Anda di halaman 1dari 10

PERNIKAHAN ( Ikhtiar Mewujudkan Keluarga Berkah )

A.    Cinta dan Fitrah Manusia untuk Menikah


1.      Cinta dan Pernikahan
Menurut para ahli, cinta merupakan kesenangan jiwa, pelipur hati, membersihkan akal, dan
menghilangkan rasa gundah gulana. Pengeruhnya membentuk elok rupa, membuet manis kata-
kata, menumbuhkan perilaku mulia, dan memperhalus perasaan (Al-Mukaffi, 2004:96).
Namun sebaliknya, ia yang sedang “mabuk cinta” emosinya bergejolak. Dirinya diliputi rasa
senang, takut, sedih, cemburu, dan kuatir yang campur aduk tidak karuan. Cinta juga bisa
membuat pikiran tidak bekerja dengan benar. (Sarwono,1983:154).
Menurut (Q.S. al-rum:21)
ٍ ‫ َم َو َّدةً َو َرحْ َمةً إِ َّن فِي َذلِكَ آليَا‬ ‫لَ ُك ْم ِم ْن أَ ْنفُ ِس ُك ْم أَ ْز َواجًا لِتَ ْس ُكنُوا إِلَ ْيهَا َو َج َع َل بَ ْينَ ُك ْم‬ ‫ق‬
َ‫ت لِقَوْ ٍم يَتَفَ َّكرُون‬ َ َ‫َو ِم ْن آيَاتِ ِه أَ ْن خَ ل‬
Artinya : “Dan di antara ayat-ayat-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu
sendiri, supaya kamu merasa nyaman kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan
rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berpikir” [Ar-Rum 21].
Cinta seorang laki-laki kepada wanita dan sebaliknya adalah perasaan yang manusiawi yang
bersumber dari fitrah yang diciptakan Allah SWT di dalam jiwa manusia, yaitu kecenderungan
kepada lawan jenis ketika ia telah mencapai kematangan pikiran dan fisiknya. Cinta bisa bernilai
negatif ataupun bernilai positif tergantung penyalurannya. Oleh sebab itu islam memberikan
aturan agar cinta bisa memberikan dampak positif bagi manusia.
Diluar pernikahan semua bnetuk hubungan natar laki-laki fdan perempuan dilarang. Termasuki
juga kategori cinta yang dilarang oleh islam adalah hubungan cinta yang sesama jenis atau biasa
disebut lesbi atau homo atau dalam bahasa arab disebut liwath. Perilaku homo seksual dipandang
sangat menjijikkan dan bertentangan dengan kodrat dan tabiat manusia, cinta dan hubungan yang
sesama jenis ini di larang dan diharamkan dalam agama islam seperti yang sudah di jelaskan
dalam (Q.S. Al- A’raf:80-84)
 “(80) Dan (Kami juga Telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia Berkata
kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah
dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?” (81)Sesungguhnya kamu mendatangi
lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu Ini adalah
kaum yang melampaui batas. (82). Jawab kaumnya tidak lain Hanya mengatakan: “Usirlah
mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; Sesungguhnya mereka adalah orang-
orang yang berpura-pura mensucikan diri.” (83). Kemudian kami selamatkan dia dan pengikut-
pengikutnya kecuali isterinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). (84). Dan
kami turunkan kepada mereka hujan (batu); Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-
orang yang berdosa itu.”
Diterangkan dalam ayat tersebut bahwasanya azab yang sangat dahsyat ditimpakan kepada umat
Nabi Luth yang berperilaku homo seksual.
2. Fitrah Manausia untuk Menikah
Secara bahasa, kata nikah berarti berhimpun. Secara sinonim Al-Qur’an juga menggunakan
kata zawwaja yang bermakna menjadikan berpasangan. Menikah atu lebih tepatnya
“berpasangan” adalah naluri seluruh makhluk, termasuk manusia. Setiap manusia, laki-laki
maupun perempuan, wajar menginginkan memiliki pasangan. Dorongan untuk berpasangan dan
memiliki pasangan biasanya sangat kuat saat sesorang mencapai kedewasaannya dan
menyalurkannya ke dalam berbagai bentuk hubungan. Agar dorongan berpasangan yang kuat ini
dapat tersalurkan dengan benar dan berdampak positif, maka islam mensyariatkan dijalinnya
keberpasangan tersebut dalam bingkai pernikahan. Dari bentuk hubungan yang sah inilah
kemudian akan muncul rasa tentram atau sakinah pada laki-laki dan perempuan, sebagai mana
disebutkan dalam (Q.S Al-Rum:21).
Adapun hukum menikah dalam islam ada lima macam. Walaupun hukum aslinya adalah sunnah,
tapi hal ini bisa berubah tergantung pada kondisi sang calon mempelai. Berikut adalah hukum
menikah dalam islam:
1. Wajib
Hukum nikah menjadi wajib bagi seseorang jika dia termasuk orang yang mempunyai libido
yang sangat tinggi, sehingga tidak dapat menahan hawa nafsunya. Jika tidak segera menikah,
dikhawatirkan akan sangan memungkinkan dia berzinah. Hal lain yang menyebabkan hukum
nikah menjadi wajib adalah apabila memiliki nazar untu menikah.
2.  Sunnah
Hukum nikah menjadi sunnah bagi seorang muslim jika dia memenuhi dua syarat. Yang
pertama, jika dia mempunyai keinginan untuk menikah. Dan yang kedua, jika dia mempunyai
bekal yang cukup untuk menikah. Bekal yang cukup ini dalam arti dia mempunyai mahan atau
mas kawin untuk istrinya dan mampu menafkahi istrinya.
3.      Makruh
Hukum nikah dalam islam menjadi makruh apabila dia tidak memiliki keinginan untuk menikah
serta tidak memiliki bekal yang cukup.
4.      Khilaful aula
Hukum perkawinan dalam islam bisa jadi khilaful aula jika memenuhi salah satu syarat yang
telah ddisebutkan pada nomer dua. Menurut ulama muta’khirin arti khilaful aula adalah sesuatu
yang dianjurkan untuk ditinggalkan, namun tidak berdasarkan laranfna yang jelas. Sedangkan
ulama mutaqaddimin menyamakan khilaful aula itu sama dengan makruh.
5.      Haram
Hukum nikah bisa menjadi haram apabila dia tidak memiliki kemapuan untuk melaksanakan
hak-hak istri jika menikah. Nikah juag menjadi haram hukumnya apabila kedua mempelai
merupakan pasangan yang tidak boleh dan dilarang untuk dinikahi, menikahi yang buka muslim
atau muslimah, atau juga menikah dengan niat untuk meceraikan dan nikah kontrak (nikah
mut’ah).
3.  Hikmah Pernikahan
Pernikahan memiliki tujuan sebagai berikut :
a.       Memelihara keberlangsungan manusia
Pernikahan berfungsi sebagai sarana untuk memelihara keberlangsungan gen manusia, alat
reproduksi, dan regenerasi dari masa ke masa. Dengan pernikahan manusia dapat memakmurkan
hidup dan melaksanakan tugas sebagai khalifah Allah SWT. Nabi SAW menganjurkan nikah
bagi orang yang mengharapkan keturunan.
b.      Pernikahan adalah tiang keluarga yang teguh dan kokoh
Jiwa manusia cenderung bersifat mudah bosan dan jauh dari kebenaran jika bertentangan denga
karakternya. Jiwa menjadi durhaka dan melawan jika selalu dibebani secara paksa. Akan tetapi,
jika jiwa disenangkan dengan kenikmatan dan kelezatan di sebagaian waktu, ia menjadi kuat dan
semangat. Kasih sayang dan bersenang-senang dengan istri atau suami akan menghilangkan rasa
sedih dan menghibur hati.
c.       Mengontrol hawa nafsu
Nikah sebagai saran menyalurkan nafsu manusia dengan carayang benar, melakukan kebaikan
kepada orang lain dan melaksanakan hak istri dan anak-anak dan mendidik mereka. Nikah dapat
menjaga dan membentengi diri manusai dan menjauhkannya dari pelanggaran yang diharamkan
agama, karena dengan menikah hajat biologis dapat dilakukan oleh pasangan suami istri dengan
halal dan mubah.
B.     Kriteria Pendamping Hidup dan Ikhtiar Mencarinya
1.      Kriteria ideal pendamping hidup
Rasulullah SAW bersabda :
“barang siapa yang kawin dengan perempuan karena hartanya, maka Allah akan menjadikannya
fakir. Barang siap yang kawin dengan perempuan karena ketururnannya, maka Allah akan
menghinakannya. Tetapi barang siapa yang  kawin dengan tujuan agar lebih dapat menundukkan
pandangannya, membentengi nafsungan atau untuk menyambung tali persaudaraan, maka Allah
akan memberikan barokahkepadanya dengan perempuan itu dan kepada si perempuan juga
diberikan barokah kerenannya”(H.R. Daruquthni).
Remaja atau orang dewasa memilih pendamping hidup didasari pertimbangan dan variabel
tertentu. Orang-orang cenderung memilih kekayaan, kedudukan, atau fisik rupawan sebagai
prioritas utama dalam menentukan pendamping hidup mereka. Cara pandang matrealistik untuk
maeraih kebahagiaan pernikahan  yang seperti ini ditentang oleh Islam. Dalam ajaran islam
variabel yang pertama dan diutamanakan adalah agama yang satu paket dengan akhlak yang
baik, karena agama dan akhlak yang baik akan membawa ketenangan dan kebahagiaan di dunia
dan di akhirat bagi pasangan dan anak-anaknya. Selain variabel agama, hendaklah seorang
muslim juga mempertimbangkan latar belakang keluarga masing-masing. Sebab pernikahan
tidak hanya menyatukan dua diri yang berbeda, melainkan juga dua keluarga yang berbeda.
Menurut islam wanita yang haram dan tidak boleh untuk dinikahi (Q.S. An-Nisa:22-23)
‫ت َعلَ ْي ُك ْم أُ َّمهَ|اتُ ُك ْم َوبَنَ|اتُ ُك ْم‬ْ ‫)حُ| ِّر َم‬22( ‫َواَل تَ ْن ِكحُ|وا َم|ا نَ َك َح آَبَ|ا ُؤ ُك ْم ِمنَ النِّ َس|ا ِء إِاَّل َم|ا قَ| ْد َس|لَفَ إِنَّهُ َك|انَ فَا ِح َش|ةً َو َم ْقتً|ا َو َس|ا َء َس|بِياًل‬
ُ َ ‫ض| ْعنَ ُك ْم َوأَخَ| َواتُ ُك ْم ِمنَ الر‬ َ ْ‫ت َوأُ َّمهَ||اتُ ُك ُم الاَّل تِي أَر‬ ِ ‫|ات اأْل ُ ْخ‬
‫|ات نِ َس|ائِ ُك ْم‬
ُ |َ‫َّض|ا َع ِة َوأ َّمه‬ ُ |َ‫خ َوبَن‬ِ َ ‫|ات اأْل‬
ُ |َ‫َوأَخَ| َواتُ ُك ْم َو َع َّماتُ ُك ْم َو َخ| ااَل تُ ُك ْم َوبَن‬
‫ُور ُك ْم ِم ْن نِ َس|ائِ ُك ُم الاَّل تِي َد َخ ْلتُ ْم بِ ِه َّن فَ|إ ِ ْن لَ ْم تَ ُكونُ||وا َد َخ ْلتُ ْم بِ ِه َّن فَاَل جُ نَ||ا َح َعلَ ْي ُك ْم َو َحاَل ئِ| ُل أَ ْبنَ||ائِ ُك ُم الَّ ِذينَ ِم ْن‬
ِ ‫َو َربَائِبُ ُك ُم الاَّل تِي فِي ُحج‬
)23( ‫أَصْ اَل بِ ُك ْم َوأَ ْن تَجْ َمعُوا بَ ْينَ اأْل ُ ْختَي ِْن إِاَّل َما قَ ْد َسلَفَ إِ َّن هَّللا َ َكانَ َغفُورًا َر ِحي ًما‬
Artinya:
22- Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada
masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-
buruk jalan (yang ditempuh).
23- Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-
saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu
yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak
perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara
perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam
pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan
isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan
diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam
perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau;
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

2.      Ragam ikhtiar  mencari pendamping hidup


Dalam islam, cara mencari jodoh ang disyariatkan adalah ta’aruf. Secara bahasa, ta’aruf adalah
perkenalan.   Dalam istilah agama, ta’aruf adalah proses pertemuan atau perkenalan seorang pria
dan wanita dalam suasana terhormat ditemani pihak ketiga dengan tujuan pendamping hidup.
Dalam proses ta’aruf itu sendiri pihak pria dan wanita dipersilahkan saling menanyakan berbagai
hal yang yang ingin diketahui, terutama terkait dengan keinginan masing-masing nanti saat
menjalani pernikahan. Agar tidak menimbulkan kekecewaan di lain hari, masing-masing pihak
diharuskan berkata jujur. Saat ta’aruf masing-masing pihak diperbolehkan bahkan dianjurkan
untuk melihat wajah calon pedamping dengan seksama untuk menimbulkan kemantapan pada
mereka. Apabila kedua belah pihak terdapat dan merasa adannya kecocokan, maka perlu
ditentukan tanggal pernikahannya. Dan apabila kedua belah pihak tidak ada kecocokan maka
mereka dapat dan diperbolehkan menghentikan perjodohan.
Metode dalam menetukan dan mencari pendamping hidup yang jelas halal dan dianjurkan oleh
agam islam adalah ta’aruf. Adapun metode lain seperti pacaran tidak perlu dipilih karena jelas di
haramkan oleh agama islam.
C.    Menjaga Kesucian Diri dengan Tidak Pacaran dan Berzinah
1.      Katakan “tidak” pada pacaran
Pacaran dalam pandangan penulis adalah akivitas cinta kasih yan dilakukan oleh laki-laki dan
perempuan tanpa ikatan pernikahan. Dalam rangka memberi penilaian yang obyektif tentang
pacaran, perlu dibhas terlebih dahulu keuntungan dan kerugian pacaran. Berikut ini adalah
keuntungan dan kerugian pacaran.
a.      Keuntungan pacaran
1)      Belajar mengenal karakter lawan jenis.
2)      Mendapatkan perhatian lebih dari orang lain, yakni pacar.
3)      Mudah menemukan tempat untuk menyampaikan keluhan, dan permasalahn yang sedang
dihadapi kepada pacar.
4)      Memiliki tempat untuk berbagi dalam keadaan suka maupun duka.
5)      Tidak merasa kesepian karena ada yang menemani dimanapun dan kapanpun.
6)      Ada yang mentrkatir makan, minum dan sebagainya.
7)      Antar-jemput gratis.
8)      Saran untuk mencari pendamping hidup agar mengenal dia dan tidak salah pilih.
9)      Senang, dan bahagia karena dapat menyalurkan rasa cinta dan dicintai.
10)  Menimbulkan motivasi dan semangat hidup.
11)  Saran untuk menyalurkan “hasrat” atau nafsu seksual.
Apabila dikaji lebih lanjut, keuntungan pacaran sesungguhnya tidak sepenuhnya berlaku pada
sepasang pacar. Malah bisa jadi keuntungan  si pacar malah menjadi kerugian bagi pacaranya.
b.      Kerugian pacaran
1)      Mengurangi waktu untuk diri sendiri.
2)      Menghambat kinerja otak, karena hanya memikirkan satu obyek (pacar).
3)      Mendorong orang untuk berbohong.
4)      Menghabiskan uang.
5)      Menghambat cita-cita.
6)      Sarana untuk mengumpulkan dosa.
7)      Hati menjadi tidak tenang dan resah.
8)      Perasaan cemburu dan gelisah karena takut ditinggal oleh sang pacar.
9)      Memicu timbulnya fitnah.
10)  Bisa jadi hilangnya kesucian diri.
11)  Menimbulkan aib bagi keluarga apabila berzinah dan sampai hamil.
12)  Menunda pernikahan karena keasyikan berpacaran.
13)  Menimbulkan efek sakit hati.
14)  Membatasi pergaulan dan wawasan karena dilarang oleg pacar.
15)  Memungkinkan terjadinya kekerasan secara fisik maupun psikis.
16)  Menyebabkan konflik dengan orang tua.
17)  Mengganggu studi dan kuliah.
Ditinjau dari sudut pandang ajaran islam, aktivitas pacaran pra nikah dengan beragam gayanya
adalah haram alias tidak bisa dibenarkan. Apapun gaya pacarannya apanila dilakukan sebelum
menikah hukumnya terlarang.
2.      Pacaran dan Perilaku Seksual Remaja.
Dampak pacaran yang sangat mengkhawatirkan adalah seks dan pergaulan bebas. Dalam
perkembangan zaman saat ini yang dimana segala informasi tentang seks dan pergaulan bebas
dapat diakses dengan mudah dan cepat, kontrol yang lemah dari orang tua dan kurangnya iman
yang membentengi diri dari pengaruh negatif dari perkembangan zaman menyebabkan remaja
zaman sekarang rentan untuk mencoba hal-hal yang baru yang cenderung negatif. Hal ini
menyebabkan para muda-mudi banyak yang menyalurkan hasrat seksual kepada orang yang
seharusnya mereka lindungi dan jaga kehormatannya, yakni pacar.
Dampak dari perilaku pacaran yang semacam ini amat merugikan idividu dan masyarakat.
Dalam konteks individu, pacaran yang bernuansa seks ini menyebabkan hilanyanya keperawanan
dan kesucian, keperjakaan, penyakit kelamin, kanker, hamil diluar nikah, aborsi, pernikahan dini
dan lain sebagainya. Sedangkan dalam konteks masyarakat, pacaran semacam ini berdampak
pada munculnya kasus pembuangan atau pembunuhan bayi, nikah hamil, membuat malu
keluarga, anak lahir tanpa pernikahan, rusaknya tatanan masyarakatm menipisnya budaya malu
dan sebagainya.
Dalam islam pelaku zina di bagi menjadi dua yakni Zina muhsan, yakni pelakunya sudah
menikah atau pernah menikah dan diancam dengan hukuman rajam sampai mati. Zina ghair
muhsan, yakni zina yang dilakukan oleh orang yang dilakukan oleh orang yang belum pernah
menikah, hukumannya adalah dicambuk sebanyak 100 kali dan diasingkan selama satu tahun.
3.      Manajemen Hati Agar tidak Berpacaran
Pacaran diakukan oleh seseorang atas dasar cinta, oarng yang sedang jatuh cinta umumnya ingin
menyalurkan gelora rasa cinta tersebut kepada orang yang dia cintai antara lain dengan cara
ngobrol berdua, berpegangan, berdekatan, berpelukan.
Mungkin saja bagi pelajar muslim yang sedang di landa gelora cinta yang sangat besar dan tidak
menyalurkan perasaan tersebut kedalam bentuk pacaran. Berikut ini beberapa cara yang dapat
dilakukan :
1.      Menyadari bahwa pacaran hukumnya haram dan mendatangkan dosa.
2.      Menyadari beragam dampak negatif dari pacaran yang terjadi di sekitar kita.
3.      Meyakini bahwa jodoh kita sudah ditentukan oleh Allah SWT, dan menjalankan perintah
Allah untuk tidak pacaran.
4.      Diniati untuk puasa pacaran, menahan diri sampai menikah.
5.      Fokuskan segala pikiran, usaha dan tenaga untuk studi dan mencapai cita-cita.
6.      Bertekad untuk membahagiakan orang tua.
7.      Bertemanlah dengan banyak orang yang baik.

D.    Meraih Keluarga Berkah dalam Bingkai Pernikahan


Dalam bahasa Arab, barokah atau berkah bermakna tetapnya sesuatu, dan bisa juga bermakna
bertambah atau berkembangnya sesuatu. Sebuah kenikmtan dipandang berkah apabila
meningkatkan kebaikan orang yang memiliki nikmat tersebut.
1.      Ciri keluarga berkah
Keluarga berkah adalah keluarga yang baik, yang membawa kebaikan kepada pada diri mereka
dan orang lain. Merujuk kepada (Q.S Ar-Rum:21), keluarga berkah adalah keluarga
yang sakinah (tenang, tentram), mawaddah (penuh cinta), rahmah (diliputi kasih). Intinya,
keluarga berkah membuat semua anggotanya menjadi tenang, nyaman dan bahagia.
Keluarga berkah ditandai dengan meningkatnya keiamanan anggota keluarga. Yang menjadikan
kualitas pribadi-pribadi dalam keluarga tersebut berkembang menuju kebaikan; sikap semakin
matang, bertambah bijak dan bertambah wawasan, akhlak akan semakin baik.anak yang soleh
dan solehah adalahciri dari keluarga berkah.
2.      Upaya Meraih Keluarga Berkah
a.      Sebelum menikah
1)      Menata niat menikah untuk mencari ridho Allah SWT.
2)      Tidak berpacaran.
3)      Memilih calon pendamping hidup yang sesuai dengan pedoman pandangan islam.
4)      Menyiapkan diri secara fisik dan psikis.
5)      Bermusyawarah dengan orang tua agar meperoleh restu atau dukungan.
b.      Saat akad nikah
1)      Menjaga agar niat tetap lurus.
2)      Minta di doakan oleh orang tua dan orang-orang yang soleh.
3)      Memenuhi syarat dan rukun pernikahan.
a.       Syarat sahnya nikah :
1.      Masing-masing kedua mempelai telah ditentukan, baik dengan isyarat, nama atau sifat atau
semacamnya.
2.      Kerelaan kedua mempelai.
3.      Yang melakukan akad bagi pihak wanita adalah walinya.
4.      Adanya saksi dalam akad nikah. Syarat untuk wali adalah berakal; baligh; merdeka; islam.
5.      Adil, bukan fasik.
6.      Laki-laki.
7.      Bijak.
b.      Rukun akad nikah :
1.      Adanya kedua mempelai yang tidak memiliki penghalang keabsahan nikah.
2.      Adanya penyerahan (ijab), yang diucapkan wali.
3.      Adanya penerimaan (qabul).
4.      Adanya dua orang saksi.
5.      Adanya mahar.
c.       Saat Menjalani Kehidupan Rumah Tangga
1)      Mempertahakan motivasi menjalankan pernikahan untuk tujuan beribadah.
2)      Menjadikan ridho Allah sebagai pedoman dalam berumah tangga.
3)      Nafkah yang halal.
4)      Suami istri yang menjalankan tugas dan kewajiban dengan baik.
5)      Memperlakuakan pasangan dengan baik.
6)      Saling membantu dalam mengerjakan urusan rumah tangga.
7)      Bersikap toleran terhadap pasangan.
8)      Membiasakan bersikap sabar dan syukur.
9)      Berbuak adil dan bijak.
10)  Bermusyawarah dalam memutuskan permasalahan.
E.     Ragam Pernikahan Kontroversial
1.      Poligami : Menikahi banyak istri
(QS. 4;3)
Artinya : “Dan jika kalian khawatir tidak akan dapat berlaku adil terhadap hak-hak perempuan
yatim (bilamana kalian menikahinya), maka nikahilah wanita-wanita lain yang kalian senangi:
dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kalian khawatir tidak dapat berlaku adil maka nikahilah
seorang wanita saja atau budak-budak perempuan yang kalian miliki. Yang demikian itu lebih
dekat untuk kalian tidak berlaku aniaya.”                 
Ayat ini tidak mewajibkan pligami atau menganjurkannya, ayat tersebut hanya menjelaskan
tentang bolehnya poligami dan itupun merupakan pintu kecil yang dapat dilalui oleh yang amat
mebutuhkan dan dengan syarat yaang tidak ringan.
Al-quran tidak membuat peraturan tentang poligami, karena poligami telah dikenal dan
dilaksanakan oleh penganut berbagai syariat agama serta adat istiadat masyarakat sebelum
turunnya ayat ini.
Menurut islam seorang laki-laki yang mmebutuhkan dan sudah memenuhi syarat untuk
berpoligami dalam arti yang sudah siap secara fisik dan psikis, terdapat batas yang tidak boleh
untuk dilalui, laki-laki hanya boleh memiliki 4 istri, dengan syarat adil dalam hal nafkah fisik.
Jika laki-laki masih belum bisa adil maka laki-laki hanya diperbolehkan menikahi seorang
wanita.
2.      Nikah Mut’ah
Nikah mut’ah adalah pernikahan yang memiliki jangka waktu atau yang biasa kita sebut dengan
“kawin kontrak”. Imam-imam madzhab sepakat bahwa nikah mut’ah adalah haram hukumnya.
Dinamakan mut’ah karena laki-laki hanya memanfaatkan dan menikmati perkawinan hanya
untuk bersenang-senang hingga tempo waktu yang telah disepakati. Selain menyalahgunakan
fungsi pernikahan yang utuk beriadah dan mengharap ridho Allah nikah jenis ini juga jelas
sangat merugikan pihak wanita. Dalam perkawinan ini tidak memiliki hukum sebagiman yang
tercantum dalam al-qur’an tentang perkawinan, talak, iddah, dan warisan.
3.      Pernikahan Beda Agama
Wanita muslim tidak halal kawin dengan laki-laki bukan muslim, karena seorang lelaki
mempunyai hak kepemimpinan bagi istrinya dan istri wajib taat kepadanya, maka tidak boleh
orang kafir atau musyrik menjadi pemimpin dan menguasai wanita muslimah.
Seorang laki-laki muslim juga dilarang untuk menikahi wanita yang bukan muslim atau berbeda
agama. Menurut (QS. Al –Baqarah:221) :

Artinya : “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia
menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita
mukmin) hingga mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang
musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke
surga dan ampunan dengan izinNya. Dan Allah menerangkan ayat-ayatNya (perintah-
perintahNya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (QS. Al-Baqarah : 221).

“janganlah kamu menikah dengan perempuan-perempuan musyrik, kecuali mereka telah


beriman” ayat ini menunjukkan di haramkannya menikah dengan perempuan kafir atau musyrik. 

Anda mungkin juga menyukai