KALORI METER
DOSEN PEMBIMBING
Dr. Firman, M.T.
DISUSUN OLEH
Dimas Abdiansyah
34220093
3E-TKE
A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah mempelajari dan melakukan pengujian kalorimeter, mahasiswa
diharapkan dapat menentukan fraksi kekeringan uap dengan metode
Separating dan throttling calorimeter.
B. TEORI DASAR
Separating dan throtling calorimeter digunakan untum menentukan
fraksi uap, dalam hal ini hasil pembakaran / pemanasan air dalam boiler
sehingga menjadi uap. Hal ini perlu diketahui, apakah hasil pembakaran suatu
boiler baik atau tidak, dengan mengetahui fraksi uap tersebut dapat juga
diketahui efisiensi suatu boiler.
Separating calotimeter bekerja secara mekanik, dimana uap basah
yang masuk membuat perubahan searah dengan aliranya pada sudut tumpul.
Pada throttling calorimeter uap yang masuk adalah umum yang masuk ke
body throttling calorimeter melalui sebuah orifice yang mengatur tekanan di
dalam kalorimeter mendekati keadaan udara. Hal ini yang menyebabkan uap
menjadi lebih panas dan dengan mengatur temperatur dan tekanan akhir uap
dapat dihitung fraksi dari uap tersebut.
Untuk dapat menghitung fraksi uap, ada beberapa persamaan dan
parameter yang diperlukan antara lain :
a. fraksi kekeringan uap didapatkan dari perbandingan jumlah uap kering
yang ada dalam campuran uap basah.
Quantityofdrysteam
Drynes Steam¿
Quantityofdrysteam+Water
c. Throttling Calorimeter
Aliran air suatu fluida yang mengalir dalam throttling calorimeter dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah. Dari persamaan energi, aliran tetap
dapat diketahui bahwa adiabatic dan mempunyai proses entalpi yang
konstan. Uap basah sebelum throttling akan menjadi super panas setelah
throttling pada tekanan rendah.
Entalpi uap basah sebelum throttling :
H1 = hf1 + Xt.hfg1
Uap basah setelah throttling :
H2 = hg2 + Cp (t2 – t1)
selama : H1 = H2
h g2 +Cp(t 2−t s 2)−hf
H f 1 + Xt .hf g1=h g 2+Cp(t 2−t s 2) Xt =
Hf g1
dimana :
Hf1 = panas yang berhubungan dengan P1
Xt = fraksi kekeringan (dryness) pada throttling calorimeter
hfg1 = panas laten (tekanan uap P1)
hg2 = entalphy uap (tekanan uap P1)
Cp = panas spesifik pada tekanan konstan
t2 = temperatur uap pada throttling
ts2 = temperatur uap saturasi (tekanan P2)
C. DESKRIPSI PERALATAN
1. Satu set sistem pengujian Separating dan throttling calorimeter
2. Termometer
3. Pressure gauge
4. Gelas ukur
5. Stop watch
SKEMA PENGUJIAN
Separating Throttling
Calorimeter Calorimeter
Steam pressure
gauge
Temperature gauge
Boiler
Throttling
Termokopel
Manometer
Separated Water
Cooling water
(M1)
Out
CONDENSER
Condensate (M2)
Cooling water in
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Persiapan Percobaan
a. Membersihkan sisa kondensat pada separator, dengan cara membuka katup
Separated Water (M1).
b. Membilas separator dengan menggunaka uap dari boiler dengan cara
membuka katup Steam Pressure Gauge yang menju separator agar dapat
mengalirkan uap dari boiler.
c. Menutup katup Separated Water (M1).
d. Hal yang sama dilakukan ada bagian condenser.
e. Setelah selesai, pengambilan data dimulai.
Pengambilan Data
a. Untuk pengukuran di kondensat(M2) dengan menempatkan bejana
kondensat yang kosong di bawah keluaran condensor.
b. Membuka katup uap dan membiarkan uap mengalir ke kalorimeter untuk
pemanasan sistem.
c. Mengalirkan air pendingin ke condensor, sampai uap yang akan diukur
menjadi air dan tidak bersifat uap.
d. Keadaannya dibiarkan sampai terlihat cairan yang terkondensasi pada
bejana kosong tadi.
e. Mengukur dan mencatat nilai awal ketinggian fluida separating
cslorimeter, nilai awal kondensasi pada bejana ukur, tekanan uap utama,
tekanan setelah throttling, tekanan udara, temperatur uap dan temperatur
throttling.
f. Pengambilan data yang sesuai, dilakukan ketika fluida mulai nampak pada
separated water (M1) disaat bersamaan dilakukan pembacaanpada bejana
ukur (M2).
g. Setelah pengukuran selesai, suplai uap dihentikan kemudian membiarkan
peralatan menjadi dingin, separating dikosongkan dan membang fluida
pada bejana ukur.
E. DATA PERCOBAAN
Tabel 1. Data hasil percobaan pengujian kalorimeter.
P1 P2 T1 T2 M1 M2
No.
(Bar) (mmHg) (oC) (oC) (ml) (ml)
1 7 4 183 31 20 500
F. ANALISIS DATA
Berikut analisis data pada percobaan 2.
Diketahui :
Tekanan uap masuk calorimeter, (P1) = 6,5 Bar
Tekanan uap setelah throttle, (P2) = 3,3 mmHg
Temperatur uap masuk calorimeter, (T1) = 182 0C
Temperatur setelah throttle, (T2) = 32 0C
Volume air kondensat, (M2) = 30 ml
Volume air separator, (M1) = 800 ml
Tekanan atm = 700 mmHg
Tekanan absolut uap setelah throttling
P2 = 3,3 + 700 = 703,3 mmHg
Dimana : 700 mmHg = 0,933257 Bar
Tekanan absolut uap kalorimeter :
P1 = 6,5 + 0,933257 = 7,433257 Bar
Dengan menggunakan tabel uap jenuh dan interpolasi pada tekanan
7,433257 Bar maka diperoleh :
- hf1 = 707,5705097 kJ/kg
- hfg1 = 2058,3713969 kJ/kg
Dengan menggunakan tabel uap jenuh dan interpolasi pada tekanan 1,0202
Bar maka diperoleh :
- Ts2 = 167,3395878 0C
- hg2 = 2765,9262 kJ/kg
Ditanyakan :
a. Fraksi kekeringan uap pada throttling kalorimeter, Xt ?
b. Fraksi kekeringan uap pada separating kalorimeter, Xs ?
c. Fraksi kekeringan uap combinasi separating dan Throttling, X ?
Penyelesaian :
a. Fraksi kekeringan uap pada throttling kalorimeter, Xt.
h g2 +Cp.(T 2−T s 2)−h f 1 2765,9262+3,2(32−167,3395)−707,57050
Xt= = =0 ,789590
hf g1 2058,37
b. Fraksi kekeringan uap pada separating kalorimeter, Xs ?
M2 800
X s= = =0 , 963855
M 2+ M 1 30+800
c. Fraksi kekeringan uap combinasi separating dan Throttling, X.
X = Xt . Xs
= 0,789590 x 0,963855
= 0,761050
0.9500
Fraksi Kekeringan (X)
0.9000
0.8500
Xt
0.8000 Xs
0.7500
0.7000
5 5.5 6 6.5 7 7.5
Tekanan (bar)
Gambar 2. Grafik hubungan antara tekanan uap dan fraksi kekeringan (Xt dan Xs)
Pada gambar 2 grafik hubungan antara tekanan uap dan fraksi kekeringan
(Xt dan Xs). Nilai tertinggi pada grafik tekanan uap throttling kalorimeter (Xt)
yaitu 0,8183 den nilai terendah berada pada 0,7286. Sedangkan nilai tertinggi
pada grafik tekanan uap separating kalorimeter (Xs) yaitu 0,9639.
I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan Analisa data, maka dapat disimpulkan
uap masuk berbanding lurus dengan nilai fraksi kekeringan uap (X).
Dimana nilai tekanan uap masuk tertinggi adalah 7 bar dan nilai fraksi
kekringan uap (X) adalah 0,7006. Sedangkan nilai tekanan uap masuk
terendah adalah 5,5 bar dan nilai fraksi kekeringan uap (X) adalah 0,7868.
Artinya setiap terjadi penurunan pada tekanan uap masuk maka nilai fraksi