Anda di halaman 1dari 8

Hilda Khairunnisa M

171734011
4D/D4-TKE

Effisiensi Energi pada Chiller Gedung BPJS Jakarta Selatan

UAS 1

HVAC (Heating, Ventilation, Air-Conditioning) dalam Bahasa Indonesia yaitu pemanasan,


ventilasi dan AC, atau disebut sistem tata udara. Sistem tata udara bertujuan untuk menciptakan
kondisi udara ruang yang kondusif bagi kesehatan, kenyamanan dan efisiensi. Sesuai SNI 03-
6572-2001 kenyamanan thermal ruangan ditentukan 3 faktor yaitu: temperatur/ suhu,
kelembaban, aliran udara.

Gambar 1. Proses Pendinginan pada Chiller

Secara garis besar sistem AC dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar jika ditinjau dari cara
pendinginan dan cara pengembunan udara yang dikondisikan:
a. Direct Expantion/DX system
Udara yang akan dikondisikan langsung didinginkan oleh refrigerant di dalam evaporator.
b. Indirect sistem/Chilled water sistem
Udara yang akan dikondisikan didinginkan oleh air dingin (chilled water) yang diperoleh
dari pendinginan di cooler/evaporator chiller, cooling coil nya berisi air dingin bukan
refrigerant.

I. RUMUS DARI CHILLER


1. Kerja Pendinginan
Qpendinginan = (ṁ × Cp × ΔT) × faktor operasi × losses
= (ṁ × Cp × (T2 - T1)) × faktor operasi × losses
dimana :
ṁ = Laju alir massa air pendingin di evaporator (kg/s)
Cp = Kapasitas air pendingin (kJ/kg.°C)
T2 = Temperatur air pendingin keluar dari evaporator (°C)
T1 = Temperatur air pendingin keluar dari evaporator (°C)
2. Energi Input
Pin = V × I × cosφ
dimana :
V = Tegangan motor penggerak kompresor (V)
I = Arus motor penggerak kompresor (I)
cos φ = Faktor daya
3. Coefficient of Performance (COP)
𝐐𝐩𝐞𝐧𝐝𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧𝐚𝐧 𝐱 𝐅𝐚𝐤𝐭𝐨𝐫 𝐨𝐩𝐞𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐱 𝐥𝐨𝐬𝐬𝐞𝐬
COP = 𝐄𝐧𝐞𝐫𝐠𝐢 𝐢𝐧𝐩𝐮𝐭
Energi Eficiency Ratio (EER) = 3.41 x COP
(Sumber : Himsar Ambarita,2011)
4. Beban Pendinginan (Losses)
• Panas dari tubuh manusia di dalam ruangan
Qs = N × (Sensible heat gain) × CLF
dimana :
N = jumlah manusia yang beraktivitas pada satu ruangan
Sensible heat = perkiraan panas sensible dan panas laten yang dikeluarkan
manusia dan sesuai umur dan aktivitasnya
• Panas dari Lampu/Penerangan
Qs = W × FulFsa × CLF
dimana :
CLF = cooling load factor = 0.6 (Thomas Varkie,2008)
eTabel Sensible Heat Gain (Btu/h)

(Sumber : ASHRAE TABEL 8.18)

Neraca Massa dan Energi Evaporator

Udara keluar

Evaporator
Refrigenrant cair Refrigenrant uap jenuh
Tin = 14.5°C Tin = 10.8°C

Udara masuk
ṁ = 89.24
UAS 2

Data dan Perhitungan

Centrifugal Water Cooled Chiller Produk Mitsubishi


Kapasitas 315 TR
Model 19 XL-4141 453 CL
Refrigeran : HFC 134a

Data Pengamatan
Waktu
Energi Input Qpendinginan
Operasi
Tegangan Arus 𝒎̇ Cp Tevap in Tevap out ∆T
Cos phi
10.00 (Volt) (Ampere) (kg/s) (kJ/kg.K) (°C) (°C) (°C)
391 375 0.97 89.24 4.21 14.5 10.8 3.7

Hasil Perhitungan
Beban pendinginan (Losses)
Qpendinginan Energi Input
manusia Lampu
(kW) (kW)
(kW) (kW)
1390 142.23 0.879 0.06912

Maka,

COP EER

3.58 11.4235
UAS 3

Tabel Standar COP AC Chiller

Chiller yang digunakan di Gedung BPJS


adalah Reciprocating Air Cooled Chiller
dengan kapasitas 200 TR. Maka, COP standar
berdasarkan ASHRAE Std 90.1 adalah sebesar
4.20.
(Sumber :ASHRAE Std 90.1 Chiller
Performance Table)

Tabel perbandingan COP hasil perhitungan dan standard


COP

Data Standard

3.58 6.1

Grafik Perbandingan COP


7
6
5
4
3
2
1
0

COP Data COP Standar

Rekomendasi :
Dilihat pada tabel di atas bahwa COP berdasarkan data masih di bawah standard. Maka, untuk
meningkatkan COP atau kinerja chiller dapat dilakukan berbagai cara, antara lain :
1. Mengganti Refrigeran dari R-134 menjadi Hidrokarbon
Menurut para ahli hidrokarbon dapat menurunkan konsumsi energi listrik 10-20%. Hidrokarbon
ini dikembangkan untuk mengganti R-12 (CFC), R-22 (HCFC), dan R-134a(HFC). Refrigerant
hidrokarbon memiliki sifat fisik sesuai untuk pengganti refrigerant terdahulunya sehingga cocok
untuk proses Drop inpada mesin pendingin. Penggunaan refrigerant ini memungkinkan karena
gedung digunakan hanya pada hari kerja yaitu senin-jumat, sehingga pergantiaan refrigeran dapat
dilakukan pada hari sabtu atau minggu.
2. Pembersihan pada Unit
Pembersihan meliputi filter, sudu kipas, sirip fin evaporator, kisi keluaran AHU. Penggunaan AHU
yang cukup lama dapat mengakibatkan penumpukan debu yang menjadikan debit udara yang
digasilkan oleh kipas berkurang dan perpindahan panas tidak optimal sehingga mengurangi
optimalisasi kerja AHU.
3. Mengubah Setting Temperatur
Mengatur setting temperatur air keluar (LCWT) pada chiller yaitu dengan menaikkan LCWT dapat
menyebabkan kapasitas pendinginan dari chiller berkurang, pengurangan kapasitas chiller ini
berdampak pada penurunan konsumsi energi, namun tetap diatur agar temperatur ruangan berada
pada kondisi nyaman.
Jika temperatur LCWT dinaikan 1⁰C maka :
𝑸𝒆 = 𝒎̇𝒂𝒊𝒓 𝑪𝒑 𝒙 (𝑻𝒊𝒏 − 𝑻𝒐𝒖𝒕)(𝒌𝑾)
= 89,24 kg/s . 4,18 J/kg. ⁰C . (14,3-11.8) ⁰C
= 939.251 kW
Dimana energi pendinginan yang dibutuhkan sebelumnya sebesar 1390 kW menjadi 939.251 kW
UAS 4

Oleh karena itu, ada beberapa improvement yang dapat dilakukn untuk mempertahankan kinerja dari
chiller

1. Mengganti R-132 menjadi Hidrokarbon


Parameter Qevaporator Qkompresor Laju alir massa Konsumsi
(Kj/kg) (kJ/kg) refrigran (kg/s) Energi (kW)
Sebelum 126.26 29.68 5.641929352 167.4524632
improvement
Sesudah 127.03 25.42 5.607730457 142.5485082
improvement
Penghematan Energi 24.90395494

2. Setting Temperatur
Parameter 𝒎̇ Cp Tevap in Tevap out Energi
(kg/s) (kJ/kg.K) (°C) (°C) Pendinginan
(kW)
Sebelum 89.24 4.18 14.5 10.8 1390
improvement
Sesudah 89.24 4.18 14.5 11.8 939.251
improvement
Penghematan Energi 450.749
UAS 5

a. Peluang hemat energi (PHE) dengan penggunaan energi rasional dengan 3 cara
improvement yaitu, penggatian refrigeran, pembersihan dan perawatan sistem yang
kontinyu, dan mengatur ulang temperatur (setting temp)
b. Simpulan data awal, setelah improvment dan data standar
-Pergantian refrigeran
Konsumsi Energi Biaya awal Setelah improvment (Cost Standar
Chiller (pertahun) Saving)
378,5625 kWh Rp. 483.348.600,- Rp. 386.678.880,- -

-Perubahan setting temperatur


Konsumsi Energi Konsumsi awal Setelah improvment (Cost Standar
Chiller (pertahun) Saving)
378,5625 kWh 224,35 kW 161,7 kW -

penghematan didapat sebesar 62,65 kWh, dalam setahun menghemat Rp.79.953.216,-


UAS 6

IKE Standar IKE Status


Objek
(kWh/m2/bulan) (kWh/m2/bulan)
Chiller 11.16 7.92 – 12.08 efisien

Perhitungan IKE

Konsumsi Energi Konsumsi Listrik


Parameter Jam Operasi Chiller/thn
(kWh/thn) (Rp/thn)

Sebelum
8640 1446789.282 1475725067
improvement
Sesudah
8640 1231619.111 1256251493
improvement
Penghematan/tahun 215170.1707 219473574.1

Intensitas Konsumsi Energi


Gedung BPJS

14%
Pencahayaan
58% 28%
listrik
chiller

Anda mungkin juga menyukai