Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN LIMBAH

METODE BIOLOGIS

kelompok C

ROBI GUNAWAN
BAMBANG TRI PAMUNGKAS
LIN SATRIA
INDRI SAFITA SAKKE
Pengertian Limbah
Pengolahan Limbah Secara Biologis

Pengolahan secara aerobik

Pengolahan secara anaerobik

Lagoon
Pengolahan secara irigasi
pengertian Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses
produksi baik industry maupun domestic (rumah tangga),
yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai
ekonomis.
Pengolahan Limbah Secara Biologis

yaitu pengolahan (treatmeant) air limbah dengan


mendayagunakan mikroorganisme untuk mendekomposisi
bahan bahan organic yang terkandung dalam air limbah
menjadi bahan yang kurang menimbulkan potensi bahaya
misalnya keracunan .
Pengolahan
Pengolahan secara
secara anaerobik
anaerobik

1 2
UASB (Upflow Anaerobic
Sludge Blanket).
Pencerna Anaerob

UASB pada dasarnya sama


Tangki pencerna enaerob adalah
dengan pencerna anaerob,
sebuah tangki kedap udara yang
perbedaannya terletak pada cara
dialiri air limbah. Di dalam tangki
pengaliran air limbah.
ini, air limbah mengalami proses
penguraian oleh bakteri anaerob.
Berdasarkan jumlah tahapan reaksi dalam pengolahan secara anaerobik
terdapat 2 macam sistem pengolahan yaitu Pengolahan Satu Tahap dan
Pengolahan Dua

1 2

Pengolahan Satu Tahap


Pengolahan Dua Tahap
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses
Anaerobik

Temperatur
01
pH (keasaman) 02
03 Konsentrasi Substrat

Zat Baracun 04
Penguraian dengan proses anaerobik secara
umum dapat disederhanakan menjadi 2 tahap:

Tahap
pembentukan 1
asam

Tahap
pembentukan 2
metana
e
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Anaerobik

Zat Baracun

Tempratur
04

Konsentrasi Substrat
03

02 Zat Beracun
01
Pada proses pengolahan secara biologi anaerob terjadi empat (4) tahapan
proses yang terlibat diantaranya : 

Proses hydrolysis 

Proses Acidogenisis 
04

Proses Acetogenisis 
03

02 Proses Methanogenisis 
01
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam operasional pengolahan air limbah
secara biologi anaerob ini adalah :

01 Laju alir air limbah masuk

02 Bahan media porous

Saturn
03 SatPenyusunan media porous n
has several rings
Perbedaan mendasar pengolahan air limbah secara biologi
anaerob dengan aerob adalah : 

Pada pengolahan air limbah secara biologi anaerob, bahan organic


(COD) dikonversi menghasil 90% menjadi gas CH4, dan CO2 dan 10%
nya lumpur. Gas-gas yang dihasilkan dapat dimurnikan dengan proses
absorbsi gas CO2, sehingga dihasilkan gas CH4 murni yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bakar.

Pada pengolahan air limbah secara biologi aerob, bahan organic (COD)
dikonversi menghasil 50% panas (gas CO2)  dan 50% nya lumpur. Ini
menunjukan pada pengolahan air limbah secara biologi anaerob akan
menghasilkan lumpur jauh lebih kecil dibanding pengolahan secara
biologi aerob 
Waktu pengolahan air limbah secara biologi anaerob lebih lama
dibandingkan dengan pengolahan air limbah secara biologi aerob.
Keunggulan proses anaerobik dibandingkan proses Beberapa kelemahan Penguraian anaerobik:
aerobik adalah sebagai berikut :
•Lebih Lambat dari proses aerobik.
• Proses anaerobik dapat segera menggunakan CO2 yang ada
sebagai penerima elektron. Proses tersebut tidak •Sensitif oleh senyawa toksik.
membutuhkan oksigen dan pemakaian oksigen dalam proses
penguraian limbah akan menambah biaya pengoperasian. •Start up membutuhkan waktu lama.

•Penguraian anaerobik menghasilkan lebih sedikit lumpur (3- •Konsentrasi substrat primer tinggi.
20 kali lebih sedikit dari pada proses aerobik), energi yang
dihasilkan bakteri anaerobik relatif rendah.

•Proses anaerobik menghasilkan gas yang bermanfaat, metan.


Gas metan mengandung sekitar 90% energi dengan nilai kalori
9.000 kkal/m3, dan dapat dibakar ditempat proses penguraian
atau untuk menghasilkan listrik.

•Penguraian anaerobik cocok untuk limbah industri dengan


konsentrasi polutan organik yang tinggi.

•Memungkinkan untuk diterapkan pada proses Penguraian


limbah dalam jumlah besar.
Pengolahan
Pengolahan secara
secara aerobik
aerobik
2
1
Pengolahan Film Biologi
Proses Lumpur Aktif
Sedangkan yang termasuk
tipe pengolahan film biologi,
Pengolahan secara aerobik,
meliputi proses lumpur aktif antara lain saringan tetes
(pertumbuhan tersuspensi) dan (trickling filter), cakram
pengolahan film biologi biologi (RBC = Rotating
(pertumbuhan lekat). Proses Biological Contactor), aerasi
lumpur aktif memiliki beragan kontak (contact aeration),
tipe , yakni tipe konvensional proses filter biologi (biofilter)
/standar, aerasi diperluas
dan proses media unggun
(extended aeration), proses bebas
bulk (lumpur tak bisa biologi.
mengendap), parit oksidasi
(oxidation ditch), proses
nitrifikasi dan denitrifikasi.
PROSES LUMPUR AKTIF (ACTIVATED SLUDGE PROCESS)
 
Pengolahan air limbah dengan metode pertumbuhan tersuspensi (suspended growth)
umumnya diaplikasikan sebagai Proses Lumpur Aktif. Istilah lumpur aktif ini identik dengan
mikroorganisme aktif, karena mikroorganisme yang dipergunakan dalam pengolahan air
limbah jumlahnya cukup besar (pekat) dan menyerupai lumpur, maka diberi istilah lumpur
aktif.
 
Model pengolahan air limbah dengan metode pertumbuhan tersuspensi yang dikenal
dengan lumpur aktif "KONVENSIONAL" seperti berikut : 
Langkah operasional lumpur aktif sebagai berikut :

1. Pembiakan mikroorganisme, pembiakan mikroorganisme dimaksudkan untuk menumbuhkan


mikroorganisme yang akan diaplikasikan pada pengolahan air limbah. Pembiakan mikroorganisme
dilakukan dengan memasukan mikroorganisme kedalam tangki aerasi (aeration tank).

2. Air limbah yang telah terkondisi sesuai lingkungan mikroorganisme (pH normal dan temperatur
lingkungan serta kandungan logam berat kecil) dipompa dialirkan menuju tangki aerasi.

3. Air limbah yang tercampur dengan mikroorganisme pada tangki aerasi akan keluar dari
tangki aerasi menuju tangki clarifier.

4. Mikroorganisme yang keluar dari bagian bawah clarifier, sebagian besar dipompa dan dialirkan
kembali ke tangki aerasi untuk proses berikutnya, dan sebagian kecil dibuang.

5. Mikroorganisme yang terbuang dari clarifier perlu dilakukan pengelolaan lebih lanjut sehingga
tidak mencemari lingkungan. Proses yang umum dipergunakan untuk pengelolaan
mikroorganisme ini adalah Dewatering (pengurangan kadar air) dan Pengeringan (Drying). Hasil
pengolahan mikroorganimse berupa limbah padat yang dikenal dengan “BIOSOLID”.
Sistem Pengolah Limbah Lumpur Aktif PT. UNITEX
FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
APLIKASI LUMPUR AKTIF   

Kualitas air limbah 


Laju alir air limbah

Konsentrasi mikroorganisme
didalam tangki aerasi
Injeksi udara

Distribusi Udara
Laju alir (recycle)
mikroorganisme
PENGEMBANGAN MODEL LUMPUR AKTIF KONVENSIONAL

Model Kontak-Stabilisasi (Contact-


Stabilization)

Model Kolam Oksidasi (oxidation Ditch)

Kolam Besar Aerasi (Aerated lagoons)


K A/I

T A

Lagoon merupakan kolam yang didalamnya terjadi proses aerob, fakultatip


dan anaerob, sesuai kedalaman air. Pasokan oksigen mengandalkan dari
proses alam, yakni oksigen dari udara yang melarut kedalam air dan
oksigen yang berasal dari fotosintesis tumbuhan air. Kadang lagoon disertai
juga dengan aerator untuk menambah oksigen terlarut pada air (aerated
lagoon)

LIMBAHT
Keuntungan dari sistem pengolahan  Kelemahan dari sistem pengolahan aerobik
aerobik ini antara lain: antara lain:
1. Membutuhkan energi relatif lebih besar karena
1. Tidak membutuhkan lahan yang luas dibanding adanya penambahan oksigen dengan proses aerasi
anaerobik untuk debit limbah yang sama, karena
2. Pada pengolahan aerobik konvensional
waktu tinggal yang dibutuhkan untuk mengolah relatif
menghasilkan lumpur yang cukup besar dari proses
lebih cepat ( 6 – 24 jam)
pengolahannya, karena fase pertumbuhan biomass
2. Mampu untuk menerima fluktuasi beban organik cukup besar
meskipun tidak terlalu besar (fluktuasi beban yang
3. Pada jenis pengolahan limbah aerobik konvensional
mampu diterima terbatas)
membutuhkan pengolahan lumpur, karena lumpur
3. Pemecahan masalah dalam pengoperasiannya lebih yang dihasilkan relatif tidak stabil
mudah dibanding dengan sistem anaerobik.
4. Membutuhkan bangunan tambahan untuk
4. Tingkat efisiensi pengolahan cukup tinggi untuk memisahkan lumpur dengan air hasil olahan
limbah organik dengan konsentrasi kecil sampai sebelum dibuang.
medium.
5. Lebih tidak tahan terhadap shock loading yang
5. Tidak menimbulkan bau jika dalam prosesnya terlalu besar.
berjalan dengan baik
K A/I

T A

Pengolahan secara irigasi (land treatment) adalah mengolah air limbah


dengan cara untuk mengairi tanaman atau rumput. Air limbah yang
mengandung bahan organik biodegradable berpotensi sebagai penyubur
tanaman. Air limbah yang mengandung logam berat dapat digunakan
untuk penyiraman hutan bambu yang berlokasi jauh dari pemukiman
dan sumber air. Logam berat akan terakumulasi pada batang bambu.
Selanjutnya air limbah akan mengalami proses pembersihan secara
alami melalui mekanisme penguraian oleh jasad renik dan filtrasi oleh
tanah dan batuan lainnya.
 

LIMBAHT
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai