyak 92,31 KJ.
Entalpi pembentukan standar unsur-unsur dalam bentuk yang
paling stabil bernilai 0 (nol). Contohnya : O2(g), I2(s), C(grafit), H2(g) ,S(s).
Contoh persamaan termokimia pada pembentukan unsur:
I2(s) → I2(g) ΔH = +62,66 KJ
2. Entalpi Penguraian Standar (∆Hdo)
“d” → decomposition
Entalpi penguraian standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor
yang diperlukan/ dibebaskan untuk proses penguraian 1 mol
senyawa menjadi unsur-unsurnya pada keadaan standar (298K,
1atm).
Menurut Hukum Laplace:
Jumlah kalor yang dibebaskan pada pembentukan senyawa dari unsur-
unsurnya = jumlah kalor yang diperlukan pada penguraian
senyawa tersebut menjadi unsur-unsurnya.
Maka ΔHdo >< ∆Hfo dengan jumlah kalor sama, tetapi tandanya
berlawanan karena reaksi berlawanan arah.
Contoh persamaan termokimia:
Jika ΔHfo H2O = -240 KJmol-1 maka ∆Hdo H2O = +240 KJmol-1, dan
persamaan termokimianya:
H2O(l)→ H2(g) + ½O2(g) ∆ H = +240 KJ
3.Entalpi Pembakaran Standar ( ΔHco)
“c” → combustion
Entalpi pembakaran standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor
yang dibebaskan untuk pembakaran 1 mol zat (unsur atau senyawa)
pada keadaan standar (298K, 1atm).
Pembakaran selalu membebaskan kalor sehingga nilai kalor
pembakaran selalu negatif (eksoterm).
Contoh persamaan termokimia:
Jika zat yang dibakar CO(g) dan ∆Hco = -283 KJmol-1 maka persamaan
termokimianya:
Contoh :
Atau
ΔHo = Σ ΔHfo (produk) - Σ ΔHfo (pereaksi)
Energi Ikatan
Energi Ikatan “Energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan kimia dalam 1
mol suatu senyawa berwujud gas pada keadaan standar menjadi atom -
atomnya”
Berdasarkan jenis dan letak atom terhadap atom – atom lain dalam molekulnya
dikenal 3 jenis energi ikatan, yaitu :
a. Energi Atomisasi
adalah energi yg dibutuhkan untuk memutuskan semua ikatan 1 mol molekul
menjadi atom – atom bebas dalam keadaan gas.
Contoh :
NH3(g) N(g) + 3H(g) H = 297 kkal/mol
C = C + Cl – Cl H – C – C – H
H H H H
Jawab :
H = ( jumlah energi ikatan pereaksi ) – ( jumlah energi ikatan hasil reaksi )
H = ( 4 EC-H + 1 EC=C + 1 ECl-Cl ) – ( 4 EC-H + 1 EC-C + 2 EC-Cl )
H = ((4 x 99) + (1 x 146) + (1 x 58)) – ((4 x 99) + (1 x 83) + (2 x 79))
H = ( 396 + 146 + 58 ) – ( 396 + 83 + 158 )
H = ( 600 – 637 )
H = -37 kkal
5. Hitunglah jumlah kalor yang dibebaskan pada pembakaran 1 mol
hidrokarbon C2H2 (mr = 26) bila diketahui entalpi pembentukan H2O(g) = -
285 kJ/mol, CO2(g) = -393 kJ/mol dan C2H2(g) = +227 kJ/mol.
6. Diketahui perubahan entalpi untuk reaksi pembentukan CH4, CO2, dan H2O
adalah sebagai berikut :
C(s) + 2H2(g) → CH4(g); ∆H = -75 kJ
C(s) + O2(g) → CO2(g); ∆H = -394 kJ
H2(g) + ½O2(g) → H2O(g); ∆H = -286 kJ
Tentukan perubahan entalpi reaksi :
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)
7. Diketahui energi ikatan:
C – H = 415 kJ/mol
C = C = 607 kJ/mol
C – C = 348 kJ/mol
H – H = 436 kJ/mol
Ditanya :
ΔHreaksi pada reaksi : C2H4(g) + H2(g) → C2H6(g)
PEMBAKARAN
Pengertian Pembakaran
Pembakaran adalah reaksi kimia yang cepat
antara oksigen dan bahan yang dapat
terbakar, disertai timbulnya cahaya dan
menghasilkan kalor.
Tipe Pembakaran
Pembakaran sempurna adalah pembakaran dimana semua
konstituen yang dapat terbakar di dalam bahan bakar
membentuk gas CO2, air (H2O), dan gas SO2, sehingga tidak
ada lagi bahan yang dapat terbakar tersisa.
Pembakaran tidak sempurna. Pembakaran tidak sempurna
terjadi bila pada api pembakaran kurang tersedia oksigen, atau
kadar oksigen di udara kurang dari 21 %. Pada pembakaran
tipe ini yang dihasilkan adalah : daya panas kecil, nyala api
kecil, banyak sekali asap, dan banyak terbentuk gas CO.
Pembakaran spontan adalah pembakaran dimana bahan
mengalami oksidasi perlahanlahan sehingga kalor yang
dihasilkan tidak dilepaskan, akan tetapi dipakai untuk
menaikkan suhu bahan secara pelan-pelan sampai mencapai
suhu nyala.
Sebab terjadinya pembakaran spontan
Jenis bahan
Derajat ignition temperature pada udara
terbuka
Sistem penyimpanan
Tidak adanya ventilasi
Lama penyimpanan
Cuaca
Pembakaran Tiga “T”
Tujuan dari pembakaran yang baik adalah melepaskan seluruh
panas yang terdapat dalam bahan bakar. Hal ini dilakukan
dengan pengontrolan “tiga T” pembakaran yaitu
Temperature/ suhu yang cukup tinggi untuk menyalakan dan
menjaga penyalaan bahan bakar
Turbulence/ Turbulensi atau pencampuran oksigen dan
bahan bakar yang baik
Time/ Waktu yang cukup untuk pembakaran yang sempurna.
TETRAHEDRON API
KLASIFIKASI KEBAKARAN N.F.P.A
( National Fire Protection Association )
Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi : PER-04/MEN/1980 tanggal 14 April 1980
Tetrahedron Api
Dalam Tetrahedron of Fire proses terjadinya api
mempunyai 4 unsur yaitu :
Oxygen adalah alam unsur yang terbanyak, kira-kira 21% volume, 90%
berat air laut, 50% berat kerak bumi dan 60% berat tubuh manusia terdiri
unsur tersebut. Untuk mendukung proses kebakaran (api) diperlukan
oksigen antara 10% - 20% volume udara.
Pada beberapa reaksi kimia untuk terjadi proses kebakaran tidak
diperlukan oksigen karena pada proses reaksi zat tersebut sudah cukup
oksigen sehingga proses pembakaran dapat terjadi.
Zat tersebut disebut zat pengoksida (oxidizing agents), misal : hydrogen
peroxide, ozone, nitrat, chlorat, perchlorat peroxide.
Oksigen itu sendiri tidak bisa terbakar, tetapi adalah pendukung terhadap
perubahan. Kandungan oksigen yang tinggi, akan menaikan panas
pembakaran dan oksidasi atau proses pembakaran akan lebih cepat.
Dalam kehidupan juga dibutuhkan oksigen sehingga untuk proses
aksidasi, bila kandungan oksigen turun mencapai 6 sampai 10% maka
proses hidup manusia juga turun sampai tidak bernafas lagi dan akan
meninggal
3. Sumber Panas
• Energi Kimia
Salah satu contoh sumber panas yang berasal dari
reaksi kimia adalah pemanasan spontan yang terjadi
pada reaksi oksidasi beberapa bahan organik, reaksi
oleh bakteri pada bahan organik hasil pertanian.
• Energi Listrik
Oleh tenaga listrik dapat dihasilkan panas yang cukup
tinggi sebagai sumber penyalaan panas yang
dihasilkan ini misalnya dalam bentuk : bocoran arus
listrik, listrik statis, busur listrik, petir atau kilat.
• Energi mekanik
Tenaga panas dari proses mekanik dapat disebabkan oleh gesekan dua
bahan yang sifatnya menahan panas, misalnya : batu gosok atau kayu
kering.
Contoh lain adalah gesekan dua logam yang mengandung zat besi (Fe).
Contoh dan prinsip ini adalah mesin diesel dimana pertama-tama
dimampatkan (ditahan) dalam selinder mesin, setelah itu kabut bahan bakar
di injeksikan ke dalam silinder, sehingga oleh pemampatan udara akan
timbul cukup panas untuk menyalakan bahan bakar.
• Energi Nuklir
Energi panas yang sangat besar dapat dihasilkan dari inti atom (nucleus),
karena penembakan (bom barder) oleh energi partikel. Tenaga nuklir dapat
dikeluarkan dalam bentuk panas, tekanan dan radiasi.
Beberapa unsur di alam yang dapat menghasilkan energi nuklir disebut
Radio-isotop, misalnya : uranium. Plutonium, atau radium.
4. Reaksi Pembakaran Berantai
Proses pembakaran yang normal (timbul nyala), reaksi
kimia yang terjadi menghasilkan beberapa zat hasil
pembakaran yaitu :
CO, CO2, SO2, asap dan gas.
Hasil yang lain dari reaksi ini adalah atom bebas (free atom)
oxygen dan hydrogen yang disebut radicals, yaitu bentuk
hydroxil (simbol OH).
Bila ada 2 gugus OH, mungkin pecah menjadi H2O dan
radical bebas O. (2OH 2H2O + O radikal)
O radikal ini selanjutnya sebagai umpan lagi pada proses
pembakaran sehingga disebut reaksi pembakaran berantai.
Jenis-Jenis Media Pemadam
Media pemadam menurut fasenya dibagi menjadi 3
macam :
a. Jenis padat : pasir, tanah, selimut api (fire blanket),
tepung kimia (dry chemical).
b. Jenis cair : Air, busa (foam), cairan mudah menguap.
c. Jenis gas : Gas asam arang(CO2), gas zat lemas (N2),
gas argon serta gas-gas inert yang lain.
Tepung Kimia (Dry Chemical)
Cara Kerja Tepung Kimia Dalam Memadamkan Api
Secara fisik yaitu dengan mengadakan pemisahan
atau penyelimutan bahan bakar, sehingga tidak terjadi
pencampuran oksigen dengan uap bahan bakar. Semua
tepung mempunyai cara kerja fisik seperti ini.
Secara kimiawi yaitu memutus rantai reaksi
pembakaran dimana partikelpartikel tepung kimia
tersebut akan menyerap radikal hidroksil dari api.
Air
Air dalam pemadaman bekerja secara fisis yaitu :
Mendinginkan. Air (Water) mempunyai daya penyerap
panas yang cukup tinggi, dalam hal ini berfungsi sebagai
pendingin. Panas yang diserap dari 150C sampai
1000C : 84,4 KCal/kg (152BTU/lb). Panas laten
penguapan : 538KCal/kg (970BTU/lb). Panasyang
diserap air dari 150C sampai menjadi uap (1000C)
adalah 622KCal/kg atau 1122BTU/lb (9362BTU/galon).
Menyelimut. Air yang terkena panas berubah menjadi
uap dan uap tersebutlah yang menyelimuti bahan bakar
yang terbakar. Dalam penyelimutan ini air cukup efektif
karena dari 1 liter air akan berubah menjadi uap
sebanyak 1670 liter uap air.
Gas CO2 dan N2
Media pemadam jenis gas akan memadamkan api
secara fisis yaitu: Pendinginan (Cooling) dan
Penyelimutan (Dilusi). Berbagai gas dapat
dipergunakan dalam pemadam api, namun gas asam
arang (CO2) dan gas zat lemas (N2) yang paling
banyak dipergunakan.
Halon (Halogenated Hydrocarbon)
Media pemadam ini bekerja dengan cara memutuskan
rantai reaksi pembakaran dan mendesak udara atau
memisahkan zat asam. Nama umum media ini adalah
HALON atau HALOGENATED HYDROCARBON,
yaitu suatu ikatan methan dan halogen (Jodium, Flour,
Chlor dan Brom). Bila dibandingkan dengan udara
maka halon adalah lebih berat (contoh Halon 130)
adalah 5 kali lebih berat dari udara.