Anda di halaman 1dari 7

Efisiensi boiler

Boiler merupakan salah satu peralatan kosumsi energi tinggi untuk


menyediakan air panas/uap bagi masyarakat dari industri (Luo Chao, 2017 = The
Effect Analysis of Thermal Efficiency and Optimal Design for Boiler System ).
Dalam kehidupan operasional boiler, biaya utama timbul dari biaya bahan bakar yang
dipakai, jadi perlu untuk mengoptimalkan biaya bahan bakar agar pengoperasian
boiler efisien. Boiler tergantung pada output energi dan input panas ke dalam boiler,
dapat dihitung dengan menggunakan metode langsung. Efisiensi boiler adalah hasil
gabungan dari efisiensi berbagai komponen boiler. Boiler memiliki banyak sub sistem
yang efisiensinya mempengaruhi efisiensi boiler secara keseluruhan. Beberapa
efisiensi yang akhirnya menentukan efisiensi boiler adalah :
1. Efisiensi Pembakaran Boiler
Efisiensi pembakaran adalah menunjukkan kemampuan burner untuk
membakar bahan bakar yang masuk ke ruang bakar (furnace). Ada dua parameter
yang menentukan efisiensi burner adalah jumlah bahan bakar yang terbakar di
ruang bakar dan kadar oksigen berlebih dari sisa pembakaran. Karena udara sisa
pembakaran meningkat, maka jumlah bahan bakar yang tidak terbakar berkurang,
hal ini menghasilkan penurunan bahan bakar yang tidak terbakar tetapi
meningkatakan kerugian entalpi. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga
keseimbangan antara kerugian entalpi dan kerugian bahan bakar yang tidak
terbakar. Pembakaran boiler dapat efisien apabila tidak ada bahan bakar dan udara
yang tersisa pada ruang bakar boiler tersebut. Menghitung efisiensi pembakaran
boiler :

Qin−Qlosses
ηcombustion= x 100 %
Qin
Sumber :
Keterangan :
ηcoumbustion : Efisiensi pembakaran boiler (%)
Qin : Energi panas total hasil pembakaran (Joule)
Qlosses : Energi panas lolos melewati cerobong asap (Joule)
2. Efisiensi Termal Boiler
Efisiensi termal menunjukkan efektivitas penukar panas untuk mentransfer
panas dari proses pembakaran ke air atau uap dalam boiler, radiasi dan kerugian
konveksi. Efisiensi termal boiler dapat ditingkatkan secara efektif dengan
menggunakan teknologi pembakaran bertingkat, menambahkan pemanasan awal
udara dan langkah-langkah isolasi termal (Luo Chao, 2017). Efisiensi termal
sangat dipengaruhi oleh pembentukan skala / pembentukan jelaga pada tabung
ketel.
3. Efisiensi Bahan Bakar-Uap Air (Fuel-toSteam)
Efisiensi bahan bakar menunjukkan efisiensi keseluruhan boiler termasuk
efisiensi termal penukar panas akibat adanya radiasi dan kerugian konveksi.
Efisiensi bahan bakar memperhatikan jumlah bahan bakar yang digunakan,
sehingga tepat digunakan sebagai bahan analisa ekonomis boiler.
Berdasarkan USA Standard ASME PTC 4-1 Power Test Code for Steam
Generating Units terdapat dua metode dalam mengevaluasi efisiensi boiler yaitu
dengan menggunaana metode langsung dimana energi dipindahkan ke fluida kerja
(air dan uap) dibandingkan dengan energi bahan bakar panas bahan bakar boiler.
Kedua adalah dengan metode tidak langsung dimana efisiensi merupakan
perbedaan antara persentase panas yang masuk dan persentase kehilangan-
kehilangan yang terjadi.
Efisiensi Boiler Metode Langsung dan Efisiensi
Efisiensi boiler yang ditingkatkan dalam hal konsumsi bahan bakar dan air
dinilai dan ditemukan lebih layak dibandingkan dengan boiler konvensional yang
digunakan dalam industri pendidihan beras (RS Chakrovorty, 2020 = Process Safety
and Environmental Protection ). Efisiensi boiler keseluruhan tergantung pada lebih
banyak parameter selain dari efisiensi pembakaran dan termal. Parameter lain ini
meliputi kerugian output dan input, kehilangan radiasi, kehilangan konveksi, dll.
Dalam praktik sebenarnya, dua metode yang biasa digunakan untuk mengetahui
efisiensi boiler, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung dari perhitungan
efisiensi :
A. Metode Langsung (Dicrect Method)
Metode ini menghitung efisiensi boiler dengan menggunakan rumus efisiensi
dasar

Q steam
η fuel = x 100 %
Q steam

Untuk menghitung efisiensi boiler dengan metode ini, kami membagi output
energi total boiler dengan input energi total yang diberikan ke boiler, dikalikan
dengan ratusan.
Perhitungan efisiensi langsung :
Q ( h g−hf )
E= x 100 %
qxGCV
Keterangan :
η fuel = Efisiensi bahan bakar boiler (%)
Q steam = Energi panas total yang diserap uap air (kalori; Joule)
Q steam = Energi panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar (kalori;
Joule)
Q = Kuantitas uap yang dihasilkan (kg/jam)
h g = Enthalpi uap keluar boiler (Kcal / kg)
h f = Enthalpi air masuk boiler (Kcal / kg)
GCV(Gross Calorific Value) = Nilai kalor spesifik bahan bakar (Kcal / kg)
Parameter yang dipantau untuk perhitungan efisiensi boiler dengan metode
langsung adalah:
1. Jumlah steam yang dihasilkan per jam (Q) dalam kg/jam.
2. Jumlah bahan bakar yang digunakan per jam (q) dalam kg/jam.
3. Tekanan kerja (dalam kg/cm2(g)) dan suhu lewat panas (C), jika ada
4. Suhu air umpan (C)
5. Jenis dan jumlah bahan bakar yang dibutuhkan
6. Nilai panas kotor bahan bakar (GCV) dalam kkal/kg bahan bakar.
Adapun keuntungan metode langsung yaitu:
1. Dihitung secara langsung dan dapat dengan cepat mengevaluasi efisiensi
boiler
2. Membutuhkan perhitungan yang sedikit
3. Memerlukan sedikit instrumen untuk pemantauan
4. Mudah membandingkan rasio penguapan dengan data benchmark
Kerugian metode langsung :
1. Bahan bakar dan properties uap air harus dihitung dengan akurat untuk
menghindari kesalahan
2. Tidak dapat memberikan petunjuk tentang potensi penyebab dari efisiensi
yang lebih rendah
3. Tidak menghitung berbagai kehilangan yang mempengaruhi tingkat efisiensi
4. Harus melakukan metode tidak langsung untuk menilai tingkat keakuratan
perhitungan
B. Metode Tidak Langsung (Indirect Method)
Metode tidak langsung merupakan perhitungan yang tidak langsung antara
besar energy input dan output. Metode ini digunakan untuk mengetahui kerugian
(losses) yang terjadi dalam boiler dengan pengukuran terpisah. Semua kerugian
ditambah maupun dikurangi dari 100% untuk mengetahui efisiensi akhir. Katup
blow down tetap tertutup selama prosedur. Metode ini harus diimplementasikan
sesuai dengan norma yang disediakan dalam standar BS845. Kerugian yang
dihitung meliputi susut susut, susut radiasi, susut blowdown, dll.
output
η fuel = x 100 %
input
Dan jika:
input +credits=output +input
Maka:
(input −losses+credit )
¿ 1− x 100 %
input
Perhitungan efisiensi tidak langsung dalam standar ASME (The American
Society of Mechanical Engineers), ada 8 heat losses yang terdapat dalam boiler
seperti pada :
 Heat loss due to dry flue gas ( L1)
mxCpx (Tf −Ta )
L1 = x 100 %
GCV
Dimana,
m = Massa dari gas buang kering (kg/kg fuel)
Cp = Kalor spesifik dari gas buang kering (kCal/kg C)
GCV = Nilai kalor batubara (kCal/kg)
Tf = Temperatur gas buang (C)
Ta = Temperatur ambient (C)
 Heat loss due to in flue gas ( L2)
9 x H 2 x(584 +Cp (Tf −Ta ) )
L2 = x 100 %
GCV
Dimana,
H2 = Jumlah atom hydrogen dalam bahan bakar
Cp= Kalor spesifik dari gas buang kering (kCal/kg C)
584 = Panas latent yang berhubungan dengan tekanan persial dari
uap air
 Heat loss due to moisture in flue ( L3)
Mx(584+Cp ( Tf −Ta ))
L3 = x 100 %
HHV
Dimana,
M = Kelembapan dalam bahan bakar (kg/kg fuel)
 Heat loss due to moisture in air ( L4 )
ASSx( humidity factor+ Cp ( Tf −Ta ) )
L4 = x 100 %
GCV
Dimana,
ASS = Massa actual udara (kg/kg fuel)
Humidity factor = 0,024
Cp = Kalor spesifik of air (kCal/kg C)
 Heat loss due to incomplete combustion ( L5)
%CO x C x 5654
L5 = x 100 %
( %CO+ % C 02 ) x GCV
Dimana,
CO = Volume CO dalam gas buang (%)
CO 2 = Volume actual CO 2 dalam gas buang (%)
C = Kadar karbon (kg.kg fuel)
 Heat loss due to radiation and convection ( L6)
L6 = 0,548 ∗ [( 𝑇𝑠 55,55) 4 − ( 𝑇𝑎 55,55) 4 ] + 1,957 ∗ (𝑇𝑠 − 𝑇𝑎) 1,25 ∗
√[(196.85 ∗ 𝑉𝑚 + 68,9)/68,9]
Dimana,
Vm = Kecepatan angina (m/s)
Ts = Temperatur permukaan (K)
Ta = Temperatur ambient (K)
 Heat loss due umburnt in fly ash ( L7)
Total fly ash x GCV fly ash
L8 = x 100 %
Total flue burnt x GCV
 Heat loss due unburnt in bottom ash ( L8)
Total button ash x GCV buttom ash
L8 = x 100 %
Total flue burnt x GCV
Efisiensi bpiler didapat dengan mengurangi 100 dengan seluruh losses
boiler=100−( L1+ L 2+ L3+; 4+ L 5+ L 6+ L7 + L 8)
Kelebihan :
1. Perhitungan dapat dilakukan dengan akurat
2. Dapat diperbaiki apabila terjadi kesalahan perhitungan
3. Dapat diketahui sumber kerugian
Kerugian :
1. Membutuhkan perhitungan lebih banyak
2. Data kapasitas dan output tidak secara otomatis
3. Nilai yang telah diperoleh dari titik kerugian tidak dapat diukur
sehingga harus diasumsikan
Perbandingan Efisiensi Langsung dan Tidak Langsung
Kedua metode untuk mengetahui efisiensi boiler yang disebutkan di atas
memiliki beberapa kelebihan dan beberapa kelemahan yang terkait dengannya.
Keuntungan terbesar dari metode tidak langsung adalah bahwa ia juga berbicara
tentang sumber kerugian. Dengan menemukan efisiensi tidak langsung, seseorang
dapat mengetahui di mana kerugian meningkat dan dapat dikurangi. Di sisi lain, nilai
efisiensi langsung lebih dekat dengan kenyataan dibandingkan dengan efisiensi tidak
langsung karena kerugian yang tidak terungkap seperti kerugian radiasi, kerugian
output dan input dll. Tetapi efisiensi langsung hanya bisa memberi tahu kita tentang
besarnya kerugian keseluruhan. Tidak ada informasi tentang kerugian individu dan
besarnya disampaikan dari perhitungan efisiensi langsung. Selalu ada beberapa
perbedaan dalam nilai efisiensi langsung dan tidak langsung. Efisiensi tidak langsung
diukur pada waktu tertentu sedangkan efisiensi langsung diukur selama periode
waktu dan karenanya, kerugian karena beban yang berfluktuasi, ketel uap on-off dll.
Juga dipertimbangkan.

Pemantauan Efisiensi Waktu Nyata


Efisiensi boiler tidak tetap dan variasi besar dari nilai ideal terjadi selama
operasi. Pergeseran ke pemantauan efisiensi waktu nyata dapat meningkatkan
efisiensi boiler secara signifikan tergantung pada tipe boiler dan kondisi aktual di
lokasi. Singkatnya, pemantauan dan pemeliharaan efisiensi boiler untuk masa
operasional keseluruhan boiler adalah suatu keharusan untuk memotong tagihan
bahan bakar dan mengurangi jejak karbon.
Solusi :
Saat ini, upaya telah dilakukan untuk meningkatkan efisiensi boiler dengan
mendaur ulang panas gas buang, dan banyak teknik dan metode telah ditemukan.
Salah satunya adalah meningkatkan kapasitas economizer dengan mengubah tata
letak tabung, meningkatkan tabung pertukaran panas, mengendalikan aliran gas
buang melewati economizer, mengurangi suhu kondensasi dengan mengganti dengan
bahan bakar sulfur rendah, menggunakan gas buang panaskan untuk mengeringkan
bahan bakar biomassa sebelum memasuki boiler, atau dengan mengendalikan boiler
secara otomatis untuk meningkatkan efisiensi pembakaran dan karenanya mengurangi
gas beracun yang dilepaskan ke lingkungan, dll (R.S. Chakrovorty, 2020 =
Improvement of Boiler's Efficiency Using Heat Recovery and Automatic Combustion
Control System)

Anda mungkin juga menyukai